Metode Pelaksanaan Konstruksi
Metode Pelaksanaan Konstruksi
Dalam Makalah ini dibahas tiga metode pelaksanaan konstruksi pondasi, yaitu:
1. Pondasi Dalam
2. Pondasi Dangkal
3. Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba
1. Pondasi Dalam
Pondasi dalam adalah jenis pondasi yang dibedakan dari pondasi dangkal karena kedalaman mereka
tertanam ke dalam tanah. Ada banyak alasan seorang insinyur geoteknik akan merekomendasikan
pondasi dalam ke pondasi dangkal, tetapi beberapa alasan umum adalah beban desain yang sangat
besar, tanah yang buruk pada kedalaman dangkal, atau kendala situs (seperti garis properti). Ada istilah
yang berbeda digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis pondasi yang mendalam, termasuk
tumpukan (yang analog dengan tiang), tiang jembatan (yang analog dengan kolom), poros dibor,
dan caisson. Tumpukan umumnya didorong ke dalam tanah di situ; pondasi mendalam lainnya biasanya
diletakkan di tempat dengan menggunakan penggalian dan pengeboran. Konvensi penamaan dapat
bervariasi antara disiplin ilmu teknik dan perusahaan. Pondasi dalam dapat terbuat dari kayu, baja, beton
bertulang dan beton pratekan.
Pada pondasi tipe ini, beban diteruskan oleh kolom/tiang melalui perantaraan tumpuan (poer pondasi,
rooster kayu/balok kayu ataupun beton bertulang) yang dipancangkan dalam tanah. Kedalaman tanah
keras pada pondasi jenis ini mencapai 4 sampai 5 meter dari permukaan tanah.
MACAM PONDASI DALAM:
Pondasi tiang pancang (driven pile)
Pondasi tiang franki (franki pile)
Pondasi tiang bor (bored pile)
Pondasi tiang injeksi (injection pile) dll
Salah satu metode pelaksanaan konstruksi yang kami bahas ini adalah metode pelaksanaan tiang
pancang
METODE PELAKSANAAN PONDASI TIANG PANCANG
Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang diperlukan sehingga
tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat pemancangan tanpa kerusakan. Tiang
pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yangditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow
piles) harus digunakan bilamana panjang tiangyang diperlukan melebihi dari biasanya.Baja tulangan harus
disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan, penyusunan dan pengangkutan
tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat pemncangan dan beban-beban yang didukung.
Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau
korosi lainnya, selimut betontidak boleh kurang dari 75 mm.Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang
dapat dilihat pada Gambar 1.
4.Pemancangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.Tiang pancang diikatkan pada
sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang pancang masuk pada bagian alat
Gambar pemancangan
2.PONDASI DANGKAL
Jenis Dan Fungsi Pondasi Dangkal
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari suatu konstruksi bangunan. Fungsi pondasi adalah
meneruskan beban konstruksi ke lapisan tanah yang berada di bawah pondasi dan tidak melampaui
kekuatan tanah yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dilampaui, maka penurunan yang berlebihan
atau keruntuhan dari tanah akan terjadi, kedua hal tersebut akan menyebabkan kerusakkan konstruksi
yang berada di atas pondasi.
Pondasi dangkal digunakan apabila lapisan tanah keras yang mampu mendukung beban bangunan di
atasnya, terletak dekat dengan permukaan, sedangkan pondasi dalam dipakai pada kondisi yang
sebaliknya. Suatu pondasi akan aman apabila :
1. Penurunan (settlement) tanah yang disebabkan oleh beban masih dalam batas yang
diperbolehkan.
2. Keruntuhan geser dari tanah di mana pondasi berada tidak terjadi.
Secara umum, yang dinamakan pondasi dangkal adalah pondasi yang mempunyai perbandingan antara
kedalaman dengan lebar pondasi sekitar kurang dari 4 (Df/B < 4) seperti pada Gambar 1.1, dan bentuk
pondasi biasanya dipilih sesuai dengan jenis bangunan dan jenis tanahnya dan secara umum pondasi
dangkal dapat berbentuk:
Pondasi telapak (square foudations)
Pondasi menerus (continus foudations)
Pondasi lingkaran (circle foudations)
Pondasi rakit (raft foudations)
Df/B 4
Df
B
pondasi telapak
pondasi tiang
dimanadengan
: Df =lebar
kedalaman
pondasi
Gambar 1.1 Syarat perbandingan antara kedalaman
pondasi
B = lebar pondasi
Bangunan lainnya yang dikategorikan sebagai konstruksi yang erat hubungannya dengan pondasi
dangkal, seperti :
Dinding penahan tanah atau turap
Bendung elak sementara (penurapan pada pembuatan pilar jembatan di dasar sungai
Bentuk segi-empat
Bentuk Trapesium
Bentuk T
- gerobak
- skopang
- mesin vibrator
b. sebelum pengecoran , dilakukan tes sampel untuk mengetahui mutu beton, tes slump untuk mengetahui
kekentalan campuran beton.
c. jika memenuhi persyaratan, maka pengecoran dilakukan sesuai gambar kerja .
6. Pekerjaan urugan dan pemadatan
a. pemadatan dilakukan dengan tanah lapis demi lapis setiap 20 cm menggunakan tamping rammer
b. pemadatan dilakukan setelah beton rib berumur 3 hari
c. pelaksanaan pemadatan tanah untuk tiap lapis setebal 20 cm dan dilaksanakan sampai tanah tidak tampak
turun lagi pada saat pemadatan
d. pemadatan di sekeliling tepi luar pondasi selebar minimum 1,5 m , juga dilaksanakan lapis demi lapis,
namun tidak dites.
7. Pekerjaan urugan pasir dan pemadatan
a. setelah pekerjaan urugan tanah dan pemadatan, selanjutnya dilakukan pekerjaan pengurugan pasir tepat di
atas tanah yang telah dipadatkan
b. pemadatan dilakukan dengan tamping rammer lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis 20 cm
8. Pekerjaan lantai kerja untuk pelat penutup
Setelah kepadatan pengurugan pasir dites dan melampui batas persyaratan yang ditentukan, maka sebelim
pekerjaan pembesian pelat penutup dilaksanakan, seluruh luasan diberi lapisan lantai kerja dengan campuran
1 PC : 5 PS setebal 3 cm
DIKERJAKAN OLEH:
1. FREDY SAMUEL
110404076
2. HENDRA SUSILO
110404114