Dasar Teori Pengemasan
Dasar Teori Pengemasan
KEMASAN PLASTIK
I. TUJUAN PERCOBAAN
A. Kemasan
Pengemasan semi tegar, jenis dan bentuk kemasan ini dapat dikatakan
tegar karena tidak terlalu mudah untuk diubah bentuknya dan dikatakan semi
tegar karena tidak dibuat untuk bentuk-bentuk kemasan yang tetap (definite)
dan tidak dipengaruhi oleh bentuk atau isinya, tetapi akan mudah menjadi
bengkok, berlekuk.
B. Plastik
Kata plastik berasal dari bahasa Yunani plastikos yang berarti dapat
dibentuk menjadi ukuran yang berbeda-beda (Setyowati 2000). Bahan dasar
untuk pembuatan plastik berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batubara
(Setyowati 2000). Plastik memiliki densitas yang berbeda, tergantung pada
monomer-monomer penyusunnya. Polyethylene (PE) dan polypropylene (PP)
memiliki densitas yang lebih rendah sehingga dapat mengambang di atas
permukaan air.
Lain dengan polyvinil chloride (PVC) yang densitasnya lebih tinggi
menyebabkan plastik ini tidak dapat mengambang di atas permukaan air
(Setyowati 2000). Perbedaan densitas pada berbagai jenis plastik disebabkan
oleh perbedaan bobot molekul penyusun serta derajat polimerisasinya. Adanya
bahan pengisi atau pemlastis yang mengisi ruangan antar molekul primer
dapat meningkatkan densitas plastik (Setyowati 2000).
Umumnya plastik bersifat tahan lama. Namun ada beberapa yang
mengalami penurunan karena sinar matahari dan beberapa jenis bahan kimia
tertentu. Misalnya minyak mineral (terbuat dari minyak mentah) membuat
polyethylene menggelembung dan akhirnya hancur (Setyowati 2000). Saat ini
telah ditemukan plastik biodegradabel sebagai solusi pencemaran plastik.
Platik ini terbuat dari pati sehingga mudah terurai dalam tanah. Plastik
merupakan bahan yang tidak baik dalam menghantarkan listrik maupun panas.
Dalam dunia industri, selain sebagai bahan kemasan plastik juga
dimanfaaatkan untuk menutup dan menyekat kawat tembaga serta sebagai
bahan dasar pembuatan kontainer penyimpan makanan dingin dan panas
(Setyowati 2000).
Penggunaan plastik dapat dalam bentuk film atau lembaran dan bentuk
wadah yang dapat dicetak. Hal ini ada kaitannya dengan penggolongan
kemasan dimana plastik dapat dimasukkan sebagai kemasan tegar dan
kemasan lentur (flexibel) karena sifatnya yang termoplastis. Kelebihan dari
kemasan plastik yaitu ringan, fleksibel, multiguna, kuat, tidak bereaksi, tidak
karatan dan bersifat termoplastis (heat seal), dapat diberi warna dan harganya
yang murah. Kelemahan dari plastik karena adanya zat monomer dan molekul
kecil dari plastik yang mungkin bermigrasi ke dalam bahan pangan yang
dikemas.
1. Linear, bila monomer membentuk rantai polimer yang lurus (linear) maka
akan terbentuk plastik thermoplastik yang mempunyai sifat meleleh pada
suhu tertentu, melekat mengikuti perubahan suhu dan sifatnya dapat balik
(reversible) kepada sifatnya yakni kembali mengeras bila didinginkan.
2. Jaringan tiga dimensi, bila monomer berbentuk tiga dimensi akibat
polimerisasi berantai, akan terbentuk plastik thermosetting dengan sifat
tidak dapat mengikuti perubahan suhu (irreversible). Bila sekali
pengerasan telah terjadi maka bahan tidak dapat dilunakkan kembali.
Jenis-Jenis Plastik
1 Plastik Selopan (Cellophane)
Selopan berasal dari kata cello dan phane yaitu cellulose dan diaphane
(Perancis) dimana cello artinya selulosa dan phane artinya transparan.
3 Poliamida (Nilon)
Terdiri dari molekul-molekul asam amino, sehingga disebut juga polamida.
Bahan kemas dari nilon bersifat lembab, tahan panas, dan mempunyai sifat-sifat
mekanis istimewa. Tersedia beberapa macam nilon, seperti nilon-6 mempunyai sifat
mudah dibawa dan tahan abrasi (lecet, luka), nilon-11, dan nilon-12 sangat baik
sebagai penahan oksigen dan air serta dapat dikelim oleh panas. Nilon banyak dipakai
untuk mengemas produk yang dapat dimasak di dalam kemasan, misalnya beras
sesak, digunakan pula untuk kemasan susu dan produk susu, daging, dan ikan.
a Secara umum nilon bersifat keras, berwarna cream, sedikit tembus cahaya.
b Berat molekul nilon bervariasi dari 11.000-34.000
c Nilon merupakan polimer semi kristalin dengan titik leleh 350-570 oF. titik leleh
erat kaitannya dengan jumlah atom karbon. Jumlah atom karbon makin besar,
kosentrasi amida makin kecil, titik lelehnyapun menurun.
d Sedikit higroskopis : oleh karena itu perlu dikeringkan sebelum dipakai, karena
sifat mekanis maupun elektriknya dipengaruhi juga oleh kelembaban relative dari
admosfir.
e Tahan terhadap solvent organic seperti alcohol, eter, aseton, petroleum eter,
benzene, CCl 4 maupun xylene.
f Dapat bereaksi dengan phenol, formaldehida, alcohol, benzene panas dan
nitrobenzene panas.
g Nilon relative tidak dipengaruhi oleh waktu simpan yang lama pada suhu kamar.
Tetapi pada suhu yang lebih tinggi akan teroksidasi menjadi berwarna kuning dan
rapuh.
h Demikian juga sinar matahari yang kuat akan kurang baik terhadap sifat
mekanikalnya.
i Penambahan aditif dalam nilon dimaksud untuk memperbaiki sifat-sifat nilon.
Nilon tahan terhadap suhu tinggi, dan baik digunakan untuk kemasan
bahan yang dimasak di dalam kemasannya, seperti nasi instan, serta untuk produk-
produk yang disterilisasi, dan untuk kemas hampa. Nilon dilapiskan secara
kombinasi dengan bahan lain sehingga diperoleh sifat kemasan yang inert dan
permeabilitasnya rendah. Nilon dapat digunakan untuk semua jenis makanan kecuali
susu dan produk-produk susu. Nilon juga banyak digunakan sebagai jala dan
pembungkus amunisi.
4 Polietilen
Polietilen adalah suatu bahan yang termasuk dalam golongan polimer, dalam
bahasa komersil lebih dikenal dengan nama plastik, karena bahan tersebut bersifat
termoplastik. Jika polietilen diradiasi, maka bahan tersebut akan mengalami
perubahan strukturnya, yang pada umumnya akan mengalami perubahan sifat-sifat
fisisnya. Perubahan sifat-sifat fisis yang paling menonjol adalah terjadinya
pembentukan ikat silang. Sejalan dengan pembentukan ikat silang, beberapa informasi
yang dapat diperoleh yaitu:
Polietilen dibuat dengan jalan polimerisasi gas etilen, yang dapat diperoleh
dengan member hydrogen gas petroleum pada pemecahan minyak (nafta), gas alam
atau asetilen. Yang digolongkan menjadi polietilen tekanan tinggi, tekanan medium
dan tekanan rendah oleh tekanan pada polimerisasinya, atau masing-masing menjadi
polietilen massa jenis rendah (LDPE) dengan massa jenis 0,910-0,926, polietilen
massa jenis medium (MDPE) dengan massa jenis 0,941-0,965. Menurut massa
jenisnya karena sifat-sifatnya erat hubungannya dengan massa jenisnya (kristalinitas).
Termasuk polipropilen yang semua disebut polyolefin. Sebagai tambahan, semuanya
adalah polietilen dengan berat molekul rendah (1000-12000), polietilen dengan berat
molekul sangat tinggi (1-4 juta) demikian juga polietilen yang dikopolimerkan,
polietilen yang diikat silangkan dan polietilen dibusakan.
5 Polypropylene (PP)
Polipropilen mempunyai nama populer yaitu: Bexophane, Dynafilm, Luparen,
Escon, Olefane dan Profax. Polipropilen adalah polimer dari propilen dan
termasuk jenis plastik olefin, dengan rumus bangun sebagai berikut :
(CH2 CH )n
CH3
Ciri-ciri plastik jenis ini biasanya transparan tetapi tidak jernih atau berawan,
keras tetapi fleksibel, kuat, permukaan berlilin, tahan terhadap bahan kimia, panas
dan minyak, melunak pada suhu 140oC. Merupakan pilihan bahan plastik yang baik
untuk kemasan pangan, tempat obat, botol susu, sedotan. Polypropylene (PP) lebih
kaku, kuat dan ringan dari pada Polyethylene dengan daya tembus uap air
yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi
dan cukup mengkilap. Plastik tipis yang tidak mengkilat mempunyai daya
tahan yang cukup rendah terhadap suhu tetapi bukan penahan gas yang baik.
7 Polistiren (PS)
Polystyrene adalah sebuah dengan monomer, sebuah hidrokarbon cair yang
dibuat secara komersial dari minyak bumi. Pada suhu ruangan, polistirena biasanya
bersifat padat, dapat mencair pada suhu yang lebih tinggi. Stirena tergolong senyawa
aromatik. Sifat-sifat umum polistiren adalah :
a kekuatan tariknya tinggi dan tidak mudah sobek
b titik leburnya rendah (88C), lunak pada suhu 90-95C
c tahan terhadap asam dan basa kecuali asam pengoksidasi
d terurai dengan alkohol pada konsnetrasi tinggi, ester, keton, hidrokarbon
aromatik dan klorin
e permeabilitas uap air dan gas sangat tinggi, baik untuk kemasan bahan segar
f permukaan licin, jernih dan mengkilap serta mudah dicetak
g bila kontak dengan pelarut akan keruh
h mudah menyerap pemlastis, jika ditempatkan bersama-sama dengan plastik
lain
i menyebabkan penyimpangan warna
j mempunyai afinitas yang tinggi terhadap debu dan kotoran
k baik untuk bahan dasar laminasi dengan logam (aluminium).
Polistiren termasuk kemasan sekali pakai, contoh: cup, sendok plastik dan
styrofoam. Kandungan kimia pada polistiren berbahaya bagi kesehatan manusia.
Styrene bisa bercampur dengan makanan saat makanan panas dan berminyak
dimasukkan ke dalam wadah ini (BPOM, 2009), hal ini disebabkan sifat styrene yang
lunak pada suhu 90-95C. Styrene berbahaya untuk jaringan otak, sistem saraf, dan
dianggap sebagai bahan pemicu kanker (karsinogenik) pada tubuh. Polystyrene
digunakan dalam pembuatan membran fuel cell dari polistirena tersulfonasi. Dimana
dapat meningkatkan kemampuan membran s-PS yang sifat mekanik dan sifat
hantaran elektriknya lebih baik dibandingkan dengan bahan dasar yang lain.
V. Data Pengamatan
1. NaOH
2. Asam Asetat
3. Minyak Goreng
Catatan :
% perubahan = (berat sebelum berat sesudah ) / berat sebelum x 100%
VI. Analisa Percobaan
Plastik sebagai suatu material kemasan untuk produk farmasi saat ini sudah
banyak digunakan secara luas. Pengemas plastik yang digunakan untuk
produkfarmasetis dibuat dari polimer-polimer polietilen, polipropilen, polivinil
klorida, polisterin. Salah satu jenis plastik yang banyak digunakan adalah jenis HDPE dan
LDPE.
- http://maindakon.blogspot.com/2009/09/bahaya-plastik.html
- http://poskota.co.id/gaya-hidup/2010/01/13/penggunaan-plastik-picu-
penyakit-jantung
- http://setyablogku.blogspot.co.id/2012/05/plastik-dan-
permasalahannya.html