Candi Pringapus merupakan candi yang terletak di Desa Pringapus, Ngadirejo sekitar 22
km arah barat laut dari ibu kota kabupaten Temanggung. Candi Pringapus diperkirakan di
bangun pada tahun 772 C atau 15 juni 850 Masehi pada zaman kerajaan Mataram Kuno
menurut prasasti yang ditemukan di sekitar candi ketika diadakan restorasi pada tahun
1932. Candi ini dianggap sebagai replika Mahameru (Gunung Meru), sebuah gunung
tempat tinggal para dewata. Tidak jauh dari candi Pringapus terdapat candi lain yakni
Candi Perot (dinamakan Perot karena bentuknya yang miring) sayangnya sekarang hanya
tinggal reruntuhan saja. Tahun 1819 ditemukan prasarti batu memuat angka 772 C di
Candi Perot dan dinamakan Prasasti Tulang Air. Prasasti berhuruf dan berbahasa Jawa
Kuno tersebut berisi penetapan sima oleh Rakai Patapan Pu Manuko untuk sebuah
bangunan suci di desa Tulang Air, Rakai Patapan Pu Manuko adalah pejabat pemerintah
kerajaan Mataram Kuno di bawah kekuasaan Rakai Pikatan. Tulang Air merupakan
prasasti tertua yang memuat daftar para pejabat d bawah raja, dan raja yang berkuasa saat
itu adalah Rakai Pikatan (Februari 847-27 Mei 855 M) salah satu raja Mataram Kuno
yang juga mendirikan Candi Prambanan. Kemungkinan besar daerah tersebut masuk
dalam wilayah kekuasaan Rakai Pikatan sesuai dengan toponim PIKATAN yang masih
di kenal di daerah Temanggung saat ini dan banyaknya tinggalan arkeologi masa klasik
di daerah tersebut.
Candi Pringapus dan Candi Perot terletak berdekatan dan keduanya merupakan candi
berlatar belakang agama Hindu. Hal ini dapat menunjukkan bahwa dahulu di daerah
tersebut terdapat komunitas masyarakat pemeluk agama Hindu yang merupakan bagian
dari kerajaan Mataram Kuno.
Candi Pringapus diperkirakan bersifat Hindu Sekte Siwaistis. Hal ini terlihat dari adanya
arca-arca yang ditemukan bersifat Hindu yang erat kaitannya dengan Dewa Siwa. Pada
bagian lain terdapat arca Durga Mahesasuramardhani. Durga merupakan salah satu
perwujudan Uma sebagai dewi cantik dengan berbagai macam senjata anugerah dewa. Di
kompleks candi juga terdapat Yoni seperti telah disebutkan di atas, Yoni yaitu salah satu
perwujudan dari Uma (istri Siwa) yang berfungsi sebagai alas arca Siwa atau
perwujudannya berupa lingga. Persatuan antara lingga dan yoni menggambarkan symbol
penciptaan alam semesta sekaligus simbol kesuburan, Namun, di Candi Pringapus tidak
ditemukan adanya Lingga.
Keistimewaan Candi Pringapus terdapat pada reliefnya. Ragam hias kala –makara sangat
unik, dicirikan oleh kepala kala yang berdagu serta dua cakarnya menjulur ke depan.
Terlebih lagi makara-nya berupa kepala naga yang memuntahkan manik-manik semakin
menambah keunikannya. Ragam hias sulur dan daun sangat dominan, terutama di sekitar
pintu candi. Pada dinding depan tubuh candi, di kanan kiri pintunya terdapat dua relief
tokoh laki-laki dan perempuan. Relief ini disebut sebagai Hapsara Hapsari karena
memakai prabha, tangan kiri diletakkan di bahu dekat dada perempuan dan tangan
kanannya di lengan peremuan tersebut. relief Hapsara-Hapsari menggambarkan makhluk
setengah dewa. Di tubuh bagian belakang candi terdapat relief Kinara Kinari yakni,
sepasang burung yang berkepala manusia. Tidak jauh dari lokasi candi Pringapus terdapat
dua patung nandi yang berada di dekat kolam dan di pinggir jalan desa.