Anda di halaman 1dari 10

Candi Prambanan dan misteri Roro

Jongrang Bandung Bondowoso


Sumber: Go Archipelago Topik: Sejarah Tags: Bandung Bondowoso, Candi Brahma, Candi
Prambanan, Candi Syiwa, Candi utama, Candi Wisnu, Dewa Trimurti, Dinasti Sanjaya, Relief
Ramayana, Roro Jongrang
Bolehlah kalau kita menyebut Jawa sebagai Pulau Candi. Kenapa begitu? Ya bayangkan saja,
banyak sekali candi tersebar di pulau yang satu ini, dari candi kecil, sampai candi yang paling
besar, peninggalan dua agama di Indonesia, Buddha dan Hindu. Kalau kita mengenal
Borobudur sebagai sebuah peninggalan Buddha yang besar, bahkan terbesar di dunia, maka
salah satu peninggalan Hindu yang paling penting adalah Candi Prambanan.
Candi Prambanan
Candi Prambanan dibangun oleh Dinasti Sanjaya di abad ke-9, tepatnya selesai dibangun pada
tahun 825 M. Candi yang mempunyai tinggi 47 meter ini terletak kurang lebih 17 kilometer
dari Yogyakarta. Kita bisa dengan mudah melihatnya, karena letak candi ini hanya 100 meter
dari jalan utama.
Candi Prambanan terdiri atas 3 kompleks bangunan. Candi utama memiliki 3 tempat pemujaan
(altar) yang didedikasikan untuk Dewa Trimurti. Candi Syiwa terletak di tengah, Wisnu di
sebelah selatan, dan Candi Brahma di sebelah utara.
Disebut Candi Syiwa, karena di dalam bilik candi utamanya terdapat patung Dewa Syiwa
(Dewa Perusak). Demikian pula pada Candi Brahma dan Wisnu, dimana di masing-masing
candi terdapat patung Dewa Brahma (Dewa Penjaga) dan Dewa Wisnu (Dewa Pencipta).
Ketiganya menghadap ke arah timur.
Di depan setiap candi berdiri candi-candi lain yang lebih kecil, yang disebut dengan Candi
Wahana, yang masing-masing menghadap ke arah barat. Dinamakan Candi Wahana karena di
dalam bilik candi-candi ini terdapat patung binatang yang biasa dipakai sebagai tunggangan/
kendaraan atau wahana dari dewa-dewa tersebut. Lembu Nandi adalah tunggangan Syiwa,
burung Garuda tunggangan Wisnu, dan Angsa adalah tunggangan Brahma.
Seperti Candi Borobudur yang kaya dengan reliefnya, Candi Prambanan juga memilki relief
yang dipahatkan di pagar langkan. Di Candi Syiwa dan Candi Brahma terdapat relief cerita
Ramayana, sedangkan di Candi Wisnu terdapat relief cerita Kresnayana.
Apabila kita memasuki candi utama dari utara, maka kita akan menemukan sebuah patung
putri yang sangat cantik, Roro Jonggrang. Patung ini berhubungan erat dengan kisah atau
legenda yang dipercaya masyarakat, yang melatarbelakangi berdirinya Candi Prambanan atau
Candi Roro Jonggrang
Roro Jongrang Bandung Bondowoso
Menurut legenda, Roro Jonggrang adalah puteri dari Raja Boko yang berkuasa di daerah
Prambanan. Kecantikan dan keanggunan Roro Jonggrang membuat seorang pria dari daerah

Pengging yang bernama Bandung Bondowoso ingin memperistrinya. Tapi sebenarnya, Roro
Jonggrang tidak mencintai Bandung Bondowoso. Sebagai strategi menolak pinangan tersebut,
Roro Jonggrang mengeluarkan syarat agar dibuatkan 1000 candi dalam waktu satu malam.
Bandung Bondowoso pun menyanggupinya.
Sebelum melaksanakan pekerjaannya, dia bersemedi untuk mendapat kekuatan dan bantuan
dari para jin. Menjelang petang, pembangunan seribu candi mulai dilaksanakan, dan menjelang
matahari terbit, pembangunan itu hampir selesai. Melihat hal ini, Roro Jonggrang pun cemas,
dan berusaha mencegah kerja tersebut. Roro Jonggrang kemudian memanggil semua putri desa
untuk membakar jerami dan memukul lesung (alat penumbuk padi tradisional di Jawa), supaya
terkesan hari menjelang fajar. Jin-jin yang melihat hari telah menjelang fajar mulai
meninggalkan pekerjaannya. Setelah dihitung, ternyata pekerjaan yang tersisa hanyalah sebuah
arca.
Bandung Bondowoso pun mengetahui kecurangan Roro Jonggrang. Dengan perasaan marah
dan kecewa, ia mendatangi Roro Jonggrang. Tapi Roro Jonggrang tetap bersikukuh minta
digenapi menjadi 1000 candi. Hal ini menimbulkan kemarahan Bandung Bondowoso. Kurang
satu, tambahnya kamu sendiri. Setelah Bandung Bondowoso mengeluarkan kata-kata itu,
Roro Jonggrang pun langsung berubah menjadi arca, untuk melengkapi sebuah arca yang
belum terselesaikan. Dan arca ini bisa kita lihat di bilik sebelah utara candi utama.
Percaya atau tidak? Teserah anda
Sumber:
1. Candi, Gudeg.net
2. Prambanan and Architecture, Indonesian Heritage: Ancient History, ed. John Miksic,
Singapura: Archipelago Press, hal. 72
3. T.H. Pudjo Widijanto, Mencari Singgasana Sang Raja, Kompas, Minggu, 19 April 2000
4. Wahyu Kristanto, S.S, Lara Jonggrang atau Durga Mahasasumardini, MP No.11 th. 53,
Minggu III Juni 2000, hal. 8

Candi Prambanan adalah mahakarya kebudayaan Hindu dari abad ke-10. Bangunannya yang
langsing dan menjulang setinggi 47 meter membuat kecantikan arsitekturnya tak tertandingi.

Prambanan, Candi Hindu Tercantik di Dunia


Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa
pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5
meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan
pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari
pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki
bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang
meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir
terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar
agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca
kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan
Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi
itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap
ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu,
masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua
memiliki 224 candi.
Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan
menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain
masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa).
Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang
diceritakan di atas.
Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu
ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan
Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.
Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi
Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama
Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas,
berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu
adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan
dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno.
Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat)
dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).
Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan
digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara.
Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang
juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi

adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah
Krut atau Pha Krut.
Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief
itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik
adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan,
kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan
tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa
masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di
Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa
ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan
dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada
gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang
ada di Prambanan telah mendunia.
Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata.
Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat
mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning
(Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya
terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu
pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga
kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.
Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau
pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera.
Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski
belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini
sedang diperbaiki.
Naskah: Yunanto Wiji Utomo

Hotel dekat PRAMBANAN:

CANDI PRAMBANAN DITINJAU DARI SEGI SEJARAH

NIh Candi Prambanan


1.Sejarah Candi Prambanan
Candi Prambanan adalah kelompok percandian Hindu yang dibangun oleh raja raja Dinasti
Sanjaya pada abad XI . Ditemukanya tulisan nama Pikatan pada candi ini menimbulkan
pendapat bahwa candi ini dibangun oleh Rakai Pikatan yang kemudian diselesaikan oleh Rakai
Balitung. Berdasarkan prasasti berangka tahun 856 M Prasasti Singawargha sebagai manifest
politik untuk menenguhkan kedudukannya sebagai Raja yang besar. Terjadinya perpindahan
pusat kerajaan mataram ke Jawa timur, berakibat tidak terawatnya candi candi di daerah ini
ditambah terjadinya gempa bumi serta beberapa kali meletusnya gunung merapi menjadikan
candi Prambanan runtuh tinggal puing puing batu yang berserakan. Sungguh menyedihkan
itulah keadaan pada saat penemuan kembali candi Prambanan.
Usaha pemugaran yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda berjalan sangat lamban dan
akhirnya pekerjaan yang sangat berharga itu diselesaikan oleh bangsa Indonesia.
Pada tanggal 20 desember 1953 pemugaran candi induk Loro Jonggrang secara resmi
dinyatakan selesai oleh Dr. Ir. Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia pertama.
Sampai sekarang pekerjaan pemugaran dilanjutkan, yaitu pemugaran candi Brahma dan candi
Wisnu. Candi Brahma dipugar mulai tahun 1977 dan selesai pada tanggal 23 Maret 1987 .
Sedangkan candi Wisnu mulai dipugar pada tahun 1982 dan diresmikan oleh bapak Presiden
Soeharto pada tanggal 27 April 1991.
2. Lokasi Candi Prambanan
Candi Loro Jonggrang atau yang sering disebut Candi Prambanan terletak persis di
perbatasan propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan propinsi Jawa tengah, 17 km ke arah
timur dari kota Yogyakarta atau 53 km sebelah barat Solo. Komplek percandian Prambanan
ini masuk ke dalam dua wilayah yakni komplek bagian barat masuk wilayah Daerah Istimewa
Yogyakarta dan bagian timur masuk wilayah propinsi Jawa tengah. Percandian Prambanan
berdiri di sebelah timur sungai opak 200 meter sebelah utara jalan raya Yogya Solo.

3. Asal usul nama candi Prambanan


Gugusan candi ini dinamakan Prambanan karena terletak di daerah Prambanan. Nama Loro
Jonggrang berkaitan dengan legenda yang menceritakan tentang seorang dara yang jonggrang
atau gadis yang jangkung putri Prabu Boko.
4. Deskripsi Bangunan
Komplek percandian Prambanan terdiri atas latar bawah, latar tengah dan latar atas (latar
pusat) yang makin ke dalam makin tinggi letaknya.
Berturut turut luasnya 390 meter persegi, panjang 222 meter persegi dan tinggi 110 meter
persegi. Didalam latar tengah terdapat reruntuhan candi candi Perwara.
Apabila seluruhnya telah selesai dipugar, maka akan ada 224 buah candi yang ukuranya semua
sama yaitu luas dasar 6 meter persegi dan tingginya 14 meter. Latar pusat adalah latar
terpenting di atasnya berdiri 16 buah candi besar dan kecil. Candi candi utama berdiri atas
dua deret yang saling berhadapan. Deret pertama yaitu Candi Siwa, Candi Wisnu dan Candi
Bhama. Deret kedua yaitu candi Nandi, Candi Angsa dan Candi Garuda. Pada ujung ujung
lorong yang memisahkan kedua deretan candi tersebut terdapat candi Apit. Delapan candi
lainya lebih kecil. Empat diantaranya Candi Kelir dan empat candi lainya disebut Candi Sudut.
Secara keseluruhan percandian ini terdiri dari 240 buah candi.
5. Candi candi di Prambanan

Candi Siwa

Candi dengan luas dasar 34 meter persegi dan tinggi 47 meter persegi adalah candi terbesar
dan tertinggi. Dinamakan candi Siwa karena didalamanya terdapat arca Siwa Mahadewa yang
merupakan arca terbesar. Bangunan ini terbagi atas tiga bagian secara vertical kaki, tubuh dan
kepala atau atap. Kaki candi menggambarkan dunia bawah tempat manusia yang masih
diliputi oleh hawa nafsu, tubuh candi menggambarkan dunia tengah tempat manusia yang
telah meninggalkan keduniaan dan di atas melukiskan dunia atas tempat para dewa.
Gambar kosmos nampak pula dengan adanya arca dewa dewa dan mahluk surgawi yang
menggambarkan Gunung Mahameru ( Mount Everest di India ) tempat para dewa. Pintu utama
menghadap ke timur dengan tangga masuknya yang terbesar. Di tangan kirinya berdiri dua arca
raksasa penjaga, dengan membawa gada yang merupakan manifestasi dari Siwa. Di dalam
candi terdapat empat ruangan yang menghadap ke arah mata angin dan mengelilingi ruangan
terbesar yang ada di tengah tengah. Kamar terdepan kosong, sedangkan ketiga kamar lainnya
masing masing berisi arca : Siwa Maha Guru, Ganesha dan Durga.
Dasar kaki candi dikelilingi oleh selasar yang dibatasi oleh pagar langkan. Pada dinding
langkan terdapat relief cerita Ramayana yang dapat diikuti dengan cara Pradaksina ( berjalan
searah jarum jam) mulai dari pintu utama. Hiasan hiasan pada dinding sebelah luar berupa
kinari kinari ( kepala raksasa yang lidahnnya berwujud sepasang mitologi) dan mahluk
surgawi lainnya.
Atap candi bertingkat tingkat dengan susunan yang amat komplek masing masing dihiasi
sejumlah ratna dan puncaknya terdapat ratna terbesar.
1. Arca Siwa Mahadewa
Menurut ajaran Trimurti Hindu, yang paling dihormati adalah dewa Brahma sebagai pencipta
alam, kemudian dewa Wisnu sebagai pemelihara, dan dewa Siwa sebagai perusak alam. Tetapi
di India maupun di Indonesia , Siwa adalah dewa yang paling terkenal.

Di Jawa, dia dianggap yang tertinggi, karenanya ada yang menghormatinya sebagai
Mahadewa. Arca ini mempunyai tinggi 3 meter berdiri di atas landasan batu setinggi 1 meter.
Di antara kaki arca dan landasanya terdapat batu bundar berbentuk bunga teratai. Arca ini
menggambarkan Raja Balitung, tanda tanda sebagai Siwa adalah tengkorak di atas Bulan
Sabit pada mahkotanya, mata ketiga pada dahinya, bertangan empat berselampangkan ular,
kulit harimau di pingganya serta senjata trisula pada sandaran arcanya. Tangan tanganya
memegang kipas, tasbih, tunas bunga teratai, dan benda bulat sebagai benih alam semesta. Raja
Balitung dipandang sebagai penjelmaan Siwa oleh keturunan dan rakyatnya.
2. Arca Siwa Mahaguru
Arca ini berwujud seorang tua yang berjanggut yang berdiri dengan perut gendut. Tangan
kananya memegang tasbih, tangan kiri memegang kendi, dan bahunya terdapat kipas.
Semuanya adalah tanda tanda seorang pertapa. Trisula yang terletak di sebelah belakangnya
menandakan senjata khas Siwa. Arca ini menggambarkan pendeta alam dalam istana Raja
Balitung sekaligus seorang penasihat dan guru. Karena besar jasanya dalam menyebarkan
agama Hindu Siwa, maka ia dianggap salah satu aspek atau bentuk dari Siwa.
3. Arca Ganesha
Arca ini berwujud manusia berkepala gajah, bertangan empat yang sedang duduk dengan perut
gendut. Tangan tangan belakangnya memegang tasbih dan kampak sedangkan tangan
tangannya memegang pahatan gadingnya sendiri dan sebuah mangkuk. Ujung belalainya
dimasukan ke dalam mangkuk itu yang menggambarkan bahwa ia tak pernah puas meneguk
ilmu pengetahuan. Ganesha memang menjadi lambang kebijaksanaan dan ilmu pengetahuan,
penghalau segala kesulitan. Pada mahkotanya terdapat tengkorak dan bulan sabit sebagai tanda
bahwa ia anak Siwa dan Uma, istrinya. Arca ini menggambarkan putra mahkota sekaligus
panglima perang Raja Balitung.
4. Arca Durga atau Loro Jonggrang
Arca ini berwujud seorang wanita bertangan delapan yang memegang beraneka macam
senjata : cakra, gada, anak panah, ekor banteng, sankha, perisai, busur, panah, dan rambut
berkepala Asura. Ia berdiri di atas benteng Nandi dalam sikap tribangga ( tiga gaya gerak yang
membentuk tiga lekukan tubuh) Banteng Nandi sebenarnya penjelmaan Daru Asura yang
menyamar.
Durga berhasil mengalahkanya dan menginjaknya sehingga dari mulutnya keluarlah Asura
yang lalu ditangkapnya. Ia adalah salah satu aspek dari sakti isteri Siwa.
Menurut metologi ia tercipta dari lidah lidah api yang keluar dari tubuh para dewa. Durga
adalah dewa kematian, karenanya arca ini menghadap ke utara yang merupakan arah mata
angin kematian. Sebenarnya arca ini sangat indah apabila dilihat dari kejauhan nampak seperti
hidup dan tersenyum namun hidungnya telah dirusak oleh tangan tangan jahil. Arca ini
menggambarkan permaisuri Raja Belitung.

CandiBrahma

Luas dasarnya 20 m2 dan tingginya 37 meter. Di dalam satu- satunya ruangan yang ada
berdirilah arca Brahma berkepala empat dan berlengan empat. Arca ini sebenarnya sangat
indah tetapi sudah rusak. Salah satu tangannya memegang tasbih yang menggambarkan waktu
dan yang satu memegang kamandalu tempat air. Keempat wajahnya menggambarkan keempat
kitab suci Weda masing masing menghadap keempat arah mata angin. Keempat lengannya
menggambarkan keempat arah mata angin. Sebagai pencipta, ia membawa air karena seluruh
alam keluar dari air.
Dasar kaki candi juga dikelilingi oleh selasar yang dibatasi oleh pagar langkan dimana pada

dinding langkan sebelah dalam terpahat relief lanjutan cerita ramayana dan relief serupa pada
candi Siwa hingga tamat.

CandiWisnu

Bentuk dan ukuran relief serta hiasan dinding luarnya sama dengan Candi Brahma. Di dalam
satu satunya ruangan yang ada berdirilah arca Wisnu bertangan empat yang memegang gada,
cakra, tiram. Pada dinding langkan sebelah dalam terpahat relief cerita kresna sebagai avatara
atau penjelmaan Wisnu dan Balarama (Baladewa) kakaknya.

CandiNandi

Luas dasarnya 15 meter persegi dan tingginya 25 meter. Di dalam satu satunya ruangan yang
ada, terbaring arca seekor lembu jantan dalam sikap merdeka dengan panjang 2 meter. Di
sudut belakangnya terdapat arca Dewa Candra. Candra yang bermata tiga berdiri di atas kereta
yang ditarik oleh 7 ekor kuda. Candi ini sudah runtuh.

Candi Angsa

Candi ini berisi satu ruangan yang tak berisi apapun. Luas dasarnya 13 meter persegi dan
tingginya 22 meter. Mungkin ruangan ini hanya digunakan untuk kandang angsa atau hewan
yang biasa dikendarai oleh Brahma.

Candi Garuda

Bentuk dan ukuran serta hiasan dindingnya sama dengan Candi Angsa. Di dalam satu
satunya ruangan yang ada terdapat arca kecil yang berwujud seekor garuda di atas seekor naga.

Candi Apit

Luas dasarnya 6 m2 dengan tinggi 16 meter, ruanganya kosong, mungkin candi ini digunakan
untuk bersemedi untuk memasuki candi induk. Karena keindahanya mungkin digunakan untuk
menanamkan estetika dalam komplek percandian Prambanan.

Candi Kelir

Luas dasarnya 1,55 m2 dengan tinggi 4,10 meter. Candi ini tidak mempunyai tangga masuk
fungsinya sebagai penolak bala.

Candi Sudut

Ukuran candi candi ini sama dengan candi kelir.


6. Candi candi lain di sekitar Prambanan
1. Candi Lumbung, Bubrah dan Sewu
Ketiga candi ini tinggal reruntuhan kecuali candi Sewu yang masih bisa dinikmati
keindahanya, semuanya terletak dalam komplek candi Prambanan.

2. Candi Plaosan
Letaknya 1 km ke arah timur candi Sewu. Candi ini dibangun pada pertengahan abad 9 M
oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada permaisurinya. Kelompok Candi Plaosan Lor (utara)
terdiri atas dua candi induk, 58 perwara dan 126 buah stupa. Kelompok candi Plaosan kidul
(selatan) hanya berupa sebuah candi. Halaman candi induk terbagi 2 yang masing masing di
atasnya berdiri sebuah biara bertingkat dua . Tingkat atas untuk tempat tinggal para pendeta
Budha dan tingkat bawah untuk kegiatan keagamaan.
3. Candi Sajiwon
Letak candi ini 2 km ke arah tenggara dari percandian Prambanan. Sebagian besar hanya
berupa reruntuhan. Pada kaki candi terpahat relief cerita bintang yang mengandung nilai nilai
filsafat.
4. Candi Boko
Letaknya 3 km ke arah selatan dari percandiaan Prambanan, berdiri di atas bukit kidul yang
merupakan lanjutan dari pegunungan seribu dengan pemandangan alam nan permai di
sekitarnya. Bangunan ini sangat unik berbeda dengan bangunan bangunan lain di sekitarnya
dan lebih mengesankan sebuah keraton (istana).
Diperkirakan Balaputera Dewa dan Dinasti Syailendra yang beragama budha mendirikanya
pada pertengahan abad 9 M sebagai benteng pertahanan yang strategis terhadap Rakai Pikatan.
Menurut legenda disinalah letak istana Ratu Boko, ayah Loro Jonggrang.
5. Candi Banyunibo
Candi ini terletak 200 meter ke arah tenggara dari candi Boko, berdiri di atas sebuah lembah.
Banyu berarti air, nibo berarti jatuh menetas.
6. Candi Sari
Sari berarti indah atau cantik sesuai bentuknya yang ramping. Mungkin karena keindahanya
yang menarik perhatian ia dinamakan demikian. Puncak atapnya berhiasakan 9 stupa yang
sama sebangun dan tersusun dalam tiga deret. Di bawah masing masing stupa terdapat
ruangan ruangan yang bertingkat 2 yang digunakan sebagai tempat meditasi dan mengajar.
Arca arca Bodhisattwa terpahat pada dinding luarnya. Dinding ini dihias dengan amat
indahnya biara Budha yang dibangun pada abad 8 M ini terletak pada sisi kiri jalan raya Yogya
Solo, masuk 500 meter ke arah utara. Bangunan dengan panjang 17, 32 meter dan lebar 10
meter ini merupakan sebagian saja dari kumpulan candi yang telah hilang .
7. Candi Kalasan
Peninggalan agama Budha tertua di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa tengah adalah candi
Kalasan. Candi ini terletak pada sisi sebelah kanan jalan raya Yogya Solo 13 km masuk
beberapa puluh meter ke arah selatan. Candi ini didirikan oleh Panangkaran, raja kedua dari
kerajaan Mataram kuno pada abad 8 M sebagai persembahan kepada Dewi Tara. Lengkung
kala makara dengan hiasan khayangan di atasnya terpahat pintu masuk dengan begitu
indahnya. Keindahan hiasan dan relief reliefnya disebabkan oleh sejenis semen kuno
bajralepa. Candi ini dianggap permata kesenian Jawa Tengah.
8. Candi Sambisari
Letaknya 5,5 km dari percandiaan Prambanan ke arah barat dan 2,5 km ke arah utara dari
jalan raya Yogya Solo. Setelah terpendam, selama berabad abad karena letusan Gunung

Merapi pada bulan juli 1966 ditemukan kembali secara kebetulan oleh seorang petani yang
tengah mengerjakan sawahnya. Kemudian di perbaiki dan pada tahun 1986 telah selesai.
Ini adalah hasil karya tulis saya waktu saya mengunjungi kota Yogyakarta, hasil karya tulis Ini
sebenarnya saya buat sewaktu saya masih duduk di SMA, mohon maaf jika ada kesalahan
mengenai hasil karya tulis ini dan semoga ini bermanfaat bagi yang ingin mengetahui sejarah
candi Borobudur dan Candi Prambanan.

Anda mungkin juga menyukai