Anda di halaman 1dari 4

Nama : Reza Pahlevi Prastawa (24)

Kelas : XI MIPA 7

KULTUM PANDANGAN ISLAM TERHADAP


MUSIK
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmatnya yang telah
diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah inayah, dan nikmat yang
paling besar adalah nikmat Iman & Islam. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan
keharibaan nabi besar Muhammad SAW.
Hadirin, Hadirot Rahimakumullah,
Pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit tentang Pandangan Islam
terhadap Musik.
Allah Taala berfirman:

Dan di antara manusia (ada) yang mempergunakan lahwul hadits untuk menyesatkan
(manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu bahan olokolokan. (QS: Luqman:6)
Sebagian besar mufassir berkomentar, yang dimaksud dengan lahwul hadits dalam
ayat tersebut adalah nyanyian.
Hasan Al Basri berkata, ayat itu turun dalam masalah musik dan lagu.
Allah berfirman kepada setan:

Dan hasunglah siapa yang kamu sanggupi diantara mereka dengan suaramu.
Maksudnya dengan lagu (nyanyian) dan musik.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda: Kelak akan ada dari umatku
beberapa kaum yang menghalalkan zina,sutera, minuman keras dan musik. (HR.Bukhari dan
Abu Daud)
Dengan kata lain, akan datang suatu masa dimana beberapa golongan dari umat Islam
mempercayai bahwa zina(sekarang sudah banyak zina halal atas nama suka sama suka),
memakai sutera asli (bagi laki-laki) , minum-minuman keras dan musik (sekarang lebih parah
pake musik atas nama islam seperti maulidan, burdahan ,musik islami) hukumnya halal,
padahal semua itu adalah haram.
Adapun yang dimaksud dengan musik di sini adalah segala sesuatu yang
menghasilkan bunyi dan suara yang indah serta menyenangkan. Seperti kecapi,gendang,
rebana, seruling, serta berbagai alat musik modern yang kini sangat banyak dan beragam.
Bahkan termasuk di dalamnya jaros (lonceng, bel,klentengan).
Lonceng adalah nyanyian setan. (HR.Muslim)
Padahal di masa dahulu mereka hanya mengalungkan klentengan pada leher binatang.
Hadits diatas menunjukkan betapa dibencinya suara bel tersebut
.Penggunaan lonceng juga berarti menyerupai orang-orang nasrani, di mana lonceng
bagi mereka merupakan suatu yang prinsip dalam aktivitas gereja.
Imam Syafii dalam kitabnya Al Qadha berkata: Nyanyian adalah kesia-siaan yang
dibenci, bahkan menyerupai perkara batil. Barangsiapa memperbanyak nyanyian maka dia
adalah orang dungu, syahadat (kesaksiannya) tidak dapat diterima.
Nyanyian di masa kini:
Kebanyakan lagu dan musik pada saat ini diadakan dalam berbagai pesta juga dalam
tayangan televisi dan siaran radio. Mayoritas lagu-lagunya berbicara tentang
asmara,kecantikan, ketampanan dan hal lain yang lebih banyak mengarah kepada
problematika biologis,sehingga membangkitkan nafsu birahi terutama bagi kawula muda dan
remaja. Pada tingkat selanjutnya membuat mereka lupa segala-galanya sehingga terjadilah
kemaksiatan, zina dan dekadensi moral lainnya.
Lagu dan musik pada saat ini tak sekedar sebagai hiburan tetapi sudah merupakan
profesi dan salah satu lahan untuk mencari rizki. Dari hasil menyanyi, para biduan dan
biduanita bisa membangun rumah megah, membeli mobil mewah atau berwisata keliling
dunia, baik sekedar pelesir atau untuk pentas dalam sebuah acara pesta musik.
Tak diragukan lagi hura-hura musik baik dari dalam atau mancanegara sangat
merusak dan banyak menimbulkan bencana besar bagi generasi muda. Lihatlah betapa setiap
ada pesta kolosal musik, selalu ada saja yang menjadi korban. Baik berupa mobil yang
hancur,kehilangan uang atau barang lainnya, cacat fisik hingga korban meninggal dunia.
Orang-orang berjejal dan mau saja membayar meski dengan harga tiket yang tinggi.
Bagi yang tak memiliki uang terpaksa mencari akal apapun yang penting bisa masuk
stadion,akhirnya merusak pagar, memanjat dinding atau merusak barang lainnya demi bisa
menyaksikan pertunjukan musik kolosal tersebut.

Jika pentas dimulai, seketika para penonton hanyut bersama alunan musik. Ada yang
menghentak, menjerit histeris bahkan pingsan karena mabuk musik. Para pemuda itu
mencintai para penyanyi idola mereka melebihi kecintaan mereka kepada AllahTaala yang
menciptakannya, ini adalah fitnah yang amat besar.
Tersebutlah pada saat terjadi perang antara Bangsa Arab dengan Yahudi tahun
1967,para pembakar semangat menyeru kepada para pejuang:
Maju terus, bersama kalian biduan fulan dan biduanita folanah , kemudian
mereka menderita kekalahan di tangan para Yahudi yang pendosa.
Semestinya diserukan: Maju terus, Allah bersama kalian, Allah akan menolong
kalian. Dalam peperangan itu pula, salah seorang biduanita memaklumkan jika mereka
menang maka ia akan menyelenggarakan pentas bulanannya di Tel Aviv, ibukota Israelpadahal biasanya digelar di Mesir-. Sebaliknya yang dilakukan orang-orang Yahudi setelah
merebut kemenangan adalah mereka bersimpuh di Haith Mabka (dinding ratapan) sebagai
tanda syukurnya kepada Tuhan mereka.
Semua nyanyian itu hampir sama, bahkan hingga nyanyian-nyanyian yang
bernafaskan Islam sekalipun tidak akan lepas dari kemungkaran. Bahkan di antara syair
lagunya ada yang berbunyi:
Dan besok akan dikatakan, setiap nabi berada pada kedudukannya Ya Muhammad
inilah Arsy, terimalah
Bait terakhir dari syair tersebut adalah suatu kebohongan besar terhadap Allah dan
Rasul-Nya, tidak sesuai dengan kenyataan dan termasuk salah satu bentuk pengkultusan
terhadap diri Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam, padahal hal semacam itu dilarang.
Kiat Mengobati virus nyanyian dan musik :
Di antara beberapa langkah yang dianjurkan adalah:
*Jauhilah dari mendengarnya baik dari radio, televisi atau lainnya, apalagi jika berupa
lagu-lagu yang tak sesuai dengan nilai-nilai akhlak dan diiringi dengan musik. Di antara
lawan paling jitu untuk menangkal ketergantungan kepada musik adalah dengan selalu
mengingat Allah dan membaca Al Quran,terutama surat AlBaqarah. Dalam sebuah hadist:
Sesungguhnya setan itu lari dari rumah yang di dalamnya dibaca surat AlBaqarah. (HR.
Muslim)
Dalam hal ini Allah Taala telah berfirman: Hai manusia sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan sebagai penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (Yunus: 57)
*Membaca sirah nabawiyah (riwayat hidup Rasul ShallallahuAlaihi Wasallam)
,demikian pula sejarah hidup para sahabat beliau,tapi bukan dengan dinyanyikan seperti
kebanyakan orang jaman sekarang ato bahasa kerennya maulid.
Nyanyian yang diperbolehkan:
Ada beberapa nyanyian yang diperbolehkan yaitu:
*Menyanyi pada hari raya.

Hal itu berdasarkan hadits Aisyah: Suatu ketika Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam
masuk ke bilik Aisyah,sedang di sisinya ada dua orang hamba sahaya wanita yang masingmasing memukul rebana (dalam riwayat lain ia berkata: dan di sisisaya terdapat dua
orang hamba sahaya yang sedang menyanyi.), lalu Abu Bakar mencegah keduanya. Tetapi
Rasulullah malah bersabda: Biarkanlah mereka karena sesungguhnya masing-masing kaum
memiliki hari raya,sedangkan hari raya kita adalah pada hari ini. (HR. Bukhari)
*Menyanyi dengan rebana ketika berlangsung pesta pernikahan, untuk
menyemarakkan suasana sekaligus memperluas kabar pernikahannya. Nabi Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda: Pembeda antara yang halal dengan yang haram adalah memukul
rebana dan suara (lagu) pada saat pernikahan. (Hadits shahih riwayat Ahmad).
Yang dimaksud di sini adalah khusus untuk kaum wanita.
*Nasyid Islami (nyanyian Islami tanpa diiringi dengan musik)yang disenandungkan
saat bekerja sehingga bisa lebih membangkitkan semangat, terutama jika di dalamnya
terdapat doa. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyenandungkan syair Ibnu
Rawahah dan menyemangati para sahabat saat menggali parit. Beliau bersenandung:Ya
Allah tiada kehidupan kecuali kehidupan akherat maka ampunilah kaum Anshar dan
Muhajirin.Seketika kaum Muhajirin dan Anshar menyambutnya dengan senandung lain:
Kita telah membaiat Muhammad, kita selamanya selalu dalam jihad. Ketika menggali
tanah bersama para sahabatnya, Rasul Shallallahu Alaihi Wasallam juga bersenandung
dengan syair Ibnu Rawahah yang lain: Demi Allah, jika bukan karena Allah, tentu kita tidak
mendapat petunjuk, tidak pula kita bersedekah, tidak pula mengerjakan shalat.Maka
turunkanlah ketenangan kepada kami, mantapkan langkah dan pendirian kami jika bertemu
(musuh) Orang-orang musyrik telah mendurhakai kami, jika mereka mengingin-kan fitnah
maka kami menolaknya .Dengan suara koor dan tinggi mereka balas bersenandung Kami
menolaknya, kami menolaknya. (Muttafaq Alaih)
*Nyanyian yang mengandung pengesaan Allah,kecintaan kepada Rasululah
Shallallahu Alaihi Wasallam dengan menyebutkan sifat-sifat beliau yang terpuji atau
mengandung anjuran berjihad, teguh pendirian dan memper-baiki akhlak atau seruan kepada
saling mencintai, tolong menolong di antara sesama atau menyebutkan beberapa kebaikan
Islam, berbagai prinsipnya serta hal-hal lain yang bermanfaat buat masyarakat Islam, baik
dalam agama atau akhlak mereka.
Di antara berbagai alat musik yang diperbolehkan hanyalah rebana. Itupun
penggunaannya terbatas hanya saat pesta pernikahan dan khusus bagi para wanita. Kaum
laki-laki sama sekali tidak dibolehkan memakainya. Sebab Rasul Shallallahu Alahih
Wasallam tidak memakainya, demikian pula halnya dengan para sahabat beliau Radhiallahu
Anhum Ajmain.Orang-orang sufi memperbolehkan rebana, bahkan mereka berpendapat
bahwa menabuh rebana ketika dzikir hukumnya sunnat, padahal ia adalah bidah, Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:Jauhilah perkara-perkara yang diada-adakan, karena
sesungguhnya setiap perkara yang diada-adakan adalah bidah. dan setiap bidah adalah
sesat.
(HR.Turmudzi, beliau berkata: hadits hasan shahih).
Sumber dari: RasailutTaujihat Al Islamiyah, 1/ 514 516.
Oleh: SyaikhMuhammad bin Jamil

Anda mungkin juga menyukai