Anda di halaman 1dari 30

Fasilitasi Penyusunan Master Plan dan DED Air

Limbah Kabupaten Jombang

Executive Summary

EXECUTIVE
SUMMARY
MASTERPLAN AIR
LIMBAH
1.

Konsep dan Kriteria Perencanaan

1.1

Periode Perencanaan

Penyusunan Rencana Induk ini didasarkan pada tingkat kondisi sanitasi yang
diinginkan di Kabupaten Jombang yang

dibagi ke dalam 3 (tiga) tahap

pengembangan, yaitu:
a. Tahap jangka pendek, selama 5 (lima) tahun, dari 2015 sampai dengan
tahun 2019. Merupakan tahap pelayanan sanitasi mnimal yang harus
terpenuhi

(Minimum

level).

Di

dalamnya

terdapat

tahap

jangka

mendesak selama 2 (dua) tahun.


b. Tahap jangka menengah 10 (sepuluh) tahun, sampai dengan tahun 2024
merupakan tahap pelayanan sanitasi kategori kenyamanan (Comfort
level).
c. Tahap jangka panjang sampai dengan 20 (dua puluh) tahun, dari tahun
2025 sampai dengan tahun 2034.merupakan tahap pelayanan sanitasi
kategori kemudahan akses sanitasi (Amenity level).
1.2

Opsi Teknologi Pelayanan Pengelolaan air limbah

Pemilihan teknologi air limbah yang tepat bergantung beberapa faktor fisik dan
non fisik. Teknologi yang paling tepat adalah teknologi yang dapat memberikan
kenyamanan secara sosial, ekonomi dan lingkungan.

PT. BEMACO REKAPRIMA

Hal : 1

Fasilitasi Penyusunan Master Plan dan DED Air


Limbah Kabupaten Jombang

Executive Summary

Penerapan pilihan sistem On-site maupun sistem off-site mempunyai kriteriakriteria yang harus dipenuhi agar dapat berfungsi effektif dalam pengendalian
pencemaran lingkungan,
Dasar utama pemilihan opsi teknologi tersebut adalah:

1.3

Kepadatan penduduk terbangun


Fungsi tata guna lahan
Kedalaman air tanah, permeabilitas tanah
Kemiringan/topografi permukaan tanah
Ketersediaan lahan untuk IPAL
Kemampuan membayar dan keinginan/kesesuaian
Pengembangan SPAL untuk Kegiatan Pemicu Perubahan

Pengembangan SPAL untuk kegiatan pemicu perubahan adalah penerapan


teknologi sanitasi baik sistem On-Site (Setempat) atau sistem Off-site
(terpusat) di tempat tempat kegiatan yang dapat memicu perubahan perilaku
kesadaran masyarakt baiksecara individu maupun komunal dalam rangka
perbaiakan kualitas kesehatan lingkungan melalui peningkatan kegiatan
sanitasi air limbah.
Pengembangan tempat tempat kegiatan pemicu ini diprogramkan di tahap
mendesak dan atau paling lama tahap jangka pendek tanpa melihat
kategorisasi zona prioritas, atau dengan kata lain walaupun lokasi kegiatan
berada dalam zonasi yang bukan zona prioritas tahap mendesak , kegiatan
peningkatan sanitasi air limbah tetap dilaksanakan sebelum jangka pendek
berakhir. Adapun kegiatan yang dapat digunakan sebagai pemicu peningkatan
sanitasi di wilayah kabupaten Jombang meliputi :
1.3.1 Pesantren
Merupakan lembaga pendidikan agama dengan sistem boarding school
(menginap)

dimana

para

santrinya

berada

ditempat

kegiatan

selama

menempuh pendidikan.
Di Kabupaten Jombang terdapat beberapa pesantren besar bahkan pesantren
tersebut mempunyai pengaruh didalam perjalanan sejarah bangsa diantaranya
adalah pesantren Tebuireng, setidaknya ada 20 pesantren yang berada di
Kabupaten Jombang diataranya adalah :
a.
PP Bani Umar Darul Ulum
b.
PP Darul Ulum
c.
PP Darul Ulum al Hunain
d.
PP LDII

PT. BEMACO REKAPRIMA

Hal : 2

Fasilitasi Penyusunan Master Plan dan DED Air


Limbah Kabupaten Jombang

Executive Summary

e.
Pondok Pesantren Al Aqobah
f.
PP Al arifin
g.
PP Al Falah
h.
PP Al Hikam
i.
PP Al Mahfudz
j.
Dsb
1.3.2 Institusi Pemerintah
Seringkali pemerintah sebagai institusi pelayanan masyarakat
sektor,

juga

sebagai

pembuat

program

kegiatan

diberbagai

peningkatan

sanitasi

masyarakat justru didalam pelaksanaanya belum memberikan contoh yang


nyata.
Sebagai contoh kegiatan-kegiatan pemerintah yang potensial menghasilkan
pencemaran dan

belum melaksanakan pengelolaan air limbah dengan baik

diataranya adalah :
a.
Kantor-Kantor pemerintah belum melakukan pengurasan saptik tank
b.
c.
d.

secara pereodik.
Kantor kesehatan seperti puskesmas , poliklinik, rumah sakit
Pasar-Pasar tradisional, Rumah Potong Hewan
Dan sebagainya.

1.3.3 Perumahan Developer


Pola

kepemilikan

rumah

melalui

Developper

di

Kabupaten

Jombang

mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, pola ini sudah menjadi trend di
kalangan masyarakat.
Oleh karena itu perlu dilaksanakan program pengembangan sanitasi yang
sesuai dengan standard pelayanan sanitasi yang memadai dengan sistem offsite (terpusat) sebagai pilot project, diharapkan nantinya para developper
dapat mengembangkannya sendiri sebagaimana dalam pilot project.
Pembangunan sanitasi pada perumahan developper yang dapat dibiayai oleh
pemerintah melalui program Rumah Sehat hunian (RSH) BAIK DARI Menpera
maupun Kementrian PU

umumnnya mepunyai kriteria tertentu diantaranya

adalah perumahan developper

yang penghuninya sebagian besar adalah

pegawai negri sipil dan TNI-POLRI.


1.3.4 Kegiatan Potensial Pencemaran

PT. BEMACO REKAPRIMA

Hal : 3

Fasilitasi Penyusunan Master Plan dan DED Air


Limbah Kabupaten Jombang

Kegiatan-kegiatan

Executive Summary

komersial milik swata yang berpotensi menghasilkan

pencemaran yang perlu mendapat perhatian dan didorong untuk melakukan


pengelolaan air limbah adalah diantaranya :
a.
Rumah Sakit
b.
Mall (Pasar Modern)
c.
Restoran/Rumah makan
d.
Industri tahu tempe
e.
Dsb

2.

Deskripsi Daerah Perencanaan

2.1

Daerah rencana

Wilayah perencanaan Masterplan Air Limbah Kabupaten Jombang ini meliputi


seluruh di Kabupaten Jombang yang terdiri atas 21 Kecamatan. Kabupaten
Jombang secara geografis terletak antara 7 o2048,60 dan 7o4641,26 Lintang
Selatan serta antara 112o0346,57 dan 112o2721,26 Bujur Timur (RTRW,
2010), dengan batas batas administrasi sebagai berikut (Lihat Gambar 1).

Sebelah Utara
Sebelah Selatan
Sebelah Timur

: Kabupaten Lamongan
: Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
: Kabupaten Mojokerto

Sebelah Barat

: Kabupaten Nganjuk

Kabupaten Jombang terdiri atas 21 kecamatan dengan 306 desa/kelurahan


Timur dengan luas 1.159,5 km2 (BPS, 2013), atau 2,4% dari luas Provinsi Jawa
Timur.
2.2

Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan

Wilayah Kabupaten Jombang bagian selatan merupakan perbukitan dan


cenderung turun ke arah tengah. Pada bagian tengah Kabupaten Jombang
permukaan tanah relative landai. Wilayah perbukitan lain dapat dijumpai di
bagian utara Sungai Brantas, yaitu di Kecamatan Plandaan dan Ngusikan. Peta
topografi Kabupaten Jombang ditunjukkan oleh Gambar 2.
Lapisan batuan Kabupaten Jombang tersusun oleh lempung dengan nilai
resistivitas 6 - 10 m, lempung pasiran 11 - 19 m, pasir dan pasir lempungan 20
- 90 m, serta pasir kerakalan 90 - 130 m. Diduga lapisan akuifer berada pada
PT. BEMACO REKAPRIMA

Hal : 4

Fasilitasi Penyusunan Master Plan dan DED Air


Limbah Kabupaten Jombang

Executive Summary

lapisan penyusun pasir karena batuan jenis pasir memiliki ukuran partikel 0,02
- 0,2 mm dengan porositas 30 - 40% dan koefisien permeabilitas 0,1 - 0,01.
Ketebalan lapisan ini diduga antara 30 - 80 m. Lapisan penyusun lempung
mempunyai porositas 45 - 50%, tetapi koefisien permeabilitasnya 0,0001 0,0001, sehingga lapisan ini sangat sulit untuk dilewati air. Lapisan ini bisa
disebut lapisan kedap air diperkirakan ketebalan lapisan ini antara 5 - 33 m
(Birlina H, Serli, dkk, 2013).
Wilayah Kabupaten Jombang dipengaruhi oleh iklim tropis dengan angka curah
hujan rata-rata berkisar 1.800 mm/tahun dan temperatur antara 20 C 32 C.

Gambar 1 Peta Lokasi Perencanaan

PT. BEMACO REKAPRIMA

Hal : 5

Fasilitasi Penyusunan Master Plan dan DED Air


Limbah Kabupaten Jombang

Executive Summary

Gambar 2 Peta topografi Kab. Jombang

PT. BEMACO REKAPRIMA

Hal : 6

Fasilitasi Penyusunan Master Plan dan DED Air


Limbah Kabupaten Jombang

2.3

Executive Summary

Demografi (Kependudukan)

Berdasarkan hasil registrasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang


tertuang pada Kabupaten Jombang dalam Angka Tahun 2013, jumlah penduduk
Kabupaten Jombang akhir tahun 2012 sebesar 1.427.749 jiwa (lihat Tabel 1).
Kepadatan penduduk eksisting ditentukan oleh kepadatan wilayah terbangun
dengan rata-rata 72 jiwa/ha.
Tabel 1 Kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Jombang
KECAMATAN
Bandar Kedung
Mulyo
Perak
Gudo
Diwek
Ngoro
Mojowarno
Bareng
Wonosalam
Mojoagung
Sumobito
Jogoroto
Peterongan
Jombang
Megaluh
Tembelang
Kesamben
Kudu
Ngusikan
Ploso
Kabuh
Plandaan
Jumlah

LUAS

Pendud
uk

(Km2)

(Jiwa)

32,5
29,05
34,39
47,7
49,86
78,62
94,27
121,63
60,18
47,64
28,28
29,47
36,4
28,41
32,94
51,72
77,75
34,98
25,96
97,35
120,4
1.159,
5

54.357
61.430
61.824
119.229
86.280
101.992
61217
37147
87321
92629
74470
70828
155726
43431
58184
74560
32791
23535
45077
44701
41020
142774
9

KK

16927
17885
19314
35578
26534
30910
18837
12074
27201
28792
22047
21478
49185
14271
18618
23638
10805
7378
14146
14509
13819
44394
6

Kepadatan/
Wil.
terbangun
(jiwa/ha)
50
96
58
50
75
83
37
22
79
83
73
77
80
21
46
24
50
38
67
50
24
51

Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Jombang, 2012, diolah

Berdasarkan Gambar 3, kepadatan penduduk sampai dengan tahun 2034


berkembang pesat di wilayah Kab. Jombang bagian tengah. Kepadatan

PT. BEMACO REKAPRIMA

Hal : 7

Fasilitasi Penyusunan Master Plan dan DED Air


Limbah Kabupaten Jombang

Executive Summary

penduduk yang mencirikan wilayah urban terdapat di Kecamatan Jombang dan


Kecamatan Mojoagung.

PT. BEMACO REKAPRIMA

Hal : 8

Gambar 3 Perkembangan kepadatan penduduk Kab. Jombang


2014 - 2034

PT. BEMACO REKAPRIMA

2.4

Prasarana Sanitasi Eksisting

2.4.1 Prasarana Air Limbah


Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kab. Jombang pada tahun 2013, 46%
penduduk Kabupaten Jombang telah memiliki SPAL. Dari jumlah pemilik
jamban tersebut, hanya 65,82% yang termasuk kategori SPAL sehat, atau
30,49% dari total keluarga di Kabupaten Jombang (Lihat Gambar 4).
Sementara berdasarkan akses jamban, masih ada sebesar 17% penduduk
Jombang yang belum memiliki prasarana jamban sehingga masih melakukan
praktik BABS (Buang Air Besar Sembarangan). Sisanya 64,07% sudah memiliki
jamban permanen, 8,63% memiliki jamban semi permanen, dan 10,31%
menumpang pada penduduk yang memiliki prasarana jamban.

30%

16%

54%

memiliki tidak
sehat
tidak memiliki
memiliki
sehat

Gambar 4 Kepemilikan SPAL di Kabupaten Jombang


Sumber: Profil Dinas Kesehatan Kab. Jombang, 2014

Tingkat pelayanan off-site relative rendah yaitu sebesar 0,26%. Pelayanan


sistem off-site di Kabupaten Jombang sampai tahun 2014 adalah berupa
sistem off-site skala komunal. Pelayanan air limbah Kabupaten Jombang saat
ini dapat dirangkum pada Tabel 2.
Tabel 2 Cakupan pelayanan air limbah eksisting
Keterangan
On-site
- On-site komunal
- On-site individual
- On-site layak

PT. BEMACO REKAPRIMA

Cakup
an
82.75
%
0.44%
82.31%
30.23%

Off-site
- Off-site komunal

0.26%
0.26%
16.99
%

BABS

Kabupaten Jombang memiliki Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT) yang


berlokasi di lahan TPA di Desa Banjardowo, Kecamatan Jombang. Instalasi
pengolah lumpur tinja terdiri atas unit bangunan penerima, tangki anaerob,
saringan horizontal, kolam maturasi, dan sludge drying bed. Kapasitas desain
pengolahan IPLT adalah sebesar 21 m3/hari sedangkan kapasitas operasional
penyedotan saat ini hanya 3,83 m3/hari.
Sebagai upaya optimalisasi prasarana on-site saat ini Kabupaten Jombang
merencanakan untuk mengembangkan sistem Penyedotan Lumpur TInja
Terjadwal

(PLTT)

yang

dikembangkan

dan

didampingi

oleh

IUWASH.

Penyedotan lumpur tinja terjadwal (PLTT, atau scheduled desludging) adalah


layanan penyedotan tangki septikatau unit setempat lainnya yang dilakukan
secara berkala, terjadwal dan wajib. Dalam pola layanan ini, truklumpur tinja
akan melakukan penyedotan tangki septik di tempat pelanggan dalam rentang
waktu 3 5 tahun sekali dengan jadwal pelaksanaan yang ditentukan dalam
kesepakatan bersama. Ditargetkan pada bulan April 2015, sudah mulai
dilaksanakan penyedotan untuk rumah tangga yang menjadi sasaran uji coba.
2.4.2 Prasarana Air Minum
Secara umum, masyarakat Kabupaten Jombang menggunakan air dari PDAM,
sumur, mata air, dan sungai sebagai sumber air minum. Tingkat pelayanan
PDAM yaitu sebesar 12% dari jumlah KK pada daerah pelayanan atau 5,9%
dari total penduduk. Sumber air terbesar yang digunakan penduduk adalah
sumur

pompa.

Pelayanan

PDAM

meliputi

beberapa

kecamatan,

yaitu

Kecamatan Diwek, Bareng, Mojoagung, Jombang, Ploso dan Kabuh.Total


sambungan rumah pada tahun 2013 adalah 16.211 Sambungan Rumah.
2.4.3 Persampahan
Kabupaten Jombang memiliki 1 TPA yang masih berfungsi, yaitu di Desa
Banjardowo Kecamatan Jombang dengan luas total area 29,3 ha, dimana
target tonase sampah yang masuk sebesar 56.210 m 3/tahun. TPA Banjardowo
menggunakan sistem pembuangan open dumping (pembuangan sampah di

PT. BEMACO REKAPRIMA

lahan terbuka). Sistem penimbunan yang diterapkan di TPA Banjardowo adalah


sistem penimbunan harian (setiap 07 hari), dimana sampah ditimbun dengan
tanah penutup setebal 1520 cm, demikian seterusnya sampai penuh
kemudian ditutup dengan penutup akhir setebal 50100 cm. Tanah penutup
diperoleh dari sekitar lokasi sel pembuangan yang sedang aktif.
2.5

Pengelolaan Air Limbah

Kebutuhan air penduduk Kabupaten Jombang sampai dengan tahun 2034


ditunjukkan oleh Tabel 3. Timbulan air limbah dihitung berdasarkan kebutuhan
air minum dengan return factor 80%. Proyeksi air limbah ditunjukkan oleh
Tabel 4 dan proyeksi beban pencemaran sebagai BOD ditunjukkan oleh Tabel
5.
Tabel 3 Proyeksi konsumsi air minum Kabupaten Jombang
Keterangan
Konsumsi air minum
(m3/hari)

2014
150.016

2016
159.853

2019

2034
294.64
4

175.750

Sumber: Analisis konsultan, 2014

Tabel 4 Proyeksi timbulan air limbah sampai dengan 2034


Keterangan
Blackwater (m3/hari)

2014

Graywater (m3/hari)
Non-domestik
(m3/hari)
Jumlah

5.939
114.074
18.002
138.014

2016
6.177
121.70
5
19.18
2
147.06
4

2019
6.554
134.046
21.0
90
161.690

2034
26.395
221.00
7
37.11
0
284.51
2

Sumber: Analisis konsultan, 2014

Tabel 5 Beban pencemaran sampai dengan tahun 2034


Keterangan
Blackwater
(kgBOD/hari)
Graywater (kgBOD/hari)
Non-domestik
(kgBOD/hari)
Jumlah (kgBOD/hari)

PT. BEMACO REKAPRIMA

2014
15.589
12.824
4.788
33.202

2016
16.21
4
17.77
2
5.10
2
39.08
9

2019
17.203
28.756
5.61
0
51.569

2034
23.26
8
58.84
5
9.87
1
91.98
4

Sumber: Analisis konsultan, 2014

2.6

Institusi Regulasi

Kelembagaan

pengelolaan air limbah Kabupaten Jombang diatur oleh

Peraturan Bupati Jombang Nomor 17 Tahun 2014 tentang perubahan kedua


atas Peraturan Bupati Jombang Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Tugas Pokok dan
Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Tata Ruang, Kebersihan, dan
Pertamanan

Kabupaten

Jombang.

Berdasarkan

peraturan

tersebut,

pengelolaan air limbah berada dalam ruang lingkup tugas pokok dan fungsi
UPTD

Pengelolaan

Sampah

dan

Air

Limbah

Domestik.

UPTD

tersebut

mempunyai tugas pokok bidang pengelolaan sampah di Tempat Pemrosesan


Akhir (TPA) dan Pengelolaan Air Limbah Domestik pada Instalasi Pengelolaan
Lumpur TInja (IPLT).

3.

Strategi Pengembangan SPAL

3.1

Visi Misi Pengelolaan Air Limbah Kab. Jombang

Visi Pengelolaan Air Limbah Kab. Jombang adalah,


Terwujudnya infrastruktur air limbah kabupaten Jombang 2034 yang merata,
berkualitas, mandiri dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan peran serta
masyarakat
Yang diturunkan ke dalam delapan poin misi sebagai berikut.
1) Mewujudkan kabupaten Jombang bebas BABS tahun 2019
2) Meningkatkan kualitas jamban menuju jamban sehat dalam rangka
mendukukung terwujudnya Kabupaten Jombang sehat.
3) Terwujudnya keperpihakan pemerintah kabupaten terhadap masyarakat
miskin dalam mendapat akses sanitasi dasar.
4)

Mewujudkan dan mengembangkan

teknologi sistem pengelolaan air

limbah yang dapat melindungi sumber-sumber air baku bagi air minum

PT. BEMACO REKAPRIMA

5)

Mendorong terwujudnya partisipasi semua stake holder dan masyarakat


dalam mewujudkan akses sanitasi dan

pengelolaan air limbah yang

berkualitas dan berwawasan lingkungan di Kabupaten Jombang


6) Tersedianya peraturan peraturan yang mendorong partisipasi masyarakat
dalam meningkatkan akses sanitasi
7)

Tersedianya kelembagaan yang dapat mengoperasikan dan memelihara


fasilitas sanitasi yang telah dibangun, secara mandiri dan berkelanjutan

8) Mendorong terciptannya pendanaan dengan mengembangkan alternatif


sumber

pembiayaan

yang

murah

dan

berkelanjutan

serta

melalui

kemitraan swasta dengan pemerintah.

3.2

Target Cakupan Pelayanan

Indikator target capaian cakupan pelayanan pengelolaan air limbah Kabupaten


Jombang ditunjukkan oleh Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 4.3 Indikator target Capaian cakupan pelayanan pengelolaan air limbah
Deskripsi
BAB di tempat
terbuka
Cakupan pelayanan
sanitasi
Cakupan system
yang tidak layak
Total Cakupan BAB
terbuka dan system
yang tidak layak
Cakupan sistem
yang layak
Cakupan sistem
On-site yang layak
Cakupan system
terpusat kota

PT. BEMACO REKAPRIMA

Satua
n
%
total
%
total
%
Total

16,99
%
83,01
%
52,52
%

91,50
%
42,52
%

100%

100%

100%

27,52
%

0%

0,00
%

%
Total

69,51
%

51,01
%

27,52
%

0%

0,00
%

%
Total
%
Total
%
Total

30,49
%
30,23
%

48,99
%

72,48
%

100%

100%

48%

69%

94%

85%

0%

0%

0%

2%

4%

2014

2016

2019

8%

0%

2025

2034
0%

Satua
n

Deskripsi
Cakupan system
terpusat komunal
dan kawasan
Cakupan pelayanan
IPLT

2014

2016

2019

2025

2034

%
Total

0,26%

1,00%

3,06%

4%

11%

2,83%

3%

8,5%

15%

30%

Tabel 7 Persentase cakupan layanan air limbah domestik


TARGET CAKUPAN LAYANAN %
EKSISTIN
G 2014

JANGKA
PENDEK
2019

JANGKA
MENENG
AH 2025

JANGKA
PANJAN
G 2034

82,75%
82,31%

97%
94%

94%
90%

85%
80%

0,44%

2,73%

3,81%

4,61%

Sistem Off Site


-Skala Wilayah (Kawasan)
-Skala Komunal
-Skala Kota

0,26%
0%
0,26%
0

3%
0,91%
2,14%
0%

6,00%
1%
3%
2%

15,00%
5%
6%
4%

IPLT
Tanpa akses
TOTAL (off site + on
site+Tanpa akses)

2,83%
17%

8,5%
0,00%

15%
0,00%

30%
0,00%

100%

100%

100%

100%

SISTEM

Sistem On Site
-Tangki Septik Individual
-Tangki Septik komunal (MCK
dan MCK++)

3.3

Penetapan Arah Pengembangan

Penetapan arah pengembangan sarana dan prasarana air limbah dapat


ditetapkan berdasarkan posisi kuadran hasil analisis SWOT. Posisi SWOT air
limbah Kab Jombang berada pada kuadran II. Sehingga arah pengembangan
sistem air limbah Kab Jombang adalah Pengembangan selektif sistem terpusat.
Arah pengembangan strategi ini meliputi :
1. Pengawasan dan pengendalian sarana prasarana sistem air limbah
setempat (individual dan komunal).
2. Optimalisasi pemanfaatan IPLT terbangun.
3. Peningkatan pelayanan penyedotan lumpur tinja melalui:

Peningkatan kapasitas armada.

Peningkatan kapasitas IPLT.

PT. BEMACO REKAPRIMA

4. Pengembangan prasarana air limbah berbasismasyarakat.


5. Pengembangan sistem terpusat skala kawasan (IPAL) pada daerah-daerah
prioritas.
Pada strategi ini transformasi dari sistem setempat menjadi sistem terpusat
akan dimulai secara kawasan demi kawasan.
3.4

Pembagian Zona Perencanaan dan penetapan prioritas

Kabupaten Jombang dibagi atas 3 zona perencanaan. Zona 1 merupakan


wilayah perkotaan Kab. Jombang. Zona ini merupakan wilayah yang dilalui jalur
jalan arteri primer ke arah Surabaya. Zona 2 merupakan zona bagian utara
Kabupaten Jombang yang sebagian besar berada di wilayah dekat sungai
Brantas. Arah perkembangan kota di wilayah ini dipengaruhi oleh jalan arteri
ke arah Lamongan. Zona 3 meliputi wilayah Kabupaten Jombang bagian
selatan, yang memiliki karakteristik perbukitan dan melandai dari arah selatan
ke utara. Pembagian zona perencanaan diperlihatkan pada Gambar 6.
Penentuan prioritas pengembangan dilakukan dengan menggambarkan kondisi
sanitasi setempat untuk mengidentifikasi kawasan yang memiliki kondisi
sanitasi yang paling buruk, melalui penilaian terhadap parameter beban
pencemaran, kepadatan penduduk, fungsi ruang, kejadian penyakit, dan jenis
sumber air yang dominan.
Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 7, terdapat beberapa wilayah yang
termasuk

prioritas

penanganan,

diantaranya

adalah

Desa

Jombang,

Kepuhkembeng, Peterongan, Kepatihan, Mancilan, Losari, Pulo Lor, Candi


Mulyo, Pagerwojo, Gadingmangu, Sengon, dsb. Penanganan pada wilayah
prioritas dapat dilakukan melalui penerapan sistem off-site komunal maupun
kawasan.
Pada jangka pendek, pelayanan skala kawasan diutamakan berada pada
wilayah prioritas pada zona 1 yang merupakan wilayah CBD. Sementara itu
wilayah prioritas lain dapat dilayani dengan sistem komunal yang nantinya
dapat disambungkan ke sistem kawasan/perkotaan.

Gambar 6 Zonasi Perencanaan

PT. BEMACO REKAPRIMA

Gambar 7 Peta prioritas penanganan

PT. BEMACO REKAPRIMA

3.5

Strategi Pengembangan SPAL

3.5.1 Strategi Pengembangan Prasarana


Pelayanan air limbah Kabupaten Jombang terbagi atas:
a. Sistem off-site perkotaan, merupakan pelayanan lebih dari 5000 KK untuk
daerah pusat pelayanan kota dan pusat pemerintahan Kabupaten.
b. Sistem off-site kawasan, pelayanan lebih dari 500 KK, untuk wilayah CBD,
sub pusat pelayanan kota, atau daerah yang didominasi permukiman.
c. Sistem off-site komunal, merupakan paket ipal kurang dari 500 KK, pada
perencanaan ini diterapkan kapasitas ekivalen 100 KK yang diterapkan
pada wilayah padat penduduk, wilayah kumuh miskin, dan wilayah
pemicu perubahan perilaku.
d. Sistem on-site komunal, merupakan prasaran air limbah dalam bentuk
MCK. Diperuntukkan terutama untuk daerah sekitar pasarm terminal, dan
area public lainnya.
e. Sistem on-site individual, melayani wilayah diluar sistem pelayanan air
limbah terpusat.
Untuk mendukung pelayanan on-site diperlukan prasarana pendukung berupa
Instalasi Pengolahan Lumpur TInja (IPLT). Wilayah pelayanan IPLT akan terbatas
karena bergantung pada rute dan kemampuan ritasi armada penyedot lumpur
tinja. Oleh karena itu, Kabupaten Jombang direkomendasikan menambah
jumlah lokasi IPLT paling tidak satu lokasi IPLT per zona perencanaan.
3.5.2 Strategi Pengembangan Kelembagaan
Dengan melihat matriks tersebut di atas, skenario kelembagaan air limbah
untuk Kab Jombang yang cukup layak adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kapasitas dan kewenangan UPTD IPLT Banjardowo menjadi
UPTD Air Limbah di bawah koordinasi DPUCKTRPK. Tugas dan kewenangan
UPTD Air Limbah ini adalah sebagai berikut:
a. Menyediakan layanan sedot tinja secara rutin dan terjadwal kepada
masyarakat.

PT. BEMACO REKAPRIMA

b. Mengelola IPLT .
c. Mengkoordinasikan operator penyedotan lumpur tinja swasta.
d. Mengembangkan sistem layanan air limbah off site skala kalster dan
skala kota.
e. Mengoperasikan IPAL skala klaster dan skala kota.
f.

Memberikan
berkelanjutan

dampingan
kepada

teknis

dan

kelembagaan

kelompok-kelompok

masyarakat

secara
yang

mengelola sistem-sistem skala komunal.


2. Meningkatkan kelembagaan UPTD air limbah menjadi BLUD Air Limbah.
perlu disiapkan persyaratan-persyaratan administratif. Diharapkan pada
akhir periode ini, semua persyaratan terpenuhi dan kemudian Kepala SKPD
terkait, dalam hal ini Kepala DPUCKTRPK, mengajukan usulan kepada Sekda
Kab Jombang dengan menyertakan dokumen-dokumen yag disyaratkan.
Sekda meneruskan usulan tersebut kepada Bupati Jombang. Selanjutnya
WaliKab Jombang meminta Tim Penilai (yang terdiri dari Bappeda, Sekda,
Bawasda dan Tim Ahli) untuk memberikan rekomendasi. Berdasarkan hasil
rekomendasi ini Bupati akan memutuskan untuk menolak usulan atau
menyetujui.

3.6

Strategi Pengembangan Edukasi dan Peran Masyarakat

Agar dapat mengoptimalkan peran masyarakat dalam pembanguna air limbah,


diperlikan upaya rekayasa sosila.

Rekayasa sosial pada dasarnya adalah

upaya untuk mempengaruhi (merubah perilaku) masyarakat agar : Tertarik,


Tergerak, Terajak untuk bertindak kearah yang ditunjukan sesuai dengan
sistem pengelolaan air limbah yang direncanakan. Secara umum proses
perubahan masyarakat yang diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya kesadaran (Awareness)
2. Meningkatnya minat (Interest)
3. Tumbuhnya kebutuhan (Demand)
4. Adanya partisipasi dan tindakan (Action)

PT. BEMACO REKAPRIMA

Secara garis besar, strategi komunikasi yang akan diterapkan adalah sebagai
berikut:
1. Penguatan kapasitas SDM di bidang strategi komunikasi air limbah,
mencakup pembuatan modul dan tools pelatihan sesuai kebutuhan dan
pelaksanaan pelatihan komunikasi di tingkat pusat, propinsi dan kabupaten.
2. Produksi dan paket media dan tools komunikasi terkait air limbah dengan
mengutamakan prinsip efektifitas dan efisiensi produksi media
3. Membangun mekanisme keterlibatan publik melalui pemberdayaan
kelompok strategis .
4. Membangun opini publik melalui media advokasi. Dalam hal ini diperlukan
tokoh-tokoh masyarakat.
5. Penyelenggaraan strategic

event,

untuk

mengkondisikan

lingkungan

melalui system kompetisi sekaligus reward atas keberhasilan masyarakat


dalam pengeloaan air limbah di wilayahnya.
4.

Rencana Program dan Tahapan Pelaksanaan

4.1

Teknologi yang Akan Diterapkan

a. Kolam Aerasi
Kolam Aerasi akan diterapkan pada sistem skala kawasan dengan lokasi pada
Tabel 8 dan skala perkotaan pada Tabel 9.
Tabel 8 Lokasi dan kapasitas pengolahan skala kawasan

Lokasi

KEC. PERAK
Pagerwojo
Gadingmangu
KEC. NGORO
Ngoro
KEC.
MOJOAGUNG
Kademangan
Mojotrisno
Mancilan
Kauman
Miagan
Gambiran
Jumlah

PT. BEMACO REKAPRIMA

Jumla
h KK
Ekival
en

Kapasita
s air
limbah
(m3/hari)

Beban
Pencemar
an
(KgBOD/h
ari)

6073
9121

1518
2280

600
1000

180
271

7015

1754

800

208

2267
1185
4814
2179
2349
771
13565

567
296
1204
545
587
193
3391

250
150
500
250
250
100
1.500

215
180
305
83
149
117
1050

PE
(jiwa)

KEC.
PETERONGAN
Kepuh kembeng
Peterongan
KEC. PLOSO
Losari
KEC. KABUH
Kedungjati
Jumlah Total

7428
6115

1857
1529

800
800

231
190

5576

1394

600

201

3705
58598

926
14649

500
8.100

142
2473

Sumber: analisis konsultan, 2014

Tabel 9 Rencana pelayanan air limbah skala kota


Desa/Kelura
han

PE
(jiwa)

Candimulyo
Mojongapit
Kepanjen
Kepatihan
Jombang
Sambongduku
h
Pulo Lor
Kaliwungu
Jombatan
Kepatihan
Jumlah
Dibulatkan

13.670
5.551
9.168
5.223
10.104

Jml KK
Ekivale
n
3.417
1.388
2.292
1.306
2.526

5.002
4.262
577
5.485
580
59.623
60.000

1.251
1.065
144
1.371
145
14.906
15.000

kap
IPAL

Beban
BOD

1559
633
1046
662
1153

525
213
352
223
388

571
486
66
626
66
6.868
7.000

192
164
22
211
22
2.313
2.500

Sumber: analisis konsultan, 2014

b. Anaerobic Biofilter
Anaerobic biofilter diterapkan pada:
1) Sistem on-site individual di wilayah kepadatan tinggi pada zona 1
2) Sistem on-site komunal, berupa MCK sebanyak 115 unit.
3) Sistem off-site komunal, diterapkan pada 223 lokasi (lihat Tabel 10)
dengan kapasitas ekivalen 100 KK dengan prioritas pada kawasan
kumuh miskin dan pemicu perubahan.

Tabel 10 Jumlah dan lokasi pelayanan sistem komunal

PT. BEMACO REKAPRIMA

Desa

Kepadatan
Area
Terbangun
(jiwa/ha)

KEC. Bandar
KDM
Bandar KDM
Brodot
Jumlah
Kec. Perak
Pagerwojo
Perak
Gadingmangu
Jumlah
Kec. Gudo
Gudo
Blimbingan
Pesanggarahan
Jumlah
Kec. Diwek
Diwek
Cukir
Jumlah
Kec. Ngoro
Ngoro
Sidowarek
Jumlah
Kec. Mojowarno
Mojowarno
Jumlah
Kec. Bareng
Bareng
Jumlah
Kec.
Wonosalam
Wonosalam
Jumlah
Kec. Mojoagung
Kademangan
Mojotrisno
Mancilan
Murukan
Jumlah
Kec. Sumobito
Jogoloyo
Plemahan
PT. BEMACO REKAPRIMA

85
87

Volum
e
(unit)

2
2
4

127
116
233

5
3
2
10

117
120
101

3
2
2
7

77
112

4
3
7

128
102

94

44

66

4
2
6
3
3
2
2

2
2

124
131
150
67

3
5
5
6
19

119
112

4
3

Desa

Kec. Jombang
Pulo Lor
Jombang
Candi Mulyo
Mojongapit
Sambong
Dukuh
Sengon
Jombatan
Kepanjen
Kepatihan
Plandi
Kaliwumgu
Jelakombo
Jumlah
Kec. Megaluh
Megaluh
Jumlah
Kec. Tembelang
Tembelang
Jumlah
Kec. Kesamben
Kesamben
Podoroto
Jumlah
Kec. Kudu
Bakalanrayung
Jumlah
Kec. Ngusikan
Ngusikan
Keboan
Jumlah
Kec. Ploso
Rejoagung
Losari
Ploso
Bawangan
Jumlah
Kec. Kabuh
Kedungjati
Kabuh

Kepadatan
Area
Terbangun
(jiwa/ha)

Volu
me
(unit)

190
225
265
118

4
4
5
2

132
134
138
157
354
117
130
106

3
3
3
5
6
2
2
3
42

45

2
2

41

2
2

38
147

2
2
4

32

1
1
2

49
105

2
1
3

94
190
91
52

4
4
3
3
14

163
113

5
3

Desa
Segodorejo
Bakalan
Sumobito
Jumlah
Kec. Jogoroto
Jogoroto
Sumbermulyo
Jumlah
Kec.
Peterongan
Kepuhkembeng
Keplaksari

Kepadatan
Area
Terbangun
(jiwa/ha)
111
113
133

Volum
e
(unit)
3
4
5
19

69
110

5
3
8

137
101

3
2

Peterongan

186

Mancar

105

Jumlah

10

Desa
Banjardowo
Kauman
Sumberaji
Jumlah
Kec. Plandaan
Plandaan
Jumlah

Jumlah di
kecamatan
Pemicu
perubahan
Jumlah Total
(unit)

Kepadatan
Area
Terbangun
(jiwa/ha)
132
113
127

Volu
me
(unit)
4
2
3
17

81

2
2

183
40
223

c. Septic Tank Konvensional SNI


Septic tank konvensional diterapkan untuk mengentaskan BABS 2019 dan
sebagai standar pelayanan minimum sistem on-site.

Sistem pelayanan air limbah Kabupaten Jombang dirangkum dalam Gambar 8.

PT. BEMACO REKAPRIMA

Gambar 8 Sistem Pelayanan Air Limbah Kabupaten Jombang

PT. BEMACO REKAPRIMA

4.2

Rencana Tahapan Pelaksanaan

4.2.1 Rencana Jangka Mendesak


Rencana program pada tahap jangka mendesak diperlihatkan pada Tabel 11.
Tabel 11 Rencana kegiatan fisik jangka mendesak
Kegiatan
Sistem On-site

satuan

Volum
e

Pengadaan dan pemasangan septic tank


MCK
MCK++
Optimalisasi IPLT
Pengadaan Truk Tinja (3 m3)
Pengadaan Motor Tinja
Sistem Off-site
Komunal 100 kk
Pembangunan IPAL dan jaringan
perpipaan

Unit
Unit
Unit
m3/hari
Unit
Unit

17.500
20
5
25
3
2

Unit

30

Unit

4.2.2 Rencana Jangka Pendek


Rencana program pada tahap jangka pendek diperlihatkan pada Tabel 12.
Tabel 12 Rencana kegiatan fisik jangka pendek
Kegiatan

satua
n

Volume

Sistem On-site
Pengadaan dan pemasangan septic tank
MCK
MCK++
Optimalisasi IPLT
Pengadaan Truk Tinja (3 m3)
Pengadaan Motor Tinja
Sistem Off-site
Komunal 100 kk
Pemasangan perpipaan kawasan
Mojoagung

PT. BEMACO REKAPRIMA

Unit
Unit
Unit
3

m /hari
Unit
Unit

Unit

26.18
0
4
5
15
25
3
3

40

Pembangunan IPAL dan jaringan kawasan


perumahan (pemicu perubahan)
Pembangunan IPAL skala perkotaan

lokasi

m3/hari

7000

4.2.3 Rencana Jangka Menengah-Panjang


Rencana program pada tahap jangka menengah panjang diperlihatkan pada
Tabel 13.

Tabel 13 Rencana kegiatan fisik jangka menengah panjang


Kegiatan
Sistem On-site
MCK
MCK++
Pengadaan Truk Tinja (3 m3)
Pengadaan Motor Tinja
Sistem Off-site
- Komunal 100 kk
Pemasangan perpipaan sistem perkotaan
Jombang
Pembangunan IPAL dan jaringan skala
kawasan:
- Gadingmangu, Kec. Perak
- Peterongan, Kec. Peterongan
- Ngoro, Kec. Ngoro
- Ploso, Kec. Ploso
- Kedungjati, Kec. Kabuh
- Kepuhkembeng, Kec. Peterongan
- Pagerwojo, Kec. Perak

satua
n

Volume
meneng panja
ah
ng

Unit
Unit

30
1
0

Unit

Unit

Unit

Ls
Ls
Ls
Ls
Ls
Ls
Ls

2
5
0

Pendampingan pembentukan peraturan dan kelembagaan

Supervisi pembangunan IPAL

Community Development

PT. BEMACO REKAPRIMA

10
5

1
1

Pada setiap tahap direncanakan program non-fisik sebagai berikut.


-

20
1
0

1
1
1
1
1

Penyusunan dokumen lingkungan SPAL skala kawasan

Pembebasan lahan IPAL skala kawasan

Kampanye PHBS

4.3

Rencana Pembiayaan dan Indikasi Investasi Program

Jumlah kebutuhan biaya untuk setiap tahap adalah sebagai berikut.


R

204.643.108.0

Tahap jangka mendesak

p
R

00
385.850.608.0

Tahap jangka pendek

p
R

00
315.398.000.0

Tahap jangka menengah

p
R

00
282.430.000.0

Tahap jangka panjang

p
R

00
1.188.321.716.0

Total
p
00
Alternatif sumber dana dalam pembiayaan kegiatan diantaranya adalah
APBN,APBD PROVINSI, APBD PEMKAB, Hibah luar negeri, dan CSR.
4.4

Rencana Pengaturan dan Kelembagaan

Skema

pengembangan

kelembagaan

dan

ditunjukkan pada Gambar 9 dan Gambar 10.

PT. BEMACO REKAPRIMA

pengaturan

Kab.

Jombang

Gambar 9 Skema pengembangan kelembagaan

Gambar 10 Rencana pengembangan pengaturan dan kelembagaan


5.

Kesimpulan dan Rekomendasi

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis SWOT, pengembangan strategi yang harus


dilakukan adalah dengan optimasi IPLT dan pembangunan prasarana air
limbah berbasis masyarakat dan kawasan.

PT. BEMACO REKAPRIMA

Peraturan yang digunakan untuk pengendalian pencemaran terhadap air


limbah masih mengacu pada peraturan nasional, sedangkan untuk
peraturan daerahnya sendiri belum ada.

Tupoksi pengelolaan air limbah belum dipegang oleh suatu lembaga


khusus, oleh karena itu penanganannya masih belum maksimal.

Prasarana pendukung pengelolaan air limbah seperti akses air bersih,


pengelolaan sampah, dan saluran drainase masih belum ditangani dengan
maksimal oleh pemerintah Kabupaten Jombang.

Sistem pelayanan terdiri atas sistem on-site individual, sistem on-site


komunal sebanyak 115 MCK dan 40 MCK++, sistem off-site komunal
sebanyak 223 titik ekivalen 100 KK, 8 sistem off-site kawasan, dan 1 sistem
off-site perkotaan.

Untuk mencapai target 100% akses air limbah, dibutuhkan investasi total
sebesar

Rp1.188.321.716.000,- yang dikeluarkan secara bertahap pada

jangka mendesak, menengah, dan panjang selama 20 tahun.

5.2

Rekomendasi
Perlu dilakukan review untuk memperbaiki sistem pengelolaan air limbah

yang digunakan penduduk hingga saat ini. Dengan pertimbangan masih


banyak lahan yang tersedia di sekitar perumahan warga, maka tangki
septik yang tidak memenuhi standar dapat ditutup dan dibangun tangki
septik baru.

Perlu diusulkan dan dibentuk peraturan daerah tentang pengelolaan air


limbah secara terpadu, termasuk di dalamnya aturan tentang retribusi air
limbah. Sebaik apapun peraturan dibuat, tetap yang paling menentukan
adalah eksekusi dan ketegasan dari penegak aturan serta partisipasi
masyarakat itu sendiri.

Pemerintah Kabupaten Jombang perlu membentuk atau menentukan secara


jelas lembaga pengelola air limbah.

PT. BEMACO REKAPRIMA

Prasarana pendukung pengelolaan air limbah seperti akses air bersih,


pengelolaan sampah, dan saluran drainase merupakan faktor penting yang
juga harus diperhatikan. Hal ini karena pengelolaan air limbah secara
langsung terintegrasi dengan ketiga prasarana tersebut.

PT. BEMACO REKAPRIMA

Anda mungkin juga menyukai