Kasus 3
Bayi Kuning
STEP 1
1. Bayi kuning:
Bayi yang jaringan tubuhnya kekuning-kuningan (pada kulit dan
jaringan).
2. ASI:
Air susu ibu
Suatu emulsi lemak dalam larutan protein laktosa dan garam organik
yang disekresikan oleh kelenjar mamae ibu yang berguna sebagai
makanan bayi.
STEP 2.
1. Bagaimana struktur makro dan mikro hepatobilier serta fungsinya?
2. Bagaimana hubungan sistem hepatobilier dengan sistem vena porta?
3. Apakah yang menyebabkan byi kuning dan mekanismenya? (normal dan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
abnormal)
Bagaimana mekanisme pembetukan ASI?
Apakah kandungan dan fungsi yang terdapat pada ASI?
Apa saja macam-macam ikterik dan bagaimana mekanismenya?
Apa hubungan ikterik dengan pemberian ASI?
Bagaimana metabolisme bilirubin dan ekeresi empedu?
Fungsi sistem hepatobilier dalam pencernaan dan bagaimana metabolisme
lemak?
STEP 3.
1. Makroskopis hepar
Letak hipokondria sinistra dan dekstra
Mempunyai 4 lobus:
o Lobus dextra
o Lobus sinistra
o Lobus caudatus
o Lobus quadratus
Vaskularisasi:
o a.Hepatica propria cabang a. Hepatica comunis
o v. porta hepatis
Mikroskopis hepar
o
o
o
o
o
o
o
Fungsinya: menyimpan empedu yang tidk dibutuhkan lagi oleh tubuh dan
mengentalkannya dengan mengabsorpsi cairan dan ion pada embrio
2. V. Porta (muara dari sistem digestiv)
Sesuai dengan pendarahannya dari arteri yang mendarahi hepar dan vesika
felea
Sirkulasi sistema porta
Traktur digestivus
porta hepatis
v. Intralobularis/sinusoid
v.Interlobularis
v. Centralis/lobus
v. Sublobularis
VCI
respon hipotalamus
hormon
kantung empedu
disebarkan (usus).
Karena pada ASI mengandung zak laksatif yang sudah dijelaskan pada
jawaban nomer 3 diatas, yang dapat membatu BAB bayi sehingga bilirubin
yg terdapat pada feses bayi dapat dikeluarkan.
8.
Katabolisme
hemoglobin
Heme
biliverdin
Globin
Bilirubin tak
terkonjugasi
be
rikatn
Diangkut
oleh
darah ke
sel-sel
albumin
9. Fungsi hati:
Tempat pembentukan empedu
Menghancurkan rhesus
Pemecahan sel darah merah
Emulsifikasi lemak
Metabolisme lipid (tidak larut dalam air)
o Lemak dipecah menjadi dua, asam lemak dan triasilgliserol, lalu
dihancurkan empedu, kemudian m. Sfingter oddi terbuka, setelah
terbuka lemak di emulsifikasi.
STEP 4.
Penyebab bayi
kuning, macammacam ikterik
Metabolisme
dan
bilirubin dan
mekanismenya
sekresi empedu
SISTEM
HEPATOBILIE
R
Makro dan
Hubungan
Hubungan
mikro fungsi
sistem
ikterik dan
hepatobilier
hepatobiler
pemberian
dengan
ASI
STEP 5.
1. Untuk mengetahui bagaimana struktur makroksopis dam mikroskopis
sistem hepatobilier besreta fungsinya
2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan sistem hepatobilier dengan vena
porta
3. Untuk mengetahui penyebab bayi kuning, macam-macam ikterik dan
mekanismenya
4. Untuk mengetahui kandungan dan fungsi ASI serta hubungan ikterik
dengan pemberian ASI
5. Untuk mengetahui matabolisme bilirubin dan sekresi empedu
kg.
Hepar terletak di hypochondriaca dextra bahkan sampai kadang ke
sinistra. Hepar terdapat di bawah diaphragma dan tertutupi oleh
costa.
Hepar dipertahankan oleh kapsul jaringan ikat yg tegang yaitu
3 impressio, yaitu:
Impressio colica
Impressio duodenalis
Impressio renalis
Hepar memiliki 4 lobus, yaitu:
Lobus dextra: terletak pada hypochondria dextra. Terpisah
dengan lobus sinistra oleh ligamentum falciforme pada
diafragmatica dan fissurae sagitalis sinistra pada facies
viceralis.
cava inferior.
Lobus quadratus: adalah lobus dibawah lobus caudatus.
Memiliki batas kanan oleh fossa vesicae felea, depan oleh
margo inferior hepar, belakang oleh porta hepatis, dan kiri
vena
interlobularis
vena intralobularis/sinusoid
centralis/lobus
vena sublobularis
vena
vena hepatica
b. Kandung Empedu
- Kantung muskular warna hijau dan bentuk seperti buah pir ukuran
-
hepatis.
Sistem limfatika:
Nl.cystica nl.hepatici nl.gastrica sinistra
B. Mikroskopis
a. Hepar
Secara mikroskopis teridi dari capusa glison dan lobulus hati.
Lobulus-lobulus teridir dari sel hepatosit dan sinusoid. Sinusoid
memiliki sel endotelial yang terdiri dari sel endotelial, sel kupffer, dan
sel fat storing. Lobulus hepar terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Lobulus klasik
- Berbentuk prisma dengan 6 sudut
- Dibentuk oleh sel hepar yang tersusun radier disertai sinusoid.
- Pusat lobulus dalah vena sentralis
endotelial
Terdapat ruang Disse (perivascular space) yang merupakan
ruangan antara dinding sinusoid dengan sel parenkim hati,
2. Sel hepatosit
- Berbentuk kuboid
- Tersusun radier
- Ini sel bulat dan letaknya ditengah
- Sitoplasma: mengandung eosinofil, mitokondria banyak, RE
-
hepatosit.
Sitem duktuli hati terdiri dari kanalikuli bilaris dan kanal
hering.
b. Kantung Empedu
10
bermicrovilli
Sel ini berfungsi untuk absorbsi air dari empedu
Empedu yg diterima dari hati dalam empedu dipekatkan
2. Tunika muskularis
tidak jelas, terbagi dua lapisan, yaitu lapisan sirkularis dan
lapisan longitudinalis
Di antara serat otot terdapat serat jaringan ikat berupa serat
kolagen & sedikit serta elastis.
3. Tunika serosa
penerusan lapisan peritoneum yang juga menyelaputi hati
-
11
Kuning pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati yang
masih belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah. Kuning juga
bisa terjadi karena beberapa kondisi klinis, diantaranya adalah :
1. Ikterus Fisiologis, merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi
baru lahir. Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada
ikterus disebut bilirubin tidak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak
mudah dibuang pada tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini
menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Hati
bayi baru lahir masih belum matang sehingga masih belum mampu untuk
melakukan pengubahan dengan baik sehingga akan terjadi peningkatan
kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning kulit
bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini, maka disebut
sebagai ikterus fisiologis.
2. Breastfeeding Jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapat ASI
eksklusif. Ikterus ini disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak
pada hari hari pertama. Bayi mengalami kekurangan asupan makanan
sehingga bilirubin direk yang sudah mencapai usus tidak terikat oleh
makanan dan tidak dikeluarkan melalui anus bersama makanan. Ikterus
karena faktor ini biasanya tidak memerlukan pengobatan. Maka penting
sekali untuk sering-sering menyusui bayi baru lahir (minimal 8-12x dalam
24 jam), dan memastikan bahwa bayi minum asi. Makanya disebut
Breastfeeding Jaundice, karena umumnya disebabkan oleh kurang minum
ASI.
3. Breastmilk Jaundice (ikterus ASI), berhubungan dengan pemberian ASI
dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang
disusukannya bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah
bilirubin tak terkonjugasi. Jarang mengancam jiwa dan biasanya timbul
setelah 4-7 hari pertama dan berlangsung lebih lama dari ikterus fisiologis
yaitu 3-12 minggu.
4. Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidakcocokan
golongan darah (inkompatibilitas rhesus) ibu dan janin. Golongan darah
ibu yang berbeda dapat membentuk antibodi yang justru bersifat
menghancurkan sel-sel darah merah bayi baru lahir. Yang akan
12
13
14
15
Jenis pertama: ikterus yang timbul dini (hari kedua atau ketiga) dan
disebabkan oleh asupan makanan yang kurang karena produksi ASI
masih kurang pada hari pertama
Jenis kedua: ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama, bersifat
familial disebabkan oleh zat yang ada di dalam ASI.
a. Ikterus dini
Bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat mengalami ikterus. Ikterus ini
disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari hari pertama.
Bayi mengalami kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin direk
yang sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan dan tidak
dikeluarkan melalui anus bersama makanan. Di dalam usus, bilirubin direk
ini diubah menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali ke dalam
darah dan mengakibatkan peningkatan sirkulasi enterohepatik. Keadaan ini
tidak memerlukan pengobatan dan jangan diberi air putih atau air gula.
Untuk mengurangi terjadinya ikterus dini perlu tindakan sebagai berikut :
bayi dalam waktu 30 menit diletakkan ke dada ibunya selama 3060 menit
posisi dan perlekatan bayi pada payudara harus benar
berikan kolostrum karena dapat membantu untuk membersihkan
mekonium dengan segera. Mekonium yang mengandung bilirubin
tinggi bila tidak segera dikeluarkan, bilirubinnya dapat diabsorbsi
kembali sehingga meningkatkan kadar bilirubin dalam darah.
16
betadiol
di
dalam
ASI
yang
menghambat
uridine
17
18
19
20
21
22
lipolisis
Asam lemak
lipid
lipogenesis
steroid
beta oksidasi
steroidogenesis
kolesterogenesis
Asetil-KoA
kolesterol
+ ATP
Aseto asetat
ketogenesis
Siklus asam
sitrat
23