PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid
dan terletak di dalam pericardium di mediastinum. Basis cordis dihubungkan
dengan pembuluh-pembuluh darah besar, meskipun demikian tetap terletak bebas
di dalam pericardium. Jantung memiliki 3 lapisan, yakni endokardium,
miokardium, dan perikardium.
Ada banyak penyakit yang dapat terjadi pada jantung, salah satunya yaitu
kardiomiopati. Kelompok penyakit ini beberapa kali mengalami perubahan dalam
hal klasifikasi kelainannya. Bila dilihat dari definisi dapat disebutkan bahwa
kardiomiopati merupakan suatu kelompok penyakit yang langsung mengenai otot
jantung atau miokard itu sendiri. Kelompok penyakit ini tergolong khusus karena
kelainan yang ditimbulkannya bukan terjadi akibat penyakit perikardium,
hipertensi, koroner, kelainan kongenital atau kelainan katup. Walaupun untuk
menegakkan diagnosis perlu menyingkirkan faktor-faktor etiologi tersebut,
gambaran dari kardiomiopati itu sendiri sangat khusus baik secara klinis maupun
hemodinamik. Dengan meningkatnya kewaspadaan terhadap kondisi penyakit ini
serta teknik dan prosedur diagnostik yang semakin canggih saat ini kardiomiopati
diketahui sebagai penyebab morbiditas dan mortalitas yang bermakna.
Akhir-akhir ini, insidens kardiomiopati semakin meningkatnya frekuensinya.
Dengan bertambah majunya teknik diagnostik, ternyata kardiomiopati idiopatik
merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang utama. Di beberapa negara,
penyakit ini bahkan merupakan penyebab kematian sampai sebesar 30% atau
lebih dari pada semua kematian akibat penyakit jantung.
Banyak usaha yang telah dilakukan untuk membuat klasifikasi yang tepat dari
penyakit ini. Klasifikasi yang saat ini telah dikenal luas adalah pembagian yang
dibuat oleh kerjasama antara World Health Organization (WHO) dan
International Society and Federation of Cardiology (ISFC). Pada klasifikasi ini
kardiomiopati diklasifikasikan berdasarkan gambaran patofisiologi yang dominan.
klinis,
pemeriksaan
fisik,
pemeriksaan
penunjang,
diagnosa,
BAB 2
: Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai dasardasar teori yang dibutuhkan untuk membahas masalah yang
penulis angkat. Pada bab ini akan dibahasa mengenai anatomi
jantung, histologi jantung, dan fisiologi jantung,
BAB 3
fisik,
pemeriksaan
penunjang,
diagnosa,
: Pada bab ini terdapat kesimpulan dari karya tulis ilmiah ini
serta saran yang diberikan penulis baik untuk penulis sendiri
maupun untuk pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Anatomi Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid
dan terletak di dalam pericardium di mediastinum. Basis cordis dihubungkan
4
10
11
12
13
14
15
adalah 4-8 L/menit dan dapat meningkat sebanyak lima hingga enam kali
lipat selama exercise. Curah jantung (CO) dapat dihitung dengan
menggunakan isi sekuncup (SV/stroke volume) dan frekuensi jantung
(HR/heart rate) yanitu CO=SV x HR, atau diukur dengan menggunakan
metode O2 dari Fick.
II.1.3.4. Siklus Jantung
Lingkar tekanan-volume (PV loops) membagi siklus menjadi lima
fase: (1) kontraksi isovolumetrik, (2) ejeksi sistolik, (3) relaksasi
isovolumetrik, (4) pengisian cepat ventrikel kiri, dan (5) pengisian lambat
ventrikel kiri. Siklus jantung dapat ditelusuri dari sistol hingga diastol
dengan menggunakan lingkar tekanan-volume/ PV loop, pemeriksaan
tekanan dalam jantung dan bunyi jantung.
II.1.3.5. Bunyi Jantung
Keadaan tertutupnya katup, pengisian ventrikel atau kelainan
patologi dapat disimpulkan dari keempat bunyi jantung.
Bunyi S1 dan S2 disebabkan oleh penutupan katup. Bunyi S1
terdengar karena tertutupnya katup mitral dan trikuspid; bunyi S2 terjadi
karena tertutupnya katup aorta dan pulmonalis. Biasanya bunyi S 1 dapat
didengar lewat auskultasi sebagai sebuah bunyi tunggal. Bunyi S 2 yang
sesungguhnya tersusun dari dua buah bunyi yang saling terkait waktunya
dengan erat (penutupan katup aorta dan pulmonalis) akan
memperdengarkan bunyi splitting.
Bunyi Kepentingannya
S1
Penutupan katup mitral dan trikuspid; katup mitral tertutup
sebelum katup trikuspid, sehingga bunyi S1 mungkin terpecah
(split)
S2
Katup aorta dan pulmonal tertutup; katup aorta tertutup sebelum
katup pulmonal; inspirasi menyebabkan peningkatan splitting S2
S3
Selama pengisian ventrikel yang cepat (diastol dini); normal
pada anak-anak; pada orang dewasa, berkaitan dengan pelebaran
ventrikel (yaitu pada CHF) dan peningkatan tekanan pengisian.
S4
Diastol lanjut; tidak terdengar pada orang dewasa yang normal;
keberadaannya menunjukkan tekanan atrium yang tinggi atau
ventrikel jantung yang kaku (yaitu pada hipertrofi ventrikel).
Atrium kiri harus bekerja mendorong dinding ventrikel kiri yang
kaku (atrial kick)
II.4. Kardiomiopati Hipertrofik
II.4.1. Definisi Kardiomiopati Hipertrofik
16
17
penderita
menunjukkan
kardiomiopati
adanya
obstruksi
hipertrofik
alur
pada
keluar
kenyataannya
ventrikel
tidak
kiri.Kelainan
19
20
Desah tersebut paling baik didengar dibatas kiri bawah sternum, dan juga di
apeks. Di sini lebih sering berbentuk holosistolik dan menghembus (blowing),
dan hal ini disebabkan oleh adanya regurgutasi mitral yang biasanya
menyertai kardiomiopati obstruktif hipertrofik.
II.4.5. Pemeriksaan Fisik pada Kardiomiopati Hipertrofik
Pasien kardiomiopati hipertrofik biasanya fisiknya baik, berumur muda.
Denyut jantung teratur. Bising sistolik dihubungkan dengan aliran turbulensi
pada jalur keluar ventrikel kiri. Bising sistolik dapat berubah-ubah, bisa
hilang atau mengurang bila pasien berubah posisi dari berdiri lalu
menjongkok atau dengan melakukan olah raga isometrik.
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan pembesaran jantung ringan. Pada
apeks teraba getaran jantung sistolik dan kuat angkat. Bunyi jantung ke-4
biasanya terdengar. Terdengar bising sistolik yang mengeras pada tindakan
valsava.
Diagnostik fisik pada kardiomiopati hipertrofik meliputi 2 kriteria yakni
kriteria mayor dan kriteria minor.
Tanda-tanda mayor yaitu:
1. Jerky pulse : nadi dengan volume normal, tapi kualitasnya menurun
dan irama regular.
2. Lokalisasi tekanan yang kuat oleh karena hipertrosi ventrikel kiri. Pada
palpasi dicari adanya hentakan atrium yang menunjukkan kuatnya
kontraksi atrium kiri.
3. Desah sistolik (ejection systolic murmur) terdengar pada pinggir kiri
sternum dan di apeks oleh karena regurgitasi mitralis.
21
22
23
24
25
BAB III
PEMBAHASAN
III.1. Trigger
Seorang remaja putera berusia 16 tahun yang sebelumnya dalam keadaan
sehat, datang ke bagian gawat-darurat sesudah mengalami kesulitan bernapas dan
nyeri dada substernal yang menjalar ke leher dan bahu pada saat dia bermain
sepakbola. Pasien saat ini merasakan dirinya lebih baik. Dia menyangkal memakai
obat atau pun merokok sigaret dan tidak mengetahui adanya permasalahan medis
26
dalam keluarganya, kecuali dua orang pamannya yang meninggal mendadak pada
usia muda.
III.2. Identitas Pasien
1. Nama
: Reyhan
2. Jenis kelamin
: Laki-laki
3. Umur
: 16 tahun
4. Pekerjaan
5. Tingggi badan
: 170 cm
6. Berat badan
: 65 kg
III.3. Anamnesa
1. Keluhan utama
Kesulitan bernapas dan nyeri dada substernal yang menjalar ke leher dan
bahu.
2. Riwayat penyakit sekarang
-
Kesadaran
: Compos mentis
TD
: mmHg
HR
RR
: 25 x/menit
: 36,5C
27
Kepala
Leher
JVP : normal
Jantung :
Abdomen
Inferior :
28
III.5.2. Radiologi
Terdapat pembesaran jantung sedikit
III.5.3. Ekokardiografi
Disopiramid
III.7.2. Pembedahan
29
BAB IV
PENUTUP
IV.1. Kesimpulan
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya mirip piramid
dan terletak di dalam pericardium di mediastinum. Dinding jantung terdiri atas
lapisan tebal otot jantung, myocardium, yang dibungkus dari luar oleh epycardium
30
DAFTAR PUSTAKA
1. C. Guyton, Arthur,. E. Hall, John. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC. 2007.
2. http://seputarjantung.com/jurnal/kardiomiopati-hipertrofik/
3. H. Gray, Huon, dkk. Lecture notes kardiology. Jakarta: Erlangga Medical
Series.2005.
31
4. Ismudiati Rilantono, Lily, dkk. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Balai Pustaka
FKUI.1998.
5. L. Moore, Keith,. M. R. Agur, Anne. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta :
Hipokrates. 2002.
6. L. Tao,. Kendall. K. Sinopsis Organ System Kardiovaskular. Jakarta:
Karisma Publishing Group.2013.
7. Renrdi Haroen, T,. Sutomo Kasiman. Pengantar Kardiologi. Jakarta: Widya
Medika.1992.
8. S.Snell, Richard. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6.
Jakarta: EGC. 2006.
9. W. Sudoyo, Aru (et al). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi V.
Jakarta : EGC. 2010.
10. W.Tank, Patrick, dan Thomas R.Gest. Atlas Anatomi.Jakarta: Erlangga.
2009.
32