ORANG LAMPUNG
Oleh :
Nama
: WULAN RATNASARI
NISN
: 9994498396
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) 1 METRO
Jl. Ki Hajar Dewantara No. 110 Kampus 15A Telp/Fax. (0725) 45963
KOTA METRO
HALAMAN PENGESAHAN
Nomor : MA. h. PP. 00.6 /......../2016
: Wulan Ratnasari
NIS
:-
Kelas / Peminatan
Hari / Tanggal
Judul
Kami menerima dan mengesahkan karya tulis tersebut, untuk melengkapi salah
satu syarat untuk mengambil rapor semester ganjil pada Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 1 Metro Tahun Pelajaran 2016/2017.
Mengetahui
Pembimbing
Antoni Iswantoro
NIP. 19740617 199803 1 001
Dengan ketekunan, motivasi tinggi untuk belajar dan berusaha, penulis telah
berhasil menyelesaikan karya ilmiah ini. Semoga dengan pulisan karya ilmiah ini
dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas
terselesaikannya karya ilmiah yang berjudul BMKG Sebagai Sumber
Pengetahuan Cuaca
KATA PENGANTAR
iii
Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
karenanya penyusunan karya ilmiah yang berjudul Tapis Lampung Sebagai
Pakaian Adat Orang Lampung ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW.
Dalam hal ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Antoni Iswantoro, selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Negeri
(MAN) 1 Metro.
2. Bapak Darsahid, S.Ag., M.Pd.I, selaku guru pembimbing dalam pembuatan
karya tulis ini
3. Teman-teman yang telah memberikan bantuan secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah
ini, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini dapat berguna
dalam menambah wawasan khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Metro,
September 2016
Penulis
DAFTAR ISI
iv
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
ii
iii
iv
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................
12
14
14
15
LAMPIRAN ..................................................................................................
16
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 1. Tapis Jung Sarat sebagai motif pakaian adat Lampung ..................
16
16
Gambar 3. Kain Tapis sebagai motif pakaian dalam acara pernikahan ............
17
17
18
18
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau
dan memiliki berbagai macam suku, bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang
sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di
Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang
kaya akan budaya. Tetapi sebagian daerah dari seluruh provinsi di Indonesia
hampir tidak diketahui oleh warga Indonesianya sendiri. Hanya beberapa
provinsi yang terkenal yang mereka ketahui. Ada salah satu dari sebagian
daerah yang hampir tidak diketahui keberadaan, bahkan ragam hiasnya di
Indonesia ini, yaitu Lampung.
Tanpa disadari warga Indonesia, ternyata Lampung memiliki banyak
keanekaragaman budaya yang sangat indah dan menarik. Lampung memiliki
salah satu ragam hias yang sangat terkenal, yaitu kain tapis. Kain tapis adalah
pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun
benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang
emas dengan sistem sulam (Lampung; Cucuk).
Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil
tenun benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan
menjadi pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada
bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas
dengan motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang
emas dan benang perak.
Warna warna yang dipakai untuk kain tapis yaitu warna warna yang
sangat berani, atau warna warna primer yang tua. Warna warna itu
menunjukkan kekuasaan di provinsi lampung. Motif kain ini ialah kait dan
kunci (key and rhomboid shape), pohon hayat, dan bangunan yang berisikan
roh manusia yang telah meninggal. Juga terdapat motif binatang, matahari,
bulan serta bunga melati. Dikenal juga tenun kain tapis yang bertingkat,
disulam dengan benang sutera putih yang disebut Kain Tapis Inuh.
1
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pengertian Tapis Lampung
Kain Tapis merupakan salah satu jenis kerajinan tradisional
masyarakat Lampung dalam menyelaraskan kehidupannya baik terhadap
lingkungannya maupun Sang Pencipta Alam Semesta. Oleh sebab itu,
munculnya kain tapis ini ditempuh melalui tahap-tahap waktu yang mengarah
kepada kesempurnaan teknik tenun, maupun cara-cara memberikan ragam
hias yang sesuai dengan perkembangan kebudayaan masyarakat.
Tapis adalah sejenis kain tradisional berbentuk menyerupai sarung
yang dibuat dari tenunan benang katun (kapas) dengan motif beranekaragam,
seperti: geometris, manusia, menader, alam, flora, dan fauna yang disulam
memakai sistem cucuk dengan benang emas, benang sutera, dan atau benang
perak. Kain ini umumnya dikenakan oleh para perempuan Lampung untuk
menutupi tubuh bagian pinggang ke bawah (http://www.visitlampung2009.com).
Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain
sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi,
benang perak atau benang emas dengan sistem sulam (Lampung; "Cucuk").
Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun
benang kapas dengan motif, benang perak atau benang emas dan menjadi
pakaian khas suku Lampung. Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian
pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan
motif seperti motif alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas
dan benang perak.
Tapis Lampung termasuk kerajian tradisional karena peralatan yang
digunakan dalam membuat kain dasar dan motif-motif hiasnya masih
sederhana dan dikerjakan oleh pengerajin. Kerajinan ini dibuat oleh wanita,
baik ibu rumah tangga maupun gadis-gadis (muli-muli) yang pada mulanya
untuk mengisi waktu senggang dengan tujuan untuk memenuhi tuntutan adat
istiadat yang dianggap sakral. Kain Tapis saat ini diproduksi oleh pengrajin
Buah pinang muda, daun pacar, kulit kayu kejal untuk pewarna merah.
Kulit kayu mahoni atau kalit kayu durian untuk pewarna coklat.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Tapis Lampung Sebagai Pakaian Adat
Ciri khas yang tercermin dari bentuk, motif ornamen, dan makna
simbolik yang terkandung di dalam aksesori tradisional menunjukkan tingkat
perkembangan kebudayaan suku bangsa tersebut. Masyarakat Lampung
secara turun-temurun telah mewarisi keterampilan yang maju dalam
pembuatan aksesori tradisional khas daerahnya.
Fungsi
estetika
dari
aksesori
atau
perhiasan
adalah
untuk
7
1. Perhiasan kepala yang disebut dengan kopiah emas yang bagian
depanya beruji-ruji, meninggi di bagian tengahnya.
2. Perhiasan leher dan dada berupa perhiasan yang dikenakan dileher
hingga sebatas pinggang. Perhiasan leher yang dipakai laki-laki
adalah.
Gelang burung, bentuk gelang pipih bagian atas agak lebar dan
ditempel gambar burung garuda yang sedang terbang. Burung
garuda bagi masyarakat lampung bermakna dan sangat tinggi yaitu
lambing dunia atas, selain itu kendaraan bagi kedua mempelai
dalam mengarungi kehidupan yang panjang dalam kehidupan
c. Pakaian Wanita
1. Sesapuran yaitu baju kuning tampa lengan panjang.
2. Selappai, yakni baju tampa lengan dibagian luar yang tidak dirangkai
pada kedua sisinya dan diberi lubang di bagian leher, terbuat dari
bahan brokat. Pada tepi bagian bawah berhias rumbai ringgit.
3. Bebe terbuat dari sulaman benang satin/sutra putih dan benang sutra
yang dibentuk menyerupai tali,kemudian dijahit bentuk bebe
menyerupai bunga teratai yang mengambang.
4. Katu tapis dewa sano yang bagian bawahnya digantungan rumpai
ringit dan kain tapis jung jarat.
5. Baju lengan panjang warna putih dilengkapi celana panjang putih atau
hitam. Pakaian warna putih sangat dominan dipakai oleh mempelai
laki-laki.
6. Sarung rumpai, adalah sejenis kain sarung yang ditenung dengan
benang emas. Kain ini dipakai setelah memakai celana panjang dari
pingang sampai kelutut.
7. Sesapuran, yaitu kain putih yang berupah rumbai ringgit dipakai
dibagian luar sarung tumpal.
8. Khikat akhir, adalah sejenis selendang bujur sangkar yang dibentuk
segitiga kemudian dilingkarkan kepundak menutupi bahu. Kedua
ujungnya diikat pada bagian depan leher, warna merah anggur, bahan
10
Perhiasan Kepala
11
muka ditempel ragam hias dari kuninga dan permata berbentuk bulat
setengah lingkaran dan bunga.
6) Selapai siger, adalah hiasan yang dipasang diatas siger berbentuk
empat persegi panjang terbuat dari kain satin putih pada setiap ujung
dipasang uang ringit. Fungsinya sebagai hiasan diatas siger dan juga
berfungsi untuk membedakan antara siger yang dipakai oleh pengantin
pada saat upacara adat.
7) Subang/sesumping/anting-anting,
adalah
perhiasan
telinga
yang
12
Perhiasan Pingang
Bulu serti terbuat dari karton yang dibungkus dengan kain beludru
warna merah dibagian luar ditepel ragam hias bunga dan kelopak
bungadari bahan kuningan.
13
4. Tapis Laut Andak. Dipakai pada acara tari adat oleh gadis-gadis penari,
dipakai pada acara pengambilan gelar sutan oleh Benulung sebagai
pengiring, serta dipakai pada acara adat oleh menantu perempuan.
5. Tapis Balak. Pada upacara pengambilan gelar dan upacara perkawinan
anak, Tapis balak biasa digunakan oleh adik perempuan dan kelompok
isteri anak seseorang yang sedang mengambil sebuah gelar pengeran.
Selain itu, tapi sini pada acara adat lainnya, juga dipakai oleh gadis-gadis
penari.
6. Tapis Silung. Pada upacara adat seperti perkawinan anak, khitanan,
pengambilan gelar dan sebagainya, Tapis Silung dipakai oleh orang tua
yang masih tergolong saudara dekat. Selain itu, dalam pengarakan
pengantin, Tapis Silung juga biasa Dipakai oleh kelompok orang tua yang
tergolong kerabat dekat pada upacara adat seperti perkawinan,
mendapatkan gelar serta khitanan. bisa juga digunakan untuk pengarakan
pengantin.
14
.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
3.1
Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan di atas maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Tapis adalah sejenis kain tradisional berbentuk menyerupai sarung yang
dibuat dari tenunan benang katun (kapas) dengan motif beranekaragam,
seperti: geometris, manusia, menader, alam, flora, dan fauna yang disulam
memakai sistem cucuk dengan benang emas, benang sutera, dan atau
benang perak
2. Masyarakat Lampung secara turun-temurun telah mewarisi keterampilan
yang maju dalam pembuatan aksesori tradisional khas daerahnya.
3. Fungsi estetika dari aksesori atau perhiasan adalah untuk memperindah
penampilan pemakainya.
4. Tapis merupakan atribut adat yang selalu hadir dalam upacara-upacara
adat tersebut. Jenis-jenis tapis diantaranya adalah Tapis Jung Sarat, Tapis
Raja Tunggal, Tapis Raja Medal, Tapis Laut Andak, Tapis Balak, dan Tapis
Silung
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai generasi penerus,
hendaknya dapat melestarikan adat kebudayaan yang ada karena khususnya
tapis sebagai pakaian adat ini memiliki ciri khas yang tercermin dari bentuk,
motif ornamen, dan makna simbolik yang terkandung di dalam aksesori
15
DAFTAR PUSTAKA
14
1. Tresnasih, Ria Intani., dkk. 2006. Tapis Lampung. Bandung: Departemen
Kebudayaan dan Pariwisata Balai Kajian Jarahnitra Bandung.
2. http://www.warungminum.wordpress.com
3. http://meandyouculture.blogspot.co.id/2016/06/pakaian-adat-lampungpakaian-yang-kaya.html
4. http://www.wisatatiga.com/2014/12/penggunaan-kain-tapis-adatlampung.html
5. http://www.visitlampung-2009.com
6. http://lili.staff.uns.ac.id, http://id.wikipedia.org
16
LAMPIRAN
17
18
19