Anda di halaman 1dari 12

ANALISA RANCANGAN ALAT BANTU JALAN KRUK BAGI PENDERITA

CEDERA DAN CACAT KAKI


Abstrack
Rancangan yang baik akan dapat membantu pengguna yang cedera atau cacat dalam
bergerak. Rancangan alat bantu jalan kruk yang salah baik itu ukuran ataupun desain akan
mengakibatkan meningkatnya resiko cedera pada para penggunaan kruk. Terbukti dengan
ditemukannya lebih dari 15.000 cedera terjadi di Amerika terkait alat bantu jalan kruk
dan mengalami peningkatan sampai 23% rentang tahun 1991-2008. Untuk itu diperlukan
suatu rancangan yang memberikan kenyamanan dan meminimasi resiko cedera pada
pengguna kruk. Tahap pertama dalam perancangan kruk adalah pengumpulan data
beberapa variabel antropometri kemudian dilakukan pengujian statistik seperti uji
kenormalan data, uji keseragaman data dan uji kecukupan data. Setelah dilakukan
pengujian statistik, tahap selanjutnya adalah menentukan nilai persentil sebagai dasar
penentuan dimensi produk sesuai dengan prinsip perancangan yang digunakan.
Perancangan selanjutnya memasuki tahap konseptual dan pemodelan produk. Pemodelan
produk dilakukan dengan bantuan software Computer Aided Design (CAD). Setelah itu
ditetapkan material yang digunakan untuk merealisasikan produk hasil rancangan ke
dalam prototipe. Tujuan penelitian ini dilakukan sebagai pembanding antara kruk hasil
rancangan dengan kruk yang pernah digunakan sebelumnya.
Kata Kunci : Alat bantu jalan (kruk)

PENDAHULUAN

berdasarkan

Cedera atau cacat (disability)


yang terjadi pada alat gerak kaki,
membuat penurunan atau kehilangan

(www.who.int.)

Tingkat penderita cacat kaki


yang

mampu dilakukan pada keadaan yang

mencapai

dianggap

penyandang

Kementrian

Sosial

(www.Depsos.go.id),

data

Indonesia

tinggi

di

Indonesia

20,04%
cacat

dari

yaitu
total
akan

meningkatkan juga permintaaan atas

ini

alat bantu jalan, terutama kruk yang

Indonesia terdapat 1.167.111 orang

memiliki kelebihan-kelebihan lain

penyandang cacat. Cacat yang paling

dibanding alat bantu lainya. Namun,

banyak dialami adalah cacat kaki

kruk sebagai alat bantu jalan, Tidak

sebesar 20,04%dari total penyandang

hanya memberikan keuntungan tetapi

cacat.

juga menyisakan permasalahan atau

tinggi

Angka
untuk

tersebut

saat

jika

termasuk kategori tinggi.

menghalangi berbagai aktifitas yang


Menurut

dimana

WHO

persentase cacat melebihi 19,5 %,

kemampuan geraknya, sehingga akan

sehat.

ketetapan

tergolong

wilayah

Asia

efek

negatif,

seperti

kekurangnyamanan pada pengguna


dan peningkatan resiko cedera.

Tujuan Penelitian
penelitian ini bertujuan untuk

Menurut McKenzie (2010)

mendapatkan rancangan kruk yang

dalam studinya di Center for Injury

ergonomis yang aman dan mampu

Research and Policy of The Research

meminimasi cedera dan memberikan

Institute di Nationwide Children's

kenyamanan sesuai dengan harapan

Hospital menemukan bahwa lebih

konsumen

dari

LANDASAN TEORI

15.000

cedera

terjadi

di

Amerika. Terkait alat bantu jalan


kruk mengalami peningkatan sampai
23%

rentang

tahun

Berdasarkan

1991-2008.

uraian

sebelumnya

tingkat resiko cedera yang dapat


terjadi pada pengguna kruk cukup
tinggi, sehingga diperlukan adanya
suatu produk yang ergonomis yang
dapat

memenuhi

kebutuhan

pengguna alat bantu kruk dengan


memperhatikan
keinginan

kenyamanan

pengguna.

dan

Produk

ergonomis sudah menjadi tuntutan


pengguna saat ini sebagai salah satu
faktor penentu daya saing produk
(Nurmianto, 1996). Desain produk
yang memuat unsur ergonomis dan
memperhatikan
perancangan

aspek
akan

aspek

memberikan

dampak positif bagi pengguna kruk,


dimana kepuasan, keamanan dan
kenyaman

pengguna

merupakan

tolok ukur yang harus dipenuhi.

1. Alat Bantu Jalan Kruk


Salah satu cara untuk membantu
para penderita cedera atau cacat
kaki dalam melakukan pekerjaan
atau
adalah

kehidupan
dengan

sehari

Hari

menggunakan

kruk. Kruk yaitu tongkat atau alat


bantu untuk berjalan, biasanya
digunakan secara berpasangan
yang diciptakan untuk mengatur
keseimbangan pada saat akan
berjalan dan menopang tubuh
penggunanya. Kruk terbagi dua
(Kedlaya, 2008) Yaitu : Kruk
Axilla dan Kruk Nonaxilla, Kruk
Axilla menopang badan dari
ketiak sampai ke lantai, kruk
axilla dapat mentransfer sampai
80% berat badan, namun akan
terdapat tekanan yang besar pada
bagian ketiak, karena berat badan
yang bertumpu pada ketiak tadi,
Kruk axilla tidak dirancang untuk

bisa

beristirahat

selama

digunakan dalam perancangan

menopang tubuh. Kruk Nonaxilla

suatu

menopang dari bagian lengan

sasarannya adalah sistem kerja

sampai ke lantai, kruk nonaxilla

yang efektif, nyaman, aman,

dapat mentransfer 40% - 50%

sehat dan efisien (ENASE).


3. Jenis jenis data antropometri
Antropometri dapat dibagi atas

berat badan . Lebih ringkas dan


ringan dari pada Kruk axilla dan
memerlukan kontrol tubuh yang
lebih baik bagi pengguna.
2. Antropometri
Antropometri berasal dari Bahasa
Yunani yaitu Anthrospos yang
berarti manusia dan Metricos
yang

berarti

pengukuran.

Antropometri

merupakan

pengetahuan yang menyangkut


pengukuran

tubuh

manusia

khususnya

dimensi

tubuh.

Antropometri merupakan salah


satu bagian yang menunjang
ergonomi,

khususnya

perancangan

suatu

berdasarkan

dalam
peralatan

prinsip-prinsip

ergonomi. Menurut Stevenson


(Nurmianto,2000), Antropometri
adalah
numerik

satu

kumpulan

yang

data

berhubungan

dengan karakteristik fisik tubuh


manusia, ukuran, bentuk dan
kekuatan, serta penerapan data
tersebut

untuk

penanganan

desain. Data Antropometri dapat

system

kerja

yang

dua berdasarkan posisi tubuh


pada saat pengukuran bagian
yaitu :
a. Antropometri Statis
Antropometri statis adalah
pengukuran tubuh manusia
pada posisi diam. Contohnya
pengukuran

tinggi

duduk

tegak, tinggi duduk normal,


tebal paha, tinggi sandaran
punggung, tinggi pinggang,
tinggi popliteal dan lain lain.
b. Antropometri Dinamis
Antropometri
dinamis
merupakan pengukuran yang
dilakukan

terhadap

posisi

tubuh pada saat melakukan


gerakan

gerakan

yang

berkaitan dengan pekerjaan


yang
Tujuannya

dilakukannya.
adalah

mendapatkan ukuran tubuh


yang nantinya berkaitan erat
dengan gerakan - gerakan
nyata dalam melakukan suatu

kegiatan atau

pekerjaan.

Contohnya
putaran

pengukuran
lengan,

putaran

telapak tangan, dan sudut


telapak kaki.
4. Faktor yang Mempengaruhi
Data Antropometri
Ada beberapa faktor

yang

membedakan antara populasi satu


dengan

yang

lainnya,

(Nurmianto, 1996)
a. Jenis Kelamin
Terdapat perbedaan

yaitu

yang

terdapat

perbedaan

dimensi

tubuh,

umumnya

dimensi

tubuh

lebih

besar kecuali pada bagian


dada

dan

pinggul.

menyebabkan
antropometri

Ini
data

untuk

wanita.

kecenderungan

Ada
berkurang

setelah 60 tahun.
c. Suku Bangsa
Suku

bangsa

juga

mempengaruhi dimensi tubuh


manusia. Orang Eropa dan
Amerika memiliki dimensi
dibandingkan dengan dimensi

dan wanita. Antara pria dan

pria

untuk

17 tahun

tubuh yang lebih besar bila

signifikan antara tubuh pria


wanita

untuk pria dan

kedua

jenis kelamin terpisah.


b. Umur
Dapat digolongkan ke dalam
beberapa kelompok yaitu :
Balita
Anak - anak
Remaja
Dewasa
Lanjut usia

tubuh orang Jepang dan Asia


Tenggara.
d. Pakaian
Hal ini merupakan sumber
variabilitas yang disebabkan
oleh

bervariasinya

iklim/

musim yang berbeda dari satu


tempat

ketempat

terutama

untuk

dengan

lain
daerah

empat

musim.

Misalnya pada waktu dingin,


manusia

akan

memakai

pakaian yang relatif tebal dan


ukuran yang relatif besar.
e. Pekerjaan (aktivitas seharihari)
Beberapa

jenis

pekerjaan

Ukuran tubuh manusia akan

tertentu

berkembang dari saat lahir

persyaratan

hingga sekitar usia 20 tahun

karyawan ataupun stafnya.

menuntut
dalam

adanya
seleksi

Contoh : orang yang rutin

dan

bermain

berhubungan

basket

cenderung

lebih tinggi
f. Faktor

kegiatan

lainnya
dengan

pada

sangat

dibutuhkan.

wanita
Faktor ini sudah jelas akan

adalah

perkiraan

mempunyai

pengaruh

perbedaan

yang

berarti

dibandingkan dengan wanita


yang tidak hamil, terutama
dalam analisis perancangan
dan

analisis

perancangan kerja.
g. Cacat Tubuh secara fisik
suatu

data

antropometri,

tubuh

yang

cacat

dapat

mempengaruhi dimensi tubuh


tersebut.
h. Keacakan / Random
Perbedaan distribusi secara
dari

kelompok
masyarakat

awal

dari

Prototipe memiliki tampilan dan


fitur dari produk akhir tetapi
belum

memiliki

fungsional

secara

penuh.

Pengunaan

Prototype selama proses desain


memiliki sejumlah keunggulan
(Wickens

et

al,

1997).
perancang

dapat

mengembangkan ide.
Perancang dengan mudah
dapat

mengkomunikasikan

rancangan.
Dukungan untuk evaluasi
Dukungan untuk pengujian

dimensi

penggunaan dan kegunaan

anggota

dengan

dapat

dipresentasikan

Prototipe

produk akhir yang dirancang.

diantaranya

Cacat tubuh mempengaruhi

statistik

faktor

manusia, pembuatan prototipe

kehamilan

produk

yang

dengan

cara

memberikan

sesuatu untuk berinteraksi.


6. Pengujian Akhir

dan

Setelah prototipe produk selesai

menggunakan persentil yang

dibuat maka tahapan selanjutnya

dapat diduga jika rata-rata

adalah

dan standar deviasi diketahui.

produk

tersebut.

pengujian

tradisional

distibusi

normal,

5. Prototipe
Untuk

mendukung

desain

interface, pengujian kegunaan,

pengujian

akhir

dari

Teknik
menitik

beratkan kepada fungsi produk


atau tampilan fisik dari produk

apakah sudah berfungsi dengan


benar atau belum. Untuk analisis
ergonomis maka desainer perlu
memperhatikan

Jumlah klaim cacat.


Cuti sakit dan

indeks

kesehatan lainnya.

kinerja,

keamanan dan kenyaman dari

METODLOGI PENELITIAN

produk/system

1. Penelitian Pendahuluan

keseluruhan.
tersebut

Berdasarkan
perlu

pengujian
yang

secara

terhadap

penelitian

dilakukan

pendahuluan

responden

mengetahui berbagai informasi-

mewakili

pengguna

Tahap

hal

nantinya.

dilakukan
yang

untuk

populasi

informasi

berhubungan

Adapun

dengan alat bantu jalan kruk.

kategori yang umum digunakan

Informasi

dalam

pengamatan terhadap pengguna

pengujian

terhadap

Kepuasan pengguna.
Usability.
Tingkat performansi.
Jumlah kesalahan terkait isu isu keselamatan.

Setelah

produk

diluncurkan

perancang mungkin perlu untuk


mengukur variable - variabel lain
yang berpengaruh besar berkaitan
dengan

perusahaan

atau

organisasi secara keseluruhan,


adapun variabel-varibel tersebut
seperti:
Biaya

manufacturing,

efisiensi, dll.
Biaya tenaga kerja.
Jumlah
kecelakaan
cedera.

melalui

kruk dan produk-produk kruk

pengguna adalah:

didapatkan

yang ada di pasaran saat ini,


pengumpulan

informasi

awal

untuk penelitian juga didapatkan


melalui internet dan jurnal-jurnal
penelitian mengenai alat bantu
jalan.
2. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan
bersamaan

dengan

pendahuluan,
dilakukan

studi

dengan

pengumpulan

dan

penelitian
literatur
melakukan
pengkajian

terhadap teori dari buku-buku


referensi dan penelitian yag telah
dilakukan sebelumnya mengenai

dan

alat bantu jalan kruk. Studi


literatur

bertujuan

untuk

mendapatkan
referensi

dasar-dasar

yang

berhubungan

memiliki

rancangan

yang

ergonomis

sehingga

dapat

dengan masalah yang diteliti.

meminimasi resiko cedera akibat

Referensi yang dibutuhkan antara

penggunaan kruk.
5. Menentukan Tujuan Penelitian

lain

mengenai

ergonomi,

antropometri,

prinsip

perancangan, ekonomi gerakan


dan teori-teori tentang alat bantu
kruk yang dirasa perlu.

ini

adalah

untuk mendapatkan rancangan


kruk yang ergonomis yang aman
dan mampu meminimasi cedera

3. Identifikasi Masalah
Berdasarkan

Tujuan
Penelitian

dan
data-data

dan hasil penelitian sebelumnya


dan pengamatan mengenai alat
bantu jalan kruk yang telah
diutarakan pada latar belakang
ditemukan masalah bahwa kruk
yang beredar dipasaran saat ini
memiliki tingkat cedera yang
tinggi, tidak nyaman dan desain

memberikan

sesuai

kenyamanan

dengan

konsumen.
6. Penutup
Pada

harapan

bagian

penutup

merupakan kesimpulan penelitian


yang ditarik dari analisis yang
dilakukan serta saran-saran yang
berguna

untuk

penelitian

selanjutnya.

yang kurang ergonomis.


4. Menetapkan

Perumusan

1. Pengumpulan Data

Masalah
Berdasarkan
permasalahan

yang

HASIL DAN ANALISA DATA


Data

telah

berupa

yang

data

dikumpulkan

beberapa

diutarakan pada latar belakang

antropometri

dan identifkasi masalah, maka

Teknik

perumusan

pada

Universitas Andalas seperti tinggi

penelitian ini adalah bagaimana

ketiak, lebar telapak tangan, lebar

rancangan kruk yang dibutuhkan

lengan, dan jangkauan tangan yang

oleh penderita cedera kaki dan

diasumsikan

cacat yang aman, nyaman dan

dewasa Indonesia. Data tersebut

masalah

statis

variabel

Industri

mahasiswa

Fakultas

mewakili

Teknik

manusia

dikumpulkan

di

perancangan

sistem

laboratorium
kerja

dan

Berdasarkan nilai persentil yang


telah dihitung sebelumnya, maka

ergonomi.

penentuan dimensi berdasarkan data

2. Pengolahan Data

variabel

Pengujian Statistik Pengujian


statistik yang dilakukan antara lain

anthropometri

dapat

dijelakan sebagai berikut :


1. Lebar

telapak

tangan

Lebar

uji kenormalan, uji keseragam data

telapak tangan digunakan untuk

serta uji kecukupan data Perhitungan

menentukan dimensi genggaman

Persentil Persentil adalah suatu nilai

tangan pada kruk, persentil yang

yang menunjukan persentase tertentu

digunakan adalah persentil 99

dari orang yang memiliki ukuran

dengan nilai 12.28 cm dengan

pada atau dibawah nilai tersebut.


Persentil

ditetapkan

sesuai

tabel

probabilitas distribusi normal. Nilai


dari persentil ini nantinya akan
digunakan untuk penentuan dimensi
produk yang akan dibuat berdasarkan
prinsip rancangan yang digunakan.

nilai pembulatan 12 cm.


2. Tinggi ketiak Tinggi
digunakan
tinggi

untuk

maksimal

ketiak

menentukan
dan

tinggi

minimal kruk yang dirancang,


tinggi maksimum kruk digunakan
persentil 95 yaitu 141.17 cm
dengan

pembulatan

141

cm,

sedangkan tinggi minimum kruk


digunakan
119.24

persentil
cm

yaitu

dengan

nilai

pembulatan 119 cm.


3. Jangkauan tangan
tangan

Jangkauan

digunakan

untuk

menentukan jarak maksimal dan


minimal
genggaman

antara

alas

tangan,

dan
jarak

maksimal digunakan persentil 90


dengan nilai 61.20 cm dengan
nilai pembulatan 61 cm. Jarak
minimal digunakan persentil 5

dengan nilai 47.34 cm dengan


nilai pembulatan 47 cm.
4. Lebar lengan Lebar
digunakan

untuk

lengan

menetukan

lebar alas kruk, persentil yang


digunakan adalah persentil 99
dengan nilai 13.38 cm, kemudian
ditambah dengan kelonggaran 7
cm untuk menjaga agar alas tidak
mudah

slip

dan

nyaman

digunakan, sehingga ukuran alas


menjadi

20.38

cm

dengan

pembulatan menjadi 20 cm.


5. Berat Badan Berat badan
digunakan

untuk

evaluasi

terhadap

nantinya

sehingga

melakukan
produk
didapatkan

berat tubuh maksimum yang


mampu ditopang oleh produk
hasil rancangan.
3. Pemodelan Produk
Pemodelan

produk

merupakan tahap dimana rancangan


konseptual

yang

telah

dituangkan

dalam

bentuk

dibuat,
visual

berupa gambar 2 dimensi atau 3


dimensi dengan bantuan aplikasi
software
design).

CAD

(computer

aided

Gambar 2 dimensi.

Gambar 3 dimensi.
4. Analisa Penggunaan Kruk
Setelah Dirancang
Ilustrasi

penggunaan

kruk

hasil rancangan dapat diperlihatkan


pada Gambar . Ilustrasi penggunaan
tersebut akan memperlihatkan bahwa
kruk yang dirancang menyesuaikan

Gambar Ilustrasi penggunaan kruk


KESIMPULAN

pengguna,

Berdasarkan hasil dari tahap-

dimana pada saat digunakan posisi

tahap perancangan, evaluasi dan

kruk berada segaris dengan tangan

analisis

dan

penelitian ini, maka dapat ditarik

dengan

bentuk

kaki,

sebagai

tubuh

sehingga

penopang

peran
tubuh

dijalankan dengan baik.

kruk
dapat

beberapa

yang

dilakukan

kesimpulan

pada
sebagai

berikut :
1. Perubahan

desain

kruk

yang

menjadi pusat perhatian adalah :

bantalan alas kruk, bentuk rangka

139.420 apabila produksi yang

utama, bantalan alas, bantalan

dilakukan mencapai 50 unit.

pegangan kruk, dan mekanisme

Berat prototipe hasil rancangan

pengatur ketinggian pada kruk

adalah 1.75 kg, berat ini lebih

dan pegangan kruk.


2. Mekanisme pengatur ketinggian
pada kruk dan pegangan kruk,
dirancang
ukuran

agar
yang

kebutuhan

dibanding

kruk

yang

beredar di pasaran yang berkisar


antara 2 kg sampai dengan 2.5

memberikan
pas

dengan

pengguna.

Ukuran

yang pas akan meminimasi resiko


cedera akibat penekanan pada
ketiak

ringan

dan

SARAN
Saran-saran
diberikan

yang

untuk

dapat

penelitian

selanjutnya adalah :
1. Desain dan meterial penyusun

memberikan

pada ujung kruk harus lebih

pengguna

diperhatikan, karena merupakan

selama penggunaan kruk. Desain

salah satu bagian kruk yang

dan pemilihan material bantalan

menerima

alas

bersentuhan

keamanan

dan

dirancang

kepada

pegangan
untuk

kruk

memberikan

kenyamanan terhadap pengguna


kruk.
3. Biaya untuk memproduksi satu
unit kruk adalah Rp. 169.420 dan
dapat

ditekan

menjadi

Rp.

pembebanan
langsung

dan
dengan

lantai.
2. Untuk perancangan kedepannya
sebaiknya lebih memperhatikan
aspek estetika produk.
3. Penelitian selanjutnya
membahas
nonaxilla.

mengenai

dapat
kruk

Anda mungkin juga menyukai