I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. J
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 47 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan Tentara
Alamat : Lampung Kota
II. ANAMNESIS
Autoanamnesis pada tanggal : 12 Januari 2012
Keluhan Utama : Kontrol post operasi ECCE dan IOL mata kiri
8 bulan lalu
Keluhan tambahan : Tidak ada
Riwayat perjalanan penyakit :
pasien mengatakan awalnya 8 bulan lalu penglihatannya mulai menurun
secara perlahan pada kedua matanya dan terlihat kabur sehingga mengalami
kesulitan terutama saat membaca sehingga harus agak dijauhkan sedikit baru
bisa membaca, namun juga saat melihat jarak jauh agak kesulitan. Pasien
mengeluh terasa lelah pada mata.
Pasien mengatakan penglihatannya buram dan kabur seperti ada gambaran
asap serta silau apabila melihat cahaya, pandangan sedikit lebih jelas pada
malam hari dibanding siang hari.
Walaupun pasien mengatakan pandangannya kabur namun Pasien
menyangkal kalau jalannya suka menabrak-nabrak dan menyangkal kalau
melihat pelangi disekitar lampu.pasien juga menyangkal kalua pandangannya
menjadi sempit
Pasien menyangkal kalau dalam penglihatannya ada bercak hitam atau
kilatan yang menganggu pandangannya. Pasien juga menyangkal kalau ia
menderita diabetes.
Pasien mengatakan kalau ia tidak menderita darah tinggi bahkan terkadang
selalu rendah darahnya
Pasien juga menyangkal kalau ia buta warna.
2
Tanda Vital : TD: 100/80 mmHg
N : 76 x/menit
R : 22 x/menit
S : Afebris
Kepala : Normocephal
Mulut : Tidak diperiksa
THT : Tidak diperiksa
Leher : Tidak diperiksa
Jantung : BJ I>II reguler, murmur (-)
Paru-paru : Vesikuler, Rhonki(-), wheezing (-)
Abdomen : Cembung, Nyeri Tekan (-).
Ekstremitas : Tidak diperiksa
1. Visus
Keterangan OD OS
- Tajam Penglihatan 6/40 Pin Hole maju 6/20 Pin Hole maju
o 0
- Koreksi S-1,25 C-0,75 X 80 S-1,00 C-2.00 X 90
6/10 Pin Hole tetap 6/7,5 Pin Hole tetap
- Addisi S+3,00 S+3,00
- Distansia pupil 62/60
- Kaca mata lama Tidak ada Tidak ada
3. Super silia
Keterangan OD OS
- Warna Hitam keputihan Hitam keputihan
3
- Letak Simetris Simetris
6. Konjungtiva bulbi
Keterangan OD OS
- Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada
- Injeksi siliar Tidak ada Tidak ada
- Perdarahan subkonjungtiva Tidak ada Tidak ada
- Pterigium Tidak ada Tidak ada
- Pinguekula Tidak ada Tidak ada
- Nevus pigmentosus Tidak ada Tidak ada
- Kista dermoid Tidak ada Tidak ada
7. Sistem lakrimalis
- Punctum lakrimalis Terbuka Terbuka
- Tes Anel Tidak dilakukan Tidak dilakukan
4
8. Sklera
- Wana Putih Putih
- Ikterik Tidak ada Tidak ada
9. Kornea
- Kejernihan Jernih Jernih
- Permukaan Licin Licin
- Ukuran 12 mm 12 mm
- sensibilitas Baik Baik
- Infiltrat Tidak ada Tidak ada
- Ulkus Tidak ada Tidak ada
- Perforasi Tidak ada Tidak ada
- Arkus senilis Ada Ada
- Edema Tidak ada Tidak Ada
- Tes placid Tampak bayangan lonjong Tampak bayangan lonjong
12. Pupil
Keterangan OD OS
- Letak Tengah Tengah
- Bentuk Bulat Bulat
- Ukuran 3 mm 3 mm
- Reflek cahaya langsung Positif Positif
- Reflek cahaya tak langsung Positif Positif
5
13. Lensa
Keterangan OD OS
- Kejernihan Agak keruh Pseudofakia (+)
- Letak Tengah Tengah
- Shadow test Positif Negatif
16. Palpasi
Keterangan OD OS
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
- Masa tumor Tidak ada Tidak ada
- Tensi okuli Normal perpalpasi Normal perpalpasi
- Tonometri Schiotz Tidak dilakukan Tidak dilakukan
IV. RESUME
Pasien datang ke poli mata RSPAD untuk melakukan kontrol setelah operasi
katarak mata kiri 8 bulan yang lalu. sebenanya pasien sudah melakukan
6
operasi katarak di Rumah Sakit Kota Lampung setelah beberapa kali kontrol,
dokter yang memeriksanya menyarankan untuk melakukan pemeriksaan
katarak pada mata kanannya sekaligus kontrol mata kiri setelah operasi, oleh
karena itu pasien datang ke RSPAD
pasien mengatakan awalnya 8 bulan lalu penglihatannya mulai menurun pada
kedua matanya terutama saat membaca perlahan mulai menurun namun tidak
disertai kemerahan pada mata, silau jika melihat cahaya/lampu, namun mata
kanan tidak seburam mata kiri, kemudian akhirnya operasi dilakukan pada
mata kiri. Pasien mengatakan bahwa tidak ada rasa nyeri saat ditekan, pusing,
tidak mual muntah, tidak ada pelangi disekitar lampu.
V. DIAGNOSIS KERJA
OD : Katarak Senilis Stadium Imatur
Presbiopi
Astigmatisma myopicus compositus
OS : Pseudofakia
Presbiopia
Astigmatisma myopicus compositus
VI DIAGNOSIS BANDING
Tidak ada
7
VII. ANJURAN PEMERIKSAAN
Kontrol 4 minggu kemudian
VIII PENATALAKSANAAN
OD : Memakai kacamata
Obat tetes mata : Catarlent 3 x 1 tetes
OS : memakai kacamata
Medikamentosa : - Asam Mefenamat 500 mg 3 x 1
- Obat tetes mata : Cendo xitrol 4 x 1 tetes
IX. PROGNOSIS
OD OS
Ad vitam : Dubia ad bonam dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam dubia ad bonam
X. ANALISA KASUS
Diagnosis pada pasien ini adalah :
OD : Katarak Senilis stadium Imatur
Astigmatismus miopikus kompositus
Presbiopi
OS : Pseudofakia
Astigmatismus miopikus kompositus
Presbiopi
Berdasarkan :
- Identitas
Umur pasien 47 tahun, lebih mengarah ke katarak senilis yaitu kekeruhan lensa
pada usia diatas 50 tahun.walaupun umur pasien belum 50 tahun keatas namun
pada usia 47 tahun (mendekati 50 tahun) sudah terkena katarak
8
- Anamnesis :
Keluhan utama pada pasien dikategorikan dalam kelompok penyakit
mata dengan penurunan visus perlahan tanpa mata merah. Pada kelompok
penyakit ini kemungkinan penyakit yang terjadi adalah kelainan refraksi,
katarak, glaukoma kelainan makula dan retina. keluhan pasien 8 bulan lalu
penglihatannya mulai menurun pada kedua matanya terutama saat membaca
perlahan mulai menurun namun tidak disertai kemerahan pada mata, silai jika
melihat cahaya/lampu, namun mata kanan tidak seburam mata kiri, kemudian
akhirnya operasi dilakukan pada mata kiri. Pasien mengatakan bahwa tidak
ada rasa nyeri saat ditekan, pusing, tidak mual muntah, tidak ada gambaran
pelangi disekitar lampu.
- Pemeriksaan fisik
Pemeriksa oftamologis didapatkan kelainan :
1. Tajam penglihatan mata kanan 6/40 Pin Hole maju, koreksi S -1.25 C-0.75 X
80 6/10 Pin Hole tetap
2. Tajam penglihatan mata kiri 6/20 Pin Hole maju, koreksi S-1.00 C-2.00 X
90 6/7,5 Pin Hole tetap
3. Lensa : Mata kanan : keruh dan shadow test (+), menandakan katarak
senilis imatur
Mata kiri : pseudofakia (+) merupakan pseudofakia
- Pemeriksaan anjuran :
Kontrol 4 minggu kemudian
9
- Penatalaksanaan
OD : Memakai kacamata. Pasien menderita katarak senilis imatur,
berdasarkan : pemeriksaan fisik
(status oftalmologi) dengan pemeriksaan visus S-1.25 C-0,75 X 80
6/10 dan pemberian obat tetes mata catarlent 3 x 1 tetes
OS : memakai kacamata dan Medikamentosa : Asam Mefenamat 500 mg 3 x
1 dan Pemberian obat tetes mata cendo xitrol 4 x 1 tetes
TINJAUAN PUSTAKA
PSEUDOFAKIA
Definisi
Pseudofakia adalah Lensa yang ditanam pada mata (lensa intra okuler) yang
diletakkan tepat ditempat lensa yang keruh dan sudah dikeluarkan. 1 Lensa ini akan
memberikan penglihatan lebih baik. Lensa intraokular ditempatkan waktu operasi katarak
dan akan tetap disana untuk seumur hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak
perlu perawatan khusus dan tidak akan ditolak keluar oleh tubuh.2
Letak lensa didalam bola mata dapat bermacam macam, seperti :
1. Pada bilik mata depan, yang ditempatkan didepan iris dengan kaki penyokongnya
bersandar pada sudut bilik mata
2. Pada daerah pupil, dimana bagian optik lensa pada pupil dengan fiksasi pupil.
3. Pada bilik mata belakang, yang diletakkan pada kedudukan lensa normal dibelakang
iris. Lensa dikeluarkan dengan ekstraksi lensa ekstra kapsular
4. Pada kapsul lensa.
10
Pada saat ini pemasangan lensa terutama diusahakan terletak didalam kapsul
lensa. Meletakkan lensa tanam didalam bilik mata memerlukan perhatian khusus :2
1. Endotel kornea terlindung
2. Melindungi iris terutama pigmen iris
3. Melindungi kapsul posterior lensa
4. Mudah memasukkannya karena tidak memberikan cedera pada zonula lensa.
Pendahuluan
Katarak merupakan keadaan dimana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa didalam kapsul lensa. Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa dimana lensa
menjadi keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa.4
Penyebab terjadinya kekeruhan lensa :
1. Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan degeneratif
2. Sekunder akibat tindakan pembedahan lensa
11
3. Komplikasi penyakit lokal ataupun umum
Berdasarkan usia pasien, dibagi dalam :
1. Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia dibawah 1 tahun
2. Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia diatas 1 tahun dan dibawah 40 tahun
3. Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia 30 40 tahun
4. Katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun
Proses penuaan
Perubahan lensa pada usia lanjut :4
1. Kapsul
a. Menebal dan kurang elastis
b. Mulai presbiopi
c. Bentuk lamel kapsul berkurang aatau kabur
d. terlihat bahan granular
2. Epitel makin tipis
a. Sel epitel pada ekuator bertambah besar dan berat
b. Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata
3. Serat lensa
12
a. Lebih ireguler
b. Pada korteks jelas kerusakan serat sel
c. Brown sclerotic nucleus
d. Korteks tidak berwarna, karena :
- Kadar asam askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi
- Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda
Gejala Klinis
Pasien katarak mengeluh penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan
menurun secara progresif. Kekeruhan lensa ini mengakibatkan lensa tidak transparan,
sehingga pupil akan berwarna putih atau abu abu. Kadang kadang pasien merasa silau,
hal ini diakibatkan karena terjadinya pembiasan tidak teratur oleh lensa yang keruh.
Pasien katarak akan merasa kurang silau bila memakai kacamata berwarna sedikit gelap.
Katarak senil dibagi menjadi 4 stadium :1,2,4
1. Stadium Insipiens, dimana mulai timbul katarak akibat proses degenerasi lensa.
Kekeruhan lensa berbentuk bercak bercak kekeruhan yang tidak teratur seperti
gerigi. Pasien akan mengeluh gangguan penglihatan seperti melihat ganda dengan
satu matanya.
2. Stadium Imatur, dimana pada stadium ini lensa degeneratif mulai menyerap cairan
mata kedalam lensa sehingga lensa menjadi cembung. Pada stadium ini terjadi
miopisasi akibat lensa menjadi cembung, sehingga pasien menyatakan tidak perlu
kacamata sewaktu membaca dekat. Penglihatan mulai berangsur angsur menjadi
berkurang, hal ini diakibatkan media penglihatan tertutup oleh kekeruhan lensa yang
menebal.
3. Stadium Matur, merupakan proses degenerasi lanjut lensa. Pada stadium ini terjadi
kekeruhan seluruh lensa. Tajam penglihatan menurun dan dapat hanya tinggal
proyeksi sinar positif.
4. Stadium Hipermatur, dimana stadium ini terjadi proses degenerasi lanjut lensa dan
korteks lensa dapat mencair sehingga nukleus lensa tenggelam didalam korteks lensa.
13
Pengobatan Katarak Senilis
Yaitu tindakan bedah, dilakukan bila telah ada indikasi bedah pada katarak senil,
seperti katarak telah mengganggu pekerjaan sehari hari walaupun katarak belum matur,
katarak matur, karena bila menjadi hipermatur akan menimbulkan penyakit penyulit
seperti glaukoma.3
Persiapan pasien dengan katarak yang akan dibedah :3
1. Uji Anel positif, dimana tidak terjadi obstruksi fungsi ekskresi saluran lakrimal
sehingga tidak ada dakriosistitis
2. Tidak ada infeksi disekitar mata, seperti keratitis, konjungtivitis, hordeolum, kalazion
3. Tekanan bola mata normal atau tidak ada glaukoma
4. Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan diastolik 100mmHg
5. Gula darah telah terkontrol
Tidak batuk, terutama pada saat pembedahan
14
3. Fakoemulsifikasi
Cara pembedahan yang menggunakan mikroskop dan getaran suara ultra dengan
memasukan pipa halus kedalam pinggir kornea melewati COA menuju pupil dan
kapsul lensa untuk selanjutnya menghancurkan lensa dengan getaran suara dan
serpihannya diasirasi
Daftar Pustaka
1. Wijana Nana Dr,SD. Ilmu Penyakit Mata. 1993. Jakarta : Tegal Abadi
2. Perhimpunan Spesialis Mata Indonesia. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter
Umum dan Mahasiswa Kedokteran.2002. Jakarta : Sagung Seto
3. Ilyas Shidarta Prof,Dr. Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata.
2003. Jakarta : Balai penerbit FKUI
4. Ilyas Shidarta Prof,Dr. Ilmu Penyakit Mata. 2003. Jakarta : Balai penerbit FKUI
15
16