Hubungan Stres Dengan Siklus Menstruasi Yang Tidak Teratus Pada Mahasiswi
Hubungan Stres Dengan Siklus Menstruasi Yang Tidak Teratus Pada Mahasiswi
PROPOSAL
TUGAS AKHIR
UntukMemenuhiPersyaratan
MemperolehGelarSarjanaKedokteran
Oleh :
NPM : 11700428
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA
2013
KATA PENGANTAR
kemudahan kepada penulis untuk menyelesaikan Proposal Tugas Akhir dengan judul
Proposal Tugas Akhir ini berhasil penulis selesaikan karena dukungan berbagai
pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan terimakasih yang tak
terhingga kepada :
1. Prof. Dr. H. Djanggan Sargowo,dr. Sp.PD, Sp.JP (K), FIHA, FACC, FCAPC,
Penulis menyedari bahwa penulisan Proposal Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan segala masukan demi sempurnanya
tulisan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN
perlu mendapat perhatian khusus secara global. Hal ini diperjelas dengan diangkatnya
kesehatan reproduksi remaja, karena pada masa remaja muncul berbagai masalah
Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan perilaku dari manusia
yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik tekanan internal dan eksternal
dengan orang lain dan keluhan-keluhan fisik salah satunya gangguan siklus menstruasi.
(Sriati;2008).
control atau kemampuan untuk mengatasi stres pada seseorang kurang baik
FKUI prevalensi depresi pada wanita 2 kali lebih tinggi dibanding pria (Nita;2008).
militer, atau memulai kerja baru mungkin berhubungan dengan tidak datangnya
menstruasi. Stressor yang membuat satu tuntutan baru bagi suatu pekerjaan,
Sebagai tambahan mengenai meninggalkan keluarga atau memulai satu pekerjaan baru,
untuk mendapatkan siklus yang lebih panjang (Insel & Roth, 1998).
Panjang siklus menstruasi yang normal atau dianggap sebagai siklus menstruasi
yang khas ialah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita
tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar,
siklusnya tidak terlalu sama. Rata-rata panjang siklus menstruasi pada gadis usia 12
tahun ialah 25,1 hari. Lama menstruasi biasanya antara 3-8 hari, pada setiap wanita
kelainan rahim. Pengidap kelainan ini mengalami gejala menstruasi selama tujuh hari
atau lebih dan darah yang keluar tidak tertampung oleh pembalut. Gumpalan darah
dalam jumlah banyak dapat juga menjadi gejala menoragia. Kelainan ini dapat
menyebabkan anemia. Pada oligomenorhea atau siklus menstruasi yang panjang dapat
keturunan. Dan jika tidak mengalamin menstruasi atau amenorea dapat juga disebabkan
oleh penyakit, stres, latihan terlalu berat atau turunnya berat badan secara dratis, hal ini
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan stress dengan siklus menstruasi yang tidak teratur pada
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan stress dengan siklus menstruasi yang tidak teratur pada
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah
2. Bagi institusi pendidikan dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan referensi
untuk pustaka.
3. Bagi peneliti lain hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam melakukan
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. menstruasi
1. Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah pendarahan secara periodik dan siklis dari uterus, disertai
keluarnya darah dari kemaluan perempuan setiap bulan akibat gugurnya dinding rahim
karena sel telur telah dibuahi. Sebenarnya proses yang terjadi adalah luruhnya lapisan
dinding dalam rahim yang banyak mengandung pembuluh darah bersama dengan sel
Siklus menstruasi adalah jarak antara masa haid, yaitu jarak dari pertama haid
terakhir ke hari pertama haid berikutnya. Biasanya berkisar selama 28 hari , atau yang
lebih kita kenal sebagai siklus klasik. Menstruasi terjadi setiap bulan, dengan pola siklus
yang berlainan pada setiap perempuan. Siklus menstruasi penting diketahui untuk
menentukan masa subur (BKKBN, 2009). Panjang siklus menstruasi yang normal atau
dianggap sebagai siklus menstruasi yang khas adalah 28 hari. Karena jam mulainya
menstruasinya tidak diperhitungkan dan tepatnya waktunya ;keluar haid dari ostium
uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan 1
kematang folikel di dalam ovarium. Pada saat yang sama, siklus pelengkap kejadian ini
diinduksi didalam uterus, sebagai persiapan untuk menerima dan memberi nutrisi pada
Siklus menstruasi biasanya dimulai pada wanita muda umur 12-15 tahun
(menarche) yang terus berlanjut sampai umur 45-50 tahun (menopause). Masa remaja
Menstruasi dianggap normal jika terjadi dengan intelval 22-35 hari (dari hari
menurut Rabe (2003) menyatakan bahwa menstruasi dianggap normal jika darah yang
keluar 2-5 tampon atau pembalut perhari. Lama menstruasi dianggap normal menurut
Ganong (2003) biasanya adalah 3-5 hari, tetapi pada wanita normal pengeluaran darah
Menstruasi disebut normal bila lama siklus menstruasi pada remaja putri
bervariasi. Kadangikadang darah keluar selama dua hari, kadang selama tujuh hari. Hal
itu dikarenakan tingkat produksi hormon pada tubuh berbeda-beda dari satu siklus ke
siklus selanjutnya. Dan hal ini mempengaruhi banyaknya dan lama darah keluar.
Jadi, untuk mengetahui bahwa siklus menstruasi tidak teratur ada beberapa
tanda-tanda :
Pada tiap siklus haid FSH(Follicle Stimulating Hormone) dikeluarkan oleh lobus
anterior hipofisis yang menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat berkembang
dalam ovarium. Umumnya satu folikel, kadang kadang juga lebih dari satu,
berkembang menjadi folikel de Graff yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan
gonadotropin (FSH dan LH) adalah dibawah pengaruh releasing hormones (RH) yang
mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Pula oleh pengaruh dari luar,
seperti cahaya, bau-bauan melalui bulbus olfaktorius, dan hal- hal psikologik
(Wiknjosastro, 2007).
Bila penyaluran releasing hormones normal berjalan baik, maka produksi lama
makin menjadi matang dan makinbanyak berisi liquor folikuli yang mengandung
estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium menyebabkan
endometrium tumbuh atau proliferasi. Waktu ketika proses berproliferasi terjadi disebut
permukaan ovarium, dan kemudian terjadilah ovulasi (ovum dilepas oleh ovarium).
peritoneum di pelvis, sehingga timbul rasa sakit yang disebut intermenstrual pain
Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan ini mengakibatkan
bahwa kadar estrogen dan progesteron menurun. Menurunnya kadar estrogen dan
Tampak dilatasi dan statis dengan hyperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia.
tidak hamil selaput lendir uterus mengalami perubahan-perubahan siklis yang berkaitan
erat dengan aktifitas ovarium. Dapat dibedakan 4 fase endometrium dalam siklus haid
yaitu:
a. Fase Menstruasi
basale yang tingggal utuh. Darah menstruasi mengandung darah vena dan arteri dengan
b. Fase Regenerasi
angsur sembuh dan ditutup kembali oleh selaput lender baru yang tumbuh dari sel-sel
epitel endometium. Pada waktu ini tebal endometrium 0,5 mm. Fase ini telah mulai
c. Fase Proliferasi
Dalam fase ini endometrium tumbuh mennjadi setebal 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi. Fase proliferasi
1) Fase proliferasi dini (berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7)
d. Fase sekresi
Fase ini dimulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28.
Pada fase ini endometrium kira-kira tetap tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah
endrometrium telah tertimbun glikogen dan kapur yang kelak diperlukan untuk telur
yang dibuahi. Memang tujuan perubahan ini adalah untuk mempersiapkan endometrium
menerima telur yang dibuahi. Fase sekresi dibagi atas dua yaitu yang pertama fase
sekresi dini (endometrium terlihat lebih tipis dari fase sebelumnya karena kehilangan
cairan). Fase ini terbagi 3 lapisan yaitu stratu basale, stratum spongiosum dan stratum
kompaktum. Yang kedua fase sekresi lanjutan (endometrium tebalnya 5-6 mm, sangat
reproduksi wanita (Hormon Estrrogen dan Progesteron ), yang mana diketahui kedua
hormon tersebut harus dalam komposisi yang tepat untuk mengetahui kapan
pembentukan sel telur pada indung telur (ovarium), kapan pelepasan sel telur (ovulasi),
dan kapan menstruasi (luruhnya dinding rahimr akibat tidak adanya pembuahan sel
telur). Penyebab menstruasi tidak teratur yang sering ditemui dan dialami banyak
wanita, yaitu:
6. Tingkat masa subur yang terganggu akibat adanya kelenjar dan hormon berlebih
8. Stres
Siklus menstruasi dipengaruhi oleh hormon seks perempuan yaitu estrogen dan
perempuan. Perubahan tersebut dapat dilihat melalui beberapa indikator klinis seperti:
1. Perubahan suhu basal tubuh.
5. Indikator minor kesuburan seperti nyeri perut dan perubahan payudara (Lusa, 2011).
Pendarahan menstruasi yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari
normal (lebih dari 8 hari). Sedangkan menurut Kalkubach dalam Rabe (2003)
Perdarahan menstruasi yang lebih pendek atau lebih kurang dari biasa.
perdarahan kurang dari 2 tampon perhari. Etiologinya bias terletak pada konstitusi
1. Polimenorea
Siklus menstruasi lebih pendek dari bari biasa, perdarahan kurang lebih sama
atau lebih banyak dari menstruasi biasa. Sedangkan menurut Kalkubach dalam
Rabe (2003), polimenorea adalah siklus menstruasi yang kurang dari 22 hari.
gangguan ovulasi atau menjadi endeknya masa luteal. Etiologinya oleh karena
2. Oligomenorea
Siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan jumlah darah yang
3. Amenore
Menurut Corwin (2001), amenore adalah tidak adanya daur haid. Amenore
B. Stress
1.Definisi stress
Stres adalah suatu keadaan dimana beban yang dirasakan seseorang tidak
sepadan dengan kemampuan untuk mengatasi beban itu (Slamet , 2003). Stres adalah
respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu
fenomena universal yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari
setiap orang mengalaminya, stres memberi dampak secara total pada individu yaitu
terhadap fisik, psikologis, intelektual, social dan spiritual, stress dapat mengancam
Hawari 2001 dalam Sriati mengatakan bahwa stres menurut Hans Selye
merupakan respon tubuh yang sifatnya nonspesifik terhadap setiap tuntutan beban
a) Kelelahan
b) Sakit kepala
c) Ketegangan otot
h) Nyeri yang tidak jelas, misalnya pada lengan, tungkai, atau dada
siklus berlangsung sekitar 28 hari, tetapi ada yang hanya 21 hari atau sampai 40 hari.
Jika perbedaan lamanya siklus yang terjadi setiap bulannya lebih dari seminggu,
menstruasi dikatakan tidak teratur. Ketidakteraturan ini disebabkan adanya gangguan
hormon atau pun faktor psikis, seperti stres dan depresi yang dapat mempengaruhi kerja
menimbulkan stres. Stressor mewakili kebutuhan yang tidak terpenuhi, bisa berupa
2009).Stress reaction acute (reaksi stres akut) adalah gangguan sementara yang muncul
pada seorang individu tanpa adanya gangguan mental lain yang jelas, terjadi akibat stres
fisik dan atau mental yang sangat berat, biasanya mereda dalam beberapa jam atau hari.
Jenis stresor meliputi fisik, psikologis, dan sosial. Stresor fisik berasal dari luar
diri individu, seperti suara, polusi, radiasi, suhu udara, makanan, zat kimia, trauma, dan
latihan fisik yang terpaksa. Pada stresor psikologis tekanan dari dalam diri individu
biasanya yang bersifat negatif yang menimbulkan frustasi, kecemasan, rasa bersalah,
khawatir berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri, serta
rasa rendah diri, sedangkan stresor sosial yaitu tekanan dari luar disebabkan oleh
interaksi individu dengan lingkungannya. Banyak stresor sosial yang bersifat traumatik
yang tak dapat dihindari, seperti kehilangan orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan,
Sumber stres dapat berasal dari dalam tubuh dan diluar tubuh, sumber stress
dapat berupa biologik (fisiologik), kimia, psikologik, social dan spiritual, terjadinya
stress karena stressor tersebut dirasakan dan dipersepsikan oleh individu sebagai suatu
ancaman sehingga menimbulkan kecemasan yang merupakan tanda umum dan awal
3) Persepsi: pandangan individu tentang dunia dan persepsi stresor saat ini dapat
3. Gejala stres
Menurut Amelia (2011), ada beberapa gejala stres, antara lain sebagai berikut :
g) Melankolik (rasa sedih berlebihan), rasa tidak berdaya di pagi hari dan bergerak lebih
lamban.
A. Respon Fisiologis :
sistem neuroendokrin, yaitu sistem simpatis dan sistem korteks adrenal. Sistem saraf
simpatik berespons terhadap impuls saraf dari hipotalamus yaitu mengaktivasi berbagai
organ dan otot polos yang berada di bawah pengendaliannya. Sebagai contohnya, ia
meningkatkan kecepatan denyut jantung dan mendilatasi pupil. Sistem saraf simpatis
juga memberi sinyal ke medulla adrenal. Untuk melepaskan epinefrin dan norepinefrin
ke aliran darah. Sistem korteks adrenal diaktivasi jika hipotalamus mensekresikan CRF
(corticotropin releasing factor), suatu zat kimia yang bekerja pada kelenjar hipofisis
kortisol, yang meregulasi kadar gula darah. ACTH juga memberi sinyal ke kelenjar
endokrin lain untuk melepaskan sekitar 30 hormon. Efek kombinasi berbagai hormon
stres yang dibawa melalui aliran darah ditambah aktivitas neural cabang simpatik dari
Secara umum orang yang mengalami stres mengalami sejumlah gangguan fisik
seperti :
a) Gangguan pada organ tubuh menjadi hiperaktif dalam salah satu sistem tertentu.
naik terjadi kerusakan jantung dan arteri, sistem pencernaan terjadi maag, diare.
kegagalan ovulasi pada wanita, impoten pada pria, kurang produksi semen pada pria,
B. Respon Psikologik:
a) Keletihan emosi, jenuh, mudah menangis, frustasi, kecemasan,rasa bersalah, khawatir
berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa kasihan pada diri sendiri, serta rasa
rendah diri.
C. Respon Perilaku
a) Manakala stres menjadi distres, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah
b) Level stres yang cukup tinggi berdampak negatif pada kemampuan mengingat
c) Mahasiswa yang over-stressed (stres berat) seringkali banyak membolos atau tidak
aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. (Yulianti; 2004, Pusat Bimbingan dan Konseling
5. Tahapan stres
Menurut Robert J. Van Amberg, 1979 (dalam Hawari, 2001), stres dapat dibagi
a. Tahap I
Tahap ini merupakan tahap stres yang paling ringan dan biasnaya ditandai
dengan munculnya semangat yang berlebihan, penglihatan lebih tajam dari biasanya,
dan merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang lebih dari biasanya, namun tanpa
b. Tahap II
Pada tahap ini, dampak stres yang semula menyenangkan mulai menghilang dan
sering muncul antara lain merasa letih sewaktu bangun pagi, mudah lelah sesudah
makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh perut tidak nyaman, jantung
berdebar-debar, otot punggung dan tengkuk merasa tegang, dan tidak bisa santai.
c. Tahap III
Jika tahap stres sebelumnya tidak ditanggapi dengan memadai, maka keluhan
akan semakin nyata, seperti gangguan lambung dan usus (gastritis atau maag, diare),
ketegangan otot semakin terasa, perasan tidak tenang, gangguan pola tidur, tubuh terasa
d. Tahap IV
aktivitas rutin karena perasaan bosan, kehilangan semangat, terlalu lelah karena
gangguan pola tidur,kemampuan mengingat dan konsentarsi menurun, serta muncul rasa
e. Tahap V
Tahap ini ditandai dengan kelelahan fisik yang sangat berat, tidak mapu
f. Tahap VI
panik dan takut mati yang menyebabkan jantung berdetak semakin cepat, kesulitan
untuk bernafas, tubuh gemetar danberkeringat, dan adanya kemungkinan terjadi kolaps
atau pingsan.
menggunakan kriteria HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Unsur yang dinilai
gejala tingkah laku. Unsur yang dinilai dapat menggunakan skoring, dengan ketentuan
Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur atau item
dijumlahkan sebagai indikasi penilaian tingkat stres, dengan ketentuan sebagai berikut:
Karena keterbatasan waktu dan tenaga, peneliti tidak melihat dari tingkat
stresnya tetapi hanya melihat dari ada tidaknya stres, dengan ketentuan apabila jumlah
skornya <14 maka tidak ada stres, dan apabila jumlah skornya antara > 14 maka
dikatakan stress
7. Penatalaksanaan Stres
stresor dengan cara melakukan perbaikan diri secara psikis/mental, fisik dan sosial.
Perbaikan diri secara psikis/mental yaitu dengan pengenalan diri lebih lanjut, penetapan
tujuan hidup yang lebih jelas, pengaturan waktu yang baik. Perbaikan diri secara fisik
dengan menjaga tubuh tetap sehat yaitu dengan memenuhi asupan gizi yang baik,
olahraga teratur, istirahat yang cukup. Perbaikan diri secara sosial dengan melibatkan
diri dalam suatu kegiatan, acara, organisasi dan kelompok sosial. Mengelola stres
Sebagaimana diketahui sistem limbik merupakan bagian otak yang berfungsi mengatur
alam pikiran, alam perasaan dan perilaku seseorang. Obat yang sering dipakai adalah
3). Pendekatan kognitif; mengubah pola pikir individu, berpikir positif dan sikap yang
4). Relaksasi; upaya untuk melepas ketegangan. Ada 3 macam relaksasi yaitu relaksasi
otot, relaksasi kesadaran indera dan relaksasi melalui yoga, meditasi maupun
Stresor diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak penyakit. Salah satunya
mengalami sejumlah perubahan dalam pola menstruasi selama masa reproduksi. Dalam
berbagai macam perubahan emosi akibat suatu stresor telah dihubungkan dengan
stresor seperti meninggalkan keluarga, masuk kuliah, bergabung dengan militer, atau
memulai kerja baru mungkin berhubungan dengan tidak datangnya menstruasi. Stresor
yang membuat satu tuntutan baru bagi suatu pekerjaan, meningkatkan panjang siklus
BAB III
A. Kerangka Konsep
Stresor
Stresor Stresor Fisik: Stresor Sosial:
Psikologis: suara, polusi, radiasi, kehilangan orang yang
tekanan dari suhu udara makanan, dicintai, kehilangan
dalam diri trauma, latihan fisik pekerjaan, pensiun,
individu biasanya yang terpaksa perceraian, masalah
yang keuangan, pindah rumah
bersifat negatif
Stress
Siklus
menstruasi
Keterangan :
Diteliti
Tidak diteliti
B. Hipotesis
Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah hubungan stress terhadap siklus
2012.
H1 : ada pengaruh hubungan stress terhadap siklus menstruasi pada mahasiswi
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
cross sectional untuk melihat hubungan stres dengan siklus menstruasi pada mahasiswi
1.Populasi
2. Sampel
memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mereka dapat menentukan
20-30% dari jumlah tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi< 100
Keterangan:
N = Populasi
1. tempat peenelitian
2. Waktu penelitian
Waktu Keterangan
Persiapan Proposal
PersiapanAlatdanBahan
Penelitian
Pengolahan Data
PengumpulandanPresentasiTugasAkhi
r
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat
2. variabel bebas
siklus menstruasi
E. Definisi operasional
haid siklus
berikutnya siklus
menstruasi
28
hari
Panjang :
bila
siklus
menstruasi >
35 hari
Variabel Independent
Stsres Suatu Dengan Kuesioner Stres Ordinal
dimana n stres
beban kuesioner
yang dengan
dirasakan kriteria :
tidak jumlah
kemampuan apabila
untuk jumlah
beban itu
1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang langsung diperoleh dilapangan dengan cara
maka kuesioner diberikan untuk diisi dan kemudian data tersebut dikumpulkan untuk
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari jumlah mahasiswi Fakultas
2009.
Pustaka Pelajar.
Suparyanto, Stres Dan Cara Pengukuran Pengertian Stres. http:// Zeeerawk. Tumblr.
Com, 2012 ( Diakses tanggal 28 Juni 2012 ).