SISTEM PENGENDALIAN
MANAJEMEN
Asmanto (130910022)
Canon Fujimi (130910102)
Firdalia (130910148)
Hartati (130910160)
Ita Yelly (130910162)
Rudi Hartono (130910188)
Shanti Diana (130910069)
Susanti (130910084)
Yuliati (130910202)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga memungkinkan penulis dapat menyelesaikan Tugas Mandiri yang
diberikan oleh dosen mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen dengan tepat waktu yaitu
menyusun sebuah diktat dengan judul Sistem Pengendalian Manajemen.
Pembahasan buku ini mendasarkan pada beberapa buku teks, terutama buku favorit
penulis Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan, serta buku teks lainnya yang tertera pada
daftar pustaka.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Karena itu, kritik dan saran
akan senantiasa penulis terima dengan senang hati. Harapan penulis semoga buku ini dapat
bermanfaat dan memberikan motivasi khususnya bagi penulis sendiri dan para pembaca pada
umumnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa bekenan membalas kebaikan semua pihak yang
telah membantu.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 KARAKTERISTIK SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pendahuluan 2
Konsep Dasar 2
Batasan Pengendalian Manajemen 4
Pengendalian Manajemen 5
Sistem Pengendalian Manajemen 6
Pengendalian Tugas 8
Teori Kontijensi Desain Organisasi 10
BAB 2 TUJUAN DAN STRATEGI
PERUSAHAAN
Pendahuluan 14
Tujuan (Goals) 14
Konsep Strategi 18
BAB 3 PERILAKU DALAM ORGANISASI
Pendahuluan 28
Keselarasan Tujuan 28
Teori Motivasi Kerja 29
Sistem Pengendalian Formal 33
Tipe-Tipe Organisasi 34
Fungsi Controller 35
BAB 4 PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN:
PUSAT BIAYA DAN PUSAT PENDAPATAN
Pendahuluan 38
Pusat Pertanggungjawaban 38
Pusat Pendapatan 40
Pusat Biaya 41
Pusat Biaya Administrasi & Umum 43
Pusat Penelitian & Pengembangan 44
Pusat Pemasaran 45
iii
iv
BAB 1
KARAKTERISTIK SISTEM
PENGENDALIAN MANAJEMEN
PENDAHULUAN
Suatu organisasi yang menjalankan sejumlah aktivitas memulai kegiatannya dengan
melakukan proses perencanaan. Perencanaan dilakukan melalui aktivitas yang melibatkan
individu-individu. Aktivitas inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi. Yang
sering dilakukan adalah adanya kesadaran individu sebagai makhluk juga mempunyai
keinginan-keinginan atau tujuan pibadi. Tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan
organisasi, bisa juga tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan mengakibatkan tujuan organisasi
atau tujuan individu tidak tercapai. Untuk itu diperlukan suatu pengendali kerja sehingga
tujuan individu bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal
tersebut adalah adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
KONSEP DASAR
SISTEM
Sistem adalah suatu kegiatan yang telah ditentukan caranya dan biasanya dilakukan berulangulang. Dalam konteks sistem pengendalian manajemen, menurut Suadi (1995) maka sistem
adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang dan saling
berhubungan maupun tidak yang keseluruhannya merupakan suatu kesatuan.
Menurut Marciariello ada dua bentuk sistem yang berlaku yakni sistem formal dan
informal. Sistem formal adalah sistem yang memungkinkan pendelegasian otoritas dimana
sistem formal memperjelas struktur, kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota
organisasi. Pendokumentasian struktur, kebijakan dan prosedur secara formal ini membantu
anggota organisasi dalam menjalankan tugas-tugasnya. Sistem struktur, prosedur dan respon
yang terpola membantu manajemen dalam merencanakan dan mengelola strategi dalam
memenuhi tujuan organisasi dengan tetap memperhatikan fator lingkungan yang
ada.Sedangkan sistem informal adalah sistem yang lebih berdimensi hubungan antar pribadi
yang tidak ditunjukkan dalam struktur formal.
Dalam kegiatan suatu organisasi, banyak tindakan manajemen yang tidak sistematis.
Hal ini disebabkan oleh keadaan yang tidak memungkinkan bagi seorang manajer untuk
menggunakan aturan sistem yang telah ditetapkan, sehingga manajer menggunakan
pertimbangan pibadinya dalam bertindak. Kegiatan seperti ini biasanya berkaitan dengan
interaksi antara manajer yang satu dengan yang lainnya dan manajer dengan bawahannya.
Ketepatan sistem itu sendiri akhirnya bergantung pada kemampuan manajer mengatur
sesesorang, tidak lagi berdasarkan aturan yang ditentukan sistem tersebut.
PENGENDALIAN
Tekan pedal gas, dan mobil anda akan berjalan lebih cepat. Putar setir anda, dan mobil akan
berganti arah. Tekan pedal rem, dan mobil akan melaju secara perlahan dan atau berhenti.
2
Dengan perangkat ini, anda mengendalikan arah dan kecepatan; atau jika beberapa di
antaranya tidak berfungsi, maka mobil tersebut berada di luar kendali.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan; yaitu, harus ada perangkat-perangkat untuk
memastikan bahwa tujuan strategis organisaasi dapat tercacpai. Akan tetapi, mengendalikan
suatu organisasi adalah jauh lebih rumit dibandingkan dengan megemudikan sebuah mobil.
Pengendalian menurut Hansen & Mowen adalah proses penetapan standar dengan
menerima umpan balik berupa kinerja sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang
diperlukan jika kinerja sesungguhnya berbeda secara signifikan dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi juga harus dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin
aktivitas yang dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Suatu sistem
pengendalian memiliki beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan baik.
Elemen-elemen tersebut adalah :
SENSOR/DETEKTOR yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi
dalam suatu proses.
ASSESOR yakni suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya dengan
membandingkan kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
EFEKTOR yakni alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari
assessor.
JARINGAN KOMUNIKASI yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan
assesor dan antara assesor dan efektor.
MANAJEMEN
Salah satu pengertian manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan dan pengendalian pekerjaan anggota organisasi seta pengendalian sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Proses pengendalian manajemen dalam hal
ini adalah proses yang menjamin anggota satu unit usaha melakukan apa yang telah
menjadikan strategi perusahaan.
Kegiatan yang dilakukan pada suatu organisasi biasanya meliputi :
Mengevaluasi informasi.
Mempengaruhi orang dalam organisasi tersebut untuk mengerjakan sesuai dengan yang
digariskan.
Pengendalian manajemen dalam hal ini tidak berarti bahwa setiap tindakan/kegiatan
harus sama dengan rencana. Pada prosesnya bisa saja berubah karena perbedaan waktu antara
rencana dan kegiatan. Tujuan pengendalian manajemen adalah menjamin bahwa strategi yang
dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi yang akan dituju. Jika apabila seorang manajer
menemukan cara yang lebih baik dalam operasi sehari-harinya, pengendalian manajemen
seharusnya tidak melarang manajer tersebut melakukan dengan cara yang menurut dia benar.
PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer mempengaruhi anggotanya untuk
melaksanakan strategi organisasi. Dari hal ini dapat diambil beberapa hal berikut :
1.
SIFAT KEPUTUSAN.
Keputusan pengendalian manajemen dibuat dalam kerangka kerja sesuai dengan
strategi organisasi. Tanpa pedoman yang jelas akan sulit menjalankan pengendalian
manajemen yang benar. Manajer dalam hal ini mempunyai pertimbangan yang bisa saja
lain dari yang telah ditetapkan asalkan baik untuk peningkatan prestasi unit bisnisnya.
2.
SISTEMATIS DAN RITMIS.
Dalam proses pengendalian manajemen, keputusan yang dibuat berdasarkan prosedur
dan jadwal yang dilakukan berulang-ulang tahun demi tahun.
3.
PERTIMBANGAN PERILAKU.
Proses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antara individu dan interaksi
tersebut tidak sistematis. Seorang manajer mempunyai tujuannya sendiri-sendiri. Yang
harus dilakukan adalah menyelaraskan tujuan tersebut sesuai tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Hal ini disebut keselarasan tujuan yang berarti tujuan pribadi anggota
organisasi seharusnya konsisten dengan tujuan organisasi.
4.
ALAT UNTUK MENGIMPLEMENTASIKAN STRATEGI.
Sistem pengendalian manajemen adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai
dengan strategi yang telah ditetapkan. Jadi pengendalian manajemen memfokuskan
pada pelaksanaan strategi. Pengendalian manajemen hanya salah satu cara bagi manajer
untuk menerapkan strategi yang diinginkan. Strategi yang dapat diterapkan selain
pengendalian manajemen adalah melalui pendekatan struktur organisasi, manajemen
sumber daya dan budaya. Kerangka kerja pengimplementasian strategi pada gambar
dibawah.
5
5.
6.
7.
Tujuan dari sistem ini adalah untuk meningkatkan keputusan-keputusan kolektif dalam
organisasi. Untuk memahami sebuah sistem dibutuhkan suatu pengetahuan tentang
lingkungan dimana sistem itu berada. Dua unsur penting dalam sistem pengendalian
manajemen adalah lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.
LINGKUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN
Pengendalian manajemen merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Berikut ini diuraikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pengendalian manajemen
yang meliputi perilaku organisasi dan pusat-pusat pertanggungjawaban.
PERILAKU ORGANISASI.
Proses pengendalian manajemen mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa karakteristik organisasi yang mempengaruhi proses tersebut, terutama
berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu organisasi. Suatu organisasi mempunyai
tujuan dan fungsi pengendalian manajemen adalah mendorong anggota organisasi
mencapai tujuan. Disinilah perlunya faktor keselarasan tujuan masing-masing anggota
organisasi dalam pencapaian tujuan organisasi. Struktur organisasi mempengaruhi
bentuk sistem pengendalian manajemen yang akan diterapkan. Perilaku organisasi juga
berkaitan dengan motivasi, kemampuan individu itu sendiri dan pemahaman tentang
perilaku yang diperlukan dalam mencapai prestasi yang tinggi.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN.
Suatu organisasi dibagi menjadi beberapa pusat pertanggungjawaban. Adanya pusat
pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan manajemen
puncak. Secara garis besar, pusat pertanggungjawaban dibagi menjadi empat yaitu :
1.
PUSAT BIAYA.
Pusat biaya dalah pusat pertanggungjawaban dimana biaya diukur dalam unit
moneter namun outputnya tidak diukur dalam unit moneter.
2.
PUSAT PENDAPATAN.
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana output-nya
diukur dalam unit moneter tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya.
3.
PUSAT LABA.
Apabila suatu pestasi keuangan pusat pertanggungjawaban diukur dengan dasar
laba, maka pusat pertanggungjawaban tersebut disebut pusat laba.
4.
PUSAT INVESTASI.
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
diukur atas dasar perbandingan antara laba dengan investasi yang digunakan.
PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN
Suatu poses pengendalian manajemen melibatkan interaksi antarmanajer dan manajer dengan
bawahannya. Proses pengendalian manajemen meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut
yaitu:
1.
PERENCANAAN STRATEGI.
7
2.
3.
4.
PENGENDALIAN TUGAS
Pengendalian tugas adalah proses yang menjamin bahwa tugas yang telah ditentukan
dikerjakan secara efektif dan efisien. Pengendalian tugas cenderung ke kegiatan operasional.
Aturan-aturan harus dibuat secara berurutan tetapi tidak semua tugas harus dijelaskan secara
berurutan. Perbedaan antara pengendalian tugas dengan pengendalian manajemen adalah
pengendalian tugas lebih merupakan sesuatu yang scientific, sedangkan pengendalian
manajemen tidak demikian karena manusia merupakan faktor penting dalam proses
pengedalian manajemen dan manusia tidak bisa hanya diungkapkan atas dasar suatu
persamaan.
Dalam pengendalian manajemen, manajer berinteraksi dengan manajer lainnya,
sedangkan dalam pengendalian tugas interaksi karyawan dengan orang lain relatif kecil.
Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya sama untuk seluruh organisasi. Sebaliknya
masing-masing tugas akan berbeda satu organisasi dengan organisasi lain. Dalam
pengendalian manajemen fokusnya adalah pada satu unit organisasi, sementara dalam
pengendalian tugas adalah salah satu tugas daru suatu unit organisasi. Pengendalian
manajemen berhubungan dengan seluruh kegiatan perusahaan dan manajer harus
memutuskan apa yang harus dilakukan, sedangkan pengendalian tugas berhubungan dengan
satu tugas tertentu dan hanya sedikit diperlukan pertimbangan atas apa yang dilakukan.
HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
Sebagian orang dalam organisasi melakukan perencanaan dan sebagian lagi dalam bidang
pengendalian. Kedua hal ini saling terkait. Kebanyakan manajer melakukan pengendalian
8
namun sifat dari pengendalian itu sendiri berbeda dalam penerapannya untuk penetapan
strategi, pengendalian manajemen dan pengendalian tugas. Karena itu, perencanaan dan
pengendalian tidak merupakan kegiatan terpisah tapi saling terkait satu sama lainnya.
HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN INTERNAL AUDITING
Pengendalian manajemen adalah aktivitas yang dilakukan oleh manajer, selain itu internal
auditing adalah kegiatan staf yang dimaksudkan untuk menjamin keakuratan informasi sesuai
dengan aturan kesalahan yang minimum terhadap pelaporan asset dan menjamin pelaksanaan
tugas secara efektif dan efisien.
HUBUNGAN PENGENDALIAN MANAJEMEN DENGAN DESAIN ORGANISASI DAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
Bisnis modern merupakan kesatuan kompleks yang terdiri dari berbagai unsur. Daya tahan
dan kelangsungan hidupnya tergantung pada kemampuannya untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, baik itu pelanggan, pemasok, karyawan, perbankan dan pemerintah.
Bisnis modern juga telah mewati batas Negara yang dengan sendirinya karyawannya terdiri
dari berbagai jenis karakter. Pasar produknya pun tidak lagi terbatas pada pasar lokal tapi
juga pasar global.
Seperti telah disebutkan di depan tiga pertanyaan yang menjadi isu sentral dalam
pembahasan sistem pengendalian manajemen adalah ukuran kinerja, standar yang layak atasa
kinerja dan pengharpaan apa yang layak diberikan kepada anggota organisasi yang mencapai
target yang telah ditetapkan.
Pertanyaan pertama merupakan pertanyaan mendasar dan paling sulit dijawab. Begitu
tujuan atau rencana keseluruhan ditetapkan, sasaran harus diurutkan kea rah yang lebih
terinci yang berhubungan dengan beberapa hal yang berbeda seperti cakupan produk,
kualitas, segmentasi pasar, jasa pelanggan dan lain-lain. Tujuan yang lebih jauh perlu
dikembangkan atasa bagian-bagian dalam organisasi dan untuk kepentingan fungsi usaha
yang berbeda seperti produksi, pemasaran dan personalia. Pengembangan sasaran-sasaran
terinci tersebut memerlukan pilihan-pilihan dan input yang kreatif; ia tidak mengikuti secara
otomatis apa yang disebut dalam sasaran secara keseluruhan.
Yang sering jadi masalah adalah tidak semua aspek kinerja aspek dikuantifikasi.
Bahkan jika sasaran bias dikuantifikasi, alat untuk mencapainya mungking terlalu sukar
untuk dipahami. Keputusan-keputusan dalam pemrograman tindakan dirancang untuk
mencapai tujuan yang mungkin akan menimbulkan pertanyaan seperti efektif tidaknya ukuran
tersebut. Dengan kata lain, ukuran kinerja yang baik menjadi selalu terbuka untuk
diperdebatkan karena banyak aspek yang mempengaruhinya.
Pertanyaan kedua yang harus dijawab adalah penetapan standar kinerja. Disini dapat
timbul konflik antara apa yang bias dipertimbangkan dan apa yang dapat dicapai saat ini.
Lagipula, orang dalam posisi terbaik untuk membuat pertimbangan-pertimbangan tentang
standar sering merupakan kinerja yang bertanggung jawab untuk mencapai target yang telah
ditetapkan. Karena mereka mempunyai kepentingan pribadi sendiri, maka karena mereka bias
9
saja melakukan hal yang bias, memanupulasi standar, dan hasil yang dilaporkan atas
pencapaian kerjanya.
Konflik antara apa yang dicapai dengan yang ditargetkan biasanya terjadi. Konflik ini
berpengaruh pada tata kerja organisasi seperti prosedur perencanaan 9atas kebawah vs bawah
ke atas), pembuatan keputusan (partisipasi, konsultasi atau tidak) dan desain organisasi
(rentang kendali vs jumlah tingkata hierarki).
Pertanyaan terakhir adalah menyangkut hubungan penghargaan (reward) dan hasil
(result). Biasanya organisasi menciptkan target kinerja kuantitatif bagi manajer, namun target
tersebut hanya akan bias efektif jika manajernya termotivasi untuk mencapai target yang telah
ditetapkan. Hal ini memerlukan penentuan standar antara pencapaian target dan penghargaan
yang dinilai. Mekanisme ini bias membentuk suatu variasi bentuk, dimulai dari pendorongan
kelompok kohesif dimana anggota saling membantu dan mendorong dalam mencapai target
sehingga ada penghargaan moneter terhadap pencapaian target.
Memang insentif bias mendorong manajer untuk mencapai tingkat pencapaian target
yang tinggi, namun alat tersebut bias saja meningkatkan persaingan antara manejer dimana
seharusnya mereka bekerjasama, dan mungking mendorong manipulasi tindakan dan laporan
sehingga manejer puncak memperoleh informasi yang keliru.
PENDEKATAN KONTIJENSI
Begitu sistem pengendalian manajemen dijalankan, jawaban yang bersifat sementara, pada
mulanya diberikan atasa tiga pertanyaan diatas dengan maksud daidakan perubahan sesuai
dengan kenyataan atau keadaan. Organisasi yang berbeda tampaknya mengembangkan
jawaban-jawaban tersebut sesuai dengan keadaan lingkungan. Pengakuan terhadap
perbedaaan inheren mengakibatkan pengembangan teori kontinjensi desain organisasi dan
akuntansi manajemen. Dasar dari pendekatan kontinjensi ini adalah tidak adanya jawaban
terbaik yang berlaku terhadap semua masalah yang muncul. Dengan kata lain sistem
pengendalian manajemen perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan keadaan dalam organisasi.
LINGKUNGAN. Satu hal yang mendasa dai sistem pengendalian manajemen ini adalah
adanya pengaruh dari lingkungan dimana organisasi tersebut beroperasi.
TEKNOLOGI. Sifat dari proses produksi suatu produk atau jasa biasanya ditentukan juga
oleh biaya dalam penggunaan teknologi tersebut
STRATEGI. Strategi yang dimiliki oleh organisasi mempunyai pengaruh yang besar
terhadapsistem akuntansi manajemen dan sistem pengendalian manajemennya.
UKURAN DAN PENGHARGAAN KINERJA
Dalam membentuk ukuran kinerja, maka beberapa indikator kinerja yang perlu diperhatikan
adalah :
Tujuan organisasional adalah kompleks dan tidak bisa dikurangi dengan mudah
menjadi satu-satunya ukuran yang terintegrasi bagi kinerja keseluruhan, walaupun
tingkat keuntungan sering digunakan sebagai salah satu tujuan organisasi
Jika ukuran kinerja bertingkat digunakan, beberapa hal tentang kebutuhan kepentingan
harus dikomunikasikan
Beberapa tugas perlu kerjasama antar manajer, misalnya sistem harga transfer
Beberapa aspek kinerja tidak bisa diukur secara kuantitatif, walaupun kecenderungan
yang ada adalah ukuran kuantitatif lebih banyak dipakai daipada ukuran kualitatif
Esensi kerja manajerial seperti hasil yang diinginkan sering tidak bisa ditentukan
terlebih dahulu, pernyataan tentang kinerja sering merupakan pernyataan subjektif
Kinerja manajerial harus dibedakan dari kinerja ekonomi unit dimana manajer harus
bertanggungjawab namun perbedaan antara apa yang bisa dikendalikan dan yang tidak
bisa dikendalikan dan tidak bisa dilihat dengan jelas
Manajemen berada dalam lingkungan yang tidak pasti dan kompleks sehingga
penghargaan prestasi yang diberikan mungkin tidak mencakup swluruh aspek kerja
anggota organisasi.
PENGGUNAAN INFORMASI DALAM PENGHARGAAN KINERJA
Pengaruh yang paling tampak dalam penggunaan informasi akuntansi dalam prilaku
manajerial terjadi pada saat penggunaan evaluasi kinerja. Jika manajer meyakini bahwa
11
kinerjanya kan dievaluasi berdasarkan informasi akuntansi, maka ia akan berusaha untuk
mempengaruhi informasi tersebut sehingga kelihatan menguntungkan manajer tersebut.
Perilaku ini akan mengganggu kegiatan organisasi secara keseluruhan.
Penggunaan informasi akuntansi yang tidak tepat dalam pengukuran kinerja seringkali
menghasilkan perilaku tidak baik. Kesulitan dalam penentuan dan penghargaan perilaku
manajerial yang layak mengakibatkan perlu adanya monitoring dan penghargaan atas kerja.
Ukuran yang paling sering digunakan dalam pengukuan kinerja melibatkan ukuran-ukuran
akuntansi dan menggunakan anggaran sebagaistandar terhadap kinerja yang dihasilkan.
Kinerja anggaran bisa dimanipulasi untuk memberi kesan kinerja yang memuaskan walaupun
target yang ditetapkan tidak tercapai. Biasanya perusahaan sulit mengendalikan karena
anggaran yang ditetapkan biasanya fleksibel.
GAYA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
Dalam hal anggaran ada perbedaan antara anggaran yang statis dan fleksibel. Anggaran statis
melibatkan manajer senior yang mengawasi bawahannya secara ketat dalam memenuhi
anggaran biayanya. Sedangkan anggaran fleksibel masih mempertimbangkan kelayakan
pencapaian anggaran, namun manaje senior hendaknya diberi penjelasan masuk akal atas
kelebihan pengeluaran. Jika informasi akuntansi tidak merupakan informasi yang sempurna
akan kinerja sesungguhnya anggota organisasi, maka penggunaan gaya statis tidak layak dan
membawa ke tingkat stress yang tinggi, konsekuensinya bisa timbul perilaku negatif seperti
manipulasi data akuntansi. Anggaran fleksibel jika dikaitkan dengan hal diatas tampaknya
lebih layak digunakan.
Studi yang dilakukan oleh Briers dan Hirst dalam mengamati situasi dimana
penganggaran dan informasi ditunjukkan sebagai dasar evaluasi yang lebih layak. Ditemukan
bahwa gaya evaluasi statis tidak membawa ke konsekuensi yang baik. Namun, manipulasi
penganggaran yang dilakukan dihubungkan dengan kinerja unit-unit yang dikelola, dimana
unit yang berkinerja jelek menunjukkan bias anggaran paling besar. Hasil temuan ini, dengan
konteks yang lebih luas dimana standar akuntansi kinerja akan berisikan uraian yang sedikit
lebih lengkap tentang kinerja pekerjaan akan berisikan uraian yang sedikit lebih lengkap
tentang kinerja pekerjaan Dalam kondisis ketidakpastian yang tinggi.
Studi selanjutnya menyarankan bahwa manajer hendaknya dievaluasi dengan
memperhatikan juga pendekatan subyektif jika unit tersebut menghadapi tingkat
ketidakpastian yang tinggi. Temuan di atas relevan dengan pengaruh pengendalian akuntansi.
Yakni ia merupakan cara dimana informasi akuntansi digunakan manajer puncak dan
penghargaan yang dibuat kontijensi dengan pencapaian anggaran adalah kritis dalam
penentuan pengaruh
sistem informasi akuntansi. Kedua, pengaruh penempatan
kepercayaanyang tinggi atas ukuran akuntansi terhadap kinerja kontijensi dengan keadaan
karena tingkat pengetahuan yang kita punyai tentang perilaku manajerial mengkontribusikan
ke arah kinerja yang sukses.
12
BAB 2
TUJUAN DAN STRATEGI
PERUSAHAAN
13
PENDAHULUAN
Pada bab sebelumnya telah diuraikan bahwa sistem pengendalian manajemen merupakan alat
untuk mengimplementasikan strategi yang telah dibuat oleh top management perusahaan.
Suatu strategi dapat berbeda sesuai dengan tipe organisasinya. Dengan demikian
pengendalian disesuaikan dengan kebutuhan strategi yang telah ditetapkan. Strategi yang
berbedamembutuhkan prioritas kerja yang berbeda pula, sehingga diperlukan perhatian yang
kontinu dalam mendesain sistem pengendalian.
Strategi merupakan rencana untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Bab ini akan
membahas berbagai tujuan sebuah organisasi. Pembahasan lebih lanjut meliputi konsep dan
pengertian strategi, strategi tingkatan perusahaan dan strategi tingkat usaha, serta pengaruh
strategi terhadap disain sistem pengendalian.
TUJUAN (GOALS)
Tujuan adalah pernyataan menegani apa yang hendak dicapai oleh suatu organisasi. Tujuan
merupakan hasil akhir dari proses perusmusan strategi. Sebgaiamanan telah disebutkan pada
bab seblumnya, bahwa perumusan strategi adalah proses memutuskan atas tujuan organisasi
dan langkah-langkah yang diambil utnuk mencapai tujuan tersebut, tujuan tersebut ditetapkan
tanpa bataas waktu, kecuali diadakan perusahaan. Dalam banyak bisnis, memperoleh tingkat
keuntungan yang memuaskan merupakan tujuan paling penting, namun ada juga yang hanya
sekedar memperoleh pangsa pasar yang luas sebagai tujuan.
Organisasi nirlaba jnuga mempunyai tujuan misalnya melengkapi jenis jas ayang telah
ada. Dengan demikian tujuan organisasi itu dibuat oleh pemilik perusahaan atau pendiri
perusahaan pada saat perumusan strategi dan telah disetujui untuk dicapai.
TINGKAT KEUNTUNGAN/ PROFITABILITAS
Tingkat keuntungan biasanya diungkpkan melalui rumus Return of Investment (ROI) dengan
dua rasio:
Contoh:
Pendapatan Rp. 1.000; Biaya Rp. 900 dan Invetasi Rp. 400
Pada bentuk paling dasar dalam persamaan ini, investasi mencakup investasi yang
dilakukan oleh pemegang sahama, yang terdiri dari hasil penerbitan saham ditambah laba
ditahan. Satu tanggung jawab manajemen adalah menyeimbangkan antaar dua sumber
14
keuangan yakni hutang dan modal. Investasi pemegang saham adalah sejumlah pembiayaan
yang tidak dipenuhi dari hutang. Namun untuk bermacam-macam tujuan, sumber pembiayaan
disini tidak relevan dan investasi yang dimaksud adalahb total modal dan total modal saham.
Tingkatb keuntungan mengacu pada laba jangka panjang, tidak hanya sekedar laba tahun
berjalan. Beberapa biaya seperti iklan, penelitian dan pengembanagan dan usnur biaya
lainnya yang mengurangi laba jangka pendek tapi akan meningkatkan laba jangka panjang.
Beberapa CEO hanya memfokuskan pada satu bagian dari persamaan ROI diatas,
misalnya penjualan. Hal ini tidak berimplikasi untuk mengabaikan komponen persamaan
lainnya.
MEMAKSIMALISASI NILAI PEMEGANG SAHAM
Tujuan perusahaan yang berprientasi pada laba pada dasarnya adalah memaksimasi nilai
pemegang saham, nilai pemegang saham dalam hal ini mengacu pada harga pasar saham
perusahaan. Banayka yang menyakini bahwa laba yqang memuaskan pernyataan yang lebih
baik dari maksimisasi nilai pemegang saham dalam menyebutkan tujuan perusahaan.
Statisficing merupakan istilah yang lebih tepat daripada maximixzing untuk tiga tahun
berikut.
Pertama, maximizing berimplikasi pada adanya suatu perusahaan bisa
memperolehnya. Dalam memutuskan suatu pilihan itndakan tertentu, amanjemen menyakini
bahwa diterimanaya sautu alternative akan menambah tingkat keuntungan daripada
ditolaknya alternative terebut.manajemen barangkali menemukan, semua alternative yang
bisa dan dipertimbangkan dan pengaruh tingkat laba diatas setiap alternative. Maksimisasi
biaya menginginkan biaya marginal dan kurva permintaan bisa dihitung, dan manajer
biasanya tidak menegrtahui tengang semua ini. Jika maksismiasi merupakan tujuan, manajer
akan menghabiskan jam kerjanya untuk memikirkan tentang alternative lain untuk
menigkatkan laba.
Kedua, walaupun optimisasi nilai pemegang saham mungkin merupakaan suatu tujuan.,
hal ini berarti bukan satu-satunya tujuan. Kenbanyakan manajer ingin berperilaku menurut
etika tang berlaku, dan kebanyakan mersakan kewajiban pada pemegang saham lain dalam
suatu organisasi. Tidaklah realistis untuk dikatakan bahwa bisnis hanya milik seorang yakni
pemegang saham, oleh karenanya, hanya ada satu pertanggung jawaban yang harus dilakukan
manajer yakni kinerja ekonomi. Kinerja ekonomi adalah suatu pertanggung jawaban yang
esensial pada suatu bisnis. Suatu usaha yang tidak memperoleh laba yang setidaknya
berimbang dengan biaya modalnya diakatakan tidak dapat menjalankan pekerjaanya. Tana
mencapai tujuan ini, suatu usaha tidak bisa dibebani tanggung jawab lain. Namun kinerja
ekonomi tidklah merupakan satu-satunya pertanggungjawaban bisnis. Suatu usaha
mempunyai pemegang saham yang berbeda-beda: pelanggan, pegawai, kreditor, masyarakat
dan lain-lain.
Ketiga, nilai pemegang saham biasanya diseimbangkan dengan nilai pasar saham
perusahaan; tapi nilai pasar tidaklah merupakan ukuran akurat atas investasi yang dilakukan
pemegang saham. Dewasa ini harga saham dihasilkan dari penilaian atas rat-rata investor;
tapi rata-rata investor cendrung berpikir tentang prospek perusahaannya dalam jangka
pendek, sementara pemegang sahammenginginkan manajemen membuat keputusan yang
15
e.
f.
g.
manusia yang unggul dengan cara mengembangkan tiga ukuran pernting, yaitu; (a)
rasio karyawaqn yang dipromosikan untk jumlah jabatan tersedia dan jumlah karyawan
yang dapat dipromosikan terhadap total karyawan (b) promosi karyawan yang
kinerjanya dapat ditingkatkan dan yang tidak dapat ditingkatkan, dan (c) presentase
karyawan yang puas dan tidak puas dengan pengembangan karir mereka.
SIKAP KARYAWAN
Sikap karyawan sebagai tujuan yang dimaksud untuk mencegah berhentinya kegiatan
perusahaan karena pemogokan atau sebab lain yang diakibatkan oleh karyawan. Untuk
menghindari hal itu, maka perusahaan harus aktif melakukan studi tentang factor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan kinerja perusahaan. Selain itu juga harus selalu meninjau
ulang kegiatan pembayaran gaji dan imbalan lainnya, serta keadilan didalam
pengembangan karir melalui kesempatan promosi. Dengan demikian, jika semua
karyawan bersikap seperti yang dikehendaki oleh perusahaan, maka keberhasilan
perusahaan pasti dapat diraih.
PERTANGGUNG JAWABAN PUBLIC
Jika perusahaan menganggap bahwa kepentingan public merupakan tujuan perusahaan,
maka perusahaan harus mengakui bahwa keberhasilan perusahaan juga ditentukan oleh
factor-faktor diluar perusahaan. Sebagai contoh: adanya penanganan yang baik
terhadap limbah yang mengakibatkan pencemaran lingkungan atau menghasilkan
ptoduk yang tidak membahayakan konsumen. Hal ini dimaksudkan agar perusahaan
dapat terhindar dari pemboikotan oleh masyarakat, atau masalah-masalah hukum oleh
kelompok tertentu seperti LSM, yang secara langsung akan mengganggu keberhasilan
perusahaan.
KESEIMBANGAN ANATARA SASARAN JANGKA PANJANG DAN JANGKA PENDEK.
Dari tujuan yang telah dibahas diatas tentunya ada tujuan yang berdimensi jangka
pendek maupun jangka panjang. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan, maka
tujuan yang ditetapkan harus seimbang anatar jangka pendek dan jangka panjang.
Dalam arti, tidak hany memfokuskan saja pada tujuan jangka pendek dengan
mengabaikan tujuan jangka panjang ataupun sebaliknya.
17
Organisasi nirlaba juga mempunyai tujuan mencari laba tetapi berbeda dengan tujuan
mencari laba seperti halnya dalamorganisasi bisnis. Apabila mendapat laba, laba ini
diguknakan untuk dan cadangan, sumber dana untuk membeli asset dan lain-lain.
KONSEP STRATEGI
Pada umumnya orang berpendapat bahwa strategi dalam suatu perusahaan sangat penting.
Walau tidak dinyatakan secara eksplisit, semua perusahaan yang terorganisisr dengan baik,
pasti mempunyai strategi. Strategi disini diartikan sebagai petunjuk umum, dimana semua
perusahaan yang terorganisir dengan baik, pasti mempunyai strategi. Strategi disini diartikan
sebagai petunjuk umum diaman suatu organisasi merencanakan untuk mencapai tujuannya.
Dalam bentuk dasarnya suatu perusahaan mengembangkan strateginya dengan
menghubungkan kepentingannya dengan peluang industry yang ada. Menurut krnnrt R.
Andrews, strategi adalah suatu proses evauasi kekuatan dan kelemahan yang ada didalam
perusahaan yang dilakukan oleh eksekutif puncak serta melihat kesmpatan dan ancaman saat
ini dan memutuskan strategi pemasaran suatu produk yang cocokdengan kesempatan yang
ada pada lingkungannya. Gambar dibawah merupakan konsep strategi yang dikemukakan
oleh Kennet R. Anrews.
18
TINGAKATAN PERTAMA
Pada tingakatan ini, pertanyaan kuncinya adalah:
tidak ada pemisahan strategi. CEO pada perusahaan ini melaksanakan strategi yang sama
dengan general amager unit usaha pada prusahaan yang diverifikasi.
Walaupun pilihan strategi berbeda untuk setiap tingkatan hierarki, namun dalam
pelaksanaanya diperlukan konsistensi stretegi untuk semua tingkatan organisasi. Dengan
adanya strategi perusahaan maka tersedi konsep pengelolaan yang menuntun kegiatan dari
unit usaha yang terpisah dalam oragnisasi yang diverifikasi. Untuk jelasnya dapat dilihat pada
Gambar diatas.
STRATEGI UNTUK TINGKATAN PERUSAHAAN
Strategi perusahaan biasanya mengacu pada bentuk yang tepat dari usaha yang akan
dijalankannya. Jadi strategi perusahaan lebih menitikberatkan pada pertanyaan kemana
bersaingnya perusahaan, dan pada bagaimaan bersaing pada bidang bisnis yang dijalankan
perusahaan. Pada tingkatan yang dijalankan perusahaan masalah-masalah yang timbul adalah;
PERNGARUH STRATEGI
PENGENDALIAN
PERUSAHAAN
YANG
BERBEDA
ATAS
DESAIN
SYSTEM
Strategi perusahaan merupakan satu rangkaian dengan stretegi usaha tunggal pada satu sisi,
dan usha diverifikasi yang tidak berhubungan pada sisi yang lain. masalah utama bagi
pendesain system pengendalian tidak menyangkut tentang kapan dan bagaiaman perusahaan
seharusnya memilih datu dari tiga strategi perusahaan diatas, karena pemilihan strategi ini
merupakan tanggung jawab manajer puncak. Yang diperlukan adalah mencocokan system
pengendalian tesebut denganstrategi yang telah ditetapkan.
STRATEGI UNIT USAHA
Usaha yang tidak diverifikasi tidak bersaing satu sama lain dalam satu level perusahaan.
Kantor pusat tidaklah menghasilkan labanya sendiri. Penghasilan dan biaya justru terjadi
lebih banyak pada unit usaha. Strategi untuk setiap unit usaha yang ada adalah bersepakat
tentang bagaiaman menciptakan dan menjaga keunggulan kompetitif pada masing-masing
jenis usaha. Strategi unit usaha dengan sendirinya tergantung pada dua aspek yang saling
berhubungan; pertama, misinya (tujuannya secara keseluruhan), kedua; ekunggulan
kompetetif (bagaiman unit usaha bersaing dalam industrinya untuk memenuhi misi).
MISI UNIT USAHA
Pimpinan puncak dari satu jenis usaha tunggal terlihat secara langsung berkaitan dengan cara
bersaing dalam usahanya. Sebaliknya, pada level kantor pusat di usaha yang diverifikasi,
penetapan pemasaran produk untuk berbagai usahanya tidaklah mungkin seragam. Tugas
utamanay dalam hal ini adalah memutuskan usaha apa yang harus dijalankan, bagaiaman
memanfaatkan sumber daya yang ada, dan bagaiaman menyatukan berbagai unit usaha
tersebut kedalam satu perusahaan. Keuntungan yang uatama dari usaha yang diverifikasi
adalah bisa menggunakan kas yang dihasilkan dari beberapa jenis unit usaha untuk
membiayai jenis usaha lain. Unit usaha tunggal yang menghasilkan laba biasanya untuk
menambah sumber daya pada jenis usaha tersebut saja. Sementara usaha yang diverifikasi
bisa menginternalisasikan fungsi pasar modal untuk mengalokasikannya pada bebrapa usaha
yang berbeda.
MODEL-MODEL PERENCANAAN
Untuk menetapkan misi yang akan dialkukan, baik manajer kantor pusat maupun unit usaha
terlihat secara aktif, sahingga model-model perencanaan yang dihasilkan relecvan untuk
berbagai jenisa usaha.
Focus perhatian dari model perencanaan ini adalah menggabungkan kesempatan yang
ada pada pasar dengan kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Hal-hal yang
berkaitan dengan model-model perencanaan ini adalah;
1.
Menentukan dua factor yang mempengaruhin pada perusahaan, yakni factor internal
dan factor eksternal
2.
Malam suatu perusahaan, kemampuan bersaing unit usaha satu sama lainnya berbeda
21
3.
Meuntungan perusahaan pada indutri yang relevan atau unit usaha berbeda satu sama
lainnya
4.
Pada gilirannya, misi(yang berkaitan dengan pertumbuhan dan tingkat keuntungan)
akan berbeda anatar satu unit usaha dengan yang lain
5.
Secara keseluruhan, misi yang dibebankan pada berbagai unit usaha hendaknya
membantu mencapai tujuan perusahaan
6.
alokasi sumberdaya diantara unit usaha berdasar misi mereka.
Dari berbagai pendekatan perencanaan yang ada, umumnya da dua model yang paling
banyak digunakan, yakni matrik BGC (noston Consulting Gorups) dan matrik GE/McKisney.
Walaupun model ini berbeda dalam hal metedologi pengenbangan misi dari berbagai unit
usahanya, namun mempunyai kesamaan dalam hal misi yang harus dipilih dari berbagai
alternaitf; membangun, menahan, menuai hasil, dan penutupan usaha. Model BGC dapat
dilihat pada gambar dibawah.
Membangun. Misi ini berimplikasi pada tujuan peningkatan pangsa pasar, bahkan
terjadi peningkatan biaya pendapatan jangka pendek dan aliran kas
Menahan. Misi strategi ini dirancang untuk melindungi pangsa pasar unit usaha dan
posisi persaingan
Menuai hasil. Misi ini berimplikasi pada tujuan maksimisai pendapatan jangka pendek
dan aliran kas, bahkan biaya pangsa pasar
Divestasi. Misi ini menunjukkan keputusan untuk menarik diri dari bisnis baik melalui
proses likuidasi yang bertahap maupun penjualan secara langsung.
Menurut model BCG, setiap unti usaha ditetapkan untuk satu dari keempat kategori
diatas quaestion mark, star, cash cow, dan dog, yang mewakili empat sel dari matrik yang
mengukur tingkat pertumbuhan industry dari satu sumbu dan pangsa psar relative pada
sumbu yang lain. BGC memangang bahwa tingkat pertumbuhan hasil sebagai industry
sebagai indicator tingkat menarik/atraktif tidaknya industry secara relative dan pangsa pasar
sebagai indicator dari posisi persaingan unit usaha dalam industry. Karena pertumbuhan tidak
22
bisa diawasi sepenuhnya, analisis mengurangi penentuan stragtegi pangsa pasar dari masingmasing unit usaha.
Model BCG ini menentukan pangsa pasar sebagai variable strategi yang utama. Karena
pentingya, maka ia ditempatkan pada kurva pengalaman. Namun kurva pengalaman ini
memeiliki kekurangan0keurangan, yakni:
Konsep yang diterapkan untuk produk yang tidak terdiferensiasi dimana basis
persaingan utamanya berdasarkan harga. Untuk produk seperti Mercedez Benz
misalnya, pangsa psar dan harga yang rendah bukanlah satu-satunya jalan untuk
mencapai kesuksesan. Walaupun pangsa pasarnya kecil tapi produk Mercedez Benx
memiliki tingkat laba yang lebih tinggi.
Dalam keadaan tertentu, perbaikan dalam teknologi proses produksi mungkin memiliki
pengaruh yang lebih besar dalam hal pengurangan biaya perunit dari pada jumlah
kumulatif biaya.
Keinginan untuk mengurangi biaya melalui akumulasi produksi produk yang standar
akan mengakibatkan kerugian dalam hal fleksibilitas kedudukan pasar.
Komitmen terhadap konsep kurva pengalaman ini bisa jadi tidak menguntungkan jika
teknologi baru muncul di industry tersebut.
Pengalaman tidak meruapakan satu-satunya pemicu biaya. Pemicu lainnya adalah skala,
cakupan, teknologi dan kompleksitas.
BCGmenggunakan logika sebagai berikut:
Margin laba dan perolehan kas meningkat seiring dengan peningkatan pangsa pasar
relative, berkaitan dengan efefk pengalaman.
Pertumbuhan pasar membutuhkan kas untuk modal kerja dan barangkali untuk
penambahan pabrik. Kebutuhan kas karenanya merupakan fungsi dari tingkat
pertumbuhan pasar dan strategi pangsa pasar.
Beberapa unit usaha akan mengatur dirinya sendiri terhadap kas, beberapa kaan
membutuhkan lebih banyak kas daripada yang mampu dihasilkan, sementara beberapa
unit usaha lain membutuhkan lebih banyak kas daripada yang mereka gunakan
Selutuh aliran kas perusahaan harus diseimbangkan. Karenanya, person kantor pusat
sangat diperlukan dalammemeilih unit usaha awal yang harus diseimbangkan dengan
kebtuhan kas perusahaan dan memperoleh kas ditambah dengan pembaiayaan dari luar.
Walaupun model perencanaan ini dapat membantu perumusan misi, namun teknik ini
seharusnya tidak dijalankan secar mekanistis saja. Matrik perencanaan tidaklah merupakan
alat sesungguhnya posisi unit usaha atas gris perencanaan seharusnya tidak merupakan satu
bentuk tunggal dalam memutuskan misinya. Matrik ini perlu dilengkapi dengan inisiatif,
imajinasi, kreatifitas manajemen. Perancang system pengendalian seharusnya tahu apa misi
dari unit usaha, tidak sekedar tahu megapa perusahaan memilih misi-misi tersbebut.
KEUNTUNGAN KOMPETITIF UNIT USAHA
Setiap unit usaha hendaknya mengembangkan keuntungan kompetitif untuk mencapai
misinya. Masalah yang saling berhubungan biasanya ada;lah: struktur industry yang
kompetitifseperti apa yang diperoleh, lalu bagaiman unit usaha tersebut memanfaatkan
23
struktur industry kompetitif, dan apa yang menjadi dasar keuntungan kempetitif unit usaha
tersebut.
ANALSISIS INDUSTRI
Penelitian menunjukkan bahwa pentingnya peranan kondisi industri produk yang
berhubungan memasuki dalam menghasilkan prestasi bagi perusahaan. Studi menunjukkan
bahwa jika rata-rata industry menguntungkan maka hal ini merupakan petunjuk keberhasilan
suatu perusahaan. Menurut Porter, lima kumpulan kekuatan bersaing adalah (lihat Gambar
dibawah):
1.
2.
3.
4.
5.
24
teknologi dari produk ataupun proses produk itu sendiri, tindakan dari pesaing yang
ada, dan kebijakan pemerintah.
Beberapa hal yang berkaitandengan analisis industry diatas adalah;
1.
makin besar kekuatan lima factor diatas, tingkat keuntungan yang diperoleh dari suatu
industry akan berkurang. Dalam industry yang menghasilkan laba yang tinggi
(misalnya minuman ringan atau obat-obatan dimaan tingkat keuntungannya tinggi),
lima factor tersbut lemah. Tapi untuk industry yang menghasilkan laba yang rendah,
lima factor diatas kuat.
2.
keterganutngan atas kekuatan lima factor diatas, antar satu usaha dengan yang lainnya
berbeda.
3.
pemahaman atas sifat dari masing-masing kekuatan diatas membantu merumuskan
strategi yang efektif. Pemilihan pemasok dibantu oleh analsiis kekuatan bersaing dari
beberapa kelompok pemasok; unit usaha hendaknya berhubungan dengan kelompok
pemasok yang mempunyai keunggulan kompetitif terbaik.
KEUNGGULAN KOMPETITIF SECARA UMUM
Analisis lima kekuatan diatas merupakan titik awal untuk mengembangkan keunggulan
kompetitif, karena akan membantu mengidentifikasi kesempatan dan ancaman yang ada di
lingkungan ekseternal. Dengan pemahaman seperti ini akan menghasilkan dua acara untuk
merespon kesempatan di lingkungan eksternal dan mengembangkan keunggulan kompetitif
secara berkesinambungan.
HARGA YANG RENDAH
Fokus utama dari strategi ini adalah mencapai biaya yang rendah yang berhubungan dengan
pesaing. Hal ini bisa dicapai dengan pengendalian biaya, maksimasi biaya, dan proses
produksi yang dilakukan secara ekonomis.
DIFERENSAIASI
Fokus utama dari strategi ini adalah membedakan tawaran produk dari unit usaha yang ada,
menciptakan sesuatu yang dianggap pelanggan unik. Pendakatan diferensiasi produk ini
termasuk kesetiaan terhadap produk, layanan terhadap peanggan, desain produk dan
penampilan produk, dan teknologi.
ANALSISIS VALUE CHAIN
Suatu unit bisnis dapat mengembangkan keunggulan kompetitif berdasar pada biaya yang
rendah, diferensiasi atau keduanya. Posis persaingan paling menarik adalah apa yang
dimaksud dengan cost-cum-differentiation.
Secara teoritis, keunggulan kompetitif pada pasar dan produk berasala dari penyediaan
nilai bagi pelanggan yang lebih baik atau biaya yang equivalen atau nilai pelanggan yang
equivalen untuk biaya yang lebih rendah. Konsep value chain membagi aktivitas menjadi
25
kegiatan strategis. Value chain adalah seperangkat kegiatan yang ada pada suatu produk, nilai
dari perolehan bahan baku dan berakhir dengan layanan purna jual kepada pelanggan.
Analsis value chain membantu perusahaan menentukan posisinya dari deasin ke
distribusi sehingga niali pelanggan dapat diperkuat atau biayanya dirandahkan.
Pertanyaan kunvci yang ahrus dijawab untuk kegiatan yang menambah nilai adalah
sebagai berikut:
1.
dapatkan kita mengurangi baiaya pada kegiatan ini, menahan nilai pendapatan agar
tetap konstan?
2.
Dapatkah kita meningkatkan nilai (pendapatan) pada kegiatan ini, menahan biaya dan
pendapatan konstan?
3.
dapatkah kita mengurangi asset pasa kegiatan ini, menahan biaya dan pendapatan
konstan?
4.
yang paling penting, dapatkah kita mealkukan semua pertanyaan diatas secara
simultan?
Secara sistematis dengan menganalisis biaya, pendapatan dan aktiva pada setiap
kegiatan, unit bisnisa dapat mencapai keunggulan cost-cum-differentiation. Kerangka value
chain meruapakan suaut metode untuk mengurutkan kegiatan menjadi kegiatan yang lebih
spesifik agar memahami perilaku biaya dan sumber differensiasi.
Value chain membantu perusahaan memhaami keseluruhan system pengiriman nilai,
tidak hanya pada porsi value chain dimana ia berpartisipasi. Pemasok dan pelanggan, dan
pemsoknya pemasok, dan pelanggannya pelanggan memiliki margin laba yang pentign dalam
memahami posisi differensiasi atau biaya, Karena pelanggan membayar semua margin laba
tersebut.
Dengan demikian pemasok tidak hanya menghasilkan dan mengirim input yang
digunakan pada aktivitas perusahaan, tetapi secara signifikan mempengatruhi posisi
baiaya/differensiasi perusahaan.
26
BAB 3
PERILAKU DALAM ORGANISASI
27
PENDAHULUAN
Proses pengendalian manajemen berperan pada suatu organisasi. Tapi dalam prosesnya
dipengaruhi oleh faktor manusia. Beberapa karakteristik organisasi yang mempengaruhi
proses tersebut, terutama berkaitan dengan perilaku anggota dalam suatu organisasi. Suatu
organisasi mempunyai tujuan, dan fungsi sistem pengendalian manajemen adalah mendorong
anggota organisasi membantu pencapaian tujuan tersebut. Hal ini merupakan titik sentral
dalam memahami pengendalian dalam organisasi. Keselarasan tujuan dalam hal ini
dipengaruhi oleh sistem informal dan juga sistem formal. Beberapa faktor informal adalah
dari eksternal dan sebagian dari internal. Faktot internal termasuk diantaranya membahas
tentang formal. Bentuk pertama adalah peraturan (rules) dan bentuk kedua adalah cara
sistematis perencanaan dan pengawasan. Lalu akan diuraikan berbagai bentuk strukur
organisasi karena akan berpengaruh pada sistem pengendalian manajemen yang akan
digunakan. Pada bagian terakhir akan diuraikan fungsi kontroler pada proses pengendalian
manajemen.
KESELARASAN TUJUAN
Pimpinan perusahaan selalu menginginkan setiap anggota organisasi mencapai tujuan
organisasi secara baik. Masalahnya adalah anggota organisasi perusahaan tersebut
mempunyai kepentingan sendiri sendriri yang terkadang cenderung tidak sama dengan
kepentingan perusahaan.
Tujuan pokok sistem pengendalian manajemen adalah menjamin sebisa mungkin
adanya keselarasan tujuan dalam suatu proses berarti tindakan tindakan yang mengarahkan
setiap anggota untuk menyelaraskan tujuan pribadinya masing masing sesuai dengan
kepentingan perusahaan.
Tentu saja keselarasan tujuan secara sempurna antara individu dan perusahaan itu tidak
pernah ada. Satu alasan penting setiap orang bekerja biasanya menginginkan kompensasi
(dalam bentuk uang tentunya) sebesar mungkin. Sementara dari sudut pandang perusahaan,
ada batas tertentu kompensasi yang bisa diberikan, sehingga minimal sistem pengendalian
manahemen hendaknya tidak mendorong anggota organisasi bertindak sesuai dengan
kepentingan perusahaan.
FAKTOR INFORMAL YANG MEMPENGARUHI KESELARASAN TUJUAN
Keselarasan tujuan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang biasa disebut dengan faktor
informal dan formal. Faktor informal bisa berbentuk aspek eksternal dan bisa berbentuk
aspek internal.
Aspek eksternal adalah norma norma yang tumbuh dan berkembang pada kehidupan
masyarakat dimana perusahaan merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri. Hal ini biasa
disebut Etos Kerja. Hal tersebut bisa termanifestasikan dalam bentuk loyalitas karyawan,
semangat kerja, dan kemampuan individu. Sikap sikap ini tentu berbeda sesuai kondisi lokal,
28
artinya sangat dipengaruhi budaya setempat. Orang Jepang misalnya terkenal dengan
keuletan dan kerja kerasnya.
Aspek aspek internal yang mempengaruhi keberhasilan pengendalian manajemen
adalah sebagai berikut :
1.
BUDAYA
Budaya yang dimaskudkan disini adalah aturan atau kebiasaan yang berlaku dalam
perusahaan atau sering disebut juga iklim kerja. Iklim kerja ini bisa berbentuk sikap,
norma, hubungan kerja dan asumsi yang secara eksplisit ataupun implicit diterima dan
berlaku bagi seluruh anggota organisasi.
2.
GAYA MANAJEMEN
Aspek internal yang tepenting adalah gaya manajemen, termasuk sikap pimpinan
terhadap pengendalian. Sikap pimpinan biasanya juga tercermin dalam sikap bawahan.
Latar belakang pimpinan bisa dari berbagai bentuk. Ada pimpinan yang cenderung
hanya memberikan instruksi tertulis ada juga pendekatan yang kharismatik.
3.
ORGANISASI INFORMAL
Organisasi informal yang dimaksudkan disini adalah adanya hubungan kerja secara
informal antara satu bagian dengan bagian lainnya, sehingga setiap orang akan
mengerti arah mana yang akan dituju perusahaan.
4.
PERSEPSI DAN KOMUNIKASI
Perintah yang diterima oleh seseorang bawahan dari atasannya bisa saja tanggapannya
berbeda. Kesalahan persepsi setiap saat bisa terjadi, dan jika tidak ditangani dengan
baik maka bisa merugikan kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Untuk itulah
diperlukan cara berkomunikasi yang efektif yang memunginkan informasi yang
disampaikan tidak salah diterima oleh pihak yang menerima.
5.
KERJASAMA DAN KONFLIK
Garis garis yang menhubungkan kotak kotak dalam bagan organisasi menunjukkan
suatu cara agar tujuan organisasi dicapai adalah dimana manajemen senior membuat
keputusan dan mengkomunikasikan keputusan tersebut melalui hierarki organisasi ke
manajer pada tingkat yang lebih rendah.
Beberapa teori motivasi yang dikenal dapat diterapkan dalam organisasi. Beberapa teori yang
dikenal seperti teori hierarki kebutuhan maslow, teori dua faktor Herzberg, dan teori
pengharapan Vroom, diuraikan berikut ini :
TEORI HIERARKI KEBUTUHAN MASLOW
Teori ini telah dikemukakan sejak tahun 1943. Isi pokok dari teori ini menjelaskan suatu
hierarki kebutuhan yang menunjukkan adanya 5 tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia.
Kebutuhan yang lebih tinggi akan mendorong seseorang untuk mendapatkan kepuasan atas
kebutuhan tersebut. Setelah kebutuhan yang lebih rendah terpuaskan. Maslow menjelaskan
dalam suatu hierarki 5 kebutuhan dasar manusia dari tingkatan dasar sampai dengan tingkatan
tertinggi. Secara lebih rinci kelima dasar kebutuhan manusia tersebut membentuk suatu
hierarki kebutuhan sebagai berikut :
1.
KEBUTUHAN FISIOLOGIS
Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan
untuk mempertahankan hidupnya secara fisik, Kebutuhan-kebutuhan itu seperti
kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, seks, tidur dan
oksigen.Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi
semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. Manusia yang lapar akan selalu termotivasi
untuk makan, bukan untuk mencari teman atau dihargai. Manusia akan mengabaikan
atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya itu
terpuaskan. Di masyarakat yang sudah mapan, kebutuhan untuk memuaskan rasa lapar
adalah sebuah gaya hidup. Mereka biasanya sudah memiliki cukup makanan, tetapi
ketika mereka berkata lapar maka yang sebenarnya mereka pikirkan adalah citarasa
makanan yang hendak dipilih, bukan rasa lapar yang dirasakannya. Seseorang yang
sungguh-sungguh
lapar
tidak
akan
terlalu
peduli
dengan
rasa,
bau, temperatur ataupun tekstur makanan. Kebutuhan fisiologis berbeda dari
kebutuhan-kebutuhan lain dalam dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologis adalah satusatunya kebutuhan yang bisa terpuaskan sepenuhnya atau minimal bisa diatasi. Manusia
dapat merasakan cukup dalam aktivitas makan sehingga pada titik ini, daya penggerak
untuk makan akan hilang. Bagi seseorang yang baru saja menyelesaikan sebuah
santapan besar, dan kemudian membayangkan sebuah makanan lagi sudah cukup untuk
membuatnya mual. Kedua, yang khas dalam kebutuhan fisiologis adalah hakikat
pengulangannya. Setelah manusia makan, mereka akhirnya akan menjadi lapar lagi dan
akan terus menerus mencari makanan dan air lagi. Sementara kebutuhan di tingkatan
yang lebih tinggi tidak terus menerus muncul. Sebagai contoh, seseorang yang minimal
terpenuhi sebagian kebutuhan mereka untuk dicintai dan dihargai akan tetap merasa
yakin bahwa mereka dapat mempertahankan pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut
tanpa harus mencari-carinya lagi.
2.
KEBUTUHAN KEAMANAN
Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang
disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan-kebutuhan
akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas,ketergantungan,
perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti perang, terorisme,
30
3.
4.
5.
penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam. Kebutuhan akan rasa
aman berbeda dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan ini tidak bisa terpenuhi
secara total. Manusia tidak pernah dapat dilindungi sepenuhnya dari ancaman-ancaman
meteor, kebakaran, banjir atau perilaku berbahaya orang lain.
Menurut Maslow, orang-orang yang tidak aman akan bertingkah laku sama seperti
anak-anak yang tidak aman. Mereka akan bertingkah laku seakan-akan selalu dalam
keadaan terancam besar. Seseorang yang tidak aman memiliki kebutuhan akan
keteraturan dan stabilitas secara berelebihan serta akan berusaha keras menghindari halhal yang bersifat asing dan yang tidak diharapkannya.
KEBUTUHAN SOSIAL ( KASIH SAYANG )
Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka
muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. Kebutuhankebutuhan ini meliputi dorongan untuk bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan
keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti
kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta. Seseorang yang kebutuhan cintanya
sudah relatif terpenuhi sejak kanak-kanak tidak akan merasa panik saat menolak
cinta. Ia akan memiliki keyakinan besar bahwa dirinya akan diterima orang-orang yang
memang penting bagi dirinya. Ketika ada orang lain menolak dirinya, ia tidak akan
merasa hancur. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat dan penuh kasih
mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Sering kali cinta menjadi rusak
jika salah satu pihak merasa takut jika kelemahan-kelemahan serta kesalahankesalahannya. Maslow juga mengatakan bahwa kebutuhan akan cinta meliputi cinta
yang memberi dan cinta yang menerima. Kita harus memahami cinta, harus mampu
mengajarkannya, menciptakannya dan meramalkannya. Jika tidak, dunia akan hanyut
ke dalam gelombang permusuhan dan kebencian.
KEBUTUHAN PENGHARGAAN
Kebutuhan akan status dan kedudukan, kehormatan diri, reputasi dan prestasi. Sekali
manusia dapat memenuhi kebutuhan untuk dihargai, mereka sudah siap untuk
memasuki gerbang aktualisasi diri, yaitu kebutuhan tertinggi yang ditemukan Maslow
KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri. Kebutuhan
aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi
melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi. Maslow
melukiskan kebutuhan ini sebagai hasrat untuk semakin menjadi diri sepenuh
kemampuannya sendiri, menjadi apa saja menurut kemampuannya. Awalnya Maslow
berasumsi bahwa kebutuhan untuk aktualisasi diri langsung muncul setelah kebutuhan
untuk dihargai terpenuhi. Akan tetapi selama tahun 1960-an, ia menyadari bahwa
banyak anak muda di Brandeis memiliki pemenuhan yang cukup terhadap kebutuhankebutuhan lebih rendah seperti reputasi dan harga diri, tetapi mereka belum juga bisa
mencapai aktualisasi diri.
31
32
TIPE-TIPE ORGANISASI
ORGANISASI FUNGSIONAL
Alasan dibalik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seseorang manajer
yang memiliki pengetahuan khusus adalah untuk mengambil keputusan yang berkaitan
dengan fungsi spesifik, yang berlawanan dengan manajer umum kurang memiliki
pengetahuan khusus. Manajer yang memiliki pengetahuan khusus kemungkinan besar akan
mampu mengambil keputusan yang lebih baik dibidangnya masing-masing dibandingkan
dengan seorang manajer yang bertanggung jawab atas beberapa bidang sekaligus. Seorang
spesialis lebih melakukan supervisi dalam bidang yang sama secara lebih baik dibandingkan
dengan seorang manajer generalis. Oleh karena itu, keuntungan terpenting dari struktur
fungsional adalah efisiensi.
ORGANISASI UNIT USAHA
Unit bisnis di desain untuk mengatasi kelemahan pada tipe fungsional. Setiap unit usaha
(divisi) bertanggungjawab terhadap semua fungsi yang terlibat dalam proses produksi dan
pemasaran produk tertentu. Manager unit bisnis bertindak seakan akan divisinya merupakan
bagian terpisah dari perusahaan. Mereka juga bertanggungjawab terhadap perencanaan dan
koordinasi untuk masing masing fungsi mereka juga menjamin bahwa setiap fungsi
terkoordnasi dengan baik. Prestasi diukur dengan tiingkat laba yang diperolehnya.
Kelemahannya adalah manajer unit usaha tidak mempunyai kekuasaan yang lengkap.
Kantor pusat mempunyai hak untuk membuat keputusan tertentu. Kantor pusat juga
bertanggungjawab terhadap keuangan perusahaan secara keseluruhan dan berhak
mengalokasikan sesuai pertimbangan kantor pusat. Disinilah kesulitan yang timbul. Kantor
pusat juga menentukan kebijakan perusahaan secara keseluruhan.
Keuntungannya adalah merupakan tempat yang cocok untuk latihan manajemen.
Keuntungan lainnya divisi lebih memahami pasar daripada kantor pusat dan bisa bereaksi
lebih cepat apabila ada ancaman atau kesempatan. Sehingga tanggungjawab untuk
menghasilkan laba dapat diletakkan pada satu orang manajer atau direktur yang diberi
tanggungjawab.
34
ORGANISASI MATRIK
Dalam organisasi matrik, manajer suatu proyek selain bertanggungjawab terhadap
keberhasilan proyeknya, juga bertanggungjawab terhadap unit unit fungsional. Masalah
pengendalian manajemen pada organisasi matrik jelas lebih sulit dibandingkan dengan bentuk
organisasi lainnya. Perencanaan harus disesuaikan dengan kebutuhan program atau proyek
dan disesuaikan pula dengan sumber daya yang tersedia pada unit unit fungsional. Koordinasi
harus dilakukan dengan mempertimbangkan jadwal kegiatan dari beberapa unit usaha
sehingga proyek proyek dapat diselesaikan tepat waktu dan tidak ada orang yang tidak
bekerja. Pengendalian akan sulit manakala tingkat keberhasilan suatu proyek atau program
merupakan tanggungjawab dari beberapa manajer.dari beberapa manajer.
IMPLIKASI ATAS DESAIN SISTEM
Implikasi untuk membentuk sistem pengendalian manajemen tidak terbatas hanya soal
kriteria saja. Jika hal tersebut merupakan satu satunya pertimbangan maka bentuk divisi/unit
usaha bisa saja dipilih. Masalahnya sistem pengendalian manajemen tidak tergantung pada
satu kriteria saja. Organisasi fungsional bisa saja lebih baik karena dapat memberikan
manfaat ekonomis yang lebih besar. Untuk unit bisnis biasanya sulit mencari seorang yang
tepat. Demikian juga dengan bentuk organisasi matrik. Dapat disimpulkan sistem yang bagus
tersebut harus disesuaikan dengan kondisi perusahaan dan didiskusikan terlebih dahulu
dengan pimpinan puncak.
FUNGSI CONTROLLER
Untuk manajemen keberhasilan sistem pengendalian manajemen diperlukan seorang yang
mengawasi kegiatan kearah pencapaian tujuan. Biasanya disebut dengan controller.
Fungsi controller adalah
Menyiapkan laporan keuangan dan pelaporan keuangan kepada pemegang saham atau
pihak lain
Mengawasi prosedur internal dan eksternal audit untuk menjamin validitas data
36
BAB 4
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN:
PUSAT BIAYA DAN PUSAT
PENDAPATAN
37
PENDAHULUAN
Suatu organisasi dibagi menjadi bagian tertentu yang disebut pusat pertanggungjawaban
yakni suatu unit yang membawahi suatu tugas tertentu. Dilihat dari jenisnya ada beberapa
jenis pusat petanggungjawaban yakni pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat
investasi. Dalam bab ini akan dibahas pengertian dan sifat sifat dari pusat
pertanggungjawaban, yaitu pusat pendapatan, pusat biaya. Dibagian akhir dari bab ini akan
dibahas pengendalian pada pusat biaya administrasi dan umum, pusat biaya penelitian dan
pengembangan dan pusaat biaya pemasaran.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Pusat pertanggungjawaban adalah satu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer
pertanggungjawaban. Umumnya sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pusat
pertanggungjawaban yang masing masing ditunjukkan dalam satu kotak dalam bagan struktur
organisasi. Pusat pertanggungjawaban ini membentuk suatu hierarki. Tingkat terendah adalah
pusat pertanggungjawaban untuk unit, seksi, bagian atau unit organisasi kecil lainnya.
Tingkatan yang lebih tinggi adalah departemen, unit usaha atau divisi. Semua ini adalah pusat
pusat pertanggungjawaban. Tentu kita juga bisa menyimpulkan bahwa pimpinan, dewan
komisaris masing masing merupakan pusat pertanggungjawaban tersendiri, bahkan
perusahaan secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai pusat pertanggungjawaban. Namun
pembahasan tentang pusat pertanggungjawaban biasanya mengacu pada bagian akhir atau
unit dalam suatu organisasi bukan perusahaan secara keseluruhan.
SIFAT SIFAT PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Adanya pusat pertanggungjawaban dimaskudkan untuk memenuhi satu atau beberapa yang
telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Tujuan yang dimaksudkan adalah untuk membantu
mengimplementasikan rencana strategi manajemen puncak. Suatu pusat pertanggungjawaban
menggunakan suatu input tertentu (sejumlah bahan baku, tenaga kerja, dan jasa lainnya)
untuk menghasilkan output yang bisa berupa barang atau jasa. Dalam proses pengerjaan yang
diperlukan juga modal kerja (persediaan, piutang) peralatan dan asset yang lain. Pusat
pertanggungjawaban menghasilkan output yang bisa disebut barang (jika dapat dilihat), dan
jasa (jika tidak dapat dilihat) setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai output. Bagian
produksi pada suatu perusahaan manufaktur menghasilkan suatu barang. Bagian administrasi
dan akuntansi outputnya berupa suatu jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu pusat
pertanggungjawaban bisa diserahkan ke pusat pertanggungjawaban lain dalam satu organisasi
dan bisa dijual kepada pihak luar. Pendapatan dalam hal ini merupakan jumlah yang
diperoleh dari penjualan suatu output.
38
Biaya yang dicatat tidak merupakan ukuran yang persis terhadap sumber daya yang
digunakan.
PUSAT PENDAPATAN
Pusat pendapatan merupakan pusat pertanggungjawaban dimana outputnya diukur dalam unit
moneter. Tetapi tidak dihubungkan dengan inputnya. Karenanya pusat pendapatan adalah
organisasi pemasaran yang tidak mempunyai tanggungjawab terhadap laba. Setiap pusat
pendapatan juga merupakan pusat biaya karena sebenarnya mereka mengeluarkan biaya
untuk terciptanya pendapatan. Namun biaya tersebut tidak diukur. Bagian pemasaran juga
tidak dibebani harga pokok penjualan atas barang yang terjual. Manajer pusat pendapatan
tidak mengetahui diperlukan perbandingan antara pendapatan dan biaya untuk menghasilkan
keputusan yang maksimal. Karena itu, keputusan yang ada tidak bisa dibuat oleh pusat
pendapatan yang pada gilirannya tidak bisa membuat keputusan tentang harga jual.
40
PUSAT BIAYA
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban dimana input atau biaya diukur dalam unit
moneter namun outputnya tidak diukur dalam unit moneter. Secara umum pusat biaya dapat
dibedakan menjadi pusat biaya teknik atau pusat biaya standard dan pusat biaya kebijakan.
Biaya teknik adalah elemen biaya yang benar benar tejadi dan dapat diukur secara pasti
karena mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Misalnya, bahan
baku, tenaga kerja, bahan habis pakai, bahan bahan pembantu lainnya.
Biaya kebijakan adalah biaya yang tidak melekat secara langsung atau produk yang
dihasilkan.
PUSAT BIAYA TEKNIK
Pusat biaya teknik adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya mempunyai hubungan
fisik yang erat dengan output yang dihasilkan.
Pusat biaya teknik pada dasarnya mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Inputnya dapat diukur dalam satuan moneter
2. Outputnya dapat diukur dalam bentuk fisik.
3. Jumlah optimum dari input yang ingin diproduksi untuk satu unit output bisa diukur
Manajer pusat biaya teknik ini akan diukur efisiensi dan efektivitasnya, efisiensi diukur
dengan membandingkan antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya terjadi. Dikatakan
efisien jika biaya sesunggihnya tidak melebihi jumlah biaya standarnya. Sebalinya tidak
efisien jika biaya sesungguhnya melebihi jumlah biaya standar yang telah ditetapkan. Untuk
tujuan pengendalian, selisih antara biaya standar dengan biaya sesungguhnya perlu dianalisis
untuk menentukan tanggungjawab selisih yang terjadi.
PUSAT BIAYA KEBIJAKAN
Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biaya yang terjadi tidak
mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan. Contoh pusat biaya
kebijakan adalah unit administratif dan unit pendukung lainnya (seperti departemen
akuntansi, departemen hukum, departemen hubungan industrial, dan departemen hubungan
masyarakat ). Departemen penelitian dan pengembangan serta departemen pemasaran. Output
suatu pusat biaya kebijakan tidak dapat diukur dengan nilai moneter.
Kata kebijakan disini tidak berarti bahwa pertimbangan yang dilakukan pihak
manajemen tidak terduga atau insindentil. Biaya yang terjadi juga harus telah ditetapkan dan
diawasi agar sudah melewati batas yang telah ditetapkan. Biaya yang dikeluarkan tidak bisa
diukur. Misalnya, dengan memperbandingkan biaya yang dikeluarkan oleh pesaing untuk
pusat biaya yang sama.
Selanjutnya kita akan lihat proses pengendalian manajemen pada pusat biaya
kebijakan ini secara umum. Kemudian akan dibahas pertimbangan khusus yang harus diambil
41
untuk tiga bentuk biaya pada pusat biaya kebijakan, yakni pusat administrasi dan umum.
Pusat penelitian dan pengembangan, serta pusat pemasaran.
KARAKTERISTIK PENGENDALIAN SECARA UMUM
Penyusunan anggaran. Keputusan manajer untuk menentukan anggaran biaya kebijakan
berbeda dari keputusan yang diambil untuk pusat biaya teknik. Untuk selanjutnya, amanher
memutuskan apakah anggaran biaya yang diusulkan menunjukkan biaya yang
memungkinkan untuk terjadinya efisiensi. Manajer tidak memperhatikan secara rinci
pelaksanaan tugas tersebut karena nantinya tergantung pada tindakan pusat biaya yang
bersangkutan untuk mengawasi biaya tersebut. Dalam penentuan anggaran untuk pusat biaya
kebijakan, tugas utama dari seorang manajer adalah memutuskan pentingnya suatu pekerjaan
untuk diselesaikan.
Tugas ini dibagi dalam dua hal, yaitu tugas kontinu, dan tugas khusus. Tugas kontinu
adalah tugas yang berulang dari satu tahun ke tahun berikutnya. Misalnya, persiapan laporan
keuangan. Tugas khusus adalah tugas yang terjadi hanya sekali kali dan tidak merupakan
rutinitas, misalnya pengembangan sistem anggaran untuk satu pusat biaya yang baru
dibentuk.
Teknik ini biasa disebut management by objectives yang biasa digunakan untuk
persiapan anggaran untuk pusat biaya kebijakan, management by objectives adalah proses
formal dimana pernyataan untuk mengukur apakah tugas tersebut telah diselesaikan.
Titik awal proses penetapan anggaran adalah penentuan perencanaan strategis atau jika
tidak menyiapkan perencanaan strategis dengan cara memperhatikan tingkat pengeluaran
selama ini. Jumlah yang direncanakan disesuaikan dengan informasi terakhir tentang tingkat
inflasi dan faktor faktor lainnya yang mempengaruhi nilai uang.
TIPE PENGENDALIAN KEUANGAN. Pengendalian keuangan dalam pusat biaya kebijakan
sedikit berbeda dari pusat biaya teknik. Pusat biaya teknik berusaha meminimasi biaya
operasi dengan menentukan standar dan melaporkan biaya yang sesungguhnya terjadi lalu
diperbandingkan dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan utama anggaran
biaya kebijakan dilain pihak adalah memungkinkan seorang atasan mengawasi biaya dengan
cara berpartisipasi aktif dalam proseds perencanaan. Diaya yang diawasi terutama dengan
cara memutuskan tugas yang seharusnya ditangani, dan dengan cara apa untuk
memungkinkan mencapai tujuan, sehingga dalam pusat biaya kebijakan, pengendalian
keuangan dilakukan pada saat perencanaan sebelum biaya biaya tersebut benar benar terjadi.
UKURAN KINERJA. Tugas utama seorang manajer pusat biaya kebijakan adalah mencapai
output yang dihasilkan. Pengeluaran atas suatu jumlah sesuai anggaran biasanya memuaskan.
Pengeluaran yang lebih dari yang direncanakan memerlukan suatu perhatian, dan
pengeluaran yang kurang dari yang direncanakan berindikasi rencana kerja tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Pelaporan prestasi keuangan tidaklah berarti evaluasi efisiensi dari
seorang manajer. Jika tidak dilakukan pemisahan biaya atas dasar biaya kebijakan maka
manajer puncak akan beranggapan bahwa laporan dari seorang manajer puncak akan
42
beranggapan bahwa laporan dari seorang manajer pusat biaya kebijakan sebagai dasar untuk
penilaian efisiensi.
Satu usulan meliputi biaya biaya pokok dari bagian tersebut. Ini termasuk biaya yang
terjadi dalam usaha ditambah biaya semua aktivitas yang harus dilakukan dan biaya
dimana tidak diperlukan persetujuan manajemen puncak.
Suatu usulan meliputi aktivitas kebijakan dari satu pusat biaya. Ini termasuk uraian
tujuan dan biaya estimasi untuk aktivitas yang dimaksud.
Suatu usulan yang menerangkan secara jelas anggaran yang mungkin meningkat yang
tidak hanya disebabkan oleh inflasi.
43
44
PUSAT PEMASARAN
Aktivitas pemasaran pada dasarnya dikelompokkan atas dasar dua bentuk pemasaran. Satu
bentuk aktivitas adalah kegiatan yang berhubungan dengan pemenuhan kegiatan mengisi
pasar atau kegiatan logistik.
KEGIATAN LOGISTIK
Kegiatan logistik adalah kegiatan memindahkan barang dari perusahaan ke pelanggannya dan
pada saatnya menagih. Kegiatan tersebut termasuk transportasi ke distributor, gudang,
pengapalan dan pengiriman serta berkaitan dengan fungsi kredit, dan penagihan piutang.
Pusat pertanggungjawaban yang menjalankan fungsi fungsi ini secara fundamental sama
seperti pusat biaya pada perusahaan manufaktur.
KEGIATAN PEMASARAN
Kegiatan pemasaran adalah kegiatan untuk memperoleh order. Mereka termasum
pengawasan kegiatan pemasaran, melakukan training, supervisi dari tenaga salesman. Iklan
dan promosi penjualan. Kegiatan ini mempunyai karakteristik yang lebih penting yang bisa
mempengaruhi kegiatan pengendalian manejemen. Output dari kegiatan pemasaran ini bisa
diukur, namun sulit mengevaluasi usaha pemasaran karena lingkungan tempat beroperasinya
sulit untuk diawasi. Kesesuaian komitmen anggaran untuk biaya penjualan umumnya bagian
yang terkecil saja dari evaluasi prestasi pemasaran. Teknik pengendalian yang aplikatif untuk
kegiatan logistik umumnya tidak aplikatif untuk kegiatan penawaran barang. Kesalahan
untuk memahami hal ini akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
45
BAB 5
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN:
PUSAT LABA
46
PENDAHULUAN
Apabila suatu pusat pertanggungjawaban diukur prestasinya atas dasar laba yang diperoleh,
maka pusat pertanggungjawaban tersebut disebut pusat laba (profit center). Laba adalah
selisih antara pendapatan dan biaya. Dalam pusat laba, baik masukan ataupun keluaran atau
pendapatan dinyatakan dalam satuan moneter.
Pusat laba dapat berbentuk divisi apabila kegiatan-kegiatan fungsional dilaksanakan
oleh unit-unit kerja dalam lingkup satu organisasi sendiri. Selain itu pusat laba dapat juga
berbentuk organisasi kegiatan fungsional serta organisasi pelayanan jasa dan organisasiorganisasi lainnya.
Kinerja keuangan pusat laba diukur berdasarkan laba, yang merupakan pengurangan
antara pendapatan dan biaya. Laba sekaligus merupakan alat penilai efisiensi dan efektivitas
pusat laba. Laba yang diperoleh suatu pusat laba perlu dibandingkan dengan anggarannya.
Hal ini diperlukan oleh manajemen puncak sebagai langkah pengendalian pusat laba.
UNIT USAHA
Organisasi fungsional adalah satu tipe organisasi dimana masing-masing fungsi utama
perusahaan (produksi dan pemasaran) dilakukan oleh unit organisasi yang terpisah. Apabila
suatu perusahaan memberikan wewenang kepada suatu bagian/unit usaha untuk menjalankan
seluruh aktivitas produksi maupun pemasaran sebuah produk atau lini produk, maka proses
seperti ini disebut proses dividionalisasi. Umumnya suatu perusahaan membentuk satu
divisi/unit usaha dengan maksud untuk mendelegasikan wewenang yang lebih banyak kepada
manajer operasi.
Beberapa bentuk organisasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Perbedaan antara organisasi fungsional dan organisasi divisi adalah satu rangkaian.
Perbedaan mendasar struktur fungsional dan struktur divisi adalah semua tipe ini
merupakan kombinasi dari keduanya.
Wewenang penuh untuk menghasilkan laba tidak bisa didelegasikan secara penuh ke
satu unit usaha. Tinkat pendelegasian berbeda untuk masing-masing perusahaan
KONDISI UNTUK MENDELEGASIKAN TANGGUNG JAWAB LABA
Banyak keputusan manajeman meliputi rencana peningkatan biaya dengan harapan dapat
meningkatkan penjualan. Keputusan seperti ini dimaksud untuk melibatkan pertukaran (trade
off) antara pendapatan dan biaya. Syarat umum yang harus ada sebelum keputusan
pertukaran (trade off) biasa didelegasikan kepada manajer yang lebih bawah, yaitu:
Manajer tersebut harus memiliki informasi yang relevan untuk membuat pertukaran
(trade off) antara pendapatan dan biaya.
Hendaknya ada cara tertentu untuk mengukur seberapa efektifnya seorang manajer
membuat pertukaran (trade off) seperti ini.
47
Keputusan tentang operasional bisa lebih cepat diambil karena banyak keputusan tidak
perlu lagi dipertimbangkan dari kantor pusat.
Kualitas keputusan lebih baik karena yang memutuskan adalah orang yang benar-benar
mengerti teang keputusan tersebut.
Manajemen kantor pusat bisa lebih memfokuskan diri pada keputusan yang lebih luas,
tidak sekedar keputusan harian saja.
Kesadaran laba (profit consciousness) akan lebih meningkat karena manajer divisi
benar-benar bertanggung jawab untuk meningkatkan laba divisinya karena nantinya
merupakan ukuran prestasi bagi manajer yang bersangkuan.
Pengukuran prestasi dari suatu divisi bisa lebih diperluas karena pengukuran atas dasar
laba lebih lengkap daripada pengukuran prestasi atas dasar pendapatan dan biaya
secara terpisah-pisah.
Pusat laba merupakan tempat pelatihan yang baik untuk menjadi seorang manajer yang
handal.
Manajer umum yang berwenang menangani semua aktivitas barangkali tidak ada pada
organisasi fungsional karena tidak adanya kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan pribadi mereka.
Unit organisasi yang tadinya bekerjasama sebagai unit fungsional mungkin bisa
bersaing satu sama lainnya.
Tidak ada sistem yang bisa menjamin bahwa divisionalisasi untuk masing-masing pusat
laba bisa meningkatkan laba perusahaan.
Kualitas keputusan yang diambil oleh seorang manajer divisi mungkin lebih jelek dari
keputusan yang diambil oleh manajer puncak.
Adanya tambahan biaya karena divisionalisasi seperti ini tentu saja menambah biaya
yang harus dikeluarkan untuk manajer divisi.
48
Unit pemasaran selain merupakan pusat pendapatan dapat juga diperlakukan sebagai
pusat biaya. Dalam unit pemasaran terdapat dua jenis kegiatan yaitu kegiatan logistik atau
pemenuhan order (logistic or order filling activities) dan kegiatan pencarian order (ordergetting activities). Kegiatan logistic memiliki karakteristik sebagai pusat biaya, kegiatan
order memiliki karakteristik sebagai pusat pendapatan. Pengendalian dalam unit pemasara
terutama ditujukan pada kegiatan pencarian order. Manajer unit pemasaran yang dijadikan
sebagai pusat pendapatan akan termotivasi untuk memaksimalkan pendapatan atau
melakukan promosi besar-besaran. Konflik dengan unit produk akan timbul dalam hal
terjadinya lonjakan permintaan produk atau adanya pesanan khusus. Pemikiran ini mendasari
perlakuan unit pemasaran sebagai pusat laba. Unit pemasaran yang diperlakukan sebagai
pusat laba disebut pusat laba semu (pseudo profit center)
Unit pemasaran bisa dijadikan sebagai pusat laba dengan cara membebankan harga
pokok penjualan kepada unit ini. Harga ini menyediakan informasi yang relevan untuk
manajer pemasaran dengan keseimbangan antara pendapatan dan biaya.
Karena prestasi manajer diukur dengan laba, maka ada motivasi untuk menghasilkan
keputusan yang terbaik, yang dengan sendirinya akan termotivasi untuk memaksimalkan
laba. Harga yang dibebankan seharusnya atas dasar harga standar, bukan harga
sesungguhnya. Penggunaan harga standar akan memisahkan prestasi bagian pemasaran dari
bagian produksi.
UNIT ORGANISASI PRODUKSI. Unit produksi dalam perusahaan manufaktur membutuhkan
masukan berupa bahan baku, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Kemudian
memprosesnya untuk menghasilkan keluaran berupa unit produk jadi. Karena unit produksi
tidak mempunyai wewenang dan tanggung jawab langsung terhadap penjualan, unit produksi
ini biasanya digolongkan sebagai pusat biaya.
Sebagai pusat biaya, dalam ini pusat biaya teknis, prestasi unit produksi diukur
berdasarkan besarnya biaya yang terjadi. Biaya tersebut lalu dibandingkan dengan anggaran
biaya. Efisiensi menjadi faktor utama penilaian terhadap prestasi manajer produksi. Efisiensi
berarti dengan tingkat keluaran yang sama diperlukan masukan yang lebih kecil atau dengan
jumlah masukan yang sama dihasilkan keluaran yang lebih banyak.
Penilaian berdasarkan efisiensi dapat mendorong manajer produksi untuk melakukan
penekanan biaya. Hal ini menimbulkan konflik antar unit produksi dan unit pemasaran bila
penekanan biaya tersebut mengakibatkan penurunan kualitas produk. Kualitas produk yang
jelek akan menyebabkan penurunan penjualan yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat
laba perusahaan. Prestasi manajer pemasaran (sebagai pusat pendapatan) yang dinilai
berdasarkan anggaran penjualan ikut terpengaruh.
Masalah lain yang timbul sehubung dengan perlakukan unit produksi sebagai pusat laba
adalah bila terjadi pesanan khusus. Adanya pesanan khusus mengakibatkan penyimpanan dari
anggaran biaya. Unit produksi mungkin menolah memproduksi suatu pesanan khusus,
meskipun secara keseluruhan menguntungkan perusahaan, bila hal tersebut mempengaruhi
kinerja biayanya.
Masalah-masalah tersebut diatas ikut menjadi faktor pendorong diperlakukannya unit
produksi sebagai pusat laba. Unit produksi sebagai pusat laba berarti keluarannya, yaitu
50
produk jadi dinyatakan dalam satuan moneter dan prestasi unit produksi diukur berdasarkan
laba yang diperoleh. Salah satu cara menjadikan unit produksi sebagai pusat laba adalah
dengan mengakui pendapatan sebesar perkalian antara produk yang terjual dengan harga jual
dikurangi dengan biaya penjualan dan distribusi. Sedangkan biaya yang dikeluarkan diukur
dengan biaya standar. Masalahnya terjadi karena harga pokok standar tidak mengukur secara
baik prestasi yang telah dilakukan oleh seorang manajer produksi.
Dengan dinilai prestasi unit produksi berdasarkan laba maka manajer produksi yang
diperlakukan sebagai pusat laba juga disebut sebagai pusat laba semu (pseudo profit center).
Hal ini dilihat dari sudut pandang bahwa pembentukan pusat pertanggungjawaban
mensyaratkan adanya pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Dari sudut ini, manajer
suatu pusat laba seharusnya mempunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap laba.
Manajer produksi yang bertanggung jawab terhadap laba unit produksi tidak memiliki
wewenang langsung untuk mempengaruhi pendapatannya.
Kegiatan produksi biasanya diukur prestasinya dengan biaya standar. Masalahnya
terjadi karena harga pokok standar tidak mengukur secara baik prestasi yang telah dilakukan
oleh seorang manajer produksi.
UNIT PRENDUKUNG DAN JASA. Bagian pemeliharan, pemrosesan data, transportasi,
pelayanan pelanggan, dan unit pendukung lainnya bisa dijadikan sebagai pusat laba. Bagianbagian ini bisa merupakan divisi pelayanan di kantor pusat, atau bisa juga merupakan unit
yang sejajar dengan pusat laba. Mereka membebani langganan atas jasa yang telah diberikan
dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan yang cukup sehingga dapat diseimbangkan
dengan biaya. Biasanya bagian yang menerima jasa mempunyai alternative pelayanan dari
pihak luar yang mungkin saja bisa lebih murah. Manajer unit yang ada akan termotivasi
untuk mengendalikan biaya, sebaliknya langganan akan pindah ke lain tempat.
ORGANISASI LAINNYA
Suatu perusahaan yang mempunyai cabang dan bertanggung jawab terhadapa pemasaran
produk perusahaan apalagi cabang tersebut berbeda tempat, secara alamiah dianggap sebagai
pusat laba. Walaupun manajer cabang tidak melakukan kegiatan produksi, pengukuran
prestasi dengan cara ini menjadi yang terbaik untuk memotivasi mereka menghasilkan laba
yang tinggi. Contoh bisnis eceran. Jaringan hotel, jaringan restaurant dan lain-lain.
meningkatkan laba. Penilaian dilakukan dalam jangka waktu yang mencukupi untuk setiap
pusat laba. Diadakan penilaian terminal/ akhir bila seorang manajer meninggalkan sebuah
pusat laba. Hal ini untuk melindungie manajer baru dari permasalahan yang ditinggalkan oleh
manajer sebelumnya.
Prestasi Non Laba Sebagai Standar Kinerja. Tujuan jangka panjang sebuah perusahaan
umumnya tidak hanya mengejar laba yang memuaskan. Dalam satu tolak ukur saja,
pencapaian prestasi perlu dikembangkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Berikut ini
contoh pendekatan untuk mengukur prestasi dengan beberapa alat ukur:
1. Profitability
2. Market position
3. Productivity
4. Product leadership
5. Personal development
6. Employee attitudes
7. Public responsibility
8. Balance between long-range and short-range goals.
TUJUAN PENGUKURAN PRESTASI PUSAT LABA. Fremgen dalam buku Accounting for
Managerial Analysis menyebutkan tiga tujuan sistem pengukuran pusat laba, yaitu:
Untuk menentukan kontribusi sebuah pusat laba, sebagai suatu kesatuan, terhadap
tujuan organisasi.
Untuk memotivasi manajer pusat laba dalam mengoperasikan unitnya agar konsisten
dengan tujuan umum perusahaan secara keseluruhan.
Dari sudut pandang pengambilan keputusan, Alfred Rappaport mengatakan: Thus
profit measurements of past periods are useful for decision-making purposes only to the
extent that they provide a better understanding of profit likely to be realized in future
periods. Pengukuran kinerja masa lalu dapat berguna dalam pengambilan keputusan bila
pengukuran tersebut dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai realisasi laba
di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja seharusnya dapat mengukur pengaruh
keputusan yang diambil saat ini terhadap laba di masa yang akan datang.
Rappaport menyebutkan 3 tujuan utama pengukuran kinerja pusat laba, yaitu:
Sebagai evaluasi ex post oleh manajemen puncak terhadap prestasi manajemen divisi.
Sebagai evaluasi ex post oleh manajemen puncak terhadap prestasi divisi sebagai
sebuah kesatuan ekonomi.
Dari kedua pendapatan diatas, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tujuannya,
setidaknya ada dua jenis kinerja pusat laba yaitu kinerja manajemen dan kinerja ekonomi.
Seorang manajer pusat laba dimungkinkan mempunyai kinerja manajemen yang lebih baik
sementara kinerja ekonomi pusat laba itu sendiri tidak begitu baik
Dari sudut pandang analisis biaya, pertimbangan utama dalam pengukuran kinerja
manajemen adalah keandalan (controllability). Alat ukur kinerja manajemen seharusnya
memperhitungkan semua elemen yang dapat dikenalikan atau dipengaruhi oleh manajer.
53
Sedangkan dalam pengukuran kinerja ekonomi yang menjadi pertimbangan utama adalah
keterikatan antara biaya yang terjadi dengan aktivitas pusat laba tertentu. Alat ukur kinerja
ekonomi seharusnya mencerminkan semua pendapatan, biaya, keuntungan, dan kerugian
yang berkaitan dengan kegiatan pusat laba.
Biaya overhead pabrik tetap. Biaya ini harus dialokasikan kepada setiap produk untuk
menghitung harga pokok penjualan demi tujuan pelaporan keuangan eksternal
Biaya departemen jasa. bIaya operasi departemen jasa dialokasikan kepada departemen
produksi secara individual
Joint cost. Biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi yang secara bersama
memporudksi beberapa produk secara simultan dialokasikan kepada setiap produk
untuk penilaian persediaan.
Biaya kantor pusat. Biaya yang terjadi dikantor pusat dialokasikan kepada divisi atau
pusat pertanggungjawaban (pusat laba atau pusat investasi).
Langkah-langkah pengalokasian biaya bersama secara umum terdiri dari tiga tahap:
1.
Mengakumulasikan biaya yang berhubungan dengan produk, departemen, atau divisi.
2.
Mengidentifikasikan penerima biaya yang dialokasikan mungkin produk, departemen,
atau divisi.
3.
Memilih periode atau dasar untuk menghubungkan biaya pada langkah ke-1 dan
penerima biaya pada langkah ke-2 secara logis.
54
MASALAH PENENTUAN HARGA TRANSFER. Kita telah mencatat beberapa kesulitan yang
timbul jika unit orgaissi yang didesentralisasi harus berinteraksi satu sama lain. Tidak ada
tempat yang memiliki potensi konflik yang lebih besar pada interaksi seperti itu jika barang
yang dihasilkan oleh satu unit (unit penjual) ditransfer ke unit lainnya (unit pembeli). Jika
kedua unit tersebut diorganisasikan sebagai pusat laba, maka harga transfer yang ditetapkan
tersebut akan berpengaruh terhadap pendapatan bagi pusat laba penjual dan biaya bagi pusat
laba pembeli. Jika harga transfer ditetapkan telalu besar maka konsekuensinya bagi divisi
pembeli akan dibebani dengan biaya yang terlalu besar. Sebaliknya jika harga transfer
ditetapkan terlalu rendah, tentu akan merugikan divisi penjualan. Karenanya, harga transfer
mempengaruhi tingkat keuntungan bagi kedua divisi, sehingga manajer kedua divisi
mempunyai kepentingan bagaimana harga tersebut ditentukan.
MASALAH PEMILIHAN TOLAK UKUR LABA. Laba sebagai salah satu alat ukur dalam menilai
prestasi pusat laba diharapkan dapat mencerminkan tujuan pengukuran prestasi. Konsep laba
sebagai alat ukur prestasi dapat dilihat pada contoh format laporan laba rugi laba pusat laba
pada Gambar 5.1.
Untuk bisa mengukur prestasi ekonomis dari suatu pusat laba seseorang harus melihat
laba bersih setelah dialokasikan ke semua biaya termasuk porsi yang wajar untuk biaya
overhead kantor pusat. Ada lima konsep laba yang biasa digunakan sebagai dasar untuk
menilai prestasi pusat laba berikut ini:
1.
Margin Kontribusi (Contribution Margin). Alasan utama penerapan margin kontribusi
adalah biaya tetap merupakan biaya yang tidak dapat dikendalikan oleh manajer,
sehingga fokus perhatiannya adalah bagaimana memaksimalkan margin kontribusi,
yaitu dengan memperbesar jarak antara pendapatan dengan biaya variabel.
2.
Laba Langsung Divisi (Direct Divisional Profit). Konsep laba ini memasukkan semua
biaya yang terjadi ke pusat laba tanpa mempertimbangkan apakah unsur biaya tersebut
dapat dikendalikan atau tidak oleh manajer pusat laba.
3.
Laba Terkendali Divisi (Controllable Divisional Profit). Biaya kantor pusat dapat
dibagi menjadi dua kategori; terkendali dan tidak terkendali. Biaya yang dimaksud
adalah semua biaya yang dapat dikendalikan dan ditelusuri pada divisi yang
bersangkutan oleh manajer pusat laba. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya tidak
langsung, biaya bahan tidak langsung, dan utilitas.
4.
Laba sebelum pajak. Dengan cara ini seluruh biaya overhead kantor pusat dialokasikan
kepada pusat laba. Dasar pengalokasian ini menunjukkan jumlah relative biaya yang
terjadi pada masing-masing pusat laba
5.
Laba bersih (Net Income). Dengan cara ini, perusahaan mengukur prestasi pusat laba
dari jumlah pendapatan bersih setelah pajak. Ada dua alasan kenapa cara ini digunakan:
a)
Pada banyak situasi, laba setalah pajak ini merupakan persentase yang tetap dari
laba sebelum pajak, sehingga tidak mempunyai pengaruh pada pajak perusahaan.
b)
Pada banyak kondisi, banyak keputusan yang mempunyai pengaruh terhadap
pajak penghasilan dibuat oleh kantor pusat, dan diyakini oleh manajer pusat laba
hendaknya tidak mempertimbangkan hal ini dalam pengambilan keputusannya.
55
7,000,000.00
Biaya variabel
..
1,000,000.00
Margin kontribusi
..
2,000,000.00
1,000,000.00
300,000.00
700,000.00
200,000.00
500,000.00
Laba bersih .
350,000.00
150,000.00
56
BAB 6
PENETUAN HARGA TRANSFER
57
PENDAHULUAN
Pada bab sebelumnya, ditemukan beberapa kesulitan yang timbul jika unit organisasi yang
didesentralisasikan harus berinteraksi satu sama lain. Sehingga tidak ada satu tempat yang
memiliki potensi konflik yang lebih besar pada interaksi seperti itu jika barang atau jasa yang
diproduksi oleh satu unit ditransfer ke unit lainnya. Jika unit-unit tersebut diperlakukan
sebagai pusat laba, harga harus ditentukan pada transfer tersebut. Bagi divisi penjual, harga
transfer merupakan pendapatan, dan sebaliknya merupakan biaya bagi divisi pembeli.
Permasalahannya adalah berapa harga yang wajar yang dibebankan terhadap produk atau jasa
yang ditransfer. Satu tantangan dalam membuat suatu sistem desentralisasi adalah
menyediakan metode akuntansi yang memuaskan atas transfer barang atau jasa dari satu
pusat laba ke pusat laba lainnya. Untuk menjamin terjadinya desentralisasi yang fair
tersebtu diperlukan mekanisme yang bisa memuaskan masing-masing pihak yang terlibat.
Harga transfer dalam hal ini berfungsi sebagai sistem negosiasi untuk pusat laba yang
melakukan transaksi. Bab ini menguraikan beberapa pendekatan yang bisa dilakukan atas
terjadinya harga transfer antar pusat laba tersebut. Pembahasan meliputi pengertian harga
transfer, dan metode penetapan harga transfer yang wajar dalam kaitannya dengan penilaian
kinerja pusat laba.
sebagai cara terbaik dalam memecahkan masalah harga transfer. Alasannya adalah bahwa
penggunaan harga pasar cocok dengan konsep pusat laba dan menjadikan penilaian prestasi
atas dasar laba menjadi layak untuk diterapkan. Penggunaan harga transfer ini juga dapat
mengoptimalkan suatu divisi untuk memperoleh laba. Harga transfer ini juga konsisten
dengan filosofi desentralisasi perusahaan yang berpengaruh terhadap penentuan kriteria untuk
evaluasi prestasi divisi yang akan membantu mengidentifikasikan operasi perusahaan yang
menguntungkan dan yang tidak.
Penggunaan harga transfer ini sesuai dengan pendapat dari Anthony dan Govindarajan,
bahwa harga transfer hendaknya sama dengan harga yang ditetapkan terhadap produk
tersebut jika dijual ke pelanggan luar atau dibeli dari pemasok. Penerapan ini tanpa
memperhatikan kenyataan bagaimana pihak luar tersebut menetapkan harga jualnya.
Sedangkan situasi ideal yang harus ada dalam penetapan harga transfer berdasar harga pasar
untuk mendorong adanya keselarasan tujuan adalah:
1.
ORANG YANG KOMPETEN. Idealnya, manajer pusat laba tersebut hendaknya tertarik
pada prestasi jangka panjang tidak hanya prestasi jangka pendek. Staf yang terlibat
dalam negosiasi ataupun arbitrasi harga transfer hendaknya juga kompeten.
2.
ATMOSFIR YANG BAIK. Manajer harus menyadari tingkat keuntungan yang diukur
dalam laporan keuangannya sebagai tujuan penting dalam pertimbangan signifikan
dalam penilaian prestasi mereka. Mereka harus menyadari bahwa harga transfer
tersebut adalah adil.
3.
HARGA PASAR. Harga transfer yang ideal didasarkan atas harga pasar normal yang
tetap untuk produk sama yang ditransfer. Pada kondisi tertentu harga pasar dapat
dikurangi dengan biaya-biaya yang dapat dihindarkan (avoidable cost) dari pertukaran
secara intern.
4.
BEBAS TERHADAP SUMBER. Alternatif selain harga pasar hendaknya ada, dan manajer
hendaknya diizinkan memilih alternatif yang terbaik apakah membeli dari dalam atau
dari luar, begitu pula menjual ke dalam atau ke luar. Pasar, oleh karena itu,
menciptakan harga transfer. Jika pusat laba penjual dapat menjual seluruh produknya
ke pasar ekstern dan pusat laba pembeli dapat membeli seluruh bahan baku dari pasar
ekstern, maka metode pasar harga adalah optimum.
5.
ALIRAN INFORMASI YANG PENUH. Manajer harus tahu tentang alternative yang
tersedia, biaya, serta pendapatan relevan untuk harga transfer.
6.
NEGOSIASI. Diperlukan mekanisme kerja yang lancer untuk menegosiasi Kontrak
antar unit usaha.
KENDALA SUMBER
Apabila seluruh kondisi ideal seperti yang dikemukan oleh Anthony dan Govindarajan
tersebut ada, maka sistem harga transfer berdasar harga pasar akan memenuhi seluruh tujuan
yang telah disebutkan sebelumnya. Dan oleh karenanya harga transfer tidak memerlukan
campur tangan kantor pusat.
Idealnya, manajer pusat laba pembeli diberikan kebebasan untuk membuat keputusan
terhadap pasar input (sourcing decision), dan sebaliknya manajer pusat laba penjual juga
diberikan kebebasan untuk menentukan pasar output-nya. Dalam kondisi demikian keputusan
60
terhadap sumber dibatasi oleh kebijakan manajemen puncak. kita akan membahas situasi
dimana manajer pusat laba pembeli tidak diberi kebebasan terhadap pasar input dan implikasi
kendala sumber pada kebijakan penentuan harga transfer yang tepat.
PASAR YANG TERBATAS. Pada banyak perusahaan, pasar untuk pusat laba penjual dan
pembeli biasanya terbatas. Beberapa alasannya dapat disebut sebagai berikut.
1.
Kapasitas internal yang terbatas sehingga tidak memungkinkan pengembangan
penjualan produk ke pihak eksternal. Dalam kondisi pusat laba penjual hanya boleh
menjual secara internal, maka keputusan yang dibatasi adalah keputusan penjualan.
2.
jika perusahaan merupakan produsen untuk produk yang sangat khas saja, sehingga
produk tersebut tidak dijual di pasar ekstern. Dalam kondisi pusat laba penjual hanya
dapat menjual kepada pasar internal, maka keputusan yang dibatasi adalah keputusan
sumber.
3.
Jika perusahaan telah melakukan investasi yang signifikan pada fasilitas produksi.
Dalam kondisi ini, pertimbangan untuk lebih mengoptimalkan fasilitas produksi
menjadi hal penting, walaupun produk yang akan dibutuhkan ada pada pasar ekstern,
dengan demikian keputusan sumber yang dibatasi.
Dalam kondisi terbatasnya pasar, harga transfer yang paling memuaskan syarat-syarat
pusat laba adalah harga kompetitif. Harga kompetitif akan mengukur kontribusi laba setiap
pusat laba terhadap laba perusahaan secara keseluruhan. Harga tersebut dapat dicari dengan
cara-cara sebagai berikut:
1.
Jika harga pasar yang dipublikasikan tersedia, maka dapat digunakan untuk penentuan
harga transfer, sehingga harga yang terjadi benar-benar merupakan harga pasar.
2.
Harga pasar dapat dibentuk dengan penawaran (lelang). Hal ini umumnya dilakukan
jika tawaran yang lebih rendah mempunyai kesempatan yang dapat dibenarkan untuk
terjadinya transaksi.
3.
Jika pusat laba produk menjual barang yang sama ke pasar ekstern, sering dilakukan
dengan harga yang kompetitif atas dasar harga pasarr ekstern.
4.
Jika pusat laba membeli barang yang sama dari pasar ekstern, sering dilakukan dengan
harga yang kompetitif untuk produk yang dibeli.
KELEBIHAN ATAU KEKURANGAN KAPASITAS INDUSTRI. Kelebihan kapasitas industri akan
terjadi manakala pusat laba penjual tidak dapat menjual seluruh produknya ke pasar ekstern,
dan pusat laba penjualan. Dalam kondisi ini, perusahaan tidak dapat memaksimumkan laba.
Sebaliknya, jika pusat laba pembeli tidak dapat memperoleh bahan baku dari pasar ekstern,
dan pusat laba penjualan tidak mau menjual kelebihan kapasitas industrinya. Dalam kondisi
ini, masalah harga transfer diserahkan sepenuhnya keapda pihak-pihak yang terkait untuk
menentukan harga transfer, tanpa campur tangan dari kantor pusat. Hal ini didasarkan pada
teori bahwa manfaat yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan kerugian yang mungkin
timbul karena suboptimazation.
Perusahaan lain perlu ikut campur tangan dari kantor pusat atau komite arbitrasi yang
bertidak sebagai penengah. Komite ini akan membuat keputusan sumber (sourching decision)
berdasarkan kepentingan terbaik perusahaan. Harga transfer yang ditetapkan oleh komite ini
masih berpegang kepada harga transfer yang kompetitif.
61
Jika ada kendala sumber, maka harga transfer berdasar harga pasar merupakan harga
transfer terbaik. Dengan demikian, gunakan harga pasar jika terdapat harga pasar atau jika
pasarnya dapat ditaksir. Kalau tidak ada cara untuk menaksirkan harga kompetitif yang valid,
maka gunakan harga transfer berdasar harga pokok (cost-based transfer price).
HARGA TRANSFER ATAS DASAR HARGA POKOK
Pada banyak situasi seperti telah terurai di atas, tidak ada harga pasar yang layak untuk bisa
digunakan sebagai dasar harga transfer. Dalam hal ini harga transfer berdasar harga pokok
dapat digunakan. Metode perhitungan biaya dan laba tertentu ditetapkan oleh manajemen
puncak untuk mengurangi perselisihan. Secara lebih lengkap alas an penerapan metode ini
adalah:
1.
Pada pasar kompetitif tidak tersedia informasi harga jual produk yang ditransfer.
2.
Kesulitan dalam penentuan harga jual yang disebabkan oleh perselisihan antar manajer
divisi.
3.
Jika produk yang ditransfer mengandung formula atau proses rahasia sehingga tidak
diinginkan untuk diungkapkan kepada pihak lain.
Dalam metode ini komponen yang harus diperhatikan adalah definisi harga pokok
(biaya) dan penentuan besarnya markup.
1.
Definisi Harga Pokok
Jika pendekatan harga pokok dipakai, maka harga pokok yang dimaksud adalah harga
pokok standar (standart cost). Harga pokok (biaya) sesungguhnya tidak boleh
digunakan karena dalam biaya tersebut mengandung inefisiensi yang terjadi pada pusat
laba penjual yang akan ikut transfer ke pusat laba pembeli. Jika biaya standar
digunakan, maka harus diciptakan insentif untuk para manajer agar menyusun standar
yang ketat.
2.
Penentuan Markup
Markup ditentukan atas dasar penentuan tingkat laba dan besarnya laba. (1) Dasar
penentuan tingkat laba. Dasar penentuan tingkat laba ini bisa dilakukan berdasarkan
biaya dan dapat dilakukan berdasar return atas investasi. Kesulitannya adalah bila
berdasar biaya tidak memperhitungkan investasi yang dilakukan. Sebaliknya jika
berdasar investasi, sulit menentukan besarnya investasi yang layak diperhitungkan; (2)
Besarnya laba. Berbagai pendekatan yang bisa dilakukan adalah:
a)
Berdasarkan laba jika divisi penjual dianggap sebagai unit usaha yang independen
(pusat laba)
b)
berdasar taksiran return atas investasi yang dilakukan
c)
Jika divisi penjual, selain mentransfer produknya ke divisi pembeli juga menjual
ke pihak lain maka laba dapat ditentukan dari presentasi profit margin rata-rata
berdasar harga pokok standar.
d)
Dengan menggunakan profit margin perusahaan lain jika produknya sama.
62
BIAYA TETAP DAN LABA DIVISI HULU (UPSTREAM FIXED COST AND PROFIT)
Penetapan harga transfer dapat menimbulkan masalah serius dalam perusahaan yang
terintegrasi. Pusat laba yang akhirnya menjual kepada pihak luar barangkali tidak sadar
jumlah arus balik biaya tetap dan laba yang dimasukkan dalam harga beli intern. Pihak yang
dirugikan dalam hal ini adalah pusat laba pembeli yang akan menjual kepada pihak luar,
karena harga yang ditetapkan berdasar biaya dari pusat laba penjual dan dari penambahan dia
sendiri tidak kompetitif. Masalah ini seringkali terjadi pada perusahaan yang terintegrasi
secara vertical.
Contoh:
Misalnya, PT XYZ adalah perusahaan yang terintegrasi secara vertical, mempunyai tiga
divisi, yaitu divisi X, divisi Y, dan divisi Z. Divisi Z, memproduksi dan menjual kotak
karton. Divisi Z membeli bahan baku berupa karton dari divisi Y. Divisi Y, membeli bahan
baku berupa pulp dari divisi X. Informasi tentang biaya dan laba kontribusi per unit dapat
dilihat pada Tabel 6.1.
Harga Jual
Biaya Variabel:
Bahan baku
Biaya lainnya
Jumlah
Laba kontribusi
Divisi X
(Rp)
75,000
Divisi Y
(Rp)
150,000
Divisi Z
(Rp)
350,000
Perusahaan
(Rp)
350,000
20,000
25,000
45,000
30,000
75,000
25,000
100,000
50,000
150,000
200,000
350,000
0
20,000
250,000
270,000
80,000
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa variabel divisi X adalah sebesar Rp45.000,00 untuk
dapat memproduksi bahan baku yang dapat dipakai untuk menghasilkan satu ton kotak
karton. Pulp ini kemudian dijual kepada divisi Y dengan harga Rp75.000,00, sehingga divisi
X menghasilkan kontribusi sebesar Rp30.000,00. Untuk menghasilkan karton, divisi Y
menambahkan biaya variabel sebesar Rp25.000,00. Kemudian divisi Y menjual karton
tersebut ke divisi Z dengan harga Rp150.000,00. Divisi Z akan menambah biaya variabel
sebesar Rp200.000,00, dan menjual kotak karton tersebut dengan harga Rp350.000,00 per
ton.
Jika dilihat lebih cermat, maka divisi Z sebagai divisi terakhir yang menjual produknya
kepihak luar tidak memperoleh laba. Bahkan divisi ini akan merugi, jika pihak pesaing
menawarkan produk yang sama dengan harga yang lebih rendah. Divisi Z dalam hal ini akan
63
enggan untuk melakukan penjualan secara agresif, karena berapapun produk yang terjual
tidak akan mempengaruhi kinerja divisinya.
Untuk mengatasi masalah harga transfer tersebut dapat digunakan beberapa cara, yaitu:
1.
KESEPAKATAN ANTAR PUSAT LABA. Pihak yang terlibat dalam transfer barang atau jasa
melakukan negosiasi untuk memutuskan harga jual kepada pihak luar dan menentukan
distribusi laba untuk produk yang mengandung upstream fixed cost and profit.
2.
PENENTUAN HARGA DUA LANGKAH (TWO STEP PRICING). Harga transfer pusat laba
penjual yang akan dibebankan kepada pusat laba pembeli dihitung dengan cara
membebankan sebesar biaya variabel standart dan secara periodic (biasanya secara
bulanan) pusat laba penjualan membebankan biaya tetap untuk produk yang dijual dan
presentasi keuntungan secara proporsional kepada pusat laba pembeli. Dengan cara ini
pusat laba pembeli terakhir dapat menetapkan harga jual yang kompetitif, karena pusat
laba pembeli mempunyai informasi tentang biaya dan laba pusat laba hulu.
3.
PEMBAGIAN LABA (PROFIT SHARING). Apabila metode dua langkah tidak feasible,
digunakan metode pembagian laba (profit sharing). Dalam metode ini, produk yang
ditransfer pusat laba pembeli (pusat laba hilir) dihargai sebesar biaya variabel standar
4.
PENENTUAN HARGA DENGAN METODE DUA HIMPUNAN HARGA (TWO SET OF PRICES).
Divisi produksi yang menjual produknya ke divisi pembeli dikredit sebesar harga jual
ke konsumen (pihak ekstern), sedangkan divisi pembeli yang membeli produk dari
divisi penjual didebit sebesar biaya variabel standar-penuh.
penentu harga. Disamping itu harga transfer atas dasar negosiasi ini lebih menunjukkan
kemampuan menawar dari pihak yang terlibat, bukannya kemampuan dalam hal kontribusi
menurut perhitungan ekonomis.
ARBITRASI DAN PENYELESAIAN KONFLIK
Negosiasi yang dilakukan kadang-kadang tidak menghasilkan keputusan yang memuaskan
kedua pihak, sehingga perlu ditangani oleh pemimpin puncak dengan membentuk komite
arbitrasi. Orang yang ditunjuk akan membicarakan masalah transfer dengan cara bijaksana
pada masing-masing manajer pusat laba yang bersangkutan
Tugas lembaga arbitrasi ini adalah:
65
BAB 7
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN:
PUSAT INVESTASI
66
PENDAHULUAN
Dalam suatu unit perusahaan, perhatian pimpinan biasa ada pada laba. Laba ini
diperhitungkan dengan cara membandingkan antara pendapatan dengan biaya yang terjadi
pada suatu pusat laba. Jika pendapatan lebih besar dari biaya, maka dikatakan laba,
sebaliknya disebut rugi. Pembandingan antara laba dan investasi inilah yang terjadi padapusat
investasi. Pusat investasi diukur dengan membandingkan antara laba dengan jumlah investasi
yang digunkan. Dengan demikian, pusat investasi adalah pusat bertanggungjawaban yang
diukur prestasinya atas dasar laba yang diperoleh dibandingkan dengan investasi yang
digunakan.
b)
laba yang tercantum pada laporan rugi-laba, sedangkan penyebutnya adalah aktiva yang
digunakan sebagai dasar investasi.
Residual income merupakan jumlah uang, yang diperoleh dengan mengurangkan laba
sebelum pajak dengan beban investasi yang dilakukan.Beban investasi merupakan
perkalian antara investasi yang digunakan dengan persentase biaya modal.
MODAL SENDIRI
Menurut pengertian ini, investasi diukur sebesar total modal yang digunakan oleh
divisi, atau sebesar total aktiva divisi dikurangi dengan total hutang divisi.
MASALAH DALAM AKTIVA LANCAR. Berikut ini beberapa elemen aktiva lancar yang dipakai
sebagai dasar investasi.
KAS
Kebanyakan perusahaan pengawasi kas secara terpusat karena pengawasankantor pusat
memungkinkan penggunaan kas yang lebih kecil dari pada kas tersebut dipegang
langsung oleh unit usaha.
PIUTANG
Manajer unit usaha harus mampu mempengaruhi tingkat piutang tidak hanya sekedar
menghasilkan laba tapi juga harus mampu menjaga jatuh tempo dari piutang yang ada.
PERSEDIAAN
Persediaan umumnya dicatat sebesar jumlah akhir periode walaupun rata-rata dalam
periode tersebut lebih bagus secara konseptual.
68
MASALAH DALAM AKTIVA TETAP. Masalah-masalah yang terjadi dalam aktiva tetap
meliputi: (i) Pengaruh penggunaan metode nilai buku bersih atau nilai perolehannya atas
aktiva tetap baru, (ii) Pilihan penggunaan metode alternative dalam pengukuran investasi.
1.
2.
69
ROI Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap
hubungan antara penjualan, biaya, dan investasi yang seharusnya merupakan fokus bagi
manajer pusat investasi.
ROI tidak mendorong manajer untuk menerima investasi proyek-proyek yang akan
menurunkan ROI divisi walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan secara
keseluruhan.
ROI mendorong manajer divisi untuk menfokuskan diri hanya pada jangka pendek
tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang.
Mendorong manajer divisi untuk menerima usulan investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan sehingga tidak diterima tetapi menguntungkan perusahaan secara
keseluruhan.
Residual income seperti halnya ROI, bisa mendorong ke pencapaian target jangka
pendek tanpa memperhatikan kepentingan jangka panjang.
70
BAB 8
PERENCANAAN STRATEGI
71
PENDAHULUAN
Pada Bab terdahulu kita telah membahas pengertian dari strategi. Strategi yang akan
dilaksanakan harus direncanakan sedari awal untuk beberapa tahun ke depan. Bagaimana
merencanakan strategi yang baik akan dibahas pada Bab ini. Pada bagian ini akan diuraikan
perencanaan strategi menyangkut tentang kegiatan-kegiatan dalam prosesnya. Bagian
pertama akan membahas sifat perencanaan strategi, teknik analisis dan pembuatan keputusan
program baru yang diusulkan, dan teknik yang bermanfaat dalam menganalisis program yang
sedang berjalan. Bagian terakhir akan menjelaskan langkah-langkah dalam proses
perencanaan strategi.
Mengembangkan suatu konsep usaha dan membentuk visi kemana organisasi akan
dijalankan.
Implementasi dan pelaksanaan strategi yang dipilih secara efisien dan efektif.
Evaluasi prestasI
HUBUNGAN DENGAN PERUMUSAN STRATEGI
Perumusan strategi merupakan proses memutuskan atas suatu strategi baru, sementara
perencanaan strategi adalah proses memutuskan bagaimana mengimplementasikan strategi.
Dalam proses perumusan strategi, manajemen memutuskan tujuan organisasi dan strategi
utama untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan strategi merupakan kegiatan yang
sistematis, dimana adanya proses perencanaan strategi tahunan dengan prosedur dan jadwal
yang tersusun rapi.
KEUNTUNGAN PERENCANAAN STRATEGIS
72
Kegiatan perencanan strategi bisa menjadi kegiatan yang bersifat rutin, birokratis, yang
mengurangi cara berpikir strategi.
Organisasi membuat departemen perencanaan strategi yang luas dan mendelegasikan
penyusunan rencana strategi kepada staf departemen.
Perencanaan strategi menghabiskan waktu dan mahal.
Suatu rencana strategi formal yang dibutuhkan oleh organisasi mempunyai beberapa
karakteristik:
Manajemen puncak dari organisasi tersebut harus yakin bahwa perencanaan strategi
tersebut penting.
Mendapatkan net present value dari suatu proyek, yakni selisih present value estimasi
aliran kas masuk terhadap jumlah investasi yang diinginkan.
Internal rate of return yang menunjukkan hubungan antara aliran masuk dan aliran
keluar.
Penggunaan teknik ini tergantung kepada situasi dimana secara konseptual bisa
diterapkan. Sedikit ada 4 alasan mengapa teknik present value tidak digunakan dalam analisa
proposal investasi, yaitu:
1.
Proposal tersebut menarik sehingga perhitungan net present value tidak diperlukan.
2.
Estimasi menjadikan proposal tersebut menjadi tidak menentukan yang diyakini bukan
merupakan usaha yang bermanfaat, sehingga tidak memperoleh kesimpulan yang layak
dari data yang tidak layak.
3.
Hal rasional untuk suatu proposal adalah bukan dalam rangka untuk meningkatkan
laba.
4.
Tidak ada alternatif yang layak untuk melaksanakan program baru tersebut.
Beberapa pertimbangan yang bermanfaat untuk implementasi sistem evaluasi
pengeluaran modal adalah:
1.
Siapkan peraturan
Perusahaan biasanya mengeluarkan aturan dan prosedur untuk proposal pengeluaran
modal.Aturan ini secara khusus berkaitan dengan persetujuan yang diperlukan untuk
proposal untuk pengeluaran yang besar.Untuk pengeluaran modal yang kecil bisa saja
setujui hanya oleh manajer produksi.Aturan tersebut juga berisi panduan untuk
pembuatan proposal dan kriteria umum untuk disetujuinya proposal.
2.
Teliti kemungkinan terjadinya manipulasi
Pada beberapa kasus untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan biasanya proposal yang
diajukan diadakan penyesuaian sehingga kelihatan menarik.Disinilah diperlukan
keahlian untuk mendeteksi manipulasi tersebut, sehingga proposal tersebut benar-benar
layak secara ekonomis.
3.
Gunakan model atau teknik-teknik khusus
74
Sebagai tambahan untuk dasar model penyusun anggaran modal, digunakan teknik
khusus seperti analisis risiko, analisis sensitivitas, teori permainan, model penetapan
harga khusus, analisis ketidakpastiaan, dan analisis pohon keputusan.Untuk itu
diperlukan pemahaman yang memadai terhadap model-model tersebut.
ORGANISASI UNTUK ANALISIS
Suatu tim biasanya dibentuk untuk mengevaluasi proposal yang penting dan besar, dimana
prosesnya bisa memakan waktu setahun atau lebih. Proposal yang diajukan bisa saja
dikembangkan jika diperlukan analisis berulangkali sebelum memutuskan melanjutkan atau
menolak usulan proyek.
Dengan kemajuaan teknologi sekarang ini telah ditemukan cara analisis usulan program
dengan menggunakan program software tertentu dari komputer. Tidak ada jadwal tertentu
untuk menganalisis proposal investasi.Analisis dimulai setelah diterimanya proposal
tersebut.Proposal yang disetujui dikumpulkan selama tahun tersebut termasuk anggaran
modalnya.
75
76
Selama proses penyusunan anggaran dan perencanaan strategi, biasanya waktu untuk
menganalisis secara mendalam tidak mencukupi. Pendekatan alternative yang dilakukan
adalah melakukan analisis seksama terhadap masing-masing pusat biaya kebijakan berdasar
suatu jadwal yang akan meliputi suatu periode lima tahun atau lebih. Analisis ini
menyediakan suatu dasar yang baru lainnya ditetapkan lagi.
77
BAB 9
PENYUSUNAN ANGGARAN
78
PENDAHULUAN
Bab ini berfokuskan pada pengedalian manajemen atas operasional perusahaan pada tahun
berjalan. Anggaran merupakan implementasi dari rencana strategi yang telah ditetapkan.
Pembahasan dimulai menguraikan definisi dan peran anggaran, karakteristik anggaran dan
hubungannya dengan perencanaan strategi dan forecasting , kegunaan anggaran, isi anggaran,
proses penyusunan anggaran, serta aspek perilaku dalam proses penyusunan anggaran.
79
KARAKTERISTIK ANGGARAN
Anggaran merupakan alat yang penting untuk perencanaan dan pengendalian jangka pendek
bagi suatu organisasi. Anggaran operasi biasanya meliputi satu tahun dan menyatakan
rencana pendapatkan dan biaya untuk tahun tersebut.
Anggaran mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
Usulan anggaran ditelah dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari penyusun
anggaran
Anggaran yang telah disetujui diubah hanya jika terjadi kondisi khusus
Prakiraan akan selalu disesuaikan jika ada informasi baru yang menguba kondisi
Selisih antara ramalan dan kenyataan tidak perlu dianalisis secara formal dan secara
periodik.
80
KEGUNAAN ANGGARAN
Penyusunan anggaran operasi mempunyai empat tujuan utama: (1) untuk menyesuaikan
rencana strategis; (2) untuk membantu mengoordinasikan aktivitas dari beberapa bagian
organisasi; (3) untuk menugaskan tanggung jawab kepada manajer, untuk mengotorisasi
jumlah yang berwenang untuk mereka gunakan, dan untuk menginformasikan kepada mereka
mengenai kinerja yang diharapkan dari mereka, dan; (4) untuk memperoleh komitmen yang
merupakan dasar untuk mengevaluasi kinerja aktual manajer.
1.
Menyelaraskan dengan Rencana Strategis
Rencana strategis mempunyai karakteristik-karakteristik sebagai berikut: dibuat pada
awal tahun, dikembangkan berdasarkan informasi terbaik yang tersedia pada saat itu,
penyusunan melibatkan relatif sedikit manajer, dan dinyatakan dalam istilah yang
relatif luas. Anggaran tersebut, yang diselesaikan sebelum permulaan tahun anggaran,
memberikan peluang untuk menggunakan informasi terakhir yang tersedia dan
didasarkan pada penilaian manajer di semua tingkatan dalam organisasi.
2.
Koordinasi
Setiap manajer pusat tanggung jawab dalam organisasi berpartisipasi dalam
penyusunan anggaran. Selanjutnya, ketika staf merangkai potongan-potongan tersebut
menjadi suatu rencana keseluruhan, maka inkosistensi mungkin muncul. Penyebab
yang paling umum adalah adanya kemungkinan bahwa rencana dari organisasi produksi
tidak konsisten dengan volume penjualan yang direncanakan, baik secara total maupun
untuk lini produksi tertentu. Dalam organisasi produksi, rencana pengiriman atas
produk jadi mungkin tidak konsisten dengan rencana-rencana pabrik atau departemen
di dalam pabrik untuk menyediakan komponen bagi produk-produk tersebut.
3.
Penugasan tanggung Jawab
Anggaran yang telah disetujui seharusnya memperjelas tanggungjawab dari setiap
manajer. Anggaran tersebut juga memberikan wewenang kepada para manager pusat
tanggung jawab guna membelanjakan sejumlah tertentu uang untuk tujuan tertentu
yang telah ditetapkan sebelumnya tanpa perlu persetujuan dari wewenang yang lebih
tinggi.
4.
Dasar untuk evaluasi Kinerja
Anggaran mencerminkan suatu komitmen oleh pembuatnya dengan atasannya. Oleh
karena itu, anggaran menjadi tolak ukur terhadap mana kinerja aktual dapat dinilai.
Komitmen tersebut dapat berubah bila asumsi-asumsi yang mendasarinya juga berubah.
Namun demikian, anggaran merupakan titik awal yang terbaik dalam menilai kinerja.
Anggaran menugaskan tanggung jawab pada ke setiap pusat tanggung jawab organisasi.
81
baik, jika perusahaan memperkirakan suatu peningkatan dalam pendapatan penjualan atau
jika terdapat peluang yang baik untuk mengembangkan suatu produk atau proses baru secara
signifikan.
PAJAK PENGHASILAN. Walaupun baris paling bawah adalah pendapatan setelah pajak
penghasilan, beberapa perusahaan tidak mempertimbangkan pajak penghasilan dalam
penyusunan anggaran untuk unit bisnis. Hal ini disebabkan karena kebijakan pajak
penghasilan ditetapkan kantor pusat.
ANGGARAN-ANGGARAN LAIN
Meskipun fokus utama adalah pada penyusunan anggaran operasi, anggaran yang lengkap
juga meliputi anggaran modal, anggaran neraca, dan anggaran laporan arus kas.
ANGGARAN MODAL
Anggaran modal menyatakan proyek-proyek modal yang telah disetujui, ditambah jumlah
sekaligus untuk proyek-proyek kecil yang tidak memerlukan persetujuan tingkat yang lebih
tinggi. Anggaran ini biasanya disusun secara terpisah dari anggaran operasi dan oleh orang
yang berbeda.
ANGGARAN NERACA
Anggaran neraca menunjukkan implikasi neraca dari keputusan-keputusan yang tercakup
dalam anggaran operasi maupun anggaran modal. Secara keseluruhan, anggaran neraca
bukanlah alat pengendalian manajemen, namun beberapa bagiannya memang bermanfaat
untuk pengendalian.
ANGGARAN LAPORAN ARUS KAS
Anggaran laporan arus kas menunjukkan berapa banyak yang yang dibutuhkan selama tahun
tersebut yang akan dipasok laba ditahan dan berapa banyak, jika ada, yang harus diperoleh
dari pinjaman atau dari sumber-sumber luar lainnya. Hal ini, tentunya, adalah penting untuk
perencanaan keuangan.
MANAJEMEN BERDASARKAN TUJUAN
Tujuan keuangan dimana manajer bertanggung jawab untuk mencapainya selama tahun
anggaran ditetapkan dalam anggaran yang telah dijelaskan di atas. Implisit dalam jumlah
anggaran juga terdapat tujuan-tujuan tertentu: membuka kantor penjualan baru,
memperkenalkan lini produk baru, melatih kembali karyawan, memasang sistem komputer
baru, dan seterusnya. Beberapa perusahaan membuat sasarannya menjadi eksplisit. Proses
melaksanakan hal-hal tersebut disebut sebagai manajemen berdasarkan tujuan (Management
by objective MBO).
83
84
Ada semacam kemauan menerima yang lebih besar terhadap target yang telah
ditetapkan jika melibatkan bawahan.
Efektivitas dalam perubahan informasi. Anggaran yang disetujui diperoleh dari orang
yang benar-benar menguasai permasalah dan mempunyai pemahaman yang lebih
terhadap pekerjaannya melalui interaksi dengan atasan selama proses penyusunan
anggaran.
TINGKAT KESULITAN PENCAPAIAN TARGET DALAM ANGGARAN
Idealnya suatu anggaran adalah menantang tapi bias dicapai. Beberapa alas an kenapa
anggaran harus dicapai adalah:
Jika target ditetapkan terlalu tinggi manajer hanya termotivasi untuk mengambil tindak
jangka pendek saja.
Dengan target yang bias dicapai akan menjamin keakuratan informasi target pada pihak
luar
Anggaran yang sulit dicapai akan berimplikasi pada target penjualan yang terlaku
optimistic. Hal ini akan berakibat terlalu menekan pada kegiatan penjualan.
KETERLIBATAN MANAJER PUNCAK
Keterlibatan manajer puncak diperlukan untuk memotivasikan bawahan tanpa partisipasi
review dan persetujuan anggaran akan menyebabkan bawahan bermain-main dengan target
yang ditetapkan disamping itu manajer puncak harus mengikuti terus hasil dari anggaran
tersebut jika tisak akan umpan balik dari manajer puncak maka system anggaran yang
ditetapkan tidak akan memotivasikan bawahan secara efektif.
DEPARTEMAN ANGGARAN
Departeman anggaran harus menganalisis anggaran seara detail dan memastikan anggaran
tersebut disusun secara sempurna dan informasinya haruskan akurat menjalankan fungsinya
secara edektif, anggota dari departemen anggaran haruslah memiliki reputasi jujur dan tidak
memihak.
85
TEKNIK KUANTITATIF
Ada beberapa teknik kuantatitatif dalam penyusunan anggaran, yakni:
SIMULASI. Simulasi merupakan metode yang membuat suatu model sesuai kondisi
sebenarnya, dan mengubah model tersebut untuk menggambarkan beberapa kesimpulan
dari kondisi sebenarnya tersebut.
ESTIMASI PROBABILITAS. Setiap jumlah dari anggaran merupakan satu estimasi titik.
Misalnya estimasi penjualan dinyatakan dengan jumlah tertentu dari masing-masing
jenis produk yang dijual.
86
BAB 10
ANALISIS LAPORAN KINERJA
87
PENDAHULUAN
Anggaran yang dijalankan dalam satu tahun anggaran bias terjadi penyimpangan (selisih)
dalam realisasinya. Penyimpangan tersebut bias jadi karena kesalahan hitung atau karena
situasi dan kondisi pada saat dijalankannya program tersebut berbeda dengan pada saat
program tersebut ditetapkan. Jika terjadi penyimpangan maka perlu dianalisis sebab-sebab
terjadinya penyimpangan dan cera apa yang harus dilakukan untuk masa yang akan dating.
Bab ini menguraikan analisis laporan kinerja yang dilakukan dalam suatu tahun anggaran.
88
Kerangka kerja untuk melakukan analisis selisih yang terjadi menggunakan ide-ide
sebagai berikut :
Memfokuskan pada pengaruh laba dari selisih yang disebabkan oleh masing-masing
faktor penyebab.
Berusaha menghitung pengaruh yang spesifik dari tiap faktor penyebab dengan hanya
mengubah faktor yang bersangkutan sementara faktor yang lain konstan.
Menambah kompleksitas secara berurutan, satu lapis pada suatu waktu, dimulai dengan
tingkatan yang paling umum.
SELISIH CAMPURAN DAN VOLUME (MIX AND VOLUME VARIANCE). Besarnya selisih
campuran dan volume dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Selisih Campuran dan Volume = (Volume Sesungguhnya Volume Dianggarkan) x
(Kontribusi yang Dianggarkan Per Unit)
89
Selisih volume terjadi akibat penjualan sesungguhnya lebih besar dibandingkan dengan
penjualan yang dianggarkan. Sedangkan selisih campuran diakibatkan karena komposisi
produk yang dihasilkan berbeda dengan komposisi produk yang dianggarkan.
SELISIH CAMPURAN (MIX VARIANCE). Selisih campuran untuk masing-masing produk
dihitung dengan menggunakan persamaan :
Selisih Campuran = ((Total Volume Sesungguhnya x Proporsi yang Dianggarkan)
(Volume Penjualan Sesungguhnya)) x (Kontribusi yang Dianggarkan Per Unit)
SELISIH VOLUME (VOLUME VARIANCE). Besarnya selisih volume dapat dicari dengan
mengurangkan selisih volume dan selisih campuran dengan selisih campuran. Perhitungan
selisih volume juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
Selisih Volume = ((Total Volume Penjualan Sesungguhnya) x (Persentase yang
Dianggarkan)) ((Penjualan yang Dianggarkan) x (Kontribusi yang Dianggarkan Per
Unit))
ANALISIS PENDAPATAN YANG LAIN. Jika tersedia informasi penjualan berdasarkan produk,
selisih pendapatan dapat dianalisis lebih lanjut berdasarkan produk.
PENETRASI PASAR DAN VOLUME INDUSTRI. Analisis pendapatan diperluas untuk
memisahkan selisih volume dan campuran menjadi jumlah yang disebabkan oleh perbedaan
pangsa pasar dan yang disebabkan oleh perbedaan volume industri. Prinsipnya adalah
manajer unit usaha bertanggung jawab terhadap pangsa pasar tapi tidak bertanggung jawab
terhadap volume industri, karena volume industri ini dipengaruhi oleh keadaan ekonomi
secara luas. Persamaan berikut digunakan untuk memisahkan pengaruh penetrasi pasar dari
volume industri atas selisih volume dan campuran:
volume industri atas selisih volume dan campuran:
selisih pangsa pasar = [(penjualan sesungguhnya) - (volume industri) x penetrasi
pasar dianggarkan] x (unit kontribusi dianggarkan)
BIAYA VARIABLE. Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dan
proporsional dengan volume. Biaya variabel yang dianggarkan harus disesuaikan dengan
volume produksi sesungguhnya.
RINGKASAN SELISIH
Selisih yang terjadi beserta penyebabnya kemudian dilaporkan kepada manajemen sebagai
dasar untuk melakukan penyempurnaan.
Hal ini dilakukan dengan mensubstitusi laba kotor untuk perbedaan antara harga jual
sesungguhnya dengan harga pokok standar. Harga pokok tandar hendaknya memasukkan
perhitungan tersebut ke harga pokok produksi yang disebabkan oleh perubahan harga bahan
baku dan tenaga kerja. Standar ini, lebih dari sesungguhnya, biaya yang digunakan atas
ketidak efisienan produksi tidak memperhitungkan organisasi pemasaran.
STANDAR EVALUASI
Ada tiga jenis standar untuk menilai aktivitas sesungguhnya suatu uni usaha dalam sistem
pengendalian manajemen yakni:
STANDAR HISTORIS
Cara ini merupakan catatan kinerja sesungguhnya pada masa lalu. Kelemahan catatan
kinerja sesungguhnya pada masa lalu. Kelemahan mendasar dari standar ini adalah :
pertama, keadaan sekarang mungkin sudah berubah antara dua periode yang
dibandingkan. Kedua, kinerja periode sebelumnya belum tentu dapat diterima.
STANDAR EKSTERNAL
Standar ini diperoleh dari pusat pertanggung jawaban atau perusahaan lain. Kinerja dari
suatu kantor cabang berbeda dengan kinerja kantor cabang lainnya. Jika kondisi pada
dua pusat pertanggung jawaban ini sama, perbandingan seperti ini mungkin menjadi
dasar evaluasi kerja.
FULL-COST SYSTEM
Jika perusahaan menggunakan sistem biaya penuh (full-cost system), maka baik biaya
variable maupun biaya tetap dimasukkan sebagai elemen persediaan pada biaya standar per
unit. Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal, beberapa biaya overhead
tetap yang terjadi pada periode tersisa pada persediaan lebih dari mengalirkan ke harga pokok
penjualan. Sebaliknya, jika persediaan menurut selama periode tersebut, lebih banyak biaya
overhead tetap dikurangkan pada harga pokok penjualan dari paa jumlah sesungguhnya yang
terjadi pada periode tersebut.
Jika tingkat persediaan berubah, dan jika volume produksi sesungguhnya berbeda dari
yang dianggarkan, bagian dari selisih volume produksi dimasukkan dalam persediaan. Juga,
jumlah selisih volume produksi ini harus di hitung dan dilaporkan. Selisih ini merupakan
perbedaan biaya tetap produksi yang sesungguhnya dan biaya produksi tetap standar pada
volume bersangkutan.
Jika perusahaan tersebut menggunakan sistem biaya variable, biaya produksi tetap tidak
dimasukkan dalam persediaan sehingga tidak ada selisih volume produksi. Selisih biaya
produksi tetap secara sederhana merupakan perbedaan jumlah yang dianggarkan dengan
jumlah sesungguhnya.
92
Walaupun cara ini menunjukkan dimana selisih itu terjadi tapi ia tidak menjelaskan
alasan terjadinya selisih dan tidak menjelaskan tindakan yang perlu dilakukan sebagai
tindaka-lanjutnya.
Tidak memberikan penjelasan apakah selisih yang terjadi tersebut penting atau tidak.
Karena laporan kinerja merupakan kumpulan laporan, maka manajer menjadi lebih
tergantung pada keterang dan ramalan.
Laporan analisis selisih hanya menunjukkan apa yang telah terjadi,tidak menunjukkan
apa pengaruh dimasa mendatang terhadapa tindakan yang telah dilakukan manajer.
INFORMASI LAIN
Disamping menerima laporan selisih terhadap anggaran dan data sesungguhnya, manajer unit
usaha tertentu juga menerima informasi dari sumber lainnnya.
VARIABEL KUNCI
Sebelumnya sudah dibahas pentingnya penentuan dan pelaporan variabel kunci tertentu
yang memerlukan tindakan segera. Variabel-variabel ini merupakan indicator penting
atas kesuksesaan perusahaan. Yang terpenting adalah informasi atas variabel kunci
harus menjadi perhatian utama manajer unit usaha.
TUJUAN NON KEUANGAN
Disamping tujuan keuangan yang harus dicapai maka tujuan non keuangan perlu juga dicaai
karena perlu untuk menganalisis kinerja sebagai tambahan informasi pada anggaran laba.
INFORMASI INFORMAL
Mnajer memperoleh informasi bisa dari komunikasi dengan orang lain, memo, rapat, dan
sumber informasi lainnya. Kepentingan relative informasi informal, dibandingkan dengan
laporan formal yang telah diuraikan, berbedda dengan yang diinginkan oleh manajer.
93
TINDAKAN MANAJEMEN
Bagaimanapun juga keseimbangan antara informasi formal dan informal, prinsip yang
terpenting adalah: laporan laba bulanan seharusnya tidak berisi banyak kejutan. Informasi
yang signifikan hendaknya dikomunikasikan secara cepat segera setelah informasi tersebut
dikertahui. Laporan formal tetaplah penting.
Pengawasan ketat cendrung mencegah manajer untuk bersikap tidak efisien ataupun
membuang-buang waktu.
94
Tekanan yang konsisiten memotivasi manajer untuk mencari jalan yang lebih untuk
menjalankan operasional perusahaan seperti saat ini.
Kelamahan pengawasan ketat adalah :
Manajer lebih memfokuskan pada tindakan jangka pendek daripada kepantingan jangka
panjang perusahaan.
Untuk memenuhi laba jangka pendek, manajer unit usaha tidak melakukan tindakan
yang bermanfaat untuk jangka panjang.
Kegunaan laba yang dianggarkan sebagai tujauan yang akan dicapai, bisa mengubah
komunikasi antara manajer unit usaha dengan puncak.
Pengawasan yang ketat mendorong manajer untuk memanifulasi data.
Studi empiris yang pernah diakukan hopwood mengemukakan bahwa pengawasan ketat
akan menjadikan:
Hubungan kerja yang tidak harmonis
Jelek hubungan dengan atsan
Jeleknya hubungan dengan rekan kerja
Kecendrungan manipulasi laporan akuntansi.
Besarnya keleluasaan bagi manajer unit usaha untuk melakukan uji coba.
Tingkat dimana variable kinerja secara kritis bisa di pengaruhi oleh manajer unit usaha.
Tingkat ketidakpastian yang melekat pada operasional perusahaan.
Rentang waktu pengaruh keputusan manajer yang dibuatnya.
95
BAB 11
PENGUKURAN KINERJA
MANAJEMEN
96
PENDAHULUAN
Pengukuran kinerja manajemen digunakan untuk mengukur aspek-aspek keuangan.
pengukuran yang dilakukan dengan membandingkan kinerja keuangan sesungguhnya
dibandingkan dengan kinerja keuangan yang dianggarkan. pengukuran tersebut biasa sering
disebut denan sistem pengukuran tradisional. asumsi yang digunakan dalam sistem
pengukuran tradisional adalah bahwa pekerja dapat mengerjakan sesuatu yang telah
ditetapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan perusahaan tanpa ada keharusan untuk
melakukan inovasi. untuk memenangkan persaingan global, sistem pengukuran yang hanya
mempertimbangkan aspek keuangan semata tidak dapat mencerminkan kinerja manajemen
sesunguhnya, sehingga diperlukan sistem pengukuran yang tidak hanya mempertimbangkan
ukuran-ukuran keuangan tetapi juga ukuran-ukuran non keuangan. sistem pengukuran kinerja
manajemen yang menggabungkan ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan menurut
kaplan dan norton disebut dengan balance scorecard.
PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja manajemen merupakan suatu proses yang harus dilakukan dalam
pengendalian manajemen. Hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada
kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran,
hasil, manfaat, dan dampak. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai pencapaian tujuan
dan sasaran. Proses pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan
bukti statistik untuk menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya.
Tujuan mendasar pengukuran kinerja manajemen adalah untuk membantu manajer
perusahaan menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur keuangan dan non keuangan.
Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan
informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan
memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian.
Pengukuran kinerja dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap
pengukuran. Tahap persiapan atas penentuan bagian yang akan diukur, penetapan kriteria
yang dipakai untuk mengukur kinerja, dan pengukuran kinerja yang sesungguhnya.
Sedangkan tahap pengukuran terdiri atas pembanding kinerja sesungguhnya dengan sasaran
yang telah ditetapkan sebelumnya dan kinerja yang diinginkan.
Manfaat pengukuran kinerja bagi manajemen maupun karyawan adalah sebagai berikut:
1.
Mengelola operasi organisasi secara efektif & efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimum.
2.
Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan.
3.
Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
4.
Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai
kinerja mereka.
97
5.
6.
98
LAPORAN ANGGARAN
Anggaran yang disetujui merupakan media pengendalian aktivitas pusat pertanggung
jawaban yang ada, dan suatu laporan yang membandingkan pendapatan sesungguhnya
dengan biaya yang dianggarkan merupakan laporan keuangan yang penting. Walaupun
anggaran merupakan pedoman penting bagi manajer pusat pertanggungjawaban, anggaran
hanyalah merupakan pedoman. Jika manajer menemukan cara yang lebih baik dalam
mencapai tujuan atau jika keadaan berubah dari asumsi awal, manajer boleh tidak
menggunakan anggaran.
INFORMASI NON KEUANGAN
Informasi non keuangan tertentu merupakan indikator penting tentang bagaimana strategi
yang dipilih diterapkan. Hal ini mengacu pada beberapa cara: variabel penting, faktor-faktor
strategi, faktor kesuksesan kunci, faktor kesuksesan kritis atau indikator kinerja kunci.
99
2.
3.
4.
5.
BALANCE SCORECARD
Balance scoredcard merupakan contoh sistem pengukuran kinerja. Balance scorecard
diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton. Ia menekankan keseimbangan antara ukuran strategis
dalam upaya mencapai keselarasan tujuan, sehingga mendorong bawahan untuk bertindak
sesuai dengan tujuan perusahaan. Untuk mendukung keselarasan tujuan Balance scoredcard
merupakan alat dalam mempokouskan organisasi, meningkatkan komunikasi, menetapkan
tujuan organisasi, dan menyediakan umpan balik bagi manajemen.
Setiap ukuran dalam Balance scorecard menekankan aspek strategi perusahaan. Dalam
membuat Balance scorecard, eksekutif harus memilih seperangkat ukuran yang:
1.
Menunjukan faktor kritis secara akurat yang akan menentukan kesuksesan strategi
perusahaan.
2.
Menunjukan hubungan diantara ukuran individual sebagai penyebab.
3.
Menyediakan pandangan yang lebih luas tentang status terkini perusahaan.
HASIL & UKURAN PEMICU
Ukuran ini merupakan indikator yang menunjukan kepada manajemen apa yang telah terjadi
sebaliknya ukuran pemicu adalah indikator terdepan yang menunjukan kemajuan bagianbagian penting dari penenerapan suatu strategi.
UKURAN KEUANGAN & NON KEUANGAN
Dengan menyadari pentingnya ukuran banyak organisasi yang masih gagal memasukan
ukuran non keuangan kedalam kinerja manajemen puncak perusahaan terutama karena
ukuran ini cendrung sedikit canggih dari pada ukuran keuangan dan manajemen puncak
kurang akrab dengan penggunaann ukuran tersebut.
Untuk setiap ukuran keuangan selama tahun 1970-an, Pan Am Airlines, US Steel,
Xerox, dan IBM mendominasi pasar mereka. Namun, pada pertengahan tahun 1980-an, posisi
mereka terancam serius oleh para pesaing yang mencapai kualitas, kepuasan pelanggan,
inovasi, serta model bisnis yang lebih baik. Hal ini tidak dapat diukur dengan alat keuangan
sampai sudah terlambat.
100
101
PRAKTIK-PRAKTIK PENGUKURAN
Hasil studi Lingle dan Schiemann memberikan wawasan mengenai apa yang diukur oleh
perusahaan, kualitas yang dilihat, serta ukuran apa yang dikaitkan dengan kompensasi.
PENGENDALIAN INTERAKTIF. Peran utama dari pengendalian manajemen adalah untuk
membantu pelaksanaan strategi. Strategi yang terpilih mendefinisikan faktor kunci
keberhasilan yang menjadi titik pusat dari desain dan operasi sistem pengendalian. Hasil
akhirnya adalah implementasi strategi yang berhasil. Dalam industri yang mengalami
perubahan lingkungan yang pesat, informasi pengendalian manajemen juga memberikan
dasar untuk memikirkan strategi baru.
Dalam lingkungan yang cepat berubah dan dinamis, menciptakan suatu organisasi
pembelajaran adalah penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Organisasi pembelajaran
mengacu pada kemampuan karyawan untuk belajar menyesuaikan diri terhadap perubahan
lingkungan secara berkelanjutan. Tujuan utama dari pengendalian interaktif adalah untuk
memfasilitasi terciptanya organisasi pembelajaran.
Ada perbedaan mendasar antara faktor kunci keberhasilan dan ketidakpastian strategis.
Faktor kunci keberhasilan diturunkan dari strategi yang dipilih, karena faktor tersebut
mendukung implementasi strategi untuk produk dan pasar saat ini. Ketidakpastian strategis,
di lain pihak, adalah dasar bagi perusahaan untuk mencari strategi baru, karena ketidakpastian
tersebut membantu dalam mengembangkan bisnis baru.
KARAKTERISTIK PENGENDALIAN INTERAKTIF
Sekelompok informasi pengendalian manajemen mengenai ketidakpastian strategis yang
dihadapi oleh bisnis tersebut menjadi titik pusat. Eksekutif senior menerima informasi
semacam itu dengan serius.Manajer pada semua tingkatan organisasi tersebut memfokuskan
perhatian pada informasi yang dihasilkan oleh sistem. Atasan, bawahan, dan rekan kerja
bertemu untuk menginterpretasikan dan membahas implikasi dari informasi untuk inisiatif
strategis masa depan.
Rapat dilaksanakan dalam bentuk debat serta tantangan terhadap data dan asumsi yang
mendasari serta tindakan yang sesuai. Pengendalian interaktif bukanlah suatu sistem yang
terpisah, melainkan merupakan bagian yang integral dari sistem pengendalian manajemen.
Beberapa informasi pengendalian manajemen membantu manajer untuk memikirkan strategi
baru. Informasi pengendalian interaktif biasanya cenderung bersifat nonkeuangan.
103
BAB 12
KOMPENSASI BAGI MANAJEMEN
104
PENDAHULUAN
Kompensasi dapat diartikan sebagai pemberian imbalan atas hasil kerja yang dilakukan
dengan melihat prestasi kerja itu sendiri. Prestasi kerja yang dilakukan dapat dinilai dan
diukur berdasarkan suatu penilaian yang telah ditentukan perusahaan secara objektif. Setiap
pekerja yang telah memberi atau mengorbankan tenaga dan pikirannya pada suatu
perusahaan, baik itu perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah akan mengharapkan
kontra prestasi atau balas jasa berupa uang atau barang-barang yang disebut dengan catu
dalam bentuk kebutuhan barang-barang pokok misalnya beras.
Kompensasi (Gaji dan Upah) yang diberikan perusahaan kepada pekerja merupakan
salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan pimpinan demi kelancaran jalannya
perusahaan. Kompensasi yang layak merupakan pendorong bagi karyawan supaya bekerja
lebih giat serta lebih bertanggungjawab dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan
perusahaan kepadanya. Jadi dapat dikatakan bahwa kompensasi (gaji dan upah) akan
mempengaruhi performance karyawan.
PENGERTIAN KOMPENSASI
Menurut Benjo Siswanto kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan perusahaan kepada
tenaga kerja karena telah memberikan sumbangan tenaga dan pikiran demi kemajuan dan
kontinuitas perusahaaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pemberian
kompensasi insentif diukur dari selisih target atau anggaran laba, volume produksi, volume
penjualan atau hasil penjualan dengan realisasinya dalam satu tahun.
Organisasi memberikan penghargaan pada partisipasi yang berkinerja sesuai dengan
cara-cara yang telah disetujui bersama. Penelitian atas insentif cenderung mendukung hal-hal
berikut ini:
1.
Individu-individu cenderung untuk lebih termotivasi oleh penghargaan pendapatan
pontensial daripada oleh rasa takut akan hukuman.
2.
Penghargaan pribadi bersifat relative atau situasional.
3.
Jika manajemen senior memberikan tanda-tanda melalui tindakannya bahwa mereka
menganggap system pengendalian manajemen adalah penting.
4.
Individu-individu sangat termotivasi ketika mereka memperoleh laporan, atau umpan
balik, mengenai kinerja mereka.
5.
Motivasi adalah paling lemah ketika orang tersebut merasa yakin bahwa suatu insentif
tidak dapat dicapai atau terlalu medah untuk dicapai.
6.
Insentif yang disediakan oleh suatu anggaran atau suatu pernyataan tujuan lainnya
adalah paling kuat ketika manejer berkerja sama dengan atasanya untuk memperoleh
angka-angka anggaran.
105
Gaji
Tunjangan
Kompensasi insentif.
Rencana kompensasi insentif dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
CARRYOVERS. Merupakan rencana insentif jangka pendek, dimana diatur agar setiap tahun
selalu dibagi bonus dan bonus yang dibagikan tidak tergantung pada besar labanya. Setiap
tahun, komite dari dewan komisaris memutuskan seberapa besar yang akan ditambahkan ke
caaryover, atau seberapa besar akumulasi carryover yang akan digunakan jika bonus ternyata
terlalu rendah.
Metode ini menawarkan dua keuntungan, yaitu:
1.
Metode tersebut lebih fleksibel, karena pembayaran tidak ditentukan secara otomatis
oleh suatu rumus dan dewan komisaris dapat menggunakan penilaian mereka.
2.
Metode tersebuat dapat mengurangi besarnya fluktuasi yang terjadi ketika pembayaran
bonus hanya didasarkan pada jumlah yang dihasilkan dari rumus yang dihitung setiap
tahunnya.
106
KOMPENSASI YANG DITUNDA. Dalam sistem ini, eksekutif hanya menerima seperlima dari
bonus mereka ditahun dimana bonus tersebut diperoleh. Empat per lima sisanya dibayar
merata selama empat tahun ke depan. Metode penundaan pembayaran ini menawarkan
keunggulan-keunggulan berikut ini:
Manajer dapat mengestimasikan dengan akurasi yang cukup besar, pendapatan tunai
mereka untuk tahun mendatang
Seorang manajer yang pensiun akan terus menerima pembayaran untuk sejumlah tahun.
Kelemahan dari rencana bonus ditunda adalah bahwa rencana tersebut tidak membuat
jumlah yang ditunda menjadi tersedia bagi eksekutif ditahun bonus tersebut diperoleh.
RENCANA INSENTIF JANGKA PANJANG
OPSI SAHAM. Suatu opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah lembar saham pada atau
setelah tanggal tertantu di masa depan (tanggal pelaksanaan), pada harga yang telah disetujui
pada tanggal pemberian opsi. Manfaat motivasional utama dari rencana opsi saham adalah
bahwa rencana tersebut mengarahkan energi manajer ke arah kinerja jangka panjang maupun
jangka pendek dari perusahaan tersebut.
SAHAM FANTOM. Suatu rencana saham fantom memberikan kepada manajer sejumlah saham
untuk tujuan pembukuan saja. Di akhir periode yang telah ditentukan eksekutif tersebut
berhak untuk menerima suatu penghargaan yang setara dengan apresiasi di nilai pasar dari
saham tersebut sejak tanggal penghargaan. Penghargaan tersebut dapat berbentuk uang tunai,
lembar saham , atau keduanya.
HAK APRESIASI SAHAM. Suatu hak apresiasi saham adalah suatu hak untuk menerima
pembayaran uang tunai berdasarkan peningkatan dalam nilai saham dari saat pemberian
penghargaan sampai suatu tanggal tertentu di masa depan.
SAHAM KINERJA. Suatu rencana saham kinerja memberikan sejumlah tertentu saham ke
seorang manajer ketika cita-cita jangka panjang tertentu telah terpenuhi. Biasanya, citacitanya adalah untuk mencapai persentase pertumbuhan tertentu dalam laba persaham selama
periode tiga sampai lima tahun.
UNIT KINERJA. Dalam suatu rencana unit kinerja, suatu bonus tunai dibayarkan ketika target
jangka panjang tertentu lebih tercapai. Rencana ini dengan demikian menggabungkan aspekaspek dari hak apresiasi saham dan saham kinerja.
107
TIPE INSENTIF
1.
2.
B.
C.
Penghargaan keuangan
a) Peningkatan gaji
b) Bonus
c) Kesejahteraan
d) Penghasilan tambahan
Penghargaan sosial dan psikologi
a) Kemungkinan promosi
b) Pemberian tanggung jawab
c) Pemberian otonomi
d) Menempatkan ke wilayah yang lebih baik
e) Pengakuan
Upper Curoffs
Yakni tingkat prestasi dimana bonus maksimum bisa dicapai
Lower Cutoffs
Yakni tingkatan bawah dimana tidak ada bonus yang diberikan.
1.
2.
3.
D.
KRITERIA KINERJA
1.
2.
3.
4.
5.
E.
Kriteria keuangan
a) Kontribusi margin
b) Laba langsung unit usaha
c) Laba unit usaha yang bisa dikontrol
d) Laba sebelum pajak
e) Laba bersih
f) Return on investment
g) Residual income
Periode waktu
a) Kinerja keuangan tahunan
b) Kinerja keuangan beberapa tahun
Kriteria non keuangan
a) Pertumbuhan penjualan
b) Pangsa pasar
c) Kepuasan konsumen
d) Kualitas
e) Pengembangan produk baru
Beratnya tugas yang dibeban menurut kriteria keuangan dan non keuangan.
Pengukur perbandingan
a) Anggaran laba
b) Kinerja masa lalu
c) Kinerja pesaing
F.
Kas
Saham
Stock option
Phantom stock
Performance shares
109
TEORI AGENSI
Hubungan agensi ada ketika salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain (agen) untuk
melaksanakan suatu jasa dan, dalam melakukan hal itu, mendelegasikan wewenang untuk
membuat kaputusan kepada agen tersebut. Perbedaan Tujuan antara Prinsipal dan agen
diasumsikan akan menerima kepuasan tidak hanya dari kompensasi keuangan tetapi juga dari
tambahan yang terlibat dalam hubungan suatu agensi, seperti waktu luang yang banyak,
kondisi kerja yang menarik, keanggotaan klub, dan jam kerja yang fleksibel.
Prinsipal (pemegang saham) diasumsikan hanya tertarik pada pengembalian
keuanganyang diperoleh dari investasi mereka diperusahaan tersebut. Untuk menangani
masalah dari perbedaan tujuan dan asimetri informasi. Ada 2 (dua) cara yaitu pemantauan
dan kontrak insentif.
1.
PEMANTAUAN
Prinsipal dapat merancang sistem pengendalian yang memantau tindakan agen
menghalangi tindakan yang meningkatkan kekayaan agen dengan mengorbankan
kepentingan prinsipal.
2.
KONTRAK INSENTIF
Prinsipal mungkin mencoba untuk membatasi perbedaan referensi dengan menetapkan
kontrak insentif yang sesuai.
KRITIK
Teori agensi ditemukan pada tahun 1960-an dan sejak saat ini telah ditulis secara ekstensi
dalam jurnal-jurnal akademik. Tetapi teori tersebut tidak memiliki pengaruh
praktis yang terlihat pada proses pengendalian manajemen. Teori agensi mengaplikasikan
bahwa manajer di organisasi nirlaba dan pemerintah, yang tidak dapat menerima kompensasi
insentif, kurang memiliki motivasi yang diperlukan untuk keselarasan tujuan banyak orang
tidak menerima implikasi ini.
Beberapa orang telah mempelajari teori agensi menyatakan bahwa model tersebut tidak
lebih dari sekedar pernyataan atas fakta yang terlihat jelas yang dinyatakan dalam simbolsimbol matemastis. Elemen-elemen dalam model tersebut tidak dapat dikuantifikasi.Model
tersebut mengabaikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi hubungan ini, seperti
kepribadian partisipan, agen yang tidak enggan menghadapi resiko, motif non keuangan,
kepercayaan prinsipal terhadap agen, kemampuan agen pada penugasan saat ini dan potensi
untuk penugasan masa depan.
110
BAB 13
PENGENDALIAN MANAJEMEN
PADA ORGANISASI JASA
111
PENDAHULUAN
Pada bab-bab terdahulu pembahasan lebih ditekankan pada berbagai aplikasi sistem
pengendalian manajemen yang dilakukan jelas karena yang dikendalikan maupun yang
dihasilkan dalam proses produksinya jelas tampak kasat mata. Namun sistem pengendalian
manajemen tidak hanya menyangkut aspek manufaktur seperti itu. Sistem pengendalian
manajemen juga berfungsi pada sektor jasa. Dalam proses pengendaliannya, sektor jasa
mempunyai karakteristik yang relatif berbeda dibandingkan sektor manufaktur. Bab ini akan
membahas tentang proses pengendalian pada organisasi jasa. Pembahasan dikhususkan pada
organisasi jasa professional (konsultan hukum, pengacara, akuntan dan profesi sejenis),
rumah sakit, nirlaba (yayasan), pemerintah dan organisasi dagang (agen, distributor,
pengecer).
Biaya yang terjadi pada organisasi jasa merupakan biaya tetap dalam jangka pendek.
Dalam jangka pendek misalnya sebuah hotel tidak bisa mengurangi biayanya secara
substansial dengan menutup sebagian kamarnya. Akuntan, kantor organisasi dan
organisasi professional lainnya biasa enggan untuk menghentikan pegawainya pada saat
volume jasanya rendah karena menyangkut moral dan biaya pengrekrutan kembali yang
harus diberikan kembali.
Variabel kunci untuk organisasi jasa adalah seberapa besar kapasitas yang dipunyai
oleh perusahaan jasa untuk dibandingkan dengan permintaan akan jasa yang ada.
Biasanya organisasi jasa membandingkannya dengan dua cara. Pertama organisasi
tersebut berupaya menstimulasi permintaan pada periode sepi order jasa dengan
mengadakan upaya pemasaran dan penurunan harga. Contohnya untuk hotel pada
musim sepi biasanya menggencarjab pemasaran hotelnya dan member diskon khusus.
Kedua menyesuaikan ukuran tim kerja yang ada untuk mengantisipasi permintaan jasa
seperti kegiatan trainingpada musim sepi dan kompensasi lembur saat musim ramai.
2.
KESULITAN DALAM PENGAWASAN KUALITAS
Perusahaan manufaktur bisa memeriksa produknya sebelum dikirimkan ke pelanggan,
dan kualitas barang yang dikirim bisa diukur secara kasat mata atau dengan instrument
tertentu. Sedangkan perusahaan jasa tidak bisa melakukan hal yang sama seperti
barang. Penilaian atas kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu diberikan dan seringkali
subyektif.
3.
PENGGUNAAN TENAGA KERJA YANG INTENSIF
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan
maksud menggantikan tenaga kerja dan mengurangi biaya.perusahaan jasa tidak
melakukan itu, tetapi dimaksudkan untuk lebih meningkatkan pelayanan.
4.
ORGANISASI DENGAN MULTI UNIT
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang berbeda yang
masing-masing relatif kecil. Contohnyab restoran fastfood, perusahaan sewa mobil dan
contoh lainnya. Beberapa unit yang ada tersebut mungkin dimiliki sendiri dan mungkin
dengan sistem franchise.
Karena unit-unit tersebut berbeda dalam menyediakan pelayanan, perhatian khusus
diperlukan untuk memperbandingkan kinerja masing-masing unit. Teknik seperti
menyesuaikan perbedaan seperti ini disebut data envelopment analysis. Teknik ini
mengidentifikasi unit yang paling efisien dengan menggunakan metode statistic atas berbagai
perbedaan yang diizinkan.
SEJARAH PERKEMBANGAN
Akuntansi biaya pada awalnya berkembang pada perusahaan manufaktir karena kebutuhan
untuk menilai barang dalam proses dan barang untuk tujuan pelaporan keuangan. Sistem ini
menyedialan bahan baku yang mudah diadaptasi untuk digunakan membentuk harga pasar
dan tujuan manajemen lainnya. Sistem harga pokok standar, pemisahan biaya tetap dan
variable dan analisis penyimpangan dibentuk atas dasar sistem biaya akuntansi.
Sampai dengan beberapa decade yang lalu, banyak organisasi jasa tidak mempunyai
pendorongan yang sama dalam pengembangan data biaya. Penggunaan biaya produk dan data
113
akuntansi manajemen lainnya baru saja dipakai, terutama sejak perang dunia kedua. Sistem
pengendalian manajemen sejak itu berkembang sangatt cepat sama seperti perkembangan
pada perusahaan manufaktur.
ORGANISASI PROFESSIONAL
Organisasi yang dimaksud dalam hal ini adalah organisasi litbang, lembaga hukum, rumah
sakit, arsitek, konsultan,biro iklan usaha seni, dan olahraga dimana produknya merupakan
jasa professional.
KARAKTERISTIK KHUSUS
TUJUAN. Perusahaan profesional mempunyai relative sedikit asset yang dapat dilihat, asset
utamnya adalah kemampuan professional stafnya, dimana nilai ini tidak tampak dalam
laporan keuangan. Tujuan keuangan utamanya adalah menyediakan kompensasi yang
sepadan pada para profesionalnya. Pada banyak organisasi, Tujuan yang hendak dicapai
biasanya berkaitan dengan ukuran organisasi. Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah
ukuran sukses suatu organisasi biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi. Tujuan ini
menunjukkan skala ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf kantor pusat
organisasi dan unit-unit pertanggunjawaban agar tidak kalah dalam persaingan.
PROFESIONAL. Organisasi professional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga
kerja dalam hal ini merupakan bentuk khusus. Professional biasanya cenderung tidak
membebani keputusannya dari sudut pengaruh keuangannya, mereka ingin mengerjakan
sebaik mungkin dengan mengabaikan biayanya. Karena profesional merupakan sumber daya
terpenting dalam suatu perusahaan.
UKURAN OUTPUT. Output dari suatu organisasi profesional tidak bisa diukur dengan ukuran
fisik, seperti unit, ton dan lain-lain. Output dalam hal ini adalah efektivitas kerja. Pendapatan
yang diperoleh biasanya merupakan ukuran output pada sejumlah organisasi profesi, namun
ukuran seperti ini lebih berhubungan pada jumlah jasa yang dilakukan, tidak berkaitan
dengan mutu, walau kualitas yang jelek dalam jangka panjang akan mengurangi pendapatan.
Pekerjaan yang dilakukan oleh banyak profesionaltidak repetitive atau berulang-ulang. Hal
ini menyulitkan dalam perencanaan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu tugas,
dan juga penilaian atas kinerja yang telah dilakukan. Beberapa pekerjaan biasanya repetitive,
misalnya mencatat kontrak penjualan dan membuat draft tugas.
UKURAN KECIL. Dengan beberapa pengecualian, seperti kantor lembaga hokum, akuntan,
organisasi professional biasanya relative kecil dan berlokasi pada satu tempat saja. Manajer
puncak pada organisasi seperti ini bisa mengawasi dan memotivasi pegawainya secara
langsung dan pendekatan pribadi saja. Sehingga, kebutuhan untuk sistem pengendalian
manajemen tidaklah merupakan hal yang mendesak.
114
PEMASARAN. Pada perusahaan manufaktur, pemilihannya jelas antara kegiatan produksi dan
pemasaran. Pada organisasi profesi pemilihan tersebut tidak ada. Untuk beberapa profesi
seperti hukum dan dokter dibatasi dengan beberapa kode etik dan jenis pemasaran yang boleh
dilakukan. Pemasaran pada dasarnya merupakan kegiatan inti pada semua organisasi. Jika
tidak dilakukan dengan terbuka, pemasaran bisa dalam bentuk kontak pribadi, artikel, pidato
dan kegiatan sejenisnya yang bisa dilakukan oleh seorang professional.
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
PENENTUAN HARGA. Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi
biasabya ditetapkan secara tradisional. Tarif biasanya didasrkan pada jam kerja untuk
kompensasi dengan tingkat profesionalnya, ditambah biaya overhead dan laba. Biasanya juga
dibebankan biaya tetapnya.
PUSAT LABA DAN HARGA TRANSFER. Organisasi nirlaba biasanya menggunakan pusat laba.
Unit pendukung, seperti pemeliharaan,proses informasi,transformasi, telekomunikasi,
percetakan dan sejumlah material dan jasa, membebankan uang yang dikonsumsinya pada
jasa yang diberikannya.
PERENCANAAN STRATEGI DAN PENGANGARAN. Pada umumnya, sistem perencanaan strategi
dibuat tidak sebaik pada perusahaan manufaktur. Pada organisasi profesi, asset utamanya
adalah orang, dan walaupun terjadi fluktuasi jangka pendek pegawainya, perubahan ukuran
dan kompensasiuntuk stafnya lebih mudah dibuat dan direvisi dimana perlu.
PENGAWASAN OPERASI. Perhatian yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalanwaktu
dan professional tersebut. The billed time ratio adalah rasio jumlah jam yang dipakai terhadap
total jam kerja yang tersedia dari professional tersebut, diawasi dengan cermat.
Ketidakmampuan untuk menciptakan standar kerja dan ukuran prestasinya, akan membawa
dampak terhadap perencanaan dan pengendalian tugas sehari-hari.
UKURAN PRESTASI DAN PENGHAGAAN. Seperti diuraikan didepan, kinerja professional cukup
mudah dinilai. Namun ada juga kinerja professional yang cukup sulit dunilai. Untuk beberapa
kondisi, ukuran prestasi biasanya tersedia. Misalnya rekomendasi dari rekomendasi dari
seorang analis investasi bisa dibandingkan dengan prilaku pasar sesungguhnya dari saham.
Diagnosis rumah sakit bisa diuji dengan pengujian kondisi hasil operasi. Skill bisa diukur
dengan kesuksesan dari operasional. Ukuran seperti ini biasanya merupakan kualifikasi yang
tepat. Namun pada beberapa keadaan, pengukuran prestasi lebih banyak mempertimbangkan
faktor kemanusiaan. Pertimbangan tersebut bisa dari atasan, rekan kerja, diri sendiri,
bawahan atau klien.
115
2.
3.
4.
116
ORGANISASI NIRLABA
Organisasi nirlaba menurut definisi hukumnya merupakan organisasi yang tidak bisa
mengalihkan aktiva, pendapatan, atau keuntungannya kepada anggota, pegawai atau direktur
oeganisasi tersebut.Tetapi dalam hal ini, organisasi tentu saja bisa memberi semacam
kompensasi atas jasa ataupun barang yang diberikan oleh pegawai maupun anggota
organisasi tersebut. Definisi ini juga tidak berarti organisasi dilarang memperoleh pendapatan
yang diperhitungkan sebagai labanya. Yang dilarang adalah distribusi laba tersebut.
Organisasi nirlaba memerlukan laba yang tinggi untuk menyediakan modal kerja dan sebagai
penjagaan di masa paceklik perolehan dana.
Saat ini, banyak juga kita melihat dalam suatu kelompok usaha, disamping mempunyai
orgnisasi yang berorientasi laba juga memiliki organisasi nirlaba. Ada rumah sakit nirlaba
dan ada rumah sakit yang bertujuan mencari laba, sekolah nirlaba dan sekolah yang mencari
laba, bahkan ada organisasi keagamaan yang mencari laba.
CIRI-CIRI KHUSUS
1.
2.
3.
4.
Secara prinsip, ada dua kategori kontribusi modal yaitu dalam bentuk bangunan dan
sumbangan. Bangunan disini termaksud kontribusi gedung dan peralatan atau
kontribusi dana untuk membeli bangunan. Sumbangan terdiri dari donator yang
bermaksud memberikan sumbangan tanpa batas waktu. Hanya pendapatan saja yang
digunakan untuk membiayai operasional perusahaan.
Penerimaan kontribusi aktiva modal tidak merupakan pendapatan. Aktiva sumbangan
tetap harus berpisah dengan aktiva operasi. Ini yang disebut sesuai dengan peraturan
sehingga jelas mana yang merupakan sumbangan yang murni sumbangan. Hal ini juga
membawa konsekuensi laporan konsekuensi harus pisah dengan kontribusi operasinya
yakni pendapatan yang diperoleh dari perputaran dana tahunan, bantuan dan
sumbangan lainnya yang dimaksudkan untuk membiayai operasional perusahaan.
Dengan konsekuensi seperti ini, Organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk laporan
keuangan, bentuk pertama berkaitan dengan kegiatan operasional dan termasuk di
dalamnya adalah laporan operasional, neraca, dan laporan cash flow, semuanya sama
seperti yang ditemui di dunia usaha umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan
kontribusi modal, dan lapran ini berisikan laporan kontribusi modal inflow dan outflow
selama satu periode dan neraca yang melaporkan kontribusi aktiva modal dan yang
berkaitan dengan hutang dan modal.
AKUNTANSI DANA
Banyak organisasi nirlaba menggunakan pencatatan system akuntansinya dengan cara
akuntansi dana. Rekening disimpan terpisah untuk beberapa dana yang masing-masing
seimbang dengan sendirinya. Hal hal yang perlu dipahami dalam menerapkan proses
akuntansi dana pada organisasi nirlaba karena umumnya organisasi jenis ini
mempunyai:
1)
Dana umum atau dana operasi, yang khusus berkaitan dengan bentuk rekening
operasi seperti yang disebutkan diatas.
2)
Dana gedung dan dana sumbangan, dimana rekening ini digunakan untuk
kontribusi modal aktiva dan modal seperti ini yang telah disebutkan diatas.
3)
Suatu variasi dana lain untuk tujuan khusus, seperti dana pensiun. Juga ditemukan
pada dunia usaha, walaupun dalam dunia usaha dana ini dilaporkan sebagai
catatan laporan keuangan, tidak termasuk dalam laporan keuangan itu sendiri.
Yang lainnya bertujuan untuk pengendalian intern.
Untuk tujuan pengendalian manajmen hal yang diperhatikan biasanya difokuskan pada
dana umum.
ATURAN
Organisasi nirlaba biasanya diatur dan diawasi oleh dewan penyantun (trustee). Trustee
biasanya tidak dibayar dan banyak dari mereka kurang memahami manajemen usaha.
Oleh karenanya, mereka sedikit sekali melakukan pengawasan seperti yang dilakukan
oleh seorang direktur. Juga, karena kinerja sulit diukur pada organisasi nirlaba,
biasanya dewan ini tidak mampu mengidentifikasi masalah sebenarnya. Untuk itulah
diperlukan dewan yang mengatur secara kuat dan bekerja secara efektif.
118
ORGANISASI PEMERINTAH
Organisasi pemerintah merupakan organisasi jasa dan kegiatan semacam ini merupakan salah
satu contoh organisasi nirlaba. Dengan demikiankarakteristik organisasi nonlabaseperti yang
dibahas terdahulu dapat diterapkan pada organisasi pemerintah.
KARAKTERISTIK KHUSUS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
PENGARUH POLITIK
Keputusan yang dihasilkan melalui proses yang berjenjang dan sering disertai dengan
konflik. Tekanan publik seperti ini tidak dapat dihindarkan. Seorang pejabat tidak bisa
berfungsi jika ia tidak terpilih kembali, dan jika ingin dipilih kembali, mereka harus
membantu memenuhi kebutuhan tertentu walau kebutuhan seperti ini tidaklah seperti
yang diharapkan masyarakat. Tekanan berupa konflik seperti ini biasanya tidak
menghasilkan keputusan yang optimum.
INFORMASI PUBLIK
Di negara kita yang demokratis, masyarakat pers dan umum berhak tahu atas apa yang
dilakukan oleh pemerintahnya. Saluran untuk distribusi informasi ini biasanya bias.
Cerita beberapa media biasanya cenderung membesar-besarkan. Untuk mengurangi hal
tersebut, pemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang sensitif dan
kontroversial yang mengalir melalui sistem pengendalian manajemen formal. Hal ini
mengurangi efektivitas sistem.
SIKAP YANG MENGUTAMAKAN PELANGGAN
Organisasi nirlaba didukung oleh pelanggan karena memperoleh penghasilan dari
pelanggannya. Makin bertambah pelanggan maka makin bertambah pula
pendapatannya, sehingga organisasi ini menerima pelanggan dan melayaninya dengan
baik. Organisasi pemerintah juga didukung oleh masyarakat; mereka memperoleh
penghasilan melalui masyarakat luas.
PERATURAN PEMERINTAH (RED TAPE)
Adanya sejumlah aturan dan regulasi sehingga kinerja pemerintah terkontrol. Beberapa
aturan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
KOMPENSASI MANAJEMEN
Manajer dan profesional lainnya di organisasi pemerintah biasanya cenderung sedikit
mendapatkan kompensasi dibandingkan yang diperoleh profesional lainnya di swasta.
Ini merupakan persepsi yang dirasakan oleh masyarakat umum bahwa seseorang sama
baiknya dengan yang lainnya yang pada gilirannya mempengaruhi pihak pembuat
undang-undang. Akibatnya adalah seorang manajer yang terbaik biasanya jarang yang
mau kerja di dunia pemerintah. Tentu saja ada pengecualian di bidang-bidang tertentu
dimana organisasi ini memberikan kompensasi yang memadai. Kompensasi disini tidak
mesti dalam bentuk materi. Penghargaan atau yang lebih konkret kenaikan pangkat
secara otomatis adalah beberapa contoh kompensasi yang dapat diberikan.
AKUNTANSI
120
Hingga saat ini sistem akuntansi yang dipakai pada organisasi pemerintah sudah kuno
dan tidak mengikuti perkembangan zaman. Disinilah diperlukan perombakan sistem
akuntansi yang lebih mengacu pada kebutuhan saat ini.
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PERENCANAAN STRATEGIS. Perencanaan strategi di
organisasi pemerintah merupakan faktor penting. Keputusan yang diambil biasanya juga
melibatkan pertimbangan politik. Keputusan yang diambil biasanya dengan
mempertimbangkan berbagai faktor tidak hanya faktor ekonomi tapi juga faktor lainnya. Jika
diparalelkan, perencanaan strategis dalam sistem pemerintah adalah penyusunan Program
Pemerintah yang berupa Kebijakan Pemerintah dan pelaksanaannya berdasarkan Peraturan
Pemerintah atau Undang-Undang atas dasar konsultasi dengan DPR. Kebijakan Pemerintah
diimplementasikan dalam bentuk APBN yang merupakan anggaran yang telah disusun oleh
pemerintah bersama dengan pihak legislatif.
UKURAN KINERJA. Laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Biaya pada organisasi
pemerintah dapat diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi pemerintah
pendapatan tidak merupakan ukuran output, karena tidak menggunakan ukuran moneter,
maka ukuran pendapatan dapat dilihat dari kualifikasi yang dilakukan. Kualifikasi yang
umumnya dilakukan adalah:
1.
UKURAN HASIL (A RESULT MEASURE)
Yakni ukuran output yang menurut dugaan berhubungan dengan tujuan organisasi.
Contohnya : panjang jalan yang dikerjakan, banyaknya masyarakat yang menikmati
aliran listrik, tersedianya air untuk konsumsi. Namun ukuran ini tidak menyebutkan
bagaimana kualitas jalan yang dikerjakan, apakah seluruh masyarakat sudah menikmati
aliran listrik tanpa ada pemutusan, bagaimana kualitas air untuk konsumsi.
2.
UKURAN PROSES (A PROCES MEASURE)
Yakni ukuran yang berkaitan dengan kegiatan yang dijalankan pemerintah.
Misalnya jumlah perternakan atau pertanian yang diperiksa dalam satu minggu, jumlah
order pembelian yang dilakukan satu hari. Ukuran proses sangat bermanfaat untuk
pengukuran kinerja jangka pendek. Ukuran proses lebih mudah diinterpretasikan
daripada ukuran hasil karena adanya hubungan yang lebih dekat antara input (biaya)
denganukuran proses. Ukuran proses berkaitan dengan efisiensi, tidak dengan
efektivitas.
3.
INDIKATOR SOSIAL
Yakni ukuran yang lebih luas dimana output yang dihasilkan menunjukkan hasil kerja
dari organisasi pemerintah tersebut. Karena indikator sosial banyak dipengaruhi oleh
faktor eksternal, maka ukuran ini terbaik hanya indikasi kasar bagai prestasi yang
dicapai oleh organisasi tersebut. Tingkat harapan hidup misalnya, adalah indikasi
efektivitas pengelolaan kesehatan pada suatu negara; ukuran ini biasanyanya
dipengaruhi oleh standar hidup, makanan, kebiasaan merokok, dan faktor lainnya.
Sehingga indikator sosial seperti ini cocok digunakan untuk analisis masalah strategis
pada jangka panjang.
121
2.
3.
122
BAB 14
PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA
PERUSAHAAN JASA KEUANGAN
123
PENDAHULUAN
Perusahaan jasa keuangan merupakan perusahaan yang bidang utamanya adalah mengelola
uang. Pada dasarnya perusahaan ini bertindak sebagai penengah yakni ia memperoleh uang
dari para deposan atau penabung dan meminjamkan pada perorangan atau perusahaan.
Tindakan lainnya adalah pemindah resiko, yakni memperoleh uang dalam bentuk premi,
menginvestasikan premi tersebut dan menerima resiko terjadinya peristiwa tertentu seperti
kematian atau kerusakan. Tindakan lainnya adalah sebagai pedagang yakni membeli dan
menjual sekuritas baik untuk mereka sendiri ataupun untuk nasabahnya.
Disisi lain, beberapa transaksi dilakukan dengan cepat. Banyak perdagangan yang
terjadi berdasarkan informasi yang diperoleh pedagang beberapa menit sebelumnya atau
dalam hitungan detik. Untuk transaksi mata uang atau sekuritas yang terdaftar, informasi
tersedia secara langsung pada pasar seluruh dunia. Pedagang membeli ataupun menjual
sekuritas berdasar informasi yang mereka punya. Jika mereka memberli sekuritas, perubahan
masa depan terhadap harganya akan mengubah nilai sekuritas yang dipegang. Oleh
karenanya, diperlukan suatu sistem pelaporan sekuritas yang dipegang dan menghitung
resikonya terhadap organisasi jika harga berlawanan dengan sekuritas yang dimiliki
pedagang. Hal ini berarti perusahan tersebut harus mempunyai sistem akurat untuk
memperoleh informasi tersebut, untuk meringkas, estimasi risiko sekuritas yang dipegang dan
untuk menghasilkan informasi dan untuk beberapa hal bertindak tanpa investasi manusia.
RISIKO DAN PENGHARGAAN. Banyak perusahaan jasa keuangan dalam bisnis menerima
risiko dalam bentuk penghargaan, kebanyakan keputusan usaha melibatkan keseimbangan
risiko dan penghargaan. Makin besar risiko, makin besar penghargaan yang diterima. Pada
perusahaan jasa keuangan, keseimbangan ini nampak jelas pada investasi usaha, seperti
melibatkan pembelian mesin atau pengenalan produk baru. Tarif bunga atas pinjaman dan
premi pada polis asuransi didasari asumsi risiko yang akan terjadi.
REGULASI. Perusahaan jasa keuangan diatur secara ketat. Bank dan pedagang sekuritas diatur
oleh undang-undang dan peraturan lainnya. Walaupun regulasi ini diperlukan, beberapa
aturan ini melarang praktik usaha tertentu dan aturan akuntansi khusus lainnya berbeda dari
akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Untuk keputusan tertentu, pengaruh baik akuntansi
GAAP maupun akuntansi pada regulasi tersebut harus dipertimbangkan.
Risiko kredit, yakni risiko dimana suatu pinjaman tidak bisa kembali.
125
Risiko tingkat bunga, yakni selisijh antara bunga yang dibayarkan pada deposito dan
tarif yang diperoleh atas pinjaman dan investasi, akan berubah dengan cara yang tak
tampak.
Hubungan tarif dan jangka waktu deposito terhadap tarif dan jangka waktu pinjaman
Volume deposit
Kerugian pinjaman
Biaya
Pendapatan bersama
Harga transfer
TINGKAT BUNGA. Biasanya bank memperoleh dana dari para deposan dengan bunga tertentu
misalnya 12%, kemudian meminjamkan kembali dana tersebut dengan tingkat bunga yang
lebih tinggi misalnya 16%.
VOLUME. Banyak biaya tetap dalam jangka pendek . karenanya jika suatu bank bisa
meningkatkan volume tabungan atau deposito, sementara hal-hal lain seimbang, bank
tersebut akan mampu membuat lebih banyak pinjaman, dan magin bunga meningkat akan
meningkatkan labanya. Bank-bank menggunakan berbagai media pemasaran untuk
melakukan hal tersebut (kecuali pada saat permintaan pinjaman naik).
KERUGIAN PINJAMAN. Biasanya penyebab ketidakseimbangan nilai tabungan dan pinjaman
adalah banyak tidak dikembalikan. Ini adalah konsekuensi dari penurunan siklus disektor
konsumsi (harga real estate) dan bisnis pada umumnya. Dilain pihak, hal ini menunjukkan
ketidakcakapan dari manajemen. Juga karena ada kolusi antara pengelola bank dengan
masalahnya.
BIAYA. Kebanyakan biaya pada bank adalah yang berkaitan dengan personel. Biaya black
office pencatatan dan penyetujuan transaksi adalah penganggaran dan pengawasan yang
sama untuk pengawasan pada perusahaan manufaktur. Akuntansi biaya mulai berkembang
126
pada bank-bank. Bank ini memiliki alokasi biaya bersama seperti halnya terjadi pada
perusahaan manufaktur. Proses akuntansi dan pemrosesan cek biasanya dilakukan secara
sentralisasi dan buata dari pekerjaan seperti ituharus dinyatakan secara seimbang pada cabang
cabang. Sistem automatic teller (ATM) merupakan alat operasional yang berbiaya tinggi
yang dikelola secara sentralisasi namun hal itu bermanfaat bagi cabang dimana rekening
tabungan dikelola.
PENDAPATAN BERSAMA. Seorang deposan yang memiliki rekening di bank A mungkin
melakukan kegiatan bisnis pada bank lain. Manajer cabang ingin dihargai atas pendapatan
yang dihasilkan dari kegiatan tersebut dan atas jasa yang mereka berikan pada nasabah ke
bank lain. Jika bank tersebut dianggap sebagai pusat laba, alokasi pendapatan bersama ini
bisa memiliki pengaruh yang signifikasi terhadap laba.
HARGA TRANSFER. Banyak bank komersial menetapkan pusat laba untuk cabangnya atau
untuk masing masing kegiatan dikantor pusat ataupun dua duanya. Mereka harus menetapkan
harga transfer yang layak atas kegiatan untuk terjadinya pinjaman dan investasi.
PUSAT BIAYA. Argumentasi tentang harga transfer bisa terjadi diantara manajer bank.
Beberapa bank telah memutuskan bahwa topic bank tersebuttelah begitu konversial dimana
mereka memutuskan untuk tidak mengembangkan harga transfer.
SISTEM AKUNTANSI. Bank mengumpulkan sejumlah informasi. Hal ini diperlukan untuk
menyeimbangkan transaksi harian dan perinciannya. Pemerintah menginginkan laporan
periodic. Sayangnya, laporan ini cenderung dalam bentuk yang tidak bisa digunakan untuk
tujuan manajemen. Karena kebanyakan data bakunya melalui komputer. Program-program
komputer yang biasanya tersedia diadaptasi pada situasi bank tersebut tanpa banyak kesulitan
berarti.
PERUSAHAAN SEKURITAS
IMPLIKASI PENGENDALIAN MANAJEMEN
Karakteristik perusahaan sekuritas yang relevan dengan pengendalian manajemen cukup
berbeda dari beberapa organisasi terdahulu.
Perbedaaan tersebut adalah:
HUBUNGAN PELANGGAN. Produk dari perusahaan sekuritas adalah tidak tampak, dan
mutunya sulit diukur. Isi kualitas prinsipnya adalah kemampuan professional perusahaan.
Sikap langganan terhadap perusahaan terutama dipengaruhi oleh penilaian mereka tentang
professional yang biasa berhubungan dengan mereka
STARS DAN KERJASAMA TIM. Pelaku bintang struktur organisasi perusahaan sekuritas
relative mempunyai tingkatan yang sedikit, dan hubungan antara atasan dan bawahan lebih
bersifat informal dan tidak terstruktur. Bintang-bintang yang berdagang sekuritas biasanya
127
dibantu professional lain, yang beberapa diantaranya merupakan bintang juga. Untuk suatu
tugas yang penting, professional terdepan mungkin mengadopsi suatu tim yang bekerja pada
suatu proyek, terkadang full time tapi lebih sering paruh waktu.
KEBUTUHAN AKAN ALIRAN INFORMASI YANG CEPAT. Banyak sekuritas dan komoditi yang
didaftarkan pada bursa-bursa dunia yang masing-masing wilayah mempunyai zona waktu
yang berbeda. Oleh karenanya perusahaan sekuritas menjalankan usaha perdagangan 24 jam
per hari. Setiap trader mempunyai sebuah buku yang menunjukkan posisi perubahan pada
masing-masing sekuritas dimana ia bertanggung jawab. Setiap trader juga mempunyai layer
computer yang menunjukkan informasi tentang perkembangan seluruh dunia yang mungkin
saja mempengaruhi harga. Pengembangan dan pemeliharaan system informasi pada
perusahaan sekuritas merupakan fungsi yang sangat penting.
FOKUS PADA KINERJA JANGKA PENDEK. Perusahaan sekuritas cenderung memfokuskan
pada kinerja jangka pendek, dan jangka pendek yang mereka maksudkan adalah kuartalan.
Bukti merupakan kelas investor terbesar dan mereka mempunyai sedikit keuntungan pada
kelas berjalan, karena tujuan meeka adalahj menyediakan dana untuk pembayaran yang harus
dilakukan sepanjang waktu para pensiunan. Focus jangka pendek ada karena tidak seorang
pun tau apa yang akan terjadi dimasa depan dan terutama karena bukti jangka pendek ini
telah menjadi tradisi.
PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN. Kinerja keuangan perusahaan sekuritas dan manajer
atau professional lainnya terutama diukur atas dasar pendapatan dan kedua berdasarkan laba
kotor. Sedikit upaya yang diperlukan untuk mengukur laba bersih dari berbagai aktivitas atau
perseorangan.
PERUSAHAAN ASURANSI
KARAKTERISTIK UMUM
Ada dua bentuk perusahaan asuransi yaitu asuransi jiwa dan asuransi kecelakaan. Perusahaan
asuransi jiwa mengumpulkan premi dari pemegang polis, menginvestasikan premi ini, dan
membayarkan sejumlah tertentu apabila pemegang polis meninggal. Seluruh kontrak asuransi
jiwa biasanya memasukkan suatu tampilan investasi yakni bagian dari premi yang membawa
pengembangan dari nilai kas polis tersebut. Perusahaan asuransi kecelakaan mengumpulkan
premi, menginvestasikan, dan membayarkan kepad apemegang polis sejumlah kerugian
tertentu.
IMPLIKASI PENGENDALIAN MANAJEMEN
Masalah pengendalian manajemen dalam perusahaan asuransi khususnya asuransi jiwa
adalah mereka tidak mengetahui laba dari penjualan polis saat ini sampai beberapa tahun
berikutnya. Mereka membuat premi didasarkan estimasi terbaik dari aluran masuk dan
keluaran dari polis tersebut. Walaupun laba tidak segera diketahui, manajemen tidak bias
128
Biaya akuisisi : komisi yang dibayar pada agen penjualan dan biaya yang berhubungan
dengan organisasi penjualan.
Pendapatan investasi : pendapatan yang akan diperoleh dari investasi premi hingga
polis tersebut dibayarkan.
Kemungkinan pembayaran : untuk polis jiwa hal ini tergantung pada usia yang dijamin
dengan kemungkinan kematian ditentukan oleh table umur hidup disesuaikan dengan
kesehatan dan ciri ciri lain yang disebutkan diatas.
Pajak penghasilan : aturan pajak penghasilan untuk industri asuransi berbeda dari
industri lainnya.
Tingkat laba yang diinginkan : tarif yang diatas dihitung menurut present value.
KINERJA PENJUALAN. Pengukuran kinerja penjualan lebih difokuskan pada volume
penjualan dan tidak hanya sekedar tingkat laba. Komisi didasarkan atas premi tahun pertama
atau awal tahun, atau atas jumlah polis yang tertulis.
PENGENDALIAN BIAYA. Biaya dikendalikan melalui program dan anggaran sepertihalnya
perusahaan industri. Ukuran produktivitas secara luas digunakan dalam pengendalian tugas
klerikal dan operasional berulang-ulang lainnya. Walaupun penilaian tentang kinerja mereka
agaknya subyektif, kegiatan sesuai klaim harus selalu dipantau.
PENGENDALIAN INVESTASI. Seperti organisasi jasa keuangan lainnya, fungsi manajemen
investasi cukup penting. Secara tradisional, perusahaan asuransi diikuti kebijakan asuransi
konservatif, karena pengaruh lembaga pengatur. Pada tahun terakhir mereka telah
mendiversifikasi menjadi penempatan langsung pinjaman dan investasi pada lembaga ventura
dan real estateserta perusahaan lainnya. Perubahan ini membutuhkan pendekatanyang
berbeda. Pengendalian yang dilakukan sama dengan organisasi jasa keuangan lainnya.
129
BAB 15
PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA
PERUSAHAAN MULTINASIONAL
130
PENDAHULUAN
Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang selain beroperasi secara domestik
(bertindak sebagai perusahaan induk) juga mempunyai hubungan afiliasi dengan perusahaanperusahaan di negara lain. Perusahaan di berbagai negara tersebut pada hakekatnya berada di
bawah pemilikan atau penguasaan yang sama dan kurang lebih dikendalikan oleh perusahaan
induk di kantor pusat.
Sesuai dengan pengertian pusat pertanggungjawaban terdahulu, perusahaan yang
beroperasi di luar negeri dapat diperlakukan sebagai pusat biaya, pusat pendapatan, pusat
laba, atau pusat investasi. Pertimbangan perusahaan induk yang beroperasi pada suatu negara
memilih jenis pusat pertanggungjawaban perusahaan anak di luar negeri biasanya sama
dengan perusahaan yang hanya beroperasi di dalam negeri. Operasi perusahaan diluar negeri
dianggap sebagai kesatuan hokum, yang mengikuti aturan hokum dinegara bersangkutan,
oleh karenanya perusahaan tersebut harus mempunyai seperangkat catatan akuntansi yang
lengkap untuk kepentingan akuntansi dan pajak.
Proses perencanaan dan pengendalian yang telah diuraikan-perencanaan strategis,
penyusunan anggaran operasional, analisis penyimpangan, dan pelaporan, evaluasi prestasi,
serta kompensasi manajemen-umumnya juga diterapkan pada perusahaan multinasional.
Walaupun prosesnya sama, namun tetap dibutuhkan juga beberapa penyesuaian sesuai
dengan konteks perusahaan multinasional tersebut.
Hofstede telah membuat analisis sistematis perbedaan budaya ini, yang didasarkan
kuesioner yang telah disebarkan dan dijawab oleh 80.000 pegawai IBM yang berlokasi di 64
negara. Ia mengklasifikasikan cirri-ciri pengendalian pada negara-negara tersebut menjadi
empat dimensi: Kolektivitas, yakni tingkatan dimana pegawai menempatkan kepentingan
kolektif dari perusahaan di atas kepentingan pribadi; Penghindaran ketidakpastian, yakni
tingkat ketidaksenangan pegawai terhadap ketidakpastian dan ambisi; Jarak kekuasaan yakni
tingkat dimana pegawai menerima terhadap keputusan tersentralisasi; Maskulinitas versus
Femininitas yakni kepentingan relative pegawai dalam menempatkan sukses prestasi dan
sukses materi versus kual itas hidup.
Ada tiga masalah khusus dalam organisasi global: perbedaan kebudayaan, harga
transfer, dan perbedaaan nilai tukar mata uang. Bab ini akan secara khusus membahas ketiga
topik tersebut. Ketiga masalah tersebut akan dibahas secara ringkas pada sub-sub berikut.
PERBEDAAN BUDAYA
Satu variabel konteksual yang penting yang mempengaruhi pengendalian manajemen di
dalam manajemen di dalam sebuah perusahaan multinasional adalah perbedaan antarnegara.
Menurut definisinya, sebuah organisasi multinasional akan beroperasi di banyak negara dan
harus siap menghadapi perbedaan budaya seriring dengan koordinasi dan pengendalian
131
dilakukan oleh kantor pusat terhadap anak-anak perusahaannya. Baik dalam konteks sebuah
organisasi atau suatu bangsa, kata budaya akan merujuk kepada nilai-nilai, asumsi, dan
norma perilaku yang diakui bersama. Menurut Hofstede, budaya dapat berbeda pada empat
dimensi:
1.
JANGKAUAN KEKUASAAN merujuk kepada sejauh mana kekuasaan didistribusikan dan
dipusatkan secara tidak seimbang. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang tinggi
termasuk Filipina, Venezuela, dan Meksiko. Budaya dengan jangkauan kekuasaan yang
rendah termasuk Israel, Denmark, dan Austria.
2.
INDIVIDUALISME/KOLEKTIVISME merujuk kepda sejauh mana seseorang mendefinisikan
dirinya sendiri sebagai seorang individu atau sebagai seorang individu atau sebagai
bagian dari kelompok yang lebih besar. Budaya individualistik yang tinggi termasuk
Amerika Serikat, Australia, dan Inggris.
3.
MENGHINDARI KETIDAKPASTIAN merujuk sampai sejauh mana seseorang akan merasa
terancam oleh situasi yang tidak menentu. Budaya penghindaran ketidakpastian
tertinggi termasuk Jepang, Portugal, dan Yunani. Budaya penghindaran ketidakpastian
terendah termasuk Singapura, Hongkong, Denmark.
4.
Maskulinitas/feminitas merujuk kepada sampai sejauh apakah pengaruh yang dimiliki
oleh salah satu dari kedua nilai dominan tersebut berupa penekanan ketegasan dan
materialisme (maskulin) versus perhatian pada orang lain dan kualitas hidup
(feminin).
HARGA TRANSFER
Penentuan harga transfer untuk barang-barang, jasa, dan teknologi menunjukkan perbedaan
penting antara pengendalian manajemen dalam suatu negara dengan yang beroperasi di luar
negeri. Pada perusahaan yang beroperasi di luar negeri diperlukan beberapa pertimbangan
penting dalam penentuan harga transfer. Pertimbangan dalam hal ini menyangkut tentang
aturan pajak, aturan pemerintah, tarif, nilai tukar, pengawasan nilai tukar asing, akumulasi
dana, tekanan persaingan dan joint venture.
PERPAJAKAN. Tarif pajak penghasilan efektif mungkin berbeda pada setiap negara. Sistem
harga transfer yang menghasilkan laba pada negara yang bertarif pajak rendah bisa
mengurangi pajak penghasilan secara keseluruhan. Minimisasi jumlah pajak penghasilan
yang harus dibayar oleh perusahaan multinasional dengan menggunakan metode harga
transfer dilakukan dengan memindahkan produk dari negara-negara dengan tarif pajak
penghasilan yang tinggi ke negara dengan tarif pajak penghasilan yang rendah.
ATURAN PEMERINTAH. Jika tidak ada peraturan pemerintah berkaitan dengan perusahaan
multinasional, perusahaan akan menetapkan harga transfer untuk meminimisasi pajak
penghasilan di negara-negara dengan tarif pajak penghasilan yang tinggi. Dengan menyadari
bahwa ada peluang bagi perusahaan untuk meminimalkan pajak pengahsilannya, maka
pemerintah dibeberapa negara telah menetapkan aturan yang mempengaruhi perhitungan
harga transfer.
132
TARIF. Tarif biasanya ditetapkan sebesar persentase tertentu dari nilai impor produk. Makin
rendah harganya, maka makin rendah tarifnya. Masalah tarif biasanya berlawanan dengan
masalah pajak penghasilan dalam harga transfer. Walaupun tarif atas barang yang dikirim
pada negara asal rendah, jika harga transfernya rendah, laba yang tercatat pada negeri
tersebut-menyangkut tentang pajak penghasilan atas laba-akan tetap tinggi. Jadi, pengaruh
neto atas faktor-faktor ini harus dihitung dalam memutuskan harga transfer yang layak.
NILAI TUKAR. Harga transfer bisa digunakan untuk mengurangi risiko nilai tukar mata uang
misalnya dengan memindahkan dana dari negara yang mata uangnya lemah ke negara yang
mata uangnya kuat.
PENGAWASAN NILAI TUKAR MATA UANG. Beberapa negara membatasi jumlah nilai tukar
mata uang asing yang tersedia untuk mengimpor komoditas tertentu. karena kondisi seperti
itu, harga transfer yang lebih rendah memungkinkan anak perusahaan membawa jumlah
komoditi yang lebih banyak. Penentuan harga transfer bisa digunakan untuk memindahkan
dana keluar dari suatu negara yang beroperasi secara ketat terhadap pemindahan dividen
maupun modalnya.
AKUMULASI DANA. Suatu perusahaan mungkin menginginkan akumulasi dananya pada suatu
negara saja tidak tersebar dibeberapa negara. Harga transfer merupakan cara memindahkan
dana kedalam atau keluar dari negara tertentu.
TEKANAN PERSAINGAN. Harga transfer bisa digunakan untuk memungkinkan anak
perusahaan menetapkan harga yang lebih rendah dibandingkan pesaing lokal.
JOINT VENTURE. Joint venture bisa menimbulkan masalah kompleksitas pada penetapan
harga transfer. Jika induk perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi untuk komponen
yang ditransfer ke Malaysia, partner Malaysia tersebut mungkin menolak harga transfer
tersebut karena akan menurunkan laba dari partner Malaysia tersebut.
METODE HARGA TRANSFER
Pada dasarnya ada tiga metode harga transfer yang digunakan perusahaan multinasional
untuk barang-barang yang ditransfer antar perusahaan afiliasi di luar negeri. Metode tersebut
adalah harga transfer berdasarkan harga pasar (market-based prices), harga transfer
berdasarkan harga pokok (cost-based prices) dan negosiasi (negotiated prices).
HARGA TRANSFER BERDASAR HARGA PASAR. Dengan metode ini, harga ditetapkan sesuai
dengan permintaan dan penawaran pasar. Metode ini mempunyai dua manfaat:
1.
Unit usaha yang ada mampu beroperasi sebagai pusat laba independen dimana manajer
masing-masing unit bertanggung jawab atas kinerjanya sendiri. Hal ini bisa
meningkatkan motivasi manajer unit pertanggungjawaban sehingga memudahkan bagi
kantor pusat untuk menyatakan hasil kinerja operasi sesungguhnya bagi unit usahanya.
133
2.
Metode harga transfer biasanya diuntungkan oleh masalah pajak maupun bea cukai dari
negara asal sehingga unit usaha mempunyai kontribusi terhadap laba yang dihasilkan
oleh perusahaan secara keseluruhan.
Sedangkan kesulitan yang biasanya timbul atas pengunaan metode ini adalah:
1.
Harus ada pasar kompetitif sehingga harga transfer bisa dibandingkan dengan harga
pasar.
2.
Harga pasar yang tetap mungkin sulit ditentukan jika harga pasar tersebut berada pada
beberapa negara.
METODE HARGA TRANSFER BERDASAR HARGA POKOK. Metode ini menggunakan harga
transfer berdasar harga pokok tanpa memasukkan unsur laba. Harga pokok ini biasanya bisa
diperoleh dari dalam perusahaan yakni dari sistem akuntansinya. Metode harga pokok ini
biasanya diterima oleh pihak pajak maupun bea cukai karena metode ini menyediakan
beberapa indikasi dimana harga transfer memperkirakan harga sesungguhnya dari produk.
Yang jadi pertanyaan biasanya adalah pendekatan harga pokok mana yang harus
digunakan, harga pokok penuh sesungguhnya, harga pokok standar penuh, harga pokok
variabel sesungguhnya atau hanya biaya marjinal saja? Penerapan pendekatan yang berbeda
akan menghasilkan harga pokok yang berbeda pula.
METODE NEGOSIASI. Dengan pendekatan ini, unit usaha pembelian maupun penjualan bebas
bernegosiasi agar harga transfer yang ditetapkan saling menguntungkan. Karena masingmasing unit bertanggung jawab terhadap hasil kinerjanya sendiri, maka akan terjadi
minimisasi biaya dan harga transfer yang layak bagi kedua be;ah pihak yang saling
bertransaksi.
KENDALA-KENDALA
Walaupun harga transfer merupakan alat yang dapat dipakai secara fleksibel dalam mencapai
tingkat laba yang memuaskan bagi perusahaan multinasional, namun ada beberapa kendala
yang mungkin timbul, yakni kendala internal dan kendala eksternal.
KENDALA INTERNAL. Kendala yang timbul dari berbagai kepentingan yang ada dalam
perusahaan multinasional manyangkut desentralisasi dan sentralisasi. Desentralisasi maupun
sentralisasi ini biasanya menimbulkan konflik potensial tentang keselarasan tujuan, motivasi,
dan evaluasi prestasi.
KENDALA EKSTERNAL. Penggunaan prosedur harga transfer oleh perusahaan multinasional
mungkin memiliki pengaruh bagi negara-negara yang bertransaksi. Kendala yang timbul
biasanya menyangkut kepentingan perusahaan multinasional tersebut dengan kepentingan
publik dari negara yang bersangkutan.
PERTIMBANGAN HUKUM
Pasal 482 Internal Revenue Code (di Amerika Serikat) melengkapi aturan penentuan harga
transfer atas penjualan antar anggota dalam suatu kelompok yang dapat terkontrol. Metode
134
penetapan harga transfer dalam perusahaan ditentukan berdasarkan urutan prioritasnya, yakni
(1) metode harga tak terkontrol yang sebanding, (2) metode harga jual kembali, dan (3)
metode biaya tambah.
1.
Metode Harga Tak Terkontrol yang Sebanding (Comparable Uncontrolled Price
Method).
Harga bebas ditentukan dari penjualan barang atau jasa yang dapat diperbandingkan
antara perusahaan multinasional dan pelanggan lain, atau antara dua perusahaan yang
tidak saling berhubungan. Perbandingan didasarkan atas persamaan penjualan yang
terkontrol dan tidak berkaitan dengan properti fisik dan keadaan sesungguhnya yang
mendasari transaksi tersebut.
Keadaan yang mempengaruhi harga termasuk kualitas produk, jenis penjualan,
tingkatan pasar, dan wilayah geografis dimana item tersebut terjual; tidak termasuk
diantaranya adalah jumlah diskon, cadangan promosi, kerugian khusus karena nilai
tukar mata uang, dan perbedaan jenis kredit.
Skema perhitungan harga transfer berdasarkan metode ini dapat dituliskan
sebagai berikut:
Harga transfer = Harga yang dibayarkan dalam penjualan tak terkontrol dapat
diperbandingkan Penyesuaian
Pada penjualan terkontrol, transaksi antar dua anggota dalam satu kelompok yang
dapat dikontrol. Dalam penjualan tak terkontrol, satu dari dua pihak tidak merupakan
anggota kelompok terkontrol.
2.
135
c.
3.
136
Proyeksi
Akhir
Awal
Proyeksi
4
7
5
8
6
9
Akhir
137
Aktual
FF
FF
Pendapatan
100
10
100
9,09
Laba
10
10
0,91
Dalam contoh pada Tampilan 15.2, jika anggaran dilacak dengan menggunakan metrik
yang sama sebagaimana anggaran ditetapkan (FF10/$), maka anak perusahaan akan terlihat
telah menghasilkan $1. Alternatifnya, jika anggaran pada akhir tahun ditetapkan kembali
dengan nilai tukar akhir sebesar FF11/$, anak perusahaan hanya dapat mengharapkan telah
menghasilkan laba sebesar $0,91. Jadi jika metrik yang sama dipergunakan untuk
menetapkan dan melacak anggaran, maka pilihan metrik yang diambil (apakah mata uang
lokal/mata uang asing; apakah nilai tukar awal, proyeksi, atau akhir) bukanlah sesuatu yang
relevan; kinerja yang dihasilkan akan menrefleksikan kinerja operasi dari manajer, yang
independen terhadap dampak translasi.
138
EKSPOSUR EKONOMI
Dalam eksposur ekonomi, hal ini merupakan suatu hal yang tepat bagi sistem pengendalian
untuk mengevaluasi manajer anak perusahaan atas keputusan-keputusan yang seharusnya
memungkinkan anak perusahaan merespons perubahan yang terjadi pada nilai tukar riil.
Importir murni adalah anak perusahaan yang menjual sebagian besar produknya di
dalam negaranya sendiri, tetapi mengimpor sebagian besar barang mentahnya dari luar negeri
(baik itu dari anak perusahaan lain atau dari perusahaan luar); eksportir murni adalah anak
perusahaan yang menjual kebanyakan produknya ke luar negeri (baik kepada anak
perusahaan lain maupun kepada perusahaan luar lainnya), tetapi membeli sebagian besar
bahan mentahnya di dalam negara tersebut.
EFEK TRANSAKSI
Pendekatan mendasar dalam menangani eksposur transaksi adalah dengan menggunakan
strategi lindung nilai mata uang asing yang tepat. Lindung nilai (hedging) adalah transaksitransaksi yang dapat menurunkan kemungkinan resiko yang berhubungan dengan arus kas di
masa depan. Dalam prosesnya, perusahaan yang membeli instrument tersebut-biasanya
adalah bank komersial dalam kasus untuk pasar valuta.
Lindung nilai adalah praktik yang berlaku umum di banyak perusahaan-sebagai contoh,
kapan saja perusahaan membeli asuransi, secara tidak langsung perusahaan tersebut tengah
melakukan transaksi lindung nilai internasional, dan hal itu dipergunakan sebagai cara untuk
mengatasi efek dari eksposur transaksi.
Transaksi lindung nilai mungkin paling baik dilakukan pada tingkat induk perusahaan
daripada memberikan izin kepada masing-masing anak perusahaan untuk melakukannya. Ada
beberapa alasan mengapa hal ini dilakukan. Pertama, di banyak perusahaan multinasional
terdapat utang dan piutang di berbagai bagian dari keseluruhan perusahaan yang tentu saja
dapat melakukan lindung nilai satu sama lain, jika informasi atas semua transaksi semacam
itu dikumpulkan dan ditangani melalui satu lokasi pemusatan. Hal ini akan mengurangi biaya
transaksi yang berhubungan dengan lindung nilai. Kedua induk perusahaan mungkin
mempunyai akses yang lebih luas (dan mungkin lebih canggih) terhadap berbagai jenis
instrument lindung nilai, dengan jangka waktu jatuh tempo yang lebih lama, daripada yang
biasanya dimiliki oleh anak perusahaan. Ketiga, tidak ada alasan untuk mendua bahwa
manajer dari anak perusahaan dapat meramalkan nilai tukar secara lebih baik daripada
bendahara korporat; bahkan, induk perusahaan mungkin tidak menginginkan para manajer
anak perusahaan melakukan lindung nilai, karena hal ini dapat menimbulkan risiko
menjadikan manajer anak perusahaan menjadi spekulan nilai tukar.
KINERJA ANAK PERUSAHAAN
Sejauh ini, kita telah mengusulkan bahwa adalah penting untuk membedakan antara kinerja
ekonomi anak perusahaan dan kinerja para manajernya, dan pedoman-pedoman yang di
bicarakan di atas semata-mata hanya menangani pengisolasian dampak nilai tukar terhadap
kinerja manajer anak perusahaan. Hal ini penting untuk disadari bahwa kinerja ekonomi anak
139
perusahaan itu sendiri harus merefleksikan akibat-akibat negatif atau positif atas eksposur
translasi, transaksi, dan ekonomi.
Jika kinerja ekonomi jangka panjang anak perusahaan (setelah memasukkan efek nilai
tukar) terus memburuk, meskipun kinerja manajernya memuaskan, induk perusahaan harus
mengeluarkan pertanyaan yang lebih mendasar: apakah hal itu memberikan artian ekonomis
secara berkelanjutan bagi perusahaan meltinasional untuk meneruskan beroperasi di negara
tersebut, atau apakah ia sebaliknya memindahkan bisnisnya ke tempat lain? Jawaban atas
pertanyaan ini akan kembali kepada keputusan lokasi bisnis, daripada keputusan evaluasi
kinerja; hal ini seharusnya merupakan sebuah keputusan independen.
PERTIMBANGAN MANAJEMEN
Dalam mendesain sistem evaluasi kinerja anak perusahaan multinasional, perusahaan dapat
menggunakan pedoman-pedoman berikut ini:
1.
Para manajer anak perusahaan seharusnya tidak dianggap bertanggung jawab terhadap
efek tranlasi. Cara termudah untuk mencapai tujuan ini adalah membandingkan
anggaran terhadap hasil aktual dengan menggunakan metrik yang sama dan
mengisolasi efek yang berhubungan dengan inflasi melalui analisis varians. Tidak ada
gunanya bagi para manajer untuk khawatir tentang metrik yang tepat.
2.
Efek transaksi paling baik ditangani melalui koordinasi terpusat dari kebutuhan lindung
nilai perusahaan multinasional secara keseluruhan.
3.
Manajer anak perusahaan harus bertanggung jawab terhadap efek ketergantungan dari
nilai tukar yang diakibatkan oleh ekposur ekonomi.
4.
Evaluasi anak perusahaan sebagai basis dari pengambilan keputusan untuk menentukan
lokasi operasi di sebuah negara atau merelokasi operasi dari sebuah negara seharusnya
merefleksikan konsekuensi-konsekuensi dari adanya translasi, transaksi, dan ekonomi.
140
BAB 16
PENGENDALIAN MANAJEMEN
PADA SEBUAH PROYEK
141
PENDAHULUAN
Pada bab-bab sebelumnya telah dibahas pengendalian manajemen pada kegiatan yang bersifat
rutin. Selain kegiatan rutin, suatu organisasi juga melakukan kegiatan yang tidak rutin,
misalnya proyek. Proses pengendalian terhadap kegiatan proyek agak berbeda jika
dibandingkan dengan kegiatan rutin. Pembahasan juga meliputi lingkungan dimana
pengendalian proyek tersebut berada dan langkah-angkah dalam proses pengendalian
manajemen.
HAKIKAT PROYEK
Sebuah proyek adalah sekumpulan kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai hasil akhir
tertentu yang memiliki arti yang cukup penting bagi kepentingan pihak manajemen. Proyek
meliputi proyek konstruksi, pembuatan suatu produk besar yang unik (seperti turbin),
pengaturan ulang pabrik, pengembangan produk baru, kegiatan konsultasi, audit, akuisisi, dan
divestasi, tuntutan hukum, resrukturisasi financial, kegiatan penelitian dan pengembangan,
pengembangan dan instalasi sistem informasi, serta banyak lagi yang lain.
142
PENGECUALIAN. Perbedaan ini tidaklah jelas terlihat. Sebuah usaha, seperti perusahaan
percetakan, menghasilkan produk akhir yang tidak sama; tetapi, fokus pengendalian
manajemen pada organisasi seperti ini adalah pada totalitas kegiatan selama satu bulan atau
satu periode tertentu, bukan pada tiap-tiap kegiatan.
LINGKUNGAN PENGENDALIAN
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
Organisasi proyek merupakan organisasi sementara. Satu tim dibentuk untuk menjalankan
proyek, dan segera dibubarkan bila proyek telah selesai. Anggota tim merupakan karyawan
dari organisasi sponsor proyek, atau dapat direkrut khusus untuk proyek tersebut, atau mereka
adalah karyawan dari organisasi luar yang mendapat kontrak untuk melaksanakan proyek.
ORGANISASI MATRIKS. Jika anggota tim proyek adalah pegawai dari organisasi sponsor,
maka mereka mempunyai dua atasan, yaitu manajemen proyek dan manajer departemen
fungsional. Organisasi semacam ini biasa disebut dengan organisasi matriks.
HUBUNGAN KONTRAKTUAL
Jika suatu proyek dijalankan oleh kontraktor luar, tingkat pengawasan tambahan harus ada
terhadap proyek tersebut. Sedangkan bentuk persetujuan kontraktual mempunyai pengaruh
penting terhadap pengendalian manajemen. Kontrak memiliki dua bentuk umum: harga tetap
dan pengeluaran biaya, dengan berbagai variasi untuk masing-masing tipe.
FIXED-PRICE CONTRACTS. Dalam kontrak harga tetap, kontraktor setuju untuk
menyelesaikan suatu kegiatan tertentu dengan tanggal yang telah ditetapkan pada harga
tertentu. biasanya ada penalti jika pekerjaan tersebut tidak bisa diselesaikan sesuai dengan
kesepakatan.
COST-REIMBURSEMENT CONTRACTS. Pada kontak cost-reimbursement, sponsor menyetujui
membayar biaya yang layak (reasonable) ditambah suatu keuntungan. Pada kontrak seperti
itu sponsor mempunyai tanggung jawab terhadap biaya dan karenanya diperlukan sistem
pengendalian manajemen.
STRUKTUR INFORMASI
Fokus Informasi pengendalian manajemen pada kegiatan rutin adalah pada pusat-pusat
pertanggungjawaban dan pada pekerjaan yang dilaksanakan serta realisasi biaya dalam
periode waktu tertentu. pada sistem pengendalian proyek, informasi terstruktur menurut
elemen-elemen pokok proyek. Untuk suatu proyek secara keseluruhan dan untuk setiap
elemennya, fokusnya adalah pada tiga dimensi: (1) scope, atau spesifikasi hasil akhir, (2)
jadwal, atau waktu yang dibutuhkan, dan (3) biaya.
144
PAKET KERJA. Pada sistem pengendalian proyek, informasi dibuat sesuai dengan elemenelemen dari proyek. Elemen terkecil disebut satu paket kerja (work package) dan paket kerja
yang digabung disebut struktur urutan kerja (work breakdown structure).
Satu paket kerja adalah satu kegiatan yang terukut, biasanya berjangka cukup pendek.
Paket kerja harus mempunyai waktu mulai dan waktu selesai yang jelas. Titil penyelesaian
disebut milestone.
PERKIRAAN BIAYA TIDAK LANGSUNG. Selain dari peket pekerjaan bagi pekerjaan proyek
langsung, perkiraan biaya dibuat untuk aktivitas administrasi dan aktivitas pendukung.
Berbeda dengan paket pekerjaan, aktivitas ini biasanya ditetapkan dalam satuan unit waktu,
seperti dalam sebulan, persis seperti penyajian biaya overhead untuk pusat tanggung jawab
aktivitas rutin.
PERENCANAAN PROYEK
SIFAT RENCANA PROYEK
Rencana akhir terdiri dari bagian yang saling berhubungan yakni: scope, jadwal, dan biaya.
Scope ini menyatakan spesifikasi dari masing-masing paket kerja dan nama orang atau
organisasi unit penanggungjawabannya. Jadwal menyatakan waktu estimasi yang diinginkan
untuk menyelesaikan masing-masing paker kerja dan hubungan antar paket kerja. Biaya
menyatakan anggaran proyek biasanya disebut dengan anggaran pengendalian.
PENYUSUNAN ANGGARAN KONTROL
Anggaran control disusun mendekati dimulainya pekerjaan, menyetujui waktu yang cukup
untuk persetujuan oleh pembuat keputusan sebelum terjadinya komitmen biaya. Untuk
proyek yang memakan waktu lama, anggaran control awal disusun terinci hanya pada tahap
pertama proyek tersebut. Untuk tahap berikutnya bisa berupa estimasi .
KEGIATAN PERENCANAAN LAINNYA
Selama tahap perencanaan, kegiatan lain dijalankan; material dipesan, izin dicari, interview,
awal dilakukan, seleksi pegawai, dan lain-lain. Semua kegiatan tersebut harus dikendalikan
dan diintegrasikan dalam usaha secara keseluruhan.
PELAKSANAAN PROYEK
Pada dasarnya, manager berkepentingan dengan pertanyaan-pertanyaan ini: (1) Apakah
proyek akan selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, (2) Apakah pekerjaan yang
telah selesai sesuai dengan perkiraan biaya? Jika pada setiap saat selama kegiatan proyek
jawaban atas salah satu pertanyaan ini adalah tidak, manajer perlu mengetahui sebabnya serta
apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki situasi.
145
Tiga pertanyaan ini tidak dianggap terpisah satu sama lain karena kadang-kadang
diinginkan untuk membuat trade-off antara waktu, spesifikasi, dan biaya, dengan
menggunakan model keuangan dan informasi lain yang ada.
SIFAT LAPORAN
Laporan yang disiapkan biasanya terdiri dari tiga bentuk yaitu trouble reports (laporan
gangguan), progress reports (laporan kemajuan), dan financial reports (laporan keuangan).
Trouble report melaporkan kesulitan yang telah terjadi dan juga kesulitan yang akan timbul
dimasa depan. Progress report membandingkan jadwal dan biaya sesungguhnya biaya dan
jadwal yang direncanakan dan berisikan perbandingan untuk kegiatan overhead yang tidak
langsung berhubungan dengan kerja tersebut. Financial report merupakan laporan akurat
biaya proyek ang harus disusun jika ada kontrak cost-reimbursement, sebagai dasar
pembayaran kemajuan; dan mereka biasanya perlu untuk kontrak harga tetap, sebagai dasar
untuk jurnal akuntansi keuangan.
JUMLAH LAPORAN. Laporan yang tidak diperlukan atau informasi yang berlebihan dalam
suatu laporan membutuhkan biaya ekstra untuk menjilid dan mengedarkannya. Yang lebih
penting lagi, penggunaannya mungkin membuang-buang waktu untuk membaca laporan ini
atau mereka mungkin malah mengabaikan informasi penting yang tersembunyi diantara
timbunan berkas.
PERSENTASE TINGKAT PENYELESAIAN. Tingkat penyelesaian ini digunakan sebagai dasar
perbandingan waktu sesungguhnya yang dikonsumsi dengan jadwal yang telah dibuat, dan
biaya sesungguhnya dengan biaya yang dianggarkan.
RINGKASAN KEMAJUAN (SUMMARAZING PROGRESS). Pendekatan yang sederhana adalah
dengan menggunakan rasio jam orang kerja pada suatu paket kerja terhadap total jam orang
kerja, tetapi ini hanya dapat dilakukan jika proyek padat karya.
PUNCH LIST. Mendekati akhir pekerjaan proyek, sponsor menyiapkan suatu daftar berbagai
jenis atau bagian proyek yang masih harus diselesaikan, termasuk kerusakan-kerusakan yang
perlu dperbaiki. Punch list ini dinegosiasikan dengan manajer proyek. Pembayaran akhir
biasanya tergantung pada persetujuan selesai tidaknya pekerjaan.
PENGGUNAAN LAPORAN
TROUBLE REPORTS. Suatu proyek tertentu mempunyai banyak sekali laporan macam ini,
begitu banyaknya sehingga salah satu tugas manajer adalah memutuskan mana yang lebih
diprioritaskan.
LAPORAN KEMAJUAN. Analisis ini mungkin mengungkapkan adanya masalah tersembunyi
yang tidak terlihat dalam laporan gangguan, dan manajer perlu mengidentifikasi masalah ini
serta merencanakan bagaimana pemecahannya.
146
Pendekatan untuk menganalisis laporan kemajuan sudah kita kenal yaitu manajemen
berdasarkan pengkecualian. Jika kemajuan di suatu bidang tertentu sudah memuaskan, bidang
tersebut tidak perlu kita perhatikan.
BIAYA PENYELESAIAN (COST TO COMPLETE). Laporan biaya untuk beberapa proyek
membandingkan biaya sesungguhnya sampai suatu tanggal tertentu dengan yang dianggarkan
untuk pekerjaan yang telah diselesaikan sampai dengan tanggal tersebut. Perkiraan berjalan
diperoleh dengan mengambil biaya sesungguhnya sampai tanggal tertentu dan menambahkan
perkiraan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.
SUMBER-SUMBER INFORMASI. Dari sumber-sumber ini, manajer mengenali masalah-masalah
yang tersembunyi dan situasi yang menyebabkan penyimpangan dari rencana. Informasi ini
juga diperlukan dalam memahami makna laporan formal karena laporan informal ini
seringkali mengungkapkan situasi yang tidak tampak pada laporan formal. Dalam banyak hal
suatu masalah mungkindapat terungkap dan tindakan koreksi sebelum laporan formal
disusun, dan laporan formal hanya merupakan faktor-faktor konfirmasi yang sudah diperoleh
manajer dari sumber-sumber informal. Ini adalah gambar formal bahwa laporan formal
seharusnya tidak mengandung unsur kejutan.
REvisi. Jika proyek merupakan proyek yang komplek, atau jangka waktunya lama, ada
kemungkinan besar bahwa rencana tidak memenuhi salah satu atau lebih diantara tiga aspek
ini: scope, waktu, atau biaya. Kejadian yang lazim adalah adanya pelampauan anggaran,
artinya, biaya sesungguhnya melebihi biaya yang dianggarkan. Jika ini terjadi pihak sponsor
mungkin memutuskan untuk menerima pelampauan ini dan meneruskan proyek sesuai
rencana; atau mempersempit scope proyek dengan tujuan mencapai hasil akhir dalam batas
biaya semula; atau mengganti manajer proyek jika pihak sponsor menggangap bahwa
pelampauan biaya ini tidak bisa diterima. Apapun keputusan sponsor, biasanya rencana akan
berubah.
Kemungkinan ini dapat dikurangi dengan mengambil sikap yang keras dan tegas
terhadap usulan revisi. Namun, ada kecenderungan untuk mengabaikan kenyataan bahwa
rencana hasil revisi, tidak memperlihatkan harapan awal dimulainya proyek.
Penyelesaian yang mungkin atas masalah ini adalah dengan membandingkan kinerja
biaya sesungguhnya dengan keduanya. Laporan ikhtisar seperti ini dimulai dengan anggaran
awal, dan pada bagian pertama menguraikan revisi yang telah diotorisasi sampai saat ini serta
alasan melakukannya. Bagian berikutnya memperlihatkan perkiraan biaya berjalan dan
faktor-faktor yang menyebabkan selisih antara anggaran yang telah direvisi dengan perkiraan
biaya berjalan.
PEMERIKSAAN PROYEK
Dalam banyak proyek pemeriksaan terhadap mutu berperan selama pekerjaan proyek tersebut
berlangsung. Jika pemeriksaan ditunda, maka pekerjaan yang tidak sesuai rencana bisa saja
terjadi. Pada beberapa proyek, pemeriksaan terhadap biaya juga dilakukan selama proses
pengerjaan proyek; ada pula pemeriksaan terhadap biaya tidak dilakukan hingga proyek
147
selesai dikerjakan. Pada umumnya, pemeriksaan selama pekerjaan proyek berlangsung lebih
banyak dilakukan.
EVALUASI PROYEK
Ada dua aspek evaluasi proyek yang terpisah: (1) evaluasi kinerja dalam pelaksanaan proyek
dan (2) evaluasi hasil yang diperoleh dari proyek tersebut.
EVALUASI KINERJA
Evaluasi kinerja dalam pelaksanaan proyek memiliki dua aspek (1) evaluasi manajemen
proyek dan (2) evaluasi proses pengelolaan proyek. Tujuan dari evaluasi kinerja pada
dasarnya adalah untuk membantu dalam pengambilan keputusan terhadap manajer proyek.
Evaluasi ini jua dapat digunakan untuk menemukan cara terbaik melaksanakan proyek
dimasa mendatang.
PELAMPAUAN BIAYA (COST OVERRUNS). Jika biaya sesungguhnya lebih besar dibandingkan
dengan biaya yang dianggarkan dikatakan sebagai pelampauan biaya. Pelampauan ini
disebabkan karena biaya sesungguhnya terlalu tinggi, atau mungkin biaya yang dianggarkan
terlalu rendah.
Kesalahan yang umumnya dilakukan dalam menganalisis biaya karena kita
mengansumsikan bahwa anggaran merupakan besarnya biaya yang seharusnya dikeluarkan.
Asumsi ini tidak benar. Karena anggaran hanyalah memperkirakan berapa besarnya biaya
seharusnya berdasarkan informasi yang tersedia pada saat dibuat.
PENINJAUAN KEMBALI. Dalam melihat kembali sampai sejauh mana pekerjaan proyek telah
dikelola dengan baik, godaan alamiah yang terjadi adalah mengandalkan pada informasi yang
tidak tersedia pada waktu proyek dilakukan. Dengan melihat kembali ke belakang, biasanya
akan dapat ditemukan keadaan-keadaan di mana keputusan yang benar ternyata tidak
dilakukan.
EVALUASI HASIL
Kesuksesan suatu proyek tidak dapat dievaluasi hingga waktu yang cukup dan
memungkinkan untuk pengukuran manfaat dan biaya sesungguhnya. Hal ini memakan waktu
bertahun-tahun. Untuk banyak proyek, evaluasi hasil cukup kompleks dengan kenyataan
bahwa manfaat yang diharapkan tidak disebutkan dalam tujuan, ukuran, dan juga manfaat
sesungguhnya tidak dapat diukur. Penjelasan di bawah ini mengusulkan kriteria pemilihan
dari proyek-proyek yang hendak dievaluasi:
1.
Proyek tersebut seharusnya cukup penting untuk dapat membenarkan dilakukannya
pengeluaran dan usaha yang cukup banyak dalam sebuah evaluasi formal.
2.
Hasil yang didapat biasanya harus dapat dikuantifisasi. Terutama jika proyek yang
dimasksudkan untuk menghasilakan sejumlah tertentu tambahan laba, laba actual yang
dikaitkan terhadap proyek tersebut juga sebaiknya dapat diukur.
148
3.
4.
5.
Akibat dari variabel yang tidak dapat diantisipasi harus diketahui, atau setidak-tidaknya
yang mendekati, dan mereka seharusnya tidak menutupi dampak akibat perubahan yang
terjadi pada asumsi saat proyek disetujui.
Hasil dari evaluasi harus mempunyai kesempatan yang baik untuk mengarah kepada
dilakukannya suatu tindakan. Khususnya, analisis tersebut dapat membawa kepada cara
yang lebih baik dalam mengusulkan dan memutuskan dilakukannya proyek-proyek di
masa depan.
Terkadang, proyek-proyek yang tidak memenuhi kriteria-kriteria di atas harus dipilih
untuk dianalisis. Kekurangan yang terdapat di dalam system untuk pengendalian proyek
yang secara relati tidak penting dapat diabaikan jika penilaian dibatasi hanya kepada
proyek-proyek besar saja.
149
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. (2005). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi
Sebelas. Salemba Empat. Jakarta.
Anthony, R.N dan Vijay Govindarajan. (2005). Management Control System Buku 2.
Salemba Empat. Jakarta.
Anthony, R.N dan Vijay Govindarajan. (2011). Sistem Pengendalian Manajemen. Karisma
Publishing Group. Tangerang Selatan.
Halim, Abdul dkk. (2000). Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Revisi. UPP AMP YKPN.
Yogyakarta.
Suadi, Arief. (1995). Sistem Pengendalian Manajemen. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi
UGM. Yogyakarta.
Abdullah Taman. (2012). Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja.
150