Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fenomena Hallyu atau lebih kita kenal dengan Korean wave saat ini merupakan
fenomena yang tengah menjamur di seluruh dunia, baik dikalangan remaja ataupun
dewasa. Fenomena yang dirancang oleh negeri gingseng ini bahkan telah menjadi aset
pendapatan yang luar biasa bagi negeri asalnya. Hallyu juga telah berhasil menyaingi
eksistensi hollywood dalam industri hiburan dunia, dan dapat dikatakann telah
mengalahkan Bollywood yang pada dewasa ini tak diketahui rimbanya. Siapa yang tidak
kenal dengan K-Drama, K-Movie, K-Pop, hampir setiap elemen masyarakat dari berbagai
usia menyukai atau setidaknya mengetahui tentang hal-hal ini. Bahkan terdapat banyak
komunitas pecinta korea di negara-negara diseluruh dunia termasuk indonesia.
Perkembangan pesat negeri gingseng, Korea Selatan, selama hampir dua dekade
terakhir ini sangat tidak luput dari peran besar Korean wave. Penyebaran fenomena yang
luar biasa ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor dan turis untuk
menanamkan modal atau berwisata ke negera korea selatan itu sendiri. Selain itu, karena
fenomena ini Seoul telah diklaim berhasil menggeser Tokyo sebagai jantung asia.1
Apa sebenarnya Hallyu atau Korean wave itu sendiri? Apa tujuan dan bagaimana
perkembangan dari Korean wave? Apa efek yang ditimbulkan oleh Korean wave? Apakah
negara kita mampu meniru fenomena ini?
Hal-hal diatas penting untuk kita cermati, karena fenomena ini secara luar biasa telah
membawa korea selatan menjadi salah satu negara dengan soft power terbesar didunia,
dan juga menjadikan negara tersebut berkembang dengan sedemikian pesatnya.

1.2 Signifikasi Masalah


Teori normatif :

1 Gelombang Hallyu Menghidupkan Suasana Budaya Internasional. Hal 07. www.korea.net

Korea dan Jepang membuat kebijakan untuk menyebarkan budaya mereka dengan
harapan agar dapat menjadi daya tarik bagi masyarakat dunia di masa depan. Jika kita
melihat dari kacamata teori normatif, seharusnya jepang akan lebih mampu menyebarkan
budayanya. Hal ini berdasarkan fakta bahwa pada saat itu perekonomian Jepang jauh
lebih maju dari Korea sehingga sumberdaya Jepang dalam menyebarkan Japan wave
jauh lebih besar. Selain itu, kebudayaan Jepang juga telah lebih dahulu dikenal dunia
Internasional.
Realitas :
Berbeda dengan apa yang seharusnya terjadi, pada saat ini penyebaran budaya Korea
telah jauh berkembang meninggalkan budaya Jepang. Korean wave atau biasa disebut
Hallyu tidak hanya berhasil membawa korea keluar dari krisis, tetapi saat ini juga telah
berhasil menjadi aset ekonomi yang sangat penting bagi Korea. Efek yang ditimbulkan
Hallyu juga ternyata jauh melebihi apa yang diekspektasikan oleh Korea Selatan sendiri.
Di lain pihak, penyebaran budaya Jepang malah mengalami kemunduran dan kini seolah
tak lagi diperhatikan oleh pemerintah Jepang sendiri.
Dari teori normatif dan realitas yang terjadi diatas, dapat disimpulkan beberapa rumusan
masalah, diantaranya :
Apa yang dimaksud dengan Hallyu atau Korean wave?
Apa alasan dan tujuan dirancangnya Korean wave?
Bagaimana perkembangan Korean wave didunia dan indonesia?
Apa efek yang ditimbulkan dari Korean wave?
Apa alasan yang menjadikan Korean wave lebih berhasil dari Japan wave?
1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui Korean wave.


Mengetahui alasan mengapa Korean wave lebih berkembang dibanding Japan

wave.
1.4 Metode Penelitian
Penulis dalam membuat paper ini menggunakan metode study pustaka, dimana
penulis membaca berbagai refensi di buku-buku dan jurnal-jurnal dapat ditemukan di
Internet.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hallyu atau Korean wave


Fenomena Hallyu yang berarti Gelombang Korea atau Demam Korea mengacu pada
popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru
yang mencakup film, drama, musik pop, animasi, games, dan sejenisnya.2 Istilah Hallyu
2 The Korean wave A New Pop Culture Phenomenon, Korean Culture and Information Service Ministry of Culture,
Sports and Tourism, 2011, hal 11
Ket. Gambar : Dae Jang Geum, pemeran utama drama Jewel In The Palace memakai pakaian asli Korea.

sendiri dipopulerkan oleh media China lebih dari satu dekade lalu untuk merujuk pada
kepopuleran budaya pop Korea di Cina. Drama korea seperti Jewel In the Palace, Queen
Seon-Deok, The Heirs, atau yang terbaru Angry Mom telah berhasil melahab perhatian
masyarakat di Cina dan seluruh dunia. Begitu pula dengan penyanyi dan Idolgrup seperti
Super Junior, Exo, IU, BigBang, dan lain-lain yang telah berhasil menyorot perhatian
dunia dengan ciri khas koreanya. Hal serupa juga terjadi pada isdustri hiburan lain
seperti film, games, animasi, atau komik khas korea yang biasa disebut Manhwa pada
dewasa ini berhasil menyaingi Industri hiburan Jepang yang sudah matang sejak lama.
Patut dicermati bahwa Korean wave tidak hanya mencakup budaya populer korea,
namun beberapa tahun ini juga telah turut menyebarkan budaya asli korea serta menjadi
wadah untuk penyebaran berbagai wisata yang ada di negera Korea Selatan tempat asal
fenomena ini. Lewat berbagai film, drama,
video klip musik, manhwa, serta berbagai hal
lain Korea Selatan berhasil menyebarkankan
kebudayaan dan wisatanya. Contoh yang
paling terkenal adalah drama Jewel In The
Palace, dimana kebudayaan Korea pada masa
lalu benar-benar menjadi hal yang sangat
ditunjukan oleh serial drama tersebut.
Dengan sangat luar biasa Korea Selatan telah
berhasil

membelokan Korean wave yang

tadinya hanyalah penyebaran budaya pop,


menjadi penyebaran budaya Korea secara
keseluruhan.
Gelombang korea juga menjadi aset ekonomi tersendiri bagi negara korsel. Berkat
sukses besarnya Hallyu, Korea Selatan berhasil memulihkan perekonomian pasca krisis
besar yang melanda negara mereka pada tahun 1997. Memalui fenomena ini korea meraih
pendapatan luar biasa dari sektot turis yang datang ke korea. Para turis yang datang ke
korea dapat menikmati berbelanja fashion ala korea yang sedang booming didunia mulai

dari tawar menawar di Pasar Namdemun, tampilan muda yang dinamis di daerah
Myeong-dong, sampai departemen store mewah di Apgujeong-dong.

2.2 Alasan dan tujuan Fenomena Korean wave dibentuk


Pada sejarahnya, perekonomian korean mengalami jatuh bangun, tidak lama setelah
lepas dari penjajahan, bangsa Korea mengalami perang sipil yang menyebabkan
terpecahnya Korea menjadi negara Korea Selatan dan Korea Utara. Perang ini
menyebabkan ekonomi dan infrastruktur negara hancur besar-besaran sehingga korea
harus mengulang hampir disegala sektor pemerintahan dari awal. Pada tahun 70an sampai
dengan 80an perkembangan ekonomi korea mengalami perkembangan yang sangat pesat,
namun pada tahun 1997 perekonomian korea mengalami krisis parah, sehingga
3 Ket. Gambar : Daerah Myeong-deong pada malam hari, sering muncul di fim
atau drama Korea, seperti serial drama Fashion King.

pemerintah korea memikirkan cara bagaimana mereka dapat kembali meningkatkan


perekonomiannya setelah krisis.4
Pada saat genting seperti itu, pemerintah korea memutuskan untuk secara gencargencaran mempromosikan budaya pop negaranya dengan harapan agar budaya Korea
dapat menjadi aset ekonomi yang dapat menutupi kerugian akibat krisis.
Pemerintah Korea juga bertujuan untuk memantapkan posisi mereka di kancah
internasional dengan menyebarkan budaya mereka, diharakan melalui penyebaran budaya
ini akan menarik perhatian investor-investor asing serta turis-turis manca-negara yang
akan membantu perekonomian Korea Selatan. Mereka juga bertujuan untuk menciptakan
soft power yang kuat agar memiliki posisi yang strategis dalam diplosi dunia
2.3 Perkembangan Korean wave didunia
Dimulai dengan semangat mencintai budaya lokal Korea sendiri (dan krisis ekonomi)
pemerintah korea memulai rencana Korean wave pada pertengahan 90-an. Ketika terjadi
perubahan besar-besaran, dimulai dari radio yang tadinya banyak memutar lagu-lagu dari
negara lain, menjadi lebih banyak memutar lagu-lagu lokal dari Korea sendiri. Toko-toko
musik menjadi lebih banyak menjual rekaman lagu-lagu dariartis-artis lokal Korea sendiri
dari pada artis-artis dari negara lain. Saluran televisi juga membatasi diri dalam
menayangkan film-film dari negara asing dan mulai banyak menayangkan film-film lokal
Korea. Televisi-televisi kabel korea, bahkan menayangkan film-film korea selama 24 jam
sehari dan berhasil menarik perhatian penonton dan menyedot perhatian sekitar 6 juta
orang lebih. Hal ini merupakan sejarah tersendiri dalam isdustri perfiman Korea. Rekor
ini baru terpecahkan pada tahun 2006 ketika film lainnya tercatat menarik perhatian
sekitar 13 juta penonton. Jumlah tersebut menjadi berarti sama dengann sekitar 30 persen
rakyat korea pada saat itu, dan menjadikan korea sebagai negara yang paling banyak
mengkonsumsi produk budaya lokal negaranya dari pada negara asing.5
4 Disadur dari The Korean wave A New Pop Culture Phenomenon, Korean Culture and Information Service
Ministry of Culture, Sports and Tourism. 2011. Hal 11.

5 Disadur dari Jurnal Fenomena The Korean wave


http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/50090259/66c27d305b702d32c4
3a502abc5e8290/intro.pdf

Dimulai dari Cina.6


Pada juni 1997, drama Korea What Is Love pertama kali ditayangkan diluar negeri dan
ditayangkan oleh CCTV, stasiun televisi dari cina. Drama what is love yang menceritakan
tentang kisah suami istri dalam satu keluarga yang berbeda pola pemikiran menjadi hal
baru yang belum pernah ditemui oleh audience di cina, para penonton di cina sangat
heran namun disatu sisi mereka dapat menerima drama ini dengan sangat luar biasa
karena unsur kekeluargaan yang kental, berbeda dengan drama western yang tidak terlalu
kuat dalam hal kekeluargaan pada saat itu. Drama what is love berhasil menari perhatian
15% penonton pada saat itu dan menjadi acara dengan rating nomer dua teratas sepanjang
masa untuk progam asing yang masuk ke Cina. Pada saat itu, sebutan Hallyu pertama kali
muncul sebagai bentuk ungkapan untuk gelombang korea yang menyerang Cina, Hallyu
di populerkan oleh media-media Cina pada saat itu.
Dua tahun kemudia drama A Wish Upon a Star kembali meledak di cina setelah
menjadi hit ketika ditayangkan di stasiun televisi Hong Kong Kongs Phoenix TV. Drama
ini menjaga demam korea yang tengah melanda Cina dan menjadikan Ahn Jae-wook
menjadi selebrity besar korea di dunia perfilman Cina.
Setelah sukses dengan drama korea, penyanyi-penyanyi korea mulai masuk kedunia
permusikan Cina, Hong kong dan Taiwan. Lagu-lagu dari Duo Clone, H.O.T, NRG dan
S.E.S menduduki tangga lagu tertinggi di Cina, Taiwan, Hong Kong dan Asia Tenggara.
Ribuan fans memenuhi konser dan stasiun-stasiun radio gencar menayangkan lagu-lagu
mereka. Seorang diplomat Korea bahkan pernah berkata bahwa drama Korea dan lagulagu Korea melakukannya kurang dari setahun ketika para diplomat melakuakn itu lebih
dari satu dekade.

6 Disadur dari The Korean wave A New Pop Culture Phenomenon, Korean Culture and Information Service
Ministry of Culture, Sports and Tourism. 2011. Hal 11-12.

Ket. Gambar : Atas : foto personil girlband S.E.S.. Kiri bawah : Foto personil boyband H.O.T.. Kanan bawah :
foto personil boyband NRG

Perkembangan berlanjut ke Jepang7


Korean wave, yang mana telah menguasai China dan sekitarnya mulai masuk dan
meledak di jepang pada tahun 2003, dengan ditayangkanya drama korea Winter Sonata, oleh
7 Disadur dari The Korean wave A New Pop Culture Phenomenon, Korean Culture and Information Service
Ministry of Culture, Sports and Tourism. 2011. Hal 12-14.

NHK TV. Hasilnya sangat diluar perkiraan

karena Winter Sonata luar biasa

disukai oleh penggemar drama di jepang.


Aktor utama drama ini, Bae Yong-joon,
menjadi bintang besar di perfilman jepang.
Bahkan,

ketika

Bae

Yong-joon

mengunjungi jepang pada 2005, sekitar lima


ribu fans wanita memenuhi bandara Airport
di Tokyo dan tidak lama kemudian fans Bae
Yong-joon di Jepang memberi nama khas

Jepang

Yoon-sama kepada Bae Yong-Jun. Setalah


itu, media Jepang mulai memberikan julukan
pada

fenomena

ini,

yaitu

Yoon-sama

Syndrome. Suksenya k-drama di jepang juga


yang menjadi pintu masuk k-pop dan k-film
kedalam industri di jepang, meskipun k-pop dan k-film tidak mampu mendapat ketenaran
seperti k-drama di jepang.

Perkembangan Korean wave didunia8


Setelah berhasil di Cina, Taiwan, Hong kong, Jepang dan Asia Tenggara, Korean wave mulai
menuju ke belahan dunia lain seperti timur tengah, Eropa, dan Amerika melalui drama Jewel
In the Palace, drama yang bercerita tentang Dae Jang Geum, seorang karakter wanita nyata
pada zaman kerajaan Joseon pada abad ke-16 di korea, yang memulai kisah menjadi seorang
dayang hingga berhasil menjadi kepala tabib raja pada saat itu. Pada tayang perdananya,
drama ini menarik perhatian 57% penonton. Menjadi rekor sepanjang masa bagi Korean
drama. Drama yang banyak mengandung kebudayaan asli korea ini berhasil menjadi progam
terfavorit di Hong kong dan Taiwan. Dan berhasil mencimtakan syndrome baru di cina, Jang
Geum Fever. Jalan-jalan menjadi kosong ketika drama ini tayang dan majalah-majalah akan
mengulas tentang episode drama ini.
8 The Korean wave A New Pop Culture Phenomenon, Korean Culture and Information Service Ministry of Culture,
Sports and Tourism. 2011. Hal 14-17 dan Disadur dari Jurnal Fenomena The Korean wave
http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/50090259/66c27d305b70
2d32c43a502abc5e8290/intro.pdf diakses pada 17 Mei 2015

Keajaiban ini juga terjadi di Iran. Stasiun TV iran mulai menayangkan Jewel In The
Palace dan ratingnya sangat luar biasa yaiut mencapai 86%. Setelah itu, drama Jewel In The
Palace tayang di berbagai negara seperti Arab Saudi, Jordania, Maesir, Malaysia, Indonesia,
Brunei, Filipine, Rusia, Romania, Hungaria, Amerika, Australia, Selandia Baru, dan masih
banyak lagi.
Keberhasilan drama Jewel In The Palace, membuka pintu bagi Korean wave
mendunia. Setelah drama ini. Banyak drama-drama lain yang juga berhasil di terima oleh
masyarakat di seluruh penjuru dunia. Seperti The Heirs, Queen Seon-deok, You Who Come
From The Stars, dan lain-lain.Setelah
Keberhasilan drama Korea juga menjadi pintu masuk bagi musik dan film korea untuk ikut
serta mendunia, k-pop saat ini merupakan fenomena yang tak kalah dari k-drama dan
memiliki fans yang sangat banyak di seluruh dunia.

2.4 Perkembangan Hallyu di Indonesia9


9 Disadur dari Diplomasi Kebudayaan Pemerintah Korea Selatan Dalam Penyebaran
Hallyu Di Indonesia Tahun 2010-2012 oleh Dian Khaliana Pohan. eJurnal Hubungan
Internasional, 2014. eJurnal.hi.fisip-unmul.org

Indonesia juga merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang terkena dampak
demam Korean wave. Dalam beberapa waktu ini, film, drama, musik pop, yang berasal
dari Korea sangat di gemari oleh masyarakat Indonesia, baik dari kalangan remaja
maupun dewasa. Korean wave pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 2002 melalui
drama yang berjudul Endless Love. Setelah itu, kepopuleritasan Jewel In The Palace
membuat masyarakat Indonesia benar-benar terpengaruh oleh demam Korea.
Seperti halnya di negara-negara lain, k-drama menjadi pintu masuk bagi k-pop dan kfilm masuk ke Indonesia, pada saat ini, populeritasan k-pop dan k-film juga sudah sama
pupulernya dengan k-drama. Contohnya adalah banyaknya boyband atau girlband yang
marak mengadakan konser di Indonesia, dan penontonnya selalu penuh. Sampai saat ini,
Korean wave masih berlanjut di Indonesia dan menjadi fenomena yang paling disukai
khususnya pada kaum wanita.
2.5 Faktor yang mendorong pesatnya perkembangan Korean wave
Perkembangan Korean wave yang luar biasa tentu tidak lepas dari banyak faktor,
sehingga sampai pada saat ini dimana produk-produk lokal korea menjadi trending topic
masyarakat modern berbagai penjuru dunia. Faktor pertama yang mendorong
perkembangan Korean wave adalah dukungan serta peran pemerintah Korea dalam
membantu perkembangan fenomena ini. Pemerintah korea secara serius melihat Korean
wave sebagai fenomena yang dapat dikembangkan menjadi aset negara ini. Peran
pemerintah Korea tersebut diwujudkan dalam kebijakan-kebijakan yang menghindarkan
diri mereka dari gempuran industri entertaiment dari barat. Pemerintah korea pada
pertengahan 1990-an memerintahkan radio-radio dan televisi-televisi lokal untuk lebih
sering menayangkan progam-progam lokal dibanding progam-progam dari negara asing.
Pemerintah Korea Selatan secara khusus membentuk KOFIC 10, yang memiliki tugas
untuk mempromosikan dan mendukung produksi film-film Korea dalam merangsang
pertumbuhan dan perkembangannya melalui pendanaan, pengembangan kebijakan,
penelitian, pendidikan dan pelatihan profesional.11
10 Sebuah organisasi khusus, yang dipercayakan oleh Kementerian Kebudayaan,
Olahraga dan Pariwisata Republik Korea.

11 Ibid

Faktor kedua adalah krisis Asia yang terjadi pada tahun 1997. Tidak hanya korea,
krisis ini juga memberi dampak pada banyak negara Asia sehingga mempengaruhi
insudtri pertelevisian di berbagai negara Asia. Industri pertelevisian tersebut terkena
dampak krisis sehingga mencari alternatif progam televisi yang realtif lebih murah
ketimbang J-drama atau drama jepang12. Hal ini dilihat oleh pemerintah korea sebagai
peluang untuk memasarkan produk lokalnya. Dapat dikatakan bahwa krisis Asia pada
tahun 1997 menjadi tiket bagi Korean wave dalam memulai perjalanan mendunianya.
Faktor ketiga yang tak kalah penting adalah piala dunia 2002. Pada tahun 2002 Korea
Selatan menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama dengan Jepang. Even ini menjadi pintu
masyarakat dunia untuk mengetahui Korea, serta menjadi kesempatan bagi korea untuk
mengenalkan budayanya keseluruh dunia. Ditambah pada piala dunia tersebut, tim Korea
berhasil tampil heroik dengan memperoleh peringkat ke-4 dan menjadi prestasi terbaik
yang pernah didapat oleh negara dari Asia. Terbukti berkat even ini drama korea langsung
dikenal oleh berbagai dunia melalui Jewel In The Palace, dan membuka pintu bagi drama
serta film dan musik lokal Korea ikut mendunia dalam Korean wave.
Faktor keempat adalah kualitas dari produk Korea itu sendiri. Banyak drama, musik,
dan film Korea yang memang pantas untuk mendunia. Bukan hanya pemasaran yang
baik, namun produk-produk yang ditawarkan oleh Korean wave sendiri juga luar biasa.
2.6 Efek yang ditimbulkan oleh Hallyu
Korean wave (halllyu) memberikan efek yang luar biasa bagi dunia maupun bagi
Korea itu sendiri. Bagi Korea Hallyu sendiri menjadi aset yang tak tergantikan, karena
perannya dalam mengembangkan ekonomi Korea Selatan. Ini terbukti dalam jumlah turis
yang datang ke Korea Selatan pada tahun 2009 setelah Hallyu mulai mendunia hampir
menyentuh angka 8 juta pengunjung. Pemerintah Korea pun menargetkan pada tahun
2020 turis yang datang ke Korea mencapai 20 juta. 13 Selain itu, dalam aspek ekonomi
Hallyu sendiri berhasil membantu produk-produk asal korea mendunia, seperti Samsung,
12 Disadur dari buku East Asian Pop Culture: Analysing the Korean wave. 2008.
Hongkong University. Hal 17

13 Disadur dari http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?


lang=id&id=966&type=6 diakses pada 17 Mei 2015

LG, Hyunday, dll. Para artis-artis Korea lebih memilih untuk memakai produk lokal
Korea sebagai aksesoris dan kendaran sehingga berdampak pada penggemar mereka juga
ingin melakukan hal yang sama. Dalam film, drama, atau video klip musik asal Korea
kita dapat menemukan produk-prodek ini seolah dipasarkan oleh para artis-artis Korea.
Menurut asosiasi perdagangan Internasional Korea pada tahun 2008 dari survei yang
mereka lakukan terhadap 1.173 orang Asia Timur dan Asia Tenggara, mengungkapkan
bahwa 80% dari responden mengatakan bahwa Korean wave telah mempengaruhi mereka
untuk membeli produk Korea Selatan. 14
Hallyu juga bahkan mampu mempengaruhi pola hidup dan cara berpikir masyarakat
yang dipengaruhinya. Penyebaran Korean wave menjadi bukan hanya meningkatkan
peluang pertukaran dan interaksi budaya, namun menjadi sarana melegalkan ideologi
korea agar mudah diterima didunia internasional. Hallyu juga berhasil menggeser
penilaian masyarakat dunia mengenai negara dengan masyarakat tercantik dan tertampan
di asia. Sebelum Korean wave mendunia, penilaian ini jatuh kepada jepang, namun saat
ini korea menjadi ikon kecantikan dan ketampanan Asia.
Korean wave mengubah berbagai aspek gaya hidup masyarakat dunia, contohnya
dapat kita temukan di berbagai kota didunia para remaja yang meniru gaya rambut artis
korea. Tidak hanya dari potongan rambut, di kota-kota besar di Asia kita dapat
menemukan banyak masyarakat yang meniru dan mengggunakan pakaian dan tata rias
khas artis-artis korea. Artis-artis Korea seperti Lee Young-ae, Song Har Gyo, Kim Hee
Sun, saat ini telah menjadi rujukan masyarakat Asia terhadap kesempurnaan dan
keidealan manusia secara fisik. Korean wave juga secara extreme mempopulerkan budaya
oprasi plastik atau bedah kosmetik.15 Para penggemar artis-artis Korea rela menghabiskan
uang yang tidak sedikit demi terlihat seperti idola mereka. Budaya operasi plastik sendiri
saat ini sudah menjadi tren yang wajar dilakukan di negara asal Korean wave tersebut.
14 Disadur dari Diplomasi Kebudayaan Pemerintah Korea Selatan Dalam Penyebaran
Hallyu Di Indonesia Tahun 2010-2012 oleh Dian Khaliana Pohan. eJurnal Hubungan
Internasional, 2014. eJurnal.hi.fisip-unmul.org

15 Disadur dari Jurnal Fenomena The Korean wave


http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/50090259/66c27d305b702d32c4
3a502abc5e8290/intro.pdf diakses pada 17 Mei 2015

Begitu besar pengaruh fenomea ini sampai-sampai pemerintah Korea sendiri berani
mengklaim bahwa Seoul telah menjadi Jantung Asia, menggantikan Tokyo dan fenomena
ini menjadikan Korea identik dengan Korea Selatan bukan Utara.
Korean wave juga tidak hanya berhasil memperkenalkan budaya pop Korea. Namun
juga memperkenalkan budaya tradisional mereka. Pakaian tradisonal, adat istiadat,
makanan tradisional, dan lainya diperkenalkan melalui film, drama, dan video klip musik
yang menyebar di fenomena ini. Para masyarakat yang ikut larut dalam Korean wave
tidak hanya mengerti budaya populer korea, tetapi juga mempelajari budaya tradisionall
mereka. Banyak kalangan masyarakat darii berbagai usia yang mempelajari bahasa korea
hanya untuk menunjukan bahwa mereka benar-benar tertari terhadap budaya ini.
2.7 Efek yang ditimbulkan oleh Hallyu di Indonesia
Indonesia juga merupakan negara yang masyarakatnya ikut terseret dalam Korean
wave. Fenomena di Indonesia

juga berhasil mengubah pola hidup dan ideologi

masyarakat indonesia. Di berbagai kota kita akan dengan mudah menemukan para remaja
yang meniru gaya rambut seperti artis-artis korea. Korean wave juga berhasil mengubah
penilaian masyarakat indonesia terhadap selera wanita atau pria idaman. Sebelum
masuknya budaya pop Korea di Indonesia, penilaian masyarakat lebih mengacu kepada
artis-srtis holywood yang macho atau cantik yang memilki tubuh ideal. Akan tetapi
setelah budaya pop korea masuk, penilaian masyarakat cenderung beralih menyukai pria
atau wanita cute, imut, putih, berambut lurus ala aktris-aktris Korea.16
Dalam aspek ekonommi, berkat fenommena ini Korea berhasil mengembangkan pasar
produknya dengan luar biasa di Indonesia. Produk handphone Samsung menjadi produk
nomer satu yang saat ini dapat dengan mudah kita temukan dimanapun. Permintaan
masyarakat Indonesia terhadap VCD dan DVD lagu-lagu, film, dan drama korea juga
meningkat dengan tajam. Bahkan produk-produk ini telah mendapat lisensi penjualan
melalui distributor resminya. Ini menandakan bahwa film Korea sudah mulai sejajar
dengan film-film Hollywood yang dipasarkan di Indonesia.
Masih dalam aspek ekonomi, karena pengaruh Korean wave masyakat Indonesia yang
ingin bekerja di Korea juga meningkat tajam. Kebanyak para sarjana ingin bekerja
16 ibid

diperusahaan-perusahaan Korea seperti Samsung, LG, Hyundai, dll. Para TKI yang
bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Korea juga meningkat secara tajam. Sebelum
fenomena ini hadir di Indonesia, sulit untuk menemukan lowongan pekerjaan menuju
Korea, namun setelah fenomena ini, kita dengan mudah menemukan lowongan bekerja ke
korea yang terpampang di pinggir jalan raya.

2.8 Alasan yang mendorong korean wave lebih berkembang dari Japan wave.
Pertarungan penyebaran budaya Jepang dan Korea pertama kali dimulai dari TV
drama. Pada awalnya, drama Jepang merupakan drama nomer satu di Asia dan daerah
sekitar Jepang, Korea, China dan Asia Tenggara. Sebagai negara terkaya di Asia, pada
saat itu Jepang menggunakan kekuatan uangnya sebagai perbedaan yang mencolok
dibanding negara-negara Asia lain. Jepang dengan keuangan yang besar berhasil
mendukung Industri dramanya secara maksimal.17 Ekspor drama ke wilayah tertentu,
biaya produksi, dan kualitas teknologi menjadi alasan utama dari keberhasilan Jepang
pada saat itu. Namun saat ini budaya pop Jepang tidak lagi seperti dulu, Jepang kalah jauh
dibanding Korea yang berhasil dengan proyek Korean wavenya. Apa yang menjadi faktor
kegagalan Jepang dalam menyebarkan budaya popnya?
Faktor pertama adalah keseriusan pemerintah. Pemerintah Korea Selatan sangat serius
dalam menjalankan proyek Korean wave ini sampai membuat badan khusus yang
bertugas membantu penyebaran Korean wave. Kebijakan-kebijakan pemerintah Korea
pada masa awal Korean wave dan pada saat ini juga sangat membantu perkembangan
fenomena ini sendiri. Berbeda dengan pemerintah Jepang yang setengah-setengah dalam
menyebarkan budaya pop mereka. Pemerintah Jepang lebih fokus ke sektor industri dan
teknologi dibanding sektor penyebaran budaya pop. Kebijakan-kebijakan pemerintah
jepang juga lebih kepada pengembangan industri dan teknologi, sehingga dukungan
pemerintah terhadap Tvdrama Jepang tidak maksimal.
Faktor kedua adalah image Jepang di masyarakat dunia yang pada saat itu kurang
baik. Banyak masyarakkat dunia yang pada saat itu tidak menyukai negara Jepang karena
perang dunia ke II yang menyebabkan banyak korban, dan Jepang dianggap sebagai salah
17

East Asian Pop Culture: Analysing the Korean wave. Beng Chua Huat dan Iwabuchi, Kochi.
2008. Hongkong. Hongkong University Press. Hal. 03

satu tokkoh antagonis pada perang tersebut.18 Jepang juga telah banyak menjajah negaranegara Asia sehingga banyak dari penduduk Asia yang lebih menyukai Korea dibanding
Jepang. Hal ini terbukti ketika drama Korea mulai terbit, masyarakat Asia lebih memilih
untuk menyaksikan drama Korea dibanding drama Jepang.
Masyarakat dunia juga banyak yang menganggap budaya Jepang yang mereka sebarkan
tidaklah asli. Hal ini berdasarkan salah satu budaya jepang yang paling terkenal, yaitu
manga. Manga yang sudah terlebih dahulu mendunia dibanding TV drama Jepang
dianggap tidak mencerminkan budaya dan kehidupan Jepang sendiri. Tokoh-tokoh yang
diceritakan dalam manga cenderung memiliki mata yang besar, dan hidung yang
mancung. Berbeda dengan masyarakat asli Jepang pada umumnya. Meskipun Manga
sangat digemari masyarakat dunia, mereka hanya sebatas menggemari, berbeda dengan
budaya Korea yang saat ini berhasil menggilai sebagian masyarakat dunia.
Selain keseriusan pemerintah dan image masyarakat dunia, faktor lain yang menyebabkan
hal ini adalah apa yang di tawarkan oleh kedua budaya tersebut. Korea dengan Korean
wavenya berhasil menawarkan hiburan yang sangat menarik, sehingga dapat disukai oleh
berbagai masyarakat dunia dari berbagai kalangan. Dilain pihak Jepang tidak terlalu baik
dalam menawarkan hiburan di setiap aspek budaya pop yang mereka tawarkan. Banyak
dari TV drama jepang yang mengalami kegagalan pasar. Band-band jepang juga saat ini
tidak menawarkan lagu-lagu yang lebih menarik dari band-band dan idol grup-idol grup
dari Korea.

BAB III PENUTUP

Kesimmpulan
Fenomena Hallyu yang berarti Gelombang Korea atau Demam Korea mengacu pada
popularitas budaya Korea di luar negeri dan menawarkan hiburan Korea yang terbaru yang
18
Ibid Hal. 04

mencakup film, drama, musik pop, animasi, games, dan sejenisnya. Istilah Hallyu sendiri
dipopulerkan oleh media China lebih dari satu dekade lalu untuk merujuk pada kepopuleran
budaya pop Korea di Cina. Fenomena ini pertama kali melanda China dan setelah itu mulai
mendunia. Terdapat banyak faktor yang menjadikan fenomena ini berkembang sedemikian
hebatnya, diantaranya peran pemerintah yang dengan serius ikut serta mengembangkan
fenomena ini. Efek-efek yang terdapat karena fenomena ini juga sangat luar biasa sampai
dapat mempengaruhi pemikiran dan gaya hidup masyarakat dunia.
Jepang sebagai negara yang juga mencoba menyebarkan budayanya seperti Korea
mengalami perkembangan yang jauh di bawah Korean wave. Hal yang menjadi faktor
kegagalan Jepang adalah keseriusan pemerintah Jepang itu sendiri, image masyarakat dunia
terhadap negara Jepang, dan kualitas yang ditawarkan oleh industri hiburan Jepang itu
sendiri.

Saran
Melihat hebatnya efek fenomena terhadap perkembangan ekonomi Korea, seharusnya
Indonesia belajar dari apa yang dilakukan oleh mereka. Pemerintah Indonesia disarankan
untuk mulai memproteksi diri dari gempuran gelombang Korea dan mulai medukung penuh
produk hiburan seperti film dan musik asli indonesia dengan memasarkan produk-produk
tersebut keluar negara. Diharapkan setelah Indonesia mampu menciptakan Indonesian wave
yang tak kalah luar biasa dari Korean wave.
Untuk mewujudkan itu, Indonesia dapat meniru apa yang saat telah dilakukan oleh
pemerintah Korea,

Daftar Pustaka

Diplomasi Kebudayaan Pemerintah Korea Selatan Dalam Penyebaran Hallyu Di Indonesia


Tahun 2010-2012 oleh Dian Khaliana Pohan. eJurnal Hubungan Internasional, 2014.
eJurnal.hi.fisip-unmul.org

East Asian Pop Culture: Analysing the Korean wave. Beng Chua Huat dan Iwabuchi, Kochi.
2008. Hongkong. Hongkong University Press.
http://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=966&type=6
Jurnal Gelombang Hallyu menghidupkan suasana budaya Internasional. www.korea.net
Jurnal Fenomena The Korean wave
http://sinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/50090259/66c27d305b702d32c43a50
2abc5e8290/intro.pdf
The Korean wave A New Pop Culture Phenomenon, Korean Culture and Information Service
Ministry of Culture, Sports and Tourism. 2011.

Anda mungkin juga menyukai