Double Pipe He
Double Pipe He
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari perpindahan energi mendapat penerapan yang
luas sekali, dalam berbagi bidang dan pada berbagai tingkat kerumitan. Hampir tidak
ada alat, baik dalam pabrik maupun di rumah tangga, yang tidak bersangkutan
dengan perpindahan energi.
Energi dikenal dalam berbagai bentuk, beberapa diantaranya yang dijumpai dalam
bidang teknik kimia ialah :
Energi dalam
Energi kinetic
Energi potensial
Energi mekanis
Panas
Dalam bidang teknik kimia didapati banyak masalah perpindahan panas.
Pengetahuan tentang mekanisme perpindahan panas mutlak diperlukan unuk dapat
memahami peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam : pemanasan, pendinginan,
pendidihan, pengeringan, distilasi, evaporasi, kondensasi dan lainlainnya.
Ada tiga cara perpindahan panas, yang mekanismenya sama sekali berlainan, yaitu :
Konduksi (secara molekuler)
Konveksi (secara aliran)
Radiasi (secara gelombamng elektromagnetik)
Konduksi
Dalam konduksi, panas dapat dikonduksi melalui solids, liquids, dan gases.
Panas dikonduksi oleh perpindahan panas energi gerak molekul-molekul yang
berdekatan. Dalam gas hotter molucelus, yang sama memiliki energi kinetic yang
lebih besar memberi energinya ke molekul terdekat yang berada pada level terendah.
BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA
pengontakan) ataupun secara tidak langsung (dibatasi oleh suatu dinidng pemisah/
sekat). Fluida yang mengalami pertukaran panas dapat berupa fasa cair-cair, cairgas, dan gas-gas. Dalam melakukan
perancangan
diperhitungkan factor perpindahan panas pada fluida dan kebutuhan daya pompa
mekanis untuk mengatasi gaya gesek dan menggerakkan fluida. Penukar panas
untuk fluida kerja yang memiliki rapat massa besar (fluida cair), energi yang hilang
akibat gesekan reletif lebih kecil daripada energi yang dibutuhkan sehingga
pengaruh yang merugikan ini jarang diperhitungkan. Sedangkan untuk fluida yang
rapat massanya rendah seperti gas, penambahan energy mekanik dapat lebih besar
dari laju panas yang dipertukarkan. Pada sistem pembangkit daya termal, energi
mekanik dapat mencapai 4 sampai 10 kali energi panas yang dibutuhkan.
Ada tiga tipe penukar panas yang sering digunakan, yakni plate and frame/
gaskette plate (umumnya disebut plate exchanger), spiral plate, dan lamella.
Kesamaan dari ketiga konfigurasi ini adalah permukaan pemindahan panas samasama terdiri dari paralel lempeng logam yang dipisahkan permukaan kontak dan
panas yang diterima mengubah aliran fluida pada saluran tipis.
Penukar panas jenis plate adalah penukar panas yang dapat memindahkan
panas lebih baik dari 2 konfigurasi lainnya. Kelebihan lain penukar panas jenis plate
ini adalah:
1. fleksibel dalam penyusunan arah alir fluida
2. memiliki laju perpindahan panas yang tinggi
3. mudah dalam pengecekan/ inspeksi dan perawatan.
Proses pertukaran panas di industri digunakan untuk pemenuhan kebutuhan
unit proses dan untuk konservasi energi. Penukar panas yang baik adalah yang
memiliki laju perpindahan panas seoptimal mungkin. Ketidakoptimalan laju
q
= laju perpindahan kalor ke dalam arus
t
Ha dan Hb = entalpi per satuan massa arus pada waktu masuk dan pada waktu
keluar.
Penggunaan laju perpindahan kalor dapat lebih disederhanakan dengan
asumsi salah satu dari fluida dapat mengambil kalor dan melepaskan kalor ke udara
sekitar jika fluida itu lebih dingin dari udara. Perpindahan kalor dari atau ke udara
sekiktar dibuat sekecil mungkin dengan isolasi yang baik sehingga kehilangan kalor
tersebut diabaikan terhadap perpindahan kalor yang melalui dinding tabung yang
memisahkan udara panas dan udara dingin. Dengan asumsi tersebut, perpindahan
kalor pada fluida panas adalah:
mh (Hhb Hha) = qh
sedangakan untuk fluida dingin adalah :
mc (Hcb Hca) = qc
Tanda qc positif sedangkan tanda qh negatif karena fluida panas menerima
kalor sedangkan fluida dingin melepas kalor. Dengan asumsi tidak ada kalor yang
terbuang ke lingkungan, maka
qc = -qh
Maka persamaan neraca entalpi keseluruhan adalah
mh Cph (Thb Tha) = mc Cpb.(Tcb Tca) = qc
Perhitungan perpindahan klalor didasarkan atas luas penukaran pemanasan
yang dinyatakan dalam laju panas per luas permukaan atas dasar luas bidang tempat
berlangsungnya aliran panas. Laju perpindahan kalor per satuan luas disebut fluks
kalor. Bila fluida dipanaskan atau didinginkan, suhu fluida di dalam pemanas
ataupun pendingin akan berbeda-beda. Jika fluida itu sedang mengalami pemanasan,
suhu minimum terdapat pada dinding pemanas, dan meningkat berangsur sampai ke
pusat. Suhu rata-rata dalah suhu yang dicapai bila keseluruhan fluida yang mengalir
melalui penampang dikeluarkan dan dicampurkan secara adiabatik sehingga
didapatkan satu suhu yang seragam.
Fluks panas terjadi dengan driving force perbedaan suhu yaitu Th-Tc (T).
Th adalah suhu rata-rata fluida panas dan Tc adalah suhu rata-rata fluida dingin.
Perbedaan suhu tersebut disebut Overall Local Temperature Difference. Dalam suatu
alat penukar panas T tersebut berubah dari suatu titik ke titik lain sehingga fluks
juga berubah. Fluks lokal adalah dq/dA sebanding dengan nilai T pada tiap titik
menurut persamaan
dq
= U.T ....(2)
da
sebetulnya
parameter-parameter
tersebut
merupakan
fungsi
suhu.
keadaan stedi (steady state) tetapi dalam banyak hal proses pula ada pula operasinya
siklus seperti misalnya dalam tungku regenerasi dan dalam benjana proses
pengaduk.
Pada bagian akan membahas akan membahas berbagai jenis peralatan yang
penting-penting, terutama bagi insiyur yang bergerak di bidang proses : penukar
kalor berbentuk tabung (tubular exchanger) dan berbagai berbentuk plat (plate
exchanger) , kondensor, ketel didih dan kalandria (calandria) peranti-peranti
perpindahan kalor mekanik dan reactor kimia berbentuk tabung. Evaporator
(peralatan penguapan) mekanik dan reactor kimia berbentuk tabung. Evaporator
(peralatan penguapan)
Alat penukar panas pipa dan alat penukar panas shell and tube merupakan
alat penukar panas yang paling luas penggunaanya. Hal ini disebabkan oleh lebarnya
rentang suhu dan tekanan media pemanas yang pada hakekatnya dibatasi oleh
ketahanan bahan dasar alat. Selain itu alat penukar panas ini dapat disesuaikan untuk
keperluan pengoperasian yang khusus (seperti kemungkinan pembersihan yang
mudah dilakukan, pembongkaran) yaitu dengan mengubah konstruksi secara
sederhana.
Biaya pembuatannya relative rendah dibandingkan dengan jenis kontruksi
lainnya. Suatu hal yang tidak disukai pada pertukaran panas pada melalui pip[a
dalam industi kimia adalah seringnya terjadinya kebocoran pada saat digunakan
media yang sangta panas atau yang sangat dingin.kebocoran terjadi pada pipa yang
tidak atau hanya diberi sedikit bahahn isolasi. Tetapi dalam hal itui perpindahan
panas yang terjadi kecil ,karena udara sekeliling tidak banyak bergerak dan udara
merupakan penghantar panas yang bruk. Meskipu demikian alat penukar panas yang
prinsip kerjanya serupa tetap dibuat.
10
11
12
Double pipe exchanger selalu dipasang dalam 12ft, 15ft atau 20ft panjang
efektif. Panjang efektif menjadi jarak setiap lengan dimana heat transfer terjadi dan
memasuki inner pipa yang menjulang dari inner pipe ke bagian exchanger.
13
hi D
1.86
k
DG c D
k L
1
3
0.14
4 wc
1.86
kL
1
3
0.14
.. (3)
Dimana :
L : panjang total perpindahan panas sebelum pencampuran terjadi
Persamaan (1) meberikan definisi maksimum dengan rata-rata 12% dari Re =
100 ke Re = 2100 kecuali untuk air. Sekitar range transisi data mungkin terjadi
aliran turbulen
hi D
DG
0.027
k
0. 8
1
3
0.14
14
4 D22 D12
D2 D1 .
(1) didapat De =
4 D2 D1
....................... .....(.4)
Fl = 2 g ' ft / hairpin
(Fa + Fl)/144 = Pa, psi.
(5) mass velocity, Ga = w/aa, lb/(hr)ft2)
(6) Didapat pada Tc atau tc, lb/(hr)ft) = centipoises x 2,42. Dari Dc ft, Ga lb/
(hr)ft2), lb/(hr)(ft) didapat Reynolds number,
Re a
De.Ga
k k
0 ,14
k c
De k
x1,0 hoBtu / hr ft 2
Overall coefficient:
(10) Hitung Uc = hioho/( hi+ho), Btu/(hr)(ft2)(oF).
(11) hitung UD dari 1/UD = 1/Uc + Rd
(12) hitung A dari Q = UD A t yang bisa diartikan panjang.
Perhitungan P. Harus diketahui total panjang dari alur untuk keperluan
perhitungan heat-transfer
15
16
Maka U =
Q
. Jika luas permukaan A tidak diketahui, maka U dapat diperoleh
A.t
U=
hio .ho
hio ho
1
+
hio
1
ho
(6)
..(7)
Ketika perpindahan panas berjalan terhadap fungsi waktu, pengotor dan scale
deposit pada bagian dalam pipa, penambahan resistance dua atau lebih tahanan
dimasukkan dalam perhitungan U pada persamaan (6).
Penambahan resistance akan mengurangi harga orginal U, dan dikehendaki
besarnya panas tidak lebih besar dari yang ditansfer oleh luas permukaan A. T2
mengalami kenaikan dan t2akan turun pada temperature outlet, meskipun hi dan
hokonstan.
Untuk
mengatasi
hal
ini, biasanya
peralatan
didesain untuk
mengantisipasi deposisi dari pengotor dan scale oleh penempatan resistansi R dyang
disebut pengotor (dirt), scale, atau factor fouling, atau resistance.
Rdi menjadi factor pengotor untuk annulus pada diameter inside dan Rdo
menjadi factor annulus pada diameter outside dari bagian dalam pipa.
Harga U diperoleh dari persamaan (7) hanya
1
hio
dan
1
ho
dapat
17
(8)
1
1
=
+ Rd
UD
UC
(9)
Dengan demikian, untuk double pipe Heat Exchanger, nilai hi dan ho dapat
diperkirakan sekitar 300 dan 100, maka :
1
1
1
=
+
= 0,0033 + 0,01 = 0,0133
UC
hio
ho
1
Atau
1
1
= 0,158 = 63,3 Btu/(hr)(ft2)(oF)
UD
..................(10)
18
4 fG 2 L
2 g 2 D 'c
Exchanger, IPS
Annulus, in
Inner Pipe
dc
dc
19
2 x 11/4
2 x 11/4
3x2
4x3
1.19
2.63
2.93
3.14
1.50
1.50
3.35
7.38
0.915
2.02
1.57
1.14
0.40
0.81
0.69
0.53
20
21
UA
x LMTD1
2
Dan
(T t ' ) (T 2 t1)
ln(T t '2) /(T 2 t1)
LMTD1 =
Sehingga menjadi :
(T T 2)
UA
T t '2
=
ln
(
T
t
'
2
)
(
T
2
t
1
)
2WC
T 2 t1
Susun ulang
(T T 2)
(T t '2)
UA
=
ln
(T T 2) (t '2 t1)
(T 2 t1)
2WC
1
T t '2
ln
1 (t '2 t1) /(T T 2)
T 2 t1
RI =
T T2
I
2
t1
wc
2WC
22
T t2
UA
RI
=
ln
I
2WC
T2 t1
R 1
I
(11)
LMTDII =
UA
x LMTDII
2
(12)
T t T t
ln T t / T t
II
2
II
2
(13)
Karena
RII =
T1 T
wc
II
t 2 t1 2WC
Maka,
T t II
UA
R II
II
ln 1 2
2WC R 1 T t1
(14)
wc
2WC
(15)
Karena
t 2I t1
S =
T t1
I
Maka
MI =
T T2
T t1
MI = R SI
23
SII =
t 2II t1
T1 t1
MII =
T1 T
T1 t1
R dan S adalah perbandingan dimana terjadi pengulangan secara berulangulang dalam hasil dari perbedaan temperature t
T t 2I T t1 t 2I t1
T t1 T t1 T t1
T t 2I
1 S I
T2 t1 1 R S I
UA
R
1 S I
ln
2WC R 1 1 R S I
(16)
UA
R
1 S II
ln
2WC R 1 1 R S II
(17)
1 R S I 1 R S II
24
ln
ln
WC R 1 1 R S I
R 1 T2 t1
(17.a)
T1 t1
T t1
(18)
= t1
T1 t1 T2 t1
(19)
Tanda minus digunakan ketika heaing medium berada dalam pipa, dan tanda
plus digunakan ketika cooling medium berada dalam pipa.
Substitusi untuk T pada persamaan (18),
UA
2 R R 1 T1 t1 T1 t1 T2 t1
ln
WC R 1
R T1 t1 T2 t1
R 1
2R
= ln
R 1 R
T1 t1
T2 t1
1
R
(20)
Q = UA t = WC(T1 T2)
t =
Q
WC
T1 T 2
UA UA
(21)
(22)
25
Hal ini sesuai dengan asal mula pemakaian dari definisi untuk perbedaan
temperature yang sebenarnya dalam batas temperature maksimum T1 t1 :
t T1 t1
(23)
WC T1 T2
UA T1 t1
Karena M = (T1 T2) / (T1 t1), definisikan P = (T2 t1) / (T1 t1) dan
UA/WC = M/ , sehingga
P + M = 1 atau M = 1 - P
Bandingkan dalam persamaan (21)
R 1 1
UA
2R
ln
WC R 1 R P
(24)
Atau
1 P
R R 1 1
2
ln
R 1 R P
(25)
Jika dikembangkan dalam cara yang umum hal itu dapat ditunjukkan, unuk one
series hot stream dan n parallel cold stream, persamaan (25) menjadi
R 1 1
1 P
nR
2.3
log
R 1
R P
(26.a)
26
Dimana
T1 T2
n t 2 t1
2.3
n
1
log 1 R
1 R
P
(26.b)
Dimana
P
T1 t 2
T1 t1
dan
n T1 T2
t 2 t1
27
BAB III
KESIMPULAN
dinyatakan dalam laju panas per luas permukaan atas dasar luas
28
DAFTAR PUSTAKA
www. google. id. com. Double Pipe Exchanger.
Kern. 1991. Heat Transfer Process.
Bird. 1985. Transport Phenomena.
Welty, James R.. 2000. Fundamental of Momentum, heat, and Mass Transfer
fourt Edition. Jhon wiley and Sons Inc : Toronto.
29
30