PENGERINGAN (DRYING)
Oleh:
Uyun Al Afidah
NIM A1H013056
yang relative kecil dari bahan dengan menggunakan energi panas. Hasil dari
proses pengeringan adalah bahan kering yang mempunyai kadar air setara dengan
kadar air keseimbangan udara (atmosfir) normal atau setara dengan nilai aktivitas
air (aw) yang aman dari kerusakan mikrobiologis, enzimatis dan kimiawi.
(Rachmawan, 2001).
Pengeringan dalam proses pascapanen merupakan operasi yang penting,
baik terhadap bahan padat maupun bahan cair. Pengeringan merupakan metode
penanganan pasca panen yang paling tua yang telah dipraktekan sejak dulu. Pada
saat ini pun, pengeringan secara tradisional masih banyak dipraktekan sebagai
metode pengawetan sehingga produk pangan dapat disimpan dalam jangka waktu
yang lama. Pengeringan secara tradisional tentunya kurang efektif dan efisien
karena dipengaruhi sekali oleh cuaca. Untuk itu, manusia menciptakan alat mesin
B. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan proses pengeringan kadar air.
2. Praktikan dapat menghitung kadar air dalam proses pengeringan.
3. Mengetahui macam-macam alat pengering.
dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Secara definisi, pengeringan
adalah proses pengurangan air dari bahan pangan menggunakan energi panas
sehingga kadar air dalam bahan pangan menurun. Pengeringan dapat merupakan
proses utama dari pengolahan bahan pangan atau merupakan bagian dari
dikarenakan volume bahan mengecil. Lebih ringan karena volume air dalam
pindah massa yang terjadi secara bersamaan (simultan). Proses perpindahan panas
yang terjadi adalah dengan cara konveksi serta perpindahan panas secara konduksi
dan radiasi tetap terjadi dalam jumlah yang relative kecil. Pertama-tama panas
penguapan air, uap air yang terbentuk harus dipindahkan melalui struktur bahan
ke medium sekitarnya. Proses ini akan menyangkut aliran fluida dengan cairan
Panas harus disediakan untuk menguapkan air dan air harus mendifusi melalui
berbagai macam tahanan agar dapat lepas dari bahan dan berbentuk uap air yang
bebas.
sebagai berikut:
bagian bahan.
3. Penarikan air ke permukaan bahan disebabkan oleh absorpsi dari lapisan-
uap.
III. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1. Oven listrik
2. Stopwatch
3. Termometer
4. Neraca digital
5. Wadah
6. Potongan buah
B. Prosedur Kerja
1. Siapkan 2 potongan bahan yang digunakan dan 2 buah wadah.
2. Timbang berat masing-masing wadah dengan neraca digital, catat hasilnya.
3. Timbang berat setiap wadah dengan potongan bahan yang berbeda, catat
hasilnya. Berat potongan bahan sama dengan berat total wadah dengan
menit.
7. Ukur berat potongan bahan setiap 10 menit sekali pada percobaan 2, lalu
potongan bahan diambil untuk ditimbang dan hitung kadar air setiap
menitnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Oven 105 selama 60 menit
M awalM akhir
Ka BB= x 100
M awal
20,2017,03
Ka BB= x 100
20,20
Ka BB=15,69
2. Sinar matahari
a. Tabel pengamatan
20 30 19,59 11,69
30 30 19,37 10,69
40 32 19,22 9,99
50 29 18,93 8,61
60 30 18,75 7,79
b. Ka BB = pengovenan
Ka BB
Berat air= x berat awal bahan
100
15,69
Berat air= x 20,20
100
Berat air=3,17 gram
B. Pembahasan
Pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air pada bahan sampai pada
dapat disimpan lebih lama. sementara volume bahan menjadi lebih kecil sehingga
dan perubahan bentuk fisiknya (tekstur, warna,fasa). Proses perpindahan massa ini
suatu bahan dengan bantuan energi panas dari sumber alami (sinar matahari) atau
buatan (alat pengering). Biasanya kandungan air tersebut dikurangi sampai batas
Pengeringan adalah proses pemindahan panas dan uap air secara simultan,
dipindahkan dari permukaan bahan, yang dikeringkan oleh media pengering yang
biasanya berupa panas. Tujuan pengeringan itu sendiri adalah untuk mengurangi
kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan
demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu simpan yang lebih
mengurangi kadar air pada bahan sampai pada batas tertentu dimana
lebih murah.
pindah panas dan pindah massa (pindah massa dalam hal ini adalah perpindahan
air keluar dari bahan yang dikeringkan dalam proses pengeringan tersebut). Ada
1. Luas Permukaan
Semakin luas permukaan bahan maka akan semakin cepat bahan menjadi
2. Suhu
semakin tinggi suhu udara pengering maka akan semakin besar energi
panas yang dibawa ke udara yang akan menyebabkan proses pindah panas
semakin cepat sehingga pindah massa akan berlangsung juga dengan
cepat.
3. Kecepatan udara
Udara yang bergerak adalah udara yang mempunyai kecepatan gerak yang
tinggi yang berguna untuk mengambil uap air dan menghilangkan uap air
4. Kelembaban udara
sebaliknya. Karena udara kering dapat mengabsobsi dan menahan uap air.
Pada tekanan udara atmosfir 760 Hg (= 1 atm), air akan mendidih pada
suhu 100oC. Pada tekanan udara lebih rendah dari 1 atmosfir air akan
6. Waktu
HTST (High Temperature Short Time), short time dapat menekan biaya
bobot basah atau bobotkering. Penetapan kadar air menggunakan metode oven.
Makintinggi kadar air suatu bahan maka kemungkinan bahan tersebutakan cepat
1. Pengeringan alami
a. Sun Drying
tempat yang udaranya kering dan suhunya lebih dari 100o Fahrenheit.
b. Air Drying
adalah membutuhkan lahan yang luas, sangat tergantung pada cuaca, dan
2. Pengeringan Buatan
b. Menggunakan oven
5-12 jam. Lebih lama dari dehydrator biasa. Agar bahan menjadi
tersebut bisa diletakkan pada suatu permukaan atau tray untuk diekspose pada
2. Pengering Lemari
terlihat pada gambar, udara yang telah dipanaskan melewati tumpukan tray
ini adalah tidak mudah mendapatkan produk yang kering seragam pada tray
yang berbeda lokasi. Hal ini disebabkan karena tidak seragamnya aliran udara
yang melalui produk serta suhu dan kelembaban absolut udara yang masuk ke
alat pengering. Masalah berikutnya adalah produk yang terletak dekat dengan
Pada pengering tipe lorong ini, produk yang akan dikeringkan diletakkan
pada tray-tray, tray tersebut kemudian disusun per unit tumpukan seperti pada
pengeringan. Variasinya antara lain aliran searah produk dan udara pengering
yang masuk dan keluar lorong, aliran berlawanan arah antara produk dan
udara yang masuk lorong, aliran berlawanan arah dengan sebagian udara
Perbedaan utama sistem pengeringan tipe ini dengan sistem pengeringan tipe
5. Conveyor Drying
Pada pengeringan tipe ini produk yang akan dikeringkan diletakkan sebagai
suatu lapisan pada suatu konveyor bergerak yang berlubang pada bagian
dengan arah dari bawah keatas atau sebaliknya. Biasanya pengering ini hanya
Pengadukan pada sistem pengering tipe ini tercipta karena gerakan belt
seragam keringnya.
a. Pengeringan Semprot
air pada droplet sehingga didapatkan partikel produk padat yang kering.
penguapan air.
b. Fluidized Bed Drying
itu didesain agar sambil melayang partikel produk tersebut juga bergerak
c. Pengeringan Drum
kerat dengan aksi sebuah pisau untuk mendapatkan produk keringnya. Ada
dua tipe, single atau double drum dryer . Drum pada double drum
dryer akan bergerak berlawanan arah, jarak antara kedua drum dipakai
sinar matahari dan dengan menggunakan oven. Mulanya bahan yang akan
dikeringkan diperlakukan dengan perlakuan yang sama. Dengan berat yang sama
dan dengan wadah yang sama. Kemudian yang 1 diletakkan di dalam oven,
sedangkan yang lainnya diletakkan diluar ruangan dibawah sinar matahari. Bahan
yang diletakkan didalam oven diamati setelah 1 jam, sedangkan dengan perlakuan
data yang telah terhimpun bahwa semakin lama waktu pengeringan maka kadar
air semakin rendah dan massa bahan semakin menurun. Hal ini dikarenakan
perpindahan panas kepada bahan yang menimbulkan evaporasi sehingga kadar air
pengeringan dapat dikontrol secara berkala tanpa bergantung pada cuaca. Namun
pengeringan dengan perantara alat bergantung kepada listrik, apabila listrik padam
maka pengeringan akan terhambat. Namun dalam praktikum kali didapati bahwa
kadar air menurun lebih banyak pada proses pengeringan dengan menggunakan
sinar matahari. Untuk lebih efektif atau tidaknya metode yang digunakan
sebenarnya keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan. Kali ini bisa dibilang
lebih efektif dengan menggunakan sinar matahari mungkin karena penentuan suhu
yang tidak terlalu tinggi pada oven dan cuaca yang sedang bagus untuk
pengeringan.
Waktu
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa suhu lingkungan pada saat
19.5
2. Grafik Hubungan
19 Waktu dengan Massa
Massa Bahan
Bahan
18.5
18
0 10203040506070
Waktu
Dari grafik tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa semakin lama waktu
12
10
8 Grafik Hubungan
Waktu dengan Kadar
Kadar Air
6 Air
0
0 10 20 30 40 50 60 70
Waktu
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin lama waktu pengeringan
Untuk itu dari ketiga grafik dapat diambil kesimpulan bahwa suhu
literatur bahwa semakin lama waktu pengeringan, maka massa bahan semakin
Kendala yang dialami pada saat praktikum kali ini tidak ada yang cukup
Pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air pada bahan sampai pada
dapat disimpan lebih lama. sementara volume bahan menjadi lebih kecil sehingga
literatur bahwa semakin lama waktu pengeringan, maka massa bahan semakin
B. Saran
Pada praktikum kali ini asisten sudah melakukan tugasnya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dwika, R. 2012. Pengaruh suhu dan laju air udara pengering pada pengeringan
karaginan menggunakan teknologi spray dryer. Semarang. Jurnal Teknologi
Kimia & Industri, Vol. 1, No. 1, Tahun 2012, Halaman 298-304.
Thaib, Dahlan., dkk, 1999. Teori dan Hukum Konstitusi. Penerbit Grafindo,
Jakarta.
Voigh,Rudolf.2008. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. UGM Press: Yogyakarta.
http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pengolahan
%20Pangan/bab8.php