Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM GOLOGI TEKNIK

ACARA: UJI PENETRASI SONDIR

DISUSUN OLEH:
Ivada Pratama Dewi
L2L 008 037

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
NOVEMBER 2010

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum Geologi Teknik Acara : Uji Penetrasi Sondir


yang disusun oleh praktikan Ivada Pratama Dewi untuk memenuhi
persyaratan tugas praktikum mata kuliah Geologi Teknik telah diperiksa
dan disahkan pada :

Hari

: Jumat

Tanggal

: 12 November 2010

Waktu

Semarang,

November 2010

Asisten,

Praktikan,

Ali Albab

Ivada Pratama Dewi

NIM L2L 007 002

NIM L2L 008 037

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ...............................................................................2


Daftar Isi ..................................................................................................3
Daftar Gambar ........................................................................................4
Daftar Tabel ............................................................................................ 5
Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud ...................................................................................6
1.2 Tujuan......................................................................................6
Bab II Dasar Teori ..................................................................................7
Bab III Metodologi
3.1 Alat dan Bahan ..................................................................... 14
3.2 Diagram Alir .......................................................................... 14
Bab IV Pengolahan Data ....................................................................... 16
Bab V Pembahasan .............................................................................. 20
Bab VI Kesimpulan................................................................................. 23
Daftar Pustaka ........................................................................................ 24

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Alat penetrasi konus / sondir ....................................... 7
3

Gambar 2.2 Uji sondir di lapangan ................................................... 9


Gambar 2.3 Contoh grafik sondir ..................................................... 11

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Konsistensi tanah lempung berdasarkan hasil sondir
4

( Terzaghi dan Peck, 1984 ) ............................................................. 12


Tabel 2.2 Kepadatan lapisan tanah berdasarkan hasil sondir
( Terzaghi dan Peck, 1948 ) ............................................................. 13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Maksud
1.1.1 Mengetahui nilai perlawanan konus dan hambatan lekat dari uji
penetrasi sondir bikonus ( Dutch Cone Penetrometer ).
1.1.2 Menghitung harga local friction, friction ratio dan total friction
dari data lapangan sondir bikonus.
1.1.3 Membuat grafik hubungan nilai perlawanan konus ( conus
resistance ) dari jumlah hambatan lekat ( total friction ) terhadap
kedalaman.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengetahui kegunaan uji penetrasi sondir dalam penyelidikan
geologi teknik.
1.2.2 Mengetahui hubungan empiris antara nilai perlawanan konus
terhadap sifat geologi teknik tanah / batuan.
1.2.3 Mengetahui tata guna lahan yang sesuai berdasarkan sifat
geoteknik lapisan tanahnya.

BAB II
DASAR TEORI

Berdasarkan

Sosrodarsono,

S.1981,

metode

percobaan

di

lapangan yang umum dilakukan pemeriksaan dan penyelidikan di


lapangan adalah percobaan penetrasi atau penetration test yang
menggunakan alat penetrometer. Cara penggunaan alat tersebut ialah
dengan jalan menekan atau memutar stang stang yang mempunyai
ujung khusus ke dalam tanah, kita dapat menentukan dalamnya berbagai
lapisan

tanah

yang

berbeda

dan

mendapatkan

indikasi

tentang

kekuatannya. Penyelidikan semacam ini disebut percobaan penetrasi dan


alat yang dipakai disebut penetrometer statis ( sondir ). Penetrometer
statis di Indonesia yang dipakai secara luas hanyalah alat sondir ( Dutch
Penetrometer ), juga disebut Dutch deep sounding apparatus, yaitu suatu
alat statis yang berasal dari negeri Belanda.

Gambar 2.1. Alat penetrasi konus / sondir

2.1 Tipe Peralatan Sondir


Peralatan sondir yang digunakan adalah mata sondir, yaitu
alat khusus yang dapat melakukan penetrasi ke dalam tanah, konus
biasa atau tunggal dank onus ganda atau bikonus. Untuk bikonus
7

yang biasa digunakan adalah Dutch Cone Penetrometer jenis ini


dengan kapasitas maksimu = 250 kg/cm 2. Besarnya cone yang
digunakan dapat berubah ubah tergantung kebutuhannya atau jenis
tanah tersebut.
2.1.1 Konus biasa (mantel konus, standart type )
Pada tipe standar yang diukur hanya perlawanan ujung
( nilai konus ) yang dilakukan dengan hanya menekan stang
bagian dalamnya saja. Seluruh bagian tabung luar dalam
keadaan statis

( diam ). Gaya yang dibutuhkan untuk

menekan kerucut ke bawah dibaca alat pengukur ( gauge ).


Setelah pengukuran dilakukan, konus, stang stang dan
casing luarnya saja. Jadi secara otomatis akan mengembalikan
konus tersebut pada posisi yang siap untuk pengukuran
berikutnya.
2.1.2. Bikonus ( friction sleeve atau adhesion jacket type )
Pada tipe bikonus yang diukur adalah baik nilai
bikonus maupun hambatan pelekat. Caranya dengan menekan
stang dalam yang menekan konus ke bawah dan dalam
keadaan ini hanya nilai konus yang diukur. Bila konus telah
ditekan ke bawah sedalam 4 cm maka dengan sendirinya akan
mengkait friction sleeve dan ikut membawanya ke bawah
bersama sama sedalam 4 cm juga, jadi di sini baik nilai konus
maupun hambatan pelekat dapat diukur bersama sama.
Kemudian hanya dengan menekan casing luarnya saja, konus,
friction sleeve dan stang stang keseluruhannya akan tertekan
ke bawah sampai titik kedalaman dimana akan dilakukan
pembacaan berikutnya. Pada posisi ini secara otomatis
kedudukan konus dan friction sleeve seperti : kedudukan
semula dan siap untuk percobaan berikutnya. Pembacaan
dilakukan setiap 20 cm.

Gambar 2.2 Uji sondir di lapangan

2.2 Kelebihan dan Kelemahan Sondir


Keuntungan dalam mempergunakan alat sondir ini adalah :
a. Cukup ekonomis
b. Apabila contoh tanah pada boring tidak bisa diambil ( tanah
lunak / pasir )
c. Dapat digunakan menentukan daya dukung tanah dengan baik
d. Adanya korelasi empiris semakin handal
e. Dapat membantu menentukan posisi atau kedalaman pada
pemboran.
f. Dalam prakteknya uji sondir sangat dianjurkan didampingi
dengan uji lainnya baik uji lapangan maupun uji laboratorium,
sehingga hasil uji sondir bisa diverifikasi atau dibandingkan
dengan uji lainnya.

Menurut Sosrodarsono, 1981, sondir atau Cone Penetration Test


memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain :
a. Dapat dengan cepat menentukan lapisan keras dan diperkirakan
perbedaan lapisan serta cukup baik untuk digunakan pada lapisan
yang berbutir halus.

b. Dengan rumus empiris hasilnya dapat digunakan untuk menhitung


daya dukung tiang.
c. Jika terdapat batuan lepas bisa memberikan indikasi lapisan keras
yang salah dan tidak dapat mengetahui jenis tanah secara
langsung.
d. Jika alat tidak lurus dank onus tidak bekerja dengan baik maka hasil
yang diperoleh bisa meragukan.
2.3 Tujuan Uji Penetrasi Sondir
Tes sondir dimaksudkan untuk mengetahu perlawanan
penetrasi konus / qc dan hambatan lekat / clef friction ( F ).
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung
konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas. Hambatan lekat
adalah perlawanan geser tanah terhadap mantel bikonus dalam gaya
per satuan luas.
Jenis

metode

sondir

dapat

dilakukan

dengan

suatu

perhitungan dalam penentuan suatu nilai Local Friction ( LF ), Friction


Ratio ( FR ) dan Total Friction ( TF ) seperti pada rumus
( Sosrodarsono, S, 1981 ) :
1. Cleef friction / hambatan lekat ( HL )
HL =

qtqc
tahap pembacaan
luas konus

qt = qc + f
Keterangan :
qc : perlawanan penetrasi konus / conus resistance ( kg/cm2 )
f

: gaya friksi tanah terhadap selubung konus ( kg/cm 2 )


qt : jumlah perlawanan ( kg/cm2 )
faktor alat : luas konus standart ( 10 cm )
tahap pembacaan

: 20 cm

10

Local Friction =

qtqc
10

Friction Ratio =

l ocal friction
100
conus resistance

Grafik yang dibuat antara lain : perlawanan penetrasi konus


( qc ) pada setiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat / total
friction ( TF ) pada setiap kedalaman.
Total Friction ( kumulatif ) = HL + LF sebelumnya

BAB IV
PENGOLAHAN DATA

Gambar 2.3 Contoh grafik sondir

Hasil grafik yang dihasilkan pada cone penetration test dapat


berupa grafik yang berbentuk zig zag pada kedalaman tertentu dan
ada grafik yang lebih lembut pada kedalaman tertentu, hal ini
menggambarkan jenis tanah yang ada pada kedalaman tersebut. Jika
terlihat grafik yang berbentuk zig zag maka jenis tanah terebut lebih
condong ke jenis tanah pasir, tetapi jika grafik lebih membentuk garis
yang lebih lembut hal ini menunjukkan pada kedalaman tersebut jenis

11

tanah lebih cenderung ke jenis tanah lempung, hal ini disebabkan


karena partikel pada pasir lebih besar daripada lempung.
2.4 Hubungan Empiris Kekuatan Tanah Berdasarkan Uju Penetrasi
Sondir
Harga perlawanan konus hasil uji penetrasi sondir pada
lapisan tanah / batuan dapat dihubungkan secara empiris dengan
kekuatannya. Pada tanah berbutir halus ( lempung lanau ), dapat
ditentukan tingkat kekerasan relatifnya. Sedangkan pada tanah
berbutir kasar ( pasir gravel ) dapat ditentukan tingkat kepadatan
relatifnya.
Konsistensi

Conus Resistance

Friction Ratio

( qc )

( FR )

Kg/cm2

%
3.5

Sangat lunak / very


soft
Lunak / soft
Teguh / firm
Kaku / Stiff
Sangat kaku / very stiff
Keras / hard

<5
5 10
10 -35
30 60
60 120
>120

3.5
4.0
4.0
6.0
6.0

Tabel 2.1 Konsistensi tanah lempung berdasarkan hasil sondir


( Terzaghi dan Peck, 1984 )

Konsistensi

Conus Resistance ( qc )

Friction Ratio ( FR )

Sangat Lepas ( very

Kg/cm2
<20

%
2.0
12

loose )
Lepas / Loose
Setengah Lepas /

20 40
40 120

2.0
2.0

medium
Padat / dense
Sangat padat / very

120 200
>200

4.0
4.0

dense
Tabel 2.2 Kepadatan lapisan tanah berdasarkan hasil sondir
( Terzaghi dan Peck, 1948 )

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan

13

a. Mesin sondir kekuatan sedang ( 2,5 ton )


b. Manometer 2 buah dengan kapasitas 60 dan 250 kg/cm 2.
c. Konus atau bikonus
d. Seperangkat pipa sondir dengan panjang masing masing 1 m
e. 2 buah angker dengan perlengkapannya termasuk besi kanal
f. Kunci pipa, linggis, meteran dan oli
g. Waterpass tukang
3.2 Cara Kerja
1. Persiapan sebelum pengujian
a) Siapkan lubang sedalam 65 cm untuk penusukan pertama.
b) Masukkan 4 buah angker kedalam tanah sesuai letak rangka
pembeban.
c) Setel rangka pembeban, sehingga pembeban berdiri vertikal
d) Pasang manometer untuk tanah lunak 0 s.d 2MPa dan 0 s.d
5MPa atau untuk tanah keras 0 s.d 5MPa dan 0 s.d 20 MPa
e) Periksa sistem hidraulik dengan menekan piston hidraulik
menggunakan kunci piston, dan bila kurang tambahkan oli
serta cegah terjadinya gelembung udara dalam sistem.
f) Tempatkan rangka pembeban, sehingga penekan hidraulik
berada tepat di atasnya.
g) Pasang balok-balok penjepit pada jangkar dan kencangkan
dengan memutar baut pengencang.
h) Sambungkan konus ganda dengan batang dalam dan batang
dorong serta kepala pipa dorong.

2. Prosedur pengujian (penekanan pipa dorong)


a) Dirikan batang dalam dan pipa dorong di bawah penekan
hidraulik pada kedudukan yang tepat.

14

b) Dorong / tarik kunci pengatur pada kedudukan siap tekan,


sehingga penekan hidraulik hanya akan menekan pipa
dorong.
c) Putar engkol searah jarum jam (kecepatan 10 s.d 20 mm/s),
sehingga gigi penekan dan penekan hidraulik bergerak turun
dan menekan pipa luar sampai mencapai kedalaman 20 cm
sesuai interval pengujian.
d) Pada tiap interval 20 cm lakukan penekanan batang dalam
dengan menarik kunci pengatur, sehingga penekan hidraulik
menekan batang dalam saja.
3. Prosedur pengujian (penekanan batang dalam)
a) Baca perlawanan konus pada penekan batang dalam
sedalam kira-kira 4 cm pertama
b) catat pada formulir.
c) Baca jumlah perlawanan geser dan perlawanan konus pada
penekan batang sedalam 4 cm yang ke-dua dan catat
pada formulir
4. Perhitungan dan pembuatan grafik
a) Perhitungan formulir 1
b) Pembuatan grafik hasil uji sondir
5. Lanjutkan pengujian pada kedalaman 20cm berikutnya.

BAB IV
PENGOLAHAN DATA

15

4.1 Hasil Uji Sondir


Lokasi : Gedung A

Tanggal : 18 Mei 2010

Titik

:SA

Depth

qc
kg/cm

qc + f
kg/cm

HL
kg/cm

LF
kg/cm

FR

TF

kg/cm

0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
2,00
2,20

0,00
0,00
0,00
5,00
5,00
12,00
6,00
2,00
3,00
3,00
10,00
9,00

0,00
0,00
0,00
9,00
9,00
19,00
18,00
5,00
5,00
5,00
17,00
16,00

0,00
0,00
0,00
8,00
8,00
14,00
24,00
6,00
4,00
4,00
14,00
14,00

0,00
0,00
0,00
0,40
0,40
0,70
1,20
0,30
0,20
0,20
0,70
0,70

0,00
0,00
0,00
8,00
8,00
5,83
20,00
15,00
6,67
6,67
7,00
7,78

2,40

5,00

9,00

8,00

0,40

8,00

2,60

7,00

11,00

8,00

0,40

5,71

2,80

8,00

10,00

4,00

0,20

2,50

3,00

5,00

7,00

4,00

0,20

4,00

3,20

4,00

6,00

4,00

0,20

5,00

3,40

3,00

6,00

6,00

0,30

10,00

3,60

3,00

6,00

6,00

0,30

10,00

3,80

2,00

5,00

6,00

0,30

15,00

4,00

5,00

9,00

8,00

0,40

8,00

4,20

5,00

9,00

8,00

0,40

8,00

4,40

4,00

9,00

10,00

0,50

12,50

4,60

4,00

10,00

12,00

0,60

15,00

4,80

3,00

6,00

6,00

0,30

10,00

0,00
0,00
0,00
8,00
16,00
30,00
54,00
60,00
64,00
68,00
82,00
96,00
104,0
0
112,0
0
116,0
0
120,0
0
124,0
0
130,0
0
136,0
0
142,0
0
150,0
0
158,0
0
168,0
0
180,0
0
186,0

16

5,00

3,00

6,00

6,00

0,30

10,00

5,20

4,00

7,00

6,00

0,30

7,50

5,40

3,00

6,00

6,00

0,30

10,00

5,60

3,00

6,00

6,00

0,30

10,00

5,80

3,00

6,00

6,00

0,30

10,00

6,00

4,00

7,00

6,00

0,30

7,50

6,20

4,00

6,00

4,00

0,20

5,00

6,40

3,00

6,00

6,00

0,30

10,00

6,60

4,00

6,00

4,00

0,20

5,00

6,80

3,00

7,00

8,00

0,40

13,33

7,00

2,00

5,00

6,00

0,30

15,00

7,20

3,00

5,00

4,00

0,20

6,67

7,40

2,00

4,00

4,00

0,20

10,00

7,60

2,00

5,00

6,00

0,30

15,00

7,80

2,00

4,00

4,00

0,20

10,00

8,00

3,00

5,00

4,00

0,20

6,67

8,20

3,00

5,00

4,00

0,20

6,67

8,40

4,00

7,00

6,00

0,30

7,50

8,60

12,00

16,00

8,00

0,40

3,33

8,80

11,00

18,00

14,00

0,70

6,36

9,00

15,00

21,00

12,00

0,60

4,00

9,20

20,00

27,00

14,00

0,70

3,50

9,40

22,00

32,00

20,00

1,00

4,55

9,60

22,00

31,00

18,00

0,90

4,09

0
192,0
0
198,0
0
204,0
0
210,0
0
216,0
0
222,0
0
226,0
0
232,0
0
236,0
0
244,0
0
250,0
0
254,0
0
258,0
0
264,0
0
268,0
0
272,0
0
276,0
0
282,0
0
290,0
0
304,0
0
316,0
0
330,0
0
350,0
0
368,0
0
17

9,80

23,00

31,00

16,00

0,80

3,48

10,00

29,00

40,00

22,00

1,10

3,79

10,20

27,00

39,00

24,00

1,20

4,44

10,40

27,00

38,00

22,00

1,10

4,07

10,60

21,00

36,00

30,00

1,50

7,14

10,80

43,00

67,00

48,00

2,40

5,58

11,00

68,00

91,00

46,00

2,30

3,38

11,20

93,00

131,00

76,00

3,80

4,09

155,00

108,0
0

5,40

5,35

187,00

30,00

1,50

0,87

11,40
11,60

101,0
0
172,0
0

384,0
0
406,0
0
430,0
0
452,0
0
482,0
0
530,0
0
576,0
0
652,0
0
760,0
0
790,0
0

18

4.2 Data Pemboran


Proyek

: Perencanaan Gedung A

Lokasi

: Gedung A

No. Lubang : BH- A


Tanggal : 11 Mei 2009

WAKTU
Dari
Sampai
(jam)
(jam)
08.00

12.00
13.00

KEMAJUAN
Kemajuan
Total
(m)
(m)
00.00
01.05
01.50
02.00
02.00
03.00
03.00
06.00
06.00
07.50
07.50
09.00
09.00
12.00
12.00
13.00
13.00
14.00

CORE
Panjang
(m)
01.50
00.50
01.00
03.00
01.50
01.50
03.00
01.00
01.00

Deskripsi
Tanah penutup
Pasir kelempungan abu-abu
Lempung kepasiran coklat
Lempung kepasiran coklat
Lempung hitam
Lempung hitam
Pasir sedang abu-abu
Pasir halus abu - abu
Pasir halus abu - abu

MATABOR
Tipe

Diameter KETERANGAN
(mm)
73
73
73
73
73
73
73
73

19

4.3 Grafik Hasil Uji Sondir dan Korelasinya dengan Data Pemboran

20

BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum geologi teknik kali ini adalah melakukan uji sondir.
Namun pada praktikum kali ini tidak dilakukan uji secara langsung tetapi
hanya melakukan perhitungan data yang telah ada.
Sondir itu sendiri adalah alat berbentuk silindris dengan ujungnya
berupa konus. Dalam uji sondir, stang alat ini ditekan ke dalam tanah dan
kemudian perlawanan tanah terhadap ujung sondir (tahanan ujung) dan
gesekan pada silimur silinder diukur.

Uji sondir ini bertujuan untuk

mengetahui perlawanan penetrasi konus / qc dan hambatan lekat / clef


friction ( F ). Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas.
Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap mantel bikonus
dalam gaya per satuan luas.
Dengan mengetahui nilai penetrasi konus dan hambatan lekat, kita
dapat menentukan dalamnya berbagai lapisan tanah yang berbeda dan
mendapatkan

indikasi

tentang

kekuatannya

sehingga

kita

dapat

mengetahui kelayakan tanah dalam perencanaan pembangunan sebuah


gedung. Selain itu juga dapat menentukan pondasi yang akan dipilih dan
letak pondasi bangunan.
Dalam membangun sebuah gedung, untuk dapat ditancapkan
pondasi yang aman dari penurunan maka uji sondir yang dilakukan hingga
mendapat nilai qc diatas 120 kg/cm 2, karena pada nilai qc tersebut,
memiliki konsistensi tanah yang keras, sehingga tidak dikhawatirkan
terjadi penurunan.

21

5.1

Hasil pengolahan data


Berdasarkan

pengolahan

data

pada

perencanaan

pembangunan gedung A, didapatkan nilai resistensi konus, friction


ratio, hambatan lekat, local friction dan total friction yang bervariasi.
Dari kedalaman 0 meter sampai 8,4 meter didapatkan nilai qc=0
hingga qc=10 sehingga disimpulkan konsistensi tanah lempung
pada kedalaman tersebut sangat lunak hingga lunak, dengan
kepadatan lapisan sangat lepas. Sedangkan pada kedalaman 8,6
meter hingga kedalaman 11,60 meter didapatkan nilai qc= 12
hingga qc= 172, maka disimpulkan konsistensi tanah lempung pada
kedalaman ini yaitu teguh hingga keras dengan kepadatan lapisan
lepas hingga padat.
5.2

Korelasi Hasil Uji Sondir dengan Data Pemboran


Berdasarkan data pemboran, lapisan tanah teratas adalah
tanah

penutup,

kelempungan.
kedalaman

yang

Kemudian
meter

diikuti
pada
didapat

dibawahnya
kedalaman

dengan
3

meter

lempungpasiran.

pasir
hingga

Sedangkan

berdasarkan hasil perhitungan yang dapat terlihat melalui grafik,


lapisan atas hingga kedalaman 3 meter grafik menunjukkan bentuk
zig-zag yang menandakan bahwa lapisan ini terdapat jenis tanah
pasir, dapat berupa pasir kelempungan. Lapisan dibawahnya
dengan kedalaman 3 meter hingga 6 meter, grafik qc menunjukkan
bentuk yang cukup halus (smooth), hal tersebut menunjukkan
bahwa lapisan dengan kedalaman ini adalah jenis tanah lempung.
Hal ini sesuai dengan data pemboran yang menerangkan bahwa
pada kedalaman 3 meter hingga 6 meter memiliki lapisan lempung
pasiran.
Sedangkan berdasarkan data pemboran, lapisan dengan
kedalaman 6meter hingga 9meter memiliki tanah jenis lempung,
sedangkan

berdasarkan

grafik

qc

hasil

perhitungan,

pada

22

kedalaman tersebut grafik menunjukkan bentuk yang hamper lurus


dan cukup halus, hal ini dapat memberikan kesimpulan bahwa data
pemboran sesuai dengan hasil perhitungan uji sondir.
Kemudian pada kedalaman 9meter hingga 11,6meter data
pemboran menunjukkan lapisan terdiri dari pasir, sedangkan
berdasarkan grafik, pada kedalaman 6meter hingga 10,6 meter
grafik terlihat berbentuk zig zag, tetapi pada kedalaman
setelahnya, grafik tidak menunjukkan bentuk zig-zag, sehingga
jenis tanah pada kedalaman ini bukan jenis tanah pasir. Hal ini
berbeda dengan data pemboran yang menunjukkan lapisan ini
memiliki litologi pasir. Inilah yang menjadi kelemahan uji sondir.
Pada kedalaman 10,6 meter hingga 11,6 meter kepadatan tanah
menunjukkan tanah lepas, hal ini berkaitan dengan kelemahan uji
sondir yaitu jika terdapat batuan lepas bisa meberikan indikasi
lapisan keras yang salah dan tidak dapat mengetahui jenis tanah
secara langsung.
5.3

Rekomendasi
Berdasarkan uji sondir perencanaan pembangunan gedung
A ini, titik aman untuk dibuat pondasi bangunan yaitu pada
kedalaman sekitar 11 meter, karena pada kedalaman ini, memiliki
nilai konsistensi dan kepadatan tanah yang aman dari penurunan
saat dibangun pondasi.

23

BAB VI
KESIMPULAN
6.1 Nilai perlawanan konus pada lokasi perencanaan pembangunan
gedung A bervariasi, mulai dari sangat lunak, lunak, teguh, kaku,
sangat kaku hingga keras.
6.2 Nilai kepadatan lapisan tanah juga bervariasi mulai dari sangat lepas
hingga padat.
6.3 Hasil perhitungan dan grafik dengan data pemboran memiliki korelasi
yang hampir sama.
6.4 Berdasarkan uji sondir yang telah dilakukan, pondasi tiang yang
aman untuk pembangunan gedung A ini sebaiknya tempatkan pada
kedalaman 11,6meter.

24

DAFTAR PUSTAKA

Asisten Geologi Teknik, 1999, Panduan Praktikum Geologi Teknik, UGM,


Yogyakarta.
Endarto, Danang. 2005. Pengantar Geologi Dasar. Penerbit LPP dan
Percetakan UNS : Surakarta.
Rachwibowo, Prakosa. - . Material Kulit Bumi Mineral, Tanah dan Batuan.
Teknik Geologi Universitas Diponegoro : Semarang
Chabibie, Abdurrahman,dkk. Buku Panduan Praktikum Geomorfologi.
2007. Semarang: Laboratorium Geomorfologi UNDIP
Anonim.2009.Geotechnic_Hydrology.www.google.com/search=manfaat_g
eologi_teknik _;2_Desember_2009
Febri_Hirnawan,Zufialdi_Zakaria.2009.GEOTEKNIK_dan_GEOMEKANIK.
www.google.com/search=manfaat_geologi_teknik_.Browsing;2_D
esember_2009
http://ronymedia.wordpress.com/2010/05/24/apa-uji-sondir-itu/

25

26

Anda mungkin juga menyukai