Anda di halaman 1dari 2

http://pariwisata.sidoarjokab.go.id/candi_pari.

php
Candi Pari

Candi pari yang berdiri di tengah tengah desa Candi Pari , Kecamatan Porong ( 15
Km arah selatan Sidoarjo ) adalah satu satunya candi peninggalan kerajaan
mojopahit yang bentuk sempurnanya berpola Candi Khamer ( Birma ) dan Champa
( Thailand ). Hingga saat ini bentuk Candi Pari yang nyeleneh dari pola umum
percandian Mojopahit itu belum ditemukan. Ciri khas pola bangunan candi
Mojopahit selalu langsing padabagian tubuh ( tengah ) dan trapezium pada bagian
atap / mahkota dan selalu terbuat dari bahan batu emas. Candi Pari yang dibuat oleh
penguasa Mojopahit pada tahun 1293 Saka / 1917 masehi ini berbentuk kubus ,
tanpa ada pembagian yang stereotip antara batur, tubuh, dan mahkota .
Satu satunya cirri Mojopahit hanyalah bahannya yang terbuat dari batu merah.
Panjang candi pari ini 16,86 m , lebar 14,10 m, dan tinggi 13,40 m sehingga
terkesan pendek dan lebar. Sementara pola umum candi Mojopahit selalu
berorientasi vertikal.
Candi pari ini terdiri atas batur persegi empat, bagian barat menjorok keluar dengan
undakan tangga pada sisi kanan kiri menuju pintu masuk. Diatas pintu tertulis
angka tahun pembuatan dan bagian dalam candi berupa ruang.
Atap candi yang telah runtuh berbentuk amluntah, masing - masing dihias dengan
sumber dan menara kecil. Pada atap / mahkota inilah terletak cirri unik candi pari
ini sebab bentuk mahkotanya sepenuhnya memakai pola Khemer / Champa . tak ada
penjelasan kenapa candi ini memakai bentuk bangunan negeri champa walaupun
ada bukti bahwa 2 kerajaan di Asia tenggara itu pernah menjalin hubungan dengan
Mojopahit. Bahkan putrid negeri itu yang telah beragama islam ada yang menjadi
istri raja Mojopahit pada awal abad 15 . menurut penelitian yang dilakukan pada
jaman Belanda Candi Pari merupakan candi utama dari sekian jumlah candi lain
yang berada di dalam satu komplek dengan pagar tembok, gapura, dan teras.

Walaupun untuk bekas tembok yang mengurung komplek belum ditemukan tetapi laporan jaman
belanda itu agaknya tidak terlalu salah sebab di sebelah selatan candi pari berdiri sebuah candi
dengan pola Mojopahit murni yang disebut candi Sumur. Nama ini digunakan Karena bagian
dalam candi adasebuah sumur yang saat ini telah mengering . Candi sumur ini rusak berat tinggal
separuh dinding candi yang masih berdiri . Melihat jaraknya yang berdekatan , kemungkinan
besar 2 candi itu merupakan satu kesatuan yang merupakan ciri percandian di Nusantara ,
dimana tidak ada sebuah candi yang berdiri sendiri. Berbeda dengan temuan Belanda tentang
fungsi candi pari yang disimpulkan sebagai pusat peribadatan , dalam masyarakat sekitar beredar
cerita lisan ( folklore ) yang mengatakan bahwa didirikannya candi itu sebagai simbul kesuburan

desa setempat dengan produksi padi ( pari ) yang melimpah dan mampu menyetorkan upeti
kepada raja mojopahit. Sementara candi sumur sebagai simbul pengairan yang membuat
persawahan sekitarnya tak pernah mengalami kekeringan. Hasil padi sebelum dikirim ke kota
Raja Mojopahit, ditempatkan terlebih dahulu di sebuah desa sekitar 1 km arah selatan candi pari.
Itulah sebabnya disana ada komlpek candi bernama pamotan yang dalam bahasa jawa berarti
tempat pemuatan . Artinya dari tempat itulah padi padi dimuat dengan alat angkut ke
Mojopahit. Agaknya faktor yang berkembang dalam masyarakat sekitar itu tidak menyimpang
jauh dari analisa Belanda yang mengatakan bahwa Pamotan adalah pusat pemerintahan kecil
sebagai bahwahan raja Mojopahit. Penguasa pamotan disebut Breh Pamotan yang juga menjabat
sebagai Breh di wengker bernama Wijaya rajasa . Dengan demikian pusat pemerintahan tidak
berada disekitar candi pari tetapi disekitar candi pamotan yang sudah runtuh dan tinggal batunya
saja. Disekitar candi ini ditemukan 2 candi lain yang diduga merupakan satu kesatuan komplek.
Dari 5 candi yang ada di kecamatan Porong itu hanya candi pari saja yang masih baik dan bentuk
dasarnya utuh. Selain itu terdapat candi candi lain yang tersebar di Sidoarjo seperti misalnya
candi dermo di Wonoayu dan Candi Tawang didesa Buncitan Kec. Sedati. Itulah sebabnya dinas
purbakala Trowulan Mojokerto mengutamakan candi pari untuk diselamatkan terlebih dahulu .
Candi ini dipugar tanggal 13 September 1994 dan rampung tahun1999

Anda mungkin juga menyukai