Buku ini memuat dalil dalil yang terang dan begitu gamblang tentang hukum lagu, musik, dan
nasyid. Banyak hal yang dibahas dalam buku ini diantaranya adalah status hukum nyanyian dan
musik; nyanyian dan alat musik yang dibolehkan syari'at; hukum nyanyian tanpa alat musik;
hukum nyanyian shufi dan nasyid Islami; dll.
Pada ringkasan ini hanya penulis kutipkan sebagiannya saja. Dalil dalil dari al Qur'an yang
penulis kutipkan hanya satu saja dari tiga yang ada. Dalil dalil dari As Sunnah pun hanya satu
saja dari enam hadits yang dibawakan di buku tersebut. Kemudian untuk perkataan para ulama
tentang hal ini, penulis kutipkan sebagiannya saja dari jumlah semuanya yaitu 23. Dan footnote
yang ada hanya saya sertakan sebagiannya saja. Semuanya ini demi ringkasnya tulisan ini.
"Lahwal hadiits (perkataan yang tidak berguna) adalah nyanyian. Demi Dzat yang tidak ada ilah
selain Dia." Beliau mengulang perkataannya tiga kali. (Lihat Tafsiir ath Thabari (X/202-203, no.
28040)).
b. Ibnu 'Abbas radhiyallahu'anhu (wafat th. 68 H) juga menafsirkan lahwal hadiits dengan
nyanyian dan sejenisnya.
c. Mujahid bin Jabr rahimahullah (wafat th. 103 H) seorang imam ahli tafsir ternama di kalangan
Tabi'in, dalam menafsirkan ayat ini beliau mengatakan bahwa yang dimaksud dengan lahwal
hadiits adalah nyanyian.
d. 'Ikrimah rahimahullaah (wafat th. 105 H) seorang murid Ibnu 'Abbas juga menafsirkan lahwal
hadiits dengan nyanyian.
e. Ibnu Jarir ath Thabari (wafat th. 310 H) rahimahullaah telah menyebutkan beberapa perkataan
para ulama Salaf yang mengatakan bahwa maksud dari lahwal hadiits adalah semua perkataan
(pembicaraan) yang melalaikan seseorang dari jalan Allah Ta'ala serta yang dilarang oleh Allah
dan Rasul-Nya. Termasuk juga nyanyian.
f. Imam al Wahidi rahimahullaah (wafat th. 468 H) berkata, "Ayat ini, menurut tafsir ini (yakni
tafsir para Shahabat), menunjukkan tentang haramnya nyanyian."
g. Imam asy Syaukani rahimahullaah (wafat th. 1255 H) mengatakan dalam kitab tafsirnya
bahwa makna dari lahwal hadiits adalah semua yang melalaikan seseorang dari kebaikan,
contohnya seperti nyanyian, permainan, dongeng dongeng, dan setiap perbuatan munkar. Beliau
rahimahullaah mengatakan, "Imam al Qurthubi rahimahullaah (wafat th. 671 H) mengatakan,
'Sesungguhnya tafsir yang tepat untuk lahwal hadiits adalah nyanyian, dan ini merupakan tafsir
para shahabat dan tabi'in.'"
esok hari.'
Kemudian Allah mendatangkan siksaan kepada mereka dan menimpakan gunung kepada mereka
serta Allah mengubah sebagian dari mereka menjadi kera dan babi sampai hari Kiamat."
Diriwayatkan oleh al Bukhari secara mu'allaq dengan lafazh jazm (pasti) (no. 5590/Fathul Baari
X/51), Ibnu Hibban (no. 6719), al Baihaqi (X/221), Abu Dawud (no. 4039).
Hadits ini SHAHIH. Karena itulah para imam ahlul hadits menghukumi hadits ini dengan
keshahihannya.
1. Dishahihkan oleh al Bukhari, Ibnu Hibban, al Barqani, dan Abu 'Abdillah al Hakim.
2. Ibnush Shalah mengatakan, "Hadits ini shahih."
3. Ibnu Taimiyyah berkata mengenai hadits ini, "Apa yang diriwayatkan oleh al Bukhari adalah
shahih."
4. Dishahihkan juga oleh al Isma'ili dan Abu Dzarr al Harawi.
5. Ibnul Qayyim mengatakan, "Hadits ini shahih."
6. An Nawawi berkata, "Hadits ini shahih."
7. Ibnu Rajab mengatakan, "Maka hadits ini adalah shahih."
8. Ibnu Hajar mengatakan, "Dalam hadits ini shahih, tidak ada cacat dan celaan padanya."
9. Asy Syaukani mengatakan, "Hadits ini shahih, diketahui sanadnya yang bersambung
berdasarkan syarat ash Shahiih."
10. Dan ad Dahlawi mengatakan, "(Sanadnya) bersambung dan shahih."