Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MANAJEMEN RANTAI PASOKAN

PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI DALAM DISTRIBUSI


PRODUK AQUA OLEH PT TIRTA INVESTAMA CICURUG

Disusun Oleh:
Cahya Nova Kurniawan (Matrikulasi)

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dewasa

ini

manajemen

rantai

pasok

(supply

chain

management) bukan lagi dianggap sebagai hal baru bagi


perusahaan. Berbagai perusahaan telah menerapkan manajemen
rantai pasok dalam bisnisnya untuk meningkatkan efisiensi
proses logistik. Tujuan dari manajemen rantai pasok adalah untuk
meminimalisasi total biaya rantai pasok dalam memenuhi
kebutuhan tetap maupun tidak tetap, dimana total biaya terdiri
atas biaya bahan baku dan biaya tambahan, biaya transportasi
pengiriman, biaya fasilitas investasi, biaya produksi langsung dan
tak langsung, biaya persediaan, dan sebagainya. Bagi beberapa
perusahaan performa rantai pasok dapat menjadi perbedaan
kompetitif yang nyata. Dalam proses rantai pasok tidak menutup
kemungkinan adanya resiko yang dapat mempengaruhi alur
rantai pasok sehingga tidak dapat berjalan dengan lancar. Untuk
mengidentifikasi dan mengantisipasi resiko yang timbul dalam
alur

rantai

pasok diperlukan suatu manajemen resiko yang baik dalam


rantai pasok (supply chain risk management). Industri yang
dapat menerapkan manajemen rantai pasok dan resiko-resikonya
dengan baik dapat menjadi suatu syarat untuk kesuksesan atau

bahkan bertahan dalam industrinya. Resiko-resiko yang dapat


muncul dalam alur rantai pasok (supply chain) antara lain:

resiko gangguan pasokan


resiko kebutuhan dan rencana pasokan
resiko harga pembelian
resiko persediaan dan barang usang (obsolete)
resiko proses yang tidak efisien
resiko keahlian dan kualifikasi sumber daya manusia
Mengelola resiko menjadi suatu bagian yang kritis dalam

manajemen rantai pasok. Implikasi dari kegagalan-kegagalan


rantai pasok dapat menyebabkan kerugian yang besar dan
penundaan pengiriman terhadap pelanggan yang signifikan.
Manejemen resiko rantai pasok sangat penting untuk diterapkan
di suatu perusahaan sehingga dapat mengontrol secara langsung
proses pengambilan keputusan terhadap resiko-resiko yang
mungkin terjadi yang dipengaruhi oleh tiga hal yaitu subyek
resiko, waktu/durasi, dan pengaruh (impact). Tantangan dalam
memanage resiko rantai pasok adalah adanya gangguan rantai
pasok dapat muncul dari beberapa macam sebab-sebab, antara
lain

kebakaran

industri

pabrik,

penundaan

transportasi,

penurunan atau penghentian pekerjaan atau bencana alam.


Tujuan dari manajemen resiko rantai pasok ini adalah untuk
meminimalkan adanya kegagalan yang disebabkan oleh suatu
kegiatan rantai pasok dalam pemenuhan kebutuhan baik yang

telah di rencanakan maupun yang tidak. Salah satu dari resiko


yang dapat terjadi dalam alur rantai pasok adalah resiko yang
disebabkan

dari

pengiriman

yang

dilakukan

oleh

supplier

(inbound delivery). Resiko pengiriman pasokan (inbound supply


risk) didefinisikan sebagai kejadian potensial dari suatu peristiwa
yang saling berhubungan antara kegagalan pengiriman pasokan
dari

supplier

individu

ketidakmampuan
kebutuhan
potensial

perusahaan

pelanggan
dari

atau

suatu

dan

pasokan

pasar,

pembelian

sebagai

tindakan

yang

hasil

untuk

sumber

dari

memenuhi

dari

kejadian

berhubungan

dengan

pengiriman pasokan yang dapat menyebabkan akibat-akibat


merusak yang signifikan dalam perusahaan pemasok.
PT Tirta Investama selaku perusahaan air minum dalam
kemasan dengan merk Aqua yang berada di Cicurug juga tidak
ingin mengalami kejadian inbound material sehingga Aqua
mengadakan terobosan dengan melakukan kerjasama dengan PT
KAI (Kereta Api Indonesia) untuk melakukan pemecahan masalah
transportasi baik raw material ataupun distribusi produk jadi.
Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai sub bagian
materi

transportasi

dalam

rangkaian

materi

mata

kuliah

Manajemen Rantai Pasokan sebagai upaya untuk menganalisis


seberapa pentingkah peranan pemilihan moda transportasi
dalam manajemen rantai pasokan.

1.2. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memperdalam pembelajaran
dan pemahaman mahasiswa mengenai materi kuliah supply
chain management, khususnya pada bidang pemilihan moda
transportasi dalam SCM , dan memberikan pengalaman serta
wawasan tentang praktik pengelolaan rantai pasok.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah yang akan coba
dibahas, yaitu sebagai berikit :
1. Bagaimana profil perusahaan PT Tirta Investama Cicurug ?
2. Bagaimana pemilihan moda transportasi dalam
mendukung kegiatan SCM di PT Tirta Investama Cicurug?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.

Pengertian Manajemen Rantai Pasokan


Manajemen rantai pasokan (supply-chain management) adalah

pengintegrasian

aktivitas

pengadaan

bahan

dan

pelayanan,

pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta


pengiriman ke pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah
rantai pemasok yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan
nilai bagi pelanggan. Kunci bagi manajemen rantai pasokan yang
efektif adalah menjadikan para pemasok sebagai mitra dalam
strategi perusahaan untuk memenui pasar yang selalu berubah (Heizer
and Render, 2005:4)
Indrajit

dan

Djokopranoto

dalam

Qolbi

Isnanto

(2009:3)

mengungkapkan Supply chain management (SCM) adalah suatu sistem


tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada
para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai
organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang
sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau
barang tersebut, istilah supply chain meliputi juga proses perubahan
barang tersebut, misalnya dari barang mentah menjadi barang jadi.

2.2.

Aktivitas Rantai Pasokan


Terdapat empat aktivitas utama dalam rantai pasokan yaitu

perencanaan (plan), sumber (source), membuat (make/assemble), dan


pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344)
Klapper et al (1999:3-4) menyebut keempat aktivitas ini sebagai
fungsi, yang memiliki definisi sebagai berikut:
Perencanaan (plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan
penawaran agregat untuk membangun jalan terbaik dari tindakan yang
memenuhi aturan bisnis yang ditetapkan.
Sumber (source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa
untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual.

Membuat

(make):

Proses

yang

mengubah

barang

ke

tahap

penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau


aktual.
Pengiriman (deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa,
termasuk

manajemen

pemesanan,

manajemen

transportasi,

dan

manajemen gudang, untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan


atau aktual.
Menurut Heizer and Render (2005:4) manajemen rantai pasokan
mencakup aktivitas untuk menentukan:
1) Transportasi ke vendor.
2) Pemindahan uang secara kredit dan tunai.
3) Para pemasok.
4) Bank dan distributor.
5) Utang dan piutang usaha.

6) Pergudangan dan tingkat persediaan.


7) Pemenuhan pesanan.
8) Berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi.

2.3. Konsep Dasar Transportasi Dalam Manajemen Rantai


Pasok
Transportasi berperan penting dalam manajemen rantai
pasok. Dalam konteks rantai pasok, transportasi berperan
penting karena sangatlah jarang suatu produk diproduksi dan
dikonsumsi dalam satu lokasi yang sama. Strategi rantai pasok
yang diimplementasikan dengan sukses memerlukan
pengelolaan transportasi yang tepat. Manajer transportasi pada
suatu perusahaan bertanggung jawab terhadap pergerakan
sediaan barang dari perusahaan ke pelanggannya. Pengelolaan
kegiatan transportasi yang efektif dan efisien akan memastikan
pengiriman barang dari perusahaan ke pelanggan dengan tepat
waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, dan tepat penerima. Selain
itu, biaya transportasi merupakan komponen biaya yang terbesar
dalam struktur biaya logistik. Tidak kurang dari 60% dari total
biaya logistik perusahaan merupakan biaya transportasi. Dalam
50 tahun terakhir, di sektor logistik telah tersedia banyak pilihan
jenis atau moda transportasi untuk mendukung aktivitas kunci
dalam manajemen rantai pasok perusahaan. Manajer

transportasi memiliki banyak pilihan dalam keputusan


manajemen transportasi, baik dari pilihan jenis moda
transportasi, penyedia jasa transportasi, maupun pilihan tingkat
pelayanan yang diberikan. Pertimbangan pilihan keputusan
manajemen transportasi tidak hanya semata didasarkan pada
pertimbangan biaya transportasi yang murah, melainkan juga
harus mempertimbangkan dari aspek kualitas kinerja pelayanan.
Ketepatan pengiriman barang akan membantu perusahaan untuk
mengurangi sediaan barang, biaya penyimpanan, dan material
handling. Jadi, nilai proposisi transportasi yang diberikan oleh
aktivitas transportasi tidak sesederhana pemindahan barang dari
satu lokasi ke lokasi lain.

2.4. Fungsi Transportasi Dalam Manajemen Rantai Pasok


Aktivitas transportasi mengacu pada pergerakan produk dari
satu lokasi ke lokasi lain dalam rantai pasokan. Kebutuhan akan
pentingnya transportasi telah berkembang dengan meningkatnya
globalisasi dalam rantai pasokan serta pertumbuhan ecommerce. Transportasi merupakan aktivitas yang paling mudah
dilihat sebagai kegiatan utama logistik. Pelanggan akan dengan
mudah melihat pergerakan barang dari suatu lokasi ke lokasi lain
baik menggunakan truck, kereta api, kapal laut, atau pesawat

udara. Dalam konteks manajemen rantai pasok, fungsi penting


transportasi memberikan solusi layanan logistik: pergerakan
produk (product movement) dan penyimpanan barang (product
storage). Fungsi transportasi dalam pergerakan produk,
transportasi memainkan peran melakukan pergerakan barangbarang, baik barang-barang dalam bentuk bahan baku,
komponen, barang dalam proses, maupun barang-barang jadi.
Nilai ekonomis transportasi dalam menjalankan peran ini adalah
melakukan pergerakan sediaan barang dari lokasi asal ke lokasi
tujuan tertentu dalam sistem manajemen rantai pasokan
perusahaan. Kinerja transportasi akan menentukan kinerja
pengadaan (procurement), produksi (manufacturing), dan
customer relationship management. Tanpa kinerja transportasi
yang andal, dapat dipastikan bahwa hampir semua aktivitasaktivitas utama rantai pasok tersebut tidak akan berjalan secara
efektif dan efisien. Aktivitas transportasi akan mengkonsumsi
sumber daya keuangan, waktu, dan sumber daya lingkungan.
Selain itu, dalam konteks manajemen berbasis aktivitas (valuebased management), aktivitas transportasi termasuk aktivitas
yang tidak memberikan nilai tambah. Mengapa? Aktivitas
transportasi berakibat pada peningkatan sediaan barang dalam
transit (in-transit inventory). Sistem logistik yang efektif dan
efisien harus dapat mengurangi in-transit inventory ini seminimal

mungkin. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi akan


dapat dilakukan perbaikan secara signifikan dalam akses
intransit inventory dan status kedatangan kiriman barang secara
akurat baik lokasi maupun waktu pengirimannya (delivery time).
Aktivitas transportasi juga akan mengkonsumsi sumber daya
keuangan. Biaya transportasi terjadi karena penggunaan tenaga
sopir (driver labor), konsumsi bahan bakar minyak (fuel),
pemeliharaan kendaraan, modal yang diinvestasikan dalam
kendaraan dan peralatan, dan kegiatan administrasi. Selain
konsumsi sumber daya keuangan, risiko kehilangan dan
kerusakan produk selama aktivitas transportasi juga dapat
menimbulkan biaya atau kerugian yang signifikan. Dampak
transportasi terhadap lingkungan dapat secara langsung maupun
tidak langsung. Transportasi mengkonsumsi fuel dan oli yang
cukup besar. Meskipun perkembangan teknologi mesin-mesin
kendaraan memungkinkan efisiensi konsumsi fuel dan oli, namun
secara total konsumsi fuel dan oli masih besar seiring dengan
peningkatan jumlah kendaraan yang digunakan untuk
mendukung aktivitas transprotasi. Secara tidak langsung,
pengaruh transportasi terhadap lingkungan mengakibatkan
kemacetan, polusi udara, polusi suara, dan tingkat kecelakaan.
Selain fungsi transportasi dalam pergerakan produk, aspek lain
yang jarang dilihat dari fungsi transportasi adalah penyimpanan

produk. Transportasi berperan dalam penyimpanan produk,


terutama penyimpanan sementara dari lokasi asal pengiriman ke
lokasi tujuan. Fungsi penyimpanan sementara ini lebih ekonomis
dilakukan dalam kegiatan transportasi, terutama untuk
pemenuhan sedian barang-barang yang terjawal dengan waktu
pengiriman dalam beberapa hari. Biaya-biaya yang mungkin
terjadi seperti biaya muat barang (loading), pergudangan, dan
bongkar barang (unloading) dari penyimpanan sementara produk
mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan biaya
penggunaan kendaraan yang difungsikan untuk penyimpanan
sementara.
2.5. Pihak-pihak dalam transportasi
Manajemen transportasi melibatkan pihak-pihak yang secara
langsung menentukan kinerja transportasi. Setidaknya ada enam
pihak dalam manajemen trasportasi (Bowersox, 2013), yaitu:
(1) pengirim (shipper), seringkali disebut sebagai consignor;
(2) Penerima (receiver), dikenal sebagai consignee;
(3) Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier dan agent);
(4) Pemerintah (government);
(5) Teknologi informasi dan komunikasi (ICT);
(6) Masyarakat (public).

Pengirim (shipper) dan Penerima (receiver) Pengirim dan


penerima adalah pihak-pihak yang memerlukan
pergerakan produk antara dua lokasi dalam rantai pasok.
Umumnya, pengirim berkepentingan terhadap
penyelesaian transaksi penjualan atau pembelian produk.
Keberhasilan transaksi tersebut membutuhkan pergerakan
barang-barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan dengan
biaya transportasi yang paling rendah. Bagi pengirim dan
penerima, isu-isu penting yang harus disolusikan adalah
waktu pengambilan dan pengantaran barang, waktu
singgah, kehilangan dan kerusakan barang, penagihan, dan
keakuratan informasi.
Perusahaan penyedia jasa transportasi (carrier dan
agent);
Carrier merupakan pihak yang menyelenggarakan
transportasi barang. Sebagai perusahaan penyedia jasa
transportasi, carrier akan membebankan tarif angkutan
semaksimal mungkin dan meminimalkan biaya tenaga
kerja, fuel, dan biaya operasional kendaraan. Untuk
mencapai tujuan ini, carrier melakukan koordinasi waktu
pengambilan dan pengantaran barang untuk beberapa
pengirim dengan cara konsolidasi agar dapat mencapai
operasional yang efisien. Broker dan freight forwarder

merupakan agen transport yang memfasiltiasi carrier


dengan kebutuhan pengirim. Carrier membuat keputusan
investasi yang terkait dengan kebutuhan bisnis dan
operasional transportasi, seperti truck, pesawat udara,
kapal, lokomotif, dan lain-lain, dan menyelenggarakan
bisnis transportasi dengan biaya operasional yang efisien
untuk memaksimalkan tingkat pengembalian atas aset
yang telah diinvestasikan.
Pemerintah (government). Pemerintah berperan dalam
transportasi melalui penyediaan infrastruktur yang
dibutuhkan, seperti pembangunan jalan raya, pelabuhan,
bandar udara, jaringan kereta api, kebijakan regulasi
transportasi, dan pelayanan pemerintah untuk
menyelenggarakan transportasi dalam rangka mendorong
pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, dan
peningkatan kinerja logistik nasional. Hampir semua
infrastruktur transportasi dimiliki dan dikelola sebagai
barang atau layanan publik. Untuk itu, kebijakan
transportasi diarahkan untuk menciptakan lingkungan
usaha yang fair dan kompetitif, mencegah monopoli,
keseimbangan lingkungan dan hemat energi.
Teknologi informasi dan komunikasi (ICT). ICT diperlukan
untuk menyediakan informasi yang akurat dan real-time

antara pelanggan dan pemasok atau antara pengirim dan


penerima. Perkembangan ICT transportasi mencakup
aplikasi Transportation
Management System (TMS) dan Fleet Management System
(FMS) yang berbasis web atau cloud.
Masyarakat (public) Pihak terakhir dalam sistem
transportasi adalah publik. Publik berkepentingan terhadap
kebutuhan transportasi yang dapat dijangkau dengan
mudah, biaya yang murah, aman, selamat, dan
memperhatikan keberlanjutan lingkungan. Secara tidak
langsung, publik menciptakan permintaan jasa transportasi
dengan cara pembelian produk-produk.
2.6. Ragam Moda transportasi
Berbagai moda transportasi dapat digunakan, mulai dari
transportasi darat (inland transportation) yang menggunakan
transportasi jalan raya (rail road) dan kereta api (railway),
transportasi laut (sea freight), transportasi udara (air freight),
dan penggunaan pipa (pipeline) :

1. Kereta api ,Moda kereta api tepat untuk transportasi


barang-barang yang memerlukan kapasitas besar, berat,
densitas tinggi, dan jarak jauh. Kelemahan moda kereta api

terletak pada kekakuan dalam pengaturan lokasi asal dan


tujuan, waktu muat dan bongkar barang, dan waktu
singgah.
2. Truck Bisnis transportasi truk terdiri dari dua segmen
utama, yaitu TL (truckload) dan LTL (less-than-truckload).
Untuk jarak jauh, trucking lebih mahal dari kereta api, tapi
menawarkan keuntungan fleksibilitas pengiriman door-todoor dan waktu pengiriman yang lebih pendek. Selain itu,
trucking tidak memerlukan transfer antar pickup dan
pengiriman. Umumnya TL untuk pengangkutan barangbarang dengan total lebih dari 6 ton yang tidak
memerlukan pemberhentian antara dari lokasi asal ke
lokasi tujuan. Sementara LTL umumnya digunakan untuk
segmen angkutan barang yang kurang dari 6 ton yang
mengharuskan konsolidasi agar dicapai kapasitas maksimal
dari truk yang digunakan. Isu-isu kunci untuk industri LTL
mencakup lokasi pusat konsolidasi, tingkat beban truk, dan
penjadwalan dan penentuan rute pickup dan pengiriman.
Tujuannya adalah untuk meminimalkan biaya operasional
melalui konsolidasi tanpa mengorbankan waktu pengiriman
dan keandalan.
3. Pipeline Pipeline digunakan terutama untuk pengangkutan
minyak mentah, produk minyak olahan, dan gas alam.
Transportasi dengan moda pipeline memerlukan

infrastruktur dengan investasi biaya tetap yang besar.


Operasional pipeline umumnya dioptimalkan sekitar 80%
sampai 90% dari kapasitas pipa. Pipeline menjadi cara
yang efektif untuk angkutan minyak mentah ke port atau
kilang yang memerlukan arus yang besar dan stabil.
4. Sea Freight Perkembangan perdagangan antarnegara
dengan menggunakan jalur maritim telah mendorong
pertumbuhan kontainerisasi. Hal ini telah menyebabkan
permintaan sea freight yang lebih besar, lebih cepat, dan
kapal yang lebih khusus untuk meningkatkan ekonomi
transportasi kontainer. Penundaan di pelabuhan (dwelling
time), bea cukai, keamanan, dan pengelolaan kontainer
yang digunakan merupakan isu utama dalam pengiriman
global. Selain itu, kemacetan akses ke pelabuhan telah
menjadi masalah besar.
5. Air Freight Operator transpotasi udara (air freight)
menawarkan layanan transportasi yang sangat cepat,
namun dengan biaya transportasi yang mahal. Penggunaan
air freight lebih tepat untuk barang-barang ukuran relatif
kecil dan bernilai tinggi atau pengiriman barang yang
memerlukan waktu cepat dan jarak yang jauh. Isu-isu
penting dalam pengelolaan air freight ini antara lain: lokasi
dan jumlah hub, rute pesawat, pengaturan jadwal
pemeliharaan pesawat, penjadwalan kru, dan strategi

penetapan harga. Peringkat moda transportasi berdasarkan


karakteristik operasional dapat diringkas sebagai berikut:
6. Intermodal Transportasi intermoda adalah penggunaan
lebih dari satu moda transportasi untuk memindahkan
kiriman ke tujuan. Masalah-masalah utama dalam industri
intermodal melibatkan pertukaran informasi untuk
memfasilitasi transfer pengiriman antara moda
transportasi yang berbeda karena transfer ini sering
melibatkan penundaan yang cukup, dan mengorbankan
kinerja waktu pengiriman

BAB III
PEMBAHASAN

3.1.

Sejarah PT Tirta Investama (PT Aqua Golden

Mississipi, tbk)
PT.AQUA GOLDEN MISISSIPI & DANONE AQUA Company
Profile PT. AQUA Golden Mississippi didirikan pada tahun 1973
oleh Bapak Tirto Utomo, sebagai produsen pelopor air minum
dalam kemasan di Indonesia. Pabrik pertama didirikan di Bekasi.
Setelah beroperasi selama 30 tahun, kini AQUA memiliki 14
pabrik di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1998, AQUA (yang berada di bawah naungan
PT Tirta Investama) melakukan langkah strategis untuk
bergabung dengan Group DANONE, yang merupakan salah satu
kelompok perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di
dunia dan ahli dalam nutrisi. Langkah ini berdampak pada
peningkatan kualitas produk, market share, dan penerapan
teknologi pengemasan air terkini. Di bawah bendera DANONEAQUA, kini AQUA memiliki lebih dari 1.000.000 titik distribusi
yang dapat diakses oleh pelanggannya di seluruh Indonesia.
Lokasi Sumber Mata Air AQUA 1. Brastagi -Lampung (Jabung dan
Umbul Cancau) 2. Mekarsari (Kubang) 3. Subang (Cipondoh) 4.
Wonosobo (Mangli) 5. Klaten (Sigedang) 6. Pandaan 7. Kebon

Candi 8. Mambal 9.Menado (Airmadidi) dan yang terbaru yakni


sumber Cicurug (Subang).
3.2. Pengiriman Aqua Melalui Jalur Kereta Api

Dampak lingkungan yang signifikan dari aktivitas distribusi


produk, barang dan bahan lain untuk operasional, serta
pengangkutan tenaga kerja, adalah kepadatan lalu lintas di jalan
raya dan konsumsi BBM. AQUA Grup belum menghitung
kuantitas dampak ini, terutama kemacetan. Salah satu mitigasi
yang dilakukan adalah dengan menggunakan kereta api sebagai
alternatif moda transportasi, terutama untuk distribusi produk ke
Jakarta dari Pabrik Cicurug yang berada di Jawa Barat . Sejak 18
Juni 2014, setiap petang ada peningkatan aktivitas di Stasiun
Kereta Api Cicurug, Sukabumi. Kesibukan yang mengiringi
turunnya malam adalah pemuatan galon AQUA ke rangkaian
gerbong kereta. Menurut petugas stasiun, setiap pukul 19.45 WIB

dijadwalkan satu rangkaian kereta api yang menarik 8 gerbong


untuk mengangkut produk AQUA galon menuju Stasiun Ancol di
Jakarta. Dalam waktu dekat, jumlah pengangkutan direncanakan
bertambah menjadi 16 gerbong.
Pengangkutan produk AMDK oleh AQUA Grup
menggunakan moda kereta api dari Sukabumi ke Jakarta itu
adalah yang pertama di Indonesia. Kerja sama dengan PT Kereta
Api Indonesia (Persero)/KAI melalui Memorandum of
Understanding (MoU) yang ditandatangani 2012 lalu ini, menjadi
langkah progresif pengelolaan sejumlah hal terkait operasional
AQUA Grup. Salah satunya adalah strategi pengurangan jejak
karbon. Terbukti, dalam waktu kurang lebih enam bulan, 68 ton
CO2 dapat dikurangi. Dengan angkutan kereta api, setiap hari
10.752 galon AQUA dikirimkan ke Jakarta dan kembali membawa
galon kosong pada pagi harinya. Jumlah ini setara dengan
pengangkutan oleh 12 truk trailer. Walau demikian, masih ada
sejumlah tantangan dalam penggunaan moda kereta api, antara
lain penggantian jalur ke ukuran ideal, penanganan kondisi tanah
yang masih labil, dan antisipasi potensi longsor di sejumlah titik.
Dengan menggandeng pemerintah dan PT KAI, serta didukung
para pihak, di masa mendatang AQUA Grup akan terus mencari
penyelesaian terhadap tantangan-tantangan tersebut.

Kereta api sebagai salah satu pilihan


Kereta api (KA) diyakini sebagai moda transportasi yang murah,
khususnya untuk pergerakan barang jarak jauh. Moda ini sesuai
untuk komoditas bahan mentah dengan volume muat yang besar
atau produk akhir yang nilai per unitnya rendah, dan tidak
sensitif waktu.
Kereta api sebagai pilihan moda lebih banyak ditinjau dari
sisi shipper. Sebagaimana disebutkan diatas, ada dua
pertimbangan utama untuk memilih moda transportasi; harga
dan waktu transit. Biaya transportasi merupakan biaya total yang
harus dikeluarkan oleh shipper untuk memindahkan barangnya
dari gudang asal sampai ke gudang tujuan akhir. Untuk
pengiriman komoditas yang nilai per unitnya rendah dan dalam
volume besar, kereta api menjadi pilihan karena kapasitas
angkutnya yang sangat besar. Sebuah gerbong datar atau
gerbong barang dapat berkapasitas dua kali lipat kapasitas truk.
Disamping itu, untuk angkutan hi-volume, kelebihan lainnya
antara lain waktu tempuh yang lebih pasti (saat ini volume
angkutan jalan raya sudah sangat padat dan kondisi infrastruktur
jalan juga buruk sehingga waktu tempuh moda jalan darat
menjadi sulit diprediksi), lebih aman, tanpa pungutan lain-lain,

mengurangi polusi (diperkirakan emisi gas buangan mencapai


1/8 sampai 1/10 dari angkutan dengan truk), penghematan BBM
(diperkirakan bisa mencapai 1 juta liter atau setara 3000 ton
CO2 per tahun), dan tentu saja mengurangi kepadatan dan
kemacetan jalan raya.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan, pemilihan moda transportasi untuk
mengangkut produk air minum dalam kemasan merk Aqua sudah
sangat sesuai, karena disamping infrastruktur yang sangat
memadai, juga karena faktor kemacetan dan polutan yang
semakin hari semakin meningkat menjadi salah satu alasan

utama mengapa Aqua terus berupaya untuk mengalihkan sistem


pasokan melalui jalur truk untuk berlaih menggunakan jasa
kereta api. Selain emisi gas buang yang bisa ditekan, kapasitas
angkut juga besar, sehingga lebih menguntungkan di sisi
finansialnya.

4.1.2 Saran
Saran yang bisa diberikan terhadap PT Tirta Investama
adalah agar supaya bisa memperluas jaringan pengiriman Aqua
menggunakan kereta api, jikalau bisa hingga mencakup daerahdaerah yang tidak biasa dijangkau seperti banyuwangi, dan lainlain, sehingga emisi gas buang bisa lebih ditekan dan
penyerapan pasokan air minum aqua semakin maksimal

DAFTAR PUSTAKA

Bowersox, Donald J. At all. 2002. Supply Chain Logistics


Management.
McGraw Hill

Indrajit, R. Eko; Djokopranoto, R. 2003. Konsep Manajemen


Supply Chain :
Cara baru Memandang Mata rantai Penyediaan Barang.
Jakarta;
Grasindo.
http://www.supplychainindonesia.com, diakses pada maret 2016

Anda mungkin juga menyukai