Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN

RUMAH PENYIMPANAN
BENDA SITAAN DAN BARANG
RAMPASAN NEGARA KELAS II
SUMBAWA BESAR
Jalan Kihajar Dewantara No. 12
Sumbawa
Tlp 0371-625109 fax 0371-625109
Email rupbasan_sbw@yahoo.co.id

AKUNTABILITAS
KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
(LAKIP )

TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................3
A
B
C
D
E

Latar Belakang..........................................................................13
Maksud dan Tujuan ...................................................................
Dasar Hukum.............................................................................
Pengertian.................................................................................
Sistematika Penulisan................................................................

BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA...........................................17
A Rencana Strategis.....................................................................17
B Perjanjian Kinerja.......................................................................18
BAB II
AKUNTABILITAS KINERJA......................................................................22
A Capaian Kinerja Organisasi........................................................22
1) Pengukuran Kinerja
2) Pengelolaan Data Kinerja
3) Pelaporan Kinerja Realisasi Anggaran
B Realisasi Anggaran....................................................................31
BAB IV
PENUTUP.............................................................................................34
A Kesimpulan................................................................................34
B Saran.........................................................................................35
LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA............................................................................36
FOTO-FOTO KEGIATAN........................................................................37

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

DAFTAR TABEL

Tabel 1....................................................................................................22
Tabel 2....................................................................................................23
Tabel 3....................................................................................................24
Tabel 4....................................................................................................25
Tabel 5....................................................................................................25
Tabel 6....................................................................................................26
Tabel 7....................................................................................................27
Tabel 8....................................................................................................28
Tabel 9....................................................................................................30
Tabel 10..................................................................................................31

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

GAMBARAN UMUM
Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa salah satu tuntutan
reformasi yang diinginkan oleh seluruh masyarakat adalah reformasi
birokrasi melalui penyempurnaan sistem dan prosedur birokrasi,
diantaranya dengan cara penyederhanaan prosedur birokrasi,
pelayanan satu atap dan kemudahan perolehan informasi oleh
masyarakat, yang kesemuanya mengarah pada sistem pelayanan
masyarakat yang prima.
Selanjutnya dalam rangka untuk meningkatkan pelaksanaan
pemerintahan yang lebih berdaya guna sesuai dengan tuntutan
reformasi birokrasi serta menciptakan organisasi yang bersih dan
bertanggung jawab, maka untuk lebih memantapkan pelaksanaan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah dikembangkan
media pertanggungjawaban berupa Laporan Akuntabiltas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP).
Berdasarkan pasal 44 KUHAP benda sitaan disimpan dalam
Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara atau disingkat
RUPBASAN. RUPBASAN adalah satu-satunya tempat penyimpanan
segala macam benda sitaan yang diperlukan sebagai barang bukti
dalam proses peradilan termasuk barang yang dinyatakan dirampas
berdasarkan putusan hakim dan benda tersebut dilarang untuk
dipergunakan oleh siapapun juga.

1.2.

TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor:


M.04.PR.07.03 Tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Tata
Kerja Rumah Tahanan dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan
Negara, tugas pokok RUPBASAN adalah Melakukan penyimpanan
benda sitaan dan barang rampasan negara. Melakukan
penyimpanan benda sitaan negara dan barang rampasan negara
berarti melakukan perbuatan menyimpan atau menaruh di tempat
yang aman supaya jangan rusak atau hilang atau berkurang benda
dan barang tersebut.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Penyimpanan dilakukan dengan baik dan tertib sesuai dengan


Juklak (Petunjuk Pelaksanaan) dan Juknis (Petunjuk Teknis)
pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara
sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan oleh yang berkepentingan
mudah dan cepat mendapatkannya. Melakukan pemeliharaan benda
sitaan negara dan barang rampasan negara berarti merawat benda
dan barang tersebut agar tidak rusak serta tidak berubah kualitas
maupun
kuantitasnya
sejak
penerimaan
sampai
dengan
pengeluarannya.Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Rupbasan
mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Melakukan

pengadministrasian

benda

sitaan

dan

barang

rampasan negara ;
2. Melakukan pemeliharaan dan mutasi benda sitaan dan barang
rampasan negara ;
3. Melakukan pengamanan dan pengelolaan RUPBASAN ;
4. Melakukan urusan surat-menyurat dan kearsipan.
Pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara
di rumah penyimpanan benda sitaan negara diatur oleh Menteri
Kehakiman RI dalam Peraturan Menteri Kehakiman RI Nomor
M.05.UM.01.06 Tahun 1983.
Untuk menjabarkan peraturan tersebut diterbitkanlah Petunjuk
Pelaksanaan (juklak) dan Petunjuk Teknis (juknis) pengelolaan benda
sitaan negara dan barang rampasan negara di Rupbasan Nomor
E.2.UM.01.06 Tahun 1986 tanggal 17 Februari 1986 dan
disempurnakan tanggal 7 Nopember 2002 Nomor E.1.35.PK.03.10
Tahun 2002.
Benda sitaan negara (disingkat basan) adalah benda yang disita
oleh penyidik, penuntut umum atau pejabat yang karena jabatannya
mempunyai wewenang untuk menyita barang guna keperluan
barang bukti dalam proses peradilan. Barang rampasan negara
(disingkat baran) adalah barang bukti yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap, dirampas untuk negara yang selajutnya
dieksekusi dengan cara :
a. Dimusnahkan :
- dibakar sampai habis
4

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

- ditenggelamkan ke dasar laut sehingga tidak bisa diambil lagi


- ditanam di dalam tanah
- dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan lagi
b. dilelang untuk Negara
c. diserahkan kepada instansai yang ditetapkan untuk dimanfaatkan
d. disimpan di RUPBASAN untuk barang bukti dalam perkara lain.
Penyitaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menyita
atau pengambilan milik pribadi oleh pemerintah tanpa ganti rugi.
Proses penegakan hukum mengesahkan adanya suatu tindakan
berupa penyitaan. Penyitaan adalah tindakan hukum berupa
pengambil alihan dari penguasaan untuk sementara waktu barangbarang dari tangan seseorang atau keIompok untuk kepentingan
penyidikan, penuntutan dan peradilan.
Pengertian penyitaan dirumuskan dalam pasal 1 butir 16 KUHAP
yang berbunyi Penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik
untuk mengambil alih dan atau menyimpan di bawah penguasaannya
benda bergerak atau tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud
untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan, penunjukan dan
peradilan.
Tindakan penyitaan disyahkan oleh undang-undang guna
kepentingan acara pidana namun tidak boleh dilakukan dengan
semena-mena tetapi dengan cara-cara yang telah ditetapkan atau
ditentukan oleh undang-undang tidak boleh melanggar hak asasi
manusia.Tujuan penyitaan adalah untuk kepentingan pembuktian
terutama ditujukan sebagai barang bukti dimuka sidang peradilan.
Kemungkinan besar tanpa barang bukti perkara tidak dapat
diajukan ke sidang pengadilan, oleh karena itu agar perkara lengkap
dengan barang bukti penyidik melakukan penyitaan untuk
dipergunakan sebagai barang bukti dalam penyidikan, dalam
penuntutan dan dalam pemeriksaan persidangan pengadilan.
Pasal 39 KUHAP telah menggariskan prinsip hukum dalam
penyitaan benda yang memberi batasan tentang benda yang dapat
dikenakan penyitaan. Pasal 39 KUHAP memuat :
1. Yang dapat dikenakan penyitaan adalah :

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau


sebagian diduga diperoleh dari tindakan pidana alau sebagai
hasil dari tindak pidana
b. Benda yang telah dipergunakan secara langsung untuk
melakukan tindak pidana atau untuk mempersiapkannya.
c. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi
penyidikan tindak pidana.
d. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukkan melakukan
tindak pidana.
e. Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak
pidana yang dilakukan.
2. Benda yang berada dalam sitaan karena perkara perdata atau
karena pailit dapat juga disita untuk kepentingan penyidikan,
penuntutan dan mengadili perkara pidana sepanjang memenuhi
ketentuan ayat (I).
Pasal 40 KUHAP memberi wewenang kepada penyidik untuk
menyita benda dan alat yang ternyata atau yang patut diduga telah
dipergunakan untuk melakukan tindak pidana atau benda lain yang
dapat dipakai sebagai barang bukti dalam hal tertangkap tangan dan
juga penyidik berwenang menyita paket atau surat atau benda yang
pengangkutannya atau pengirimannya diiakukan oteh Kantor Pos dan
Telekomunikasi, Jawatan atau Perusahaan Komunikasi atau
Pengangkutan sepanjang paket, surat atau benda tersebut
diperuntukkan bagi tersangka atau yang berasal dari padanya dan
untuk itu padanya harus diberikan surat tanda penerimaan (Pasal 41
KUHAP).
Penyitaan surat atau tulisan lain dari mereka yang berkewajiban
menurut Undang-undang untuk merahasiakannya sepanjang tidak
menyangkut rahasia negara hanya dapat dilakukan atas persetujuan
mereka atau atas ijin khusus Ketua Pengadilan Negeri setempat
kecuali Undang-undang menentukan lain, ini diatur dalam pasal 43
KUHAP.
Jenis-jenis benda yang dapat dikenakan penyitaan adalah :
a. Benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruhnya
atau sebagian diduga diperoleh dari tindak pidana atau sebagai
hasil dari tindak pidana (pasal 39 ayat (1) huruf a KUHAP )

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

b. Paket atau surat atau benda yang pengangkutannya atan


pengirimannya dilakukan oleh Kantor Pos atau Telekomunikasi,
Jawatan atau Perusahaan Komunikasi atau Pengangkutan
sepanjang paket, surat atau benda tersebut diperuntukkan bagi
tersangka atau yang berasal dari padanya (pasal 41 KUHAP).
c. Surat atan tulisan lain dari mereka yang berkewajiban menurut
undang-undang
untuk
merahasiakannya
sepanjang
tidak
menyangkut rahasia negara ( pasal 43 KUHAP )
d. Benda terlarang seperti senjata api tanpa ijin, bahan peledak,
bahan kimia tertentu, narkoba, buku atau majalah dan film porno,
uang palsu.
1.3.

DASAR HUKUM

Dasar hukum pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara


adalah :
1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang KUHAP ;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tantang Pelaksanaan
KUHAP ;
3. Peraturan Menteri Kehakiman Nomor : M.05.UM.01.06 Tahun 1983
tentang Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara
di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara ;
4. Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.04.PR.07.03 Tahun
1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja RUTAN dan RUPBASAN ;
Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI Nomor :
M. 01.PR.07.10 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Rl.
Keputusan
Direktur
Jenderal
Pemasyarakatan
Nomor
:
E1.35.PK.03.10 Tahun 2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan dan
Petujuk Teknis Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan
Negara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara.
Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: PAS140.PK.02.01 TAHUN 2015

1.3.1.
AZAZ
Pelaksanaan Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan
Negara Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara berazaskan
kepada :
a. Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
7

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

b. Pengayoman dan Perlindungan Hak Asasi Manusia


c. Peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan.
d. Praduga tak bersalah untuk menjamin keutuhan barang bukti.
1.3.2.

RUANG LINGKUP

Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara


adalah tugas Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara selaku
Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan untuk kepentingan
penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan dalam sidang
pengadilan sehingga dapat menunjang proses peradilan yang
sederhana, cepat dan biaya ringan, mengandung aspek
pelayanan, pcngamanan, pemeliharaan agar keutuhan barang
bukti tetap terjamin.
1.3.3.

PENGELOLAAN BASAN BARAN

Pengelolaan Basan dan Baran di Rumah Penyimpanan Benda


Sitaan Negara adalah suatu rangkaian kegiatan yang merupakan
suatu sistem dimulai sejak proses penerimaan sampai pada
pengeluaran Basan dan Baran.
Rangkaian kegiatan tersebut meliputi Penerimaan, penelitian,
penilaian, pendaftaran dan penyimpanan Basan dan Baran,
Pemeliharaan Basan dan Baran, Pemutasian Basan dan Baran
Pengeluaran dan Penghapusan Basan dan Baran Penyelamatan
dan Pengamanan Basan dan Baran. Kegiatan pengelolaan basan
baran secara lebih rinci meliputi :
I. PENERIMAAN
1) Penerimaan Benda Sitaan den Barang Rampasan Negara (Basan
Baran) di RUPBASAN wajib didasarkan pada surat-surat yang sah
2) Penerimaan Basan dan atau Baran dilakukan oleh petugas
penerima.
3) Petugas Penerima segera memeriksa sah tidaknya surat-surat
yang melengkapinya dan mencocokkan jenis, mutu, macam
dan jumlah Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang
diterima sebagaimana tertulis dalam surat-surat tersebut.
4) Selanjutnya petugas penerima mengantarkan Benda Sitaan Negara
dan Barang Rampasan Negara berikut surat-suratnya kepada
petugas peneliti.

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

5) Terhadap Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang tidak


bergerak, petugas penerima setelah memeriksa surat-surat
lalu mencocokkannya dan pemotretan ditempat mana barang
bukti itu berada bersama-sama dengan petugas peneliti dan
petugas yang menyerahkan.
6) Setelah
Pemeriksaan,
pencocokan,
pemotretan
selesai,
petugas Peneliti, membuat berita acara penelitian dengan dilampiri
spesifikas; hasil identifikasi Benda Sitaan dan Barang Rampasan
Negaradan petugas penerima membuat berita acara serah terima,
kemudian mengantarkan Barang Sltaan dan Benda Rampasan
Negara kepada petugas pendaftaran.
II. PENELITIAN DAN PENILAIAN
1) Petugas peneliti melakukan penelitian, penilaian, pemeriksaan dan
penaksiran tentang keadaan, jenis, mutu, macam dan jumlah.
Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara dengan
disaksikan oleh petugas yang menyerahkan
2) Penelitian, penilaian, pemeriksaan dan penaksiran dilaksanakan da!
am ruangan khusus serta wajib dilakukan oleh petugas peneliti.
3) Terhadap Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara tertentu
dilakukan pemotretan untuk kelengkapan alat bukti.
4) Berita acara serah terima ditandatangani, setelah selesai melakukan
penelitian, penilaian dan identifikasi Benda Sitaan Nagara dan
Barang Rampasan Negara
III. PENDAFTARAN
1) Petugas pendaftaran meneliti kembali sah tidaknya surat-surat
penyitaan atau surat penyerahan beserta berita acara penelitian
Benda Sitaan dan Barang Rampasan negara dan mencocokkan
dengan barang bukti yang bersangkutan.
2) Mencatat dan mendaftarkan Benda Sitaan dan Barang Rampasan
Negara sesuai dengan tingkat pemeriksaan.
3) Setelah selesai dicatat dan didaftar petugas pendaftaran
menyerahkan benda Sitaan dan barang Rampasan Negara tersebut
kepada petugas penyimpanan.
IV. PENYIMPANAN
Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara yang baru diterima
disimpan berdasarkan tingkat pemeriksaan, tempat penyimpanan
dan jenisnya.
1) Penyimpanan berdasarkan tingkat pemeriksaan adalah :
9

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

a. Tingkat Penyidikan
b. Tingkat Penuntutan
c. Tingkat Pengadilan Negeri
d. Tingkat Pengadilan Tinggi atau Banding
e. Tingkat Mahkamah Agung ( Kasasi )
2) Penyimpanan berdasarkan tempat resiko adalah :
a. Basan dan baran Umum
b. Basan dan Baran Berharga
c. Basan dan Baran Berbahaya
d. Basan dan Baran Terbuka
e. Basan dan Baran Hewan Ternak
3) Penyimpanan berdasarkan jenisnya adalah :
a. Kertas
b. Logam
c. Non logam
d. Bahan Kimia dan Obat-obatan terlarang
e. Peralatan listrik elektronik
f. Peralatan bermesin mekanik
g. Berbentuk gas
h. Alat-alat rumah tangga
i. Bahan makanan dan minuman
j. Tumbuh-tumbuhan atau tanaman
k. Hewan ternak
l. Rumah, bangunan gedung
m. Tanah
n. Kapal laut dan kapal udara
V. PEMELIHARAAN
Kepala Rupbasan bertanggung jawab atas pemeliharaan keutuhan
jenis, mutu, macam dan jumlah basan baran. Pelaksanaan tugas
sehari-hari dilaksanakan oleh petugas pemeliharaan yang wajib :
1. Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan secara berkala
terhadap basan baran
2. Memperhatikan basan baran yang memelukan pemeliharaan
khusus
3. Mencatat dan melaporkan apabila terjadi kerusakan atau
penyusutan basan baran
Tugas Pemeliharaan meliputi :
1. Menjaga keutuhan barang bukti guna kepentingan proses peradilan
pidana
2. Usaha untuk mempertahankan mutu, jumlah dan komdisi basan
baran agar tetap terjamin keutuhan dan keasliannya
3. Mengadakan stok opname terhadap seluruh basan baran secara
periodik

10

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

VI. PEMUTASIAN
Pemutasian Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara meliputi :
1. Mutasi administratif
2. Mutasi fisik
Pemutasian Basan Baran didasarkan pada surat permintaan dari
pejabat yang bertanggungjawab menurut tingkat pemeriksaan yaitu :
1 Surat permintaan atau surat perintah pengambilan dari instansi
yang menyita
2. Surat permintaan penuntut umum.
3. Surat penetapan atau putusan hakim yang memperoleh kekuatan
hukum tetap
VII. PENGELUARAN DAN PENGHAPUSAN
Dasar pelaksanaan pengeluaran/penghapusan adalah :
1. Surat putusan/penetapan pengadilan
2. Surat perintah penyidik/penuntut umum
3. Surat permintaan dari instansi yang bertangung jawab secara
yuridis
Tugas pengeluaran ada 3 macam :
1. Pengeluaran sebelum adanya putusan pengadilan meliputi
kegiatan :
a) Kepentingan penyidikan dan penuntutan tidak memerlukan
lagi
b) Perkara tersebut tidak jadi dituntut karena tidak ckup bukti
atau ternyata tidak merupakan tindak pidana
c) Perkara tersebut dikesampingkan untuk kepentingan umum
atau perkara tersebut ditutup demi hukum
d) Pengeluaran basan melalui tindakan jual lelang yang
dilakukan oleh penyidik, penuntut umum terhadap basan
yang mudah rusak, membahayakan, biaya penyimpanan
tinggi; hasil lelang barang bukti tersebut berupa uang
disimpan di RUPBASAN untuk dipakai sebagai barang bukti
e) Pengeluaran basan atas permintaan pejabat yang
bertanggung jawab secara yuridis
2. Pengeluaran setelah adanya putusan pengadilan yag mempunyai
kekuatan hukum tetap :
11

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

a) kembali kepada yang paling berhak


b) dirampas untuk kepentingan negara dengan cara dilelang,
dimusnahkan, dan atau diserahkan kepada instansi yang
berkepentingan berdasarkan putusan pengadilan
3. Pengeluaran yahg dilakukan setelah proses penghapusan.
Pelaksanaan penghapusan basan baran berdasarjkan atas usul
Kepala RUPBASAN karena adanya kerusakan, penyusutan,
kebakaran, bencana alam, pencurian, barang temuan, barang
bukti tidak diambil.
VIII. PENYELAMATAN DAN PENGAMANAN
Tugas pokok penyelamatan dan pengamanan RUPBASAN adalah :
1. Menjaga agar tidak terjadi pengrusakan, pencurian, kebakaran,
kebanjiran, atau karena adanya gangguan bencana alam
lainnya.
2. Melakukan pengamanan terhadap gangguan keselamatan dan
keamanan.
3. Memelihara, mengawasi, dan menjaga barang-2 inventaris
RUPBASAN
4. Melaksanakan administrasi keselamatan dan keamanan
RUPBASAN
Sasaran penyelamatan dan pengamanan diarahkan pada RUPBASAN
yang meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.

Basan dan baran


Pegawai
Bangunan dan perlengkapan
Aspek-2 ketatalaksanaan
Lingkungan sosial atau masyarakat luar

IX. PELAPORAN
1) LAPORAN TERTULIS
Untuk kepentingan pengawasan dan pengendalian semua
kegiatan pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan
Negara harus dilaporkan secara tertulis kepada Kepala Kantor
Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan
tembusarnya kepada Direktur Jenderal Pemasyarakatan.
2) PENGELUARAN AKHIR

12

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Pengeluaran akhir Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan


Negara
laporannya
disampaikan
pada
instansi
yang
berkepentingan, tembusan kepada Kepala Kantor Wilayah
Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dan kepada Direktur
Jenderal Pemasyarakatan.
3) KEJADIAN LUAR BIASA
Dalam hal terjadi peristiwa yang luar biasa, segera dilaporkan
kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia, Direktur Jenderal Pemasyarakatan dan instansi-instansi
yang berkepentingan melalui telepon atau dengan cara lain dan
kemudian segera disusuli dengan laporan lengkap secara tertulis.

13

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

A. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI, Nomor :


M.04.PR.07.03 Tahun 1985 tanggal 20 September 1985 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara dan Rumah
Penyimpanan Benda Sitaan Negara, sebagaimana tertuang dalam
Pasal 46 ayat (1) menyatakan : Sejak ditetapkannya Keputusan ini di
Lingkungan Departemen Kehakiman terdapat 35 (tiga puluh lima)
Rupbasan Kelas I dan 175 (seratus tujuh puluh lima) Rupbasan Kelas II
di seluruh Indonesia, namun dikarenakan belum tersedianya pegawai
secara bertahap, pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum dan
HAM RI secara bertahap merealisasikan Keputusan Menteri tersebut.
Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar terbentuk sejak tanggal 30 Juli
2003 dimana bangunan kantor dan gedungnya merupakan bangunan
eks

Lembaga

Pemasyarakatan Kelas

IIA

Sumbawa

Besar yang

dibangun pada Zaman kolonial Belanda.


Keberadaan

RUPBASAN

Kelas

II

Sumbawa

Besar

yaitu

sejak

pengangkatan Bapak Sartono, Bc.IP.,S.Sos. sebagai Kepala RUPBASAN


Kelas II Sumbawa Besar yang pertama yaitu berdasarkan Keputusan
14

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Menteri Kehakiman dan HAM RI Nomor : A-271.KP.04.04 Tahun 2003,


tanggal 17 Januari 2003. Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar telah
memiliki gedung kantor sendiri dan beralamat di Jalan Ki Hajar
Dewantara No. 12 Sumbawa Besar. Kedudukan Rupbasan Kelas II
Sumbawa Besar sebagai Unit Pelaksana Teknis di bidang penyimpanan
benda sitaan dan barang rampasan negara yang berada di bawah dan
bertanggung

jawab

langsung

kepada

Kepala

Kantor

Wilayah

Kementerian Hukum dan HAM Nusa Tenggara Barat.


Dari seluruh pegawai yaitu dengan jumlah 15 pegawai terdapat 1
(satu) pegawai yang pada saat ini sudah mutasi ke Lapas Kelas II
Sumbawa Besar, Jadi Jumlah Keseluruhan Pegawai yaitu 14 Orang, dari
data sumber daya manusia yang kita miliki, Rupbasan Kelas II
Sumbawa Besar memiliki 2 (dua) Pejabat Struktural yang terdiri dari
Kepala Rupbasan dan Kasubsi Administrasi & Pengelolaan, untuk
selanjutnya dari jumlah pegawai terdiri dari 9 (Sembilan) bagian
jabatan

fungsional

umum

yaitu

Bendahara,

Penyusun

RKA-KL,

Pengelola BMN, Pengolah SAI, Kepegawaian, Pengelola Basan/Baran,


Penatausahaan, dan 3 Penjagaan.
B. TUGAS,

FUNGSI,

DAN

WEWENANG

RUPBASAN

KELAS

II

SUMBAWA BESAR
Tugas, fungsi dan wewenang Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar Yaitu
Melaksanakan

Penerimaan,

Penyimpanan,

Pemeliharaan,

Pengamanan, Pengeluaran dan Pemusnahan Benda Sitaan Negara


dan Barang Rampasan Negara.
Kemudian Fungsi Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar antara lain:
1. Melaksanakan Pengadministrasian Benda Sitaan dan Barang
Rampasan Negara.
2. Melakukan Pemeliharaan dan Mutasi Benda Sitaan dan Barang
Rampasan Negara.
3. Melakukan Pengamanan dan Pengelolaan Rupbasan.
Melakukan Urusan tata Usaha
C. DASAR HUKUM

15

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Tata kelola penyelenggaraan pemerintah yang baik atau yang


biasa

disebut

good

governance

dalam

suatu

pemerintahan

merupakan issue yang paling mengemuka dalam pengelolaan


administrasi pemerintah dewasa ini.
Pemerintah wajib menerapkan kaidah-kaidah yang baik dalam
menjalankan roda pemerintahan yang diwujudkan dalam bentuk
penerapan prinsip good governance. Salah satu perwujudan Good
Governance,

pemerintah

dituntut

untuk

meningkatkan

akuntabilitasnya. Hal ini disebabkan karena akuntabilitas merupakan


salah satu dari prinsip-prinsip good Governance. United Nations
Development Program (UNDP) mengajukan pokok karakteristik good
governance

yang

salah

satunya

adalah

accountability

(akuntabilitas).
Ditambah lagi prinsip akuntabilitas juga merupakan salah satu
dari tujuh asas penerapan good governance dalam acuan umum
penerapan

good

governance

pada

sector

pemerintahan

oleh

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.


Dalam rangka meningkatkan akuntabilitasnya, pemerintah
mengeluarkan
Pemerintah

beberapa

Peraturan

dan

menerbitkan

dasar

yang

Perundang-undangan.
berkaitan

dengan

terselenggaranya good governance, yaitu Peraturan Pemerintah


Republik

Indonesia

Nomor

Tahun

2006

tentang

Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri


Negara

Pendayagunaan

PER/09/M.PAN/05/2007

tentang

Aparatur
Pedoman

Negara
Umum

Nomor
Penetapan

Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, dan


Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Salah satu perwujudannya adalah dengan membuat laporan
Pertanggungjawaban dan evaluasi yang tertuang dalam Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). LAKIP merupakan

16

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

cerminan prestasi sebuah instansi serta evaluasi terhadap berbagai


program kerja.
Baik buruknya

hasil

evaluasi

tersebut

dapat

dijadikan

masukan bagi instansi untuk meningkatkan atau memperbaiki


kinerjanya. Penyusunan LAKIP berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu satu tahun sesuai visi, misi tujuan atau
sasaran dan program yang realitas dengan memperhitungkan
potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
Dalam penyusunan LAKIP dibutuhkan pengawasan
akuntabilitas kinerja Instansi pemerintah yang merupakan suatu
syarat dimana setiap instansi merencanakan sendiri, melaksanakan,
mengukur dan memantau kinerjanya sendiri serta melaporkan
kepada instansi yang lebih tinggi dan menjadi alat penilai terhadap
kuantitas dan kualitas kerja.

17

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Berisi resume rencana strategis Rupbasan Kelas II Sumbawa
Besar terdiri dari Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang mengacu kepada
rencana strategis (Renstra) Pemasyarakatan.

Bagi Unit Pelaksana

Teknis Pemasyarakatan yang menyusun rencana strategis Rupbasan


Kelas II Sumbawa Besar (sendiri) harus disesuaikan sasaran, program,
visi,

dan

misi

yang

tertuang

dalam

rencana

strategis

Pemasyarakatan.

VISI DAN MISI RUPBASAN KELAS II SUMBAWA BESAR


1) Visi
Visi berkaitan dengan pandangan jauh ke depan menyangkut
kemana instansi Pemerintah harus dibawa dan diarahkan agar dapat
berkarya secara konsisten dan tetap eksis, antisipatif, inovatif serta
produktif. Dengan demikian visi adalah suatu gambaran menantang
tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang
ingin diwujudkan instansi Pemerintah.
Dalam konteks ini untuk tercapainya peningkatan mutu
dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Kantor Rupbasan
Kelas II Sumbawa Besar, maka telah ditetapkan visi dan misi yang
mengacu pada visi dan misi Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar.
Adapun visi yang akan dicapai oleh Rupbasan Kelas II Sumbawa
Besar adalah : Terwujudnya Masyarakat Yang Memperoleh
Kepastian Hukum
2) Misi
Misi merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai

18

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

dengan visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi,


diharapkan seluruh anggota organisasi dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan dapat mengetahui peran dan program-program
organisasi serta hasil yang akan diperoleh di masa yang akan
datang. Dengan demikian, misi Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar
yaitu: Melindungi Hak Asasi Manusia.

MOTTO:
CIPTAKAN SUASANA HARMONIS, KEKELUARGAAN UNTUK
MEMBANGUN RUPBASAN KELAS II SUMBAWA BESAR

B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja pada Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar
merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan
dicapai antara pimpinan Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar yang
menerima amanah / tanggung jawab/kinerja dengan Direktur Jenderal
Pemasyarakatan

sebagai

pihak

yang

memberikan

amanah

tanggungjawab /kinerja.

19

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Dengan demikian, Perjanjian Kinerja ini merupakan suatu janji


kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima
amanah kepada atasan langsungnya.
Perjanjian Kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang
akan diwujudkan oleh Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar dalam kurun
waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang
dikelolanya. Berikut akan diuraikan target kinerja tahun 2016 sesuai
dengan rencana setiap sasaran serta kegiatan yang dilakukan dalam
upaya

mencapai

target

kinerja

yang

telah

ditetapkan

dalam

Perjanjian Kinerja Tahun 2016

20

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

21

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

22

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

23

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

24

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

C. ALOKASI ANGGARAN
Alokasi Anggaran ini diisi dengan pagu alokasi Rupbasan Kelas II
Sumbawa Besar yang terdapat dalam RKA-KL pada tahun anggaran
2016. Menjelaskan anggaran pada tiap akun yaitu belanja pegawai,
belanja barang, dan belanja modal.
No.

Jenis Belanja

Pagu

Pagu Revisi

1.

Belanja Pegawai

192.643.000

192.643.000

2.

Belanja Barang

646.142.000

646.142.000

3.

Belanja Modal

1.438.785.000

1.438.785.000

JUMLAH

Dari Total Alokasi Anggaran tahun 2016 yaitu sebesar 1.438.785.000


tidak terdapat anggaran revisi pada belanja pegawai, barang serta
belanja modal.

25

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI


Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran Rupbasan Kelas
II Sumbawa Besar, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil
pengukuran kinerja. Menjelaskan berbagai capaian organisasi selama
periode satu tahun berikut analisisnya, serta realisasi anggaran dalam
rangka pencapaian kinerja dan penggunaan sumber daya.
Tabel 1
Capaian Kinerja Rumah Penyimpanan Benda Sitaan dan Barang
Rampasan Negara Kelas II Sumbawa Besar
Sasaran

Targ

Realis

et
2
Dok

asi
100%

2
Dok

100%

2
Dok
2
Dok
50
Basa
n
Bara
n
50
Basa
n
Bara
n
75%

100%

Jumlah
pelaksanaan
penindakan 75%
keamanan dan ketertiban sesuai standar
Layanan
Jumlah Pelaksanaan pembayaran gaji
12
Perkantoran dan tunjangan
bulan
Jumlah penyelenggaraan operasional
12
dan pemeliharaan perkantoran
bulan

100%

Strategis
Dokumen
Perencanaa
n
Penganggar
an dan
Pelaporan
Layanan
Informasi
dan
komunikasi
Pengelolaan
basan
baran

Indikator Kinerja
Jumlah Dokumen Rencana Kerja dan
Anggaran yang disusun secara tepat
waktu
Jumlah dokumen Laporan Keuangan
yang disusun secara tepat waktu
Persentase Pelayanan Informasi Sesuai
standar
Persentase Kerjasama pemasyarakatan
dengan instansi lain sesuai standar
Persentase kegiatan administrasi barang
rampasan negara dan barang sitaan
negara sesuai standar
Persentase pelaksanaan pemeliharaan
basan baran sesuai standar

Layanan
Keamanan
dan
Ketertiban

Jumlah
Pelaksanaan
Pencegahan
Keamanan dan ketertiban sesuai standar

100%
100%

100%

100%

100%
100%

26

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

A.1.

DOKUMEN

RENCANA

KERJA

DAN

ANGGARAN

YANG

DISUSUN SECARA TEPAT WAKTU

Sasaran

Indikator Kinerja

Targ

Realisa
si
100%

Strategis
Dokumen

Jumlah Dokumen Rencana Kerja dan

et
2

Perencanaan

Anggaran yang disusun secara tepat

Dok

Penganggara

waktu
Jumlah dokumen Laporan Keuangan

n dan
Pelaporan

yang disusun secara tepat waktu

100%

Dok

Dalam rangka pencapaian indikator kinerja yaitu dalam hal Jumlah


Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran yang disusun secara tepat waktu,
telah dilaksanakan beberapa kegiatan, diantarnya:
a) Melakukan rakor penyusunan program dan anggaran sebanyak 2
kegiatan yaitu pada tanggal 13 Januari 2016 dan 28 September 2016.
Dalam rakor tersebut telah dilakukan pengarahan oleh Kepala Kanwil
Nusa Tenggara Barat bersama Kepala divisi Admiistrasi kepada seluruh
satker dalam jajaran Kanwil Kemenkumham Nusa Tenggara Barat
sesuai dengan peraturan-peraturan baru yang berlaku sehingga
membantu seluruh satker untuk membuat RKA-kL yang baik dan
dikirim secara tepat waktu.
Target : 100 % (2 Dokumen)
Realisasi : 2/2 x 100% = 100%
Capaian : 100/100 x 100% = 100%

b) Melakukan Revisi Anggaran Sebanyak 2 Kali Pada Tanggal 16 Mei


2016 dan 28 Oktober 2016 untuk meningkatkan realisasi program
yang sudah dianggarkan serta untuk meminimalisir anggaran yang
tidak bisa terealisasi.
Target : 100 % (2 Dokumen)
27

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Realisasi : 2/2 x 100% = 100%


Capaian : 100/100 x 100% = 100%

A.2. PERSENTASE JUMLAH DOKUMEN LAPORAN KEUANGAN


YANG DISUSUN SECARA TEPAT WAKTU
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu
instasi pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja suatu instasi tersebut. Laporan keuangan
adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Peningkatan Laporan
Keuangan pada Rupbasan kelas II Sumbawa besar dengan jumlah
anggaran sebesar Rp.1.438.785.000,- dengan realisasi sampai bulan
Desember 2016 sebesar Rp.,- dan sisa dana yang belum terpakai
sebesar Rp.,-. Dan dalam rangka pencapaian indikator kinerja dalam
hal Peningkatan kualitas fungsi keuangan yang tepat waktu selama
tahun

anggaran

2016,

telah

dilaksanakan

beberapa

kegiatan,

diantaranya:

a) Rekonsiliasi Semester I dan II pada tingkat wilayah dengan rincian


rekonsiliasi anggaran tahun 2015 dan semester I tahun 2016.
b) Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat satker (Calk Tahunan dan
Semester) dengan menggunakan data yang telah di audit atau data
yang merupakan hasil rekonsiliasi tingkat kementerian dan lembaga
pada tahun anggaran 2016.
Target
Realisasi
Capaian

: 2 Dokumen (100%)
: (2/2 x 100% = 100%)
: 100/100 x 100% = 100%

A.3. PERSENTASE PELAYANAN INFORMASI SESUAI STANDAR


Sasaran

Indikator Kinerja

Targ

Strategis
Layanan

et
Persentase Pelayanan Informasi Sesuai 2 dok

Informasi

standar

Realisa
si
100%

28

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

dan

Persentase Kerjasama pemasyarakatan 2 dok

komunikasi

100%

dengan instansi lain sesuai standar

Di era digital ini, penggunaan media cetak untuk layanan informasi


sudah semakin berkurang dan kita pasti memilih media yang praktis
seperti menggunakan Internet sebagai layanan informasi kepada
masyarakat.

Untuk

pelayanan

informasi,

Rupbasan

kelas

II

Sumbawa besar menggunakan keduanya yaitu media cetak dan


media internet sebagai layanan informasi saat ini, berikut ini media
yang kami gunakan sebagai layanan informasi di antaranya:
a) Media Cetak
Untuk media cetak, rupbasan kelas II Sumbawa besar menggunakan
pamflet atau brosur dan kalender serta banner atau spanduk untuk
layanan informasi, didalamnya terdapat informasi mengenai Kantor
Rupbasan Sumbawa besar dan data basan baran yang ada.
Target
Realisasi
Capaian

: 2 Dokumen (100%)
: (2/2 x 100% = 100%)
: 100/100 x 100% = 100%

b) Media Internet
Penyebaran informasi yang sangat cepat melalui internet kami
manfaatkan melalui media sosial seperti facebook twitter dan
Blogger, serta yang paling terupdate adalah sistem database
pemasyarakatan. Didalamnya masyarakat bisa mengetahui data
basan baran yang ada saat ini dan sebagainya seperti realisasi
anggaran dan luas tanah dan bangunan kantor Rupbasan Sumbawa
besar.
Target
Realisasi
Capaian

: 2 Dokumen (100%)
: (2/2 x 100% = 100%)
: 100/100 x 100% = 100%

Kegiatan ini ditujukan untuk memperkuat sinergi dalam


pelaksanaan tugas maupun pelaksanaan kepentingan kedinasan
lainnya bagi Para Penegak Hukum Baik Kepolisian, Kejaksaan,
Pengadilan,

dengan

Kanwil

Kemenkumham didaerah

Nusa
29

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Tenggara Barat khususnya di Sumbawa besar sehingga terwujud


kerjasama yang baik di seluruh aparatur Penegak Hukum di
daerah

Sumbawa

besar

dalam

peningkatan

pelayanan

masyarakat.
Kegiatan tersebut telah dilakukan dengan baik dan telah
adanya Kerjasama yang baik dari pihak-pihak, sehingga penegakan
dan pelaksanaan tugas dari masing-masing profesi berjalan dengan
baik sesuai dengan aturan yang berlaku dan bagi adanya kejelasan
status kewarganegaraan bagi mereka yang telah memperoleh Surat
Keputusan yang jelas.
Rupbasan kelas II Sumbawa besar telah melakukan 2 (Dua) kali
kegiatan bersama instansi terkait, berikut ini adalah dua kegiatan
tersebut:
a) Pada tanggal 30 Mei 2016 Rupbasan Sumbawa Besar
mengadakan kegiatan yang bertema Pengecekan bersama
basan dan baran dengan Instansi Terkait yang dihadiri
langsung oleh Kapolres Sumbawa Besar mewakili dari
kepolisian dan Kepala Kejaksaan Negeri Sumbawa mewakili
Kejaksaan Negeri Sumbawa serta dihadiri pula perwakilan
dari Pengadilan Sumbawa dan Kehutanan. Kegiatan ini
dilaksanakan di rupbasan sumbawa besar.

b) Tanggal 21 Desember 2016 Rupbasan Kelas II Sumbawa


besar mengundang kembali instansi terkait yaitu Kepolisian,
Kejaksaan, Perhubungan, Pengadilan, dan Kehutanan dengan
tema Kerjasama Dalam Rangka Evaluasi Penempatan dan
Penyimpanan Basan Baran Pada Rupbasan Sumbawa Besar
dengan instansi terkait.
Target
Realisasi
Capaian

A.5.

PERSENTASE

: 2 Dokumen (100%)
: (2/2 x 100% = 100%)
: 100/100 x 100% = 100%

KEGIATAN

ADMINISTRASI

BARANG

RAMPASAN NEGARA DAN BARANG SITAAN NEGARA


30

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Sasaran

Indikator Kinerja

Strategis
Pengelolaan Persentase kegiatan administrasi barang
basan
rampasan negara dan barang sitaan
baran
negara sesuai standar
Persentase pelaksanaan pemeliharaan
basan baran sesuai standar

Targ

Realis

et
50
Basa
n
Bara
n
50
Basa
n
Bara
n

asi
100%

100%

Untuk memenuhi capaian kinerja sebagamana dimaksud diatas,


Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar telah memenuhi dan mencapai
terget seperti dibawah ini :
TABEL 2
Data Basan dan Baran yang teregistrasi dan teridentifikasi

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
JUMLAH

Awal bulan
27
32
35
32
30
40
42
43
56
56
55
59
507

Jumlah
Penghapu
Masuk
san
7
1
8
5
3
6
5
7
16
6
9
7
1
13
12
12
8
9
13
9
7
11
102
73

Akhir
bulan
32
35
32
30
40
42
43
56
56
55
54
28
503

a) Berdasarkan tabel diatas, Rumah Penyimpanan Benda Sitaan dan


Barang Rampasan Negara Kelas II Sumbawa besar pada Tahun 2016
mulai dari Bulan Januari s.d Desember telah melakukan penerimaan
dari instansi penitip sebanyak 43(empat puluh tiga)

basan baran

31

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

serta 66 (enam puluh enam) basan baran yang telah dilakukan


penghapusan.
b) Penerimaan basan/baran paling banyak terjadi pada bulan Agustus
2015, sedangkan untuk penghapusan Rupbasan Kelas II sumbawa
besar pada bulan maret dan bulan oktober yaitu masing-masing 28
(dua puluh delapan) dan 20 (dua puluh) penghapusan.

TABEL 3
Data basan baran yang telah dilakukan eksekusi
No
1

Tindakan
Dimusnahkan
a. dibakar sampai habis
b. ditenggelamkan ke dasar laut sehingga tidak

Jumlah
-

Mias diambil lagi


c. ditanam di dalam tanah
d. dirusakkan sampai tidak dapat dipergunakan

lagi
Dilelang untuk Negara

5 (lima)

Diserahkan kepada instansi yang ditetapkan untuk

berita acara
-

dimanfaatkan
Disimpan di RUPBASAN untuk barang bukti dalam

perkara lain
a) Berdasarkan table diatas, pada tahun 2015 Rupbasan Kelas II
Sumbawa Besar melaksanakan eksekusi terhadap basan dan baran
yang sesuai dengan putusan pengadilan. Tidak adak Basan dan
baran yang dimusnahkan karena sepanjang tahun 2015 Rupbasan
Kelas II Sumbawa besar hanya dititipkan barang bukti oleh instansi
terkait. Selain itu, 5 (lima) basan baran dilakukan pelelangan
dengan melimpahkan basan dan baran tersebut kepada Kejaksaan.
Sedangkan tidak ada basan baran yang disimpan di Rupbasan
dikarenakan sebagai barang bukti dalam perkara lain . Berdasarkan

32

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

data

diatas

dapat

menunjukan

bahwa

keseluruhan

eksekusi

dilaksanakan berdasarkan putusan pengadilan/ketetapan hakim.


Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar selama tahun 2015 hanya
melakukan pengelolaan dan perawatan barang titipan dari instansi
terkait, untuk eksekusi seperti pemusnahan sampai dirusakkan
sampai tidak berguna lagi tidak pernah sama sekali.
b) Untuk eksekusi basan baran yang dengan cara pelelangan untuk
negara berjumlah 5 (lima) yang dilimpahkan secara langsung
kepada kejaksaan, basan/baran yang dilelang tersebut berupa 4
(empat) berita acara untuk minyak tanah dan 1 (satu) berita acara
untuk basan/baran berupa kayu.

TABEL 4
Data basan baran berdasarkan tingkat pemeriksaan
No
1
2
3
4
5

Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat
Tingkat

Tingkat pemeriksaan
Penyidikan
Penuntutan
Pengadilan Negeri
Pengadilan Tinggi atau Banding
Mahkamah Agung ( Kasasi )

Jumlah
3
15
10
-

Untuk data basan baran dari tingkat pemeriksaannya yaitu


berjumlah 28 (dua puluh delapan) pada akhir tahun 2015 yaitu tingakat
penyidikan (kepolisian) berjumlah 3 (tiga) berita acara, tingkat penuntutan
(Kejaksaan) sebanyak 15 (lima belas) berita acara serta 10 (berita acara)
yang berasal dari tingkat Pengadilan Negeri
TABEL 5
Data basan baran berdasarkan jenisnya
No
1

Jenis
Kertas

Jumlah
-

Logam

Non logam

Bahan Kimia dan Obat-obatan

33

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

No

Jenis

Jumlah

terlarang
5

Peralatan listrik elektronik

Peralatan bermesin mekanik

Berbentuk gas

2 unit
22 unit
731 tabung gas elpiji ukuran
3kg
-

Alat-alat rumah tangga

Bahan makanan dan minuman

10

Tumbuh-tumbuhan atau tanaman

11

Hewan ternak

12

Rumah, bangunan gedung

13

Tanah

14

Kapal laut dan kapal udara

15

Minyak Tanah

16

Kayu
1) PERSENTASE

23.843 Liter
PELAYANAN

1625 batang
KEAMANAN DAN KETERTIBAN

SESUAI STANDAR
Berisi tentang analisa capaian kinerja Rupbasan Kelas II Sumbawa
Besar atas pelaksanaan pelayanan keamanan dan ketertiban (terdiri
dari sumber daya manusia, sarana prasarana, anggaran, serta
'ndica, mekanisme dan prosedur yang ditetapkan oleh Direktorat
Jenderal

Pemasyarakatan

(Ditjenpas)

pada

bidang

pelayanan

keamanan dan ketertiban yang menjadi tanggung jawab pada


Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar.
Untuk memenuhi capaian Mndicator sebagamana dimaksud diatas,
Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar perlu memenuhi dan melengkapi
data dibawah ini :
TABEL 6
Data Sarana dan Prasarana Keamanan dan Ketertiban
No
1
2
3
4
5

Sarana dan Prasarana


Rompi (pengawas internal)
CCTV
Pagar Besi
Gembok
Diisi dengan sarana

Jumlah
4 buah
7 buah

Kondisi
1 rusak
Baik

prasarana yang tersedia di


34

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Rupbasan:
-

Senter
Tongkat kejut
Pakaian PHH
Handy Talky (HT)

1 buah

Rusak

2 buah

1 rusak

2 buah

Baik

8 buah

4 rusak

Contoh analisa :
a) Pada Rumah Penyimpanan Benda Sitaan dan Barang Rampasan
Negara

Kelas

II

Sumbawa

Besar

melaksanakan

pencegahan

gangguan keamanan dan ketertiban dilengkapi oleh sarana dan


pasarana antara lain pagar besi dengan jumlah 4 buah, gembok
berjumlah 7 (tujuh) buah, belum terdapat CCTV dan rompi
pengawas internal.
b) Selain itu sarana prasarana yang tersedia di Rupbasan Kelas II
Sumbawa Besar yaitu 1 buah senter (rusak), 2 buah tongkat kejut (1
rusak, 1 baik), 2 buah Pakaian PHH (baik), 8 (delapan) buah handy
talky/HT (4 rusak, 4 baik).
TABEL 7
Data pelanggaran kode etik petugas
Tahun
2012 2013 2014
SK Hukuman Disiplin
Hukuman Disiplin Ringan
Hukuman Disiplin Sedang
1 SK
Hukuman Disiplin Berat
Total
1 SK
Proses Hukuman Disiplin
Hukuman Disiplin Ringan
Hukuman Disiplin Sedang
Jenis Hukuman Disiplin

Hukuman Disiplin Berat

Total

2015
1
Hukdis
I Hukdis

a) Tabel diatas menggambarkan tentang pemberian hukuman disiplin


terhadap

petugas

pelanggaran.

Pada

pemasyarakatan
tahun

2014

yang

terdapat

terbukti
1

melakukan

(satu)

petugas
35

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

pemasyarakatan Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar yang terbukti


melakukan pelanggaran melalui Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
oleh tim dari Rupbasan Sumbawa Besar oleh karena itu terkena
hukuman disiplin sedang.
Sedangkan terdapat 1 orang petugas yang masih dalam
proses

persidangan

di

Kantor

Wilayah

dengan

petugas

pemasyarakatan yang sama pada tahun sebelumnya. Sesuai


dengan hasil persidangan, hal tersebut dikarenakan tidak masuk
kerja tanpa alsasan yang sah selama 50 hari kerja dari tanggal 01
Mei 2014 s/d 21 September 2014.
Jenis Hukuman disiplin pada tahun 2014 dengan Nomor W2153.KP.06.02 Tahun 2014 Tanggal 07 Juli 2014 Pegawai Atas nama
LALU SOFYAN HADI KUSUMA dikenakan hukuman disiplin sedang
berupa Penundaan Kenaikan Panggkat Selama 1 (Satu) tahun karena
akumulasi ketidakhadiran tanpa keterangan selama 23 hari kerja.
Untuk Proses hukuman disiplin pada tahun 2015 kepada
petugas pemsyarakatan atas nama Lalu Sofyan Hadi Kusuma telah
mendapat persetujuan hukuman disiplin Tingkat Berat dari
Inspektorat

Jenderal

Kemenkumham

RI

dengan

No.

ITJ.KP.06.03.21.PK-134 Tanggal 11 Agustus 2015 Perihal: Proses


Penjatuhan Hukuman Disiplin Tingkat Berat an. Lalu Sofyan Hadi
Kusuma Pegawai Pada Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar Berupa
Penurunan Pangkat Setingkat Lebih Rendah Selama 3 (Tiga) Tahun
dikarenakan tidak masuk kerja tanpa keterangan/alasan yang sah
selama 50 (Lima puluh) hari kerja, tanggal 1 Mei s.d tanggal 21
September 2014.

2) PERSENTASE

LAYANAN

INFORMASI

DAN

KOMUNIKASI

PEMASYARAKATAN YANG DIBERIKAN SESUAI STANDAR

36

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Berisi tentang analisa capaian kinerja Rupbasan Kelas II Sumbawa


Besar atas pelaksanaan pelayanan informasi dan komunikasi (terdiri
dari sumber daya manusia, sarana prasarana, anggaran, serta 'able',
mekanisme dan prosedur yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Pemasyarakatan (Ditjenpas) pada bidang pelayanan informasi dan
komunikasi kepada pemilik basan dan baran (tersangka).
Untuk memenuhi capaian kinerja sebagamana dimaksud diatas,
Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar perlu memenuhi dan melengkapi
data dibawah ini :
TABEL 8
Data Pelaksanaan Sistem Database Pemasyarakatan
No
1

Komponen
Sarana Kelengkapan
(pendukung)
a. Ruang Server
b. Rack Server
c. Pemadam Kebakaran
(APAR)
d. Pendingin Ruangan/AC
e. CCTV
Perangkat Keras
a. Server
b. Komputer
c. Notebook/Laptop
d. Hub/Switch
e. Router Wifi
f. Printer
g. Scanner
h. Kamera

Jumlah

Kondisi

6 (enam)

Baik

2 (dua)
-

baik
-

10 (sepuluh)
3 (tiga)
1 (satu)
5 (lima)
2 (dua)
1 (satu)

baik
1 rusak
1 rusak
-

a) Berdasarkan Mable diatas, pada Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar


menunjukan bahwa pelaksanaan SDP didukung oleh komponen
sebagai alat dan metode penginputan data basan dan baran mulai
dari registrasi hingga pengeluaran.
b) Untuk Server, belum terdapat dalam Rupbasan Rupbasan Kelas II
Sumbawa Besar, karena pada saat belanja modal tahun anggaran
2015 Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar menerima informasi untuk

37

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

belanja modal ditujukan untuk pembelian PC Unit yang berjumlah


2 dengan kondisi baru.
c) Kemudian, setelah pembelian pc unit tersebut Rupbasan Kelas II
Sumbawa

Besar

baru

menerima

informasi

kembali

untuk

pembelian server.
d) Kemudian

untuk

Pemasyarakatan)

penyiapan
Rupbasan

server
Kelas

II

SDP

(Sistem

Sumbawa

Database

Besar

telah

berkoordinasi dengan Unit Pusat bidang Infokom, dan untuk server


Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar bisa menggunaka PC Unit yang
telah dibeli (1 Server, 1 Client) Dari 2 Pc unit yang sudah dibeli.
e) Untuk APAR (Alat pemadam Api Ringan) berjumlah 6 (enam) yang
dengan kondisi baik semua, Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar
Bekerja sama dengan Unit Pemadam Kebakaran Sumbawa Besar
untuk Pengecekan baik tidak kondisi alat tersebut. Rupbasan Kelas
II Sumbawa Besar juga mengundang pihak Damkar Sumbawa
besar dalam kegiatan Pencegahan dan Penanganan jika terjadi
Kebakaran Pada Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar Bekerja.
TABEL 9
Jumlah pemohon layanan informasi tahun 2015
N
o

Jumlah
Pemohon Layanan

Tahanan (pemilik

2
3

basan/barang)
Keluarga
Masyarakat
Jumlah

Layanan
Informasi
37
10
36
83

Self service
-

a) Pada tahun 2015, Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar telah


memberikan

layanan

informasi

kepada

tahanan

(pemilik
38

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

basan/baran), keluarga, dan masyarakat. Layanan yang diberikan


kepada narapidana berjumlah 37 layanan, kepada keluarga
berjumlah

10

layanan

dan

36

layanan

diberikan

kepada

masyarakat.
b)

Layanan informasi diberikan di ruang informasi oleh petugas


layanan informasi berupa informasi keadaan basan/baran. Selain
layanan

informasi

yang

diberikan

oleh

petugas

di

ruang

informasi, pemohon layanan belum dapat mengakses layanan


self service atau dengan computer touchscreen sehingga belum
dapat memudahkan penerima

layanan, dikarenakan belum

adanya peralatan memadai untuk mendukung kegiatan tersebut.

39

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

B. REALISASI ANGGARAN
Berikut ini adalah tabel uraian anggaran dan realisasi pada tahun
anggaran 2016 pada Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar.
TABEL 10
PROGRAM
KEGIATAN

URAIAN

PAGU

OUTPUT
08.5252.00

Dokumen

perencanaan

REALISASI

5.000.000

2.160.000

43.2

36.000.000

22.780.000

63.3

penganggara
n

dan

08.5252.01

pelaporan
Layanan

Informasi

08.5252.01

Kerjasama
Pengelolaan

89.500.000

86.548.000

96.7

1
08.5252.01

Basan Baran
Layanan

17.000.000

11.181.500

65.8

Keamanan &

08.5252.99

Ketertiban
Layanan

1.291.285.00

1.211.954.96

93.8

0
1.438.785.00

1
1.334.624.46

92.8

4
JUMLAH

&

Perkantoran

Berisikan tentang penjelasan/alasan penyebab baik buruknya serapan


anggaran pada komponen yang ada di subkomponen tersebut.
1. Dari total anggaran yaitu Rp. 1.755.409.000 Rupbasan Kelas II
Sumbawa

Besar

1.586.641.946
terdapat

berhasil

menyerap

anggaran

sebesar

Rp.

atau 90,39 %. Dari beberapa komponen belanja,

beberapa

komponen

yang

penyerapannya

kurang

maksimal yang disebabkan oleh Jumlah Pegawai berkurang, Jumlah


barang titipan pada tahun 2015 yang sangat berkurang dan
mempengaruhi serapan anggaran perawatan dan pengelolaan
40

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

basan baran serta Program kegiatan yang tidak terjadwal dan lain
sebagainya.
2. Belanja Pembayaran Gaji tunjangan pada Rumah Penyimpanan
Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara Kelas II Sumbawa
Besar dengan pagu Rp. 808.020.000 Telah di realisasikan sebesar
Rp. 739.233.903 dengan sisa sebesar Rp.68.786.098 dengan
persentase penyerapan sebesar 91,49 %. Hal ini disebabkan
terdapat

Pegawai

yang

dimutasi

pada

tahun

sebelumnya

menjadikan realisasi menjadi tidak maksimal dan tidak adanya


calon pegawai negeri sipil.
3. Komponen Pengelolaan Database adalah komponen yang paling
sedikit

menyerap

anggaran

yaitu

sebesar

52,62%.

Hal

ini

disebabkan karena rencana tahun 2015 untuk aplikasi SDP (sistem


database pemasyarakatan) Rupbasan belum resmi diluncurkan
karena sebelumnya dan sampai saat ini SDP Pada rupbasan hanya
untuk pengisian sms gateway yang berbasis website.
4. Komponen mutasi dan penghapusan pada Rumah Penyimpanan
Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara Kelas II Sumbawa
Besar dengan pagu Rp. 51.000.000 Telah di realisasikan sebesar
Rp.40.727.000

dengan

sisa

sebesar

Rp.

10.273.000

dengan

persentase penyerapan sebesar 79,86 %. Program mutasi dan


penghapusan khususnya pada basan dan baran tidak berjalan
optimal sehingga penyerapan anggaran pada komponen mutasi
dan penghapusan kurang baik. Hal ini disebabkan oleh:
a. Basan dan baran yang banyak pada akhir tahun 2014 ketika
perencanaan sekiranya bisa dimutasi dan dihapuskan pada
awal tahun 2015, tetapi akhir tahun 2014 sudah bisa dimutasi
hal

inilah

yang

menyebabkan

komponen

mutasi

dan

penghapusan tidak terserap secara maksimal.


b. Basan dan baran yang dimutasi dan dihapuskan pada 2015
lebih sedikit dari tahun 2014

41

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

5. Komponen Belanja modal untuk Program Perangkat Pengolah Data


dan

Komunikasi

yang

mempunyai

pagu

awal

sebesar

Rp.

30.000.000 berhasil direalisasikan sebesar 99,00 % yaitu senilai Rp


29.700.000. Anggaran ini dialokasikan untuk Pengadaan Perangkat
Komputer Sebanyak 2 (Dua) unit.
6. Sedangkan untuk komponen yang berhasil kami realisasikan secara
maksimal adalah Program Pemenuhan Sarana dan Prasarana
Pengelolaan Basan Dan Baran yaitu sebesar 99,83 % dengan nilai
serapan Rp 59.900.000 dari Pagu sebesar Rp 60.000.000. Belanja
Modal ini kami anggarkan untuk Pengadaan Lemari Besi untuk
Penyimpanan Basan dan Baran Berharga.

42

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai salah satu perwujudan akuntabilitas kinerja suatu
instansi pemerintah dalam mempertanggungjawabkan kegiatan dan
anggarannya, Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar telah menyusun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) pada tahun
2015. LAKIP ini menyajikan informasi mengenai capaian kinerja dari
Indikator Kinerja Kegiatan yang merupakan tanggung jawab Rumah
Penyimpanan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara Kelas II
Sumbawa

Besar

kurun

waktu

Januari-Desember

2015

secara

komprehensif sebagai wujud pertanggung jawaban publik (public


accountability).
LAKIP ini disusun berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Divisi Pemasyarakatan, dan Unit
Pelaksana

Teknis

Pemasyarakatan

tahun

2015

yang

mengacu

sepenuhnya pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Hukum


dan Hak Asasi Manusia R.I tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 2015-2019.
Secara umum, pencapaian kinerja Rumah Penyimpanan Benda
Sitaan dan Barang Rampasan Negara Kelas II Sumbawa Besar pada
Tahun 2015 sudah maksimal. Hal ini tidak lepas dari peran serta
seluruh elemen organisasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang
terlibat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, program strategis serta
partisipasi publik melalui berbagai kemitraan dengan pihak ketiga.
Selama

proses

pencapaian

hasil,

berbagai

kendala

dan

permasalahan seringkali timbul sebagai faktor penghambat. Secara


umum permasalahan yang menjadi hambatan yang berpengaruh
terhadap efisiensi dan efektifitas capaian kinerja Rumah Penyimpanan

43

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara Kelas II Sumbawa Besar


adalah sebagai berikut :
1. Banyaknya pegawai yang dimutasi ke UPT Pemasyarakatan Yang
lain

yang

mengakibatkan

Berkurangnya

tenaga

petugas

pemsyarakatan pada Rupbasan Kelas II Sumbawa Besar yang


mengakibatkan penyerapan anggaran untuk Belanja Pegawai (51)
menjadi tidak maksimal.
2. SKP (Sasaran Kinerja Pegawai) dan tugas pokok fungsi individu
yang merangkap yang mengakibatkan tidak fokusnya terhadap 1
(satu) bidang pekerjaan dan penyelesaian membutuhkan waktu
yang sangat lama dan tidak efisien.
3. Minimnya kualitas dan kuantitas SDM Pemasyarakatan khususnya
tenaga penaksir basan dan baran;
4. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan
pengelolaan

basan

dan

baran

(perawatan

minyak

tanah/BBM,Tabung Gas, kayu jati, dll).


A. Saran
Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas maka
guna meningkatkan kinerja Rumah Penyimpanan Benda Sitaan dan
Barang Rampasan Negara Kelas II Sumbawa Besar khususnya dalam
pencapaian

sasaran

perlu

dilakukan

langkah-langkah

sebagai

berikut :
1. Meningkatkan kapasitas SDM Pemasyarakatan melalui kegiatan
bimbingan

teknis,

pelatihan,

maupun

diklat

teknis

pemasyarakatan (pelatihan penaksir basan dan baran).


2. Mengusulkan

peningkatan

alokasi

anggaran

pemasyarakatan

dalam rangka melaksanakan kegiatan pengelolaan dan perawatan


basan dan baran;
3. Memperkuat fungsi koordinasi dengan instansi penegak hokum
terkait;
44

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

4. Menguatkan fungsi pengawasan internal pada Rupbasan Kelas II


Sumbawa Besar.

Demikian laporan yang disampaikan untuk dapat dipergunakan


sebagai

bahan

evaluasi

dan

penyusunan

rencana

kerja

dan

peningkatan kinerja pada tahun yang akan datang.

45

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

PERJANJIAN KINERJA

46

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

FOTO-FOTO KEGIATAN

47

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

48

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI


PEMERINTAH (LAKIP )

49

Anda mungkin juga menyukai