Anda di halaman 1dari 8

JALUR ASAM SIKIMAT

Jalur asam sikimat merupakan jalur alternative menuju senyawa aromatic, utamanya Lfenilalanin, L-tyrosin, L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam mikroorganisme dan tumbuhan,
tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga asam amino aromatik merupakan asam amino
esensial yang harus terdapat dalam diet manusia maupun hewan. Zantara pusat adalah asam
sikimat, suatu asam yang ditemukan dalam tanaman Illicium sp. beberapa tahun sebelum
perannya dalam metabolism ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari
Escherichia coli. Adapun contoh reaksi yang terjadi dalam biosintesis asam polifenolat. Dalam
biosintesis L-triptofan dari asam 4-hidroksibenzoat juga terjadi zantara asam korismat.
Alur biosintetik melalui asam shikimat ke asam-asam amino aromatic, diperlihatkan
dalam skema (asamnya disajikan sebagai anion) dan disebut jalur asam shikimat atau alur
shikimat. Asalnya adalah metabolisme karbohidrat dengan beberapa sifat yang menarik, yang
sebagian besar diketahui dari penyelidikan yang rinci atas tahap-tahap yang dilalui. Tahap
pertama adalah kondensasi tipe aldo stereospesifik antara fosfoenolpirupat dan D-eritrose-4fosfat yang menghasilkan 3-deoksi-D-arabinoheptulosonat 7-fosfat(5.3;DAHP), di mana
penambahan terjadi pada muka-si dari ikatan rangkap dan muka-re dari gugus karbonil.
Penutupan cincin pada DAHP menghasilkan dehydroquinic acid (DHQ). Dimana
disamping reduksi dan oksidasi, terjadi eliminasi-syn fosfat anorganik, dan pada langkah terakhir
diikuti dengan suatu reaksi aldol intramolekuler, melalui suatu suatu status transisi mirip kursi.
DHQ mengalami dehidrasi reversible dan menghasilkan asam dehidrosikhimat. Penambahan dan
eliminasi air berlangsung secara cis yang tidak lazim dan dipostulasikan terjadi dalam urutan dua
langkah, yang melibatkan enamin, yang dibentuk melalui gugus-keto dalam.

Terdapat dua langkah dari asam shikimat ke 3-fosfat. kondensasi dengan fosfoenolpiruvat
menghasilkan EPSP. Jenis reaksi biologis ini sifatnya unik, karena hanya satu contoh lain saja
yang diketahui. Dari penyelidikan pelabelan diperoleh hasil bahwa reaksi penambahan
mempunyai sterokimia yang berlawan dengan langkah eliminasi yang terakhir tadi.
Eliminasi 1,4- konjugat asam fosfor mengubah EPSP menjadi khorismat suatu reaksi
yang telah ditunjukan melibatkan eliminasi trans dari dua gugus yang hilang [hilangnya (6-proR)-hidrogen].

Barangkali jalur shikimat mestinya disebut alur khorismat (chorismate), karena pada
asam khorismatlah garis tunggal biosintesis terpecah menjadi beberapa garis yang terminalnya
adalah asam asam amino aromatic vital dan senyawa senyawa yang beragan lainnya. Namun
tampaknya biosintesis beberapa metabolit microbial tertentu dapat bergeser dari garis utama,
pada suatu tahapan yang dekat dengan asam dehidrokuinat.
Aminasi asam khorismat terjadi melalui asam anthranilat ke triptofan. Pembentukan
fenilalanin dan tirosin, sebaliknya berlangsung melalui asam prefenat, yang pembentukannya
dari asam khorismat melibatkan penyusunan-ulang clasien yang merupakan suatu contoh
biologis yang unik. Reaksi yang sama dapat juga dicapai dengan pemanasan larutan asam
khorismat berair, akan tetapi perhitungan menunjukan bahwa enzim (khorismat mutase)
dari Aerobacter aerogenes meningkatkan laju reaksi (pada pH 7,5 dan 37 C) sampai 1,9 x 10 6
kali, dibandingkan dengan reaksi termal biasa. Reaksi enzim ini tampaknya bukanlah reaksi yang
terpadu, tetapi melibatkan pengaturan-ulang yang bertahap.
Suatu route dari asam khorismat melalui asam isokhorismat telang diketengahkan untuk
biosintesis asam asam amino m-karboksi, yang terdapat pada tanaman tumbuhan tingkat tinggi.
Pada bakteri, asam salisilat pada mikroorganisme, merupakan suatu hal yang menarik untuk
dicatat bahwa aromatisasi zat antara alur asam shikimat dapat terjadi setelah atau sebelum asam

khorismat. Ini berjalan, sebagai contoh, dari asam dehidroshikimat ke protocatechuic acid.
aromatisasi dengan cara ini memungkinkan senyawa fenolat, melalui route yang berbeda dari
route yang melalui poliketida dan, pada tanaman, melalui asam asam amino aromatic.
Pada tanaman tingkat tinggi, polimer lignin, dan berbagai metabolit sekunder aromatic
terutama alkaloid-alkaloid dan flavonoid di bentuk dari asam asam aromatic, L- fenilalanin dan
atau L-tirosin [untuk beberapa jenis alkaloid seperti juga beberapa metabolit microbial, triptofan
adalah sumber dari cincin-cincin aromatiknya]. Terdapat alur alur metabolit yang sama dari
fenilalanin, dan pada beberapa tanaman, tirosin ke zat antara fenilpropanoid (C6-C3). Langkah
pertama dari fenilalanin meliputi ensim L-fenilalanin ammonia liase (yang dikenal juga sebagai
PAL), suatu ensim yang tersebar luas dan sangat dikenal. Eliminasi ammonia berlangsung dan
menghasilkan cinnamic acid. proses ini meliputi hilangnya (3-pro-S)-proton dari L-fenilalanin
dan makanya muncul dalam wujudnya anti [L-tirosin armonia liase berfungsi memindahkan
juga (3-pro-S)-proton dalam tirosin].
p-Coumaric acid adalah produk yang dihasilkan melalui penghilangan ammonia dari
tirosin . yang lebih umum lagi, asam ini berasal dari hidroksilasi cinnamic acid yang dibentuk
melalui pembuangan ammonia dari fenilalanin, hidroksilasinya diikuti oleh pergeseran NIH yang
biasa baik untuk para-hidroksilasi maupun ortho-hidroksilasi. Sampai dua gugus hidroksifenolat
yang selanjutnya dapat diintroduksikan pada.
C6C3 ini mengacu pada unit phenylpropyl dan diperoleh dari kerangka karbon baik
fenilalanin atau l-l-tirosin, dua dari turunan asam amino aromatik-shikimate. Yang kehilangan
gugus amino. rantai samping C3 dapat jenuh atau tidak jenuh, dan bisa juga oksigen. Kadangkadang rantai sampingnya terputus, menghilangkan satu atau dua atom karbon. Menjadi, unit
C6C2 dan C6C1mewakili bentuk pendek yang termodifikasi dari sistem C6C3.
Jalur shikimate menyediakan rute alternatif untuk senyawa aromatik, khususnya amino
aromatik : asam l-fenilalanin, l-tirosin, dan l-tryptophan. Jalur ini digunakan oleh
mikroorganisme dan tanaman, tetapi tidak dengan hewan; Dengan demikian, asam amino
aromatik memiliki di antara asam amino esensial bagi manusia dan telah diperoleh pada
makanan. Suatu intermediate penting dalam jalur ini adalah asam shikimat, suatu senyawa yang
telah diisolasi dari tanaman dari spesies Illicium bertahun-tahun sebelum perannya dalam
metabolisme telah ditemukan. Fenilalanin dan tirosin membentuk dasar dari unit phenylpropane

C6C3 ditemukan dalam produk alam, misalnya asam sinamat, coumarin, lignan, dan flavonoid,
dan bersama dengan triptofan merupakan prekursor dari cakupan luas struktur alkaloid. Selain
itu, ditemukan bahwa banyak turunan asam benzoat yang sederhana, misalnya asam galat dan paminobenzoic acid (PABA; 4-aminobenzoic acid), diproduksi melalui titik cabang di jalur
shikimate.
Asam shikimat saat ini digunakan pada bahan baku untuk sintesis obat antivirus oseltamivir
(Tamiflu ), dalam permintaan sebagai pertahanan terhadap avian influenza (flu burung);
sumber tanaman utama adalah buah adas bintang (Illicium verum; Illiciaceae), meskipun pabrik
mulai berpaling ke kultur Escherichia coli rekayasa genetika sebagai alternatif pasokan.

Pembentukan asam shikimat diawali dengan kondensasi aldol antara eritrosa dan asam
fosfoenolpiruvat. Pada kondensasi ini, gugus metilen C=CH2dari asam fosfoenolpiruvat berlaku
sebagai nukleofil dan mengadisi gugus karbonil C=O eritrosa, menghasilkan gula dengan 7 unit
atom karbon. Selanjutnya reaksi yang analog (intramolekuler) menghasilkan asam 5dehidrokuinat yang mempunyai lingkar sikloheksana, yang kemudian diubah menjadi asam
shikimat. Asam prefenat terbentuk oleh adisi asam fosfoenolpiruvat terhadap asam shikimat.

Selanjutnya, aromatisasi dari asam prefenat menghasilkan asam fenil piruvat yang merupakan
prekusor dari fenilalanin melalui reaksi reduktif aminasi, produk deaminasi fenilalanin
menghasilkan asam sinamat (Sjamsul, 1986: 103-104).

Jalur asam shikimat ini diantaranya ada beberapa golongan :


1. Aromatik asam amino dan asam benzoat sederhana
2. Phenylpropanoids
a. Asam sinamat dan ester
b. Lignan dan lignin
c. Phenylpropenes
d. Benzoic asam dari senyawa C6C3
e. Coumarin
3. Poliketida Aromatik
a. Styrylpyrones, diarylheptanoids
b. Flavonoid dan stilbenes
c. Flavonolignans
d. Isoflavonoid
4. Terpenoid kuinon

Anda mungkin juga menyukai