BEP
BEP
OLEH:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Elissa Arianto
Lilis Putri Anjasnurani
Zoevana Anandra Putri
Yuliandari Amilia Putri
Dea Lovinda Sari Sholeha
Sani Sonia
Nawang Lintang Clearestha
Kharishah Muslihah
Usnida Mubarokah
(131610101075)
(131610101076)
(131610101078)
(131610101081)
(131610101085)
(131610101090)
(131610101094)
(131610101093)
(131610101096)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayah dan inayahnya-Nya berupa kemampuan berpikir dan
analisis sehingga laporan praktikum dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas tutorial dengan alasan-alasan
penting yang menjadi pendorong untuk pengetahuan berdasarkan referensireferensi yang mendukung. Laporan ini juga untuk mengantisipasi pesatnya
perkembangan ilmu dan teknologi di lingkungan Universitas Jember dan bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Laporan tutorial ini disusun melalui berbagai tahap baik dari pencarian
bahan, text book dan dari beberapa referensi yang penulis dapat lainnya. Laporan
ini tidak mungkin terwujud tanpa adanya komitmen dan kerjasama yang harmonis
diantara para pihak yang terlibat. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan terimakasih kepada :
1. drg. Kiswaluyo, M.Kes.
2. Teman-teman kelompok tutorial X
Akhirnya tiada suatu usaha yang besar dapat berhasil tanpa dimulai dari
usaha yang kecil. Semoga laporan ini bermanfaat, terutama bagi mahasiswa
Universitas Jember sendiri dan di ,luar lingkungan Universitas Jember. Sebagai
penanggung jawab dan pembuat makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk perbaikan serta pemyempurnaan lebih lanjut pada masa yang
akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
ii
PEMBAHASAN...................................................................................
A.
B.
C.
D.
E.
Unit cost..
BEP..
Jasa medik....
Tarif.
SOP..
1
2
7
9
12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................
20
Unit Cost
Perhitungan biaya satuan (unit cost) bertujuan untuk mendapatkan
informasi mengenai perencanaan anggaran, pengendalian biaya, penetapan harga,
penetapan subsidi serta membantu pengambilan keputusan. Hal tersebut dilakukan
agar keseimbangan antara pendapatan dengan biaya produksi dapat direncanakan
dengan sebaik mungkin sehingga kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien
dapat dilakukan secara optimal, tepat guna dan terjangkau bagi masyarakat.
Manfaat Unit Cost :
keuangan ke depan,
Laporan unit cost yang ada dapat dijadikan dasar dalam penilaian kinerja
dan dasar dalam penyusunan anggaran rumah sakit maupun subsidi
pusat biaya (disusun dengan unit mulai dengan biaya tertinggi sebagai unit
yang memberi biaya kepusat biaya lain). Kemudian biaya yang diterima
pusat biaya dibawahnya digabung dengan biaya asli pusat.Biaya tersebut
dialokasikan ke pusat pendapatan dengan dasar pembobotan.
3. Double distrtibution Merupakan cara membagi biaya dari pusat biaya ke
pusat pendapatan, melalui duatahap, yaitu mula-mula dilakukan alokasi
antara pusat biaya ke pusat biaya lain danke pusat pendapatan, selanjutnya
dilakukan alokasi dari pusat biaya ke pusat pendapatan
4. Activity-based costing Merupakan cara analisis biaya berdasarkan
aktivitas. Langkah atau tahapan perhitungan unit cost dengan metode
activity based costing (ABC) adalah identifikasi aktivitas penunjang
(facility activity), menghitung biaya tidak langsung (overhead cost) pada
facility activity, melakukan pembebanan biaya tidak langsung (overhead
cost) pada facility activity, menentukan produk atau jenis pelayanan yang
akan di hitung unit cost-nya, mengidentifikasi aktivitas, kategori aktivitas
dan klasifikasi aktivitas per jenis tindakan, mengidentifikasi dan
menghitung total biaya langsung dan tidak langsung per jenis tindakan,
pembebanan biaya aktivitas sekunder ke aktivitas primer, menghitung
biaya tidak langsung pada aktivitas primer per pelayanan, serta
menghitung biaya satuan (unit cost) per jenis tindakan. Hasil perhitungan
unit cost diperoleh dari hasil penjumlahan antara seluruh biaya tidak
langsung aktivitas primer dan biaya langsung pada setiap produk
pelayanan.
Perhitungan unit cost
a. Fixed cost
1. Gedung
Harga sewa gedung adalah Rp. 50.000.000 per tahun. Dengan jumlah hari
kerja adalah 20 hari dalam sebulan. Target pasien adalah 3 pasien.
Unit cost untuk 5 tahun
50.000.000
20x12x5
42. 000
= 50.000.000
1.200
= 42.000
= 14.000
3
Jadi, unit cost untuk sewa gedung adalah Rp. 14.000 per pasien
2
2. Dental unit
Biaya dental unit Rp. 30.000.000 per unit dengan estimasi waktu pakai
10 tahun. Jumlah hari kerja 20 hari per bulan.
Target pasien 3 pasien.
Unit cost untuk 10 tahun
30.000.000
= 30.000.000
20x12x10
2.400
= 12.500
12. 500
= 4.100
3
Jadi, unit cost untuk dental unit adalah Rp. 4.100 per pasien
3. Listrik
Biaya listrik Rp. 150.000 per bulan.
Jumlah hari kerja 20 hari per bulan.
Target pasien 3 pasien.
Unit cost 150.000 = 7.500
20
7.500 = 2.500
3
jadi, unit cost untuk listrik adalah Rp. 2.500 per pasien.
4. Air
Biaya air Rp. 50.000 per bulan.
Jumlah hari kerja 20 hari per bulan.
Target pasien 3 pasien.
Unit cost 50.000 = 2.500
20
2.500 = 800
3
jadi, unit cost untuk air adalah Rp. 800 per pasien.
5. Dental instrument
Biaya untuk dental instrument Rp. 2.000.000 untuk pemakaian selama
20 tahun.
Jumlah hari kerja 20 hari per bulan.
Target pasien 3 pasien.
Unit cost 2.000.000 = 2.000.000 = 450
20x12x20
4.800
450 = 150
3
jadi, unit cost untuk dental instrument adalah Rp. 150 per pasien.
6. Dental meubel set
Biaya dental meubel set Rp. 15.000.000 per 10 tahun.
Jumlah hari kerja 20 hari per bulan.
Target pasien 3 pasien.
Unit cost 15.000.000 = 15.000.000 =6.250
20x12x10
2.400
6.250 = 200
3
3
jadi, unit cost untuk dental meubel set adalah Rp. 200 per pasien.
7. Bunsen
Biaya dua buah bunsen Rp. 60.000 per 10 tahun.
Jumlah hari kerja 20 hari per bulan.
Target pasien 3 pasien.
Unit cost 60.000 = 60.000
= 25
20x12x10
2.400
25
=8
3
jadi, unit cost untuk bunsen adalah Rp. 8 per pasien.
b. Variable cost
1. Cotton Roll
Biaya cotton roll Rp. 250.000 per tahun.
Jumlah hari kerja 20 hari per bulan.
Target pasien 3 pasien.
Unit cost 250.000 = 250.000
= 1.000
20x12
240
1.000 = 300
3
jadi, unit cost untuk cotton roll adalah Rp. 300 per pasien.
2. Alkohol
Biaya alkohol satu liter per bulan Rp. 25.000.
Jumlah hari kerja 20 hari per bulan.
Target pasien 3 pasien.
Unit cost 25.000 = 25.000 = 1.250
20
20
1.250 = 400
3
jadi, unit cost untuk alkohol adalah Rp. 400 per pasien.
3. Spiritus
Biaya spiritus Rp. 8.000 per bulan
Jumlah hari kerja 20 hari per bulan.
Target pasien 3 pasien.
Unit cost 8.000 = 8.000 = 400
20
20
400 = 100
3
jadi, unit cost untuk spiritus adalah Rp. 100 per pasien.
= Rp. 800
Total unit cost = total fix cost + total variable cost
= 24.000 + 800
= Rp. 24.800 per pasien
a. BEPUnit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit Biaya Variable per Unit)
b. BEPRupiah = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per
Unit)
Penjelasan Rumus :
a. BEP Unit / Rupiah = Titik pulang pokok.
b. Biaya Tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda
tidak sedang berproduksi seperti biaya gaji karyawan, biaya penyusutan
peratalan usaha, biaya asuransi. Dll.
c. Biaya Variable adalah biaya yang jumlahnya akan meningkat seiring
dengan peningkatan jumlah produksi. Misalnya bahan baku, bahan bakar,
biaya listrik dll
d. Harga per unit adalah harga jual barang atau jasa yang dihasilkan.
e. Biaya Variable per unit adalah total biaya variable dibagi dengan jumlah
unit yang di produksi atau dengan kata lain biaya ratarata per unit.
f. Margin Kontribusi per unit adalah selisih harga jual per unit dengan biaya
variable per unit.
Manfaat dari analisa BEP adalah sebagai dasar atau landasan merencanakan,
mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, disamping sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan harga jual, dan sebagai pertimbangan dalam
mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer.
JASA MEDIK
Jasa medik (medical fee) adalah imbalan atau penghargaan untuk setiap layanan
medis yang diberikan kepada seorang pasien (pada cara pembayaran fee for
service). (IDI, 2008)
Penggunaan dorongan ekonomi dan tanpa dorongan ekonomi untuk tenaga
individual langsung dan tindakan merupakan praktik yang umumnya dilakukan
disemua aturan pekerjaan, tidak terkecuali pada sistem asuhan kesehatan.
Pembayaran atas pelayanan kesehatan yang diberikan umumnya dinegoisasikan
secara privat antara dokter dan pasien dan jarang diatur oleh orang lain diluar
batas hubungan tersebut.
Dengan penekanan pada pengunduran ekonomi dan menyangkut costeffectiveness, pembayaran yang berhubungan dengan tindakan telah diperkenalkan
dalam sektor kesehatan. Mekanisme pembayaran ini berdasarkan keahlian dan
tindakan untuk mempertahankan garis karir dan menstimulasi produksi.
Berdasarkan acuan tarif jasa medis yang ditentukan oleh Pokja Harmonisasi
(Tarif) Jasa Medis Dokter (SK No. 474/PB/A.4/062013 tanggal 19 Juni 2013)
bahwa acuan tarif jasa medis menyesuaikan dan selaras dengan masa transisi
periode awal era BPJS Ina CBGs, yaitu berdasarkan:
1. Kinerja atau upaya yang diperlukan untuk menegakkan diagnosa sampai
tindakan/ prosedur medis yang diperlukan termasuk rehabilitasi. Ini
diformulasikan dalam scoring system.
2. Nilai nominal aplikatif yang merupakan bagian dari komponen tarif
pelayanan yaitu relative value unit.
Rp.6.000.000,00
Rp.1.000.000,00
Rp.300.000,00
Rp.50.000,00
Rp.200.000,00
Rp.1.000.000,00
Rp.3.000.000,00 +
Rp.11.550.000,00
Tarif
Pengertian tarif sering kali diartikan sebagai daftar harga (sewa, ongkos
dan sebagainya) sehingga dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tarif
sama dengan harga.
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Tarif Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar
dimuka oleh BPJS Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
2. Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS
Kesehatan kepada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama berdasarkan jenis dan
jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
3. Tarif Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif
INA-CBGs adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan atas paket layanan yang didasarkan
kepada pengelompokan diagnosis penyakit dan prosedur.
Selanjutnya akan dijelaskan beberapa jenis-jenis tarif:
1. Tarif nominal : adalah besarnya presentase tarif suatu barang tertentu yang
tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI). Buku Tarif
Bea Masuk Indonesia yang digunakan saat ini adalah buku tarif berdasarkan
ketentuan harmonized system atau HS yang menggunakan penggolongan
barang dengan sistem 9 digit. Penggolongan barang dengan sistem digit ini
akan mempermudah dan memperlancar arus perdagangan internasional
karena adanya kesatuan kode barang untuk seluruh negara, terutama yang
telah menjadi anggota World Customs Organization (WCO) yang bermarkas
di Brussel.
2. Tarif proteksi efektif : Tarif proteksi efektif ini disebut juga sebagai Effective
Rate of Protection (ERP), yaitu kenaikan Value Added Manufacturing
(VAM) yang terjadi karena perbedaan antara presentase tarif nominal untuk
barang jadi atau CBU (Completely Built-Up) dengan tarif nominal untuk
bahan baku/ komponen input impornya atau CKD (Completely Knock
Down).
3. Tarif berdasarkan harga (burden rate) : tarif yang digunakan dalam
pembebanan overhead pra produksi.
4. Tarif bunga efektif (effective rate of interest) : adalah tarif bunga di pasaran
pada saat pengeluaran obligasi.
5. Tarif dasar (basing rate):
a) Tempat yang dipilih untuk dijadikan dasar penentu dari tarif-tarif
pengangkutan dari satu tempat ke tempat lain.
b) Tarif untuk menentukan tarif-tarif lainnya.
6. Tarif diskonto (discount rate): adalah tarif yang digunakan untuk
menghitung bunga yang harus dipotongkan dari nilai jatuh tempo dari wesel.
7. Tarif pajak (tax rate): adalah tarif yang diterapkan atas penghasilan kena
pajak untuk menghitung pajak penghasilan yang terhutang. Tarif ini
ditetapkan dalam undang-undang.
8. Tarif pajak marjinal (marginal tax rate): adalah tarif pajak tertinggi yang
dikenakan terhadap laba dari wajib pajak.
9. Tarif transito (cut back rate): adalah tarif pengangkutan yang dikenakan
untuk pengapalan transito
10. Tarif varian upah langsung (direct labor rate variance): adalah perbedaan
biaya antara tarif sebenarnya yang dibayar untuk upah langsung dengan tarif
standar untuk memproduksi barang.
11. Tarif yang ditentukan lebih dulu (predetermined transfer price): adalah
beban biaya tidak langsung yang ditentukan terlebih dahulu untuk tiap
departemen
yang
menggunakannya.
Jadi
disini
beban-beban
yang
(2) Tarif Non Kapitasi sebagaimana dimaksud dalam diberlakukan pada FKTP
yang melakukan pelayanan kesehatan di luar lingkup pembayaran kapitasi yang
meliputi:
a. pelayanan ambulans;
b. pelayanan obat rujuk balik;
c. pemeriksaan penunjang pelayanan rujuk balik;
d. pelayanan skrining kesehatan tertentu termasuk pelayanan terapi krio untuk
kanker leher rahim;
e. rawat inap tingkat pertama;
f. jasa pelayanan kebidanan dan neonatal yang dilakukan oleh bidan atau dokter,
sesuai kompetensi dan kewenangannya;
g. pelayanan Keluarga Berencana berupa MOP/vasektomi;
h. kompensasi pada daerah yang tidak terdapat fasilitas kesehatan yang memenuhi
syarat;
i. pelayanan darah; dan/atau
j. pelayanan gawat darurat di fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan
BPJS Kesehatan.
Penetapan besaran tarif pelayanan per perawatan (unit cost)
Tarif pelayanan kesehatan gigi adalah penjumlahan dari unit cost
pelayanan + Jasa Pelayanan
Berdasarkan rumus di atas, maka tarif sebesar Rp. 97.800.
kesehatan
diarahkan
untuk
meningkatkan
10
praktik
kedokteran
dilaksanakan
berdasarkan
pada
kesepakatan
berdasarkan hubungan kepercayaan antara dokter atau dokter gigi dengan pasien
dalam upaya pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemulihan
kesehatan. Kesepakatan tersebut merupakan upaya maksimal pengabdian profesi
kedokteran yang harus dilakukan dokter dan dokter gigi dalam penyembuhan dan
pemulihan kesehatan pasien sesuai dengan standar pelayanan, standar profesi,
standar prosedur operasional dan kebutuhan medis pasien. UUPK (UndangUndang Praktek Kesehatan) tersebut bertujuan untuk memberikan perlindungan
kepada pasien, mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan medis yang
diberikan oleh dokter dan dokter gigi; serta memberikan kepastian hukum kepada
masyarakat, termasuk dokter dan dokter gigi.
Merujuk pada amanah Undang Undang tersebut, Kementerian Kesehatan
telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang nomor 1438 / MENKES
/ PER / IX / 2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran (PMK 1438, 2010).
Peraturan ini bertujuan agar pasien memperoleh pelayanan kedokteran
berdasarkan nilai ilmiah sesuai dengan kebutuhan medis pasien. Disebutkan
11
12
ilmiah (scientific base) yang sah. Dengan adanya PMK 1438, istilah dapat berlaku
secara universal, mengingat Indonesia masuk dalam AFTA.
SOP kasus Oral candidiasis
Kasus Oral candidiasis disertai pengambilan spesimen
No
Pelayanan
SOP
Pengaturan
jadwal
21.00
Durasi
Keterangan
a. Memakai
perawatan
masker
dan
gloves.
pengambilan
b. Anamanesa
input
data
dilakukan
oleh
asisten.
e. Instruksi
spesimen
dan
pemberian
Prosedur
sterilisasi
sesuai
prosedur
pembayaran
setelah
kepada
prosedur
perawatan selesai.
Kasus Oral candidiasis tanpa disertai pengambilan spesimen
13
lidah
spesimen
pasien
diletakkan
ke
laboratorium. 4) hasil
dokter
pengerokan spesimen
dilakukan dua kali. 2)
selama 3 menit.
Pembayaran
1)
5 menit.
d. Pengambilan
pada
spesimen
Prosedur
No
Pelayanan
SOP
Keterangan
Pengaturan
jadwal
2
Durasi
Total
perawatan
perawatan
adalah
selama 5 menit.
menit.
Prosedur
sterilisasi
dari
sterilisator
untuk
prosedur
pertama.
Hal
sama
Pembayaran
14
durasi
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Kingma, Mireille. Can Financial Incentive Influence Medical Practice?.
HRDJ. 2005. 3(2): 1-12.
2. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia. 2008. Panduan Kompensasi
Dokter dan Jasa Medik.
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 069/Menkes/PER/XII/2013
tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada Fasilitas Kesehatan
Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1392).
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014
Tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan
5. Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
LABA
PERUSAHAAN
PADA
INDUSTRI
15
Praktik Kedokteran,
10. Undang Undang Republik Indonesia nomoe 44 tahun 2009, tentang
Rumah Sakit
16