Anda di halaman 1dari 24

BAB III

A. PENGUMPULAN DATA
1. Sumber Daya Manusia (M1-Man)
a. Ketenagaan
Struktur Organisasi
Ruangan Perawatan 1 Al-Wahid di Rumah Sakit Islam Faisal di pimpim oleh kepala
ruangan dan dibantu oleh dua ketua tim, dan 11 perawat pelaksanan serta 3 cleaning
sevice.
2. Jumlah Tenaga di Ruangan Perawatan 1 Al-Wahid Rumah sakit Islam Faisal
a. Keperawatan
Jumlah ketenagaan di ruang Perawatan 1 Al-Wahid RS. Islam Faisal berjumlah 14
orang perawat yaitu :
No Nama

Pendidikan Masa Kerja

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

D-III
D-III
D-III
D-III
D-III
D-III
D-III
Ners
S-1
Ners
D-III
Ners
D-III
Ners

Sitti Hadijah, AMK


Hj. Farida, AMK
Aris Munandar, A.Md.Kep
Arnawati, AMK
Surianti Ilho, A.Md.Kep
Mulva Aviva, A.Md.Kep
Nurul Hazmi, A.Md.Kep
Astuti, S.Kep.,Ns
Martiana Syam, S.Kep
Lia Irmayanti, S.Kep.,Ns
Surianti, A.Md.Kep
Hasdar, S.Kep.,Ns
Nurul Mustahida, A.Md.Kep
Musdar, S.Kep.,Ns

14 Tahun
15 Tahun
1 Tahun
7 Tahun
9 Tahun
1 Tahun
5 Tahun
1 Tahun
5 Tahun
10 Tahun
1 Tahun
7 Tahun
5 Bulan
1 Minggu

Status Kepegawaian
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Karyawan Tetap
Magang
Magang

Dari hasil uraian di atas, bahwa kualifikasi pendidikan tenaga perawat yang ada di
ruang Perawatan 1 Al-Wahid RS. Islam Faisal dengan tingkat pendidikan Ners
berjumlah 4 orang, S-1 Keperawatan berjumlah 1 orang dan D-III Keperawatan
berjumlah 9 orang, dengan masa kerja mulai dari 1 tahun sampai dengan 15 tahun.
b. Non Keperawatan
No
1
2
3

Kualifikasi
Tata Usaha
Cleaning Service
Penjaga Orang Sakit

Jumlah
3 orang
1 orang

Jenis
Kontrak
-

3. Kebutuhan Tenaga
1

Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan menggunakan metode rasio sesuai


dengan (SK Menkes RI N0. 262 Tahun 1979). Sehingga untuk RS. Islam Faisal dengan
Type B khusunya di ruang perawatan 1 Al-Wahid menggunakan rasio 1 : 1 untuk tenaga
keperawatan. Yang mana ruang perawatan 1 Al-Wahid memiliki 12 orang tenaga perawat
tetap di tambah dengan 2 orang tenaga perawat yang magang. Sehingga akan
diperhitungkan jumlah tenaga keperawatan adalah 1 : 1 x 15 Bed = 15 orang perawat. Jadi,
dalam hal ini ruang perawatan 1 Al-wahid masih kekurangan 1orang tenaga keperawatan.
Perhitungan kebutuhan tenaga perawat tiap shift berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien dengan menggunakan rumus douglas adalah
Kualifikasi Pasien
Tingkat
Jumlah
Ketergantungan
Minimal
Parsial
Total
Jumlah

Pasien
5
2
0
7

Jumlah Kebutuhan Tenaga


Pagi

Sore

Malam

4 x 0.17 = 0.68
1 x 0.27 = 0.27
0
1

5 x 0.14 = 0.7
2 x 0.15 = 0.3
0
1

5 x 0.07 = 0.4
2 x 0.10 = 0.2
0
1

Kesimpulan : Jadi, total tenaga perawat/hari/shif dengan jumlah pasien 7 orang adalah
Pagi
Sore
Malam

:1
:1
:1
3 Orang

4. BOR (Bed Ocupacy Rate)


Perhitungan BOR di ruang Perawatan 1 Al-Wahid RS. Islam Faisal pada tanggal 6 -7
Desember 2016 dengan jumlah tempat tidur 15 Bed adalah :
No
1
2
3

Sift
Pagi
Siang
Malam

VIP
11 Bed (9 Kosong)
11 Bed (8 Kosong)
11 Bed (8 Kosong)

Kelas I
4 Bed (1 Kosong)
4 Bed (1 Kosong)
4 Bed

BOR
5/15 x 100% = 33.3%
6/15 x 100% = 40%
7/15 x 100% = 46,6%

5. Diagnosis Penyakit Terbanyak


Data 5 besar penyakit terbanyak yang di dapat pada bulan November s/d 5
Desember 2016 di ruang perawatan 1 al-Wahid RS. Islam Faisal dengan jumlah pasien 53
orang sebagai berikut :
2

No
1
2
3
4
5

Diagnosa Penyakit
DM
GEA
Typoid
Dyspepsia
Hypertropi prostat

Jumlah
7 orang
6 orang
5 orang
4 orang
3 orang

%
13.2%
11%
9.4%
7.5%
5.7%

6. Beban Kerja Perawat


Kebutuhan total jam keperawatan yang dibutuhkan 1 pasien/hari yang ada di
ruangan Perawatan 1 Al-Wahid RS. Islam Faisal dengan kapasitas 15 tempat tidur dengan
rata-rata jumlah pasien yang dirawat pada tanggal 5 s/d 7 Desember 2016 berjumlah 7
orang dengan menggunakan metode Gillies.
a. Keperawatan langsung :
Mandiri
Partial
Total
Jumlah

: 5 orang x 2 jam = 10 jam


: 2 orang x 3 jam = 6 jam
:
= 16 jam

b. Keperawatan tidak langsung 7 pasien x 1 jam


c. Penyuluhan kesehatan
7 pasien x 0.25 jam
Total jam keseluruhan

= 7 jam
= 1.75 jam
= 24.75 jam

7. Sarana dan Prasarana


a. Penataan gedung/lokasi dan denah ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada ruang
perawatan1 Al-Wahid RS. Islam Faisal.

Dengan uraian letak ruang perawatan 1 Al-Wahid sebagai berikut :


1)
2)
3)
4)

Sebelah utara berbatasan dengan Ruang Gawat Darurat (UGD) RS.Islam Faisal
Sebelah selatan merupakan belakang RS. Islam Faisal
Sebelah barat berhadapan dengan poli klinik RS. Islam Faisal
Sebelah timur berhadapan dengan Instalasi Gizi, Ruang Intensive Care Unit (ICU) &
kamar bedah (O.K)
Dari hasil uraian di atas, bahwa letak gedung Perawatan 1 Al-Wahid RS. Islam Faisal

memiliki letak yang strategis. Karena letak gedung Perawatan 1 Al-Wahid berada di tengahtengah antara gedung instalasi yang satu dengan yang lainnya. Sehingga hal ini dapat
memudahkan akses dalam memberikan pelayanan.
b. Fasilitas untuk pasien
Daftar fasilitas yang tersedia untuk pasien di ruang Perawatan 1 Al-wahid RS. Islam
Faisal
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14

Nama barang
Tempat tidur
Meja pasien
AC
Televisi
Dispenser
Kulkas
Jam dinding
Kamar mandi
Wastafel
Brankard
Kursi roda
Bel pasien
Lemari pasien
Lemari status pasien

Jumlah
15 Bed
15 Buah
14 Buah
14 Buah
14 Buah
12 Buah
14 Buah
14 Kamar
14 Buah
1 Buah
1 Buah
Kosong
15 Buah
1 Buah

Kondisi
Baik
Cukup baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Ideal
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1:1
1 : 15
1 : 15
1:1
1/ruangan

Usulan
Di tambah
Di tambah
Di usulkan
-

c. Fasilitas untuk petugas kesehatan


1) Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan ruang pertemuan perawat, nurse
station berada disebelah ruang pertemuan
2) Kamar mandi/WC perawat ada 1
3) Ruang staf dokter bergabung dengan ruang pertemuan perawat
4) Gudang berada disebelah ruang pertemuan perawat
5) Tidak terdapat ruang ganti baju perawat
6) Telefon ada 1, meja perawat ada 2, kursi perawat ada 6, computer perawat ada 1
7) APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ada 1
d. Alat kesehatan yang berada di ruang perawatan 1 Al-Wahid RS. Islam Faisal
4

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
8.

Nama barang
Tabung O2
O2 Transport
Sterilisator
Termometer
Stetoskop
Penlight
Tensimeter
Set GV
Gunting verban
Troli Emergency
Ambubag
Standar infus
Baskom

Jumlah
5 Buah
1 Buah
1 Buah
2 Buah
4 Buah
1 Buah
2 Buah
2 Buah
2 Buah
1 Buah
1 Buah
15 Buah
2 Buah

Kondisi
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Ideal
1:1
2/ruangan
1/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
2/ruangan
1/ ruangan
2/ruangan
1:1
2/ ruangan

Usulan
Di tambah
Di tambah
Di tambah
Di tambah
Di tambah

memandikan pasien
Kereta obat
1 Buah
Baik
2/ruangan
Di tambah
Lemari obat
1 Buah
Baik
1/ruangan
Genzset
1 Buah
Baik
1/ruangan
Iphone
14 Buah
Baik
1:1
Di tambah
Mesin EKG
1 Buah
Baik
2/ruangan
Di tambah
Consumable (obat-obatan & bahan habis pakai)
Terdiri dari : Kassa, bethadine, cairan Nacl, cairan aquabides,cairan cuci
tangan,plester luka, sarung tangan steril, sarung tangan bersih, plastic sampah hitam,
plastic sampah kuning,obat obatan high alert, polycateter, NGT, kanule suction, masker

oksigen, nasal kanule,spuit 3cc, 5 cc, 10 cc, 20 cc,elektroda EKG, kertas EKG.
9. Administrasi Penunjang yang ada di ruang Perawatan 1 Al-Wahid RS. Islam Faisal
1) Buku laboratorium
2) Buku jadwal pemberian obat
3) Buku nama & register pasien
4) Buku jadwal & visite dokter
5) Buku sensus jumlah pasien
6) Buku laporan tiap sift
7) Buku laporan register pasien yang datang & pulang
8) Buku timbang terima
9) Lembar transport antar ruang
10) Lembar terima barang-barang inventaris perawatan
11) Buku observasi tanda-tanda vital
12) Lembar SOP
13) Tugas pokok dan fungsi staf (Tupoksi)
14) Binder statu pasien
10. Model Asuhan Keperawatan
STRUKTUR MANAJEMEN PELAYANAN KEPERAWATAN
Ketenagaan (M1)
5

Berdasarkan diagram diatas bahwa struktur organisasi diruangan telah berjalan


dengan baik/sering dan perawat merasa puas dengan presentase 58,3%. Kinerja perawat
primer sudah kompeten berdasarkan tugasnya dengan sangat baik (66.7%). Serta jumlah
perawat cukup sesuai dengan jumlah yang ada diruangan (50.0%).

M-2. Sarana Prasarana

Berdasarkan diagram di atas disimpulkan sarana dan prasarana memadai dengan


persentase 58.3%.

M 3-1 :

Data Primer, 2016


Hasil :

Diagram diatas menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden (91,7%)


mengerti tentang model asuhan keperawatan dan keefektifannya (100%). Serta,
sebagian besar responden (100%) telah melaksanakan model asuhan keperawatan
dengan baik dan seluruh responden (91,7%) memiliki tanggung jawab terhadap
tugasnya.

MPKP adalah model keperawatan yang digunakan saat ini. Model TIM
merupakan model asuhan keperawatan yang digunakan perawat diruangan perawatan
I. Dengan adanya Model Tim ini, dapat mengurangi lama hari perawatan. Sebagian
besar perawat mengetahui perannya diruangan tersebut, serta semua perawat
menyelesaikan tugasnya sesuai dengan perannya masing-masing.

M3-2 :

Data Primer, 2016

Diagram menunjukkan bahwa sebanyak 91,7% timbang terima yang dilaksanakan


efektif. Timbang terima dilakukan 3 kali dalam sehari, yang dipimpin oleh Katim, yang
harus dipersiapkan adalah laporan pasien, dan status pasien, atau catatan keperawatan
pasien, yang memuat, rencana tindakan, obat yang dikonsumsi, tindakan yang sudah
dilakukan, renpra yang akan dilakukan dan hal-hal yang berhubungan dengan pasien, serta
respon pasien terhadap tindakan-tindakan, keluhan pasien, data masalah yangbelum
teratasi. Yang kemudian disampaikan dengan komunikasi efektif, dengan kunjungan 2-3
menit dimasing-masing pasien. Tidak terdapat kesulitan apapun selama timbang terima,
sebab semua rencana tindakan sudah ditimbang dan diterimakan dengan jelas.

M3-3 (RondeKeperawatan)

Ronde keperawatan dilakukan di Ruang Perawatan 1, namun waktu pelaksanaannya tidak


menentu. 91.7% perawat mengerti ronde keperawatan dengan keoptimalan ronde
keperawatan di ruangan ini sebanyak 66.7%

M3.4 (SentralisasiObat)

Ruang Perawatan 1 memiliki ruangan khusus sentralisasi obat yang melakukan


pengamprahan obat di ruangan ini 91.7% adalah perawat.

Penerimaan Pasien Baru


9

Hasil analisa diagram PPB menunjukkan seluruh responden bersedia


melakukan PPB, dan melakukan pendokumentasian (100%), dengan teknik
pelaksanaa PPB dilakukan secara lisan dan tertulis (75.0%).

Discharge Planning (M3-6)

Data Primer, 2016

10

Diagram 8 menunjukkan bahwa hasil kuesioner dengan jumlah responden 12


orang didapatkan discharge planning dilaksanakan dengan baik (78.2 %). Pelaksanaan
discharge planning dilakukan pada saat pasien mulai masuk rumah sakit sampai keluar
dari rumah sakit (21,8%), bahasa yang digunakan dalam penyampaian didischarge
planning adalah bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan keluarga pasien.

M3-7 (Dokumentasi)

Model pendokumentasian yang perawat gunakan di Ruang Perawatan 1 BRM yang


merupakan format baku. Sebanyak 91.7% perawat mengerti cara pengisian format
dokumentasi keperawatan dengan benar.

M3.8 (Supervisi)

11

Diagram 8 menggambarkan bahwa tindakan supervise belum berjalan


dengan baik, dimana 75%

masih banyak perawat dan setiap ruangan belum

merasakan manfaat dari adanya program supervise. sementara 50% banyak yang
tidak tahu hasil dari kerja seorang supervise.
B. ANALISIS SWOT
Hasil pendataan kemudian dilakukan analisa, sebagai berikut :
Analisa SWOT
NO. Indikator

Analisis SWOT

1.

Strength
Intrrnal factor
1. Terdapatnya struktur organisasi yang berjalan sesuai fungsinya
2. Jenis ketenagaan:
a. Ners
: 3 orang ( karyawan tetap ), 1orang

Ketenagaan
(M1)

( karyawan magang
b. S1
c. DIII Perawat Umum

: 2 orang
: 8 orang (karyawan tetap ), 1

orang ( karyawan magang )


3. Kinerja keseluruhan staf ketua tim dan perawat pelaksana
sudah baik berdasarkan hasil survey sebanyak 58 % dan
sangat baik 41,7 % dan berkompeten dengan tugas-tugasnya.
12

4. Pembagian tugas sesuai bidannya juga sebanyak 50 %


mengatakan sangat baik
Weakness
1. Sebagian besar sebanyak 41 % mengatakan beban kerja
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien adalah cukup. Dan
50 % mengatakan jumlah tenaga perawat cukup.
2. Sebanyak 25 % responden mengatakan sangat kurang
mengenai pemberian beasiswa atau pelatihan dari Rumah
Sakit
3. Eksternal factor
4. Opportunity
1. Rumah sakit Universitas Hasanuddin menerima pegawai yang
berstandar pendidikan D3, Ners dan jajarannya yang telah
diakui kompetensinya, sehingga dengan peluang tersebut
dapat meningkatkan mutu pelayanan ruang rawat inap
2. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi
3. Adanya kebijakan

pemerintah

tentang

profesionalisasi

perawat.
Threatened
1. Kualitas pelayanan perawat yang tidak sesuai dengan harapan
masyarakat atau resiko terjadi malpraktek.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan
4. Persaingan RS yang semakin kuat.
2.

Sarana

dan Internal factor


Strength
prasarana
1. Tata letak gedung ruangan sudah sesuai dengan standar
(M2)

pelayanan,dimana berada ditengah dikelilingi instalasi lainnya


2. Memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk pasien,
tenaga kesehatan dan keluarga
3. Jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien dan
perawat telah mengerti cara menggunakan peralatan yang ada.
4. Tersedianya consumable (alat habis pakai) sesuai dengan
kebutuhan pasien.
5. Administrasi penunjang yang dimiliki sudah memadai seperti:
13

buku laporan timbang terima, SOP, buku konsul masuk dan


keluar, buku visite, dan buku penyetoran status,buku registrasi
pasien.
Weakness
1. Tidak Terdapat beberapa sarana penunjang seperti tempat
sampah medis di tiap ruang pasien,hanya terdapat satu
didalam ruang gudang
Eksternal factor
Opportunity
1. Adanya proses perbaikan sarana prasarana yang rusak dari
bagian pengadaan barang
2. RS Islam faisal merupakan rumah sakit pemerintah tipe B
dan telah melalui Akreditasi Rumah Sakit.
Treathened
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan
2. Banyak RS yang memiliki sarana dan prasarana yang lebih
lengkap.
3. Makin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang bermutu.
3

MPKP
(model
praktik
keperawatan
profesional)
(M3-1)

Inernal factor
Strength
1. RS memiliki visi, misi, dan moto sebagai acuan
melaksanakan kegiatan pelayanan
2. Ruangan telah menggunakan model praktek keperawatan
metode TIM.
3. Terdapat struktur organisasi menggunakan metode tim
4. Model keperawatan saat ini tidak mengurangi lama hari
rawat inap.
5. Terjadi peningkatan kepercayaan pasien terhadap ruangan
dengan model keperawatan yang diterapkan
6. Model yang digunakan saat ini tidak menyulitkan dan
memberatkan beban kerja perawat.
7. Mempunyai standar asuhan keperawatan
8. Model keperawatan saat ini tidak memberatkan pembiayaan
9. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan
tim kesehatana lainnya.
14

10. Perawat memahami mengenai model yang diterapkan


diruangan
11. Telah ada

tanggung

jawab

dan

pembagian

belum

semua

tugas

berdasarkan model keperawatan.


Weakness
1. Pelaksanaan

model

mengetahuinya

MPKP

perawat

perlu lebih disosiabelum dilaksanakan

dengan masksimal dan masih memerlukan sosialisasi


2. Sebagian besar responden menyatakan pelaksanaan model
keperawatan dinilai belum efektif dan efisien

Eksternal Faktor
Opportunity
1. Ada kebijakan

pemerintah

tentang

profesionalisme

perawat
2. Adanya pelatihan mengenai MPKP
Treathened
1. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan
2. Persaingan dengan rumah sakit swasta yang semakin ketat
3. Adanya tuntutan masyarakat yang semakintinggi terhadap
peningkatan

pelayanan

professional.
4. Bebasnya pers

yang

keperawatan
dapat

langsung

yang

lebih

menyebarkan

informasi dengan cepat


4

Timbang
terima

Strength
1. Timbang terima di buka/dipimpin oleh kepala ruangan/katim
setiap hari
2. Timbang terima pasien dilakukan 3 kali dalam 24 jam
3. Tindakan keperawatan yang akan dan telah dilakukan pada
pasien disampaikan dalam proses timbang terima
4. Timbang terima dilakukan dalam 2 tahap untuk tahap pertama
timbang terima dilakukan dinurse station dan tahap kedua
15

5.
6.
7.
8.

dilakukan dikamar pasien


Semua perawat mengikuti timbang terima
Timbang terima dilakukan tepat waktu
Kepala ruangan/katim member salam pada pasien
Penyampaian dalam timbang terima singkat, padat dan jelas

Weakness
Perawat jaga selanjutnya tidak membawa buku catatan saat operan
Opportunity
1. Adanya mahasiswa praktek lahan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa praktek dan
perawat ruangan
3. kebijakan RS mengenai timbang terima oleh perawat
Treatheded
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional
2. meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat sebagai pembari asuhan keperawatan.

5.

Ronde
Keperawatan
(M3-3)

Ronde keperawatan
Internal factor
Strength
1. Adanya tenaga yang lulusan Ners sebanyak 4 orang.
2. Tim pelaksanaan ronde telah dibentuk
3. Tim yang dibentuk mampu melaksanakan ronde
4. Sebanyak 99 % perawat mengerti tentang ronde
keperawatan
Weakness
Pelaksanaan ronde

keperawatan

di

ruangan

belum

dilaksanakan secara optimal sebanyak 66 % responden


mengatakan

waktu

untuk

ronde

keperawatatan

untuk

meningkatkan

dilaksanakan tidak menentu


Internal factor
Opportunity
1. Adanya

kemauan

perawat

pengetahuan melalui ronde keperawatan.


2. Adanya kegiatan mahasiswa untuk melaksanakan ronde
keperawatan bersama karu, dan perawat ruangan secara
16

terjadwal.
3. Perawat dapat melakukan ronde.
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang professional.
2. Persaingan anatara rumah sakit semakin kuat dalam
pemberian pelayanan.
6.

Sentralisasi
obat
(M3-4)

Sentralisasi obat
Internal factor
Strength
1. Obat yang datang dipisahkan menurut nama pasien dalam
sebuah laci obat
2. Setiap obat diberikan label identitas
3. Perawat selalu menginformasikan jumlah kepemilikan obat
yang telah digunakan kepada pasien
4. Sebanyak 93 % perawat mengatakan ada format untuk tiap
jenis obat sebelum diberikan ke pasien
5. Sebanyak 75 % perawat mengatakan diberikan wewenang
untuk mengolah sentralisasi obat
6. Sebanyak 68 % perawat mengatakan adanya persetujuan
format sentralisasi obat dari keluarga/pasien ke perawat
7. Sebanyak 58,3 % perawat mengatakan perawat mengambil
obat diapotik lalu diberikan ke pasien kecuali pasien umum
pasien mengambil sendiri ke apotik.
8. Terdapat lemari obat pasien
9. Terdapat lembar KPO ( Kartu Pemberian Obat ) disetiap
status pasien
10. Copy resp di simpan di status pasein
11. Sebagian besar (54,5%) menyatakan penghamparan obat
adalah
Weakness
1. Sebanyak 73 % responden mengatakan

tidak terdapat

sentralisasi obat
2. Sebanyak 58,3 % perawat mengatakan tidak ada format
untuk pengadaan tiap-tiap macam obat.

17

Eksternal factor
Opportunity
Keamanan obat terjamin dan pemberian obat kepada pasien
sudah sesuai dengan prinsip 7 B
Treathened
1. Masih ada keluarga klien yang ingin mengelola obat klien
sendiri
2. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang professional.
3. Persaingan antara rumah sakit semakin kuat dalam
pemberian pelayanan.
7

Penerimaan
pasien baru
(M3-5)

Internal factor
Strength
1. Perawat bersedia melakukan PPB
2. Sudah ada pembagian tugas PPB
3. Perawat telah melakukan pendokumentasian

setiap

melakukan PPB
4. Terdapat lembar edukasi yang diberikan oleh perawat untuk
diklarifikasi oleh keluarga pasien.
5. Saat melakukan PPB telah melakukan orientasi, tata tertib
ruangan dan sentralisasi obat
6. Sebagian besar menyatakan semua hal-hal tentang pasien
dioperkan dari perawat yang sebelumnya memegang pasien
tersebut keperawat ruangan 1.
7. Saat penerimaan pasien baru tekhnik yang digunakan yaitu
lisan dan tertulis.
Weakness
1. Belum ada pembagian leaflet/brosur pada saat PPB
2. Ada beberapa edukasi yang belum diberikan kepada
pasien
Eksternal factor
Opportunity
1. Adanya kesempatan kepala ruangan bekerja sama dengan
mahasiswa yan sedang praktek lahan untuk melaksanakan
PPB secara optimal (pembagian brosur/leaflet dan lain-lain)
Treathened

18

1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk


mendapatkan pelayanan yang professional.
2. Persaingan antara rumah sakit semakin kuat dalam
pemberian pelayanan.
3. Pengadaan brosur dan leaflet adalah kebijakan pimpinan
rumah sakit
4. Tingginya kebutuhan masyarakat akan

informasi yang

adekuat selama dalam perawatan

8.

Discharge
Planning
(M3-6)

Internal factor
Strength
1. Perawat memahami mengenai Discharge Planning
2. Perawat bersedia melakakukan Discharge Planning
3. Terdapat lembar discharge planning dalam status
4. Discharge Planning dilaksanakan saat pasien masuk rumah
sakit
5. Perawat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
pasien saat melakukan Dischart Planing
Weakness
1. Belum ada pemberian brosur/leaflet saat Discharge
Planning
2. Belum adanya pendokumentasian tentang pelaksanaan
pendidikan kesehatan
3. Keterbatasan waktu
Ekternal Faktor
Opportunity
1. Discharge planning telah dilakukan saat pasien masuk RS
2. Discharge planning dilakukan secara lisan dan tertulis
3. Adanya mahasiswa praktek lapangan yang bisa
mberkoordinasi mengenai pemberian penkes.
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi

dari masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan yang professional.


2. Persaingan antara rumah sakit semakin kuat dalam
19

pemberian pelayanan.

9.

Dokumentasi Internal factor


keperawatan
(M3-7)

Strength
1. Telah terdapat format pendokumentasian yang baku di
ruangan.
2. Adanya format pendokumentasian memudahkan perawat
dalam melakukan pengkajian.
3. Ruangan telah menggunakan model pendokumentasian
keperawatan yang terintegrasi.
4. Perawat melakukan pendokumentasian tepat waktu segera
setelah tindakan
5. Pendokumentasin tidak menambah beban kerja perawat dan
tidak menyita waktu.
Weakness

Masih terdapat 8,3 % responden yang mengatakan


pendokumentasian secara lisan
Ekternal Faktor
Opportunity
1. Tersedianya format pendokumentasian yang baku
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan
Treathened
1. Persaingan rumah sakit dalam memberikan pelayanan
keperawatan
Makin tingginya kesadaran pasien dan keluarga akan
pentingnya kesehatan
10.

Supervisi

Supervisi

(M3-8)

Internal factor
Strength
sebayak 25 % perawat mengerti tentang supervise

20

Weakness
1. Sebanyak 81,1 % mengatakan supervisi belum pernah
diadakan di ruangan
2. Belum ada dokumentasi tentang supervisi
Eksternal Faktor
Opportunity
1. Adanya penghargaan bagi perawat melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
2. Adanya teguran dari kepala ruangan bagi perawat yang
tidak melaksanakan pekerjaan dengan baik
3. Hasil supervisi dapat digunakan sebagai penilaian prestasi
pegawai
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang professional.
2. Persaingan antara rumah sakit semakin kuat dalam
pemberian pelayanan.

C. Identifikasi masalah
Dari hasil pendataan dilakukan identifikasi guna penyelesaian masalah melalui alternative
pemecahan masalah sesuai permasalahan sebagai berikut :
1. Supervisi
Supervisibelum pernah diadakan untuk perawat yang ada saat ini
Penyebab : Belum ada kebijakan RS mengenai pelaksanaan supervise perawat

untuk

ruangan
2. Discharge Planning

Belum ada pemberian brosur/leaflet saat Discharge Planning


21

Belum adanya pendokumentasian tentang pelaksanaan pendidikan kesehatan

Penyebab : Keterbatasan waktu, belum ada leafleat dari RS.


3. Ronde Keperawatan

Pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan belum dilaksanakan secara optimal sebanyak 66


% responden mengatakan waktu untuk ronde keperawatatan dilaksanakan tidak menentu
Penyebab : keterbatasan waktu

D. Perencanaan ( Planning of action )

NO

MASALAH

Supervisi

belum

TUJUAN
pernah Supervisi

RENCANA

SASARAN

TINDAKAN
dapat 1. mengajukan Kepala ruangan

diadakan untuk perawat diadakan

proposal

,perawat

yang ada saat ini

pelaksanaan

assosiet

alur supervise
2.
melaksanakan
supervise
keperawatan
bersama sama
kepala ruangan
dan perawat
3.
mendokumenta
sikan

hasil

pelaksanaan
supervise
4.

membuat

format
2

1.Belum

ada Discharge

supervisi
1.Membuat

Perawat,pasien

pemberian

22

brosur/leaflet

saat planning

Discharge Planning

dilaksanakan

2.Belum

adanya secara
pendokumentasian
dan
tentang

pelaksanaan

pendidikan kesehatan

alur
pelaksanaan

optimal dischard
planning

terdokumentasi

2. Menentukan

dengan baik

penyakit
terbanyak
untuk
mengoptimalka
n

dischard

planning
3.

Melakukan

sosialisasi
dansimulasi
dischardpalnin
g diruangan
4.

Pembagian

media
sosialisasi
kepada
pasien( leaflet,
buklet dll )
5.
Dokumentasi
3

Ronde Keperawatan
Pelaksanaan
keperawatan

belum

dilaksanakan

secara

optimal sebanyak 66 %
responden mengatakan
untuk

keperawatatan

1. Menentukan Kepala

keperawatan

pasien yuntuk ruangan, kepala

ronde terlaksana
ronde
di dengan optimal 2.

ruangan

waktu

Ronde

ronde

sesuai prosedur

Mempersiapka

tim

,dan

perawat
pelaksana.

n jadwal ronde
keperawatan
3.
Mempersiapka
23

dilaksanakan
menentu

tidak

n materi dan
strategi

ronde

keperawatan.

24

Anda mungkin juga menyukai