Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SATUAN PROSES

Pengertian senyawa alkohol, thiol dan fenol

Nama kelompok :
1. Fenny Oktarina Effendi
2. Imaniar Syukurilla
3. Revi Oktariya Sari
4. Yen Yen Fransiska Damayanti

Kelas : 3 KiB
Instruktur : Idha silviyati, M.T

Politeknik Negeri Sriwijaya


2012

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya, sholawat dan
salam penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, alhamdulillah penulis dapat
menyelesaikan dan meyusun Makalah yang berjudul Pengertian Senyawa Alkohol, Thiol dan
Fenol. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini yaitu :
1.
Allah SWT yang memberikan kesehatan dan kesempatan untuk membuat Makalah ini.
2.
Orang tua yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang bermanfaat.
dalam proses penulisan ini.
3.
Teman-teman lain yang telah memberi motivasi bagi penulisan Makalah ini.
Penulis merasa yakin bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari sempurna,
baik bentuk, tata susunan kalimat, maupun cara penulisannya, Dengan berbagai kekurangan
inilah, penulis mohon kepada pembaca agar dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kebaikan dimasa depan.
Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita.

PENGERTIAN ALKOHOL, THIOL DAN FENOL

A. Alkohol
Alkohol merupakan kelompok senyawa karbon yang mempunyai gugus
hidroksi (-OH). Alkohol mempunyai rumus umum CnH2+2O.
1. Tata Nama Alkohol
Oleh karena alcohol merupakan senyawa turunan dari alkana, maka
penanamanyapun diturunkan dari alkana, yaitu dengan mengganti akhiran ana
dengan ol. Contoh :
ALKANA
Metana (CH4)

ALKOHOL
Metanol (CH3OH)

Etana ( CH3-CH3)

Etanol (CH3-CH2-OH)

Propane (CH3-CH2-CH3)

Propanol (CH3-CH2-CH2OH

Berdasarkan letak gugus OH, dikenal tiga jenis alkohol :

Alkohol primer : gugus OH terletak pada atom C primer (paling


ujung)
Contoh :
CH3-CH2-CH2-CH2
OH
1-butanol (alcohol primer)

Alkohol sekunder : gugus OH terikat pada atom C sekunder (diapit


oleh dua atom C lain)
Contoh :
CH3-CH-CH2-CH3
OH
2 butanol (alcohol sekunder)

Alkohol tersier :guguus OH terikat pada atom C tersier (dikelilingi


oleh tiga atom C lain)
Contoh :
CH3
CH3-C-CH2-CH3
OH
2-metil -2-butanol (alkohol tersier)

2. Pembuatan Alkohol

Dalam industry , etanol dibuat melalui reaksi hidrasi alkena dengan


katalis tertentu.
CH2 = CH2 = H2O

Dalam indstri, methanol juga dapat dibuat dari gas alam. Mula-mula
campuran metana dan uap air dilewatkan katalis dengan suhu dan
tekanan tertentu. Pada tahap ini terbentuk campuran gas CO dan H2.
Gas CO dan H2 ini selanjutnya dengan menggunakan katalis campuran
Zn dan Cr2O3 pada kondisi tertentu akan bereaksi membentuk
methanol.
CH4 + H2O
CO + 2H2

C2H5OH

CO + 3H2
CO + 3H2

untuk membuat minuman yang mengandung akohol (etanol) digunakan


fermentasi
caranya : perahan anggur yang mengandung glukosa ditambah ragi,
maka akan mengalami proses peragian sehingga terbentuklah anggur
(larutan etanol (12 %)
C6H12O6 fermentasi
Glukosa

2C2H15OH

+ 2CO2

Bila jumlah etanol melebihi kadar tesebut, ragi akan mati dan proses
fermentasi berhenti. Etanol hasil fermentasi mempunyai kadar sekitar
7-8 % volum. Senyawa golongan alcohol yang dapat diminum hanya
etanol.

3. Reaksi Alkohol
a. reaksi alcohol dengan logam Natrium
alcohol bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hydrogen dan
natrium alkanolat. Reaksinya lebih tenang jika dibandingkan dengan reaksi
logam natrium dengan air.
CH3-CH2-CH2-OH +Na

CH3-CH2-CH2-ONa +1/2 H2O

Propanol

natrium propanolat

b. Esterifikasi
alcohol dengan asam karboksilat bereaksi membentuk ester. Oleh sebab
itu reaksi ini disebut esterifikasi ( reaksi pembentukan ester). Reaksi ini
berlangsung lebih cepat bila digunakan katalis, misalnya asam sulfat pekat.
c. Reaksi alkohol dengan dengan hydrogen halida
alcohol dapat bereaksi dengan hydrogen halide membentuk haloalkana
CH3- CH- CH3 +HCl
OH
2 propanol

CH3- CH- CH3 + H2O


Cl
2-kloropana

d. oksidasi alkohol
alkohol primer jika dioksidasi akan menjadi aldehid. Pada oksidasi
selanjutnya akan mengubah aldehid menjadi asam karboksilat, pada alkohol
sekunder menjadi keton dan alcohol tersier tidak dapat dioksidasi.

4. Sifat Sifat Alkohol


a. Alcohol alifatis dengan jumlah atom C kurang dari 12, berfase cair
pada suhu kamar. Titik didih alcohol lebih tinggi dibandingkan dengan alkana
yang memiliki masa molekul relative(Mr) hampir sama.

Adanya gugus -O-H yang bersifat polar, menyebabkan antara molekulmolekul alcohol terbentuk ikatan hydrogen

Garis putus-putus menunjukkan ikatan hydrogen. Semakin besar massa


molekul relative alcohol, maka semakin tinggi titik didih alcohol. Untuk
mengubah fase cair alcohol menjadi fase gas diperlukan energy lebih besar
yang digunakan untuk memutus ikatan hydrogen dan mengubah asosiasi
molekul menjadi molekul tunggal dalam fase gas.
b. alcohol dengan rantai atom C pendek, semakin panjang rantai atom
C, semakin sukar larut dalam air. Etanol dapat bercampur sempurna dengan air.
Etanol dapat bercampur sempurna denan air, campuran yang dihasilkan bersifat
azeotrop (memiliki titik didih campuran yang tetap), misalnya etanol 96 %
mempunyai titik didih 78,1Oc.
c. alcohol adalah pelarut yang baik. Adanya gugus OH yang bersifat
polar memungkinkan alcohol dapat melarutkan KOH dan NaOH yang
berikatan ion, sedangkan adanya gugus alkil yang tidak bersifat polar
memungkinkan alcohol dapat melarutkan zat-zat nonpolar, misalnya heksana.
d. monoalkohol (alcohol yang memiliki satu gugus OH ) merupakan
cairan yang encer seperti air (misalnya etanol dan propanol). Polialkohol
(alcohol yang memiliki lebih dari satu gugus OH ) merupakan cairan kental
(misalnya gliserol = 1,2,3-propantriol)

5. Kegunaan Alkohol
1. sebagai bahan pelarut,
2. sebagai desinfektan, misalnya etanol 70 % memiliki daya pembunuh kuman
terbaik
3. sebagai bahan bakar, misalnya campuran antara methanol dan etanol yaitu
spritus (biasanya diberi zat warna seperti metilen biru)

B. THIOL
Satu gugus thiol pada DMSA akan berikatan dengan gugus thiol pada residu sistein,
membentuk suatu ikatan disulfida. Gugus thiol DMSA yang lain berada dalam bentuk bebas.
Gugus
thiol
bebas
ini
akan
berperan
dalam
mengikat
merkuri.

C. FENOL
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada
beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil.
Mempunyai sebuah cincin aromatic dengan satu atau lebih gugus hidroksil ,sering
bergabung dengan glukosida dan biasanya terdapat dalm rongga sel. Beberapa
golongan polimer penting seperti lignin, melanin, dan tannin, adalah polfenol.
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol
memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus
hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O yang
dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol
bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di
mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya
tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara
satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban
negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat
dengan proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu
bara. Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph
Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama
pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol).
Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan
kloraseptik.
Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin,
pembasmi rumput liar, dan lainnya. Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan
pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka.Penyuntikan fenol juga pernah digunakan
pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia
II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kemah-kemah, terutama di
Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter secara penyuntikan
kevena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat
mengakibatkan kematian langsung.
A. Sifat Kimia

Fenol tidak dapat dioksidasi menjadi aldehid atau keton yang jumlah atom Cnya sama , karena gugus OH-nya terikat pada suatu atom C yang tidak
mengikat atom H lagi. Jadi fenol dapat dipersamakan dengan alkanol tersier.
Jika direaksikan dengan H2SO4 pekat tidak membentuk ester melainkan
membentuk asam fenolsulfonat ( o atau p).

Dengan HNO3 pekat dihasilkan nitrofenol dan pada nitrasi selanjutnya


terbentuk 2,4,6 trinitrofenol atau asam pikrat.
Larutan fenol dalam air bersifat sebagai asam lemah jadi mengion sbb :
Karena itu fenol dapat bereaksi dengan basa dan membentuk garam fenolat

B. Sifat Fisika

Fenol murni berbentuk Kristal yang tak berwarna, sangat berbau dan
mempunyai sifat-sifat antiseptic
Agak larut dalam air dan sebaliknya sedikit air dapat juga larut dalam fenol
cair. Karena bobot molekul air itu rendah dan turun titik beku molal dari fenol
itu tinggi, yaitu 7,5 maka campuran fenol dengan 5-6% air telah terbentuk cair
pada temperature biasa. Larutan fenol dalam air disebut air karbol atau asam
karbol.
Contoh Contoh Senyawa fenol
1. Senyawa fenol sederhana
2. Lignan, Neolignan,
Lignin
3. Stilbena
4. Naftokinon
5. Antrakinon

6. Flavonoid
7. Antosian
8. Tanin
9. Kumarin
10.Kromon & Xanton

C. Peranan Senyawa Fenol


1. Lignin merupakan bahan dinding sel
2. Antosianin sebagai pigmen bunga
3. Peranan yang masih merupakan dugaan
Flavonol tampaknya penting dalam pengaturan pertambahan
makanan kapri.
Kehadirannya dalam kloroplas bayam menimbulkan dugaan
bahwa flavonol berperan dalam fotosintesis.
4. Fenol tumbuhan mendapat perhatian karena kemampuannya untuk
membentuk kompleks dengan protein dengan ikatan hydrogen.
5. Ekstraksi senyawa fenol dari tumbuhan dengan menggunakan alcohol
yang mendidih biasanya mencegah terjadinya oksidasi enzimatik.
6. Senyawa fenol merupakan senyawa aromatic karena itu menyerap
cahaya pada daerah UV.
D. Pemeriksaan Kandungan Fenol
Pemeriksaan kandungan kimia meliputi pemeriksaan pendahuluan terhadap
berbagai ekstrak dengan reaksi warna dan pengendapan guna mengetahui golongan
senyawa polifenol, selanjutnya dilakukan pemeriksaan senyawa-senyawa turunan fenol
dengan kromatografi kertas dan spektrofotometer UV. Hasil pemeriksaan pendahuluan

ditunjukkan adanya tanin, flavanoid, antosianin, dan leukoantosianin. Pemeriksaan


lebih lanjut menggunakan kromatografi kertas didapat tannin galat dan siduga adanya
asam protokatekuat, sedangkan kromatografi kertas preparatif yang dikarakteristik
dengan UV.

Anda mungkin juga menyukai