Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Filsafat merupakan salah satu bidang ilmu yang mengkaji cara berpikir secara
mendalam tentang sesuatu. Filsafat merupakan induk dari berbagai ilmu pengetahuan.
Filsafat merupakan suatu disiplin ilmu yang dapat dipergunakan dalam berbagai bidang
kehidupan. Filsafat dapat menjawab semua pertanyaan yang tidak bias dijawab oleh panca
indera. Orang yang berfilsafat akan selalu mempunyai pemikiran yang dalam tentang suatu
yang ada dan terjadi di muka bumi ini. Filsafat sangat selalu beriringan dengan ilmu
pengetahuan, karena semua ilmu pengetahuan didapat tidak lepas dari adanya filsafat. Tetapi
tidak semua pengetahuan bias dikatakan ilmu. Filsafat dan ilmu mempunyai tujuan yang
sama yaitu sama-sama mencari kebenaran. Maka dari itu, filsafat dan ilmu tidak dapat
dipisahkan dalam mempelajari sesuatu yang ada di muka bumi.

Filsafat dan agama juga memiliki hubungan yang erat. Filsafat dan agama secara
umum merupakan pengetahuan. Jika agama merupakan pengetahuan yang berasal, wahyu,
filsafat sendiri adalah hasil dari pemikiran manusia. Dasar-dasar agama merupakan pokok-
pokok kepercayaan ataupun konsep tentang ketuhanan, alam, manusia, baik buruk, hidup
dan mati, dunia dan akhirat. Sedangkan filsafat adalah system kebenaran tentang agama
sebagai hasil berfikir secarara dikal, sistematis dan universal.

Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan di atas, untuk dapat lebih


memahami secara menyeluruh tentang wawasan nusantara, maka penulis menyajikan sebuah
makalah yang berjudul “Hubungan Ilmu, Filsafat dan Agama”.

B. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian filsafat?

1
2. Apa pengertian ilmu?
3. Apa pengertian agama?
4. Bagaimana hubungan ilmu dengan fillsafat?
5. Bagaimana hubungan agama dengan filsafat?
6. Bagaimana hubungan ilmu, filsafat dan agama?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan masalah dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian filsafat.
2. Mengetahui pengertian ilmu.
3. Mengetahui pengertian agama.
4. Mengetahui hubungan ilmu dengan filsafat.
5. Mengetahui hubungan agama dengan filsafat.
6. Mengetahui hubungan ilmu, agama dan filsafat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno"philosophia" dari akar kata philo berarti
cinta, dan sophia yang berarti kebijaksanaan atau hikmah. Jadi filsafat secara etimologi
berarti Love of Wisdom (Cinta kepada kebijaksanaan atau kearifan).1 Filsafat adalah suatu
tatanan cara berfikir ilmiah, sistematis, radikal dan universal. Ilmiah artinya mempunyai
kaidah dan prosedur keilmuan, sistematis artinya ada aturan yang tertata dengan rapi, radikal
artinya berfikir secara mendalam sampai keakar-akarnya , universal artinya menyeluruh
kesegala aspek kehidupan.2
Ada beberapa pengertian Filsafat menurut para ahli:
a.) Plato, berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai
pengetahuan tentang kebenaran yang asli karena kebenaran itu mutlak di tangan Tuhan.
b.) Aristoles, berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi
kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika dan
estetika.
c.) Prof. Dr. Fuad Hasan, mengatakan filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berpikir radikal,
artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak
dipermasalahkan.
d.) Immanuel Khan, mengatakan filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan
yang mencakup di dalamnya empat persoalan.
e.) Rene Descartes, mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu (pengetahuan) tentang hakikat
bagaimana alam maujud yang sebenarnya.3

1
Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan: Perspektif Barat dan Islam, (Aceh: Bandar Publishing,
2019), h. 6

2
Al Rasyidin dan Mardianto, Panduan Kuliah: Filsafat Ilmu, (Medan: FT. IAIN Sumatera Utara), h. 5
3
Suaedi, Pengantar Filsafat Ilmu, (Bogor: PT. IPB Press, 2016), h. 17-18

3
B. Pengertian Ilmu

Kata ilmu berasal dari bahasa Arab "alima" dan berarti pengetahuan. Pemakaian kata ini
dalam bahasa Indonesia ekuivalen dengan istilah "science". Science berasal dari bahasa Latin:
Scio, Scire yang juga berarti pengetahuan4. Kata al-'ilm berasal dari bahasa Arab, bentuk definitif
(masdar) dari kata 'alima, ya'lamu, 'ilman, dengan wazan (timbangan), fa'ila, yaf'alu, fi'lan, yang
berarti "pengetahuan"5.

Adapun pengertian Ilmu menurut para ahli:

a) Mohammad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan
hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut
kedudukan tampak dari luar.
b) Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional,
umum dan sistematik.
c) Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan
konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
d) Ashlry Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu
system yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat,
prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
e) Harsojo, menerangkan bahwa ilmu adalah merupakan akumulasi pengetahuan yang
disistemasikan6.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan ilmu adalah pengetahuan untuk menentukan
hakikat, prinsip tentang- tentang hal yang dikaji yang dilakukan secara empiris, rasional, umum
dan sistematik.

4
Ibid, h. 20
5
Salminawati, Filsafat Pendidikan Islam: Membangun Konsep Pendidikan Yang Islami, (Bandung:
Citapustaka Media Perintis, 2011), h. 78
6
Heris Hermawan, Filsafat Ilmu, (Bandung: Cita pustaka Media Perintis, 2011), h. 19

4
C. Pengertian Agama
Secara etimologi kata "agama" berasal dari bahasa sanskrit, yaitu yang tersusun dari
dua kata, a= tidak dan gam= pergi. Jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi
secara turun temurun. Hal ini menunjukan pada salah satu sifat agama, yaitu diwarisi secara
turun temurun dari suatu generasi kegenerasi berikutnya. Ada juga versi lain yang
mengatakan agama tersusun dari a= tidak dan gama= berarti kacau. Jadi agama artinya tidak
kacau.
Agama dalam Bahasa Arab disebut din, yang mengandung arti
menguasai,menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Agama memang membawa
peraturan-peraturan yang merupakan hukum, yang harus dipatuhi orang. Din dalam bahasa
semit juga berarti undang-undang atau hukum. Sedangkan dalam bahasa inggris agama
disebut religi yang terambil dari bahasa latin relegere yang mengandung arti
mengumpulkan, membaca.7

D. Hubungan Ilmu dengan Filsafat


Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang umum, dan sering disebut sebagai induk
dari segala ilmu (mater scientiarum), karena pada mulanya ilmu mengetahui merupakan
bagian filsafat. Ilmu pengetahuan adalah ilmu yang khusus, yang makin lama semakin
bercabang-cabang. Setiap ilmu memiliki filsafatnya yang berfungsi member arah dan makna
bagi ilmu itu.
Baik filsafat maupun ilmu pengetahuan, intinya ialah berfikir. Bedanya, kalau filsafat
memikirkan atau menjangkau sesuatu itu secara menyeluruh, maka ilmu memikirkan atau
menjangkau bagian-bagian tertentu tentang sesuatu. Kalau filsafat menjangkau sesuatu itu
secara spekulatif atau perenungan dengan menggunakan metode berpikir deduktif, maka
ilmu menggunakan pendekatan empiris atau ilmiah dengan menggunakan metode berpikir

7
Nurhasanah Bakhtiar, Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: AswajaPressindo,
2011), h. 1-2

5
induktif di samping metode berpikir deduktif. Sebagai ilmu yang umum maka filsafat
mempersiapkan segala sesuatu yang ada, mencakup alam, manusia, dan Tuhan.8
Antara filsafat dan ilmu memiliki persamaan, dalam hal bahwa keduanya merupakan
hasil ciptaan kegiatan pikiran manusia, yaitu berpikir filosofis, spekulatif, dan empiris
ilmiah. Perbedaan antara keduanya, terutama untuk filsafat menentukan tujuan hidup dan
ilmu menentukan sarana untuk hidup. Karenanya, filsafat inilah kemudian disebut sebagai
induknya ilmupengetahuan.
Hubungan ilmu dengan filsafat memiliki beberapa perbedaan, diantaranya berikut:
a. Mengenai lapangan pembahasan
Lapangan ilmu pengetahuan mempunyai daerah-daerah tertentu, yaitu alam
dengan segala kejadiannya. Sedangkan lapangan pembahasan filsafat adalah tentang
hakikat yang umum dan luas.
b. Mengenai tujuannya
Tujuan ilmu pengetahuan ialah berusaha menentukan sifat-sifat dari kejadian
alam yang didalamnya juga terdapat manusia. Sedangkan filsafat bertujuan untuk
mengetahui tentang asal-asal manusia, hubungan manusia dengan alam semesta dan
bagaimana akhirnya.
c. Mengenai cara pembahasannya
Filsafat dalam pembahasannya tidak menggunakan percobaan-percobaan serta
penyelidikan panca indera, tetapi pembahasan penyelidikannya mempergunakan pikiran
dan akal. Sedangkan ilmu pengetahuan dalam pembahasan dan penyelidikannya
mempergunakan panca indera dan percobaan-percobaan.
d. Mengenai kesimpulan
Ilmu pengetahuan dalam menentukan kesimpulan-kesimpulannya dapat
diterapkan dengan dalil-dalil yakin yang didasarkan pada penglihatan dan percobaan-
percobaan. Sebaliknya, filsafat dalam menentukan kesimpulan tidak member keyakinan
mutlak, sebagai kesimpulan selalu mengandung keraguan yang mengakibatkan

8
Op. Cit, Darwis A. Soelaiman, h. 13

6
perbedaan-perbedaan pendapat di antara ahli-ahli filsafat, serta jauh dari kepastian,
kerjasama, serta keyakinan.
E. Hubungan Filsafat dengan Agama
Terdapat beberapa asumsi berkaitan dengan jalinan filsafat dengan agama,
diantaranya:
1. Manusia sebagai makhluk budaya mampu berspekulasi dan berteori filsafat yang akan
menentukan kebudayaanya, bahkan sampai sadar dan jujur mengakui kenyataan Tuhan
dan ajaran agama.
2. Menurut Dewey dalam Saifullah yaitu meliotisme yang maksudnya adalah bahwa dunia
diciptakan oleh Tuhan sebagai suatu yang potensial dapat diperbaiki, diperindah dan
diperkaya, sehingga hidup dan penghidupan ini lebih meningkat nilai harganya untuk
dihidupi dan dinikmati.
3. Saifullah memberikan ikhtisar dalam bagan yang terperinci mengenai perbandingan
jalinan agama dengan filsafat yang dalam intinya adalah bahwa:
a. Agama adalah unsure mutlak dan sumber kebudayaan, sedangkan filsafat adalah
salah satu unsure kebudayaan.
b. Agama adalah ciptanya Tuhan, sedangkan filsafat hasil spekulasi manusia.
c. Agama adalah sumber-sumber asumsi dari filsafat dan ilmu pengetahuan (science),
dengan filsafat menguji asumsi-asumsi science.
d. Agama mendahulukan kepercayaan dari pada pemikiran, sedangkan filsafat
mempercayakan sepenuhnya kekuatan daya pemikiran.
e. Agama mempercayai akan adanya kebenaran dan kenyataan dogma-dogma agama,
sedangkan filsafat tidak mengakui dogma-dogma sebagai kenyataan tentang
kebenaran.

Berdasaran spesifikasi dan sifat-sifat diatas, terlihat jelas bahwa peran agama
terhadap filsafat ialah meluruskan filsafat yang spekulatif kepada kebenaran yang mutlak
yang ada pada agama. Sedangkan peran filsafat terhadap agama ialah membantu keyakinan
manusia terhadap kebenaran mutlak itu dengan pemikiran yang kritis dan logis.

7
F. Hubungan Ilmu, Agama dan Filsafat
Pada prinsipnya antara ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang erat dan
saling terkait antara satu dan lainnya. Dimana ketiganya memiliki kekuatan daya gerak dan
refleksi yang berasal dari manusia. Dalam diri manusia terdapat daya yang menggerakkan
ilmu, filsafat, dan agama yaitu melalui akal pikir, rasa dan keyakinan.
Akal pikiran manusia sebagai daya gerak dan berkembangnya ilmu dan filsafat,
sedangkan keyakinan menjadi daya gerak agama. Ilmu diperoleh melalui akal pikiran
manusia dari pengalaman (empiris) dan indera (riset). Filsafat mendasarkan pada otoritas
akal murni secara bebas, sedangkan agama mendasarkan diri pada otoritas wahyu.
Hubungan lain adalah bahwa filsafat identik dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana
juga filosof identik dengan ilmuwan. Objek materi ilmu adalah alam dan manusia, dan objek
material filsafat adalah alam, manusia, dan Tuhan. Sedangkan objek kajian agama adalah
Tuhan.9

9
A. Susanto, Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Otologis, Epistemologis, dan Aksiologis, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2005), h. 127-132

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat merupakan ilmu pengetahuan yang umum, dan disebut sebagai induk dari
segala ilmu. Ilmu memiliki filsafatnya yang berfungsi member arah dan makna bagi ilmu
itu, dimana yang membedakan ilmu dengan filsafat adalah jika filsafat memikirkan atau
menjangkau sesuatu itu secara menyeluruh. Maka ilmu memikirkan atau menjangkau
bagian-bagian tertentu tentang sesuatu.
Hubungan agama dengan filsafat memiliki peran penting dimana peran agama
terhadap filsafat itu meluruskan filsafat yang spekulatif kepada kebenaran pada agama
tersebut, dan peran filsafat terhadap agama sendiri membantu keyakinan manusia
terhadap kebenaran mutlak itu dengan pemikiran yang kritis dan logis.
Pada prinsipnya antara ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang erat
dan saling terkait antara satu dan lainnya. Dimana ketiganya memiliki kekuatan daya
gerak dan refleksi yang berasal dari manusia. Dalam diri manusia terdapat daya yang
menggerakkan ilmu, filsafat, dan agama yaitu melalui akal pikir, rasa dan keyakinan.

B. Saran
Demikianlah makalah ini penulis sampaikan, semoga bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya. Penulis menyarankan agar kiranya pembaca dapat
menjadikan makalah ini sebagai salah satu sumber belajar serta menggunakan beberapa
buku lainnya untuk menyempurnakan dan dapat menambah cakrawala ilmu pengetahuan.

9
DAFTAR PUSTAKA

A. Soelaiman, Darwis. 2019. Filsafat Ilmu Pengetahuan: Perspektif Barat dan Islam, Aceh:
Bandar Publishing.
A. Susanto. 2005. Filsafat Ilmu: Suatu Kajian Dalam Dimensi Otologis, Epistemologis, dan
Aksiologis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persabda.
Bakhtiar, Nurhasanah. 2011. Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi, Yogyakarta:
Aswaja Pressindo.
Hermawan, Heris. 2011. Filsafat Ilmu, Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Mardianto dan Al-Rasyidin. 2011. Panduan Kuliah: Filsafat Ilmu, Medan: FT. IAIN Sumatera
Utara.
Salminawati. 2011. Filsafat Pendidikan Islam: Membangun Konsep Pendidikan Yang Islami,
Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Suedi. 2016. Pengantar Filsafat Ilmu,Bogor: PT. IPB Press.

10
11

Anda mungkin juga menyukai