Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERKULIAHAN 12

POTENSI ANCAMAN BAGI KETAHANAN BANGSA DI ERA GLOBAL

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Oleh:

Slandion Hidayat 211211923


Kelas 2C

Dosen Pengampu

Hidayatul Fajri

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya dan semoga sholawat beserta salam yang senantiasa
tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, dan
juga kepada para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Dengan begitu penulis dapat
menyusun tugas yang berjudul Potensi Ancaman Bagi Ketahanan Bangsa di Era Global.
Tugas ini disusun untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Kewarganegaraan .
Dalam penyusunan tugas ini, tidaklah lepas dari kendala dan hambatan yang penulis
hadapi, namun penulis menyadari kelancaran dalam penyusunan tugas ini tidak lain berkat
dorongan, bantuan, dan bimbingan semua pihak, sehingga kendala dan hambatan yang penulis
hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Hidayatul Fajri selaku dosen mata kuliah Kewarganegaraan.

2. Orang tua yang senantiasa mendukung terselesaikannya tugas ini


3. Rekan-rekan seperjuangan dengan program studi S1 Keperawatan yang saling
mengingatkan dan memotivasi penulis dalam penyusunan tugas ini

Penulis menyadari dalam penulisan tugas ini tentunya masih banyak kekurangan,
mengingat akan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran
penulis harapkan untuk kesempurnaan tugas yang akan datang.

Harapan dan tujuan penulis semoga tugas skenario ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat bermanfaat untuk semua pihak termasuk penulis, dan semoga apa yang telah penulis
pelajari diberkahi oleh Allah SWT, Aamiin allahhuma aamiin.

Padang, 17 November 2022

Penulis
TUGAS PERKULIAHAN 12

ESSAY TERKAIT BAGAIMANA INDONESIA MEMPOSISIKAN DIRINYA DI


DALAM PERGAULAN DUNIA, TERUTAMA PERSAINGAN ANTARA
AMERIKA SERIKAT DAN CHINA. APAKAH INDONESIA HARUS TETAP
MENGANUT POLITIK BEBAS AKTIF DI DALAM HUBUNGAN DENGAN
NEGARA-NEGARA LAIN

Menurut saya politik luar negeri bebas aktif bagi Indonesia di masa sekarang ini sudah
tidak relevan lagi, sebab hal tersebut sudah tidak sinkron dengan keadaan Indonesia saat ini.
Sejak tahun 1948, Bung Hatta mengarahkan ke politik luar negeri yang pragmatis, bukan yang
non blok. Saat ini ada salah persepsi tentang politik luar negeri bebas aktif. Ini menjadi
belenggu seolah politik luar negeri bebas aktif itu non-blok. Pemilihan Presiden AS selalu
mendapatkan perhatian dunia, sebab pengaruh yang dimunculkan pada dunia berkaitan dengan
siapa pemimpin negara tersebut. Kemenangan Donald Trump pada Pemilu 2016 diproyeksikan
akan memberikan warna berbeda terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat, khususnya
dalam aspek hubungan ekonomi dan politik internasional. Sementara, masyarakat dunia terus
mengikuti proses administrasi transisi kepimpinan AS dan mencoba memprediksi dampak
kebijakan Trump, termasuk di bidang politik luar negeri, ekonomi, dan sosial, terhadap
stabilitas domestik AS dan situasi global.
Dalam kaitan tersebut, bagi Indonesia, perlu dikaji tren kebijakan yang akan diterapkan
oleh AS di bawah kepemimpinan Presiden Trump. Ada dua hal yang menjadi dasar kebijakan
Trump untuk pendekatan politik luar negeri mereka. Pertama, Donald Trump menganut
Ekonomi Realisme, dimana semua hubungan adalah Zero Sum. Adanya kompetisi dan Trump
meyakini AS harus menang dalam kompetisi. Kedua, Trump meyakini bahwa politik
internasional is about the great power politics. Maksudnya, politik internasional adalah milik
negara-negara besar. Maka Trump akan mendekatkan AS pada negara-negara besar dan
mengesampingkan negara kecil,
Di bidang ekonomi, Trump pada masa kampanye juga mengesankan kecenderungan
untuk meninjau berbagai kesepakatan perdagangan bebas seperti North American Free Trade
Agreement (NAFTA) dan Trans Pasific Partnership (TPP), yang dinilai merugikan AS dan
menyebabkan peningkatan defisit perdagangan serta mengalihkan lapangan kerja ke luar negeri
yang merugikan tenaga kerja AS.
Di sisi lain, perhatian Trump di bidang perdagangan juga banyak tertuju pada Tiongkok
sebagai salah satu pesaing utama AS. Trump berencana mengenakan bea masuk yang tinggi
atas impor Tiongkok dan menghentikan subsidi ekspor Tiongkok. Tiongkok merupakan negara
paling defisit nomor 1, sementara Indonesia di nomor 12.
Sementara itu, Prof. Bambang Cipto, M. A, Mantan Rektor UMY yang juga menjadi
pembicara mengatakan, tujuan utama politik luar negeri Trump ini tidak lepas dari slogan
kampanyenya, yakni Make America Great Again. Dalam hal politik, Trump mempunyai tujuan
untuk mengalahkan teroris dan radikalisme Islam. Bahkan dia menyatakan dengan jelas tidak
segan mengerahkan militer untuk menghilangkannya. Sementara tujuan ekonominya, dengan
latar belakang bussinesman tentu saja untuk memperkuat perdagangan internasional.
Tetapi, pada dasarnya, hubungan internasional merupakan hal yang penting untuk
Indonesia. Sebab, hubungan ini dapat mendukung kelangsungan hidup dan menjaga kedaulatan
Tanah Air. Melalui hubungan internasional, Indonesia bisa menjalin persahabatan dengan
negara lain dan mendukung perdamaian internasional. Selain itu, hubungan ini juga dapat
menghindarkan Indonesia dari konflik dengan negara lain.
Hubungan internasional juga turut mendatangkan sejumlah manfaat untuk bidang
perekonomian. Hubungan ini dapat memperluas kesempatan kerja di Indonesia. Di sisi lain,
Indonesia juga dapat memenuhi barang kebutuhan yang berasal dari negara lain untuk
mendukung kesejahteraan rakyatnya.
Indonesia menganut prinsip kebijakan politik luar negeri bebas aktif. Bebas aktif adalah
politik luar negeri yang bebas menentukan sikap dan kebijaksanaan terhadap permasalahan
internasional dan tidak mengikatkan diri pada satu kekuatan tertentu. Prinsip politik luar negeri
ini secara aktif memberikan sumbangan, dalam bentuk pemikiran maupun partisipasi aktif
dalam menyelesaikan konflik, demi terwujudnya ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Prinsip ini pertama kali disampaikan oleh
Mohammad Hatta dalam pidatonya yang berjudul Mendayung di Antara Dua Karang pada
tanggal 2 September 1948 dalam sidang Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (BP-
KNIP).
Berdasarkan dari tujuan dari politik bebas aktif Indonesia yaitu:
1. Menjaga kedaulatan negara dan memertahankan kemerdekaan bangsa
2. Menjaga netralitas Indonesia di kancah internasional dengan tetap aktif dalam
menciptakan perdamaian dunia
3. Memperbaiki persaudaraan antarbangsa sendiri sebagai citra dari semangat
Pancasila
Pelaksanaan politik luar negeri Republik Indonesia haruslah merupakan pencerminan
ideologi bangsa. Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia merupakan landasan idiil yang
mempengaruhi dan menjiwai politik luar negeri Republik Indonesia.
Pelaksanaan politik luar negeri yang bebas aktif berdasar atas hukum dasar, yaitu
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional yang tidak lepas dari tujuan
nasional bangsa Indonesia sebagaimana termaktub di dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 alinea keempat.

Anda mungkin juga menyukai