Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERKULIAHAN 12

POTENSI ANCAMAN BAGI KETAHANAN BANGSA DI ERA GLOBAL

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Oleh:

Wulan Sani Efendi 211211826


Kelas 2A

Dosen Pengampu

Hidayatul Fajri

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya dan semoga sholawat beserta salam yang senantiasa
tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan
juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dengan begitu penulis dapat
menyusun tugas yang berjudul Potensi Ancaman Bagi Ketahanan Bangsa di Era Global.
Tugas ini disusun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan .
Dalam penyusunan tugas ini, tidaklah lepas dari kendala dan hambatan yang penulis
hadapi, namun penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat
dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala dan hambatan yang
penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Hidayatul Fajri selaku dosen mata kuliah Kewarganegaraan.

2. Orang tua yang senantiasa mendukung terselesaikannya tugas ini


3. Rekan-rekan seperjuangan dengan program studi S1 Keperawatan yang saling
mengingatkan dan memotivasi penulis dalam penyusunan tugas ini

Penulis menyadari dalam penulisan tugas ini tentunya masih banyak kekurangan,
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran
penulis harapkan untuk kesempurnaan tugas yang akan datang.

Harapan dan tujuan penulis semoga tugas skenario ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat bermanfaat untuk semua pihak termasuk penulis, dan semoga apa yang telah penulis
pelajari diberkahi oleh Allah SWT, Aamiin allahhuma aamiin.

Padang, 13 November 2022

Penulis
TUGAS PERKULIAHAN 12

ESSAY TERKAIT BAGAIMANA INDONESIA MEMPOSISIKAN DIRINYA DI


DALAM PERGAULAN DUNIA, TERUTAMA PERSAINGAN ANTARA
AMERIKA SERIKAT DAN CHINA. APAKAH INDONESIA HARUS TETAP
MENGANUT POLITIK BEBAS AKTIF DI DALAM HUBUNGAN DENGAN
NEGARA-NEGARA LAIN.

Pemilihan Presiden AS selalu mendapatkan perhatian dunia, sebab pengaruh yang


dimunculkan pada dunia berkaitan dengan siapa pemimpin negara tersebut. Kemenangan
Donald Trump pada Pemilu 2016 diproyeksikan akan memberikan warna berbeda terhadap
kebijakan luar negeri Amerika Serikat, khususnya dalam aspek hubungan ekonomi dan
politik internasional. Sementara, masyarakat dunia terus mengikuti proses administrasi
transisi kepimpinan AS dan mencoba memprediksi dampak kebijakan Trump, termasuk di
bidang politik luar negeri, ekonomi, dan sosial, terhadap stabilitas domestik AS dan situasi
global.
Dalam kaitan tersebut, bagi Indonesia, perlu dikaji tren kebijakan yang akan
diterapkan oleh AS di bawah kepemimpinan Presiden Trump. Ada dua hal yang menjadi
dasar kebijakan Trump untuk pendekatan politik luar negeri mereka. Pertama, Donald Trump
menganut Ekonomi Realisme, dimana semua hubungan adalah Zero Sum. Adanya kompetisi
dan Trump meyakini AS harus menang dalam kompetisi. Kedua, Trump meyakini bahwa
politik internasional is about the great power politics. Maksudnya, politik internasional
adalah milik negara-negara besar. Maka Trump akan mendekatkan AS pada negara-negara
besar dan mengesampingkan negara kecil,
Menurut saya politik luar negeri bebas aktif bagi Indonesia di masa sekarang ini sudah
tidak relevan lagi, sebab hal tersebut sudah tidak sinkron dengan keadaan Indonesia saat ini.
Sejak tahun 1948, Bung Hatta mengarahkan ke politik luar negeri yang pragmatis, bukan
yang non blok. Saat ini ada salah persepsi tentang politik luar negeri bebas aktif. Ini menjadi
belenggu seolah politik luar negeri bebas aktif itu non-blok.
Di bidang ekonomi, Trump pada masa kampanye juga mengesankan kecenderungan
untuk meninjau berbagai kesepakatan perdagangan bebas seperti North American Free Trade
Agreement (NAFTA) dan Trans Pasific Partnership (TPP), yang dinilai merugikan AS dan
menyebabkan peningkatan defisit perdagangan serta mengalihkan lapangan kerja ke luar
negeri yang merugikan tenaga kerja AS.
Di sisi lain, perhatian Trump di bidang perdagangan juga banyak tertuju pada
Tiongkok sebagai salah satu pesaing utama AS. Trump berencana mengenakan bea masuk
yang tinggi atas impor Tiongkok dan menghentikan subsidi ekspor Tiongkok. Tiongkok
merupakan negara paling defisit nomor 1, sementara Indonesia di nomor 12.
Sementara itu, Prof. Bambang Cipto, M. A, Mantan Rektor UMY yang juga menjadi
pembicara mengatakan, tujuan utama politik luar negeri Trump ini tidak lepas dari slogan
kampanyenya, yakni Make America Great Again. Dalam hal politik, Trump mempunyai
tujuan untuk mengalahkan teroris dan radikalisme Islam. Bahkan dia menyatakan dengan
jelas tidak segan mengerahkan militer untuk menghilangkannya. Sementara tujuan
ekonominya, dengan latar belakang bussinesman tentu saja untuk memperkuat perdagangan
internasional.
Tetapi, pada dasarnya, hubungan internasional merupakan hal yang penting untuk
Indonesia. Sebab, hubungan ini dapat mendukung kelangsungan hidup dan menjaga
kedaulatan Tanah Air. Melalui hubungan internasional, Indonesia bisa menjalin persahabatan
dengan negara lain dan mendukung perdamaian internasional. Selain itu, hubungan ini juga
dapat menghindarkan Indonesia dari konflik dengan negara lain.
Hubungan internasional juga turut mendatangkan sejumlah manfaat untuk bidang
perekonomian. Hubungan ini dapat memperluas kesempatan kerja di Indonesia. Di sisi lain,
Indonesia juga dapat memenuhi barang kebutuhan yang berasal dari negara lain untuk
mendukung kesejahteraan rakyatnya.
Selama ini, Indonesia telah menjalin hubungan internasional dengan beberapa negara.
Mulai dari Singapura, Arab Saudi, hingga China. Berikut contoh hubungan internasional yang
dijalin Indonesia:
 Hubungan bilateral Singapura dan Indonesia dalam ekonomi serta industri.
 Hubungan bilateral Indonesia dan Arab Saudi dalam bidang agama.
 Hubungan bilateral Sri Lanka dan China dalam wisata serta ekonomi.
 International Monetary Fund (IMF)
 World Trade Organization (WTO)
 Asian Productivity Organization (APO)
Indonesia menganut prinsip kebijakan politik luar negeri bebas aktif. Bebas aktif
adalah politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap
permasalahan internasional dan tidak mengikatkan diri pada satu kekuatan tertentu. Prinsip
politik luar negeri ini secara aktif memberikan sumbangan, dalam bentuk pemikiran maupun
partisipasi aktif dalam menyelesaikan konflik, demi terwujudnya ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Prinsip ini pertama kali
disampaikan oleh Mohammad Hatta dalam pidatonya yang berjudul Mendayung di Antara
Dua Karang pada tanggal 2 September 1948 dalam sidang Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat (BP-KNIP).
Berdasarkan dari tujuan dari politik bebas aktif Indonesia yaitu:
1. Menjaga kedaulatan negara dan memertahankan kemerdekaan bangsa
2. Menjaga netralitas Indonesia di kancah internasional dengan tetap aktif dalam
menciptakan perdamaian dunia
3. Memperbaiki persaudaraan antarbangsa sendiri sebagai citra dari semangat
Pancasila
Pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia haruslah merupakan pencerminan
ideologi bangsa. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia merupakan landasan idiil yang
mempengaruhi dan menjiwai politik luar negeri Republik Indonesia.
Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif berdasar atas hukum dasar, yaitu
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional yang tidak lepas dari tujuan
nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 alinea keempat.
Garis-garis Besar Haluan Negara adalah landasan operasional politik luar negeri
Republik Indonesia, yakni suatu landasan pelaksanaan yang menegaskan dasar, sifat, dan
pedoman perjuangan untuk mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia.
Pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia tidak dapat dipisahkan dari
konsepsi Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan bangsa
Indonesia berdasarkan Wawasan Nusantara dalam rangka mewujudkan daya tangkal dan daya
tahan untuk dapat mengadakan interaksi dengan lingkungan pada suatu waktu sedemikian
rupa, sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan kehidupan bangsa
Indonesia untuk mencapai tujuan nasional, yakni suatu masyarakat adil dan makmur dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai