REFARAT
Kepada Yth: dr. Andi Soraya, Sp.KJ
Dibacakan: 09 Januari 2017
HIPOGLIKEMIA
GANGGUAN
PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA
(F23)
OLEH:
MANDASARI BARMAWI
OLEH:
09 777 020
ACHMAD FAHRI BAHARSYAH
11 16 777 14 107
LEMBAR PENGESAHAN
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB. I PENDAHULUAN
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
10
PROGNOSIS
12
15
DAFTAR PUSTAKA
17
BAB I
PENDAHULUAN
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders edisi keempat (DSMIV) mengombinasikan dua konsep diagnostik menjadi diagnosis gangguan psikotik
akut dan sementara. Pertama, gangguan berlangsung singkat, didefinisikan di dalam
DSM-IV sebagai kurang dari satu bulan tetapi sekurangnya satu hari; gejala mungkin
memenuhi atau tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk skizofrenia. Kedua,
gangguan mungkin berkembang sebagai respons terhadap stressor psikososial yang
parah atau kelompok stressor. Pengelompokan bersama kedua konsep tersebut di
dalam DSM-IV sebagai gangguan psikotik akut dan sementara adalah dengan
mengingat kesulitan praktis dalam membedakan konsep-konsep tersebut di dalam
praktik klinis.
Pada umumnya, gangguan psikotik akut dan sementara belum dipelajari
dengan baik di psikiatri Amerika. Sekurangnya sebagian masalah di Amerika Serikat
adalah seringnya perubahan kriteria diagnostic yang terjadi selama lebih dari 15 tahun
terakhir. Diagnosis telah diterima lebih baik dan dipelajari lebih lengkap di
Skandinavia dan masyarakat Eropa Barat lainnya daripada di Amerika Serikat. Pasien
dengan gangguan yang mirip dengan gangguan psikotik akut dan sementara
sebelumnya telah diklasifikasikan sebagai menderita psikosis reaktif, histerikal,
stress, dan psikogenik.
Psikosis reaktif sering kali digunakan sebagai sinonim untuk skizofrenia
berprognosis baik; diagnosis DSM-IV gangguan psikotik akut dan sementara tidak
berarti menyatakan hubungan dengan skizofrenia.
Di tahun 1913 karl Jasper menggambarkan sejumlah ciri penting untuk
diagnosis psikosis reaktif, termasuk adanya stressor traumatis berat yang dapat
diidentifikasi, hubungan temporal yang erat antara stresor dan perkembangan psikosis
dan perjalanan episode psikotik yang ringan. Di samping itu, isi psikosis sering kali
mencerminkan
sifat
pengalaman
traumatis,
dan
perkembangan
psikosis
dihipotesiskan sebagai memuaskan tujuan pasien, sering kali suatu tipe pelepasan diri
dari suatu kondisi traumatis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA (F23)
DEFINISI
Psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat halusinasi, waham atau
perilaku kacau/aneh (Maslim, 2013)..
Gangguan psikotik singkat/akut didefinisikan sebagai suatu gangguan
kejiwaan yang terjadi selama 1 hari sampai kurang dari 1 bulan, dengan gejala
psikosis, dan dapat kembali ke tingkat fungsional premorbid. (Kaplan dan Sadock,
2013).
EPIDEMIOLOGI
psikosis reaktif singkat, tetapi kriteria tersebut telah dihilangkan dari DSM IV.
Perubahan dalam DSM IV menempatkan diagnosis gangguan psikotik singkat
didalam kategori yang sama dengan banyak diagnosis psikiatrik utama lainnya yang
penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis kemungkinan termasuk gangguan yang
heterogen. (Kaplan dan Sadock, 2013).
Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tapi sebagian besar di jumpai pada
pasien dengan gangguan kepribadian mungkin memiliki kerentanan biologis atau
psikologis terhadap perkembangan gejala psikotik. Satu atau lebih faktor stres berat,
seperti peristiwa traumatis, konflik keluarga, masalah pekerjaan, kecelakaan, sakit
parah, kematian orang yang dicintai, dan status imigrasi tidak pasti, dapat memicu
psikosis reaktif singkat. Beberapa studi mendukung kerentanan genetik untuk
gangguan psikotik singkat. (Kaplan dan Sadock, 2013).
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran utama perilaku:
Perilaku yang diperlihatkan oleh pasien yaitu :
1. Mendengar suara-suara yang tidak ada sumbernya
2. Keyakinan atau ketakutan yang aneh/tidak masuk akal
mungkin tidak mampu memperoleh informasi yang akurat tentang ada atau tidaknya
stressor pencetus.
Contoh yang paling jelas dari stresos pencetus adalah peristiwa kehidupan
yang besar yang dapat menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap
orang. Peristiwa tersebut adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan
kendaraan yang berat. Beberapa klinis berpendapat bahwa keparahan peristiwa harus
dipertimbangkan didalam hubungan dengan kehidupan pasien.
Walaupun pandangan tersebut memiliki alasan, tetapi mungkin memperluas
definisi stressor pencetus dengan memasukkan peristiwa yang tidak berhubungan
dengan episode psikotik. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor mungkin merupakan
urutan peristiwa yang menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal yang
menimbulakan stress dengan jelas. Tetapi penjumlahan derajat stress yang disebabkan
oleh urutan peristiwa memerlukan suatu derajat pertimbangan klinis yang hampir
tidak mungkin (Bora, 2013).
DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis gejala pasti gangguan psikotik akut dan
sementara adalah sebagai berikut :
3) Adanya stres akut yang berkaitan (tidak selalu ada, sehingga dispesifikasi
dengan karakter ke 5 tanpa penyerta stres akut dengan penyerta stres akut)
kesulitan atau problem yang berkepanjangan tidak boleh dimasukkan sebgai
sumber stres dalam konteks ini
4) Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi kriteria episode manik
(F30.-) atau episode defresif (F23.-) walaupun perubahan emosional dan gejalagejala afektif individual dapat menonjol dari waktu ke waktu.
Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium, atau demensia.
Tidak merupakan intoksikasi akibat penggunaan alkohol atau obat-obatan.
Berdasarkan DSM-IV diagnosisnya terutama atas lama gejala, untuk gejala
psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang satu bulan dan yang
tidak disertai dengan suatu gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau
suatu gangguan psikotik karena kondisi medis umum, diagnosis gangguan psikotik
singkat kemungkinan merupakan diagnosis yang tepat. Untuk gejala psikotik yang
berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis sesuai yang harus dipertimbangkan adalah
gangguan delusional (jika waham adalah gejala psikotik yang utama), gangguan
skizofreniform ( jika gejala berlangsung kurang dari 6 bulan), dan skizofrenia (jika
gejala telah berlangsung lebih dari 6 bulan) (Kaplan dan Sadock, 2013).
F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa Gejala Skizofrenia
Suatu gangguan psikotik akut dimana jelas terdapat halusinasi, waham, dan
gangguan persepsi, tetapi bersifat sangat variasi dan berubah ubah dari hari ke hari
atau bahkan dari jam ke jam. Emosional dengan berbagai perasaan senang dan ekstasi
atau ansietas serta iritabilitas juga sering ada.
Gambaran klinis yang polimorfik dan tidak stabil serta yang selalu berubah itu
merupakan hal yang bersifat khas walaupun kadang gejala afektif atau psikotik juga
terdapat, kriteria untuk episode manik (F30.-), episode depresif (F32.-) atau
skizofrenia (F20,-) tidak terpenuhi. Penyakit ini cenderung mempunyai onset yang
mendadak (dalam 48 jam) dan gejala gejalanya cepat mereda, pada sebagian besar
kasus tidak terdapat stres pencetus yang jelas. Apabila menetap sampai 3 bulan maka
diagnosis harus berubah. Gangguan waham menetap (F22,-) atau gangguan psikotik
non organic lainnya (F28.-) mungkin merupakan diagnosis yang paling cocok.
Pedoman diagnostik
1) Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai keadaan psikotik
yang jelas dalam waktu 2 minggu atau kurang)
2) Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham, yang berubah dalam jenis
dan intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama
3) Harus ada keadaan emosional yang sama beranekaragamnya
4) Walaupun gejala beraneka ragam, tidak satu pun dari gejala itu ada secara
cukup konsisten, sehingga dapat memenuhi kriteria skizofrenia (F20.-) atau
episode manik (F30.-) atau episode depresif (F32.-). (Maslim, 2013).
F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia
Suatu gangguan psikotik akut yang memenuhi kriteria deskriptif untuk
gangguan psikotik polimorfik akut (F23.0) tetapi yang selalu disertai gejala
skizofrenia yang khas.
Pedoman diagnostik
1) Memenuhi kriteria a, b, dan c, yang khas di atas untuk gangguan psikotik
polimorfik akut (F23.0)
2) Disertai gejala gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia
(F20.-) yang harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya
gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
3) Apabila gejala gejala skizofrenia menetap lebih dari 1 bulan maka diagnosis
harus diubah menjadi skizofrenia (F20.-) (Maslim, 2013).
Penatalaksanaan Medis
1) Obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik :
Haloperidol 2-5 mg, 1 sampai 3 kali sehari, atau Chlorpromazine 100-200 mg,
1 sampai 3 kali sehari. Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk
mengurangi efek samping, walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan
dosis yang lebih tinggi.
2) Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk
mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali
sehari)
3) Obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala hilang.
PROGNOSIS
Menurut definisinya, perjalanan penyakit gangguan psikotik akut dan sementara
adalah kurang dari satu bulan. Namun demikian, perkembangan gangguan psikiatrik
bermakna tertentu dapat menyatakan suatu kerentanan mental pada pasien. Sejumlah
pasien dengan persentasi yang tidak diketahui, yang pertama kali di klasifikasikan
menderita gangguan psikotik singkat selanjutnya menunjukkan sindroma psikiatrik
kronis, seperti skizofrenia dan gangguan mood. Tetapi, pada umumnya pasien dengan
gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang baik, dan penelitian di Eropa
telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak memilki
masalah psikiatrik berat lebih lanjut (Kumar, 2011).
Lamanya gejala akut dan residual sering kali hanya beberapa hari. Kadangkadang, gejala depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh diri adalah suatu
keprihatinan pada fase psikotik maupun fase depresif pascapsikotik. Sejumlah
indikator telah dihubungkan dengan prognosis yang baik. Pasien dengan ciri-ciri
tersebut memiliki kemungkinan kecil untuk kemudian menderita skizofrenia atau
suatu gangguan mood (Lee, 2012).
BAB III
KESIMPULAN
Gangguan psikotik akut dan sementara adalah gangguan yang berlangsung
kurang dari satu bulan tetapi sekurangnya satu hari; gejala mungkin memenuhi atau
tidak memenuhi kriteria diagnosis untuk skizofrenia.
Gangguan psikotik akut dan sementara penyebabnya tidak diketahui dan
diagnosis kemungkinan termasuk kelompok gangguan yang heterogen. DSM-IV
memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan psikotik, didasarkan terutama atas
lama gejala. Untuk gejala psikotik yang berlangsung sekurangnya satu hari tetapi
kurang dari satu bulan dan yang tidak disertai dengan suatu gangguan mood,
gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu gangguan psikotik karena kondisi
medis umum, diagnosis gangguan psikotik akut dan sementara kemungkinan
merupakan diagnosis yang tepat. pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik
akut memiliki prognosis yang baik. Dua kelas utama obat yang harus
dipertimbangkan di dalam pengobatan gangguan psikotik akut dan sementara adalah
obat antipsikotik antagonis reseptor dopamin dan benzodiazepin.
DAFTAR PUSTAKA
Bora E., Yucel M., and Pantelis C. 2013. Cognitive functioning in schizophrenia,
schizoaffective disorder and affective psychoses: meta-analytic study.
British Journal of Psychiatry, 195:475-482
Grover, S. 2010. Acute and Transient Psychosis: An Overview. India: PGIMER.
Ishizuka K, Paek M, Kamiya A, et al. 2006. A review of Disrupted-In-Schizophrenia1 (DISC1): neurodevelopment, cognition, and mental conditions. Biol
Psychiatry, 59:118997.
Kumar R., et al. 2011. Acute Psychosis as the Initial Presentation of MS: A Case
Report. The International MS Journal.17.2: 5457.
Lee
KY.,
et
al.
2012.
Acute
psychosis
related
to
use
of