Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TEKNIK EKSPLORASI

Oleh :
M Novandre Mahyus
1404108010044
Dosen Pembimbing:
Dr. Teuku Andika Rama Putra, S.T.,M.Sc

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2016

Kondisi Topografi
Wilayah Geumpang berada tidak jauh dari Daerah Lhok Kuala yang berjarak Sekitar 31 Km
dari lokasi Tangse, Pidie-Aceh, Lokasi ini dapat ditempuh setelah melewati perjalanan sejauh 16 km
dari Daerah Lhok Kuala. Daerah tujuan (Blok A dan Blok B) berada pada akses yang sulit, yakni tidak
terdapat jalan akses menuju Blok A dan Blok B, sehingga apabila kita ingin menuju lokasi tujuan,
akses jalan dilakukan dengan cara melalui sepeda motor ataupun berjalan ke lokasi tujuan.Pada
daerah lokasi blok tesebut terdapat aliran sungai yang diperkirakan merupakan bagian aliran sungai
berasal dari puncak gunung Peut Sago. Jika dilihat dari Citra Satelit dari Google Earth, ketinggian
lokasi Blok A dan Blok B berada pada ketinggian antara 1502 dan 1702 mdpl (meter diatas
permukaan laut).

Blok A dengan Ketinggian 1502 m

Blok B, dengan ketinggian 1702 m

Karakteristik Geologi
karakteristik geologi di daerah Geumpang berada di dekat daerah Gunung Peut Sagoe yang
merupakan pegunungan api aktif di daerah tersebut. Dikarekan keterdapatan gunung api vulkanik
yang aktif di daerah, maka dapat diperkirakan batuan lokasi keterdapatan emas di geumpang
merupakan jenis batuan beku. Lokasi ini tidak bersinggungan langsung dengan aliran sungai sehingga
bila kita tinjau lebih lanjut, diperkirakan lokasi ini kaya akan badan bijih (ore body) dari emas itu
sendiri, diperkirakan pula emas yang terdapat di sekitar aliran sungai pada blok B, merupakan hasil
pelepasan emas dari badan bijih dilokasi blok B, maka menurut peninjauan, blok B memiliki sumber
emas yang lebih besar, karena merupakan lokasi ore body dari emas itu sendiri.
Selain itu Gunung Peut Sago ini merupakan jenis Gunung api yang masih aktif sampai saat
ini, sehingga diperkirakan pula lokasi ini merupakan lokasi tempat pertemuan dua lempeng (Zona
Subduksi) dimana pada daerah ini sangat kaya oleh mineral (zona Mineralisasi) termasuk persebaran
emas di lokasi Geumpang dapat dipengaruhi oleh aktivitasi subduksi lempeng tersebut.

Metode Geofisika yang dipilih


Berdasarkan kondisi topogradi dan geologi wilayah, metode Geofisika yang dipilih yaitu
metode IP (Induced Polarization). Metode IP ini merupakan metode pengembangan dari alat
Geolistrik. Metode IP prinsipnya yakni mengalirkan arus buatan ke dalam tanah melalui elektrode
arus dan mengukur potensi menggunakan elektroda potensial. Sehingga metode IP lebih banyak dan
lebih tepat digunakan untuk eksplorasi mineral logam seperti bijih besi, emas, dan bijih logam yang
lainnya. Metode ini dapat digunakan di kedua blok, karena lokasi kedua blok dapat mendukung
dilakukannya proses metode Geofisika berupa IP (Induced Polarization) yang merupakan
pengembangan alat Geolistrik ini.
Pengukuran IP dapat dilakukan dengan 2 domain, yakni:
1. Time domain
Prinsip
Mengukur waktu peluruhan muatan listrik pada batuan ketika arus listrik berikan dan ketika

arus listrik dihentikan


Respon yang diberikan
Tidak terdapat mineral konduktif
Terdapat mineral konduktif
Parameter nilai yang didapatkan
Resistivitas & Chargeability

: waktu peluruhan relatif cepat


: waktu peluruhan relatif lebih lama

2. Frequency domain
Prinsip
Mengukur perbedaan respon batuan yang mengandung mineral konduktif/ tidak dengan

pemberian impedansi pada 2 frekuensi yang berbeda (frekuensi rendah dan frekuensi tinggi)
Respon yang diberikan:
Tidak terdapat mineral konduktif
: nilai selalu sama pada tiap freq
Terdapat mineral konduktif
: nilai < pada freq tinggi ; nilai > pada freq rendah
Parameter nilai yang didapatkan
Resistivitas & PFE

Metode Geokimia yang dipilih


Metode Geokimia yang dipilih dalam mengetahui persebaran emas di lokasi Geumpang
dilakukan dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorbtion Spectrometri), metode ini
digunakan untuk menganalisa unsur utama (Major elemen), Sebelum melakukan analisa geokimia
pada sampel, terlebih dulu kita mengambil beberapa sampel pada beberapa lokasi pengujian sehingga
ketika didapatkan hasil analisa dapat dilakukan interpretasi data persebaran emas di lokasi Blok-Blok
tersebut.

Metode ini digunakan pada lokasi yang berdekatan dengan endapan sungai, sehingga sampel
yang diambil yakni sampel endapan yang berada di sugai tersebut, kemudian dilakukan pengujian.
Cara melakukan uji Geokimia pada Sampel Blok A (Sampel Aliran Sungai)

Sampel endapan sungai pengayakan antara 80-200 mesh dikeringkan dengan ovenpada

temperatur 1000C (kurang lebih 1 jam)


kemudian dihaluskan dengan mesin prep (RM 2000/LM2000).
Sample ditimbang kurang lebih 0.25 gr kemudian masukan kedalam tabung penguji (test
tube) ukuran 24x150 ml.

Hasil analisis kandungan kimia akan direkam dalam seperangkat komputer dan kadar kandungan
mineral atau unsur dinyatakan dalam ppm atau persen (%).
Kemudian pada Blok B, yang cenderung jauh dari aliran sungai, maka metode analisa
geokimia yang dilakukan tidak menggunakan prinsip metode AAS, namun kita lakukan analisa
Geokimia berupa Metode Percontoan Batuan (Rock Sampling), Kondisi yang harus diperhatikan
dalam metode percontoan batuan berupa:

Dilakukan dalam tahap akhir eksplorasi permukaan


Lokasi pengambilan conto: singkapan, float, pits, trenches, drill holes
Menangkap dispersi geokimia primer
Dimaksudkan untuk keperluan analisis kimia mineral (unsur utama, unsur target, unsur
pathfinder) dan fisika mineral (petrografi, X-Ray, dan inklusi fluida).

Perhitungan Volume Cadangan


Pada Blok A

Keliling = (2.33 + 0.6 + 2.38 + 0.74) km

= 6.05 km = 6050 m
Pada Aplikasi Google Earth, kita menggunakan toolbar ruler yang berada pada Aplikasi Google
Earth, kemudian pilih tab Polygon, lalu buat Blok A pada daerah lokasi sesuai/mirip dengan gambar
lokasi Blok A yang sebenarnya, dengan keliling yaitu sebesar 6050 m, setelah didapat perimeter
dengan nilai tersebut, maka nilai Luasan akan ditampilkan.

Desain Blok A pada Area Google Earth dengan penentuan luasan 6050 m

Keliling Blok A = 6050m sehingga didapat luasan sebesar 1.817.148 m 2

diketahui pada soal, kedalaman berada pada 20 m. Sehingga untuk mendapatkan Volume Cadangan
dari Blok A
V = 1.817.148 m2 x 20 m
V = 36.342.960 m3 (Volume Cadangan Blok A)

Pada Blok B

Lakukan Hal yang sama dengan menghitung keliling seperti pada blok A, tentukan keliling dari lokasi
Blok B.
Keliling Blok B = (0.65 + 0.76 + 1.29 + 1.07) km
= 3.77 km = 3770 m
Untuk menentukan luas dari Blok B, kita menggunakan cara yang sama seperti Menghitung luas Blok
A dengan menggunakan Google Earth Pro dan pilih Tab Poligon, kemudian desain Blok B pada
daerah lokasi sesuai/mirip dengan gambar lokasi Blok B yang sebenarnya, dengan keliling yaitu
sebesar 3770 m, setelah didapat perimeter dengan nilai tersebut, maka nilai Luasan akan
ditampilkan.

Desain Blok B pada Area Google Earth dengan penentuan luasan 3770 m

Keliling Blok A = 3770 m sehingga didapat luasan sebesar 809.020 m2


Untuk mendapatkan Volume Cadangan dari Blok B tersebut, lakukan cara menghitung seperti
perhitungan volume cadangan pada blok A. Seperti yang diketahui pada soal, kedalaman berada pada
10 m. sehingga diapat volume cadangan.
V = 809.020 m2 x 10 m
V = 8.090.200m3 (Volume Cadangan Blok B)

Anda mungkin juga menyukai