Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik
: Perkembangan Psikologi Remaja
Sasaran
: Siswa Kelas VIII SMPN 21 Surabaya
Tempat
: Aula SMPN 21 Surabaya
Hari/Tanggal : Jumat, 25 April 2014
Waktu
: 09.00 WIB 10.30 WIB
1.

Latar Belakang Masalah


Remaja merupakan periode transisi perkembangan dari anak ke masa dewasa.
Pada masa ini mulai terjadi perkembangan perkembangan baik fisik maupun
psikologis dari keadaan anak anak menuju kondisi dewasa. Perkembangan dan
perubahan fisik sertapsikologis yang terjadi, menyebabkan remaja ingin mengetahui
siapa dirinya, apa bakatnya, bagaimana mencapai cita - citanya. Baik remaja
perempuan ataupun pria memiliki perasaan yang hampir sama dalam menghadapi
perkembangan psikologisnya. Antara lain merasa gelisah, resah, ada konflik batin
dengan orang tua, minat meluas, tidak menetap, pergaulan, mulai berkelompok,
tetapi sering muncul perasaan asing, mulai mengenal lawan jenis, serta tidak
stabilnya prestasi belajar.
Remaja merupakan masa masa kritis terhadap kematangan psikologis manusia.
Berbagai masalah yang sering terjadi pada masa remaja, seringkali membuat remaja
terjebak pada situasi yang membuat remaja tersebut kehilangan masa depan. Hal ini
terjadi karena banyak remaja yang belum mengerti perubahan - perubahan yang
terjadi pada dirinya, sehingga mereka mencoba mencari informasi tanpa mengetahui
kebenaran sumber informasi tersebut.
Penyuluhan ini memberikan informasi kepada para peserta sehingga dapat
mengetahui perubahan perubahan psikologis yang terjadi dan dapat
mengidentifikasi pemecahan dari permasalahan yang sering terjadi.

2. Tujuan
2.1 Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang perkembangan psikologis remaja,
diharapkan peserta dapat mengetahui tentang perubahan perubahan psikologis
yang terjadi pada masa remaja sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan
tersebut serta remaja mampu menghadapi masalah yang biasa terjadi pada masa
remaja.
2.2 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penjelasan tentang perkembangan psikologis remaja,


peserta diharapkan dapat :
1. Menjelaskan perubahan psikologis yang terjadi pada masa remaja
2. Mengetahui masalah masalah psikologis yang umum terjadi pada remaja
3. Mengetahui penyelesaian dari masalah yang akan dihadapi
3.
a.
b.
c.
d.
e.

Materi
Pengertian Remaja
Ciri Kejiwaan dan Psikososial pada Remaja Secara Umum
Perubahan / Perkembangan Psikologi Spesifik yang Terjadi Pada Remaja
Karakteristik dan Permasalahan pada Remaja
Solusi Permasalahan yang Dihadapi Remaja

4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi & Tanya jawab
5.

Media
1.
Laptop & LCD / Flipchart
2.

6.

Leaflet

Pengorganisasian
Pembimbing
Penyaji
Puriastuti
Moderator
Observer

Fasilitator

: Miatuningsih, Dip.Mw., S.Pd


: Fitria Ardiyani, Naisyatul Kameilia, Alifia Candra
: Dewi Angga Purnamasari
: Rima Nur Khasanah
Dewi Masyithoh
Fitriani Puspayanti
: Shoimatul Fadhillah
Irma Sari Fitriana
Angkit Ayu Primarela

Job Description
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji
: Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif dalam diskusi

4. Observer

: Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan, mengevaluasi jalannya


penyuluhan
7.

Kegiatan Penyuluhan
No.
1.

2.

3.

Waktu
Pembukaan
09.00 09.10
(10 menit)

Pelaksanaan
09.10 10.00
(50 menit)

Evaluasi
10.00 10.20
(20 menit)

Kegiatan Penyuluh

Kegiatan Peserta

1. Salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari Menjawab
penyuluhan
mendengarkan,
4. Melakukan kontrak waktu
memberikan respon
5. Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
1. Menjelaskan definisi remaja 1. Mendengarkan
2. Menjelaskan ciri kejiwaan memperhatikan
dan psikososial pada remaja penyuluhan
secara umum
3. Menjelaskan perubahan
perubahan psikologis yang
terjadi pada masa remaja
2. Mengikuti diskusi
4. Menyebutkan masalah aktif
masalah yang sering terjadi
pada masa remaja
5. Mengajak peserta untuk
berdiskusi
menyelesaikan
masalah masalah yang
sering terjadi pada remaja
6. Menjelaskan solusi dari
permasalahan yang sering
terjadi pada remaja

salam,
dan

dan
materi

secara

1. Memberikan
kesempatan1. Bertanya
pada peserta untuk bertanya
2. Memberikan
pertanyaan
(umpan balik) mengenai:
2. Menjawab pertanyaan oleh
Perubahan perubahan pada penyuluh
masa remaja
Permasalahan yang sering
terjadi pada masa remaja
Cara penyelesaian masalah

masalah pada masa remaja


4.

8.
a.

b.
c.

Penutup
10.20 10.30
(10 menit)

1. Membacakan kesimpulan
2. Membagikan leafleat
3. Mengucapkan salam

1. Mendengarkan
memperhatikan
2. Menjawab salam

Kriteria Evaluasi
Evaluasi Struktur
Peserta hadir di tempat penyuluhan tepat waktu
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Aula SMPN 21 Surabaya
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan sesuai dengan perencanaan
Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

d. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti
dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

dan

Lampiran Materi
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REMAJA
1.

Definisi
Perkembangan psikologis adalah suatu perkembangan pada diri manusia yang
berkaitan dengan aspek kejiwaan terkait di dalamnya adalah aspek emosi, mental,
kemauan dan keadaan moral seperti dikemukakan oleh Sri Rumini, dkk (1993)
disimpulkan bahwa perkembangan psikologis adalah suatu proses perubahan yang
progresif berdasarkan pertumbuhan kematangan dan belajar atau pengalaman dengan
cara mengaktualisasi diri secara memuaskan.
Sedangkan pendapat tentang usia remaja sendiri bervariasi antara beberapa ahli,
organisasi,atau lembaga kesehatan. Usia remaja merupakan periode transisi
perkembangan dari anak ke masa dewasa yaitu usia antara 10-24 tahun. Secara
etimiologi, remaja berarti tumbuh menjadi dewasa. Remaja adalah mulai dewasa
sudah sampai umur untuk kawin (KBBI, 2001).
Definisi remaja (adolesecence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO)
adalah periode usia antara 10-19 tahun, sedangkan menurut PBB menyebut kaum
muda (youth) untuk usia antara 15-24 tahun. Sementara itu, menurut The Health
Resource and Services Administrations Guidelines Amerika Serikat, rentang usia
remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14
tahun), remaja menengah (15-17 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Definisi ini
kemudian disatukan dalam terminologi kaum muda (young people)yang mencakup
usia 10-24 tahun (Kusmiran,2011).
Menurut Kusmiran (2011), definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut
pandang yaitu:
1) Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia anatara 11-12 tahun samapai
20-21 tahun;
2) Secara fisik, remaja ditandaioleh ciri perubahan pada penampilan fisik, fungsi
fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;
3) Secara psikologis remaja merupakan masa dimana individu mengalami peruabahanperubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral diantara masa anak-anak
menuju masa dewasa.

Pada masa remaja, menurut Soetjiningsih (2004), anak remaja akan dihadapkan
pada dua tugas utama, yaitu:
1) Mencapai ukuran kebebasan atau kemandirian dari orangtua

2) Membentuk identitas untuk tercapainya integrasi diri dan kematangan pribadi.


Selain itu, masih ada 8 tugas perkembangan lain pada masa remaja, yaitu:
1) Memperluas hubungan antar pribadi dan berkomunikasi secara lebih dewasa
2) Memperoleh peranan sosial
3) Menerima keadaan tubuhnya dan menggunakannya secara efektif
4) Memperoleh kebebasan emosional dari orangtua
5) Mencapai kepastian akan kebebasan dan kemampuan berdiri sendiri
6) Memiliki dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan
7) Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga
8) Mengembangkan dan membentuk konsep-konsep moral.
2. Perkembangan Psikologis Remaja
2.1 Perkembangan Psikologis Remaja Secara Umum
Perkembangan psikologis pada masa remaja yang merupakan masa transisi dari
periode anak ke dewasa menurut G.W. Allport (dalam Sarwono, 2006) menunjukkan
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Pemekaran diri sendiri (extension of the self) yang ditandai dengan kemampuan
seorang untuk menganggap orang atau hal lain sebagai bagian dari diri sendiri juga.
Perasaan egoisme (mementingkan diri sendiri) berkurang sebaliknya tumbuh
perasaan ikut memiliki, salah satu tanda yang khas adalah tumbuhnya kemampuan
untuk mencintai orang lain dan alam sekitarnya. Kemampuan untuk bertenggang
rasa dengan orang yang dicintainya untuk ikut merasakan penderitaan yang dialami
oleh orang yang dicintainya, menunjukkan adanya tandatanda kepribadian dewasa
(mature personality) ciri lain adalah berkembangnya ego ideal berupa cita-cita, idola
dan sebagainya yang menggambarkan wujud ego (diri sendiri) di masa depan.
2) Kemampuan untuk melihat diri sendiri secara obyektif (self objectivication) ditandai
dengan kemampuan untuk mempunyai wawasan tentang diri sendiri (self insight)
dan kemampuan untuk menangkap humor (sense of humor) terrmasuk yang
menjadikan dirinya sendiri sebagai sasaran.ia tidak marah jika dikritik pada saaatsaat yang yang diperlukan ia dapat melepaskan diri dari dirinya sendiri dan meninjau
dirinya sendiri sebagai orang luar.
3) Memiliki falsafah hidup tertentu (unifying philosophy of life). Hal itu dapat
dilakukan tanpa perlu merumuskannnya dan mengucapkankannya dalam kata-kata.
Orang yang sudah dewasa tahu dengan tepat tempatnya dalam rangka susunan objekobjek lain di dunia. Ia tahu kedudukannnya dalam masyarakat., ia paham bagaimana
seharusnya ia bertingkah laku dalam kedudukan tersebut. Dan ia berusaha mencari
jalannya sendiri menuju sasaran yang ia tetapkan sendiri. Orang seperti ini tidak lagi
mudah terpengaruh dan pendapatnya serta sikap-sikapnya cukup jelas dan tegas.
Terdapat dua konsep perkembangan remaja, yaitu nature dan nurture. Konsep
nature mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa badai dan tekanan. Periode

perkembangan ini individu banyak mengalami gejolak dan tekanan karena


perubahan yang terjadi dalam dirinya. Konsep nurture menyatakan tidak semua
remaja mengalami masa badai dan tekanan tersebut. Hal tersebut tergantung pada
pola asuh dan lingkungan dimana remaja itu tinggal.
Ciri kejiwaan dan psikososial remaja menurut Kusmiran (2011), antara lain :
1. Usia Remaja Muda (12-15 tahun)
Sikap protes terhadaporang tua
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai hidup yang diajarkan
orangtuannya, sehingga lebih sering menunjukkan sikap protes. Mereka berusaha
mencari identitas diridan sering kali disertai dengan menjauhkan diri dari
orangtuanya. Dalam upaya pencarian identitasdiri, remaja cenderung melihat kepada
tokoh-tokoh diluar lingkungan keluarganya, yaitu:guru, figure ideal yang terdapat
difilm atau tokoh idola.
Preokupasi dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang cepat
sekali.perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi diri remaja.
Kesetiakawanan dengan kelompok seusia
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterikatan dan kebersamaan
dengan sekelompok usia dalam upaya mencaripersamaan nasib. Hal ini tercermin
dalam cara berprilaku social.
Kemampuan untuk berpikir secara abstrak
Daya kemampuan berpikir seorang remaja mulaiberkembang dan dimanifestasikan
dalam bentukdiskusi untuk mempertajam kepercayaan diri.
Perilaku yang labil dan berubah-ubah
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubahubah, pada suatu waktu
tampak bertanggung jawab, tapi pada waktu lain tampak masa bodoh. Perilaku
demikian menunjukkan bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang memerlukan
penanganan dan pengertian secara bijaksana.
2. Usia Remaja Penuh (16-19 tahun)
Kebebasan dari orang tua
Remaja mulai merasakan kebebasan,tetapijuga merasa kurang menyenangkan.
Timbul kebutuhan untuk terikat dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.
Ikatan terhadap pekerjaan dan tugas
Seringkali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang ditekuni secara
mendalam. Mulai mengembangkan cita-cita dan mulai memikirkan melanjutkan
sekolah atau bekerja.
Pengembangan nilai oral dan etis yang mantap. Remaja mulai menyusun nilai-nilai
moral dan etis sesuai dengan cita-citanya.

Pengembangan hubungan pribadi yang labil. Adanya tokoh panutan atau hubungan
cinta yang stabil menyebabkan terbentuknya kestabilan pada diri remaja.
Penghargaan kembali pada orang tua dalam kedudukan yang sejajar
Selain itu, menurut Zulkifli (2006), masa remaja dapat dibagi dalam 2 periode
yaitu:
1. Periode Masa Puber usia 12-18 tahun:
a. Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke masa awal pubertas.
Cirinya:
- Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil lagi
- Anak mulai bersikap kritis
b. Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
- Mulai cemas dan bingung tentang perubahan fisiknya
- Memperhatikan penampilan
- Sikapnya tidak menentu/plin-plan
- Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib
c. Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa pubertas ke masa
adolesen. Cirinya:
- Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi kedewasaan psikologisnya belum
tercapai sepenuhnya
- Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri lebih awal dari remaja pria
2. Periode Remaja Adolesen usia 19-21 tahun
Merupakan masa akhir remaja. Beberapa sifat penting pada masa ini adalah:
- Perhatiannya tertutup pada hal-hal realistis
- Mulai menyadari akan realitas
- Sikapnya mulai jelas tentang hidup
- Mulai nampak bakat dan minatnya
2.2 Perkembangan Psikologi Remaja Secara Khusus
a. Perkembangan Kognitif Psikologi Remaja
Pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan pada usia 1220 thn secara fungsional,
perkembangan kognitif (kemampuan berfikir) remaja dapat digambarkan sebagai
berikut
Secara intelektual remaja mulai dapat berfikir logis tentang gagasan abstrak
Berfungsinya kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu membuat rencana, strategi,
membuat keputusan-keputusan, serta memecahkan masalah
Sudah mampu menggunakan abstraksi-abstraksi, membedakan yang konkrit dengan
yang abstrak

Munculnya kemampuan nalar secara ilmiah, belajar menguji hipotesis


Memikirkan masa depan, perencanaan, dan mengeksplorasi alternatif untuk
mencapainya psikologi remaja
Mulai menyadari proses berfikir efisien dan belajar berinstropeksi
Wawasan berfikirnya semakin meluas, bisa meliputi agama, keadilan, moralitas, dan
identitas (jati diri)

b. Perkembangan Emosi Psikologi Remaja


Remaja mengalami puncak emosionalitasnya, perkembangan emosi tingkat
tinggi. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang
kuat, emosinya bersifat negatif dan temperamental (mudah tersinggung, marah,
sedih, dan murung). Sedangkan remaja akhir sudah mulai mampu mengendalikannya. Remaja yangberkembang di lingkungan yang kurang kondusif, kematangan
emosionalnyaterhambat. Sehingga sering mengalami akibat negatif berupa tingkah
laku salah suai, misalnya : psikologi remaja
1) Agresif : melawan, keras kepala, berkelahi, suka menggangu dan lain-lainnya
2) Lari dari kenyataan (regresif) : suka melamun, pendiam, senang menyendiri,
mengkonsumsi obat penenang, minuman keras, atau obat terlarang
Sedangkan remaja yang tinggal di lingkungan yang kondusif dan harmonis dapat
membantu kematangan emosi remaja menjadi :
1) Adekuasi (ketepatan) emosi : cinta, kasih sayang, simpati, altruis (senang menolong),
respek (sikap hormat dan menghormati orang lain), ramah, dan lain-lainnya
2) Mengendalikan emosi : tidak mudah tersinggung, tidak agresif, wajar, optimistik,
tidak meledak-ledak, menghadapi kegagalan secara sehat dan bijak
c. Perkembangan Moral Psikologi Remaja
Remaja sudah mampu berperilaku yang tidak hanya mengejar kepuasan fisik saja,
tetapi meningkat pada tatanan psikologis (rasa diterima, dihargai, dan penilaian
positif dari orang lain). psikologi remaja
d. Perkembangan Sosial Psikologi Remaja
Remaja telah mengalami perkembangan kemampuan untuk memahami orang lain
(social cognition) dan menjalin persahabatan. Remaja memilih teman yang memiliki
sifat dan kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, misalnya sama hobi,
minat, sikap, nilai-nilai, dan kepribadiannya.
Perkembangan sikap yang cukup rawan pada remaja adalah sikap comformity yaitu
kecenderungan untuk menyerah dan mengikuti bagaimana teman sebayanya berbuat.
Misalnya dalam hal pendapat, pikiran, nilai-nilai, gaya hidup, kebiasaan, kegemaran,
keinginan, dan lain-lainnya.
e. Perkembangan Kepribadian Psikologi Remaja

Isu sentral pada remaja adalah masa berkembangnya identitas diri (jati diri) yang
bakal menjadi dasar bagi masa dewasa. Remaja mulai sibuk dan heboh dengan
problem siapa saya? (Who am I ?). Terkait dengan hal tersebut remaja juga risau
mencari idola-idola dalam hidupnya yang dijadikan tokoh panutan dan kebanggaan.
Faktor-faktor penting dalam perkembangan integritas pribadi remaja (psikologi
remaja)adalah :
1) Pertumbuhan fisik semakin dewasa, membawa konsekuensi untuk berperilaku
dewasa pula
2) Kematangan seksual berimplikasi kepada dorongan dan emosi-emosi baru
3) Munculnya kesadaran terhadap diri dan mengevaluasi kembali obsesi dan citacitanya
4) Kebutuhan interaksi dan persahabatan lebih luas dengan teman sejenis dan lawan
jenis
5) Munculnya konflik-konflik sebagai akibat masa transisi dari masa anak menuju
dewasa. Remaja akhir sudah mulai dapat memahami, mengarahkan,
mengembangkan, dan memelihara identitas diri
Tindakan antisipasi remaja akhir adalah:
1) Berusaha bersikap hati-hati dalam berperilaku dan menyikapi kelebihan dirinya
2) Mengkaji tujuan dan keputusan untuk menjadi model manusia yang diidamkan
3) Memperhatikan etika masyarakat, kehendak orang tua, dan sikap teman-temannya
4) Mengembangkan sikap-sikap pribadinya
f. Perkembangan Kesadaran Beragama
Iman dan hati adalah penentu perilaku dan perbuatan seseorang. Bagaimana
perkembangan spiritual ini terjadi pada psikologi remaja? Sesuai dengan
perkembangannya kemampuan kritis psikologi remaja hingga menyoroti nilai-nilai
agama dengan cermat. Mereka mulai membawa nilai-nilai agama ke dalam kalbu
dan kehidupannya. Tetapi mereka juga mengamati secara kritis kepincangankepincangan di masyarakat yang gaya hidupnya kurang memedulikan nilai agama,
bersifat munafik, tidak jujur, dan perilaku amoral lainnya. Di sinilah idealisme
keimanan dan spiritual remaja mengalami benturan-benturan dan ujian
3.

Permasalah pada Masa Remaja


Beberapa permasalahan yang sering terjadi pada remaja, antara lain:
a. Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar dari para remaja terlihat dari menurunnya prestasi. Sebenarnya
kesulitan belajar dan berprestasi yang lebih dapat dilakukan remaja apabila dia mau
sungguh-sungguh untuk mengatasi kesulitannya. Faktor penyebab kesulitan belajar

b.

c.

remaja yaitu kondidi fisio-logis, kepribadian, daya intelektual, aktivitas remaja, dan
sosio-ekonomi. Adapun dampak buruk dari kesulitan belajar adalahUnder achieve.
Kesulitan Bergaul
Sebenarnya, pergaulan merupakan media dalam mencapai suatu keberhasilan. Akibat
buruk dari kesulitan bergaul yaitu berorientasi pikiran sempit dan tidak objektif, sulit
memberikan dan menerima pendapat orang lain, bertingkah laku serba salah atau
kaku, berprasangka buruk hubungan personal dan apatis, menarik diri dan kurang
partisipasi dalam kegiatan sosial.
Kesulitan Hubungan Keluarga
Ketidakmatangan remaja membina hubungan harmonis dengan keluarga terlihat dari
frekuensi pertengkaran sesama anggota keluarga, mengkritik, dan membuat
komentar yang merendahkan penampilan atau perilaku anggota keluarga lainnya.
Hubungan keluarga yang buruk juga bisa berkembang keluar rumah seperti
ketidakmatangan menyesuaikan diri. Dampak ketidakmampuan menyesuaikan diri
antara lain :
Tidak bertanggung jawab dan mengabaikan tanggung jawab.
Mencari kebebasan dan dukungan sosial dari kelompoknya.
Sikap agresif dan percaya diri, namun mudah menyerah.
Merasa kurang aman sehingga patuh pada standar kelompok.
Merasa ingin pulang bila jauh dari lingkungan yang tak dikenal.
Banyak mengkhayal, perilaku regresi akibat kurang perhatian.
Suka memakai defence mechanism; rasionalisasi atau proyeksi

d. Perilaku Moral
Ketidak-matangan moral remaja terlihat dari tingkat pelanggaran pada peraturan
keluarga atau lingkungan, membenarkan setiap perbuatan yang salah, kenakalan
remaja (berkelahi atau tawuran), sikap antisosial, (merusak, perilaku kriminal,
merampok, atau menggunakan narkoba).
e. Perilaku Agresi
Karakteristik dari perilaku agresi remaja antara lain :
Perilaku agresi yang bersifat verbal, seperti memaki, mencaci, mengejek,
berbohong, dan menghina.
Perilaku agresi yang bersifat nonverbal, seperti mencuri tanpa atau dengan
menyerang terhadap orang lain atau anggota keluarga, kabur dari rumah, dengan
sengaja melakukan pembakaran, bolos sekolah dan membuat onar, berkelahi,
menyiksa teman atau anggota keluarganya (Kusmiran, 2011).
Gunarsa (1989) juga merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat
menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:

1.
2.
3.
4.
5.

Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.


Ketidakstabilan emosi.
Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentanganpertentang dengan orang tua.
6. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi
semuanya.
7. Senang bereksperimentasi.
8. Senang bereksplorasi.
9. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
10. Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
4.

1)
a.
b.

Memfasilitasi Perkembangan Remaja


Dalam menghadapi permasalahannya, remaja memerlukan bantuan dan fasilitas
dari dirinya sendiri maupun orang orang disekitarnya. Beberapa cara yang dapat
digunakan untuk memfasilitasi perkembangan remaja dapat dilakukan oleh remaja
itu sendiri, dan oleh orang tua/keluarganya.
Cara-cara yang Dilakukan Remaja
Diskusikan dengan remaja mengenai ciri-ciri perkembangan psikososial remaja yang
normal dan menyimpang.
Diskusikan cara-cara untuk mencapai perkembangan psikososial yang normal,
yaitu :
Anjurkan remaja untuk berinteraksi dengan orang lain yang membuat mereka

nyaman untuk mencurahkan perasaan, perhatian, dan kekhawatiran.


Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan positif
(olahraga, kesenian, pramuka, pengajian, dan lain sebagainya)
Anjurkan remaja untuk melakukan kegiatan di rumah sesuai dengan perannya.
c. Bimbing dan motivasi remaja dalam membuat rencana kegiatan dan melaksanakan
rencana yang telah dibuatnya.
d. Jika remaja mengalami penyimpangan perkembangan, misalnya bingung peran,
maka:
Diskusikan aspek positif/kelebihan yang dimiliki remaja
Bantu remaja mengidentifikasi berbagai peran yang dapat ditampilkan remaja dalam
kehidupannya.
Diskusikan penampilan peran yang terbaik untuk remaja.
Bantu remaja untuk mengidentifikasi perannya di keluarga.

2) Beberapa cara yang perlu diajarkan kepada orang tua/keluarga dalam rangka
memfasilitasi perkembangan remaja adalah sebagai berikut.
a. Jelaskan tentang ciri-ciri perkembangan remaja yang normal dan menyimpang.
b. Jelaskan cara yang dapat dilakukan orang tua / keluarga untuk memfasilitasi
perkembangan remaja yang normal, dengan cara :
Fasilitasi remaja untuk berinteraksi dalam kelompok sebaya.
Anjurkan remaja untuk bergaul dengan orang lain yang membuat remaja nyaman
mencurahkan perasaan, perhatian, dan kekhawatirannya.
Anjurkan remaja untuk mengikuti organisasi yang mempunyai kegiatan positif.
Berperan sebagai teman berbagi cerita bagi remaja.
Berperan sebagai contoh peran (role model) bagi remaja dalam melakukan interaksi
sosial yang baik.
Berikan lingkungan yang nyaman bagi remaja untuk melakukan aktivitas bersama
kelompoknya.
Membimbing remaja dalam menentukan rencana masa depannya.

DAFTAR PUSTAKA

Gunarsa, S. D. 1989. Psikologi Perkembangan: Anak dan Remaja. Jakarta: BPK. Gunung
Mulia
Kusmiran, Eny. 2011. Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba Medika
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta : Sagung
Seto
Rumini, Sri, dkk. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Unit Percetakan dan.
Penerbitan (UPP) IKIP Yogyakarta.
Zulkifli. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai