Anda di halaman 1dari 3

5.

Komplikasi Penyembuhan Luka


A. Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul
dalam 2 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk
adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri, kemerahan dan bengkak di
sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
B. Perdarahan
Perdarahan

dapat

menunjukkan

suatu

pelepasan

jahitan,

sulit

membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi dari pembuluh darah oleh
benda asing (seperti drain).

Hipovolemia mungkin tidak cepat ada tanda.

Sehingga balutan (dan luka di bawah balutan) jika mungkin harus sering
dilihat selama 48 jam pertama setelah pembedahan dan tiap 8 jam setelah
itu.Jika perdarahan berlebihan terjadi, penambahan tekanan balutan luka
steril mungkin diperlukan. Pemberian cairan dan intervensi pembedahan
mungkin diperlukan.
C. Dehiscence dan Eviscerasi
Dehiscence dan eviscerasi adalah komplikasi operasi yang paling
serius. Dehiscence adalah terbukanya lapisan luka partial atau total.
Eviscerasi adalah keluarnya pembuluh melalui daerah irisan. Sejumlah faktor
meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, ,multiple trauma, gagal untuk menyatu,
batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi, mempertinggi resiko klien
mengalami dehiscence luka. Dehiscence luka dapat terjadi 4 5 hari setelah
operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. Ketika dehiscence dan
eviscerasi terjadi, luka harus segera ditutup dengan balutan steril yang lebar,
kompres dengan normal saline. Klien disiapkan untuk segera dilakukan
perbaikan pada daerah luka.
6. Perawatan Luka sederhana
Merawat luka dengan memasang pembalut atau penutup pada luka agar luka
tidak terbuka

A. Tujuan
a. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka
b. Mencegah terjadinya pencemaran oleh cairan dan kuman yang
berasal dari luka ke daerah sekitarnya
c. Mencegah terjadinya infeksi silang
d. Mengistirahatkan bagian yang luka atau sakit
e. Sebagai penahan pada bagian yang luka atau sakit
f. Memberikan rasa aman dan nyaman
B. Alat Alat Perawatan Luka
1. Seperangkat peralatan steril
a. Kasa steril
b. Kasa penekan
c. Mangkok kecil
2. Peralatan tidak steril
a. Gunting pembalut
b. Plester
c. Alkohol 70% dalam tempatnya
e. Bengkok (Tempat kasa kotor)
f. Kain pembalut atau verband
g. Alat-alat desinfektan dalam tempatnya (misalnya bethadin solution)
h. Normal Saline
D. Pelaksanaan
a. Luka dibersihkan dengan memakai kasa yang di basahi dengan NS
dari arah dalam ke luar
b. Kapas kotor dibuang pada tempatnya
c. Luka diberi obat, selanjutnya ditutup secukupnya dengan kain kasa
steril dan jaga serat kasa tidak melekat pada luka
d. Setelah diobati, luka dibalut atau di plester dengan cara yang rapi,
pastikan serabut kasa tidak menempel pada bagian dalam luka
e. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan di kembalikan ke tempat
semula
E. Perhatikan
a. Lingkungan harus dalam keadaan bersih
b. Perhatikan tekhnik septic dan aseptic

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik
dan Bedah. Jakarta: EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses menghadapi
Operasi. Yogyakarta: Sahabat Setia.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai