Untuk dapat menggunakan perangkat audio sebagai media pembelajaran, maka ada
baiknya kita mengenal peralatan audio tersebut, terutama peralatan yang mampu merekam suara.
Di antaranya adalah:[1]
1. Phonograph (Gramaphone)
Alat rekam ini menggunakan cakram datar yang disebut gramafon (gramaphone), yang
kemudian dikenal dengan nama piringan hitam (record), yang telah berkali-kali mengalami
perkembangan pembuatannya. Piringan hitam ini, mampu merekam berbagai macam suara mulai
dari ucapan kata-kata, suara badai, kicau burung, music simponi dan lain-lain.hanya saja
piringannya mudah tergores dan aus serta diameternya yang besar. Alat ini cocok digunakan
untuk music, drama, puisi, dongeng, tutur cerita dan lain-lain.
2. Open Reel Tapes
Kelebihan program audio yang menggunakan pita Open Reel Tape Recorder ialah
kualitas suaranya lebih bagus dibandingkan dengan pita kaset. Open Reel Tape Recorder ini, ada
yang menggunakan sestem full track (mono) dan yang menggunaka sistem stereo. Namun pada
umumnya program-program audio diperbanyak dalam bentuk mono.
3. Cassette Tape Recorder
Perekam kaset audio ini adalah yang paling popular dalam masyarakat. Untuk berbagai
keperluan maka dibuat pita kaset dalam beberapa kualitas, yaitu dari yang paling rendah, normal
dan metal. Namun umumnya program audio (untuk pendidikan), dibuat di atas pita kaset normal.
Kelebihan dari cassette tape recorder yakni: 1) memiliki fungsi ganda yang efektif; 2) cepat dan
praktis; 3) dapat diputar berulang tanpa mempengaruhi suara; 4) digunakan sewaktu-waktu; 5)
mudah diperbanyak/direproduksi; dan 6) mudah menggunakan.
Sedangkan keterbatasannya sebagai berikut:1) rekaman hanya memberikan konsumsi suara saja;
2) komunikasi hanya satu arah saja; 3) pita kaset suara memiliki kekuatan terbatas; dan 4) tidak
memiliki jangkauan yang luas.
4. Compact Disc (CD)
Inovasi secara revolusioner di dunia audio rekam terjadi pada tahun 1979, yakni lahirnya
compact disc (CD) sebagai hasil percampuran computer dan tenaga laser. Compact Disc atau
cakram padat adalah sebuah piringan optical yang digunakan untuk menyimpan data secara
digital. Teknologi cakram padat kemudian diadopsi untuk digunakan sebagai alat penyimpan
data yang dikenal sebagai CD-ROM.
Beberapa kelebihan CD, yaitu: 1) Dibandingkan dengan piringan hitam, CD lebih kecil
diameternya; 2) CD dapat tahan dalam penggunaan berulang; 3) Teknologi CD juga
memungkinkan menghilangkan suara gangguan permukaan yang sering terjadi; dan 4) Mutu
suara dapat diperbaiki karena musik direkam secara digital.
5. Radio
Radio adalah satu alat komunikasi elekro magnetic untuk mengirim dan menerima pesan
suara dengan menggunakan sistem gelombang suara melalui udara.
Pemancar radio mengubah, atau melakukan modulasi gelombang radio agar dapat
menyampaikan informasi. Dalam dunia pendidikan, hingga kini radio masih digunakan sebagai
media pembelajaran, khususnya untuk program pembelajaran jarak jauh. Penggunaan radio
sebagai media pendidikan tidak perlu diragukan lagi peranannya, hal ini disebabkan karena radio
memiliki daya jangkauan yang luas.
Kelebihan dari penggunaan radio adalah: 1) berita langsung dan up to date; 2) mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, dan memperkaya pengalaman; 3) realistik dan otentik; 4)
mempengaruhi emosi dan mengembangkan imajinasi; 5) murah dan bersifat mobil.[2]
Sedangkan keterbatasan penggunaannya adalah: 1) merupakan komunikasi satu arah; 2)
menuntut pemusatan perhatian; 3) terikat oleh jadwal pemancar dan jadwal siaran; 4) tidak dapat
diulang dengar; dan 4) hanya dapat didegar saja.[3]
Secara umum, media audio memiliki kelebihan dan keterbatasan. Kelebihannya:
fleksibel, relative murah, ringkas, mudah dibawa (portable). Sedangkan keterbatasannya:
memerlukan
peralatan
khusus,
memerlukan
kemampuan/ketrampilan
khusus
untuk
pemanfaatannya.
Kelebihan dan Kekurangan Media Video Pembelajaran
Ada banyak kelebihan video ketika digunakan sebagai media pembelajaran di antaranya
menurut Nugent (2005) dalam Smaldino dkk. (2008: 310), video merupakan media yang cocok
untuk pelbagai milliu pembelajaran, seperti kelas, kelompok kecil, bahkan satu siswa seorang
diri sekalipun. Hal itu, tidak dapat dilepaskan dari kondisi para siswa saat ini yang tumbuh
berkembang dalam dekapan budaya televisi, di mana paling tidak setiap 30 menit menayangkan
program yang berbeda. Dari itu, video dengan durasi yang hanya beberapa menit mampu
memberikan keluwesan lebih bagi guru dan dapat mengarahkan pembelajaran secara langsung
pada kebutuhan siswa.[4]
Selain itu, menurut Smaldino sendiri, pembelajaran dengan video multi-suara bisa
ditujukan bagi beragam tipe pebelajar. Teks bisa didisplay dalam aneka bahasa untuk
menjelaskan isi video. Beberapa DVD bahkan menawarkan kemampuan memperlihatkan suatu
objek dari pelbagai sudut pandang yang berbeda. Disc juga memberikan fasilitas indeks
pencarian melalui judul, topik, jejak atau kode-waktu untuk pencarian yang lebih cepat.
Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pebelajar, dan setiap ranah:
kognitif, afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah kognitif, pebelajar bisa
mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari
peristiwa terkini, karena unsur warna, suara dan gerak di sini mampu membuat karakter berasa
lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat
pemahaman siswa terhadap materi ajar.
Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan
penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi emosional
impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara langsung membetot sisi penyikapan
personal dan sosial siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum)
karena gembira, atau sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu,
menggiring mereka pada penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau sebaliknya pemihakan
kepada yang tertindas.
Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana
sesuatu bekerja. Misalnya dalam mendemons-trasikan bagaimana tatacara merangkai bunga,
membuat origami pada anak-anak TK, atau memasak pada pelajaran tataboga dan lain
sebagainya. Semua itu akan terasa lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video
pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka
untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun
feedback dari teman-temannya.
Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video memberikan
kesempatan pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah mereka saksikan secara
berjamaah. Misalnya tentang resolusi konflik dan hubungan antar sesama, mereka bisa saling
mengobservasi dan menganalisis sebelum menyaksikan tayangan video.
Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan
efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah:[5]
Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa
yang satu ke masa yang lain.
Mengembangkan imajinasi
Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik
Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang
akan dibedah di dalam kelas
Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik
dalam mengekspresikan gagasannya.
[1] http://benramt.wordpress.com/2010/01/18/media-audio-dan-video-untuk-pembelajaran/,
diakses pada tanggal 31 Maret 2011
[2] Arif, S Sadirman, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), Cet. III, halm 53
[3] Setyosari, Punaji & Sihkabuden. Media Pembelajaran.( Penerbit Elang Mas. Malang, 2005),
halm
[4] http://benramt.wordpress.com/2010/01/18/media-audio-dan-video-untuk-pembelajaran/,
diakses pada tanggal 31 Maret 2011
[5] Munadi, Yudhi.. Media Pembelajaran, Sebuah Pendekatan Baru, (Ciputat: Gaung Persada
Press, 2008), halm
[6] Ronald, H Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran, (Jakarta:
CV Rajawali, 1987), cet I, Halm 107
Diposkan 13th June 2011 oleh Jasmine Lathifah
Audio
AUDIO adalah Suara/bunyi yang dihasilkan oleh getaran suatu benda. Agar dapat tertangkap
telinga manusia, getaran tersebut harus cukup kuat yaitu minimal 20 kali per detik. Jika kurang
dari jumlah itu, telinga manusia tidak akan mendengarnya sebagai suatu bunyi. Banyaknya
getaran suatu benda diukur dengan satuan cycles per second atau cps. Pengukuran ini juga
dikenal dengan sebutan Hertz (disingkat Hz). Daya tangkap pendengaran manusia secara teoritis
adalah mulai dari 20Hz sampai 20 kHz.
Format Audio:
1. WMA
WMA (Windows Media Audio) adalah format yang ditawarkan oleh Microsoft. Format ini di
desain khusus untuk digunakan pada Windows Media Player yang ada pada sistem operasi
windows.
Kelebihan :
File WMA bisa dijalankan pada media player lain juga walaupun berada pada sistem
operasi yang lain.
sangat disukai vendor musik online karena dukungannya terhadap Digital Rights
Management (DRM). DRM (Digital Rights Management ) adalah fitur yang mendukung
pencegahan terhadap pembajakan musik.
Format WMA cukup populer dan didukung oleh piranti keras dan piranti lunak
Kekurangan :
. File wma memiliki ukuran yang cukup besar karena teknik kompresi kurang dilakukan
dengan maksimal. Format audio wma biasanya tidak digunakan di internet karena ukuran file
yang besar.
2.
Format CD
Adalah proses mengubah amplitudo gelombang bunyi ke dalam waktu interval tertentu (disebut
juga sampling) sehingga menghasilkan representasi digital dari suara PRESENTASI SUARA
Kelebihan :
File dengan format .cda ini dapat langsung dijalankan dengan melalui CD-ROM
Kekurangan :
File .cda sendiri tidak mempunyai informasi kode modulasi apapun sehingga jika
dicopy ke harddisk, file tersebut akan menjadi tidak dapat di-play atau dimainkan.
dibutuhkan software khusus untuk mengubah dari format .cda menjadi format lain
yang dapat disimpan di komputer
3.
AAC adalah singkatan dari Advanced Audio Coding. Format ini merupakan bagian standar
Motion Picture Experts Group (MPEG), sejak standar MPEG-2 diberlakukan pada tahun 1997.
Sample rate yang ditawarkan sampai 96 KHz dua kali MP3.
Cara kerja AAC :
Kelebihan :
Memiliki 48 channel.
Suara lebih bagus untuk kualitas bit yang rendah (dibawah 16 Hz).
AAC mampu memperdengarkan kualitas suara yang lebih baik ketimbang Mp3.
Kekurangan :
File yang sudah dikompres tidak bisa di kembalikan ke bentuk awal, karena ada beberapa
data yang hilang.
4.
WAV merupakan format file audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan IBM sebagai standar
untuk menyimpan file audio pada PC, dengan menggunakan coding PCM (Pulse Code
Modulation. File WAV adalah file audio yang tidak terkompres sehingga seluruh sampel audio
disimpan semuanya di media penyimpanan dalam bentuk digital. Karena ukurannya yang besar,
file WAV jarang digunakan sebagai file audio di Internet.
Kelebihan :
Suara bagus, karena tidak dikompres.
format WAV mudah untuk diubah dan dikompresi ke format MP3 atau lainnya jika diperlukan.
Mampu dimainkan pada semua operasi seperti Windows atau Mac, serta browser populer.
Format WAV banyak digunakan oleh handphone, sehingga popularitas hampir menyamai file
MP3
Kekurangan :
Kekurangan :
tidak bisa diputar pada windows karena product aiff hanya mendukung untk MAC OS
memiliki ukuran yang cukup besar sehingga format aiff jarang digunakan pada internet
Bit rate terbatas, maksimum 320 kbit/s (beberapa encoder dapat menghasilkan bit rate
yang lebih tinggi, tetapi sangat sedikit dukungan untuk mp3-mp3 tersebut yang memiliki
bit rate tinggi).
Resolusi waktu yang digunakan mp3 dapat menjadi terlalu rendah untuk sinyal-sinyal
suara yang sangat transient, sehingga dapat menyebabkan noise.
Resolusi frekuensi terbatasi oleh ukuran window yang panjang kecil, mengurangi
efisiensi coding.
Tidak ada scale factor band untuk frekuensi di atas 15,5 atau 15,8 kHz.
Delay bagi encoder/decoder tidak didefinisikan, sehingga tidak ada dorongan untuk
gapless playback (pemutaran audio tanpa gap). Tetapi, beberapa encoder seperti LAME,
dapat menambahkan metadata tambahan yang memberikan informasi kepada MP3 player
untuk mengatasi hal ini.
berupa perintah MIDI yang dikirim dari suatu alat ke alat lainnya jadi, MIDI tidak mengeluarkan
suara.
Kelebihan :
Jenis instrumen musik bisa diubah sesukanya tanpa harus merekam ulang data lagu
Kb)
Ukuran filenya sangat kecil (5 menit lagu full orchestra ukurannya bisa hanya 50
Kekurangan :
Kualitas suara instrumen musiknya tergantung dari soundcard/instrumen MIDI yang dipakai.
Efek MIDI yang tersedia sangat terbatas seperti reverb, chorus dsb
8. Ogg
Ogg adalah format multimedia gratisan yang dirancang untuk streaming dan penyimpanan yang
effiesien. Format ini dikembangkan oleh Xiph.org Foundation. Begitu pula Vorbis yang
merupakan codec audio gratisan. Vorbis biasanya dipasang bersama Ogg, sehingga muncullah
yang namanya Ogg Vorbis.
Kelebihan :
merupakan codec audio gratisan
menghemat penyimpanan memori, karena kapasitas rendah.
kekurangan :
masih sedikit player yang mendukung format ini.
audio OGG juga telah melalui proses kompresi dengan menghilangkan file-file suara yang
tidak
diperluka, jadi suara yang dihasilkan tidak terlalu bagus.
Daftar Pustaka
Alfarisi, Salman. 2012. Model Pertemuan Ke-3 Perkuliahan Multimedia dan Animasi.
Universitas Mercubuana.
3
I. 2. Rumusan Masalah
Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam menyusun makalah ini adalah
sebagai berikut:
Apa yang dimaksud dengan Media Audio?
Apa fungsi dan manfaat Media Audio dalam kegiatan belajar - mengajar?
Apa saja kelebihan dan kekurangan Media Audio tersebut ?
Apa saja macam macam Media Audio itu ?
Bagaimana Prosedur pembuatan Media Audio tersebut ?
Bagaimana cara penggunaan Media Audio tersebut ?
BAB II
PEMBAHASAN
II. 1. Pengertian Media Audio
Yang dimaksud dengan Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya
diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media
Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). media pembelajaran, adalah
suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan
menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali
kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Media Audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan
disampaikan dalam bentuk lambang lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata kata atau
bahasa lisan ) maupun non verbal.
Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar
Media audio mempunyai sifat yang khas, yaitu:
Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
Personal
Cenderung satu arah
Mampu menggugah imaginasi
Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio
Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan
materi pembelajaran melalui suara - suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat
perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan
sebuah alat pemutarnya.
6
II. 2. Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai
( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang
berhubungan dengan aspek aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media
audio ialah berupa :
Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
Mengikuti pengarahan.
Melatih daya analisis.
Menentukan arti dan konteks.
Memilah informasi dan gagasan.
Merangkum , mengingat kembali dan menggali informasi.
Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagi alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya
sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain,
sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu
keberhasilan.
Selain itu juga Sudjana (2005 : 129 ) menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam
pengajaran terutama digunakan dalam :
Pengajaran musik literaty ( pembacaan sajak ) , dan kegiatan dokumentasi.
Pengajaran Bahasa Asing , baik secara Audio ataupun secara Audio Visual.
Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
Paket paket untuk berbagai jenis materi , yang memungkinkan siswa dapat melatih daya
penafsirannya dalam suatu bidang studi.
II. 3. Manfaat Media Audio
Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan tentang manfaat (sisi positif) dari media audio.
Sebagaimana media Radio, media audio juga merupakan media pembelajaran yang sifatnya
searah, sehingga jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik tidak bisa langsung bertanya.
7
Namun demikian, karena sifatnya rekaman, maka jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta
didik dapat memutarnya kembali secara berulang-ulang di mana saja dan kapan saja, sampai
akhirnya peserta didik dapat memperoleh kejelasan tentang materi yang sedang mereka pelajari.
Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Materi yang ada di progam Audio maupun Radio hendaknya mampu memotivasi agar peserta
didik tertarik untuk mendengarkannya sampai selesai. Sehubungan dengan hal ini unsur
menghibur perlu diperhatikan tentunya, agar peserta didik tidak bosan dan senang
mendengarkannya sampai program selesai.
- Adanya jadwal atau acara tatap muka, yaitu pertemuan antara pendidik dengan peserta didiknya
guna mendiskusikan berbagai kesulitan yang ditemui dalam mempelajari materi pembelajaran
yang dikemas dalam Media Audio.
penelitian.
Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran siaran yang aktual itu dapat
memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.
Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Kelebihan Media Audio, Arsyad ( 2003 : 45 ) , adalah :
Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah
dijangkau oleh masyarakat.
Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan
dapat berada ditempat secara bersamaan.
Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
Rekaman dapat digunakan sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan
keterampilan membaca, mengaji dan berpidato.
Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah.
II. 4. 2 Kekurangan Media Audio
Kekurangan Media Audio, Arsyad( 2003 : 46 ) , adalah :
Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau
informasi tersebut berada ditengah tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka
angka penentuan putaran.
Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam macam menimbulkan kesulitan
untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.
9
Sedangkan menurut Rivai ( 2005 : 131 ) penggunaan Media Audio dalam dunia pengajaran
memiliki kekurangan antara lain :
Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu,
sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
Media Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak,
sehingga pada hal hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan
pembendaharaan kata kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
Penampilan melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalam bentuk suara harus
disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima. Bila tidak bisa
maka akan terjadi kesalah pahaman.
II. 5. Pengenalan Beberapa Media Audio
1. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita
yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa peristiwa penting
dan baru, masalah masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media
pembelajaran yang cukup efektif. Media ini juga mampu merangsang partisipasi aktif bagi si
pendengar.
1.1 Kekurangan media radio:
Hanya selintas
Hanya mengandalkan suara
Tidak dapat diulang
Cenderung satu arah
10
1.2 Kekuatan media radio:
Personal
Cepat
Jangkauan luas
Imajinatif
Sederhana
Murah dan mudah
Siaran langsung
2. Kaset Audio
Disini khusus membahas kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Memiliki keuntungan
yaitu merupakan media yang ekonomis dan praktis, karena biaya pengadaan dan perawatan
sangat murah dan mudah didapatkan.
3. Alat perekam magnetic
Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu alat elektronik yang mampu
merekam suara secara manual dan merupakan salah satu media yang memiliki peranan yang
sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Alat ini sangat cocok
digunakan sebagai media pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Macam macam alat penyimpanan File Audio antara lain :
Piringan Hitam (PH).
Alat penyimpan file audio ( modern ) yang pertama ditemukan adalah piringan hitam. Ia
memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara dari sebuahdisc. Alat
yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah Gramophone.
11
Kaset
Kaset adalah alat penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu
menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya. Kualitas suaranya cukup
baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita kaset rusak, jamuran, kotor dan lain-lain.
Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan
menggunakan walkman.
CD dan DVD
CD ( Compact Disc ) dan juga DVD ( Digital Compact Disc ) adalah sebuah media
penyimpanan file audio yang dibuat untuk merampingkan sistem penyimpanannya. Selain
ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika dibandingkan
dengan pita kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara akan menurun
atau bahkan hilang jika permukaandisc tergores, kotor, berjamur atau mengalami kerusakan
lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan atau
DVD player.
(MP3)
MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang dianggap
popular saat iini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas
suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. alat untuk memutar MP3 adalah
MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa diputar dengan iPod. iPod adalah salah satu merk dari
serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh
Apple Computer.
Audio Digital (WAV)
WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu format penyimpanan file audio yang
dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat yang diperlukan untuk
memutar WAV salah satunya adalah iPod.
12
iPod merupakan salah satu merk sebuah alat pemutar WAV yang dikeluarkan oleh Aplle
Computer. Microsoft juga mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk memutar
WAV maupun MP3, dengan merk Zune.
II. 6. Prosedur Pembuatan Media Audio
Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan
tersebut, yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi
Tahapan prosedur pembuatan Media Audio Pembelajaran :
1. Pra Produksi
Kegiatan-kegitan yang dilakukan pada tahapan Pra Produksi yaitu telaah kurikulum dan
penulisan naskah.
a. Telaah Kurikulum
- Mengapa harus dilakukan telaah kurikulum?
- Siapa yang melakukan telaah kurikulum?
Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada
kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan
dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media audio. sehingga media pembelajaran yang
dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. peranan Guru
adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan yang
akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang pendidikan. Sebagai contoh, materi SD harus
ditelaah oleh guru SD, materi SMP d itelaah oleh guru SMP, dan seterusnya.
13
Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran
tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan
perkembangan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke
dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang
ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.
b. Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu
untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media.
Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau
contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut
sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik,
musik, sound effect, dll.
Tahapan penulisan naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan
sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.
2. Produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu
dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug naskah (script
conference), Pemilihan pemain (casting), latihan kering, rekaman (recording), editing dan
mixing, preview, pembuatan master (mastering).
14
a. Team Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja bersama(team work), kerja dari sekelompok orang
yang memiliki keahlian atau ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota
tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut
yaitu :
1. Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan
artistik dari sebuah produksi.
2. Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
3. Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
4. Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan
naskah.
5. Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing
tutur ( dialog / drama ) dengan musik dan sound effect yang diperlukan
sesuai naskah.
b. Rembuk Naskah (Script Conference)
Setelah Sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan
penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan
persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang
fatal.
c. Pemilihan Pemain (Casting)
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini
adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai
dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan
menarik.
15
d. Latihan Kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan
berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran
masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat
rekaman.
e. Rekaman(Recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah
pengendali sepenuhnya jalannya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil
rekaman.
f. Editing dan Mixing
Editing: maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu
atau juga menambah efek, misalnya echo.
Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik, background, dan soundeffect sehingga
media audio lebih terkesan menarik.
g. Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang
melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab
produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi materi dan media. Dari segi
materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik,
efek suara (sound effect), kualitas suara, meliputi ada tidaknya noise, kestabilan volume. Jika
hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan
tim preview.
16
h. Pembuatan Master Audio Pembelajaran (Mastering)
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau
media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan
dijadikan master jika diperlukan penggandaan.
II. 7. Cara Penggunaan Media Audio
Dalam pembuatan atau penggunaan media ada beberapa peralatan pokok yang
Harus diperhatikan yaitu : mikrofon, alat perekam (recorder ), alat pemutar hasil rekaman
( player), alat penyampur sumber suara (mixer) dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan,
Rivai ( 2005 : 152 ).
Langkahlangkah untuk mempersiapkan Media Audio, Arsyad (2003:46 ) adalah :
a) Mempersiapkan diri
b) Mempersiapkan kesiapan siswa
c) Mendiskusikan membahas materi program audio.
d) Mendengarkan materi audio yang akan dibahas.
Sedangkan menurut, Sudjana ( 2005 : 130 ) langkah langkah yang harus
dipersiapkan dalam menggunakan media audio meliputi tiga hal, yaitu :
a) Langkah persiapan meliputi : persiapan dalam merencanakan,
memberikan pengarahan terhadap siswa mengenai ide ide yang sulit,
menentukan sasaran dan periksa peralatan.
b) Langkah penyajian meliputi : menyajikan waktu yang tepat, mengatur
situasi ruangan, berikan motivasi untuk siswa.
c) Tindak lanjut.
17
Teknik dalam perekaman radio pendidikan, Sudjana ( 2005: 139 ), mengusulkan hal hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a) Pilih subjek atau tema yang menarik dan mengundang perhatian mereka.
b) Tentukan garis- garis besar cerita atau membuat synopsis.
c) Tentukan pemain, pelaku, penangungjawab dan sebagainya.
d) Adakan latihan diluar studio untuk melatih penjiwaan mereka.
e) Pilih sound effect yang sesuai, kemudian coba rekam dan adakan revisi.
18
BAB III
PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Media pembelajaran Audio sebagai alat komunikasi antara pengajar dan peserta didik sehingga
proses belajar pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Dengan menggunakan media audio secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa.
Sehingga menimbulkan gairah belajar, memungkinkan interaksi langsung antara siswa,
lingkungan, kenyataan, dan memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
Penggunaan media audio dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan
pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media visual pembelajaran dapat
mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.
III. 2. Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca bahwa Media Audio merupakan salah satu
metode pengajaran Matematika yang bisa kita berikan kepada siswa, tapi dalam aplikasinya tidak
semua materi pembelajaran Matematika bisa menggunakan media audio.
19
DAFTAR PUSTAKA
Komunitas Teknologi Informasi Indonesia ,http://indocommiit.com 4/18/2008
Internet Radio,http://en.wikipedia.org/wiki/internet_rqdio 4/18/2008 2.20 PM
Rivalitas zune dan iPod,http:// fistonita.net , 4/18/2008
Romi Satria Wahono,Mengenal Radio Internet,http://RomiSatriaWahono.Net ,February 4th, 2006
WAV: Waveform Audio Format,http://id. wik ipedia.org/ wiki/WAF/
AudioDigital,http://id.wikipedia.org/wiki/Audiodigital/iPod,http://id.wikipedia.org/wiki/iPod/Wa
ldopo Drs. M.Pd. Teknik Menulis Naskah Untuk Program Audio
Pembelajaran, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan, Jakarta, 2006.
Pemanfaatan Media Audio dan Radio Untuk Pendidikan,
Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikandan Kebudayaan, Jakarta, 2003
Ade Koesnandar, Drs. M.Pd. Dasar-Dasar Program Audio, Pusat Teknologi Komunikasi
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1999.
Helps with Windows Sound Recorder, http://www.myComm.net , 20/02/2009
Sound System ,http://e-dukasi.net, 20/02/2009
Waldopo Drs. M.Pd. Teknik Menulis Naskah Untuk Program Audio Pembelajaran, Pusat
Teknologi Informasi dan Komunikasi Komunikasi Pendidikan, Jakarta, 2006.
20
Media pembelajaran audio visual jenis taktil (sentuh) seperti globe (bola bumi), beragam
bentuk peta dan relief, serta berbagai bentuk media pembelajaran manipulatif lainnya.
Media pembelajaran visual seperti slide, foto-foto, film, dan rekaman video.
Media pembelajaran audio seperti rekaman pita kaset, CD (Compact Disc), dan
sebagainya.
dapat dilakukan jika guru belum mempunyai kemampuan dalam merndesain dan memproduksi
sendiri media audio visual sejenis. Alangkah lebih bagusnya apabila guru sendiri mampu
merancang dan membuat media pembelajaran berbasis audio visual modern untuk digunakan di
kelas yang diampunya sehingga bersesuaian dengan kebutuhannya sendiri. Guru sangat penting
untuk mampu membuat media pembelajaran audio visual sendiri, karena pada era sekarang
beragam konten yang bersifat gratis dan terbuka untuk digunakan secara bebas tersedia dengan
melimpah di berbagai website (internet). Guru tinggal memadukan, memodifikasi, atau
mengadaptasi sesuai keperluannya dalam pembelajaran. Guru dapat memadukan beragam
gambar, video klip, suara, musik, dan teks dalam format power point atau flash. Guru bahkan
dapat membuat media pembelajaran berbasis audio visual yang bersifat interaktif sehingga dapat
meningkatkan beragam aktivitas belajar siswa.
Aspek yang Perlu Diperhatikan
Bila guru ingin mengembangkan dan membuat sendiri media pembelajaran audio visualnya,
maka tentunya ia harus memperhatikan beberapa aspek seperti kejelasan informasi dan konten
yangtersaji di dalam media pembelajaran tersebut, tidak memicu terjadinya miskonsepsi
(kesalahan konsep), serta mudah digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukannya di kelas maupun oleh siswa siswa ia harus menggunakan media pembelajaran itu
secara mandiri, misalnya ketika mengulang pembelajaran itu di rumah.
Media
1.
Sebelum beranjak ke pengertian media audio visual maka terlebih dahulu kita mengetahui arti
kata media itu sendiri. Apabila dilihat dari etimologi kata media berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar, maksudnya sebagai perantara atau alat menyampaikan sesuatu (Salahudin,1986: 3)
Sejalan dengan pendapat di atas, AECT (Association For Education Communication
Technology) dalam Arsyad mendefinisikan bahwa media adalah segala bentuk yang
dipergunakan untuk menyalurkan pesan informasi (Arsyad,2002:11).
Audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman
(kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar
(Rohani,
1997:
97-98).
Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan
penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
2.
Berbicara mengenai bentuk media, disini media memiliki bentuk yang bervariasi sebagaiman
dikemukakan oleh tokoh pendidikan, baik dari segi penggunaan, sifat bendanya, pengalaman
belajar siswa, dan daya jangkauannya, maupun dilihat dari segi bentuk dan jenisnya.
Dalam pembahasan ini akan dipaparkan sebagian dari bentuk media audio visual yang dapat
diklasifikasikan menjadi delapan kelas yaitu:
1. Media audio visual gerak contoh, televisi, video tape, film dan media audio pada
umumnaya seperti kaset program, piringan, dan sebagainya.
2. Media audio visual diam contoh, filmastip bersuara, slide bersuara, komik dengan suara.
3. Media audio semi gerak contoh, telewriter, mose, dan media board.
4. Media visual gerak contoh, film bisu
5. Media visual diam contoh microfon, gambar, dan grafis, peta globe, bagan, dan
sebagainya
6. Media seni gerak
7. Media audio contoh, radio, telepon, tape, disk dan sebagainya
8. Media cetak contoh, televisi (Soedjarwono, 1997: 175).
Hal tersebut di atas adalah merupakan gambaran media sebagai sumber belajar, memberikan
suatu alternatif dalam memilih dan mengguanakan media pengajar sesuai dengan karakteristik
siswa. Media sebagai alat bantu mengajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual dan audio
visual. Ketiga jenis sumber belajar ini tidak sembarangan, tetapi harus disesuaikan dengan
rumusan
tujuan
instruksional
dan
tentu
saja
dengan
guru
itu
sendiri.
3.
Faktor-Faktor
yang
Mempengaruhi
Penggunaan
Media
Audio
Visual
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kriteria pemilihan media pengajaran antara lain
tujuan pengajaran yang diingin dicapai, ketepatgunaan, kondisi siswa, ketersediaan perangkat
keras dan perangkat lunak, mutu teknis, dan biaya (Basyiruddin, 2002: 15). Oleh sebab itu,
beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan sesuai dengan pendapat lain yang
mengemukakan bahwa pertimbangan pemilihan media pengajaran sebagai berikut:
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional
yang telah ditetapkan yang secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari
dua atau tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Tujuan ini dapat digambarkan dalam
bentuk tugas yang harus dikerjakan atau dipertunjukkan oleh siswa seperti menghafal,
melakukan kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik dan pemikiran prinsip-prinsip seperti
sebab akibat, melakukan tugas yang melibatkan pemahaman konsep-konsep atau
hubungan-hubungan perubahan dan mengerjakan t5ugas-tuigas yang melibatkan
pemikiran tingkat yang lebih tinggi.
2. Tepat untuk mendukung isis pelajaran yang yang sifatnya fakta, konsep, prinsip yang
generalisasi agar dapat membantu p0roses pengajaran secara efektif, media harus selaras
dan menunjang tujuan pengajaran yangt telah ditetapkan serta sesuai dengan kebutuhan
tugas pengajaran dan kemampuan mental siswa.
3. Aspek materi yang menjadi pertimbangan dianggap penting dalam memilih media sesuai
atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan atau berdampak pada hasil
pengajaran siswa.
4. Ketersediaan media disekolah atau memungkinkan bagi guru mendesain sendiri media
yang akan digunakan merupakan hal yang perlu menjadi pertimbangan seorang guru.
5. Pengelompokan sasaran, media yang efektif untuk kerlompok besar belum tentu sama
efektifnya jika digunakan pada kelompok kecilatau perorangan. Ada media yang tepat
untuk kelompoik besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan perorangan.
6. Mutu teknis pengembangan visual, baik gambar maupun fotograf harus memenuhi
persaratan teknis tertentu misalnya visual pada slide harus jelas dan informasi pesan yang
ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen yang berupa latar
belakang (Arsyad, 2002 : 72)
Dengan adanya gambaran di atas, kriteria pemilihan media audio visual memiliki kriteria yang
merupakan sifat-sifat yang harus dipraktekan oleh pemakai media, kriteria tersebut antara lain:
1. Ketersediaan sumber setempat. Artinya bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada
sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Efektifitas biaya, tujuan serta suatu teknis media pengajaran.
3. Harus luwes, keperaktisan, dan ketahan lamaan media yang bersangkutan untuki waktu
yang lama, artinya bisa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada disekitarnya
dan kapanpun serta mudah dijinjing dan dipindahkan (Sadiman, 2002 :1984)
Dengan berbagai dasar pemilihan tersebut di atas, maka dapat dipahami bahwa pemilihan media
harus sesuai dengan kemampuan dan karakteristik anak didik, pemilihan media audio visual
dapat membantu siswa dalam menyerap isi pelajaran, media yang dipilih harus mampu
memberikan motivasi dan minat siswa untuk lebih berprestasi dan termotivasi lebih giat belajar.
Sistem pendidikan yang baru menuntut faktor dan kondisi yang baru pula baik yang berkenaan
dengan sarana fisik maupun non fisik. Untuk itu, diperlukan tenaga pengajar yang memiliki
kemampuan dan kecakapan yang memadai, kinerja, dan sikap yang baru serta memiliki peralatan
yang lebih lengkap dan administrasi yang lebih teratur. Pengertian Media Audio Visual dalam
Pembelajaran Makalah, Macam
penjelasan
1.
2.
MPEG
3.
4.
5.
SWF
MOV
7.
8.
9.
FORMAT AUDIO
Penjelasan
1.
2.
3.
5.
MIDI
Ekstensi: .mid
6.
Monkeys Audio
Ekstensi: .ape, .apl
aiff
FORMAT GAMBAR
Jenis format gambar :
No
1.
Penjelasan
JPG/JPEG (Joint
Photographic Experts
Group
2.
BMP (Bitmap)
3.
GIF (Graphics
Interchange Format)
4.
PNG (Portable
Network Graphics)
5.
TIFF (Tagged
Interchange File
Format)
6.
PDF (Portable
Document Format)
7.
EPS (Encapsuled
Postcript)
PCX
9.
PSD (Photoshop
Document)
10.
PIC (Pict)
Suara atau sound adalah Kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang
merambat melalui medium. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan
berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan
kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau
tekanan
suara
dengan
pengukuran
dalam
desibel.
Batas suara yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai
20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya.
Suara di atas 20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik.
Voice ini sebenarnya sama dengan data, tetapi dengan menggunakan suatu cara,
bisa
diterjemahkan
oleh
mesin
menjadi
suara.
Bunyi kereta lebih nyaring daripada bunyi bisikan, sebab bunyi kereta
menghasilkan getaran lebih besar di udara. Kenyaringan bunyi juga bergantung
pada jarak kita ke sumber bunyi. Kenyaringan diukur dalam satuan desibel (dB).
Bunyi pesawat jet yang lepas landas mencapai sekitar 120 dB. Sedang bunyi
desiran
daun
sekitar
33
dB.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara
murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi
yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan
pengukuran
dalam
desibel.
Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau
medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang
dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada
amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas
20 kHz disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik.
MP3
MPEG-1 Audio Layer 3 atau lebih dikenal sebagai MP3 adalah salah satu format
berkas pengodean suara yang memiliki kompresi yang baik (meskipun bersifat
lossy) sehingga ukuran berkas bisa memungkinkan menjadi lebih kecil. Berkas ini
dikembangkan oleh seorang insinyur Jerman Karlheinz Brandenburg. MP3
memakai pengodean Pulse Code Modulation (PCM). MP3 mengurangi jumlah bit
yang
diperlukan
dengan
menggunakan
model
psychoacoustic
untuk
menghilangkan komponen-komponen suara yang tidak terdengar oleh manusia.
MP3 memakai sebuah transformasi hybrid untuk mentransformasikan sinyal pada
ranah
waktu
ke
sinyal
pada
ranah
frekuensi:
Filter
polyphase
quadrature
32-band
Postproses
aliasing
reduction
mempunyai
beberapa
batasan/limit:
Bit rate terbatas, maksimum 320 kbit/s (beberapa encoder dapat menghasilkan
bit rate yang lebih tinggi, tetapi sangat sedikit dukungan untuk mp3-mp3 tersebut
yang memiliki bit rate tinggi)
1. Resolusi waktu yang digunakan mp3 dapat menjadi terlalu rendah untuk
sinyal-sinyal suara yang sangat transient, sehingga dapat menyebabkan
noise.
2. Resolusi frekuensi terbatasi oleh ukuran window yang panjang kecil,
mengurangi efisiensi coding
3. Tidak ada scale factor band untuk frekuensi di atas 15,5 atau 15,8 kHz
4. Mode jointstereo dilakukan pada basis per frame
5. Delay bagi encoder/decoder tidak didefinisikan, sehingga tidak ada
dorongan untuk gapless playback (pemutaran audio tanpa gap). Tetapi,
beberapa encoder seperti LAME dapat menambahkan metadata tambahan
yang memberikan informasi kepada MP3 player untuk mengatasi hal itu
2.
WAV
WAV adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris waveform audio format
merupakan standar format berkas audio yang dikembangkan oleh Microsoft dan
IBM. WAV merupakan varian dari format bitstream RIFF dan mirip dengan format
IFF dan AIFF yang digunakan komputer Amiga dan Macintosh. Baik WAV maupun
AIFF kompatibel dengan sistem operasi Windows dan Macintosh. Walaupun WAV
dapat menampung audio dalam bentuk terkompresi, umumnya format WAV
merupakan
audio
yang
tidak
terkompres.
- WAV biasanya menggunakan coding PCM (Pulse Code Modulation)
- WAV adalah data tidak terkompres sehingga seluruh sampel audio disimpan
semuanya
di
harddisk.
- Software yang dapat menciptakan WAV dari Analog Sound misalnya adalah
Windows
Sound
Recorder.
- WAV jarang sekali digunakan di internet karena ukurannya yang relatif besar.
Maksimal
ukuran
file
WAV
adalah
2GB.
3.
MIDI
(Music
Instrument
Digital
Interface)
Standard yang dibuat oleh perusahaan alat-alat musik elektronik berupa
serangkaian spesifikasi agar berbagai instrumen dapat berkomunikasi.
MIDI
=
format
data
digital
Interface
MIDI
terdiri
dari
2
komponen:
1. Perangkat Keras, Hardware yang terhubung ke peralatan (alat instrumen /
komputer)
2.
Data
Format
Pengkodean
informasi
spesifikasi
instrument
awal
/
akhir
nada
frekuensi
volume
suara
MIDI
device
(mis.
synthesizer)
berkomunikasi
melalui
channel
piranti
standard
memiliki
16
channel
128 macam instrumen (termasuk noise effect) mis : 0 Accoustic piano12
Marimba
40
Violin
1
channel
dapat
memainkan
3
16
note
MIDI
Mode
Mode
Mode
Mode
1
2
3
4
Reception
:
Omni
:
Omni
:
Omni
:
Omni
On
On
Off
Off
Mode
/
/
/
/
Poly
Mono
Poly
Mono
Komponen-Komponen
MIDI
device
Sound
generator
?
pembangkit
suara
synthesizer
Microprocessor
?
mengirim
/
menerima
MIDI
message
Keyboard
?
mengontrol
synthesizer
secara
langsung
Control Panel ? mengatur fungsi-fungsi selain nada dan durasi (volume,
jenis
suara,
dll)
Auxiliary Controllers ? memanipulasi nada (modulation, pitch, dll)
Memory
MIDI
Message
Format MIDI message terdiri dari status byte (keterangan mengenai jenis pesan)
dan
data
bytes.
Terdapat 2 jenis MIDI message:
Channel Message (dikirim pada piranti tertentu) Channel voice message
performance data antar MIDI device, keyboard action, perubahan control
panel Channel mode message bagaimana MIDI device penerima merespon
channel voice message
System Message (dikirim pada semua piranti dalam sistem) System realtime message (1 byte) sinkronisasi waktu System common message
4.
AAC
(Advanced
Audio
Coding)
.m4a
AAC bersifat lossy compression (data hasil kompresi tidak bisa dikembalikan lagi
ke data sebelum dikompres secara sempurna, karena setelah dikompres terdapat
data-data yang hilang). AAC merupakan audio codec yang menyempurnakan MP3
dalam
hal
medium
dan
high
bit
rates.
Cara kerja:
1. Bagian-bagian sinyal yang tidak relevan dibuang.
2. Menghilangkan bagian-bagian sinyal yang redundan.
3. Dilakukan proses MDCT (Modified Discret Cosine Transform) berdasarkan
tingkat kekompleksitasan sinyal.
4. Adanya penambahan Internal Error Correction.
5. Kemudian, sinyal disimpan atau dipancarkan.
Kelebihan
AAC
dari
MP3:
1. Sample ratenya antara 8 Hz 96 kHz, sedangkan MP3 16 Hz 48 kHz.
2.
Memiliki
48
channel.
3. Suara lebih bagus untuk kualitas bit yang rendah (dibawah 16 Hz). Software
pendukung
AAC
:
IPod
dan
Itunes,
Winamp.
Audio
Audio
Interchange
Merupakan
Software
File
format
pendukung:
CD
Format
standar
Apple
[.AIF]
Macintosh.
QuickTime
[.cda]
Format
untuk
mendengarkan
CD
Audio
- CD Audio stereo berkualitas sama dengan PCM/WAV yang memiliki
sampling
rate
44100
Hz,
2
Channel
(stereo)
pada
16
bit.
Durasi
=
75
menit
dan
dynamic
range
=
95
dB.
Sumber
http://wapedia.mobi/id/Format_berkas_audio
http://www.wikipedia.com/
http://gema.sabda.org/flac_format_audio_terbaru_dengan_kualitas_suara_yang_ja
uh_lebih_bagus
http://yudikashari.blogspot.com/2009/05/jenis-jenis-file-atau-data-padawindows.htm
http://pdfdatabase.com/index.php?
q=teknik+teknik+kompresi+suara+video+audio
Bahan kuliah Fakultas Teknik Informatika Universitas Kristen Duta Wacana