Lampiran A Kurikulum 3-3-2009
Lampiran A Kurikulum 3-3-2009
Program Studi Kedokteran gigi UNIMUS bertujuan untuk menghasilkan dokter gigi yang
memiliki kompetensi :
I. Kompetensi umum :
1. Menguasai ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan atas dasar nilai-nilai Islam
dan Islam untuk disiplin ilmu kedokteran dengan standar tertinggi sehingga
mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara
penyelesaian masalah yang terkait dengan bidang kedokteran dan kesehatan.
2. Mampu menerapkan ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan serta memiliki
ketrampilan secara professional dalam memberkan pelayanan kedokteran dan
kesehatan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan
tata kehidupan bersama yang Islami.
3. Mampu bersikap konsisten, amanah, ikhlas, professional, kreatif dan inovatif
dalam berkarya dan menciptakan lapangan kerja, maupun dalam memainkan
peranannya sebagai kader pemimpin dalam berkehidupan bersama menuju
masyarakat sejahrera dan dirahmati Allah SWT.
4. Manpu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran
dan kesehatan.
II. Kompetensi khusus :
1. Memiliki keyakinan bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian
integral dari kesehatan secara keseluruhan.
2. Mampu mengelola masalah kesehatan gigi dan mulut yang terdapat di
Indonesia dengan tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitates untuk
perseorangan maupun masyarakat dengan mengingat sistim rujukan.
3. Mampu bekerja sama secara tepat guna dan daya guna dalam satu tim untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan.
4. Menghayati Etika Kedokteran Gigi dalam melaksanakan profesinya dengan
penuh rasa tanggung jawab.
5. Peka terhadap perubahan dan perkembangan masyarakat serta lingkungan
demi peningkatan dan kelancaran pelayanan kesehatan.
6. Menyadari pentingnya pengembangan Ilmu Kedokteran Gigi dan Mulut
sesuai dengan kemajuan teknologi.
7. Memahami prinsip pengelolaan kesehatan dan pengetahuan mengenai
kepemimpinan.
1
URAIAN PENGALAMAN BELAJAR DAN BEBAN STUDI KURIKULUM INTI
PROGRAM STUDI : KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
Sumber : Kurikulum Inti Pendidikan Dokter Gigi di Indonesia, Konsorsium Ilmu
Kedokteran, 1983.
2
Masyarakat
28. Ilmu Gizi 32 - - - - 2
29. Ilmu Kesehatan Gigi 30 12 - 150 - 5
Anak
30. Ilmu Penyakit Mulut 32 24 - 64 - 5
Jumlah SKS PBM ( Blok) 144
Jumlah SKS Non Blok 12
Jumlah SKS 156
3
Daftar Arti Singkatan :
1. A Affective domain : Istilah yang menunjukkan derajat kemampuan dalam bidang
tingkah laku.
2. A1 Receieving : Tingkat kemampuan bagi seseorang untuk menjadi sadar akan
suatu pengetahuan.
3. A2 Responding : Tingkat kemampuan bagi seseorang yang mau menerima
suatu pengetahuan.
4. A3 Valuing : Tingkat kemampuan untuk dapat menilai bahwa pengetahuan yang
di dapat merupakan sesuatu yang berharga dan oleh karenanya ingin
mendalami lebih lanjut.
5. A4 Organization : Kemampuan untuk bertanggung jawab atas pengetahuan
yang telah didalaminya.
6. A5 Characterization by a value complex : Kemampuan menunjukkan tingkah
laku yang sesuai dengan pengetahuan yang telah didalaminya.
7. C Cognitive domain : Istilah yang menunjukkan derajat kemampuan dalam
bidang pengetahuan teori.
8. C1 Knowlwdge : Mampu mengingat kembali pengetahuan yang telah
dipelajarinya.
9. C2 Comprehention : Mampu memahami pengetahuan yang telah dipelajarinya.
10. C3 Aplication : Mampu menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya
dalam situasi baru dan nyata.
11. C4 Analysis : Mampu menguraikan pengetahuan yang telah dipelajarinya
dalam bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dimengerti.
12. C5 Synthesis : Mampu menyusun uraian pengetahuan yang telah dipelajarinya
sehingga terbentuk suatu kesatuan baru.
13. C6 Evaluation : Mampu menilai suatu laporan penelitian, pernyataan, untuk
kepentingan tertentu.
14. P Psychomotor domain : Istilah yang menunjukkan derajat kemampuan dalam
bidang ketrampilan.
15. P1 Perception : Mampu mengenal apa yang harus dan apa yang akan dilakkan.
16. P2 Set : Mampu memperagakan apa yang akan dilakukan
17. P3 Guided response : Mampu melakukan suatu pekerjaan yang tepat dengan
bimbingan instructor.
18. P4 Mechanism : Mampu mendemonstrasikan langkah pekerjaan dengan tepat.
19. P5 Complex Overt Response : Mampu melakukan suatu pekerjaan dengan
cepat dan tepat.
20. P6 Adaption : Mampu memperbaiki kesalahan dari suatu pekerjaan dengan
cepat.
21. P7 Origination : Mampu melakukan suatu pekerjaan dengan cara yang baru
4
BIOLOGI
5
organisme (C1)
2.1.2.4. Menjelaskan kedudukan manusia dalam
klasifikasi organisme (C2).
6
5.1.2. Memahami dasar 5.1.2.1. Menguraikan struktur dan fungsi DNA/RNA dan
materi genetika peranannya dalam proses biosintesis (C1).
5.1.2.2. Menjelaskan patogenesis kelainan proses
biosintesis (C2)
5.1.2.3. Menjelaskan mekanisme gen pengatur (C2)
5.1.2.4. Menjelaskan hubungan gen dan enzim beserta
kelainannya (C2)
5.1.3. Memahami kelainan 5.1.3.1. Menjelaskan pola kariotip dan patogenesisnya
genetika (C2)
5.1.3.2. Menjelaskan cara pemeriksaan pada kelainan gen
tertentu (C2)
5.1.3.3. Menjelaskan khromatin seks dan kromosom seks
beserta kelainannya (C2)
5.1.3.4. Menjelaskan dasar proses mutasi (C2).
5.1.4. Mengetahui aplikasi 5.1.4.1. Menunjukkan pentingnya nasehat genetika
genetika khususnya di bidang kedokteran gigi (P2).
5.1.4.2. Memperlihatkan cara pembuatan silsilah keluarga
(P2).
5.1.4.3. Menghubungkan adanya kasus dengan kelainan
genetik dalam kedokteran gigi melalui silsilah
keluarga (P1).
5.1.5. Memahami prinsip 5.1.5.1. Menjelaskan hubungan Hardy-Weinberg (C2).
genetika masyarakat 5.1.5.2. Menjelaskan cara menghitung frekuensi gen
dalam populasi (C2)
5.1.5.3. Menjelaskan faktor yang dapat mengubah
keseimbangan dalam populasi dan beserta ekses
genetiknya dalam masyarakat (C2).
6.1.1. Memahami konsep 6.1.1.1. Menjelaskan ruang lingkup imunologi (C2)
pertahanan tubuh 6.1.1.2. Menguraikan peranan imunologi dalam
manusia kedokteran gigi (C2)
6.1.1.3. Menjelaskan proses perkembangan daya tahan
tubuh (C2).
6.1.1.4. Menjelaskan mekanisme reaksi imun dan
perananya pada kejadian penyakit, khususnya
kelainan gigi dan mulut (C2).
7.1. Biologi Lingkungan
7.1.1. Memahami 7.1.1.1. Mengidentifikasi faktor lingkungan baik yang
hubungan timbal hidup ataupun yang mati (C1).
balik antara 7.1.1.2. Menjelaskan mata rantai makanan dalam
kehidupan mencapai keseimbangan ekologi (C2)
organisme dan 7.1.1.3. Menjelaskan peranan manusia dalam menjamin
lingkungan kelestarian lingkungan (C2)
7.1.1.4. Menjelaskan arti populasi dan komunikasi serta
dinamikanya (C2)
7.1.1.5. Menjelaskan hubungan antara organisme dan
komunitas (C2).
7
FISIKA KEDOKTERAN GIGI
8
zat padat 1.1.3.2. Mengidentifikasi bentuk kristal (C1)
1.1.3.3. Menunjukkan perubahan bentuk badan
(C3),
1.1.4. Menerapkan 1.1.4.1. Menghitung tekanan hidrostatika dan
pengaruh gaya pada tegangan permukaan (C3)
zat cair 1.1.4.2. Menggunakan gaya staker, hukum
Bernoulli dan hukum Poeseville (C3)
3.1.Dasar-Dasar Termofisika
3.1.1. Menggunakan dasar 3.1.1.1. Menggunakan lima asas termometri (P4)
termofisika sehingga 3.1.1.2. Menggunakan asas kalorimetri (P4)
mengukur
temperature dan
kalor
3.1.2. Menerapkan 3.1.2.1. Menggunakan rumus-rumus pemuaian zat padat,
pengaruh kalor cair dan gas (P4)
terhadap bahan 3.1.2.2. Menggunakan asas perubahan fase zat
3.1.2.3. Menunjukkan perambatan kalor dengan cara
konduksi, konveksi danradiasi (C3)
3.1.3. Memahami dasar- 3.1.3.1. Menjelaskan hukum-hukum termodinamika I, II
dasar termo- dan III (C2)
dinamika 3.1.3.2. Menjelaskan teori gas kinetis (C2)
4.1. Dasar-Dasar listrik dan magnit
4.1.1. Mengenal dasar- 4.1.1.1. Menjelaskan gaya, medan, potensial dan kapasitas
dasar teori listrik listrik (C2)
4.1.1.2. Menggunakan teori untai listrik (P4)
4.1.2. Memahami dasar- 4.1.2.1. Menjelaskan gaya, medan dan momen magnit
dasar teori magnit 4.1.2.2. Menjelaskan asas dasar motor listrik
4.1.3. Mengenal dasar- 4.1.3.1. Menjelaskan pembangkit listrik arus bolak-balik
dasar teori arus (C2)
listrik 4.1.3.2. Menggunakan watak komponen listrik arus bolak-
balik (P4)
4.1.4. Mengenal dasar- 4.1.4.1. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur listrik arus
dasar alat ukur listrik searah (C3)
4.1.4.2. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur listrik arus
bolak-balik (C3)
4.1.4.3. Menerapkan metoda pengukuran listrik (C3)
4.1.4.4. Menggunakan watak komponen listrik arus bolak-
balik (P4)
4.1.5. Mengenal dasar- 4.1.5.1. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur listrik arus
dasar alat ukur listrik searah (C3)
4.1.5.2. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur listrik arus
bolak-balik (C3)
4.1.5.3. Menerapkan metoda pengukuran listrik (C3)
5.1. Dasar-Dasar Optika
5.1.1. Memahami optika 5.1.1.1. Menjelaskan hokum-hukum pantulan dan
geometris pembiasanm cahaya (C2)
5.1.1.2. Melukiskan jalannya sinar pada cermin, prisma,
lensa dan alat-alat optik (C1)
5.1.2. Memahami optika 5.1.2.1. Menjelaskan polarisasi dan difraksi cahaya (C2)
fisis 5.1.2.2. Menjelaskan dasar-dasar spektrometer (C2)
5.1.3. Menerapkan teori 5.1.3.1. Menunjukkan spektrum cahaya (C3)
pengukuran cahaya 5.1.3.2. Menggunakan fotometri (P4)
6.1. Dasar-Dasar Fisika Modern
6.1.1. Memahami optika 6.1.1.1. Menjelaskan dasar teori kuantum radiasi (C2)
9
geometris 6.1.1.2. Menjelaskan tentang struktur atom (C2)
6.1.2. Memahami tentang 6.1.2.1. Menjelaskan atas tenaga kulit elektron (C2)
sinar - X 6.1.2.2. Menjelaskan terjadinya sinar X (C2)
6.1.2.3. Menjelaskan sifat-sifat sinar X (C2)
6.1.3. Memahami dasar- 6.1.3.1. Menjelaskan struktur inti atom (C2)
dasar radioaktif 6.1.3.2. Menjelaskan timbulnya radiasi inti atom (C2)
6.1.3.3. Menjelaskan sifat-sifat radiasi inti atom (C2)
6.1.4. Menerapkan cara 6.1.4.1. Menjelaskan besaran dan satuan radiasi (C2)
pengukuran radiasi 6.1.4.2. Menjelaskan dasar-dasar alat ukur radiasi (C2)
6.1.4.3. Menunjukkan cara pengukuran radiasi (C3)
10
KIMIA KEDOKTERAN GIGI
2.1. Larutan
2.1.1. Memahami jenis- 2.1.1.1. Menjelaskan konsentrasi dalam % (persen),
jenis pernyataan normal, molar, molal, molfraksi (C2) (P2).
11
konsentrasi
2.1.1.2. Menyimpulkan konsentrasi hasil pengenceran
(C2).
2.1.2. Memahami sifat- 2.1.2.1. Menerangkan kelarutan gas secara fisika dan
sifat kelarutan gas secara kimia (C2)
dalam cair dan 2.1.2.2. Menjelaskan poengaruh suhu, tekanan, pelarut
faktor-faktor yang dan solut terhadap kelarutan gas (C2)
mempengaruhi-nya 2.1.2.3. Menerangkan secara garis besar kelarutan gas O2
dan CO2 dalam darah (C2)
2.1.3. Mengetahui sifat- 2.1.3.1. Menjelaskan hukum Raoult dan hubungannya
sifat campuran cair dengan larutan ideal (C2)
2.1.3.2. Menjelaskan sistem homogen dan heterogen
campuran cair-cair (C2), (P2).
2.1.4. Memahami 2.1.4.1. Menerangkan diagram fasa dalam kaitannya
pengertian larutan dengan penurunan titik beku dan kenaikan titik
non-elektrolit yang didih (C2)
berhubungan dengan 2.1.4.2. Menjelaskan tekanan osmosa dan hubungannya
sifat-sifat koligatif dengan konsentrasi larutan (C2)
2.1.4.3. Mendefinisikan larutan elektrolit dan non
elektrolit (C1)
2.1.4.4. Menjelaskan faktor vant Hoff terhadap sifat
koligatif larutan elektrolit (C2), (P2).
3.1. Asam Basa
3.1.1. Mengetahui teori 3.1.1.1. Mendefinisikan teori asam basa menurut
asam-basa menurut Arrhenius (C1)
Arrhenius, Bronsted- 3.1.1.2. Mendefinisikan teori asam basa menurut
Lowry dan Lewis Bronsted-Lowry (C1)
3.1.1.3. Mendefinisikan teori asam basa menurut Lewis
(C1)
3.1.2. Memahami kekuatan 3.1.2.1. Mengidentifikasi asam-kuat, asam-lemah dan
asam-basa basa-kuat, basa-lemah (C1)
3.1.2.2. Menjelaskan arti ionisasi asam-basa (C2)
3.1.2.3. Menjelaskan cara perhitungan PH larutan (C2)
3.1.3. Menggunakan teori 3.1.3.1. Mendefinisikan arti hidrolisa larutan garam dalam
Bronsted-Lowry air (C1)
pada keseimbangan 3.1.3.2. Menjelaskan sistem buffer dan amfolit (C2), (P2)
asam-basa 3.1.3.3. Menghitung PH larutan buffer dan larutan amfolit
(C3), (P3).
4.1. Kinetika Kimia
4.1.1. Memahami 4.1.1.1. Mendefinisikan reaksi orde 1 dan orde 2 (C1)
pengertian kinetika 4.1.1.2. Menjelaskan pengaruh suhu, tekanan, konsentrasi
kimia dan faktor- dan katalisator terhadap kecepatan reaksi (C2) (P2)
faktor yang
mempengaruhinya
5.1. Reaksi oksidasi-reduksi
5.1.1. Memahami arti 5.1.1.1. Mendefinisikan bilangan oksidasi (C1)
reaksi oksidasi- 5.1.1.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi (C2), (P2).
reduksi
6.1. Kimia analisa kwantitatif
6.1.1. Memahami analisa 6.1.1.1. Menjelaskan analisa volumetri berdasarkan reaksi
kimia kwantitatif netralisasi, reaksi redoks dan reaksi pengendapan
(C2)
6.1.1.2. Mengukur kadar larutan dengan cara titrasi (P3).
7.1. Koloid
12
7.1.1. Memahami sistem 7.1.1.1. Mendefinisikan sistem koloid (C1)
koloid 7.1.1.2. Menjelaskan pembagian sistem koloid (C2)
7.1.1.3. Menjelaskan sifat-sifat koloid (C2).
7.1.2. Memahami peristiwa 7.1.2.1. Mendefinisikan arti absorbsi dan absorbsi (C1)
adsorbsi dan 7.1.2.2. Menjelaskan peristiwa absorbsi kimia (C2)
absorbsi
7.1.3. Memahami peristiwa 7.1.3.1. Menjelaskan pengertian diffusi larutan (C2)
keseimbangan Don- 7.1.3.2. Menjelaskan syarat-syarat terjadinya
nan dan keseimbangan Donnan (C2)
pengaruhnya 7.1.3.3. Menjelaskan hubungan keseim-bangan Donnan
terhadap tekanan os- dan tekanan osmosa (C2)
mosa
8.1. Struktur Senyawa Organik
8.1.1. Memahami tatanama 8.1.1.1. Mendefinisikan tatanama trivial dan L.U.P.A.C.
senyawa organik (C1)
8.1.1.2. Menjelaskan cara memberi nama senyawa
organik (C2).
8.1.2. Memahami stereo- 8.1.2.1. Melukiskan struktur senyawa organik dalam
kimia pada senyawa ruang (C1)
organik 8.1.2.2. Menjelaskan isometri berdasarkan adanya atom
karbon asimetri (C2)
8.1.2.3. Menjelaskan isomerisasi berdasarkan putaran
bebas pada ikatan tunggal (C2)
8.1.2.4. Menjelaskan isomerisasi berdasar ikatan rangkap
(C2)
8.1.3. Memahami 8.1.3.1. Mendefinisikan arti gugus fungsional (C1)
penggolongan 8.1.3.2. Menjelaskan senyawa organik berdasarkan gugus
senyawa organik fungsional (C2), (P2).
berdasarkan gugus
fungsionalnya
9.1. Hidrokarbon
9.1.1. Memahami senyawa 9.1.1.1. Mendefinisikan senyawa alifatik, homosiklik,
hidrokarbon alifatik heterosiklik dan aromatik (C1).
dan siklik 9.1.1.2. Menyebutkan 3 contoh untuk tiap-tiap golongan
di atas (C2)
9.1.2. Memahami polimer 9.1.2.1. Menjelaskan polimer (C2)
9.1.2.2. Menyebutkan 3 contoh polimer yang digunakan
di bidang kedokteran gigi (C2)
10.1. Alkohol, aldehid, keton dan asam karboksilat
10.1.1. Memahami sifat 10.1.1.1. Mendefinisikan alkohol, aldehid, keton dan asam
alkohol, aldehid, karboksilat (C1).
keton dan asam 10.1.1.2. Menerangkan secara garis besar sifat-sifat
karboksilat senyawa-senyawa alkohol, aldehid, keton dan
asam karboksilat (C2), (P2)
11.1. Karbohidrat
11.1.1. Memahami struktur 11.1.1.1. Menjelaskan karbohidrat dan penggolongannya
dan peng-golongan (C2)
karbohidrat 11.1.1.2. Menjelaskan struktur dan tatanama karbohidrat
(C2)
11.1.1.3. Menjelaskan sumber-sumber karbohidrat (C2)
11.1.2. Memahami sifat- 11.1.2.1. Menjelaskan sifat fisika karbohidrat :
sifat karbohidrat - mutarotasi
- aktif optik (C2
11.1.2.2. Menjelaskan sifat kimia karbohidrat :
13
- berdasarkan gugus fungsional
- hidrolisa
- reaksi pengenal (C2) (P2)
12.1. Karbohidrat
12.1.1. Memahami struktur 12.1.1.1. Menjelaskan lipida dan peng-golongannya (C2)
dan peng-golongan 12.1.1.2. Menjelaskan struktur dan tatanama lipida (C2)
lipida 12.1.1.3. Menjelaskan sumber-sumber lipida (C2)
12.1.2. Memahami sifat- 12.1.2.1. Menerangkan wujud dan kelarutan lipida (C2)
sifat lipida 12.1.2.2. Menjelaskan sifat kimia lipida :
- hidrolisa
- hidrogenasi
- oksidasi (C2), (P2)
13.1. Protein dan asam amino
13.1.1. Memahami 13.1.1.1. Mendefinisikan asam amino dan protein (C1)
struktur dan peng- 13.1.1.2. Menjelaskan penggolongan asam-asam amino
golongan protein dan dan protein (C2)
asam amino 13.1.1.3. Menjelaskan struktur dan tatanama asam amino
dan protein (C2)
13.1.1.4. Menjelaskan sumber-sumber protein (C2)
13.1.1.5. Mendefinisikan nukleoprotein (C1)
13.1.2. Memahami sifat- 13.1.2.1. Menjelaskan kelarutan asam amino dan protein
sifat protein dan (C2) (P1)
asam amino 13.1.2.2. Menjelaskan sifat kimia asam amino dan protein:
- buffer
- isoelektrik
- hidrolisapengenal (C3), (P3)
14
DENTAL MATERIAL
1. Mengetahui sejarah perkembangan Ilmu Dental Material, macam Dental Material dan
penggunaannya secara garis besar serta kaitan hubungannya dengan cabang Ilmu
Kedokteran Gigi yang lain.
2. Mengenal pelbagai jenis bahan-bahan restorasi dan bahan-bahan yang diperlukan
untuk suatu perawatan rehabilitasi di bidang Kedokteran Gigi serta dapat
memanipulasi beberapa jenis bahan untuk pekerjaan teknik laboratorium.
15
Malam dental (wax)
2.1.3. Membedakan 3 2.1.3.1. Menyebutkan kegunaan dan komposisi dari
jenis malam yang malam model dan malam perekat dengan tepat
digunakan di bidang (C2).
Kedokteran Gigi 2.1.3.2. Menyebutkan dengan tepat syarat-syarat dari
malam model dan malam inlay (C1)
2.1.4. Menerangkan 2.1.4.1. Menerangkan teknik manipulasi dari malam
cara manipulasi dari model, malam inlay, malam perekat (P3).
3 jenis malam 2.1.4.2. Melakukan manipulasi malam model dan malam
Kedokteran Gigi inlay dengan cara yang tepat (P3)
Bahan cetak
2.1.5. Membedakan 2.1.5.1. Menyebutkan pembagian bahan cetak
macam-macam kedokteran gigi menurut penggunaan dan sifat
bahan cetak yang fisisnya (C2)
digunakan untuk 2.1.5.2. Menjelaskan komposisi skeni bahan cetak
pencetakan rahan Compound, Zinc Oxide Eugenopasta, Alginate
dan gigi geligi hydrokolloid, agar hydrololloid (C2)
2.1.5.3. Menerangkan sifat-sifat kimia dan fisis dari
bahan cetak compound, Zinc Oxide
Eugenopasta, Alginate hydrokolloid, agar
hydrololloid dan elastik elastomers (C3)
2.1.5.4. Menjelaskan tentang cara-cara
penggunaan/pencampuran dari bahan cetak
kedokteran gigi sesuai dan indikasinya (C2)
Acrylic Resin
2.1.6. Memahami 2.1.6.1. Menyebutkan macam-macam kom-posisi dari
tentang acrylic resin masing-masing acrylic resin untuk kedokteran
yang digunakan di gigi (C1)
bidang kedokteran 2.1.6.2. Menjelaskan sifat-sifat kimia dan fisika dari
gigi acrylic resin (C2)
2.1.6.3. Menyebutkan dengan tepat 8 dari 12 syarat
acrylic resin (C1)
2.1.6.4. Menyebutkan perbedaan antara Hot Curine g dan
Cold Curine g acrylic resin (C1)
2.1.6.5. Menerangkan tentang polymerisasi acrylic resin
(C2)
Porselen Gigi Tiruan
2.1.7. Mengetahui 2.1.7.1. Menerangkan macam, komposisi serta kegunaan
tentang porselen gigi dari porselen gigi tiruan (C2)
tiruan di bidang
kedokteran gigi
2.6. Semen-semen Kedokteran Gigi
2.6.1. Memahami tentang 2.6.1.1. Menyebutkan macam-macam kegunaan dari
macam-macam masing-masing semen kedokteran gigi (C1)
semen kedokteran 2.6.1.2. Menuliskan komposisi dan syarat-syarat dari
gigi semen kedokteran gigi (C2)
2.6.1.3. Menjelaskan sifat-sifat kimia dan fisika dari
semen kedokteran gigi (C2)
2.6.1.4. Menerangkan cara pencampuran cairan dan
bubuk semen kedokteran gigi (C2)
Bahan Tambalan
2.6.2. Membedakan 2.6.2.1. Menjelaskan komposisi dari bahan tambalan
macam-macam amalgam, silikat dan resin (C2)
bahan tambalan 2.6.2.2. Menyebutkan macam-macam dan sifat-sifat fisik
16
untuk kedokteran amalgam (C2)
gigi 2.6.2.3. Menyebutkan sifat-sifat kimia dan fisika serta
kegunaan bahan tambal amalgam, silikat dan
resin (C2)
2.6.2.4. Menerangkan cara manipulasi dari bahan tambal
amalgam, silikat dan resin (C2)
17
DENTAL TEKNOLOGI
1. Mengenal macam serta kegunaan dari alat-alat dan bahan-bahan yang dipakai untuk
pekerjaan teknik laboratorium Kedokteran Gigi.
2. Menggunakan secara tepat alat-alat dan bahan-bahan untuk kebutuhan pembuatan alat
rehabilitasi dan restorasi Kedokteran Gigi
3. Membuat model-model gigi geligi dari gips/malam sesuai dengan bentuk morfologi
yang tepat
18
2.3.2. Menggunakan alat- 2.3.2.1. Membuat model plat dari malam (P3)
alat dan bahan-bahan 2.3.2.2. Melakukan flaskomh dengan memperhatikan
yang tepat untuk syarat-syarat yang telah ditentukan (P3)
membuat plat dari 2.3.2.3. Menyiapkan flask untuk pengisian akrilik (P3)
akrilik 2.3.2.4. Memasukkan akrilik ke dalam flask dengan
memperhatikan metode-metodenya (P3)
2.3.2.5. Memasak akrilik dengan memperhatikan syarat-
syaratnya (P3)
2.3.3. Menggunakan alat 2.3.3.1. Memisahkan plat akrilik dari flask (P3)
dan bahan yang tepat 2.3.3.2. Menggunakan alat dan bahan yang tepat untuk
untuk penyelesaian pemolesan plat akrilik (P3)
akhir plat akrilik
2.4. Pengecoran Logam dan Penyoldiran
2.4.1. Memahami tahap- 2.4.1.1. Menerangkan tahap-tahap pekerjaan untuk
tahap pekerjaan membuat mahkota dari bahan logam dengan cata
pengecoran logam pengecoran (C2)
dan penyoldiran 2.4.1.2. Menjelaskan fungsi dari alat-alat dan bahan-
untuk logam bahan yang digunakan dalam pekerjaan
pengecoran (C2)
2.4.1.3. Menerangkan metode pengecoran logam
2.4.2. Menggunakan alat 2.4.2.1. Membuat model-model inlay / mahkota dari
dan bahan-bahan malam untuk pengecoran (P3)
yang tepat untuk 2.4.2.2. Melakukan penanaman model malam secara tepat
membuat dengan memperhatikan syarat-syarat yang telah
inlay/mahkota ditentukan (P3)
dengan cara 2.4.2.3. Melakukan pengecoran logam dengan metode-
pengecoran sampai metode yang sesuai dengan bahan logam yang
memperoleh hasil dipakai (P3)
yang akurat
2.4.3. Menggunakan alat 2.4.3.1. Melakukan pemolesan hasil pengecoran dengan
dan bahan-bahan menggunakan alat-alat dan bahan yang sesuai dan
untuk penyelesaian tepat (P3)
akhir dari hasil 2.4.3.2. Menilai hasil pengecoran atas dasar tanda-tanda
pengecoran logam kriteria tertentu (C6)
2.4.3.3. Menerangkan kegagalan-kegagalan yang dapat
terjadi sebagai akibat kesalahan-kesalahan teknik
pengecoran (C2)
2.4.4. Mengerjakan 2.4.4.1. Menyebutkan definisi dan kegunaan penyoldiran
penyoldiran yang dalam Kedokteran Gigi (C1)
sederhana 2.4.4.2. Menerangkan kegunaan alat-alat dan bahan-bahan
yang dipakai dalam pekerjaan penyoldiran (C2)
2.4.4.3. Menyebutkan syarat-syarat umum dan
keuntungan-keuntungan dari penyoldiran untuk
Kedokteran Gigi (C1)
2.4.4.4. Menerangkan cara-cara penyoldiran untuk
lempengan logam (C2)
2.4.4.5. Melakukan penyoldiran untuk membuat suatu
ring dari lempengan logam (P3)
19
Teknik Mengukir Gigi
3.1.1. Membuat 3.1.1.1. Menyebutkan alat-alat yang digunakan untuk
pelbagai macam menggambarkan dan mengukir gigi geligi dari
model gigi dari gips atau malam (C1)
bahan gips atau 3.1.1.2. Menggambarkan bentuk-bentuk morfologi dari
malam sesuai gigi geligi (C4)
dengan bentuk 3.1.1.3. Membuat model-model gigi geligi maxillaris dan
morfologinya yang mandibularis dari bahan gips / malam (P3)
tepat
20
ILMU DENTAL ANATOMI / ANATOMI
21
2.2. Anatomi topografi jaringan gigi dan sekitarnya, jaringan lunak mulu, otot-
otot, pembuluh-pembuluh darah, aliran limpa dan syaraf-syaraf daerah leher
dan kepala
2.2.1. Mengenal topografi 2.2.1.1. Membedakan topografi anatomi dari gigi geligi
anatomi dari gigi (C4)
geligi dan jaringan 2.2.1.2. Menerangkan secara garis besar mengenai
periodontal topografi anatomi dan jaringan periodontal (C2)
2.2.2. Memahami bagian- 2.2.2.1. Menjelaskan 3 macam jaringan keras gigi geligi
bagian dari macam- (C2).
macam jaringan 2.2.2.2. Menjelaskan mengenai hubungan antara masing-
keras gigi dan masing jaringan keras gigi (email, dentin,
jaringan lunak gigi sementum) (C3)
(pulpa gigi) 2.2.2.3. Menjelaskan mengenai bagian-bagian jaringan
pulpa gigi (C2)
2.2.3. Memahami struktur 2.2.3.1. Menjelaskan struktur anatomi selaput lendir
anatomi jaringan mulut (C2)
lunak mulut serta 2.2.3.2. Menjelaskan mengenai struktur dan hubungan
otot-otot muka dan antara otot-otot wajah dan otot-otot leher (C2)
leher
2.2.4. Memahami anatomi 2.2.4.1. Menjelaskan secara garis besar peredaran darah
pembuluh-pembuluh tubuh manusia (C2)
darah dan syarat 2.2.4.2. Menjelaskan secara garis besar mengenai anatomi
serta pengaliran pembuluh darah rongga mulut, wajah, kepala dan
limfa rongga mulut leher (C2)
2.2.4.3. Menjelaskan secara garis besar susunan syaraf
tubuh manusia (C2)
2.2.4.4. Menjelaskan secara khusus persyarafan pada
rongga mulut, wjah, kepala dan leher serta
hubungan-hubungannya.
2.2.4.5. Menjelaskan mengenai hubungan saluran-saluran
limpa serta kelenjar-kelenjarnya pada rongga
mulut, wajah, kepala dan leher (C2)
2.3. Garis-garis besar fungsi oral, fungsi gigi, oklusi dan artikulasi
2.3.1. Memahami fungsi 2.3.1.1. Menjelaskan secara garis besar hubungan antara
dasar gigi geligi dan bentuk dan fisiologi gigi geligi (C2)
alat-alat lain daerah 2.3.1.2. Menjelaskan fungsi otot-otot leher, wajah dan
leher dan kepala kepala (C2)
2.3.1.3. Menjelaskan secara garis besar mengenai fisiologi
pembuluh darah, saluran-saluran dan kelenjar-
kelenjar limpa daerah leher, wajah dan kepala
(C2).
2.3.2. Memahami 2.3.2.1. Memberi contoh susunan (alignment) gigi geligi
alignment inklinasi pada maxilla mandibula(C2)
gigi geligi 2.3.2.2. Menceritakan mengenai hubungan letak gigi
geligi pada tulang alveolar maxilla dan madibula
(inklinasi) (C2)
3.1. Embryologi
3.1.1. Memahami proses 3.1.1.1. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri mengenai
perkembangan dan proses perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi
pertumbuhan yang dari mulai bone crypt sampai terbentuk lengkap
normal dari gigi (C2)
geligi, muka dan 3.1.1.2. Menjelaskan dengan kata-kata sendiri mengenai
rongga mulut proses perkembangan dan pertumbuhan normal
dari kepala, muka rongga mulut dan leher (C2)
22
3.1.2. Memahami proses 3.1.2.1. Melukiskan dengan kata-kata sendiri mengenai
perkembangan dan proses perkembangan dan pertumbuhan abnormal
pertumbuhan yang dari kepala, muka rongga mulut dan leher.
abnormal Umpamanya terjadinya celah bibir dan lain-lain
(C2)
3.1.2.2. Melukiskan dengan kata-kata sendiri mengenai
terjadinya kista, Hutchinson teeth, supernumerary
tooth (C2)
4.1. Anthropologi
ragawi
4.1.1. Memahami pengaruh 4.1.1.1. Memberikan contoh mengenai pengaruh ras,
lingkungan terhadap lingkungan dan daerah terhadap bentuk, besar dan
proses warna gigi geligi yang terjadi (C2)
perkembangan dan 4.1.1.2. Menjelaskan mengenai hubungan antara bentuk
pertumbuhan gigi gigi yang terjadi dengan bentuk muka, rahang dan
geligi, rahang, kepada (C2)
kepala dan wajah 4.1.1.3. Memberikan contoh mengenai pengaruh ras,
lingkungan dan daerah terhadap bentuk rahang,
kepada dan wajah (C2)
5.1. Fungsi, morfologi, anatomi landmark, alignment gigi geligi, oklusi dan
artikulasi
5.1.1. Menggunakan 5.1.1.1. Menerapkan pengetahuan mengenai fungsi,
hubungan antara morfologi, anatomi landmark gigi geligi dalam
fungsi, morfologi, pengukiran mahkota dari gips (P3)
anatomi landmark, 5.1.1.2. Menerapkan pengetahuan mengenai fungsi,
susunan gigi geligi morfologi, anatomi landmark gigi geligi dalam
terhadap pengukiran pembuatan restorasi (P3)
mahkota, restorasi
mahkota-mahkota.
5.1.2. Memahami 5.1.2.1. Menggunakan pengetahuan menge-nai susunan
hubungan antara gigi geligi (C3)
alignment, oklusi 5.1.2.2. Mengoreksi susunan gigi geligi terhadap oklusi
dan artikulasi dan artikulasi (C3)
terhadap penyusunan
gigi geligi
6.1. Fungsi dan morfologi sendi rahang (temporo mandibular joint)
6.1.1. Memahami susunan 6.1.1.1. Menjelaskan susunan dan fungsi sendi rahang
sendi rahang serta (C3)
fungsinya pada 6.1.1.2. Melaksanakan secara hati-hati diseksi daerah
pergerakan maxilla, sendi rahang agar dapat diperhatikan berturut-turut
mandibula caput, vakum dan discus articularis dari pada sendi
rahang (P2)
7.1. Fungsi dan morfologi otot-otot pengunyah
7.1.1. Memahami 7.1.1.1. Menjelaskan topografi anatomi daerah wajah dan
topogragi anatomi kepala serta fungi otot-otot pengunyah (C3)
daerah wajah dan 7.1.1.2. Melaksanakan secara hati-hati diseksi daripada
kepala serta fungsi regiones temporalis, maxillaris, mandibularis dan
otot-otot pengunyah buccalis agar dapat diperhatikan topografi anatomi
daerah-daerah tersebut antara lain syaraf-syaraf,
fascia, pembuluh-pembuluh darah, kelenjar-
kelenjar dan otot-otot (P2)
23
24
ILMU BIOKIMIA
25
2.1.2. Menerangkan secara 2.1.2.1. Menerangkan fungsi vitamin (C2)
garis besar berbagai 2.1.2.2. Menerangkan kelainan-kelainan yang terjadi
fungsi vitamin serta karena hyper/hypo vitaminosis (C2)
kelainan yang dapat
disebabkannya
3.1. Metabolisme air dan mineral
3.1.1. Menerangkan secara 3.1.1.1. Menyebutkan pembagian/distribusi cairan dalam
garis besar distribusi kompartemen-kompartemen tubuh (C1)
air di dalam tubuh 3.1.1.2. Menyebutkan komposisi elektrolit dalam plasma
ser-ta faktor-faktor darah dan cairan intra sel (C1)
yang 3.1.1.3. Menerangkan secara garis besar faktor-
mempengaruhinya faktor penyebab dehidrasi, mekanisme serta cara
mengatasinya (C2).
3.1.2. Menerangkan secara 3.1.2.1. Menyebutkan sumber utama mineral (C1)
garis besar pemasuk- 3.1.2.2. Menerangkan secara garis besar absorpsi,
an (intake), distribusi, transport, dan ekskresi (C2)
metabolis-me dan 3.1.2.3. Menerangkan fungsi dari mineral-mineral yang
fungsi berbagai penting untuk gigi (C2)
mineral 3.1.2.4. Menerangkan peranan hormon-hormon
tertentu pada keseimbangan mineral (C2)
3.1.3. Menerangsecara 3.1.3.1. Menerangkan pengaruh flour pada perkembangan
garis besar berbagai tulang dan gigi (C2)
kelainan, terutama 3.1.3.2. Menerangkan efek perlindungan flour terhadap
pada gigi, yang ada caries gigi (C2)
hubungannya dengan 3.1.3.3. Menyebutkan gejala-gejala yang disebabkan oleh
Flour kebanyakan atau kekurangan flour (C1)
4.1. Metabolisme air dan mineral
4.1.1. Menerangkan secara 4.1.1.1. Menyebutkan definisi serta klassifikasi enzim
garis besar sfat-sifat (C1)
umum enzim 4.1.1.2. Menerangkan dasar klasifikasi dan nomenklatur
enzim menurut International Union of Biochern
(C2)
4.1.1.3. Menerangkan sifat dan fungsi ko-enzim (C2)
4.1.2. Menerangkan secara 4.1.2.1. Menerangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
garis besar sifat-sifat kecepatan reaksi enzimatik (C2)
kinetik enzim 4.1.2.2. Menerangkan entang konstante Michaelis
Mentin (C2)
4.1.2.3. Menerangkan mekanisme kerja enzim (C2)
4.1.2.4. Menerangkan secara garis besar tentang inhibisi
ensim (C2)
4.1.3. Menerangkan secara 4.1.3.1. Menerangkan sifat-sifat pre enzim (C2)
garis besar pengen- 4.1.3.2. Menerangkan arti induksi (C2)
dalian aktivitas 4.1.3.3. Menerangkan peristiwa inhibisi umpan
enzim balik (C2)
5.1. Metabolisme air dan mineral
5.1.1. Menerangkan proses 5.1.1.1. Menerangkan arti pencernaan makanan (C2)
pencernaan makanan 5.1.1.2. Menerangkan secara garis besar pencernaan
serta faktor-faktor dalam mulut (C2)
yang mempengaruhi 5.1.1.3. Menerangkan secara garis besar pencernaan
dalam lambung (C2)
5.1.1.4. Menerangkan secara garis besar pencernaan
dalam usus halus (C2)
5.1.2. Menerangkan secara 5.1.2.1. Menyebutkan komposisi empedu serta faktor-
garis besar peranan faktor yang mempengaruhi sekresi empedu (C1)
26
empedu dalam pen- 5.1.2.2. Menerangkan fungsi dari sistem empedu (C2)
cernaan
5.1.3. Menerangkan secara 5.1.3.1. Menerangkan tujuan proses pembusukan dan
garis besar proses fermentasi dalam usus besar (C2)
pembusukan dan 5.1.3.2. Menerangkan seara garis besar produk
fermentasi dalam pembusukan dan fermentasi dari asam amino
usus besar (C2)
5.1.4. Menerangkan secara 5.1.4.1. Menerangkan bentuk karbohidrat yang dapat
garis besar proses diserap serta cara penyerapannya (C2)
penyerapan 5.1.4.2. Menerangkan bentuk lemak yang dapat diabsorbsi
karbohidrat, lemak, serta caa penyerapannya. (C2)
dan protein 5.1.4.3. Menerangkan bentuk protein yang dapat diserap
serta cara penyerapannya (C2)
5.1.5. Menerangkan secara 5.1.5.1. Menjelaskan arti dan tujuan detoksikasi (C2)
garis besar proses 5.1.5.2. Menerangkan secara garis besar mekanisme
detoksifikasi dalam detoksisasi (C2)
hepar 5.1.5.3. Menyebutkan beberapa hasil detoksikasi yang
penting (C2)
27
asam uronat (uronit acid pathway) (C1)
8.1.2. Menerangkan secara 8.1.2.1. Menyebutkan sumber-sumber glukosa darah (C1)
garis besar meka- 8.1.2.2. Menerangkan Glukoce Tolerance Test (Tes
nisme pengaturan tolerasi Glukosa) (C1)
glu-kosa dalam 8.1.2.3. Menerangkan peranan beberapa hormon yang
darah mempengaruhi kadar glukosa darah (C2)
8.1.3. Menerangkan secara 8.1.3.1. Menerangkan secara garis besar glikolisis dan
garis besar metabo- eritrosit (C2)
lisme karakteristik 8.1.3.2. Menerangkan secara garis besar beberapa aspek
eritrosit. bifosfogliserat dalam eritrosit dan defisiensi
piruvat kinase (C2)
9.1. Metabolisme lemak
9.1.1. Menerangkan secara 9.1.1.1. Menyebutkan fungsi lemak dalam tubuh (C1)
garis besar peranan 9.1.1.2. Menyebutkan distribusi lemak dalam tubuh (C1)
lemak dalam tubuh 9.1.1.3. Menerangkan B Oksidasi lemak (C2)
9.1.1.4. Menerangkan tentang lipogenesis (C2)
9.1.1.5. Menerangkan tentang pengaturan lipogenesis
(C2)
9.1.2. Menerangkan secara 9.1.2.1. Menerangkan secara garis besar faktor-faktor
garis besar penyebab ketosis (C2)
terjadinya ketosis 9.1.2.2. Menerangkan proses terbentuknya badan-badan
keton (C2)
10.1. Metabolisme protein dan asam amino
10.1.1. Menerangkan secara 10.1.1.1. Menerangkan secara garis besar fungsi protein
garis besar kepen- dalam tubuh (C2)
tingan protein untuk 10.1.1.2. Menerangkan tentang keseimbangan Nitrogen
tubuh (C2)
10.1.2. Menerangkan secara 10.1.2.1. Menyebutkan asam-asam amino yang
garis besar metabolis glikogenik dan ketogenik (C1)
me asam amino 10.1.2.2. Menerangkan reaksi-reaksi umum asam amino
dalam tubuh (C2)
10.1.2.3. Menerangkan proses pembentukan urea (C2)
10.1.2.4. Menerangkan pengelompokan asam amino
berdasarkan zat antara amfibolik pertama yang
terbentuk (C2)
11.1. Metabolisme protein dan asam amino
11.1.1. Menerangkan 11.1.1.1. Menyebutkan zat-zat makanan yang
elemen-elemen menghasilkan dan tidak menghasilkan energi
nutrisi yang (C1)
diperlukan tubuh 11.1.1.2. Menerangkan arti R.Q. (respiratory quotient)
manusia (C2)
11.1.1.3. Menerangkan arti S.D.A (specific dynamic
action) (C2)
11.1.1.4. Menerangkan penggunaan S.D.A pada
penyusunan kebutuhan energi (C2)
11.1.1.5. Menerangkan protein sparing action dari
karbohidrat dan lemak (C2)
28
ILMU FAAL
29
rangsang tersebut di atas (C2)
1.2. Susunan Syaraf Tepi
1.2.1. Menerangkan fungsi 1.2.1.1. Menerangkan fungsi dan sifat sinaps dalam
sinaps dan pelbagai hantara impuls (C2)
peristiwa yang 1.2.1.2. Menerangkan 3 jenis zat neurotransmitter serta
terjadi di sinaps sifat-sifatnya (C2)
1.2.1.3. Menerangkan hubungan kegiatan listrik sinaps
dengan jenis neurotransmitter serta perombak
neurotransmitter tersebut (C2)
1.2.1.4. Menerangkan sumasi ruang (spatial summation)
dan sumasi waktu (temporal summatin) (C2)
1.2.1.5. Menerangkan 2 jenis hambatan di sinaps (C2)
1.2.2. Menerangkan secara 1.2.2.1. Menerangkan anatomi hubungan otot syaraf
garis besar fungsi (neuromuscular junction) (C2)
hubungan otot syaraf 1.2.2.2. Menerangkan fungsi endplate sebagai reseptor
dan pelbagai site otot (C2)
peristiwa yang 1.2.2.3. Menerangkan hubungan kegiatan potensial listrik
terjadi di hubungan di endplate dengan zat neurotransmitter dan zat
otot syaraf perombaknya (C2)
1.3. Otot
1.3.1. Membedakan 1.3.1.1. Menerangkan dengan gambar pelbagai struktur
pelbagai sifat otot mikroskopik yang terdapat di dalam satu serat
rangka, otot jantung otot pada umumnya (C2)
dan otot polos 1.3.1.2. Menerangkan perbedaan struktur serat otot
rangka, otot jantung, otot polos (C2)
1.3.1.3. Menerangkan perbedaan elektromiogram satu
serat otot rangka, otot jantung dan otot polos
dalam hal potensial membrane istirahat, potensial
aksi dan lama masa refrakter absolute dan relative
masing-masing otot (C2)
1.3.1.4. Membedakan jenis kontraksi isometric dan
isotonic (C2)
1.3.1.5. Menerangkan organisasi dan sifat motor unit (C2)
1.3.2. Menerangkan 1.3.2.1. Menerangkan peranan ion Ca pada kontraksi otot
pelbagai peristiwa (C2)
mekanis, listrik, 1.3.2.2. Menerangkan teori kontraksi otot (sliding
kimia dan termis movement) (C2)
pada kontraksi otot. 1.3.2.3. Menerangkan proses penggunaan energi dalam
kontrak aerobic dan anerobik (C2)
1.3.2.4. Menerangkan pengertian oxygen dept (C2)
1.3.2.5. Menerangkan proses timbulnya panas pada
kontraksi otot (C2)
1.3.3. Menerangkan 1.3.3.1. Menerangkan 4 faktor yang mempengaruhi
pelbagai faktor yang kekuatan kontraksi otot (panjang awal, kekuatan
mem-pengaruhi rangsang, jenis rangsang dan suhu) (C2)
fungsi otot dan 1.3.3.2. Menerangkan 4 jenis kontraksi otot rangka
kekuatan kon-traksi (treppe, sumasi motor unit, tetanus tak sempurna
otot dan tetanus sempurna) (C2)
1.3.3.3. Menerangkan 4 hal yang dapat mempengaruhi
fungsi otot (C2)
1.3.3.4. Menerangkan sifat plastisitas otot polos (C2)
1.3.3.5. Menyebutkan gejala dan kemungkinan penyebab
penyakit myasthenia gravis (C1)
30
2.1. Refleks
2.1.1. Menerangkan 2.1.1.1. Mendefinisikan refleks (C1)
pengertian refleks 2.1.1.2. Menerangkan dengan singkat refleks somatic dan
secara umum dan refleks otonom (C2)
fungsi tiap bagian 2.1.1.3. Menyebutkan bagian-bagian lengkung refleks
lengkung refleks somatic dan otonom (C1)
2.1.1.4. Menerangkan refleks axon (C2)
2.1.1.5. Menyebutkan fungsi setiap bagian lengkung
refleks terutama kegiatan biolistriknya (C2)
2.1.2. Menerangkan meka- 2.1.2.1. Menerangkan refleks monosinaps dan polisinaps
nisme kerja pelbagai (C2)
refleks monosinaps 2.1.2.2. Menyebutkan 5 contoh refleks polisinaps dan 1
dan polisinaps otot cotoh refleks monosinaps (C1)
rangka 2.1.2.3. Menyebutkan fungsi muscle spindle dan golgi
tendon organ sebagai reseptor rengang serta
naked nerve ending sebagai reseptor nociseptif
(C1)
2.1.2.4. Menerangkan mekanisme kerja : muscle stretch
refleks, gama motor system, inverse stretch
refleks, reciprocal innervation, flexor refleks
da crossed extensor refleks (C2)
2.1.3. Menerangkan tonus 2.1.3.1. Mendefinisikan tonus otot rangka (C1)
otot rangka serta 2.1.3.2. Menerangkan timbulnya tonus otot rangka
kelainannya berdasarkan mekanisme refleks (C2)
2.1.3.3. Menerangkan keadaa hipertonus dan hipotonus
serta penyebabnya (C2)
2.1.4. Menjelaskan 2.1.4.1. Mendefinisikan condition reflex (C1)
peristiwa condition 2.1.4.2. Menjelaskan proses terbentuknya condition
reflex reflex (C2)
2.1.4.3. Menyebutkan 3 proses yang dapat menghambat
condition refleks (C1)
3.1. Susunan syaraf Otonom
3.1.1. Menerangkan fungsi 3.1.1.1. Menerangkan penggolongan susunan syaraf
umum susunan otonom berdasarkan anatominya (C2)
syaraf otonom 3.1.1.2. Menerangkan anatomi susunan syaraf simpatis
dengan ganglion-ganglionnya (C2)
3.1.2. Menerangkan meka- 3.1.2.1. Menyebutkan zat perantara kimia susunan syaraf
nisme kerja susunan simpatis dan parasimpatis (C2)
syaraf otonom serta 3.1.2.2. Membedakan serat adrenergic dan kholinergik
pengaruh beberapa (C2)
obat/zat 3.1.2.3. Menerangkan hormonkelenjar medulla adrenal
dan hubungannya dengan susunan syaraf simpatis
(C2)
3.1.2.4. Menerangkan reseptor alfa dan beta sebagai
reseptor adrenergic (C2)
3.1.2.5. Membedakan efek perangsangan adrenergic pada
reseptor alfa dan beta (C2)
3.1.2.6. Menyebutkan beberapa obat/zat yang
mempengaruhi kegiatan simpatis (C1)
3.1.3. Menerangkan 3.1.3.1. Menerangkan fungsi dan letak pusat integrasi
fungsi-fungsi pusat otonom setinggi medulla spinalis dan medulla
integrasi otonom oblongata (C2)
3.1.3.2. Menerangkan pusat pengaturan fungsi susunan
syaraf otonom di Hipothalamus dalam hal water
31
intake, food intake dan pengaturan suhu (C2)
4.1. Susunan syaraf Pusat
4.1.1. Menerangkan 4.1.1.1. Menyebutkan bagian-bagian susunan syaraf pusat
pembagian umum dan susunan syaraf tepi dalam lokasi dan fungsi
susunan syaraf pusat (C1)
berdasar-kan 4.1.1.2. Menyebutkan nama-nama syaraf otak (C1)
perkembangan serta 4.1.1.3. Menerangkan perkembangan dan pembagian
peranannya dalam susunan syaraf pusat (C2)
kedokteran gigi 4.1.1.4. Menyebutkan komponen motorik syaraf otak baik
somatic maupun visceral yang berperan dalam
ilmu kedokteran gigi (C1)
4.1.2. Menerangkan fungsi 4.1.2.1. Menerangkan fungsi neuron motorik somatic
motorik umum sebagai pencetus impuls kegiatan motorik yang
susunan syaraf pusat dipengaruhi oleh neuron-neuron motorik pada
berbagai tingkat susunan syaraf (C2)
4.1.2.2. Menyebutkan 3 kegiatan dasar motorik (C1)
4.1.2.3. Menyebutkan 6 daerah yang berfungsi motorik
disusunan syaraf pusat (C1)
4.1.3. Menerangkan fungsi 4.1.3.1. Menyebutkan 6 lobi kortex cerebri dan nama-
motorik kortex nama daerah pada tiap lobus tersebut serta fungsi
cerebri, traktus masing-masing (C1)
piramidalis dan 4.1.3.2. Menerangkan daerah 4 Brodmann dan system
traktus ekstrapirami- ekstra pyramidal sebagai penyalur rangsang dari
dalis daerah 4 Brodmann (C2)
4.1.3.3. Menerangkan kelainan uppermotor neuron dan
lowermotor neuron (C2)
4.1.3.4. Menerangkan fungsi daerah 4 dan 6 Brodmann
(C2)
4.1.3.5. Menerangkan kelainan yang terjadi akibat
kerusakan pada kedua daerah tersebut di atas (C2)
4.1.4. Menerangkan fungsi 4.1.4.1. Menyebutkan 3 lobi cerebellum dan fungsinya
cerebellum masing-masing (C2)
4.1.4.2. Menerangkan kelainan yang terjadi akibat
pengangkatan salah satu lobus cerebellum (C2)
4.1.4.3. Menerangkan dengan singkat kelainan kaena
disfungsi cerebellum (C2)
4.1.5. Menerangkan fungsi 4.1.5.1. Membedakan 3 macam, perasaa tubuh di
sensorik umum permukaan dan di bawahnya (C2)
susunan syaraf pusat 4.1.5.2. Menerangkan fungsi sensorik umum di kortex
-cerebri sebagai tempat berakhirnya impuls
sensorik yang berasal dari reseptor alat indera
(C2)
5.1. Jantung dan Pembuluh Darah
5.1.1. Menerangkan morfo- 5.1.1.1. Menerangkan secara garis besar anatomi jantung
logi jantung mamalia (C2)
sehingga jelas 5.1.1.2. Membedakan gambaran histology dan fungsi otot
fungsinya jantung biasa dengan otot jantung susunan hantar
khusus (C2)
5.1.1.3. Menerangkan susunan hantar khusus (C2)
5.1.2. Menerangkan 5.1.2.1. Menceriterakan sifat rhythmicity otot jantung
fisiologi umum otot (C1)
jantung dan kelainan 5.1.2.2. Menceriterakan hokum all or none otot jantung
yang timbul akibat (C1)
perubahan ion-ion 5.1.2.3. Menjelaskan bahwa otot jantung tidak dapat
32
dalam darah berkontraksi teknik (C2)
5.1.2.4. Menerangkan hubungan panjang awal dan
kekuatan kontraksi jantung (C2)
5.1.2.5. Menyebutkan ion-ion esensial untuk jantung (C1)
5.1.2.6. Menerangkan kelainan kerja jantung bila terjadi
kelainan kadar ion K, Na, dan Ca (C2)
5.1.3. Menerangkan meka- 5.1.3.1. Menerangkan perbedaan kerja jantung dalam
nisme pengaturan berbagai keadaan fisiologis tubuh (keadaan
kerja jantung istirahat, kerja dan kehamilan) (C2)
5.1.3.2. Menerangkan pengaturan kerja jantung secara
mekanis (C2)
5.1.3.3. Menerangkan pengaturan kerja jantung oleh
syaraf, susunan cardio-inhibitor dan susunan
cardio accelerator (C2)
5.1.3.4. Menerangkan pengaturan kerja jantung oleh zat-
zat kimia seperti O2, CO2 dan hormon-hormon
dalam darah (C2)
5.1.3.5. Menceriterakan refleks jantung beserta contoh-
contohnya masing-masing (C1)
5.1.4. Menerangkan fungsi 5.1.4.1. Menceriterakan apa yang terjadi pada jantung
normal jantung selama satu siklus jantung (C1)
sebagai pompa dan 5.1.4.2. Menceriterakan perubahan tekanan dalam atrium,
faktor-faktor yang ventrikel dan a. pulmonalis selama satu siklus
mempengaruhinya jantung dengan menggunakan diagram (C1)
5.1.4.3. Menyebutkan 7 fase siklus jantung (C1)
5.1.4.4. Menerangkan peranan chordae tentinae dan otot
papilaris jantung (C2)
5.1.4.5. Meneangkan secara singkat kelainan katub
jantung (stensis dan insuffisiensi) dan bising
jantung yang diakibatkannya (C2)
5.1.4.6. Mendefinisikan isi ekuncup, curah jantung
(cardiac output) dan cardiax index (C2)
5.1.4.7. Menyebutkan faktor-faktor fisiologis yang
mempengaruhi besar curah jantung (C1)
5.1.5. Menerangkan 5.1.5.1. Menyebutkan 3 jenis pembuluh darah dalam
anatomi pembuluh tubuh manusia berdasarkan histology dan fungsi
darah manusia secara (C1)
garis besar 5.1.5.2. Menerangkan hubungan anatomi antar jenis
pembuluh darah dalam membentuk susunan
peredaran darah pada umumnya (C1)
5.1.5.3. Menjelaskan hubungan antara tekanan, diameter,
panjang pembuluh, viskositas dan kecepatan
aliran yang dirumuskan dlam hokum Poiseulle
(C2)
5.1.5.4. Menerangkan teori tentang tahanan pembuluh
(C2)
5.1.5.5. Menerangkan perubahan tekanan darah,
kecepatan arus darah, dan luas penampang total
pembuluh dalam susunan pembuluh darah (C2)
5.1.5.6. Membedakan end pressure dan lateral
pressure (C2)
5.1.6. Mendemonstrasikan 5.1.6.1. Menerangkan cara mengukur tekanan darah arteri
cara pengukuran te- secara langsung pada binatang percobaan (C2)
kanan darah dan 5.1.6.2. Mengukur tekanan darah arteri pada orang
menerangkan dengan cara tak langsung (C2) (P3)
33
pelbagai hal yang 5.1.6.3. Menerangkan pengaruh lebar manset dan tebal
mempenga-ruhi jaringan subcutan dalam pengukuran tekanan
hasilnya darah arteri (C2)
5.1.7. Menerangkan 5.1.7.1. Membedakan tekanan darah normal dan abnormal
pelbagai hal yang (C2)
mempengaruhi 5.1.7.2. Menerangkan pengaruh tahanan tepi, jumlah
tekanan darah dan darah, kekenyalan dinding pembuluh dan
kelainan tekanan viskositas darah terhadap tekanan darah arteri
darah (C2)
5.1.7.3. Menerangkan pengaruh sikap tubuh exercise
dan tindakan Valsalva terhadap tekanan darah
arteri (C2)
5.1.7.4. Mendemonstrasikan pengaruh faktor pada ad.
5.1.8.3. terhadap tekanan darah arteri manusia
(C2) (P3)
5.1.7.5. Menerangkan secara garis besar teori terjadinya
hipertensi, hipotensi dan shock (C2)
5.1.8. Menerangkan penga- 5.1.8.1. Menerangkan pengaruh kerja jantung (frekuensi
ruh kerja jantung denyut, isis sekuncup dan keadaan katub)
terhadap sirkulasi terhadap tekanan darah arteri (C2)
dan pembuluh darah 5.1.8.2. Menerangkan terjadinya denyut nadi (C2)
5.1.8.3. Menyebutkan kepentingan pemeriksaan denyut
nadi dalam klinik (C1)
5.1.8.4. Menerangkan peranan jantung, gerak pernapasan,
kontraksi otot rangka dan gaya berat dalam
pengembalian darah ke atrium kanan (C2)
5.1.8.5. Menerangkan pengaruh percobaan valsava
terhadap tekanan darah vena (C2)
5.1.8.6. Menceriterakan fungsi susunan pembuluh vena
sebagai tempat cadangan darah (C1)
5.1.9. Memahami 5.1.9.1. Menerangkan pentingnya pengaturan arus darah
pengaturan arus dalam tubuh serta mekanisme umumnya (C2)
darah secara umum 5.1.9.2. Menceritakan apa yang dimaksud dengan
dan pengaturan autoregulation arus darah suatu organ serta
diameter pembuluh mekanismenya (C1)
darah secara lokal 5.1.9.3. Meneangkan cara pengaturan diameter pembuluh
darah secara lokal (C2)
5.1.10. Menerangkan penga- 5.1.10.1. Membedakan 2 golongan syaraf yang mengatur
turan diameter diameter pembuluh darah (C2)
pembu-luh darah 5.1.10.2. Menerangkan anatomi dan faal susunan
melalui persyarafan vasodilator simpatis (C2)
5.1.10.3. Menerangkan anatomi pusat vasomotor serta
hubungan-hubungannya (C2)
5.1.10.4. Menerangkan faal umum pusat vasomotor (C2)
5.1.10.5. Menerangkan kerjasama antara pengaturan
pembuluh darah dan pengaturan kerja jantung
(C2)
5.1.10.6. Menerangkan stimulus aferen yang
mempengaruhi pusat vasomotor (C2)
5.1.10.7. Menerangkan reaksi vasomotor yang
disebabkan oleh emosi dan rasa sakit (C2)
5.1.11. Menerangkan 5.1.11.1. Menyebutkan letak baroreseptor dan
peranan baroreseptor khemoreseptor dalam tubuh (C1)
dan khemoreseptor 5.1.11.2. Menerangkan peranan baroreseptor dan
dalam pengaturan khemoreseptor terhadap pengaturan tekanan
34
tekanan darah darah arteri dan vena (C2)
5.1.12. Menerangkan faal 5.1.12.1. Menerangkan anatomi susunan pembuluh
susunan pembuluh koroner (C1)
darah koroner 5.1.12.2. Menerangkan secara singkat pengaturan arus
darah koroner secara autoregulation dan
persyarafan (C2)
5.1.12.3. Menerangkan peristiwa terjadinya sindroma
angina pectoris dan infark jantung (C2)
6.1. Cairan Tubuh
6.1.1. Menerangkan fungsi 6.1.1.1. Menyebutkan pembagian cairan tubuh menurut
dan peranan cairan kompartementnya (C1)
tubuh 6.1.1.2. Membedakan susunan cairan tubuh di
dalam ketiga kompartemen (C2)
6.1.1.3. Menerangkan secara singkat water turn
over tubuh (C2)
6.1.2. Memahami fungsi 6.1.2.1. Menceritakan susunan pembuluh dan kelenjar
cairan getah bening getah bening (C1)
(limfe) dan akibat 6.1.2.2. Membedakan jalan cairan getah bening di bagian
gangguan pada tubuh sebelah kanan atau kiri serta hubungannya
sistem cairan getah dengan peredaran darah (C2)
bening 6.1.2.3. Menerangkan proses pembentukan cairan getah
bening (C2)
6.1.2.4. Menerangkan fungsi cairan, pembuluh dan
kelenjar getah bening (C2)
6.1.2.5. Memberikan contoh kelainan yang dapat ditim-
bulkan oleh gangguan system getah bening (C2)
6.1.2.6. Menerangkan mekanisme terjadinya endema (C2)
6.1.3. Menerangkan fungsi 6.1.3.1. Menyebutkan 7 peranan darah yang penting (C1)
dan komposisi darah 6.1.3.2. Menyebutkan pelbagai sifat fisik darah serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya (C1)
6.1.3.3. Menyebutkan pelbagai komponen yang
membentuk darah
6.1.3.4. Menyebutkan komponen yang membentuk
plasma serta nilai standard masing-masing
komponen (C1)
6.1.3.5. Menerangkan fungsi protein plasma (C2)
6.1.4. Menerangkan fungsi 6.1.4.1. Membedakan tempat pembentukan serta
dan pembentukan sel penghancuran sel darah merah pada janin,
darah merah bayi/anak kecil dan orang dewasa (C2)
6.1.4.2. Menyebutkan bahan-bahan penting untuk
pembentukan sel darah merah dan kelainan yang
ditimbulkan akibat kekurangan bahan-bahan
pembentuk tersebut (C1)
6.1.4.3. Menerangkan fungsi sel darah merah dan nilai
normalnya (C2)
6.1.5. Menerangkan 6.1.5.1. Menyebutkan penggolongan darah menurut
penggo-longan darah system ABO (C1)
secara ABO dan Rh 6.1.5.2. Menerangkan dasar penggolongan darah
(aglutinogen dalam sel darah merah dan
agglutinin dalam plasma) (C2)
6.1.5.3. Menyebutkan jenis aglutinogen lain yang terdapat
dalam sel darah merah (Rh dan lain sebagainya)
(C1)
6.1.6. Menerangkan 6.1.6.1. Menguraikan kepentingan penggolongan darah
35
pelbagai hal pada transfusi (C1)
mengenai tranfusi 6.1.6.2. Menyebutkan tujuan transfusi (C1)
darah 6.1.6.3. Menyebutkan pelbagai keadaan yang memerlukan
transfuse (C1)
6.1.6.4. Menerangkan kepentingan reaksi silang (cross-
matching) sebelum melakukan transfusi (C2)
6.1.6.5. Menyebutkan pelbagai faktor yang menyulitkan
transfusi (C1)
6.1.7. Menerangkan 6.1.7.1. Menyebutkan pelbagai jenis sel darah putih
peranan berbagai (lekosit) (C2)
jenis lekosit serta 6.1.7.2. Menyebutkan tempat serta faktor-faktor yang
nilai-nilai normal- mempengaruhi pembentukan lekosit (C1)
nya 6.1.7.3. Menerangkan sifat dan fungsi pelbagai jenis
lekosit (C2)
6.1.7.4. Menyebutkan nilai standard masing-masing jenis
lekosit (C1)
6.1.7.5. Menyebutkan pelbagai faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah masing-masing jenis
lekosit (C10)
6.1.8. Menerangkan 6.1.8.1. Menerangkan asal-usul trombosit (C2)
peranan trombosit 6.1.8.2. Menyebutkan fungsi dan jumlah normal trombosit
dan nilai normalnya (C1)
6.1.8.3. Mendefinisikan pelbagai istilah yang
menunjukkan penurunan atau peninggian jumlah
sel darah (C1)
7.1. Alat Pernafasan
7.1.1. Menerangkan fungsi 7.1.1.1. Mendefinisikan pernafasan (C1)
berbagai alat perna- 7.1.1.2. Menyebutkan fungsi umum alat pernafasan (C1)
fasan dan hubungan- 7.1.1.3. Menyebutkan pelbagai bagian alat pernafasan
nya satu sama lain mulai dari hidung sampai alveoli (C1)
7.1.1.4. Menyatakan hubungan antara struktur dan fungsi
pelbagai bagian alat pernafasan (C1)
7.1.1.5. Menyebutkan 6 lapisan yang membentuk
membrane alveol kapiler, jumlah alveoli dan luas
permukaan difusi (C1)
7.1.2. Menerangkan aspek 7.1.2.1. Mendefinisikan inspirasi dan ekspirasi (C1)
mekanis dan fisis 7.1.2.2. Menerangkan gerakan toraks dan diafragma pada
pernafasan respirasi (C2)
7.1.2.3. Menerangkan gerakan iga pada inspirasi dan
ekspirasi (C2)
7.1.2.4. Mendefinisikan tekanan intrapleura (tekanan
intratoraks, Donders) dan tekanan intrapulmo
(C1)
7.1.2.5. Menyatakan hubungan antara tekanan intrapleura
dan tekanan intrapulmo dengan gerakan inspirasi-
ekspirasi (C1)
7.1.3. Menyebutkan 7.1.3.1. Menyebutkan semua otot inspirasi utama dan otot
pelbagai otot inspirasi tambahan (C1)
pernafasan dan 7.1.3.2. Menyebutkan fungsi kedua golongan otot di atas
fungsinya (C1)
7.1.3.3. Menyebutkan semua otot ekspirasi yang berperan
pada pernafasan kuat (C1)
36
beberapa gangguan hemotoraks dan piotoraks (C1)
pada alat pernafasan 7.1.4.2. Menerangkan hambatan jalan udara selama
inspirasi dan ekspirasi (C2)
7.1.4.3. Menyebutkan 3 keadaan yang meningkatkan
hambatan jalan udara pernafasan (C1)
7.1.5. Menerangkan cara 7.1.5.1. Menerangkan 4 volume dan 4 kapasitas paru serta
pengukuran pelbagai nilai-nilai normalnya (C2)
volume paru dan 7.1.5.2. Menerangkan cara pengukuran 3 volume paru
volume pernafasan dengan spirometer (C2)
semenit 7.1.5.3. Mendefinisikan ruang rugi anatomic dan
fisiologik (C1)
7.1.5.4. Menerangkan cara menghitung ventilasi alveoli
dan volume pernafasan semenit (C2)
7.1.6. Menerangkan proses 7.1.6.1. Menerangkan transport O2 dari paru ke jaringan
pemindahan O2 dari (C2)
paru ke jaringan dan 7.1.6.2. Menerangkan kurve disosiasi O2 standard (C2)
CO2 dari jaringan ke 7.1.6.3. Menerangkan 3 faktor yang dapat menimbulkan
paru pergeseranpada kurve disosiasi O2 (C2)
7.1.6.4. Menerangkan kepentingan pergeseran kurve
disosiasi O2 (C2)
7.1.6.5. Menyebutkan contoh yang menimbulkan
pergeseran kurve disosiasi O2 dalam keadaan
fisiologis (C1)
7.1.6.6. Menerangkan transport CO2 dari sel jaringan ke
paru (C2)
7.1.6.7. Menerangkan kurve disosiasi CO2 (C2)
7.1.7. Menerangkan meka- 7.1.7.1. Menyebutkan nama dan letak pelbagai pusat
nisme pengendalian pernafasan (C1)
pernafasan 7.1.7.2. Menerangkan mekanisme yang menentukan
terjadinya pernafasan yang berirama (C2)
7.1.7.3. Menerangkan pengaruh rangsang CO2, O2 da
perubahan-perubahan pH terhadap pernafasan
(C2)
7.1.7.4. Menerangkan peranan refleks Hering-Breuer pada
pernafasan (C2)
7.1.7.5. Menerangkan pengaturan pernafasan pada waktu
gerak badan (C5)
7.1.8. Menerangkan 7.1.8.1. Menyebutkan 2 pola pernafasan yang tidak
pelbagai jenis normal (C1)
gangguan per- 7.1.8.2. Mendefinisikan hipoksia, anoksia, dyspnea,
nafasan yang sering hiperkapnia, hipokapnia, asphyxia dan cyanosis
terjadi serta akibat (C1)
yang ditimbulkanya 7.1.8.3. Menerangkan 5 hal yang dpat menimbulka
hipoksia (C2)
7.1.8.4. Menyebutkan efek hipoksia ringan sampai berat
menurut urutan timbulnya (C1)
7.1.8.5. Menyebutkan jaringan/alat tubuh yang peka
terhadap hipoksia menurut urutan kepekaannya
(C1)
7.1.8.6. Menerangkan manfaat pemberian oksigen pada
beberapa jenis hipoksia (C2)
7.1.8.7. Menyebutkan masing-masing, 2 keadaan/hal yang
dapat menimbulkan dyspnea, hiperkapnia,
hipokapnia, asphyxia dan cyanosis (C1)
7.1.9. Mendemonstrasikan 7.1.9.1. Menyebutkan 4 cara pernafasan buatan (C1)
37
beberapa cara perna- 7.1.9.2. Melakukan 3 cara pernafasan buatan (C2) (P2)
fasan buatan
8.1. Saluran pencernaan makanan
8.1.1. Menerangkan fungsi 8.1.1.1. Menerangkan secara garis besar anatomi sendi
system pengunyahan rahang (C1)
dan pengaturannya 8.1.1.2. Menyebutkan semua otot pengunyah dan
fungsinya masing-masing (C1)
8.1.1.3. Menerangkan gerakan rahang bawah pada proses
pengunyahan (C2)
8.1.1.4. Menerangkan pengaturan gerakan rahang bawah
pada waktu mengunyah makanan (C2)
8.1.1.5. Menerangkan fungsi lidah (C2)
8.1.1.6. Menerangkan 3 fase penelanan serta
pengatirannya (C2)
8.1.1.7. Menerangkan kelainan pada proses penelanan
serta penyebabnya (C2)
8.1.2. Menerangkan 8.1.2.1. Menerangkan 3 macam gerakan peristaltik di
gerakan oesophagus, oesophagus serta persyarafannya (C2)
lambung, usus halus 8.1.2.2. Menerangkan fungsi sfingter kardia (C2)
dan usus besar serta 8.1.2.3. Menerangkan gerakan lambung yang normal dan
pengaturannya tidak normal (C2)
8.1.2.4. Menerangkan pengaturan gerakan lambung (C2)
8.1.2.5. Menerangkan gerakan usus halus dan
pengaturannya (C2)
8.1.2.6. Menyebutkan macam dan fungsi gerakan usus
besar dan pengaturannya (C2)
8.1.3. Menerangkan faal 8.1.3.1. Menyebutkan masing-masing 3 kelenjar saliva
kelenjar saliva besar dan kecil (C1)
8.1.3.2. Menerangkan proses sekresi saliva, sifat sekresi
serta pengaturannya (C2)
8.1.3.3. Menerangkan 5 fungsi saliva (C2)
8.1.4. Menerangkan proses 8.1.4.1. Menerangkan 6 cara proses penyerapan bahan
penyerapan dalam makanan dalam saluran pencernaan (C2)
saluran pencernaan 8.1.4.2. Menerangkan struktur anatomi mukosa usus halus
sampai terbentuknya dalam hubungannya dengan proses penyerapan
faeces (C2)
8.1.4.3. Menerangkan mekanisme penyerapan air dan
elektrolit dalam saluran pencernaan (C2)
8.1.4.4. Menerangkan mekanisme penyerapan trace
elements dan vitamin di usus harys (C2)
8.1.4.5. Menerangkan mekanisme penyerapan di usus
besar (C2)
8.1.4.6. Menerangkan pembentukan faeces (C2)
8.1.4.7. Menerangkan peristiwa konstipasi dan diarrhea
(C2)
8.1.5. Menerangkan fungsi 8.1.5.1. Menyebutkan fungsi hepar secara keseluruhan
normal hepar dan (C1)
anoksia hepar 8.1.5.2. Menerangkan keadaan anoksia hepar dan
penyebabnya (C2)
9.1. Metabolisme dan suhu tubuh
9.1.1. Menerangkan 9.1.1.1. Menerangkan proses radiasi, konduksi, konveksi
pelbagai proses dan evaporasi (C2)
pengeluaran panas 9.1.1.2. Menerangkan 1 sampai 3 faktor yang
dan pembentukan mempengaruhi masing-masing proses tersebut di
38
panas oleh tubuh atas yang terjadi di tubuh kita (C2)
manusia 9.1.1.3. Menerangkan proses pembentukan panas karena
makan makanan (SDA dari bahan makanan),
kerja dan perubahan suhu (C2)
9.1.1.4. Menerangkan 1 sampai 3 faktor yang
mempengaruhi masing-masing proses pada ad.
9.1.1.3.
9.1.2. Menerangkan sistem 9.1.2.1. Menyebutkan 2 sistem pengendali pada
pengendalian pada pengaturan suhu tubuh (C1).
pengaturan suhu 9.1.2.2. Menyebutkan pusat-pusat syaraf untuk
tubuh manusia pengaturan suhu tubuh (C1)
9.1.2.3. Menerangkan efek perangsangan maupun
pengrusakan secara eksperimentil pada pusat-
pusat tersebut (C2)
9.1.2.4. Menerangkan 3 macam gangguan pengaturan
suhu tubuh (C2)
9.1.3. Menerangkan 9.1.3.1. Mendefinisikan hokum termodinamika I,
pelbagai istilah yang metabolisme, kilo kalori, nilai kalori potensiil dan
sering ditemui dalam fisiologis bahan makanan, ekuivalen tennis 1 liter
pertukaran energi oksigen pada oksidasi bahan makanan, R.Q. dan
serta hubungan- metabolisme basal (C1).
hubungannya 9.1.3.2. Menerangkan hubungan antara hokum
termodinamika I dan metabolism (C2)
9.1.3.3. Menerangkan hubungan antara ekuivalen termin 1
liter oksigen dan R.Q. (C2)
9.1.3.4. Menerangkan hubungan antara B.M.R. dan luas
permukaan badan (C2)
9.1.3.5. Menyebutkan 1 sampai 3 faktor yang
mempengaruhi nilai R.Q. taraf metabolisme dan
efeknya serta B.M.R dan efeknya (C1)
10.1. Ginjal
10.1.1. Menerangkan fungsi 10.1.1.1. Menerangkan fungsi ginjal dalam
ginjal sebagai organ mempertahankan ketetapan milieu interrieur
homeostatik (Internal environment) (C2).
10.1.1.2. Menyebutkan 3 macam pengaturan yang
dilakukan ginjal, sehubungan dengan fungsi
tersebut di atas beserta contoh masing-masing
(C1)
10.1.2. Menerangkan proses 10.1.2.1. Menerangkan secara garis besar struktur
filtrasi di dalam anatomi ginjal, peredaran darah dan
nefron dan hal-hal persyarafannya (C2)
yang 10.1.2.2. Menyebutkan 3 proses yang berlangsung dalam
mempengaruhinya nefron pada pembentukan urine e (C1)
10.1.2.3. Menceritakan proses filtrasi di glomerulus (C1)
10.1.2.4. Menerangkan 3 faktor yang mempengaruhi
proses filtrasi (C2)
10.1.2.5. Mendefinisikan laju filtrasi glomerula dan
clearance plasma (C1)
10.1.2.6. Memberikan contoh gangguan proses filtrasi
(C2)
10.1.3. Menerangkan proses 10.1.3.1. Menerangkan proses reabsorbsi aktif dan pasif di
reabsorbsi di dalam tubulus ginjal (C2).
tubuli ginjal dan 10.1.3.2. Menyebutkan 3 faktor yang dapat mempengaruhi
pelbagai faktor yang proses reabsorbsi (C1)
mempengaruhinya 10.1.3.3. Menyebutkan masing-masing 3 zat yang
39
mengalami reabsorbsi aktif dan pasif (C1)
10.1.3.4. Mendefinisikan Tm (transport maksimum) untuk
proses reabsorbsi di tubulus (C1)
10.1.3.5. Menyebutkan 3 zat yang reabsorbsinya dibatasi
oleh Tim (C1)
10.1.3.6. Mendefinisikan renal threshold (C1)
10.1.3.7. Memberikan contoh zat yang mempunyai renal
threshold (C1)
10.1.4. Menerangkan proses 10.1.4.1. Menerangkan proses sekresi di tubulus (C2)
sekresi di dalam 10.1.4.2. Menyebutkan 3 faktor yang dapat mempengaruhi
tubuli ginjal serta proses sekresi di tubulus (C1)
pelbagai faktor yang 10.1.4.3. Menyebutkan 3 zat yang mengalami sekresi di
mem-pengaruhinya tubulus (C1)
10.1.4.4. Mendefinisikan Tm untuk proses sekresi di
tubulus (C1)
10.1.4.5. Menerangkan 3 kemungkinan yang akan dialami
oleh sesuatu zat sewaktu melewati nefron,
berdasarkan nilai clearance zat tersebut (C2)
10.1.5. Menerangkan meka- 10.1.5.1. Menerangkan secara garis besar reabsorbsi air di
nisme pengaturan 4 bagian nefron (C2)
perimbangan air dan 10.1.5.2. Membedakan reabsorbsi air fakultatif dan
elektrolit serta hal- obligatoir (C2)
hal yang 10.1.5.3. Menerangkan terjadinya water diuresis serta
mempengaruhinya peranan dan pengendalian sekresi
hormonvasopressin (C2)
10.1.5.4. Menerangkan timbulnya intoksikasi air serta
akibatnya (C2)
10.1.5.5. Menerangkan mekanisme kerja bahan diuretika
dan menyebutkan contohnya (C2)
10.1.5.6. Menerangkan ekskresi ion Na serta
pengaturannya (C2)
10.1.6. Menerangkan 10.1.6.1. Menyebutkan 5 kelainan sebagai akibat
pelbagai akibat gangguan fungsi ginjal (C1)
gangguan faal ginjal 10.1.6.2. Menerangkan secara garis besar mekanisme kerja
dan cara ginjal buatan dalam mengatasi kegagalan ginjal
mengatasinya (C2)
10.1.6.3. Menyebutkan beberapa tes untuk memeriksa
fungsi ginjal serta penerapannya (C1)
11.1. Kelenjar Endokrin
11.1.1. Menerangkan 11.1.1.1. Mendefinisikan hormon(C1)
penger-tian umum 11.1.1.2. Membedakan secara fungsionil kelenjar
hormonserta kelenjar endoktrin dan eksokrin (C2)
endokrin 11.1.1.3. Menyebutkan 3 golongan hormonberdasarkan
struktur kimianya (C1)
11.1.1.4. Menyebutkan 8 kelenjar endokrin (C1)
11.1.1.5. Menerangkan secara singkat tentang
antihormin (C2)
11.1.1.6. Menerangkan dengan singkat mekanisme kerja
yang telah diketahui dari hormon insulin
(molekul besar) dan estrogen (molekul kecil)
(C2)
11.1.2. Menerangkan 3 11.1.2.1. Menerangkan dengan singkat morfologi dan
bagian kelenjar anatomi kelenjar hipofisa (C2)
hipofisa 11.1.2.2. Membedakan 3 bagian kelenjar hipofisa
berdasarkan perkembangannya (C2)
40
11.1.3. Menerangkan fungsi 11.1.3.1. Menerangkan pembagian sel adenohipofisa
dan akibat kelainan sehubungan dengan 6 hormon yang dihasilkan
fungsi kelenjar oleh kelenjar tersebut (C2)
adenohipofisa 11.1.3.2. Menerangkan pengaturan sekresi 6 hormon
adernohipofisa (C2)
11.1.3.3. Menerangkan pengaruh ke enam
hormonterhadap kelenjar endokrin lainnya (C2)
11.1.3.4. Menerangkan dengan singkat akibat kelainan
fungsi adenohipofisa (C2)
11.1.4. Menerangkan fungsi 11.1.4.1. Menyebutkan tempat pembentukan dan
hormon neurophifisa penyimpanan hormonneurohipofisa (C2)
serta akibat kelainan 11.1.4.2. Menerangkan kerja dan pengaturan dua
fungsi neurohipofisa hormonneurohipofisa (C2)
11.1.4.3. Menerangkan akibat kelainan fungsi
neurohipofisa (C2)
11.1.5. Menerangkan fungsi 11.1.5.1. Menerangkan dengan singkat morfologi dan
kelenjar tiroid serta anatomi kelenjar tiroid (C2)
faktor-faktor yang 11.1.5.2. Menerangkan pembentukan, penyimpanan dan
mempengaruhinya sekresi hormon-hormon kelenjar tiroid (C2)
11.1.5.3. Menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi
pembentukan dan sekresi hormon-hormon
kelenjar tiroid (C1)
11.1.6. Menerangkan fungsi 11.1.6.1. Menerangkan pengaruh hormon-hormon kelenjar
hormon kelenjar tiroid terhadap proses pertumbuhan, differensiasi
tiroid serta akibat dan metabolisme sel (C2)
kelainan fungsi 11.1.6.2. Menerangkan akibat defisiensi yodium terhadap
kelenjar tiroid kelenjar tiroid (C2)
11.1.6.3. Menerangkan kelainan hiperfungsi dan
hipofungsi kelenjar tiroid (C2)
11.1.7. Menerangkan 11.1.7.1. Menerangkan dengan singkat morfologi dan
dengan singkat anatomi kelenjar adrenal (C2)
fungsi kelenjar dan 11.1.7.2. Menerangkan pembagian kelenjar adrenal
hormon kortex berdasarkan perkembangannya (C2)
adrenal serta akibat 11.1.7.3. Menerangkan pengaturan sekresi hormon dari tiap
kelainan fungsi bagian kelenjar korteks adrenal serta fungi
kelenjar tersebut hormonnya masing-masing (C2)
11.1.7.4. Menerangkan akibat kelainan fungsi kelenjar
kortex adrenal (C2)
11.1.8. Menerangkan 11.1.8.1. Menerangkan pembentukan kelenjar medulla
dengan singkat adrenal berdasarkan perkembangannya sehingga
fungsi kelenjar dan jelas hubungannya dengan neuron adrenergic dan
hormon medulla kelenjar-kelenjar accessories (C2)
adrenal serta akibat 11.1.8.2. Menerangkan fungsi dan pengaturan kelenjar
kelainan fungsi medulla adrenal sehingga jelas hubungannya
kelenjar tersebut. dengan fungsi susunan simpatis adrenergic (C2)
11.1.8.3. Menerangkan pembentukan dan pengaruh
hormon kelenjar medulla adrenal terhadap
susunan syaraf simpatis (C2)
11.1.8.4. Menerangkan kelainan fungsi kelenjar medulla
adrenal serta akibatnya (C2)
11.1.9. Menerangkan fungsi 11.1.9.1. Menerangkan anatomi dan perkembangan
hormon paratiroid kelenjar paratiroid (C2)
serta akibat kelainan 11.1.9.2. Menerangkan pengaruh hormon paratiroid
fungsi kelenjar terhadap metabolisme kalsium (C2)
paratiroid 11.1.9.3. Menerangkan fungsi dan pengaturan sekresi
41
hormon kelenjar paratiroid (C2)
11.1.9.4. Menerangkan kelainan kelenjar paratiroid dan
akibatnya (C2)
11.1.10. Menerangkan 11.1.10.1. Membedakan 2 fungsi testis serta
fungsi dan akibat pengaturannya masing-masing (C2)
kelainan fungsi 11.1.10.2. Menerangkan fungsi hormon testis (C2)
testis beserta 11.1.10.3. Menerangkan 3 kelainan yang diakibatkan
hormonnya karena gangguan pada fungsi testis (C2)
11.1.11. Menerangkan 11.1.11.1. Membedakan 2 fungsi ovarium (C2)
fungsi dan akibat 11.1.11.2. Menerangkan fungsi ovarium sebagai kelenjar
kelainan fungsi endokrin serta pengaturannya (C2)
ovarium beserta 11.1.11.3. Mnerangkan pengaruh hormon ovarium
hormonnya terhadap endometrium uterus dan kelenjar
mammae (C2)
11.1.11.4. Menerangkan 3 kelainan fungsi ovarium (C2)
11.1.12. Menerangkan 11.1.12.1. Menerangkan cara penetapan saat ovulasi
hubungan siklus sehubungan dengan perkiraan masa steril dan
menstruasi dengan masa fertil dalam siklus menstruasi (C2)
kehamilan 11.1.12.2. Menyebutkan 4 cara pencegahan kehamilan
(C1)
11.1.12.3. Menerangkan dengan singkat peristiwa yang
terjadi pada kehamilan sehubungan dengan
kegiatan hormon ovarium (C2)
11.1.12.4. Menerangkan peristiwa menopause dan gejala-
gejalanya (C2)
11.1.13. Menerangkan 11.1.13.1. Menerangkan pengaturan sekresi insulin (C2)
fungsi hormon 11.1.13.2. Menerangkan mekanisme kerja insulin pada
pankreas dan transpot glukosa melalui membran sel (C2)
akibat kelainan 11.1.13.3. Menerangkan pengaruh insulin pada
fungsi kelenjar metabolisme glukosa dan lemak di jaringan
endokrin luar hati dan di hati (C2)
11.1.13.4. Menerangkan hubungan insulin dengan
hormon epinefrin dan norepinefrin (C2)
11.1.13.5. Menerangkan pengaturan sekresi glukagon dan
fungsinya dalam metabolisme glukosa (C2)
11.1.13.6. Menyebutkan gejala-gejala diabetes melitus
sebagai akibat kekurangan insulin (C1)
11.1.13.7. Menerangkan hiperinsulinism dan
hubungannya dengan shock insulin (C2)
12.1. Alat Penglihatan
12.1.1. Menerangkan 12.1.1.1. Menyebutkan bagian-bagian susunan optik
susunan dan sifat- mata (C1)
sifat optik mata 12.1.1.2. Menerangkan dengan gambar jalannya sinar
sehingga dapat sampai terbentuknya bayangan di retina (C2)
menerangkan terben- 12.1.1.3. Menerangkan persamaan dan perbedaan alat
tuknya bayangan di penglihatan dengan alat pemotret (C2)
retina
12.1.2. Menerangkan meka- 12.1.2.1. Mendefinisikan akomodasi mata (C1)
nisme akomodasi 12.1.2.2. Mendefinisikan P.P.P.R dan luas akomodasi
mata manusia serta (C1)
gangguan akomodasi 12.1.2.3. Menerangkan mekanisme akomodasi mata
pada usia lanjut manusia menurut teori Helm-holtz (C2)
12.1.2.4. Mendefinisikan presbiopi (C1)
12.1.2.5. Menerangkan sebab terjadinya presbiopi dan
42
koreksinya (C2)
12.1.3. Menerangkan 12.1.3.1. Mendefinisikan dioptri (C1)
refraksi mata, 12.1.3.2. Mendefinisikan refraksi menurut Donders (C1)
kelainan refraksi 12.1.3.3. Menerangkan 3 macam kelainan refraksi dan
serta koreksinya cara koreksinya (C2)
12.1.4. Menerangkan 12.1.4.1. Menerangkan fungsi parsoptica retina (C2)
susunan histologik 12.1.4.2. Menerangkan hubungan fovea sentralis dengan
serta perbagai ketajaman penglihatan (C2)
kegiatan motorik, 12.1.4.3. Menerangkan proses fotokimia, peranan
fotokimia dan listrik rhodopsin sebagai fotosensibilisator pada
pada perubahan penglihatan di tempat gelap (C2)
adaptasi di retina 12.1.4.4. Menerangkan reaksi-reaksi yang dialami
rhodopsin pada penglihatan di tempat terang
dan gelap
12.1.4.5. Menerangkan peranan vitamin A dalam proses
tersebut dan terjadinya buta senja pada
vitaminosis A dan hipovitaminosis A (C2)
12.1.4.6. Menyebutkan fungsi zat fotosensitif yodopsin
(=visual violet) (C2)
12.1.4.7. Menerangkan dengan kata-kata sendiri proses
adaptasi terang dan gelap (C2)
12.2. Alat Pendengaran
12.2.1. Menerangkan 12.2.1.1. Menerangkan anatomi alat pendengaran secara
perpopsi bunyi garis besar (C2)
dengan hantaran 12.2.1.2. Menerangkan fungsi alat-alat pendengaran di
udara (air conductin) dalam telinga tengah (C2)
dan hantaran tulang 12.2.1.3. Menerangkan fungsi tuba eustachius serta
(bone conduction) akibat gangguan pada tuba tersebut (C2)
serta persyarafannya
12.2.2. Menerangkan meka- 12.2.2.1. Menerangkan terbentuknya nada oleh pita
nisme bicara dan suara dan nada iringan oleh pharynx (C2)
persyarafannya 12.2.2.2. Menerangkan pembentukan kata-kata (huruf
hiduo dan huruf mati) oleh rongga supra glottis
(=resonator) (C2)
12.2.2.3. Menerangkan persyarafan terbentuknya nada
dan terjadinya afasia (C2)
12.3. Alat Keseimbangan
12.3.1. Menerangkan fungsi 12.3.1.1. Menyebutkan secara garis besar struktur
labirin dan pengaruh anatomi dan histologi labirin serta fungsinya
percepatan pada masing-masing (C2)
labirin 12.3.1.2. Menerangkan pengaruh percepatan lurus dan
gravitas terhadap utrikulus (C2)
12.3.1.3. Menguraikan pengaruh percepatan sudut dan
mekanisme perangsangan kanalis
semisirkularis (C1)
12.3.2. Menerangkan secara 12.3.2.1. Menerangkan motion sickness (C2)
singkat gangguan 12.3.2.2. Mendefinisikan vertigo (C1)
pada alat keseim- 12.3.2.3. Menerangkan sindroma meniere (C2)
bangan
12.4. Alat Pengecap
12.4.1. Menerangkan meka- 12.4.1.1. Menerangkan dengan bantuan gambar struktur
nisme perangsangan anatomi dan histologi papil-papil dan piala
alat pengecap serta pengecap (C2)
persyarafannya 12.4.1.2. Menerangkan secara garis besar mekanisme
43
perangsangan reseptor pengecap serta
persyarafannya (C2)
12.4.1.3. Menerangkan adanya reseptor perasaan umum
pada lidah dan inervasinya (C2)
12.4.2. Menerangkan 12.4.2.1. Menyebutkan 4 macam rasa utama dan
pelbagai sifat alat penyebaran reseptornya (C1)
pengecap dan 12.4.2.2. Menerangkan cara merangsang reseptor
hubungannya dalam pengecap dengan beberapa zat yang
klinik disuntikkan ke dalam darah dan kegunaannya
dalam klinik (C2)
12.4.2.3. Menerangkan hubungan antara susunan kimia
dan rasa pelbagai zat (C2)
12.4.2.4. Menerangkan perbedaan ambang rangsang
asam organik dan anorganik (C2)
12.4.2.5. Menerangkan pengaruh rangsang listrik pada
piala pengecap (C2)
12.4.2.6. Menerangkan perasaan pengecap iringan dan
kontras (C2)
12.4.2.7. Menerangkan peristiwa taste blindness pada
orang tertentu dan unsuk zat tertentu (C2)
12.5. Alat Penghidu
12.5.1. Menerangkan meka- 12.5.1.1. Menerangkan secara singkat dan histologi alat
nisme perangsangan penghidu (C2)
alat penghidu 12.5.1.2. Menyebutkan 2 cara penyampaian suatu zat ke
selaput lendir penghidu (C1)
12.5.1.3. Menyebutkan 2 cara penyampaian suatu zat ke
selaput lendir penghidu (C1)
12.5.2. Menerangkan persa- 12.5.2.1. Membedakan ketajaman penghidu antara
rafan, fungsi binatang makrosmatik (C2)
penglihatan, peranan 12.5.2.2. Menerangkan secara garis besar jalan impuls
N.V. dan berbagai dari reseptor sampi pusat penghidu (C2)
kelainan fungsi 12.5.2.3. Menyebutkan rangsang penghidu yang
penghidu menimbulkan pelbagai refleks (C2)
12.5.2.4. Menyebutkan beberapa reseptor lain pada
selaput lendir hidup yang dipersyarafi N.V.
yang fungsinya terutama untuk refleks protektif
(C1)
12.6. Alat Perasa
12.6.1. Menerangkan fungsi 12.6.1.1. menerangkan klasifikasi penginderaan menurut
alat indera rasa serta Sherington, golongan rangsang, daerag
hukum yang berlaku reseptor serta fungsi masing-masing (C2)
dalam proses peng- 12.6.1.2. Menerangkan arti rangsang spesifik (adekuat)
inderaan pada reseptor (C2)
12.6.1.3. Menerangkan hukum Johannes Muller (C2)
12.6.1.4. Menyebutkan beberapa faktor yang
menentukan intensitas rasa (C1)
12.6.1.5. Menerangkan apa yang disebut adaptasi (C2)
12.6.1.6. Menerangkan apa yang disebut perasaan ikutan
(C2)
12.6.1.7. Memberikan contoh terjadinya perasaan ikutan
(C2)
12.6.2. Menerangkan fungsi 12.6.2.1. Menyebutkan reseptor dan rangsang adekuat
reseptor indera rasa rasa raba (C1)
untuk rasa raba tekan 12.6.2.2. Menerangkan beberapa cara pemeriksaan
44
dan panas dingin fungsi raba (C2)
12.6.2.3. Menyebutkan reseptor dan rangsang adekuat
rasa tekan (C2)
12.6.2.4. Menyebutkan reseptor dan rangsang adekuat
rasa panas dan dingin serta contoh
percobaannya (C1)
12.6.2.5. Menerangkan apa yang dimaksud dengan
rasa dingin paradoksisal (C2)
12.6.3. Menerangkan fungsi 12.6.3.1. Menerangkan sifat reseptor, rangsang
reseptor untuk rasa adekuat dan fungsi rasa nyeri (C2)
nyeri 12.6.3.2. Menerangkan 2 macam rasa nyeri dan
contohnya (C2)
12.6.3.3. Menerangkan mengapa satu rangsang nyeri
dirasakan sebagai akibat dua kali rasa nyeri
(C2)
12.6.3.4. Menyebutkan jarak yang menghantarkan
impuls sensorik somatik (C2)
12.6.3.5. Menerangkan peritiwa hiperalgesia kulit (C2)
12.6.3.6. Memberikan contoh 4 hal yang dapat
meningkatkan ambang rasa nyeri (C2)
12.6.3.7. Menerangkan persamaan dan perbedaan rasa
gatal dan rasa nyeri (C2)
12.6.4. Membedakan 12.6.4.1. Menyebutkan 2 jenis rasa nyeri serta
pelbagai rasa nyeri contohnya (C1)
12.6.4.2. Menerangkan apa yang dimaksud dengan
rasa nyeri permukaan dan rasa nyeri dalam
somatik/visceral (C2)
12.6.4.3. Menerangkan rasa nyeri pada gigi (C2)
12.6.4.4. Menerangkan 3 cara pemeriksaan vitalitas
gigi sehubungan dengan rasa nyeri pada gigi
(C2)
12.6.4.5. Menerangkan 5 jenis sakit kepala dan sebab-
sebabnya (C2)
12.6.5. Menerangkan bebe- 12.6.5.1. Menerangkan 3 komponen rasa lapar dan 2
rapa fungsi indera komponen rasa haus (C2)
rasa alat dalam 12.6.5.2. Menyebutkan 4 penyebab rasa mual (nausea)
(C1)
12.6.5.3. Menyebutkan 2 rangsang adekuat rasa nyeri
visceral (C1)
12.6.5.4. Menerangkan apa yang dimaksud rasa nyeri
alih (C2)
12.6.5.5. Memberikan 2 contoh rasa nyeri alih
hubungan dengan rasa sakit di mulut (C2)
45
HISTOLOGI
46
1.2.1.4. Menjelaskan lokasi dan histofisiologi 8 macam
jaringan ikat (C2)
1.2.2. Mengenal S.M. 1.2.2.1. Menjelaskan S.M. 8 macam jaringan ikat (C2)
jaringan ikat dalam 1.2.2.2. Menjelaskan dengan mikroskop cahaya 8 macam
arti sempit jaringan ikat (C2)
1.2.3. Mengenal perkem- 1.2.3.1. Menjelaskan proses perkembangan jaringan
bangan tulang rawan (C2)
histofisiologi, 1.2.3.2. Menjelaskan S.M. 2 cara pertumbuhan dan
degenerasi, serta nutrisi tulang rawan (C2)
S.M. tulang rawan 1.2.3.3. Menjelaskan S.M. 2 dan lokasi 3 macam tulang
rawan (C2)
1.2.3.4. Menjelaskan 2 macam degenerasi (C2)
1.2.3.5. Menetapkan dengan M.C. 3 macam tulang rawan
serta perkembangannya (P2)
1.2.4. Mengenal perkem- 1.2.4.1. Menjelaskan proses perkembangan jaringan
bangan tulang (C2)
histofisiologi, 1.2.4.2. Menjelaskan S.M. nutrisi dan histofisiologi
degenerasi serta jaringan tulang (C2)
S.M. tulang 1.2.4.3. Menetapkan dengan m.c. jaringan tulang dan
pertumbuhan tulang (C4) (P2)
1.2.4.4. Menjelaskan degenerasi dan regenerasi jaringan
tulang (C2)
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.2.5. Mengenal S.M. Kor- 1.2.5.1. Menjelaskan S.M. korpuskulum darah (C2)
puskulum dara 1.2.5.2. Menerapkan dengan mikroskop cahaya
(eritrosit, lekosit, korpuskulum darah pada sediaan (C4) (P2)
trombosit)
1.2.6. Mengenal 1.2.6.1. Menjelaskan dasar pembagian jaringan
hemopoetik hemopoetik menjadi jaringan mieloid dan
jaringan limfatik (C2)
1.2.6.2. Membuat daftar stadia eritropoesis,
granulopoersis, limfopoesis, monopoesis dan
trombopoesis (C2)
1.2.6.3. Menetapkan dengan mikroskop caha jaringan
mieloid dan jaringan limfatik (C4) (P2)
1.3. Jaringan Otot
1.3.1. Mengenal asal, 1.3.1.1. Menyebutkan asal dan lokasi jaringan otot polos
lokasi, histofisiologi secara umum (C1)
dan S.M. otot polos 1.3.1.2. Menjelaskan S.M. jaringan dan serat otot polos
(C2)
1.3.1.3. Menetapkan dengan mikroskop cahaya jarngan
otot polong (C4) (P2)
1.3.2. Mengenal asal, 1.3.2.1. Menyebutkan asal dan lokasi jaringan otot seran
lokasi, histofisiologi lintang secara umum (C1)
dan otot seran 1.3.2.2. Menjelaskan S.M. jaringan dan serat otot seran
lintang (otot skelet) lintang (C2)
1.3.2.3. Menjelaskan kaitan S.M. elektron dan slinding
teory jaringan otot skelet (C2)
1.3.2.4. Menetapkan dengan mikroskop cahaya jaringan
otot skelet (C4) (P2)
1.3.3. Mengetahui S.M. 1.3.3.1. Menjelaskan S.M. jaringan dan serat otot jantung
otot jantung (C2)
1.3.3.2. Menetapkan dengan mikroskop cahaya jaringan
47
dan serat otot jantung (C4) (P2)
1.4. Jaringan Syaraf
1.4.1. Mengenal asal, 1.4.1.1. Menyebutkan asal, lokasi, dan histofisiologi
lokasi, histofisiologi neuron (C1)
dan S.M. Neuron 1.4.1.2. Menjelaskan S.M. badan sel syaraf, neurit dan
dendrit (C2)
1.4.1.3. Menjelaskan klasifikasi neuron berdasarkan
jumlah cabang proto plasmanya
1.4.1.4. Menetapkan dengan mikroskop cahaya neuron
motorik (C4) (P2)
1.4.2. Mengenal susunan 1.4.2.1. Menjelaskan S.M. serat syaraf bermielin dan
S.M. syaraf perifer tidak bermielin pada susunan syaraf perifer (C2)
1.4.2.2. Menjelaskan S.M. nervus (jaringan syaraf) di
susunan syaraf perifer (C2)
1.4.2.3. Menjelaskan S.M. ganglion (C2)
1.4.2.4. Menetapkan dengan mikroskop cahaya serat
syaraf bermielin, tidak bermielin, nervus pada
susunan syaraf perifer dan ganglion (C4) (P2)
1.4.3. Mengenal S.M. 1.4.3.1. Menjelaskan perbedaan S.M. substansia grisea
susunan syaraf pusat dan substansia alba (C2)
1.4.3.2. Menjelaskan asal, lokasi, histofisiologi dan S.M.
4 macam sel, neuroglia pada susunan syaraf
pusat (C2)
1.4.3.3. Menjelaskan S.M. substansia grisea dan alba
mendula spinalis, serebrum dan serebelum (C2)
1.4.3.4. Menyebutkan 3 macam pembukus susunan
syaraf pusat (C1)
1.4.3.5. Menetapkan dengan mikroskop cahaya
komponen-komponen serebrum dan serebelum
(C4) (P2)
1.4.4. Mengenal lokasi, 1.4.4.1. Menjelaskan lokasi, histofisiologi dan S.M. 5
histo-fisiologi dan badan akhiran syaraf sensorik dan motorik (C2)
S.M. badan akhiran 1.4.4.2. Menetapkan dengan mikroskop cahaya 2 contoj
syaraf sensorik dan badan akhiran syaraf (bd Messner, bd Vater
motorik Pacini) (C4) (P2)
2.1. Sistem Peredaran darah dan getah bening
2.1.1. Memahami 2.1.1.1. Menjelaskan klasifikasi pembuluh darah
pembagian sistem berdasarkan diameter dan struktur mikroskopik
peredaran darah dan dindingnya (C2)
getah bening 2.1.1.2. Menjelaskan klasifikasi pembuluh getah bening
berdasarkan diameter dan struktur mikroskopik
dindingnya (C2)
2.1.2. Mengenal struktur 2.1.2.1. Menjelaskan struktur mikroskopok dan
mikroskopik dan histofisiologi kapiler, arteri dan vena (C2)
histofisiologi 2.1.2.2. Menjelaskan struktur mikroskopik dan
pembuluh darah histofisiologi pembuluh getah bening kecil /
(kapiler, arteri, vena) kapiler, sedang dan besar (C2)
dan getah bening 2.1.2.3. Menetapkan dengan mikroskop cahaya kapiler,
arteri (kecil, sedang, besar) dan vena (kecil,
sedang, besar) C4) (P2)
2.2. Organ Limfoid
2.2.1. Mengenal struktur 2.2.1.1. Menjelaskan struktur mikroskopik limfonodulus,
mikroskopik dan limfonodus, tonsila palatina dan timus (C2)
histo-fisiologis 2.2.1.2. Menjelaskan aliran getah bening dalam
48
limfonodolus, limfonodus (C2)
limfonodus, tonsila 2.2.1.3. Menjelaskan lokasi utama dan daerah proliferasi
dan timus limfosit di dalam limfonodus (C2)
2.2.1.4. Menetapkan dengan mikroskop cahaya
limfonodulus, limfonodus, tonsila platina dan
timus (C4) (P2)
2.3. Sistem Saluran makanan
2.3.1. Memahami 2.3.1.1. Menyebutkan secara berurutan bagian-bagian
pembagian sistem sistem makanan (C1)
saluran makanan
2.3.2. Mengenal struktur 2.3.2.1. Menjelaskan struktur mikroskopik bibir dan pipi
mikroskopik ruang (C2)
mulut, lidah, bibir, 2.3.2.2. Menjelaskan struktur mikroskopik lidah (C2)
pipi, gingiva dan 2.3.2.3. Menjelaskan lokasi dan struktur mikroskopik 3
palatum macam papila lidah (C2)
2.3.2.4. Menjelaskan struktur mikroskopik dan lokasi alat
pengecap (C2)
2.3.2.5. Menjelaskan struktur mikroskopik gingiva dan
palatum durum dan molle (C2)
2.3.2.6. Menetapkan dengan mikroskop cahaya bibir,
lidah, papila lidaj (papila filiformis, fungiformis,
sirkumvalata, foliata) (C4) (P2)
2.4. Kelenjar Liur
2.4.1. Mengenal struktur 2.4.1.1. Menjelaskan struktur mikroskopik, lokasi dan
mikroskopik, lokasi fungsi kelenjar parotis, kelenjar submandibularis
dan fungsi kelenjar dan kelenjar sublingualis (C2)
liur 2.4.1.2. Menetapkan dengan mikroskop cahaya kelenjar
parotis, kelenjar submandibularis dan kelenjar
sublingualis (C2)
2.5. Jaringan gigi
2.5.1. Mengenal struktur 2.5.1.1. Menjelaskan struktur mikroskopik dan lokasi
mikroskopik dan lapisan-lapisan email dentin, sementum,
perkembangan gigi membran periodontal dan pulpa dentis (C2)
2.5.1.2. Menjelaskkan asal dan perkembangan organ
email dan papila dentis (C2)
2.5.1.3. Menerangkan pembentukan lapisan sementum
(C1)
2.5.1.4. Menjelaskan peranan serat sharpey dalam
memperkuat kedudukan gigi pada alveolus gigi
(C2)
2.5.1.5. Menetapkan dengan mikroskop cahaya pada
sediaan gigi :
- Email
- Dentin
- Kanalis dentinalis
- Sementum
- Ruangan pulpa dentis
- Perkembangan gigi (C4) (P2)
2.6. Membran periodontal
2.6.1. Mengenal struktur 2.6.1.1. Menjelaskan struktur mikroskopik, lokasi,
mikroskopik, lokasi histofisiologi membran periodontal dan jaringan
dan histofisiologi tulanmg alveolar (C2)
membran
periodontal dan
49
jaringan tulang
alveolar
2.7. Kelenjar Endokrin
2.7.1. Memahami 2.7.1.1. Menyebutkan bagian-bagian dari kelenjar
pembagian kelenjar hipofise (C1)
endokrin
2.7.2. Mengenal asal, 2.7.2.1. Menjelaskan asal, struktur mikroskopik dan
struk-tur fungsi hipofisis, kelenjar tiroid dan kelenjar
mikroskopisk dan paratiroid dan pulau langerhans pankreas (F)
fungsi beberapa (C2)
kelen-jar endokrin 2.7.2.2. Menyebutkan hormon-hormon yang dihasilkan
(hipofise, kelenjar adeno hipofisis dan sel-sel yang menghasil-
tiroid, kelenjar kannya/dan pulau langerhand pakreas (C1)
paratiroid dan pulau 2.7.2.3. Menyebutkan asal dan fungsi neuro sekret dan
langerhans pankreas) tempat penyimpanannya (C1)
2.7.2.4. Menjelaskan sistem portal hipofisis serebri dan
fungsinya (F) (C2)
2.7.2.5. Menetapkan dengan mikroskop cahaya sel-sel
pada :
- Kelenjar hipofisis (paranterior, pars
intermedia, pars posterior)
- Kelenjar tiroid
- Kelenjar para tiroid
- Pulau langerhans pankreas (C4) (P2)
2.8. Kulit
2.8.1. Mengenal asal, 2.8.1.1. Menyebutkan asal dan histofisiologi kulit (C1)
struktur 2.8.1.2. Menjelas struktur mikroskopisk ke 5 lapisan
mikroskopisk dan epidemi dan ke 2 lapisan demis (C2)
proses degenerasi 2.8.1.3. Menjelaskan perbedaan lapisan-lapisan kulit
serta regenerasi kulit tebal dan kulit tipis (C2)
2.8.1.4. Menjelaskan proses degenerasi dan regenerasi
kulit (C2)
2.8.1.5. Menetapkan dengan mikroskop cahaya,
epidermis dan dermis (C4) (P2)
2.8.2. Mengenal asal, 2.8.2.1. Menjelaskan asal, struktur mikroskopik dan
struktur mikroskopik fungsi sel pigmentum (C2)
dan fungsi sel 2.8.2.2. Menetapkan dengan mikroskop cahaya, sel
pigmentum pigmentum (C4) (P2)
50
MIKROBIOLOGI
51
tractus respiratorius isolasi kuman (C2)
sehingga dapat 1.5.1.4. Menafsirkan diagnosa penyakit secara
menentukan kuman mikroskopis dan culturing (P2) (C2)
penyebab infeksinya
2.1. Interaksi antara hospes dan kuman
2.1.1. Memahami proses 2.1.1.1. Menerangkan cara-cara infeksi jasad renik ke
interaksi antar dalam tubuh hospes (C2)
hospes kumas 2.1.1.2. Menerangkan mekanisme pertahanan tubuh dari
sehingga dapat hospes (C2)
memperkirakan 2.1.1.3. Menerangkan sifat-sifat kuman yang menentukan
prognosa penyakit virulensi (C2)
2.1.1.4. Menerangkan timbulnya zat anti spesifik dalam
serum pada beberapa penyakit (C2)
2.1.1.5. Menerangkan adanya carrier (C1)
2.2. Bakteriologi khusus
2.2.1. Memahami beberapa 2.2.1.1. Menerangkan sifat khas dari beberapa kuman
kuman spesifik yang spesifik secara mikroskopis (P2)(C2)
penting 2.2.1.2. Membedakan bermacam-macam media selektif
untuk isolasi kuman spesifik (C2)
2.2.1.3. Menerangkan sifat-sifat khas dari bermacam-
macam bakteria rongga mulut : kuman berbentuk
coccus, kuman-kuman berbentuk batang,
spirochacta (C2)
2.2.1.4. Menerangkan macam dan sifat bakteria yang
terdapat dalam dental plaque, karang gigi, caries
gigi, peradangan pulpa, jaringan periapical dan
jaringan lunak rongga mulut (C2)
2.3. Cara menegakkan diagnosa laboratoris untuk menyusun bagan terapi dan
tindakan pencegahan
2.3.1. Memahami cara-cara 2.3.1.1. Menggunakan mikroskop untuk menegakkan
menegakkan diagnosa (C2) (P2)
diagnosa laboratoris, 2.3.1.2. Melakukan identifikasi kuman dengan 7 cara
sehingga dapat pewarnaan dan pembiakan (C3) (P2)
menyusun bagan 2.3.1.3. Menerangkan 2 macam test kepekaan kuman
terapi dan tindakan terhadap suatu obat (C2)
pencegahan
2.4. Virologi
2.4.1. Memahami sifat- 2.4.1.1. Menyebutkan sifat-sifat umum dari virus (C1)
sifat umum yang 2.4.1.2. Menerangkan beberapa penyakit virus yang
khas pada virus mempunyai gejala dalam rongga mulut (C2)
2.4.1.3. Menyebutkan perbedaan penanaman virus dan
bakteri (C1)
3.1. Sterilisasi
3.1.1. Memahami cara- 3.1.1.1. Menerangkan apa yang disebut keadaan steril
cara mematikan dan kegunaannya (C2) (P1)
kuman 3.1.1.2. Menerangkan mengenai 4 cara fisis untuk
mencapai keadaan steril (C2) (P1)
3.1.1.3. Membedakan bahan-bahan yang dipakai untuk
desinfectants (C2)
3.1.1.4. Membedakan cara sterilisasi panas basah dan
panas kering (C2) (P2)
4.1. Immunologi
4.1.1. Memahami 4.1.1.1. Menerangkan definisi kebal (imun) kekebalan
faktor kekebalan cellular (sel-sel tubuh) dengan proses
52
phagocytosis (C2)
4.1.1.2. Menerangkan proses pertahanan humoral (C2)
4.1.1.3. Membedakan kekebalan aktif dan pasif (C2)
4.1.1.4. Menerangkan pembuatan vaksin (C1)
4.1.2. Menerangkan 4.1.2.1. Menerangkan antigen-antibodi intro dalam garis
pelbagai reaksi besar untuk menunjang diagnosa (C2)
antigen-antibodi 4.1.2.2. Menerangkan penilaian reaksi Wassermann (C2)
invitro (Serologi) 4.1.2.3. Menerangkan penilaian reaksi Widal (C2)
4.1.3. Memahami 4.1.3.1. Menerangkan adanya 4 macam golongan darah
pemerik-saan (C2)
golongan darah 4.1.3.2. Menerangkan cara penentuan golongan darah
(C2)
4.1.3.3. Menerangkan kegunaan golongan darah (C2)
4.1.4. Memahami 4.1.4.1. Menerangkan bagaimana terjadinya kekebalan
penyakit-penyakit (immunity) (C1)
yang menimbulkan 4.1.4.2. Mengenal penyakit yang menimbulkan
kekebalan kekebalan (C2)
53
PARASITOLOGI
54
CABANG ILMU : PARASITOLOGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.8. Protozoologi
1.8.1. Memahami 1.8.1.1. Menerangkan pengertian, lingkaran hidup, dan
pengertian tentang cara penularan protozoa pada umumnya (C2)
protozoologi 1.8.1.2. Menyebutkan pembagian protozoa dari kelas
kedokteran sehingga sampai dengan species terutama yang dapat
dapat membedakan menimbulkan penyakit dan yang hidup dalam
berbagai species mulut(C1)
protozoa yang dapat 1.8.1.3. Menyebutkan hospes definitif, hospes perantara
menimbulkan dan hospes reservoir yang ada pada :
penyakit, termasuk - Rhizopoda (E.histolytica & E. Gingivalis)
hidup di dalam - Flagellata (G. Lamibia, T. Vaginalis & T
mulut Tenax)
- Ciliata (B. Coli)
- Sporozoa (Plasmodium 3 species, T, Gendii)
(C1)
1.8.1.4. Menerangkan morfologi dan lingkaran hidup
species protozoa yang terdapat dalam mulut dan
yang banyak terdapat di Indonesia, kelas :
- Rhizopoda (E.histolytica & E. Gingivalis)
- Flagellata (G. Lamibia, T. Vaginalis & T
Tenax)
- Sporozoa (Plasmodium 3 species, T, Gendii)
(C2)
1.9. Mikologi
1.9.1. Memahami 1.9.1.1. Menerangkan pengertian mikologi kedokteran
pengertian Mikologi dan morfologi jamur berdasarkan sifat koloni,
Kedokteran sehingga hifa dan sporanya (C2)
dapat membedakan 1.9.1.2. Membedakan morfologi penyebab mikosis di
berbagai species Indonesia, terutama yang ada dalam rongga mulu
jamur yang penting (8 genus) (C2)
di Indonesia
terutama yang hidup
di dalam mulut
2.1. Penyakit yang disebabkan berbagai parasit
2.1.1. Memahami berbagai 2.1.1.1. Membedakan nama penyakit dan cara infeksi
penyakit cacing di spesies cacing yang merupakan masalah
Indonesia, sehingga kesehatan di beberapa daerah di Indonesia
dapat mendiagnosa - Nematoda (7 spesies)
penyakit yang dise- - Trematoda : S. japonicum
babkannya berdasar- - Cestoda : T. Saginata & T. Solium (C2)
kan hasil 2.1.1.2. Menerangkan patologi / klinik beserta cara
pemeriksaan diagnosa (secara laboratoris) berbagai penyakit
laboratorium yang disebabkan oleh species cacing pada ad.
2.1.1.1. (C2)
2.1.2. Membedakan 2.1.2.1. Menyebutkan nama penyakit dan cara infeksi E.
penyakit yang hystolitica, G. Lamibia, T. Vaginalis, B. Coli,
disebabkan berbagai Plasmodium dan T. Gondii (C1)
species Protozoa 2.1.2.2. Menerangkan patologi / klinik dan cara diagnosa
sehingga dapat (secara laboratorium) species protozoa pada ad.
menentukan 2.1.2.1. (C2)
diagnosa penyakit
55
Protozoa ber-
dasarkan hasil peme-
riksaan laboratorium
2.1.3. Membedakan 2.1.3.1. Menyebutkan pembagian penyakit yang
penyakit yang termasuk dalam mikrosis superfisialis dan
disebabkan berbagai mikosis profunda serta cara infeksinya masing-
species jamur masing (C1)
terutama yang terda- 2.1.3.2. menerangkan patologi/klinik dan cara diagnosa
pat dalam mulut se- (secara laboratoris) dari T. versicolor dan mikosis
hingga dapat superfisialis yang disebabkan jamur-jamur
mendiagnosa golongan dermatophyta (C2)
penyakit jamur 2.1.3.3. Menerangkan patologi/klinik dan cara diagnosa
tersebut berdasarkan (secara laboratoris) mikosis profunda (Actino
hasil pemeriksaan la- mycosis, Nocardiosis, Sporotrichosis, Histoplas-
boratorium mosis, Criptococcosis, Candidiasis, dan
Aspergillosis) (C2).
56
PATOLOGI ANATOMI
57
miksoma-tosa (C4)
2.2.2.6. Menyimpulkan degenerasi fibrinoid (C4)
2.3. Pigmentasi patologik
2.3.1. Mengetahui konsep 2.3.1.1. Mendefinisikan pigmentasi patologik (C1)
dasar pigmentasi 2.3.1.2. Mendefinisikan pigmentasi endogen dan eksogen
(C1)
58
dasar shock 3.1.4.2. Menjelaskan pembagian shock menurut
etiologinya (C2)
3.1.4.3. Menjelaskan patogenesis shock (C2)
3.1.4.4. Menjelaskan gejala klinik shock (C2)
3.1.5. Mengetahui konsep 3.1.5.1. Mendefinisikan thrombosis (C1)
dasar thrombosis 3.1.5.2. Menjelaskan patogenesis thrombosis (C2)
3.1.5.3. Menjelaskan etiologi thrombosisi (C2)
3.1.5.4. Menjelaskan penyulit/komplikasi thrombosis
(C2)
3.1.6. Mengetahui konsep 3.1.6.1. Mendefinisikan emboli (C1)
dasar emboli 3.1.6.2. Menjelaskan patogenesis emboli (C2)
3.1.6.3. Menjelaskan etiologi infark (C2)
3.1.6.4. Menjelaskan penyulit/komplikasi emboli (C2)
3.1.7. Mengetahui konsep 3.1.7.1. Mendefinisikan infark (C1)
dasar infark 3.1.7.2. Menjelaskan patogenesis infark (C2)
3.1.7.3. Menjelaskan etiologi infark (C2)
3.1.7.4. Menjelaskan perubahan morfologi infark (C2)
3.1.7.5. Meramalkan penyulit/komplikasi infark (C2)
3.1.8. Mengetahui konsep 3.1.8.1. Menjelaskan fungsi kalsium dalam tubuh (C2)
dasar gangguan 3.1.8.2. Menjelaskan peranan kelenjar paratiroid dalam
metabolisme kalsium mengatur kadar kalsium darah (C2)
3.1.8.3. Mendefinisikan klasifikasi patologik (C1)
3.1.8.4. Menjelaskan etiologi dari masing-masing
klasifikasi patologik (C2)
3.1.8.5. Menjelaskan patogenesis dari masing-masing
klasifikasi patologik (C2)
3.1.8.6. Menyimpulkan 3 macam klasikasi (C4)
4.1. Proses radang dan pemulihan / regenerasi jaringan
4.1.1. Mengetahui konsep 4.1.1.1. Mendefinisikan keradangan (C1)
dasar keradangan 4.1.1.2. Menyimpulkan perubahan perubahan
hemodinamik pada respon keradangan (C4)
4.1.1.3. Menyimpulkan perubahan permeabilitas pada
respon keradangan (C4)
4.1.1.4. Menyimpulkan perubahan sel lekosit pada
respon keradangan (C4)
4.1.1.5. Menjelaskan faktor-faktor kimiawi yang ada
hubungannya dengan keradangan (C2)
4.1.1.6. Menyimpulkan 7 macam sel radang (C4)
4.1.2. Memahami 4.1.2.1. Menyimpulkan 3 macam radang menurut waktu
perubahan (C4)
morfologik 4.1.2.2. Menyimpulkan 5 macam radang menurut jenis
keradangan eksudat (C4)
berdasarkan waktu, 4.1.2.3. menyimpulkan 3 macam radang menurut
jenis eksudat dan lokalisasi (C4)
lokalisasi 4.1.2.4. Menetapkan masing-masing radang atas dasar
gambaran patologik anatomik (C4)
4.1.2.5. Menjelaskan gejala klinik dari masing-masing
radang mulut (C2)
59
penyebabnya imunologik (C2)
4.1.3.4. Melukiskan reaksi keradangan terhadap virus
(C2)
4.1.4. Mengetahui konsep 4.1.4.1. Mendefinisikan radang rranulomatik (C1)
dasar granulomatik 4.1.4.2. Menjelaskan 3 macam radang granulomatik
spesifik (C2)
4.1.4.3. Menjelaskan etiologi dan macam-macam radang
granulomatik (C2)
4.1.4.4. Menjelaskan patogenesis dan masing-masing
radang granulomatik (C2)
4.1.4.5. Menyimpulkan perubahan morfologi
jaringan/organ pada radang granulomatik (C4)
4.1.5. Mengetahui konsep 4.1.5.1. Menjelaskan proses pemulihan/regenerasi
dasar pemulihan / jaringan (C2)
regenerasi jaringan 4.1.5.2. Menjelaskan 3 golongan sel pada proses
pemulihan jaringan (C2)
4.1.5.3. Menyimpulkan kemampuan proliferasi sel
fihoblast pada proses pemulihan jarngan,
termasuk pemulihan jaringan tulang (C4)
4.1.5.4. Menyimpulkan penyulit/komplikasi pemulihan
jaringan (C4)
5.1. Proses retrogresif dari kelainan pertumbuhan sel dan jaringan
5.1.1. Mengetahui konsep 5.1.1.1. Mendefinisikan gangguan pertumbuhan
dasar gangguan neoplastik (C1)
pertumbuhan 5.1.1.2. Mendefinisikan hiperplasia (C1)
5.1.1.3. Mendefinisikan metaplasia (C1)
5.1.1.4. Mendefinisikan atrofi (C1)
5.1.1.5. Mendefinisikan hipertrofia (C1)
5.1.1.6. Mendefinisikan distrofia (C1)
5.1.1.7. Menjelaskan patogenesis dari masing-masing
gangguan pertumbuhan non neoplastik (C2)
60
6.1.2.5. meyimpulkan distribusi neoplasma (C4)
7.1. Patologi anatomi non odintogen jaringan rongga mulut dan sekitarnya
7.1.1. Mengetahui dan me- 7.1.1.1. Melukiskan patogenesis, insiden, komplikasi
mahami kelainan cheiloschisis (C2)
kongential, kera- 7.1.1.2. Menjelaskan chellognathoschisis, cheilog-
dangan dan tumor- nathopalatoschisis dan oblique facial cleft (C2)
tumor pada bibir 7.1.1.3. Melukiskan jenis, bentuk dan tingkat radang
bibir (C1)
7.1.1.4. Menjelaskan cheilitis vesicularis, cheilosis,
momhans dan chance drum (C2)
7.1.1.5. Menjelaskan tumir jinak dan pseudo tumor
bibir (C2)
7.1.1.6. Menjelaskan tumor ganas bibir (C2)
CABANG ILMU : PATOLOGI ANATOMI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
7.1.2. Mengetahui dan 7.1.2.1. Menjelaskan radang mukosa rongga mulut dan
memahami gusi (C2)
pigmentasi dari jenis 7.1.2.2. Menjelaskan tato amalgam, angyria plumbism,
neoplasma yang melanosis (C2)
sering terdapat pada 7.1.2.3. menyimpulkan : tumor jinak mukosa mulut,
mukosa mulut papiloma, fibroma, lipoma, haemangioma,
lympahangioma, neurofibroma, rhabdomyoma
(C4)
7.1.2.4. Mendefinisikan Epulis (C1)
7.1.2.5. Menyimpulkan 6 jenis epulis :
- Epulis fissuratum, epulis fibromatosa, epulis
angiomatosa, epulis gigantocellulare, epulis
gravidarum, epulis granulomatosa (C4)
7.1.3. Mengetahui dan 7.1.3.1. Menjelaskan microglosia dan macroglosia (C2)
memahami kelainan 7.1.3.2. menjelaskan patogenesis lingual thyroid,
kongenital, rhomboid glossitis, geogarfic tongue, bifid tongue
peradangan dan (C2)
tumor-tumor yang 7.1.3.3. menyimpulkan tingkat, jenis dan bentuk
sering terdapat pada keradangan pada lidah (C4)
lidah 7.1.3.4. Menyimpulkan patogenesa dan morfologi
leukoplakia, erythroplakia, moniliasis,
lichenplanus, carcinoma insitu dan nevus
pigmentosis, carcinoma dan sarcoma (C4)
7.1.4. Menjelaskan dan 7.1.4.1. Menjelaskan patogenisis kelainan bawaan gigi
memahami kelainan dan tulang rahang (C2)
kongenital, penyakit- 7.1.4.2. Menjelaskan dentinogenesis imperfecta,
penyakit yang amelogenesia imperfecta, hypoplasia dentin,
menyebabkan aplasia/agenesia, microdontia, makrodontia (C2)
kelainan dan tumor- 7.1.4.3. Menjelaskan agnathia, micrognathia,
tumor pada tulang macrognathia, acromegalia (C2)
rahang
61
7.1.5. Mengetahui dan me- 7.1.5.1. Menjelaskan etiologi, derajat, dan jeis
mahami peradangan keradangan pada kelenjar liur (C2)
dan tumor-tumor ke- 7.1.5.2. Menyimpulkan sialodenitis, sialo dactitis, sialo
lenjar liur lithiasis, parOtitis epidemika dan kista retensi
(C4)
7.1.5.3. Mendefinisikan sjogren syndrome dan mickulicz
sydroma/ mickuliczdesease (C2)
7.1.5.4. Mendefinisikan jenis dan sifat neoplasma-
neoplasma kelenjar liur (C1)
7.1.5.5. Menyimpulkan mixed tumor, tumor whartin,
oncytoma, oxyphilic cell adenoma,
mucoepidermoid carcinoma, cylindroma,
malignant mixed tumor (C4)
8.1. Patologi anatomi odontogen struktur rongga mulut
8.1.1. Mengetahui dan 8.1.1.1. Menjelaskan patogenesis dan pembagian
me-mahami caries gigi (C2)
histogenesis anatomi 8.1.1.2. Meramalkan penjalaran dan penyulit caries
dan etiologi caries gigi (C2)
8.1.1.3. Menjelaskan dasar-dasar prevensi/pencegahan
caries gigi (C2)
8.1.2. Mengetahui dan 8.1.2.1. Mendefinisikan infeksi lokal dan infeksi
me-mahami akibat dari odontoden (C1)
infeksi odontogen dan 8.1.2.2. Menyimpulkan patogenesis dan morfologi
infeksi lokal serta pembagian pulpitis (C2)
8.1.2.3. Menyimpulkan patogenesis periodontitis
periapikalis akuta dan khronika serta kemungkinan
penjalarannya (C4)
8.1.2.4. Menyimpulkan patogenesis dan morfologi
granuloma periapikalis dan kista radikular (C4)
8.1.2.5. Menjelaskan osteomyelitis rahang (C2)
CABANG ILMU : PATOLOGI ANATOMI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
8.1.2.6. Menjelaskan komplikasi infeksi fokal (C2)
8.1.3. Mengetahui dan 8.1.3.1. Menjelaskan pembagian kista odontogen (C2)
me-mahami 8.1.3.2. Menyimpulkan patogenesis dan etiologi kista
pembagian dari jenis- periodontal (C4)
jenis kista rongga 8.1.3.3. Menyimpulkan patogenesis dan etiologi kista
mulut fullikularis (C4)
8.1.4. Mengetahui dan 8.1.4.1. Menjelaskan pembagian tumor odontogen
me-mahami rahang (C2)
pembagian tumor 8.1.4.2. Menjelaskan morfologi dan komplikasi tumor
odontogen dan jenis, odontogen rahang (C2)
sifat serta loka-lisasi 8.1.4.3. Menyimpulkan ameloblastoma dengan 5
tumor-tumor yang variannya (C4)
sering dijumpai 8.1.4.4. Menyimpulkan tumor odontogen mesenchym
dengan 5 variannya (C4)
8.1.4.5. Menyimpulkan tumor campur odontogen
dengan 6 variannya (C4)
9.1. Cara-cara pengambilan dan pengiriman biopsy/sitologi dan dasar-dasar
penilaiannya
9.1.1. Mengetahui cara- 9.1.1.1. Menerangkan secara garis besar prinsip dasar
cara pengumpulan fiksasi jaringan maupun cairan tubuh (C2)
bahan sediaan biopsy 9.1.1.2. Menjelaskan 3 macam bahan fiksasi (C2)
62
dan sitologi 9.1.1.3. Menjelaskan cara-cara pengiriman sediaan
histopatologi dan sitologi (C2) (P2)
9.1.2. Mengetahui cara- 9.1.2.1. Menafsirkan hasil pemeriksaan sediaan
cara pembacaan hasil histopatologi dan sitologi (C2) (P2)
pemeriksaan 9.1.2.2. Menafsirkan klasifikasi hasil pemeriksaan sitologi
histopatologi (C2)
9.1.2.3. Meramalkan prognosa penderita berdasarkan
pemeriksaan histopatologi dan sitologi (C2)
63
FARMAKOLOGI
64
CABANG ILMU : FARMAKOLOGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
2.1.2.2. Menjelaskan non-epinepphrin dan epinephrine
sebagai transmitter adrenergic (C2)
2.1.3. Menjelaskan 2.1.3.1. Menjelaskan penggolongan obat-obat susunan
penggolongan obat- syaraf otonom (simpatomimetik, simpatolitik,
obat susunan syaraf parasimpatomimetik, parasimpatolitik ginglionis,
otonom blocking agent) dengan contoh-conthnua (C2)
2.1.4. Menjelaskan cara 2.1.4.1. Menjelaskan reseptor-reseptor simpatis (C2)
kerja obat-obat 2.1.4.2. Menjelaskan mekanisme obat-obat adrenergic
susun-an syaraf pada reseptor alfa dan beta (C2)
otonom
2.1.5. Menjelaskan 2.1.5.1. Menjelaskan pengaruh golongan simpatomimetik
pengaruh obat-obat dan simpatolitik pada kardiovaskuler, saluran
SSO pada beberapa pernafasan (bronchus) (C2)
organ 2.1.5.2. Menjelaskan pengaruh golongan
parasimpatomimetik dan para simpatolitik pada
saluran cerna, kelenjar-kelenjar, mata dan tractus
genitalis (C2)
2.1.6. Menerapkan penggu- 2.1.6.1. Menerapkan penggunaan epinephrine sebagai
naan obat-obat sim- terapi anafilatik shok (C3)
patomimetik dan 2.1.6.2. Menerapkan penggunaan epinephrine dan
obat-obat para beberapa simpatomimetik lainnya sebagai
simpatolitik vasokonstriktor pada anestesi lokal (C3)
2.1.6.3. Menerapkan penggunaan obat-obat
parasimpatolitik untuk mengurangi sekresi
kelenjar ludah dan premedikasi pada anestesi
umum (C3)
2.1.6.4. Menyebutkan penggunaan obat-obat
parasimpatomimetik, simpatolitik dan ganglionic
agents (C1)
2.1.7. Menjelaskan efek 2.1.7.1. Menjelaskan kontraindikasi penggunaan
samping dan simpatomimetik, parasimpatik di bidang
kerugian kedokteran gigi (C2)
65
tika lokal sistem pernafasan, bronchus, jantung, hepar (C2)
3.1.3.2. Menjelaskan bahaya-bahaya dan toksisitas akibat
ad. 3.1.3.1. (C2)
3.2. Obat-obat anestetika lokal
3.2.1. Menjelaskan sifat 3.2.1.1. Menjelaskan perbedaan terjadinya anestetika
umum dan cara kerja lokal dan umum (C2)
anestesi lokal 3.2.1.2. Mendefinisikan anestetika lokal (C1)
3.2.1.3. Menjelaskan pengaruh anestetika lokal terjadap
pertukaran Na ion dan K ion melalui membran sel
(C2)
3.2.1.4. Menjelaskan perbedaan pengaruh-pengaruh
anestetika lokal pada serabut-serabut syaraf (C2)
3.2.2. Menjelaskan 3.2.2.1. Menyebutkan penggolongan anestetika lokal
penggolongan (ester dan non ester) dan contoh-contohnya (C1)
anestetika lokal serta 3.2.2.2. Menerangkan cara-cara pemberian anestetika
menerapkan lokal di bidang kedokteran gigi (C3)
penggunaannya dan 3.2.2.3. Menggunakan anestetika lokal yang tepat di
khasiat bidang kedokteran gigi (C3)
sampingannya 3.2.2.4. Menjelaskan penggunaan campuran vasokons-
triktor pada macam-macam anestetika lokal (C2)
3.2.2.5. Menjelaskan efek samping anestetika lokal
terhadap SSP (CNS), kemungkinan terjadinya
reaksi alergi (C2)
3.3. Analgetika antipiretika
3.3.1. Mengetahui penggo- 3.3.1.1. Menyebutkan 4 golongan analgesik antipiretik
longan obat (C1)
analgetika 3.3.1.2. Menyebutkan contoh-contoh golongan
antipiretika analgesik-antipiretik (C2)
3.3.2. Memahami 3.3.2.1. Menjelaskan cara kerja analgesik-antipiretik
pharmako dinamika pada saluran cerna (C2)
dan 3.3.2.2. Menjelaskan efek obat analgesik-antipiretik pada
pharmakokinesinya saluran cerna (C2)
3.3.2.3. Menjelaskan metabolisme, ekskresi obat
analgesik antipiretik, khususnya golongan
salisilat, para-aminophenol (C2)
3.3.3. Menerapkan penggu- 3.3.3.1. Menggunakan analgesik yang tepat sebagai
naan obat-obat anal- pengobatan simtomatis untuk mengurangi rasa
gesik antipiretika nyeri terutama akibat penyakit gigi (C3)
serta menjelaskan 3.3.3.2. Menjelaskan kelainan pada sistem darah (C2)
khasiat sampingan 3.3.3.3. Menjelaskan kelainan ginjal akibat phenacetin
yang sering terjadi (C2)
dan gejala 3.3.3.4. Menjelaskan efek samping oleh salisilat terhadap
keracunannya lambung (C2)
3.3.3.5. Menerangkan adanya efek toleran dan adiksi
pada golongan anlgesik narkotik
66
analgetika narkotik (C2)
3.4.2. Menjelaskan 3.4.2.1. Menjelaskan cara kerja morfin untuk
pharma-kodinamika menghilangkan rasa nyeri (C2)
dan par- 3.4.2.2. Menjelaskan efek morfin terhadap saluran cerna,
makokinetikanya pusat muntah, pusat batuk, mata (C3)
3.4.3. Menerapkan penggu- 3.4.3.1. Menggunakan analgetika-narkotika untuk
naan obat analgetika menghilangkan rasa nyeri dan premedikasi (C3)
narkotika serta men- 3.4.3.2. Menjelaskan efek samping terhadap tekanan
jelaskan khasiat darah (C2)
samping dan gejala 3.4.3.3. Menjelaskan gejala keracunan akut dan khronis
keracunannya (adikasi) (C2)
3.5. Sedatif hipnotika
3.5.1. Menyusun daftar 3.5.1.1. Menyebutkan penggolongan sedatif / hipnotika
penggolongan seda- berdasarkan rumus kimia (barbiturat dan non
tiva hipnotika secara barbiturat) dengan contoh-contohnya (C2)
lengkap 3.5.1.2. Menyebutkan penggolongan sedatif / hipnotik
berdasarkan lama kerjanya :
- Ultra short acting barbirturat
- short acting barbirturat
- intermediate acting barbirturat
- long short acting barbirturat(C1)
3.5.2. Menerapkan penggu- 3.5.2.1. Menggunakan sedatif / hipnotika yang tepat
naan sedatif hipno- untuk sedasi (C3)
tika 3.5.2.2. Menggunakan sedatif / hipnotika yang tepat
untuk premedikasi general anestesi (C3)
3.5.2.3. Menggunakan sedatif / hipnotika yang tepat
untuk antikonvulsi (C3)
CABANG ILMU : FARMAKOLOGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.5.3. Memahami khasiat 3.5.3.1. Menjelaskan efek samping golongan barbiturat
samping dan bahaya (C2)
penggunaan sedatif / 3.5.3.2. Menjelaskan gejala keracunan akut dan kronis
hipnotika golongan barbiturat (C2)
3.5.3.3. Menjelaskan efek samping preparat non-
barbiturat (C2)
3.5.4. Menjelaskan 3.5.4.1. Menjelaskan cara pemberian, penyerapan,
farmakologi obat distribusi, metabolisme sedatif hipnotika (C2)
sedatif hipnotika dan 3.5.4.2. Menjelaskan ekskresi sedatif hipnotik C2)
khemoterapetika
67
masing antibiotika / 3.6.3.2. Menjelaskan macam efek samping dan toksisitas
khemoterapetika macam-macam antibiotik terhadap gigi dan
serta menjelaskan organ-organ lain (C2)
khasiat sampinganya
3.6.4. Menjelaskan 3.6.4.1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempermudah
terjadinya resistensi terjadinya resistensi (C2)
3.6.4.2. Menjelaskan usaha-usaha untuk mencegah
terjadinya resistensi (C2)
CABANG ILMU : FARMAKOLOGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.7. Hemos tatik / koagulan dan antikoagulan
3.7.1. Menerangkan proses 3.7.1.1. Menerangkan fase-fase proses pembekuan darah
pembekuan darah (C1)
3.7.1.2. Menerangkan zat-zat yang berperan pada proses
pembekuan darah (C1)
3.7.2. Menyebutkan 3.7.2.1. Menyebutkan hemostatik sistem dan lokal
penggolongan dengan contoh-contohnya (C1)
hemostatika 3.7.2.2. Menyebutkan obat-obat antikoagulan (C1)
3.7.2.3. Menjelaskan cara kerja macam-macam
hemostatika (C3)
3.7.3. Menerapkan peng- 3.7.3.1. Memilih preparat hemostatik untuk pengendalian
gunaan hemostatika pendarahan di bidang kedokteran gigi (C3)
serta menjelaskan 3.7.3.2. Menjelaskan kemungkinan terjadinya
efek samping dan pendarahan pada penggunaan antikoagulan
bahaya pengguna- sesudah pencabutan gigi (C1)
annya 3.7.3.3. Menjelaskan kemungkinan adanya trombo-
emboli pada penggunaan hemostatik lokal (C1)
3.7.4. Menerangkan 3.7.4.1. Menyebutkan adanya interaksi antara
adanya interaksi antikoagulan dengan obat tertentu, misalnya
pada penggunaan phenobarbital, phenylbutason (C1)
antikoagulan dengan
obat-obat lain
3.8. Obat-obat anti inflamasi
3.8.1. Menyebutkan peng- 3.8.1.1. Menyebutkan obat anti inflamasi golongan non
golongan anti steroid dan golongan enzim dengan contoh-
inflamasi contohnya (C1)
3.8.1.2. Menyebutkan obat anti inflamasi golongan
steroid dengan contoh-contohnya (C1)
3.8.2. Menjelaskan hormon 3.8.2.1. Menjelaskan mekanisme sekresi hormon
kortikosteroid serta kortikosteroid (C2)
cara kerjanya 3.8.2.2. Menerangkan patofisologi terjadinya inflamasi
(C2)
CABANG ILMU : FARMAKOLOGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.8.3. Menerapkan penggu- 3.8.3.1. Menjelaskan mekanisme kerja macam-macam
naan obat anti inf- obat anti inflamasi )C2)
lamasi serta 3.8.3.2. Menggunakan obat anti inflamasi pada berbagai
menjelaskan efek kasus inflamasi khususnya di bidang kedokteran
samping gigi (C3)
3.8.3.3. Menjelaskan terjadinya efek samping dari
macam-macam anti inflamasi (C2)
3.9. Obat-obat anti alergi
68
3.9.1. Menyebutkan peng- 3.9.1.1. Menyebutkan obat-obat anti histamin dengan
golongan anti alergi contoh-contohnya (C1)
serta menjelaskan 3.9.1.2. Menyebutkan obat anti alergi golongan
cara kerja dengan kortikosteroid dengan contohnya (C1)
menerapkan peng- 3.9.1.3. Menjelaskan cara kerja antihistamin dan
gunaannya golongan kortikosteroid sebagai antialergi (C2)
3.9.1.4. Menggunakan preparat antihistamin dan
golongan kortikosteroid yang digunakan sebagai
antialergi (C3)
3.9.2. Menjelaskan efek 3.9.2.1. Menjelaskan efek samping akibat macam-macam
samping antihistamin (C2)
3.9.2.2. Menjelaskan efek samping akibat golongan
kortikosteroid (C2)
3.10. Obat-obat kardiovaskuler
3.10.1. Menyebutkan peng- 3.10.1.1. Menyebutkan contoh-contoh obat golongan
golongan obat obat-obat anti hipertensi (C1)
kardiovaskuler serta 3.10.1.2. Menyebutkan contoh-contoh obat
efek sampingnya vassodilator (C1)
3.10.1.3. Menyebutkan obat-obat golongan anti aritmi
(C1)
3.10.1.4. Menyebutkan efek samping yang paling
sering terjadi oleh macam obat
kardiovaskuler tersebut (C1)
69
PATOLOGI KLINIK
70
darah untuk tujuan 1.11.3.2. Menjelaskan cara penetapan golongan darah
tranfusi (C2)
71
1.17.1. Menerangkan gang- 1.17.1.1. Menyebutkan 2 macam dehidrasi (C2)
guan keseimbangan 1.17.1.2. Menerangkan proses terjadinya dehidrasi (C2)
cairan dan elektrolit
2.1. Hematologi
2.1.1. Memilih jenis peme- 2.1.1.1. Memilih jenis pemeriksaan laboratorium yang
riksaan hematologi diperlukan untuk menunjang diagnosa anemia
untuk membantu menurut etiologinya (C4)
menegakkan 2.1.1.2. Memilih jenis pemeriksaan laboratorium yang
diagnosa penyakit- diperlukan untuk menunjang diagnosa
penyakit darah serta leukemia (C4) Memilih jenis pemeriksaan
penyakit-penyakit laboratorium yang diperlukan untuk
lain yang menunjang diagnosa agranulositosis (4)
menimbulkan
kelainan dalam
darah
2.2. Pembekuan darah dan diatesa hemorrhagik
2.2.1. Memilih jenis peme- 2.2.1.1. Menerangkan macam-macam pemeriksaan
riksaan koagulasi sederhana pada kasus-kasus dengan
un-tuk membantu kecenderungan pendarahan (C3)
mene-gakkan 2.2.1.2. Memilih macam-macam pemeriksaan koagulasi
diagnosa pel-bagai yang diperlukan untuk pre operatif dan kasus-
kelainan proses kasus kecenderungan pendarahan (C4)
pembekuan darah
dan diatesa
hemorrhagik
72
2.5. Faal hati
2.5.1. Menerangkan jenis 2.5.1.1. Menyebutkan jenis-jenis pemeriksaan
pemeriksaan faal laboratorium seberhana untuk menguji faal hati
hati (C2)
2.5.1.2. Menerangkan jenis-jenis pemeriksaan
laboratorium pada ikterus (C2)
73
pemeriksaan urine
3.4. Endokrinologi subtropic : Diabetes Mellitus, Hyper dan Hypoparathyroid
3.4.1. Mengetahui cara- 3.4.1.1. Menguraikan cara-cara pengambilan dan
cara pengambilan penampungan contoh darah dan urine untuk
penampungan, membantu menegakkan diagnosa Diabetes
penyimpanan dan Mellitus hyper dan hypoparathyroid (C1)
pengiriman contoh 3.4.1.2. Menguraikan cara-cara pengumpulan,
bahan untuk tujuan pengawetan, pengiriman darah dan urine untuk
pemeriksaan kasus- membantu menegakkan diagnosa Diabetes
kasus diabetes Mellitus hyper dan hypoparathyroid (C4)
mellitus, hyper dan
hypoparathyroid
4.1. Hematologi
4.1.1. Menafsirkan hasil 4.1.1.1. Menyebutkan batas nilai normal pemeriksaan
pemeriksaan hematologi sederhana (C1)
hematologi 4.1.1.2. Menguraikan hasil pemeriksaan hematologi
sederhana yang menunjang diagnosa anemia
menurut etiologinya (C1)
4.1.1.3. Menafsirkan hasil-hasil pemeriksaan hematologi
sederhana untuk menunjang diagnosa anemia
menurut etiologinya (C2)
4.1.1.4. Menceritakan hasil pemeriksan hematologi
sederhana yang menunjang diagnosa lekimia,
reaksi leukomoid, leukositosis, leukopenia,
agranulositosis (C2)
74
mellitus, hyper dan hypoparathyroid (C1)
hypoparathyroid 4.4.1.2. Menguraikan hasil-hasil pemeriksaan darah dan
urine sederhana yang menunjang diagnosa
diabetes melitus, hyper dan hypoparathyroid (C1)
4.4.1.3. Menasfirkan hasil-hasil pemeriksaan darah dan
urine sederhana yang menunjang diagnosa
diabetes melitus, hyper dan hypoparathyroid (C2)
75
RADIOLOGI
76
CABANG ILMU : RADIOLOGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.3.3. Melakuan proses 1.3.3.1. Menyiapkan sarana untuk prosesing film (P2)
film 1.3.3.2. Melakukan prosesing film dengan metoda timer
temperatur/visuil (P3))
1.3.4. Menerapkan pembu- 1.3.4.1. Menggunakan metoda proyeksi Postero anterior
atan radiogram dan water (C3)
sesuai dengan kasus- 1.3.4.2. Menggunakan metoda proyeksi lateral oblique /
kasus tertentu Eister dan Schuller (C3)
1.3.4.3. Melakukan pembuatan radiogram untuk
menentukan lokasi anomali letak gigi, kista, batu
kelenjar ludah dan benda-benda asing pada tulang
rahang dan gigi (P4)
2.1. Gambaran radiografis struktur anatomi jaringan muka, rahang dan gigi
2.1.1. Mengenal struktur 2.1.1.1. Menjelaskan struktur-struktur yang radiopak dan
anatomi muka, radiolusen dari muka, rahang dan gigi dalam
rahang dan gigi batas-batas normal (C2)
secara radiografis 2.1.1.2. Membedakan keadaan normal dari struktur
anatomi dari muka, rahang dan gigi secara
radiografi dengan kemungkinan adanya variasi-
variasinya (C4)
3.1. Gambaran radiografis dari pertumbuhan dan perkembangan rahang dan
gigi serta jaringan sekitarnya
3.1.1. Membedakan secara 3.1.1.1. Menetapkan kronologis pertumbuhan dan
radiografis pertum- perkembangan gigi sulung secara radiografis (C4)
buhan dan perkem- 3.1.1.2. Menetapkan kronologis pertumbuhan dan
bangan gigi sulung perkembangan gigi tetap secara radiografis (C4)
dan gigi tetap 3.1.1.3. Membedakan secara radiografis gigi sulung dan
gigi tetap (C4)
3.1.1.4. Menetapkan secara radiografis keadaan benih
gigi tetap terhadap gigi sulung (C4)
77
3.1.3.4. Menetapkan secara radiografis ukuran rahang
(C4)
4.1. Interpretasi gambaran radiografis dari jaringan gigi dan sekitarnya serta
rahang
4.1.1. Mengenal secara 4.1.1.1. Menyimpulkan secara radiografis lokasi karies
radiografis kareies gigi (C4)
gigi 4.1.1.2. Menyimpulkan secara radiografis dalamnya
karies gigi (C4)
4.1.1.3. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat
menyebabkan kekeliruan dalam
menginterpretasikan gambaran radiografis karies
gigi (C2)
4.1.2. Mengenal secara ra- 4.1.2.1. Menetapkan secara radiografis kelainan
diografis penyakit periapikal akut (C1)
infeksi tulang rahang 4.1.2.2. Menetapkan secara radiografis kelainan
periapikal kronis (C4)
4.1.2.3. Menetapkan secara radiografis kelainan
granuloma (C4)
4.1.2.2. Menetapkan secara radiografis osteomylitis pada
rahang (C4)
4.1.3. Mengenal secara 4.1.3.1. Membedakan secara radiografis penyakit-
radiografis penyakit penyakit periodontitis, periodon abses, periodon
periodontal poket karena infeksi (C4)
4.1.3.2. Membedakan secara radiografis 4 macam
penyakit periodontal karena distrophi (C4)
4.1.3.3. Membedakan secara radiografis perubahan
jaringan periodontal akibat trauma (traumatik
oklusi, trauma akibat penggunaan alat ortho,
trauma akibat penggunaan gigi tiruan) (C4)
4.1.4. Mengenal secara 4.1.4.1. Membedakan secara radiografis 3 macam bahan
radiografis bahan- tambalan gigi (C4)
bahan restorasi, 4.1.4.2. Membedakan secara radiografis 3 macam bahan
bahan pengisi pengisi saluran akar (C4)
saluran akar, benda- 4.1.4.3. Menetapka secara radiografis benda asing pada
benda asing yang gigi dan tulang rahang (C4)
terdapat pada gigi
dan tulang rahang
4.1.5. Mengenal secara 4.1.5.1. Mengidentifikasi secara radiologis perubahan
radiografs akibat posisi gigi akibat trauma (C1)
traumatic injuries 4.1.5.2. Menetapkan secara radiografis fraktur mahkota
pada gigi dan tulang dan akar gigi (C4)
rahang 4.1.5.3. Menetapkan secara radiografis fraktur tulang
alveola, tulang rahang dan zygomatik (C4)
4.1.6. Mengenal secara 4.1.6.1. Membedakan secara radiografis 4 macam kista
radiografis kista- odontogen pada tulang rahang (C4)
kista pada tulang 4.1.6.2. Membedakan secara radiografis 5 macam kista
rahang non odontogen pada tulang rahang (C4)
78
radiografis tumor- odontogen (C4)
tumor pada tulang 4.1.7.2. Membedakan secara radiografis 3 macam tumor
rahang ganas non odontogen (C4)
4.1.7.3. Membedakan secara radiografis 10 macam tumor
jinak non odontogen (C4)
4.1.8. Mengenal secara 4.1.8.1. Menetapkan secara radiografis terbukanya sinus
radiografis kelainan- akibat pencabutan gigi (C4)
kelainan pada sinus 4.1.8.2. Menetapkan secara radiografis adanya sisa akar
maxilaris gigi di dalam sinus maxilaris (C4)
4.1.8.3. Menafsirkan gambaran radiografis sinusitis yang
diebabkan oleh infeksi gigi yang berdekatan (C2)
4.1.9. Mengenal secara 4.1.9.1. Menafsirkan gambaran radiografis dislokasi
radiografis kelainan- sendi rahang (C2)
kelainan pada sendi 4.1.9.2. Menafsirkan gambaran radiografis ankylose
rahang sendi rahang (C2)
4.1.9.3. Menafsirkan gambaran radiografis fraktur sendi
rahang (C2)
4.1.10. Memahami 4.1.10.1Menjelaskan gambaran radiografis 5 macam
gambaran radiografis manifestasi ketidak seimbangan hormonal (C2)
manifestasi penyakit 4.1.10.2Menjelaskan gambaran radiografis defisiensi
sistemik pada tulang vitamin D (C2)
rahang 4.1.10.3Menjelaskan gambaran radiografis penyakit TBC
Syphillia (C2)
79
ILMU FARMASI KEDOKTERAN GIGI
80
CABANG ILMU : FARMASI KEDOKTERAN GIGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
2.1.2. Memahami 2.1.2.1. Menjelaskan 3 alasan pemakaian bahasa latin
singkatan-singkatan dalam penulisan resep (C2)
bahasa latin 2.1.2.2. Menjelaskan arti singkatan-singkatan bahasa
sehingga dapat latin yang sering ditulis dalam resep (C2)
menuliskan resep 2.1.2.3. Menerapkan singkatan-singkatan bahasa latin
dengan betul dalam penulisan resep dengan tepat (C2)
2.1.3. Memahami 2.1.3.1. Menjelaskan definisi salinan / kopi resep serta
pengertian umum kegunaannya (C2)
mengenai salinan 2.1.3.2. Menyebutkan siapa yang berhak membuat
resep salinan / copi resep (C2)
2.2. Obat
2.2.1. Memahami 2.2.1.1. Menjelaskan definisi obat (C2)
pengertian umum 2.2.1.2. Menjelaskan obat juga bersifat racun (C2)
mengenai Obat 2.2.1.3. Menjelaskan 3 faktor yang mempengaruhi mutu
dan stabilitas obat (C2)
2.2.2. Menetapkan dosis 2.2.2.1. Menjelaskan definisi dosis minimal, dosis lazim,
obat dosis maksimal, dosis toksis dan dosis lethal (C2)
2.2.2.2. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi
dosis obat (C2)
2.2.2.3. Menuliskan rumus-rumus untuk menghitung
dosis lazim maupun dosis maksimum anak (C5)
2.2.2.4. Menghitung dosis anak dari dosis lazim maupun
dosis dewasa dengan menggunakan rumus-rumus
(C5)
2.2.2.5. Menyebutkan sumber daftar dosis obat-obatan
yang resmi (C1)
2.2.3. Memahami obat- 2.2.3.1. Menjelaskan bahan obat yang tak tercampurkan
obat tak sehubungan dengan sifat fisika (C2)
tercampurkan 2.2.3.2. Menjelaskan bahan obat yang tak tercampurkan,
sehubungan dengan sifat kimia (C2)
2.2.3.3. Menjelaskan bahan obat tak tercampurkan, sehu-
bungan dengan sifat farmakologik dan antagonis
(C2)
CABANG ILMU : FARMASI KEDOKTERAN GIGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
2.2.4. Memahami cara dan 2.2.4.1. Menetapkan interval waktu penggunaan obat
waktu penggunaan berdasarkan pengetahuan plasma half life (C4)
obat yang tepat 2.2.4.2. Menetapkan cara penggunaan obat yang tepat
berdasarkan bentuk sediaan (C4)
2.2.4.3. Menetapkan waktu penggunaan obat yang tepat
berdasarkan efek samping dan kemanfaatan
hayati (biovailability) (C4)
2.2.5. Memahami materi 2.2.5.1. Menjelaskan macam-macam sediaan lazim obat
medika yang sering antibiotika, beserta jumlah isi dan cara
digunakan untuk penyimpanannya (C2)
pengobatan dan 2.2.5.2. Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat
perawatan gigi dan analgetika-antipiretika beserta jumlah isi dan
mulut cara penyimpanannya (C2)
2.2.5.3. Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat
81
antihistamin beserta jumlah isi dan cara
penyimpanannya (C2)
2.2.5.4. Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat
antiseptik beserta jumlah isi dan cara
penyimpanannya (C2)
2.2.5.5. Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat
lokal anestesia beserta jumlah isi dan cara
penyimpanannya (C2)
2.2.5.6. Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat
kortikosteroid beserta jumlah isi dan cara
penyimpanannya (C2)
2.2.5.7. Menjelaskan macam-macam sedia lazim obat
anti inflamasi beserta jumlah isi dan cara
penyimpanannya (C2)
2.2.5.8. Menjelaskan macam-macam sedia lazim
aplikasi topikal (C2)
82
Umum
4.1. Peraturan Perundang-Undangan Kesehatan
4.1.1. Mengetahui isi dari 4.1.1.1. Menyebutkan perbedaan wewenang dokter,
Undang-Undang dokter gigi dan apoteker (C1)
Farmasi dan 4.1.1.2. Menepati Kode Etik Dokter Gigi (A2)
Undang-Undang
Kesehatan
4.1.2. Mengetahui 4.1.2.1. Menyebutkan obat-obat yang termasuk golongan
golongan obat narkotika (C1)
menurut Peraturan 4.1.2.2. Menyebutkan obat-obat yang termasuk golongan
Perundang-undangan obat keras (C1)
kesehatan 4.1.2.3. Menyebutkan obat-obat yang termasuk golongan
obat bebas terbatas (C1)
4.1.2.4. Menyebutkan obat-obat yang termasuk golongan
obat bebas (C1)
5.1. Sterilisasi obat dan alat kesehatan
5.1.1. Melakukan sterilisasi 5.1.1.1. Menjelaskan pengertian steril dan bebas
obat dan alat pyrogen (C2)
kedokteran 5.1.1.2. Menyebutkan obat-obat yang harus dalam
bentuk sediaan steril (C1)
5.1.1.3. Melakukan sterilisasi secara mekanika, fisika
dan kimia (P5)
83
ILMU PENYAKIT DALAM
84
Ilmu Kedokteran dan mulut (C2)
gigi 2.2.1.4. Menjelaskan risiko perawatan gigi pada kelainan
paru (C2)
2.2.1.5. Menentukan rujuan penderita yang tepat (C2)
(P1)
2.3. Nefrologi dan hipertensi
2.3.1. Memahami 2.3.1.1. Menjelaskan pengaruh infeksi gigi pada ginjal
beberapa penyakit (C2)
ginjal dan hipertensi 2.3.1.2. Menjelaskan tanda & gejala kegagalan ginjal
yang ada (C2)
hubungannya dengan 2.3.1.3. Menjelaskan gejala dan tanda hipertensi (C2)
ilmu kedokteran gigi 2.3.1.4. Menjelaskan kegunaan dan risiko perawatan gigi
pada penyakit ginjal dan hipertensi (C2) (P1)
2.3.1.5. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2)
(P1)
2.4. Gastroenterologi
2.4.1. Memahami 2.4.1.1. Menjelaskan pengaruh kesehatan gigi pada
beberapa penyakit sistem pencernaan (C2)
bidang gas-
troenterologi yang
ada hubungannya
dengan ilmu
kedokteran gigi
2.5. Hepatologi
2.5.1. Memahami 2.5.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda kegagalan faal gigi
beberapa penyakit (C2)
hati yang 2.5.1.2. Menjelaskan resiko perawatan gigi pada
berhubungan dengan kegagalan hati (C2) (P1)
ilmu kedokteran gigi 2.5.1.3. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2)
(P1)
CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT DALAM
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
2.6. Hematologi
2.6.1. Memahami 2.6.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda hemorrhagic
beberapa penyakit diathesis (C2)
darah yang 2.6.1.2. Menjelaskan risiko perawatan gigi pada
berhubungan dengan hemorrhagic diathesis (C2) (P1)
Ilmu Kedokteran 2.6.1.3. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2)
gigi (P1)
2.7. Rheumatologi
2.7.1. Memahami 2.7.1.1. Menjelaskan pengaruh infeksi gigi pada penyakit
beberapa penyakit sendi (C2)
sendi yang 2.7.1.2. Menjelaskan gejala dan tanda arthritis
berhubungan dengan rheumatoid (C2)
Ilmu Kedokteran 2.7.1.3. Menjelaskan risiko perawatan gigi pada
gigi penyakit sendi (C2) (P1)
2.8. Penyakit infeksi
2.8.1. Memahami 2.8.1.1. Menjelaskan gejala dan tanda tetanus (C2)
beberapa penyakit 2.8.1.2. Menjelaskan gejala dan tanda morbili (C2)
infeksi yang 2.8.1.3. Menjelaskan gejala dan tanda parOtitis
berhubungan dengan epidemica (C2)
Ilmu Kedokteran 2.8.1.4. Menjelaskan gejala, tanda dan pengelolaan
gigi gastroenteritis akut (C2) (P1)
85
2.8.2. Memahami 2.8.2.1. Menjelaskan gejala, tanda dan pengelolaan
penge-lolaan gastroenteritis akut (C2) (P1)
penyakit infeksi 2.8.2.2. Menjelaskan gejala, tanda dan pengelolaan
yang banyak thypus abdominalis (C2) (P1)
ditemukan 2.8.2.3. Menjelaskan gejala, tanda dan pengelolaan
malaria (C2) (P1)
2.8.2.4. Menjelaskan risiko perawatan gigi pada penyakit
menular (C2) (P1)
2.8.2.5. Menentukan rujukan penderita yang tepat (C2)
(P1)
86
ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
87
kulit karena obat- termasuk drug eruption (C2)
obatan dan cara 3.1.1.3. Menjelaskan secara garis besar 3 penyebab yang
mengatasinya sering dan gambaran klinis Stevens Johnson
Syndrom dan fixed drug eruption (C2)
3.1.1.4. Memilih pengobatan sementara pada keadaan
darurat
CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.1.3.4. Memilih saat rujukan yang tepat (C2)
4.1. Penyakit kulit oleh karena infeksi
4.1.1. Mengetahui macam- 4.1.1.1. Menyebutkan pyoderma (C1)
macam pyodermi 4.1.1.2. Menyebutkan 3 faktor penting yang
memudahkan timbulnya pyoderma (C1)
4.1.1.3. Menyebutkan gejala klinis dari furuncle di
sekitar mulut (C1)
4.1.1.4. Menyebutkan gejala klinis dari erisipelas di
sekitar mulut (C1)
4.1.1.5. Menyebutkan secara garis besar pengobatan
pyoderma (C1)
4.1.2. Mengetahui macam- 4.1.2.1. Menyebutkan klasifikasi TBC kulit
macam TBC kulit 4.1.2.2. Menyebutkan secara garis besar gejala klinis dari
dan pengobatannya scropuloderma (C1)
4.1.2.3. Menyebutkan pengobatan TBC kulit (C1)
4.1.3. Mengetahui Morbus 4.1.3.1. Menyebutkan penyebab Morbus Hansen (C1)
Hansen dan 4.1.3.2. Menyebutkan secara garis besar gejala klinis
pengobatannya Morbus Hansen (C1)
4.1.3.3. Menyebutkan pengobatan Morbus Hansen (C1)
4.1.4. Mengetahui penyakit 4.1.4.1. Menyebutkan 4 penyakit kulit karena virus di
kulit karena virus sekitar mulut (C1)
4.1.4.2. Menyebutkan gejala klinis H. Zoster (C1)
4.1.4.3. Menyebutkan gejala klinis H. Simplex (C1)
4.1.5. Mengetahui penyakit 4.1.5.1. Menyebutkan klasifikasi dermato micoris
kulit karena jamur superfisialis (C1)
4.1.5.2. Menyebutkan gejala klinis dermato micosis
superfisialis di sekitar mulut (C1)
4.1.5.3. Menyebutkan secara garis besar gejala klinis
candidiasis (C1)
4.1.5.4. Menyebutkan pengobatan dermato micosis
superfisialis (C1)
88
5.3.1.3. Menguraikan gambaran klinis carcinoma di
sekitar mulut (C1)
5.3.1.4. Menguraikan gambaran klinis Melanoma
Maligna (C1)
5.3.1.5. Memilih rujukan (C1)
6.1. Penyakit kelamin (Veneral Disease)
6.1.1. Memahami penyakit 6.1.1.1. Mendefinisikan penyakit kelamin (C1)
kelamin 6.1.1.2. Menyebutkan 5 macam penyakit kelamin (C1)
6.1.2. Memahami penyakit 6.1.2.1. Menjelaskan penyebab sifilis (C2)
kelamin 6.1.2.2. Menyebutkan cara penularan sifilis (C1)
6.1.2.3. Menjelaskan stadia sifilis (C2)
6.1.2.4. Menjelaskan pemeriksaan pembantu untuk
mendiagnosa sifilis (C2)
6.1.2.5. Memilih rujukan (C1)
6.1.3. Mengetahui penyakit 6.1.3.1. Menyebutkan penyebab gonore (C1)
gonore 6.1.3.2. Menyebutkan penularan gonore (C1)
6.1.3.3. Menyebutkan secara garis besar gambaran klinis
gonore (C1)
6.2. Penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan kelamin
6.2.1. Mengetahui macam 6.2.1.1. Menyebutkan 3 macam penyakit yang dapat
penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan kelamin (C1)
dapat ditularkan 6.2.1.2. Menyebutkan gejala klinis trichonomiasis (C1)
melalui hubungan
kelamin
89
ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN (T.H.T)
90
2.3.1.3. Menyebutkan garis-garis besar terapi tonsilitis
akuta dan tonsilitis kronika (C1)
91
Tonsil dan Tonsil (C5)
2.9.1.3. Menyebutkan garis-garis besar terapi Tumor
Nasopharynx dan Tonsil (C1)
3.1. Abscessus peritonsillaris, abscessus retropharyngealis dan abscessus para
retropharyngealis
3.1.1. Menjelaskan segala 3.1.1.1. Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan
aspek Abscessus komplikasi Abscessus peritonsillaris, abscessus
peritonsillaris, retropharyngealis dan abscessus para
abscessus retropharyngealis (C5)
retropharyngealis 3.1.1.2. Menyebutkan patofisiologi dan hubungannya
dan abscessus para dengan penyakit rahang (C5)
retropharyngealis 3.1.1.3. Menyebutkan garis-garis besar terapi Abscessus
peritonsillaris, abscessus retropharyngealis dan
abscessus para retropharyngealis (C1)
3.2. Difteria pharynx dan Tonsil
3.2.1. Menjelaskan segala 3.2.1.1. Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan
aspek difteria komplikasi difteria pharynx dan Tonsil C5)
pharynx dan Tonsil 3.2.1.2. Menyebutkan patofisiolog difteria pharynx dan
Tonsil (C5)
CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT TELINGA, HIDUNG DAN
TENGGOROKAN (T.H.T)
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.2.1.3. Menjelaskan indikasi pemeriksaan
khususnyamikrobiologis (Throat Swab) (C5)
3.2.1.4. Menyebutkan garis-garis besar terapi difteria
pharynx dan
3.3. Corpora alinea dalam oesophagus dan trachea / bronchi
3.3.1. Menjelaskan segala 3.3.1.1. Menjelaskan etiologi, gejala, tanda dan
aspek Corpora alinea komplikasi Corpora alinea dalam oesophagus dan
dalam oesophagus trchea / bronchi (C5)
dan trchea / bronchi 3.3.1.2. Menyebutkan patofisiologi Corpora alinea dalam
oesophagus dan trachea / bronchi dan
hubungannya dengan protesa gigi (C5)
3.3.1.3. Menyebutkan garis-garis besar terapi Corpora
alinea dalam oesophagus dan trachea / bronchi
(C1)
4.1. Aspek sosial Otitis media kronika kapita selekta : Foetor nasi, Foetor ex ore,
obstructio nasi, nyeri rahang atas, Facies adenoid
4.1.1. Menjelaskan segala 4.1.1.1. Menjelaskan Aspek sosial Otitis media kronika
aspek Aspek sosial (C5)
Otitis media kronika
kapita selekta :
Foetor nasi, Foetor
ex ore, obstructio
nasi, nyeri rahang
atas, Facies adenoid
5.1. Sistem rujukan
5.1.1. Melakukan rujukan 5.1.1.1. Menjelaskan arti sistem rujukan (C2)
untuk kasus-kasus 5.1.1.2. melakukan rujukan kasus-kasus THT dengan
THT yang tepat sesuai dengan indikasi (C2) (P1)
berhubungan dengan
cabang ilmu lain
92
ILMU PENYAKIT SYARAF
93
CABANG ILMU : ILMU PENYAKIT SYARAF
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
5.1. Gangguan Serebo Vaskuler
5.1.1. Mengetahui 5.1.1.1. Menyebutkan klasifikasi gangguan serebro
klasifikasi, etiologi vaskuler (C1)
dan gejala gangguan 5.1.1.2. Menyebutkan etiologi dan gejala infark dan
serebro vaskuler pendarahan (C1)
5.1.1.3. Menyebutkan klasifikasi dan gejala migrain (C1)
6.1. Tumor Otak
6.1.1. Mengetahui gejala 6.1.1.1. Menyebutkan gejala-gejala tumor otak (C1)
tumor otak 6.1.1.2. Menguraikan proses desak ruang (C4)
7.1. Epilepsi
7.1. Mengetahui 7.1.1.1. Menguraikan pembagian klinik dan penyebab
pembagian klinik, epilepsi (C4)
etiologi dan gejala 7.1.1.2. Menyebutkan gejala epilepsi (C1)
epilepsi
8.1. Meningitis
8.1.1. Memahami 8.1.1.1. Menguraikan pembagian klinik dan penyebab
pembagian klinik, meningitis (C4)
etiologi dan gejala 8.1.1.2. Menyebutkan secara garis besar gejala gejala
meningitis meningitis serosa dan purulenta (C1)
9.1. Rujukan
9.1.1. Menggunakan 9.1.1.1. Menjelaskan arti dari sistem rujukan (C2)
sistem rujukan yang 9.1.1.2. Menunjukkan saat dan bidang keahlian yang
tepat pada kasus- tepat untuk rujukan pada kasus-kasus
kasus neurologi gangguan :
- Syaraf otak
- Serebrovaskuler
- Tumor otak
- Epilepsi
- Meningitis
- Akibat trauma kepala tertutup
94
ILMU KEDOKTERAN JIWA
95
CABANG ILMU : ILMU KEDOKTERAN JIWA
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.1. Anxietas bertalian dengan rasa nyeri
3.1.1. Memahami sikap 3.1.1.1. Mendefinisikan anxietas (C2)
dokter gigi dalam 3.1.1.2. Menjelaskan tanda-tanda anxietas (C2)
mengatasi anxietas 3.1.1.3. Menjelaskan cara-cara menghadapi anxietas (C2)
4.1. Peran dan sikap Dokter Gigi
4.1.1. Menjelaskan arti, 4.1.1.1. Menyebutkan ciri-ciri masyarakat urban C2)
pe-ran dan sikap 4.1.1.2. Menyebutkan ciri-ciri masyarakat rural (C1)
dokter gigi dalam 4.1.1.3. Menjelaskan sikap yang sesuai dalam
masyarakat kota dan menghadapi masyarakat urban (C2)
desa 4.1.1.4. Menjelaskan sikap yang sesuai dalam
menghadapi masyarakat plural (C2)
96
PSIKOLOGI
97
sympathy, sentimen, emphaty (C2)
1.1.6. Menerangkan proses 1.1.6.1. Menerangkan arti istilah berpikir (C2)
berpikir 1.1.6.2. Menerangkan simbol sebagai alat berpikir (C2)
1.1.6.3. Menerangkan 3 konsep alat berpikir (C2)
1.1.6.4. Menerangkan apa yang dimaksud dengan :
a. berpikir representatif
b. berpikir yang bertujuan untuk mengerti
c. berpikir dengan tujuan menstrukturir
1.1.7. Memahami apa yang 1.1.7.1. Menjelaskan arti istilah persepsi dan atensi (C2)
dimaksud dengan 1.1.7.2. Menjelaskan dasar persepsi (C2)
persepsi, atensi dan 1.1.7.3. Menjelaskan 3 jenis atensi (C2)
kelainan-kelainan 1.1.7.4. Menerangkan faktor luar dan dalam yang
dalam persepsi menentukan atensi (C2)
1.1.7.5. Menerangkan pelbagai kelainan dalam persepsi
(C2)
1.1.7.6. Menjelaskan arti :
- Delusi
- Halusinasi
- Ilusi
1.1.8. Menjelaskan proses 1.1.8.1. Mendefinisikan belajar (C2)
belajar dan mengajar 1.1.8.2. Menjelaskan 3 macam cara belajar (C3)
1.1.8.3. Menerangkan arti mengingat dalam
hubungannya dengan belajar (C2)
1.1.8.4. Menerangkan faktor ekstern dan intern yang
mempengaruhi proses belajar (C2)
1.1.8.5. Menerangkan arti transfer of training (C2)
98
1.1.11.3. Menerangkan maksud test personal interview
(C2)
1.1.11.4. Menerangkan maksud test methode proyektif
(C2)
2.1. Psikologi Perkembangan
2.1.1. Memahami apa 2.1.1.1. Mendefinisikan kepribadian (C2)
yang dimaksud 2.1.1.2. Menerangkan kepribadian menurut Allport
dengan kepribadian, (C2)
bagaimana 2.1.1.3. Menerangkan perlbagai faktor yang
perkembangannya mempengaruhi terbentuknya kepribadian (C3)
dan faktor-faktor 2.1.1.4. Menerangkan arti karakter, trait type,
yang mempengaruhi temperamen (C3)
perkembangan itu 2.1.1.5. Menerangkan arti perkembangan kepribadian
psiko analisa (C2)
2.1.1.6. Menerangkan Id, Ego, Super Ego (C2)
2.1.2. Memahami ciri- 2.1.2.1. Menceritakan pelbagai fase perkembangan
ciri khas dalam anak dan remaja (C2)
berbagai fase 2.1.2.2. Menerangkan bagimana proses identifikasi itu
perkembangan anak berlangsung sejak fase infancy (bayi) sampai
pubertas (C2)
2.1.2.3. Menceritakan akibat proses identifikasi yang
tidak berjalan dengan baik (C2)
2.1.2.4. Menerangkan beberapa kesukaran yang
terjadi karena pendidikan yang salah (C2)
99
ILMU BEDAH MULUT
100
101
CABANG ILMU : BEDAH MULUT
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
MATA PELAJARAN :
1.1. Pemeriksaan Klinis
1.1.1. Melakukan 1.1.1.1. Melakukan pengumpulan data pribadi penderita
anamnesa penderita serta faktor lingkungan pekerjaan dan pendidikan
(C3) (P3)
1.1.1.2. Melakukan tanya jawab tentang riwayat penyakit
umum yang pernah diderita (C3) (P3)
1.1.1.3. Melakukan tanya jawab tentang latar belakang
kejiwaan penderita (C3) (P3)
1.1.1.4. Melakukan tanya jawab tentang keluhan utama
dan keluhan tambahannya (C3) (P2)
1.1.2. Melakukan 1.1.2.1. Menerapkan pengetahuan tentang pengukuran
pemeriksaan umum: tensi, nadi, suhu tubuh, dan kesadaran penderita
- Keadaan umum (refleks) (C3) (P3)
- Keadaan lokal 1.1.2.2. Melakukan pengukuran tensi, nadi, suhu tubuh,
dan kesadaran penderita (refleks) (C3) (P3)
1.1.2.3. Melakukan pemeriksaan keadaan lokal secara
inspeksi (visual), palpasi (manual) eksplorasi
(instrumental), perkusi (instrumental) dan
odorisasi (persepsi) (C3) (P3)
1.1.3. Melakukan 1.1.3.1. Merencanakan pembuatan radiogram intra oral
persiapan untuk (C5)
kasus-kasus yang 1.1.3.2. Merencanakan pembuatan radiogram ekstra oral
memerlukan pe- (C5)
meriksaan pelengkap 1.1.3.3. Merencanakan pengiriman pemeriksana ludah
(tertentu), darah/faal hati (tertentu) ke
laboratorium patologi klinik (C5)
2.1. Interpretasi hasil pemeriksaan klinis, radiologis, laboratoris
2.1.1. Menentukan 2.1.1.1. Menunjukkan tanda-tanda patologis pada
perlunya radiogram (C3) (P1)
pemeriksaan Ro, 2.1.1.2. Menunjukkan lokasi kelainan dan ukuran dari
laboratorium dan pada kelainan pada gambaran radiogram (C3)
lain-lain yang (P2)
dibutuhkan untuk
menegakkan
diagnosa dan
persiapan bedah
2.1.2. Menginterpretasikan 2.1.2.1. Mengetahui macam pemeriksaan Ro,
macam pemeriksaan laboratorium dan lain-lain (C1)
Ro, laboratorium dan 2.1.2.2. Menafsirkan hasil pemeriksaan Ro, laboratorium
lain-lain untuk (C2) (P1)
menegakkan
diagnosa dan
persiapan bedah
3.1. Hubungan penyakit sistemik dan hormonal dengan kasus bedah
3.1.1. Menjelaskan 3.1.1.1. Menunjukkan tanda-tanda patologis pada
pengaruh penyakit radiogram (C3) (P1)
sistemik tertentu 3.1.1.2. Menunjukkan lokasi kelainan dan ukuran dari
pada kasus bedah pada kelainan pada gambaran radiogram (C3)
mulut dan rahang (P2)
3.1.2. Mengidentifikasi 3.1.2.1. Membedakan 3 macam penyakit sistemik
102
manifestasi klinik (diabetes mellitus, darah, hati) (C2) (P1)
dari penyakit 3.1.2.2. Membedakan 3 macam pengaruh penyakit
sistemik dan sistemik pada kasus bedah mulut (C2) (P1)
hormonal tertentu 3.1.2.3. Menunjukkan manifestasi klinik dari penyakit
pada kasus bedah diabetes mellitus, darah, penyakit hati (lever)
mulut dan rahang (C3) (P1)
3.1.2.4. membedakan 2 manifestasi klinik dari kelainan
hormonal (C2) (P1)
4.1. Membedakan jaringan lunak mulut, minor, mayor, efektif dan darurat
4.1.1. Memahami pelbagai 4.1.1.1. Menguraikan kelainan jaringan lunak yang
kelainan / penyakit memerlukan tindakan bedah minor untuk
jaringan lunak mulut persiapan pembuatan protesa (C2) (P1)
yang memerlukan 4.1.1.2. Menguraikan kelainan jaringan lunak yang
tindakan bedah memerlukan tindakan bedah minor untuk
minor persiapan pembuatan orthodonti (C2) (P1)
4.1.2. Memahami pelbagai 4.1.2.1. Membedakan tumor jaringan lunak yang ganas
kelainan / penyakit dan tidak ganas yang memerlukan tindakan bedah
jaringan lunak mulut mayor (C4)
yang memerlukan 4.1.2.2. Menentukan kelainan konginetal yang
tindakan bedah memerlukan tindakan bedah mayor (C4)
mayor
4.2. Pembedahan jaringan keras mulut minor, mayor, efektif dan darurat
4.2.1. Memahami pelbagai 4.2.1.1. Menguraikan kelainan jaringan lunak yang
kelainan / penyakit memerlukan tindakan bedah minor untuk
jaringan keras mulut persiapan pembuatan protesa (C1) (P1)
yang memerlukan 4.2.1.2. Melaksanakan tindakan operasi/apikoektomi/
tindakan bedah hemiseksi/kuretasi/operkulektomi/penjahitan luka
minor / insisi abses/ yang sederhana; asistensi operasi
besar / exsisi (C4) (P3)
4.2.1.3. Menjelaskan ciri tumor jaringan keras (oesteoma,
osteosarkoma, firoosteoma) (C2) (P1)
5.1. Peradangan
5.1.1. Menguraikan 5.1.1.1. Menetapkan tanda-tanda dan gejala perikoronitis
berbagai macam (C4) (P3)
keradangan, 5.1.1.2. Menjelaskan macam-macam penyebab
penyebab dan proses perikoronitis (C2) (P3)
penyembuhannya 5.1.1.3. Merencanakan tindakan kasus perikoronnitis
pada jaringan lunak (C5) (P3)
mulut
5.1.2. Menguraikan 5.1.2.1. Menguraikan tanda-tanda dan gejala
berbagai macam osteomyelitis (C4) (P2)
keradangan, 5.1.2.2. Menguraikan penyebab dan sebab osteomyelitis
penyebab dan proses (C4) (P2)
penyembuhannya 5.1.2.3. Menerangkan perawatan osteomyelitis (C2) ()2)
pada tulang rahang 5.1.2.4. Membedakan tanda-tanda gejala abses dento
alveolar dengan kelainan periapikal lainyna (C4)
(P2)
5.1.2.5. Menerangkan penyebab dan sebab abses dento
alveolar (C2)
5.1.2.6. Menerangkan teknis insisi abses dento alveolar
(C3) (P3)
5.1.2.7. Menerangkan tanda-tanda dari gejala selulitis /
flegmon (phlegmon) (C2) (P2)
5.1.2.8. Menerangkan penyebab dan sebab flegmon (C2)
103
(P2)
5.2. Kelainan trauma
5.2.1. Menguraikan 5.2.1.1. Menjelaskan pengertian trauma (C2)
berbagai macam 5.2.1.2. Menjelaskan berbagai jenis trauma (C2)
trauma, penyebab 5.2.1.3. Menjelaskan pengertian luka / jejas (C2)
dan proses 5.2.1.4. Menjelaskan berbagai macam luka / jejas (C2)
penyembuhan pada 5.2.1.5. Menjelaskan 3 tahapan penyembuhan berbagai
jaringan lunak macam luka / jejas (C2) (P2)
5.2.1.6. Menguraikan proses penyembuhan luka setelah
perawatan (C3)
5.2.2. Memahami berbagai 5.2.2.1. Menerapkan pengertian fraktur rahang (C3)
macam trauma, 5.2.2.2. Membedakan berbagai macam faktur tulang (C4)
penyebab dan 5.2.2.3. Menjelaskan therapi fraktur tulang umum (C2)
penyembuhannya 5.2.2.4. Menerapkan therapi fraktur tulang khusus (C3)
pada jaringan tulang 5.2.2.5. Menguraikan proses penyembuhan luka fraktur
(C4)
5.2.2.6. Menafsirkan komplikasi penyembuhan fraktur
(C2)
5.2.2.7. Menafsirkan proses angkilosis sendi rahang (C2)
5.2.3. Menguraikan 5.2.3.1. Menjelaskan 5 akibat trauma pada gigi (C2)
berbagai macam 5.2.3.2. Menunjukkan klasifikasi fraktura gigi (C3)
trauma penyebab 5.2.3.3. Mendemostrasikan tindakan terapi gigi abulsi
dan proses (C3) (P2)
penyembuhannya 5.2.3.4. Menafsirkan proses gigi ankilosis (C2)
pada jaringan gigi
5.3. Tumor / neoplasma / kista
5.3.1. Memahami tumor 5.3.1.1. Menerangkan 5 tumor jinak yang sering terdapat
ganas dan jinak yang dalam mulut dan rahang (C2)
berasal dari 5.3.1.2. Membedakan 2 macam tumor ganas yang sering
odontogen dan non terdapat dalam mulut dan rahang (C2)
odontogen 5.3.1.3. Membedakan 3 macam tumor odontogik secara
klinis (makroskopis) (C2)
5.3.1.4. Membedakan tumor ganas dan jinak yang berasal
dari odontogen (C2)
5.3.1.5. Membedakan tumor ganas dan jinak yang berasal
dari nonodontogen (C2)
5.3.2. Memahami macam- 5.3.2.1. Menerangkan komplikasi dan patogenesis kista
macam kista odonto- mulut dan rahang (C2)
gen / non odontogen 5.3.2.2. Menerangkan cara menegakkan diagnosa untuk
kista mulut dan rahang
5.3.2.3. Menerangkan perawatan kista mulut dan rahang
5.3.2.4. Menerangkan kemungkinan terjadinya kista
mulut dan rahang yang sukar dirawat
5.3.2.5. Menerangkan kemungkinan komplikasi operasi
kista
5.3.2.6. Menjelaskan sifat-sifat kista dan terapi
khususnya
5.4. Kelainan kongenital
5.4.1. Memahami kelainan 5.4.1.1. Menyebutkan kelainan-kelainan kongenital pada
kongenital bibir, lidah, langit-langit dan rahang (C2)
5.4.1.2. Membedakan 3 kelainan kongenital pada bibir,
lidah, langit-langit dan rahang (C2)
5.4.1.3. Membedakan berbagai macam deformitas muka /
wajah (C2)
104
6.1. Infeksi odontogen
6.1.1. Menguraikan 6.1.1.1. Menyebutkan secara terperinci 3 macam infeksi
patogenesis dan odontogen (C5)
penjalaran infeksi 6.1.1.2. Menjelaskan secara terperinci berbagai macam
odontogen menurut penyebaran infeksi odontogen (C5)
macamnya 6.1.1.3. Menjelaskan secara terperinci patogenesis infeksi
odontogenik (C5)
6.2. Gingiva hyperlasia
6.2.1. Mengenal penyebab 6.2.1.1. Membedakan hyperplasia gingiva menurut
gingiva hyperplasia penyebabnya (C2)
6.2.1.2. Menerangkan penyebab hyperplasia gingiva (C2)
7.1. Macam dan penggunaan antiseptikum
7.1.1. Memahami farmako- 7.1.1.1. Menguraikan macam-macam bahan antiseptik
kinetik serta penggu- yang sering digunakan untuk kasus bedah mulut
naan preparat (C4)
antiseptik umum 7.1.1.2. Menentukan macam bahan antisektikum yang
yang sering digunakan untuk kasus bedah mulut (C4)
digunakan untuk 7.1.1.3. Menjelaksan indikasi penggunaan berbagai
kasus bedah mulut bahan antiseptik (C5)
7.1.1.4. Menggunakan antiseptik umum secara aman dan
rasional (P3)
8.1. Penerapan Sterilisasi
8.1.1. Memahami prinsip- 8.1.1.1. Mendemonstrasikan teknik asepsis untuk sarana
prinsip steritisasi operasi (C3) (P3)
untuk sarana operasi, 8.1.1.2. Mendemonstrasikan teknik asepsis untuk
penderita dan penderita dan operator(C3) (P3)
operator
9.1. Anestesi umum
9.1.1. Memahami obat 9.1.1.1. Membedakan berbagai macam obat anesthetika
anestesi umum yang umum yang sering digunakan (C2)
tepat dan sesuai 9.1.1.2. Membedakan obat anesthetikum ymum yang
dengan macam diberikan secara intravena (C4)
pembedahan dan 9.1.1.3. Menyebutkan macam-macam teknik anestesi
keadaan penderita umum (C1)
9.1.1.4. Menyebutkan 4 macam proses anestesi umum
(C1)
9.1.1.5. Menyebutkan bahaya-bahaya penggunaan
anestesi umum (C1)
9.2. Anestesi lokal
9.2.1. Memahami obat 9.2.1.1. Menggolongkan macam obat anestesi lokal (C2)
anestesi lokal yang (P2)
tepat dan sesuai 9.2.1.2. Menjelaskan secara terperinci obat anestesi lokal
dengan macam yang sesuai untuk penderita dengan kelainan
pembedahan dan sistemik dan cardiovascular (C2) (P2) (A2)
keadaan penderita 9.2.1.3. Memilih obat anestesi lokal yang tepat dan
sesuai dengan macam pembedahan dan keadaan
penderita (C1)
9.2.2. Memahami anestesi 9.2.2.1. Menetapkan lokasi yang tepat untuk deponasi
lokal obat anestetikum (C4) (P3) (A2)
9.2.2.2. Menetapkan cara / teknik anestesi lokal yang
tepat (C4)
9.2.2.3. Menerangkan proses anestesi lokal (C2)
9.2.2.4. Membedakan paraestesi dan anestesi (C2)
105
9.2.3. Memahami 9.2.3.1. Menjelaskan sebab-sebab terjadinya komplikasi
komplikasi akibat anestesi lokal (C1)
anestesi lokal 9.2.3.2. Menunjukkan ciri-ciri komplikasi anestesi lokal
(C3)
9.2.3.3. Menanggulangi komplikasi anestesi lokal (C3)
10.1. Tanda-tanda vital (vital signs)
10.1.1. Mengenal tanda- 10.1.1.1. Menjelaskan macam-macam tanda vital (C2)
tanda vital dalam 10.1.1.2. Menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas-
batas / range normal batas normal dan abnormal (C3) (P3) (A2)
dan abnormal
11.1. Perencanaan tindakan kasus bedah mulut dan rahang
11.1.1. Merencanakan 11.1.1.1. Membedakan macam-macam kasus bedah
tindakan operasi mulut minor (C2)
kasus bedah mulu 11.1.1.2. Menentukan indikasi operasi kasus bedah
minor mulut minor (C3) (P3)
11.1.1.3. Menetapkan obat anestesi yang dipakai (C4)
12. Persiapan pembedahan minor ditinjau dari segi/sudut kelengkapannya
12.1.1. Melakukan 12.1.1.1. Menyiapkan alat-alat yang yang diperlukan
persiapan bedah dengan tepat untuk kasus bedah mulut (c3)
kasus bedah mulut (P2) (A2)
dan rahang minor 12.1.1.2. Menetapkan obat-obat dan bahan yang
diperlukan pada kasus bedah mulut minor (C4)
12.1.1.3. Menunjukkan personalia yang diperlukan
untuk kasus bedah mulut minor (C3)
13.1. Persiapan pembedahan minor ditinjau dari sudut penderita
13.1.1. Melakukan 13.1.1.1. Menyusun evaluasi klinik umum dan lokal
pemeriksa-an fisik pada penderita pra bedah untuk kasus bedah
umum dan lokal mulut (C5) (P2) (A2)
penderita yang 13.1.1.2. Menyusun evaluasi laboratories pada penderita
memerlukan pra bedah untuk kasus bedah mulut (C5)(P2)
tindakan (A2)
pembedahan mulut 13.1.1.3. Menyiapkan mental penderita pra bedah (C3)
dan rahang (P1) (A2)
13.1.2. Melakukan persiap 13.1.2.1. Menerangkan indikasi tindakan operasi kasus
obat/alat yang bedah mulut (C2)
diperlukan untuk 13.1.2.2. Menyiapkan obat dan alat yang diperlukan
kasus bedah mulut untuk kasus bedah mulut dan rahang tertentu
dan rahang (C3) (P2)
14.1. Pencabutan gigi
14.1.1. Melakukan tindakan 14.1.1.1. Merumuskan indikasi pencabutan gigi (C6)
pencabutan gigi (P3) (A2)
14.1.1.2. Memilih alat yang tepat untuk pencabutan gigi
(P4)
14.1.1.3. Melakukan teknik pencabutan gigi dengan
betul (C6) (P3) (A2)
14.1.2. Melakukan pengelu- 14.1.2.1. Mengurikan macam komplikas yang mungkin
aran sisa fraktur akar timbul sesudah pencabutan gigi (C4)
14.1.2.2. Melakukan pengambilan fraktur akar (P3)
14.2. Odontektomi (Pembedahan gigi impaksi)
14.2.1. Melakukan tindakan 14.2.1.1. Menjelaskan kelainan posisi impaksi (C4)
operasi impaksi 14.2.1.2. Melakukan indikasi odontektomi (P2)
sederhana 14.2.1.3. Melakukan odontektomi (P3)
14.2.1.4. Menunjukkan komlikasi odontektomi (C3)
(P1) (A2)
106
15.1. Perawatan pasca bedah mulut dan rahang sederhana serta penanggulangan
komplikasinya
15.1.1. Melakukan 15.1.1.1. Menjelaskan proses penyembuhan luka operasi
perawatan pasca kasus bedah mulut sederhana (C3)
bedah mulut dan
rahang sederhana
15.1.2. Melakukan 15.1.2.1. Menanggulangi pendarahan pada peca bedah
perawatan (P3)
komplikasi bedah 15.1.2.2. Menanggulangi osteitis akibat pencabutan
mulut dan rahang (dengan socket) (P3)
sederhana 15.1.2.3. Menjelaskan cara menanggulangi trismus
pasca bedah (C3)
15.1.2.4. Memberikan vitamin dan mineral yang
diperlukan untuk penyembuhan luka bedah
(P3)
15.1.2.5. Merencanakan tindakan sanering dan menjaga
oral hygiene pada perawatan kasus bedah
mulut (C5)
15.1.2.6. Menerangkan perawatan fisio terapi yang
diperlukan pasca bedah (C2)
16.1. Rehabilitasi Pasca Bedah
16.1.1. Mengetahui tindakan 16.1.1.1. Menyebutkan peralatan celah langit-langit,
rehabilitasi oral, maxillo facial prosthesis, biteplane (C1)
16.1.1.2. Melakukan rujukan kasus-kasus bedah yang
sukar ditanggulangi (P3)
17.1. Hubungan penyakit systemic dengan kelainan mulut dan rahang
17.1.1. Menjelaskan 17.1.1.1. Menerangkan penyakit sistemik yang
pengaruh penyakit mempunyai pengaruh pada infeksi spesifik
sistemik tertentu dalam mulut dan rahang (C2)
pada infeksi 17.1.1.2. Menerangkan penyakit sistemik yang
mempunyai pengaruh pada infeksi non spesifik
dalam mulut dan rahang (C2)
18.1. Infeksi spesifik dan non spesifik
18.1.1. Menjelaskan patoge- 18.1.1.1. Menerangkan infeksi spesifik dan non spesifik
nesis cara penjalaran dengan manifestasinya di rongga mulut (C2)
infeksi spesifik dan 18.1.1.2. Menerangkan tanda-tanda klinis penyakit
non spesifik dalam infeksi spesifik dan non spesifik dalam rongga
rongga mulut mulut (C2)
18.1.1.3. Menerangkan penjalaran penyakit infeksi
spesifik dan non spesifik (C2)
18.1.1.4. Menerangkan patogenesis spesifik dan non
spesifik (C2)
19.1. Kelainan-kelainan kelenjar ludah
19.1.1. Menerangkan 19.1.1.1. Menguraikan topografi kelenjar air liur dan
kelainan dan macam kelenjarnya (C2)
penyakit kelenjar 19.1.1.2. Menjelaskan sialolithiasis (C2) (P1)
ludah
20.1. Kasus-kasus darurat non surgiocal
20.1.1. Melakukan 20.1.1.1. Menunjukkan macam-macam kasus darurat
perawatan darurat non surgical (C3)
non surgical 20.1.1.2. Mengelola kasus-kasus darurat non surgical
(P3)
20.1.1.3. Melakukan rujukan kasus darurat non surgical
(P3)
107
21.1. Interaksi operator dan penderita
21.1.1. Melakukan 21.1.1.1. Melakukan komunikasi secara tepat (P3)
komunikasi efisien 21.1.1.2. Melakukan perawatan bedah mulut dan rahang
dengan penderita, sesuai dengan Etika Kedokteran Gigi (P3)
keluarga dan
masyarakat dalam
menanggulangi
penyakit kasus
bedah mulut dan
rahang sesuai
dengan etika kedok-
teran gigi
22.1. Pendekatan interdisipliner dan multidisipliner
22.1.1. Bekerjasama secara 22.1.1.1. Bekerja sama secara efektif dalam tim
efektif dalam tim kesehatan (P3)
kesehatan dan non 22.1.1.2. Bekerja sama dengan tim non kesehatan secara
kesehatan mengenai efektif (P3)
bedah mulut dan
rahang
23.1. Ilmu bedah mulut dan rahang yang mutakhir
23.1.1. Menunjukkan 23.1.1.1. Mengembangkan ilmu bedah mulut dan
kesediaan untuk teknologi melalui bacaan, pertemuan ilmiah,
mengembangkan diri kegiatan profesi dan penelitian (P3)
secara terus menerus 23.1.1.2. Melakukan penulisan ilmiah tentang bedah
dengan berorientasi mulut dan rahang (P3)
ke masa depan,
khususnya di bidang
Bedah mulut dan
rahang
108
ILMU KONSERVASI GIGI
1. Memahami cara diagnosa kelainan/penyakit jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan
jaringan periapikal untuk perawatan Konservasi Gigi.
2. Memahami hasil pemeriksaan klinis, radiologi dan laboratories kasus perawatan
Konservasi Gigi.
3. Memahami hubungan antara kelainan/penyakit sistemik dengan perawatan
Konservasi Gigi.
4. Memahami penerapan pengetahuan anatomi, faal, histology, histopatologi jaringan
keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal.
5. Memahami macam-macam kelainan/penyakit jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan
jaringan periapikal.
6. Memahami seleksi kelainan/penyakit jaringan keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan
periapikal untuk perawatan Konservasi Gigi.
7. Memahami macam-macam pencegahan dan perawatan kelainan/penyakit jaringan
keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal.
8. Memahami instrumentarium yang digunakan dalam perawatan Konservasi Gigi.
9. Memahami obat-obat yang digunakan dalam perawatan Konservasi Gigi.
10. Memahami macam-macam restorasi untuk perawatan Konservasi Gigi.
11. Memahami persiapan perawatan Konservasi Gigi.
12. Memahami macam-macam perawatan Ilmu Konservasi Gigi.
13. Memahami penanggulangan kasus darurat Konservasi Gigi.
109
CABANG ILMU : KONSERVASI GIGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
MATA PELAJARAN :
1.2. Caradiagnos
a
1.2.1. Melakukan 1.2.1.1. Melakukan pengumpulan data pribadi, penderita,
anamnesa pada meliputi nama, umur, jenis kelamin dan pekerjaan
penderita (P3).
1.2.1.2. Melakukan tanya tentang riwayat kesehatan
umum (P3).
1.2.1.3. Melakukan tanya jawab tentang riwayat penyakit
giginya (P3).
1.2.1.4. Mengindentifikasi motivasi penderita terhadap
perawatan konservasi gigi (P3).
1.2.2. Memahami prosedur 1.2.2.1. Melakukan pemeriksaan obyektif secara visual
pemeriksaan klinis, tentang fisik penderita (P3)
radiologis, dan labo- 1.2.2.2. Melakukan pemeriksaan extra oral (P3)
ratories pada pende- 1.2.2.3. Melakukan pemeriksaan intra oral meliputi
rita. mukosa mulut, pipi, lidah, gusi. (P3)
1.2.2.4. Melakukan pemeriksaan secara visual, sondasi,
perkusi, tekanan, termis, listrik pada gigi. (P3)
1.2.2.5. Merujuk kasus-kasus yang memerlukan
pemeriksaan kuman, patologi klinik, patologi
anatomi dan radiologi. (P3)
2.1. Interprestasi hasil pemeriksaan
2.1.3. Memahami hasil pe- 2.1.3.1. Menjelaskan anatomi dan histologi jaringan keras
meriksaan klinis. gigi, jaringan pulpa, jaringan periodontal,
jaringan tulang, jaringan lunak mulut. (C2)
2.1.3.2. Menjelaskan faal dari jaringan keras gigi, jaringan
pulpa, jaringan periodontal dan jaringan tulang
sekitar apex gigi. (C2)
2.1.3.3. Membedakan keadaan normal dan sakit jaringan
keras gigi, jaringan pulpa dan jaringan periapikal.
(C2)
2.1.3.4. Membedakan gejala klinis gigi karies, hypoplasi
enamel, abrasi, erosi, atrisi dan perubahan warna
gigi. (C4)
2.1.3.5. Membedakan gejala klinis dari gigi-gigi dengan
irritation pulpae, hyperaemia pulpae, pulpitis,
pulpa nekrosis. (C4)
2.1.3.6. Membedakan gejala klinis dari fistula, abses,
granuloma dan kista. (C4)
2.1.4. Memahami hasil pe- 2.1.4.1. Membedakan keluhan klinis dan hasil gambaran
meriksaan radiografis gigi karies. (C4)
radiologis. 2.1.4.2. Menentukan lokalisasi dan dalamnya karies
melalui gambaran radiografis. (C3)
2.1.4.3. Menganalisa gambaran radiografis dari
granuloma, kista dan abses. (C4)
2.1.4.4. Menentukan jenis perawatan endodontik pada
kasus gigi dengan kelainan periapikal. (C3)
110
2.1.5. Memahami hasil 2.1.5.1. Menjelaskan hasil pemeriksaan darah, urine e
pemeriksaan yang dapat mempengaruhi perawatan endodontik.
laboratorium (C2)
2.1.5.2. Menjelaskan hasil fungsi aspirasi dari kista dan
abses. (C2)
3.1. Pengaruh sistemik pada perawatan Endodontik
3.1.4. Memahami pengaruh 3.1.4.1. Mengidentifikasi secara klinis dan radiologis
kelainan sistemik manifestasi 3 macam kelainan/penyakit sistemik
tertentu, pada pada gigi dan jaringan periodontal. (C1)
perawatan 3.1.4.2. Menyebutkan 3 kelainan/penyakit periapikal yang
endodontik. disebabkan kelainan hormonal. (C1)
3.1.4.3. Menyebabkan 3 faktor sistemik yang
mempengaruhi perawatan endodontik. (C2)
3.1.4.4. Menjelaskan pengaruh 3 kelainan sistemik pada
proses penyembuhan perawatan saluran akar.
(C2)
111
5.1.1.6. Menyebutkan klarifikasi karies menurut
letaknya, frekwensinya dan terjadinya. (C1)
5.1.1.7. Menjelaskan kerusakan gigi karena karies,
erosi, atrisi, abrasi dan perubahan warna gigi. (C5)
5.1.1.8. Menjelaskan penjalaran karies gigi. (C5)
5.1.2. Memahami pelbagai 5.1.2.1. Menyebutkan 4 faktor penyebab
macam kelainan/penyakit pulpa gigi. (C1)
kelainan/penyakit 5.1.2.2. Menyebutkan 3 macam kelainan pulpa.
jaringan pulpa gigi. (C1)
5.1.2.3. Menyebutkan 2 klasifikasi penyakit pulpa.
(C1)
5.1.2.4. Mmenjelaskan 1 macam klasifikasi
penyakit pulpa. (C5)
5.1.2.5. Menjelaskan teori rasa sakit gigi . (C5)
5.1.2.6. Menjelaskan proses terjadinya penyakit
pulpa gigi. (C5)
5.1.2.7. Menjelaskan proses penjalaran penyakit
pulpa gigi. (C5)
5.1.3. Memahami pelbagai 5.1.3.1. Menyebutkan 5 macam kelainan/penyakit
macam jaringan periapikal gigi. (C1)
kelainan/penyakit 5.1.3.2. Menjelaskan proses terjadinya
jaringan periapikal periodontitis apikalis, periapikal abses,
gigi. granuloma, kista, osteofibrosis. (C5)
5.1.3.3. Menjelaskan arti infeksi. (C2)
5.1.3.4. Menjelaskan etiologi kelainan/penyakit
periapikal. (C2)
6.1 Seleksi kasus
6.1.1 Memahami 6.1.1.1 Menyebutkan indikasi dan kontra-indikasi
pemilihan kasus penumpatan pada kasus gigi dengan atrisi, abrasi,
perawatan erosi, fraktur, karies dan perubahan warna . (C1)
kelainan/penyakit 6.1.1.2 Memilih kasus kerusakan jaringan keras gigi untuk
jaringan keras gigi. mendapatkan restorasi sesuai dengan indikasinya.
(C4)
6.1.1.3 Memilih macam restorasi gigi yang sesuai dengan
sisa jaringan gigi. (C4)
112
7.1.2. Memahami macam- 7.1.2.1. Menyebutkan 3 macam perawatan
macam perawatan kelainan/penyakit jaringan keras gigi. (C1)
kasus 7.1.2.2. Merencanakan pembuatan restorasi dari bahan
kelainan/kerusakan tambal amalgam, komposit resin, inlay, mahkota, s
jaringan keras gigi. esuai dengan indikasi. (C2)
7.1.2.3. Menjelaskan indikasi pemakaian bahan restorasi
tetap amalgam, resin, komposit resin, inlay, silikat
dan akrilik. (C5)
113
pemolesan tambalan. dan bahan yang dibuat. (C5)
8.1.2.4. Menyebutkan 5 alat untuk peletakan semen,
penumpatan amalgam, penumpatan composite
resin. (C1)
8.1.2.5. Menjelaskan cara pemakaian alat preparasi
kavitas, penumpatan dan pemolesan tambalan.
(C5)
8.1.3. Memahami alat-alat 8.1.3.1. Menyebutkan alat-alat yang diperlukan untuk
yang diperlukan preparasi ruang pulpa, pengukuran panjang gigi,
untuk perawatan pengisian ruang pulpa. (C1)
endodontik. 8.1.3.2. Menjelaskan fungsi kerja alat-alat preparasi ruang
pulpa (jarum Miller, jarum exterpasi, reamer, file).
(C5)
8.1.3.3. Menjelaskan fungsi kerja root canal plugger, root
canal spreader. (C5)
8.1.4. Memahami cara 8.1.4.1. Menerangkan prinsip cara perawatan alat-alat.
pemeliharaan alat- (C2)
alat Ilmu Konservasi 8.1.4.2. Menyebutkan 3 cara sterilisasi alat-alat. (C1)
Gigi. 8.1.4.3. Menyebutkan 2 bahan desinfektan untuk
sterilisasi alat-alat. (C1)
8.1.4.4. Memilih alat-alat yang masih dapat berfungsi
dengan baik. (C4)
8.1.4.5. Menggunakan alat-alat sesuai dengan indikasinya.
(P3)
9.1. Obat-obat Konservasi Gigi.
9.1.1. Memahami obat 9.1.1.1. Menyebutkan 2 obat antiseptik umum untuk
antiseptik umum sterilisasi alat dan daerah kerja(C1)
untuk perawatan 9.1.1.2. Menjelaskan khasiat 3 obat antiseptik umum.
konservasi gigi. (C2)
9.1.1.3. Menjelaskan efek samping kedua obat antiseptik
umum tersebut. (C2)
9.1.1.4. Memilih obat antiseptik umum yang sesuai
dengan indikasi pemakaiannya. (C4)
9.1.2. Memahami obat- 9.1.2.1. Menyebutkan 3 macam obat pelindung vitalitas
obat lokal untuk pulpa. (C1)
pelindung pulpa. 9.1.2.2. Menjelaskan proses kerja ketiga bahan obat
tersebut. (C2)
9.1.2.3. Menjelaskan cara penggunaan obat-obat tersebut.
(C5)
9.1.2.4. Menjelaskan efek samping dari obat-obat
tersebut. (C5)
9.1.3. Memahami obat- 9.1.3.1. Menjelaskan fungsi kerja ca(OH)2,
obat lokal untuk Formalaerosol, untuk perawatan pulpotomi. (C5)
perawatan pulpa dan 9.1.3.2. Menyebutkan 5 macam obat untuk sterilisasi
perawatan saluran ruang pulpa. (C5)
akar. 9.1.3.3. Mmenjelaskan efek kerja Eugenol, CHKM, TKF,
Ca(OH)2, CHKM pada prosedur perawatan
saluran akar. (C5)
9.1.3.4. Menjelaskan efek kerja Arsen dan Formaldehid
pada proses devitalisasi pulpa. (C5)
9.1.3.5. Menjelaskan efek samping Arsen. (C2)
9.1.3.6. Menjelaskan cara menyimpan obat-obat tersebut.
(C2)
9.1.4. Memahami obat- 9.1.4.1. Menyebutkan 2 macam obat untuk irigasi saluran
114
obatan untuk irigasi akar. (C1)
ruang pulpa. 9.1.4.2. Menjelaskan khasiat kedua obat tersebut. (C5)
9.1.4.3. Menjelaskan cara penggunaan obat-obat tersebut.
(C5)
9.1.4.4. Menjelaskan efek samping kedua obat tersebut.
(C5)
9.1.5. Memahami obat- 9.1.5.1. Menyebutkan 3 macam obat untuk memutihkan
obat untuk gigi. (C1)
pemutihan mahkota 9.1.5.2. Menjelaskan proses kerja obat-obat tersebut. (C2)
gigi yang mengalami 9.1.5.3. Menjelaskian cara manipulasi obat-obat tersebut.
perubahan warna. (C5)
9.1.5.4. Menjelaskan efek samping obat-obat tersebut.
(C2)
9.1.5.5. Menjelaskan prosedur penggunaan obat-obat
tersebut. (C5)
9.1.6. Memahami obat- 9.1.6.1. Menyebutkan 2 macam obat untuk anestesi lokal.
obat untuk anestesi (C1)
lokal pada perawatan 9.1.6.2. Menjelaskan prosedur penggunaan obat-obat
konservasi gigi. tersebut. (C2)
9.1.6.3. Menjelaskan efek samping kedua obat anestesi
lokal tersebut. (C2)
9.1.6.4. Menjelaskan cara penanggulangan efek samping
anestesi lokal. (C2)
10.1. Bahan restorasi gigi.
10.1.1. Memahami pelbagai 10.1.1.1. Menyebutkan klasifikasi pembagian bahan
macam bahan restorasi gigi.(C1)
restorasi gigi. 10.1.1.2. Menyebutkan 3 macam bahan restorasi
sementara. (C1)
10.1.1.3. Menjelaskan sifat fisik dari ketiga bahan
restorasi sementara tersebut. (C2)
10.1.1.4. Menjelaskan sifat fisik dari 3 macam bahan
restorasi tetap. (C5)
10.1.1.5. Menjelaskan manipulasi dari 3 macam bahan
restorasi sementara dan tetap. (C5)
10.1.1.6. Menjelaskan kebaikan dan kerugian ketiga bahan
restorasi sementara dan tetap tersebut. (C5)
10.1.1.7. Menjelaskan indikasi dan kontra-indikasi
penggunaan 3 bahan restorasi sementara dan
tetap tersebut. (C5)
10.1.1.8. Membedakan indikasi tumpatan pastis dan
nonplastis. (C3)
10.1.1.9. Menjelaskan pengaruh 3 bahan restorasi
sementara dan tetap terhadap vitalitas jaringan
pulpa. (C5)
10.1.1.10. Menjelaskan cara penggunaan bahan restorasi
tersebut sesuai dengan indikasi.
10.1.2. Memahami pelbagai 10.1.2.1. Menyebutkan 4 macam bahan pengisi saluran
macam bahan akar. (C1)
pengisi saluran akar 10.1.2.2. Menjelaskan sifat fisis dari guttap point dan
untuk perawatan silver point sebagai bahan pengisi saluran akar.
endodontik. (C2)
10.1.2.3. Menerangkan indikasi pemakaian dari masing-
masing bahan pengisi. (C5)
10.1.2.4. Menjelaskan cara sterilisasi dan pemeliharaan
dari bahan pengisi saluran akar. (C2)
115
10.1.2.5. Menjelaskan cara manipulasi guttap point dan
silver point sebagai pengisi saluran akar yang
bermetik. (C5)
10.1.2.6. Menjelaskan 5 macam metoda penggunaan
bahan pengisi saluran akar (guttap point dan
silver point) sesuai dengan indikasinya. (C5)
11.1. Persiapan perawatan.
11.1.1. Memahami cara 11.1.1.1. Menjelaskan hal-hal yang penting dipersiapkan
mempersiapkan sebelum mendudukkan penderita .(C3)
penderita untuk 11.1.1.2. Menjelaskan cara mendudukkan penderita . (C5)
perawatan 11.1.1.3. Melakukan pembersihan gigi dan mulut sebelum
konservasi. perawatan penderita dilakukan. (C5)
11.1.1.4. Memilih roborantia, premedikasi untuk supertif
keadaan umum penderita. (P4)
CABANG ILMU : KONSERVASI GIGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
11.1.1.5. Menjelaskan hal-hal yang penting dipersiapkan
sebelum mendudukkan penderita .(C3)
11.1.2. Memahami sikap 11.1.2.1. Menjelaskan sikap dan posisi operator dalam
dan posisi operator. melakukan perawatan gigi atas dan gigi bawah,
depan dan belakang. (C5)
11.1.2.2. Menjelaskan arti kebersihan operator dalam
melakukan perawatan. (C5)
11.1.2.3. Menjelaskan bahaya keselahan posisi operator.
(C5)
11.1.2.4. Menjelaskan prosedur perawatan penderita. (P5)
11.1.2.5. Melakukan wawancara dengan
penderita/keluarga untuk mendukung perawatan.
(P5)
12.1. Prosedur Perawatan.
12.1.1. Memahami cara 12.1.1.1. Menjelaskan prinsip preparasi kavitas menurut
preparasi kavitas G.V. Black. (C2)
untuk persiapan 12.1.1.2. Menjelaskan 6 klasifikasi bentuk kavitas. (C5)
perawatan. 12.1.1.3. Menjelaskan prosedur preparasi kavitas dengan
bur kecepatan rendah dan tinggi. (C5)
12.1.1.4. Membedakan kavitas untuk tumpatan amalgam,
composite resin, silikat dan inlay. (C5)
12.1.1.5. Menjelaskan kegunaan dari step, devotail,
undercut, bevel dari kavitas. (C5)
12.1.1.6. Melakukan preparasi kavitas sesuai dengan
macam bahan restorasi yang akan dipakai. (P3)
12.1.2. Memahami cara 12.1.2.1. Melakukan pengeringan kavitas. (P3)
menumpat kavitas 12.1.2.2. Melakukan sementasi pada kavitas. (P3)
dan merestorasi gigi. 12.1.2.3. Membuat inlay logam, jaket crown dan dowel
crown, sesuai dengan indikasi. (P3)
12.1.2.4. Melakukan penumpatan kavitas dengan
amalgam, composite resin silikat dan inlay
logam. (P3)
12.1.2.5. Melakukan restorasi jacket crown dan dowel
crown. (P3)
12.1.2.6. Melakukan pemolesan tumpatan dan
penyelesaian restorasi. (P3)
12.1.3. Memahami anatomi 12.1.3.1. Menjelaskan klasifikasi bentuk ruang pulpa
116
ruang pulpa untuk setiap gigi. (C5)
perawatan 12.1.3.2. Menjelaskan axioma anatomi ruang pulpa untuk
endodontik. persiapan preparasi saluran akar. (C5)
12.1.3.3. Membedakan keadaan ruang pulpa gigi orang
dewasa muda dan tua. (C4)
12.1.3.4. Menjelaskan anatomi 1/3 akar gigi untuk
kepentingan preparasi. (C5)
12.1.3.5. Menjelaskan kelainan yang sering terjadi dalam
dinding ruang pulpa. (C5)
12.1.4. Memahami cara 12.1.4.1. Menjelaskan perlunya pengukuran panjang gigi
pengukuran panjang untuk perawatan endodontik. (C5)
gigi untuk perawatan 12.1.4.2. Menjelaskan 3 metoda pengukuran panjang gigi.
endodontik. (C5)
12.1.4.3. Melakukan pengukuran panjang gigi. (P3)
12.1.4.4. Menentukan panjang kerja gigi. (P3)
12.1.5. Memahami prinsip 12.1.5.1. Menjelaskan prinsip perawatan endodontik. (C5)
perawatan 12.1.5.2. Menjelaskan cara pemasangan rubber dam untuk
endodontik. perawatan endodontik. (C5)
12.1.5.3. Menjelaskan pentingnya sterilisasi alat-alat
endodontik. (C5)
12.1.5.4. Menjelaskan arti dan tujuan pembuangan
jaringan nekrotik pada perawatan endodontik.
(C5)
12.1.5.5. Menjelaskan maksud drainage dan imobilisasi
dalam perawatan endodontik. (C5)
12.1.6. Memahami 12.1.6.1. Menentukan jenis perawatan pulp capping sesuai
perawatan pulp dengan indikasi. (P3)
capping. 12.1.6.2. Melakukan pulp capping secara langsung/tidak
langsung. (P5)
12.1.6.3. Melakukan excavasi/pembuangan jaringan
karies. (P5)
12.1.6.4. Menggunakan obat pulp capping sesuai dengan
indikasi. (P5)
12.1.6.5. Melakukan penumpatan/restorasi sesuai dengan
indikasinya. (P5)
12.1.7. Memahami prosedur 12.1.7.1. Menentukan perawatan amputasi pulpa yang
perawatan amputasi tepat. (P3)
pulpa. 12.1.7.2. Melakukan anetesi (devitalisasi) jaringan pulpa.
(P5)
12.1.7.3. Melakukan preparasi kamar pulpa. (P5)
12.1.7.4. Menggunakan obat-obat mumifikasi, pulpotomi
sesuai dengan indikasi. (P5)
12.1.7.5. Merestorasi kembali gigi tersebut sesuai dengan
indikasi. (P5)
12.1.7.6. Melakukan pengecekan kembali hasil perawatan
yang dilakukan. (P5)
12.1.8. Memahami 12.1.8.1. Menentukan perawatan pulpektomi secara tepat.
perawatan (P3)
pulpektomi. 12.1.8.2. Melakukan anestesi dan devitalisasi secara tepat.
(P5)
12.1.8.3. Melakukan preparasi ruang pulpa (kamar pulpa,
saluran akar) sesuai dengan indikasinya. (P5)
12.1.8.4. Melakukan sterilisasi ruang pulpa sesuai dengan
indikasinya. (P5)
12.1.8.5. Melakukan pengisian ruang pulpa menurut
117
metoda yang sesuai dengan indikasinya. (P5)
12.1.8.6. Melakukan pengisian ruang pulpa menurut
metoda yang sesuai dengan indikasinya. (P5)
12.1.8.7. Merestorasi kembali gigi tersebut sesuai dengan
indikasi. (P5)
12.1.9. Memahami 12.1.9.1. Menentukan jenis perawatan saluran akar
perawatan saluran (apexifikasi, perawatan saluran akar) yang sesuai
akar gigi. dengan indikasinya. (P3)
12.1.9.2. Melakukan preparasi ruang pulpa sesuai dengan
panjang kerjanya. (P5)
12.1.9.3. Melakukan drainage jaringan nektronik/pus
sesuai dengan indikasinya. (P5)
12.1.9.4. Melakukan sterilisasi ruang pulpa sesuai dengan
indikasinya. (P5)
12.1.9.5. Melakukan pemeriksaan kuman sesuai dengan
indikasinya. (P5)
12.1.9.6. Melakukan pengisian menurut metoda yang
sesuai dengan indikasi. (P5)
12.1.9.7. Memilih restorasi yang tepat. (P5)
12.1.10. Memahami kasus 12.1.10.1. Menjelaskan indikasi/kontra indikasi bedah
perawatan gigi endodontik. (C3)
yang perlu 12.1.10.2. Menentukan kasus perawatan yang
dilakukan bedah memerlukan bedah endodontik. (P3)
enndodontik. 12.1.10.3. Melakukan perawatan saluran akar untuk
persiapan bedah endodontik. (P5)
13.1. Kasus darurat.
13.1.1. Memahami penang- 13.1.1.1. Menyebutkan 3 kasus endodontik yang
gulangan kasus daru- memerlukan perawatan darurat. (C1)
rat endodontik 13.1.1.2. Menjelaskan macam pertolongan pertama
pada ketiga kasus tersebut. (C3)
13.1.1.3. Melakukan perawatan darurat 3 kasus
endodontik akut. (PS)
13.1.1.4. Menjelaskan tindak lanjut perawatan,
setelah pertolongan pertama. (P3)
13.1.1.5. Memberikan obat penenang pada kasus
darurat sesuai dengan indikasi. (P5)
13.1.2. Memahami prosedur 13.1.2.1. Menentukan kasus-kasus yang memerlukan
rujukan rujakan. (P4)
13.1.2.2. Melakukan rujukan untuk penyelesaian
perawatan darurat. (P5)
13.1.2.3. Melakukan rujukan ke dokter yang lebih ahli.
(P5)
14.1. Proses Penyembuhan/kegagalan perawatan Endodontik
14.1.1. Memahami penyem- 14.1.1.1. Menjelaskan 3 faktor yang mendukung proses
buhan/kegagalan ja- penyembuhan pulpa setelah perawatan pulp
ringan pulpa setelah capping dan amputasi pulpa. (C5)
perawatan pulp 14.1.1.2. Menjelaskan 3 tanda penyembuhan pulpa
caping/pulpotomi/ setelah pulp capping, pulpotomi dan
mumifikasi mumifikasi. (C5)
14.1.1.3. Menjelaskan mekanisme terjadinya reparative
dentin. (C5)
14.1.1.4. Menjelaskan mekanisme terjadinya dentinal
bridge. (C5)
118
14.1.1.5. Menjelaskan 3 faktor yang mempengaruhi
kegagalan perawatan. (C5)
14.1.1.6. Menjelaskan 3 tanda kegagalan perawatan pulp
capping, Pulpotomi dan mumifikasi. (C5)
14.1.1.7. Menjelaskan cara menentukan kesembuhan /
kegagalan perawatan pulp capping, pulpotomi
dan mumifikasi. (C5)
14.1.1.8. Mengidentifikasi kesembuhan/kegagalan pera-
watan pulp capping, pnlpotomi dan mumifikasi
(C5)
14.1.1.9. Kegagalan pulp capping, pulpotomi dan mumi-
fikasi. (P5)
14.1.2. Memahami penyem- 14.1.2.1. Menyebutkan 3 faktor yang mempengaruhi
buhan/kegagalan penyembuhan/ kegagalan perawatan
jaringan periapikal pulpektomi, perawatan saluran akar dan
setelah perawatan apexifikasi. (C5)
pupektomi,
14.1.2.2. Menjelaskan tanda penyembuhan atau
perawatan saluran
kegagalan pulpektomi, gerawatan saluran
akar / apexifikasi
akar dan apexifikasi. (C5)
14.1.2.3. Menjelaskan prosespenyembuhan atau
kegagalan pulpektomi, perawatan saluran akar
dan apexifikasi (C5)
14.1.2.4. Menanggulangi kegagalan pulpektomi,
perawatan saluran akar dan apexifixasi secara
endodontik konvensional. (PS)
14.1.2.5. Menjelaskan penanggulangan kegagalan
perawatan endodontik secara bedah
endodontik. (C5)
14.1.2.6. Merujuk kasus kegagalan perawatan
endodontik. (P5)
15.1. Bekerja sama dalam tim kesehatan
15.1.1. Bekerja sama 15.1.1.1. Melakukan perawatan konservasi dengan
dengan perawat gigi, bantuan perawat gigi dan tekniker gigi (P5)
tekniker dan dokter
15.1.1.2. Melakukan konsultasi dengan dokter ahli untuk
ahli untuk melakuan
keberhasilan perawatan
perawatan
konvensional
119
konservasi gigi 17.1.1.2. Mengubah motivasi untuk mengadakan
kepada masyarakat pemeriksaan giginya secara periodic (A5)
18.1. Etika kedokteran gigi
18.1.1. Menyadari kegunaan 18.1.1.1. Mengikuti diskusi, baca majalah, buku-buku
kemajuan ilmu dan untuk kemajuan ilmu (A1)
teknologi dalam 18.1.1.2. Menulis karya ilmiah berdasarkan kasus tertentu
bidang konservasi yang ditemui (C5)
gigi 18.1.1.3. Mendiskusikan masalah yang ditemui dalam
melakukan perawatan
19.1. Peranan perawatan konservasi gigi dalam pengabdian masyarakat
11.1.2. Berperan aktif dalam 11.1.2.1. Mengikuti kerja social pada kegiatan kurikulum /
masalah kesehatan non kurikulum (A2)
gigi sebagai pengab- 11.1.2.2. Berperan aktif terutama dalam penyuluhan,
dian masyarakat pencegahan dan perawatan gigi (A3)
dengan meningat
pengaruh ekonomi
sosial dan budaya
120
PERIODONTOLOGI
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
MATA PELAJARAN :
1.1. Gambaran normal jaringan periodontal
1.2.3. Menerangkan 1.2.3.1. Menerangkan 4 jaringan yang termasuk dalam
anatomi jaringan jaringan periodotium (C3)
periodotal 1.2.3.2. Menerangkan pembagian gingival dengan batas-
batasnya (C3)
1.2.3.3. Menerangkan 5 gejala dari gingival yang normal
(C3)
1.2.3.4. Menerangkan proses terjadinya epithel
attachment (crevicular epithelium), (C3)
1.2.3.5. Menerangkan pelayanan darah, lymphe dan
syaraf untuk gingival, periodontal membran dan
tulang alveoli. (C3)
1.2.4. Menerangkan 1.2.4.1. Menerangkan gambaran histologi dari jaringan
histologi jaringan periodontium.(C3)
periodontal. 1.2.4.2. Menerangkan gambaran histologi dari gingival
sulccus. (C3)
1.2.5. Menerangkan faal 1.2.5.1. Menerangkan 4 fungsi dari gingival fluid
jaringan periodontal (crevicular Fluid). (C3)
1.2.5.2. Menerangkan 4 fungsi dari periodontal ligament.
(C3)
1.2.5.3. Menerangkan fungsi cementum. (C3)
1.2.5.4. Menerangkan fisiologi dari tulang alveoli. (C3)
1.2. Cara-cara pemeriksaan jaringan periodontal dan jaringan lunak sekitarnya.
121
2.1.6. Melakukan 1.2.1.1. Melakukan anamnesa keluhan
anemnesa pada utama. (P3)
penderita penyakit 1.2.1.2. Melakukan pengumpulan data riwayat penyakit
periodontal untuk (pengobatan) umum. (P3)
menegakkan diagno- 1.2.1.3. Melakukan pengumpulan data riwayat perawatan
sa. gigi. (P3)
1.2.1.4. Melakukan pengumpulan data cara pemeliharaan
mulut. (P3)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.2.2. Melakukan pemerik- 1.2.2.1. Melakukan pemeriksaan visual terhadap daerah
saan extra oral untuk 1/3 bawah muka dan sendi rahang. (P4)
menegakkan 1.2.2.2. Melakukan pengumpulan data dari 3 kelenjar
diagnosa kelainan/ regional pada 1/3 muka bagian bawah. (P3)
penyakit periodontal. 1.2.2.3. Melakukan pengumpulan data dari sendi temporo
mandibular. (P3)
1.2.3. Memahami cara 1.2.3.1. Menerangkan 5 macam perubahan yang terjadi
pemeriksaan gingival pada gingival. (C3)
untuk menegakkan 1.2.3.2. Melakukan pengumpulan data dari 5 perubahan
diagnosa, yang terjadi pada gingival. (P3)
1.2.4. Memahami cara pe- 1.2.4.1. Menjelaskan arti dari periodontal pocket. (C2)
meriksaan 1.2.4.2. Menerangkan 2 macam periodontal pocket. (C3)
periodontal pocket 1.2.4.3. Menjelaskan klasifikasi dari absolute (real)
pocket. (C3)
1.2.4.4. Menentukan letak dan macam dari periodontal
pocket. (P3)
1.2.5. Memahami cara pe- 1.2.5.1. Melakukan pengumpulan data karies gigi yang
meriksaan gigi geligi ada hubungannya dengan kelainan/ penyekit
dalam hubungannya periodontal. (P3)
dengan kelainan/ 1.2.5.2. Melakukan pengumpulan data dari kelainan dan
penyakit periodontal posisi gigi dalam lengkung. (P3)
1.2.5.3. Melakukan pengumpulan data mengenai
kegoyangan gigi. (P3)
1.2.6. Memahami cara pe- 1.2.6.1. Melakukan pemeriksaan dari jaringan sekitar gigi
meriksaan jaringan termasuk mukosa, palatum, dasar mulut, lidah,
lunak mulut di sekitar frenulum dan vestibulum. (P4)
gigi. 1.2.6.2. Melaukan pengumpulan data dari insersi
frenulum. (P3)
1.2.6.3. Melakukan pengumpulan data dari kedalaman
vestibulum. (P3)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.2.7. Memahami cara pe- 1.2.7.1. Mengidentiifikasi kasus-kasus periodontal yang
meriksaan roentgen memerlukan perawatan radiologis. (C3)
onologis pada 1.2.7.2. Menginterpretasikan/membaca gambaran
kelainan/penyakit pe- rontgenogram dari jaringan periodontal dan gigi.
riodontal untuk mem- (C3)
bantu menegakkan
diagnosa
1.2.8. Memahami cara pe- 1.2.8.1. Mengidentifikasikan kasus-kasus periodontal
122
meriksaan yang memerlukan pemeriksaan histopatologis.
laboratories pada (C4)
kelainan/penyakit 1.2.8.2. Mengidentifikasikan kasus-kasus periodontal
periodontal untuk yang memerlukan pemeriksaan patologi klinik.
menegakkan (C4)
diagnosa 1.2.8.3. Menginterpretassikan hasil pemerikksaan patologi
klinik dan histopatologi sederhana yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosa. (C3)
1.2.9. Memahami cara pe- 1.2.9.1. Melakukan pengumpulan data dari Oral habits.
meriksaan terhadap (P3)
kebiasaan jelek dalam 1.2.9.2. Melakukan pengumpulan data dari occlusal
hubungannya dengan habits. (P3)
kelainan/penyakit pe-
riodontal.
1.3. Alat dan bahan pemeriksaan kelainan periodontal.
3.1.5. Menentukan sarana 3.1.5.1. Menyebutkan 4 alat dasar untuk melakukan
yang diperlukan pemeriksaan jaringan periodontal. (C1)
untuk menegakkan 1.3.1.2. Menjelaskan kegunaan periodontal probe. (C2)
diagnosa. 1.3.1.3. Menjelaskan cara pemakaian periodontal probe.
(C2)
1.3.1.4. Memanipulasikan 4 alat dasar pada pemeriksaan
jaringan periodontal. (P3)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.3.2. Menentukan bahan 1.3.2.1. Menjelaskan macam dan komposisi disclosing
yang diperlukan material. (C2)
dalam menegakkan 1.3.2.2. Menjelaskan fungsi dan cara menggunakan
diagnosa disclosing material. (C2)
kelainan/penyakit pe-
riodontal.
1.4. Endapan pada permukaan gigi (dental deposit).
1.4.2. Menerangkan 1.4.1.1. Menyebutkan 7 tanda fisik secara makroskopis
peranan dental dan mikroskopis dari dental plaque. (C1)
plaque terhadap 1.4.1.2. Menerangkan mekanisme terbentuknya dental
terjadinya penyakit plaque dimulai dari terbentuknya acquired pellicle.
periodontal (C2)
. 1.4.1.3. Menenrangkan peranan bacteria dalam dental
plaque terhadap terjadinya penyakit periodontal.
(C2)
1.4.1`.4. Menentukan adanya dental plaque. (P3)
1..4.2. Menerangkan 1.4.2.1. Menyebutkan 5 tanda fisik secara makroskopis
peranan material dan mikroskopis dari material alba. (C1)
alba terhadap 1.4.2.2. Menerangkan mekanisme terbentuknya material
terjadinya penyakit alba. (C2)
periodontal. 1.4..2.3. Menerangkan pengaruh bacteria dalam material
alba terhadap terjadinya jaringan periodontal. (C2)
1.4.2.4. Menentukan adanya material alba. (P3)
1.4.3. Menerangkan peranan 1.4.3.1.Menerangkan mekanisme terbentuknya dental
calculus terhadap calculus. (C2)
123
terjadinya penyakit 1.4.3.2. Menerangkan 5 perbedaan antara supra-gingival
periodontal. calculus dengan sub-gingival calculus. (C2)
1.4.3.3..Menerangkan pengaruh dental calculus terhadap
jaringan periodontal. (C2)
1.4.3.4. Menentukan adanya dental calculus. (P3)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.4.4. Memahami food 1..4.4.1. Menentukan adanya food debris. (P3)
debris dan dental stain. 1.4.4.2. Menerangkan proses self cleansing. (C2)
1.4.4.3. Menerangkan 5 macam dental stain serta
mekanisme terbentuknya. (C2)
1.4.4.4. Menentukan adanya dental stain. (P3)
5.1. Pengaruh mekanis dan kimiawi terhadap jaringan periodontal.
1..5.1. Menerangkan 1.5.1.1. Menyebutkan 4 faktor mekanisme dalam mulut
berbagai faktor yang menimbulkan kelainan periodontal. (C1)
mekanisme yang 1.5.1.2. Menerangkan pengaruh food impaction terhadap
mempengaruhi jaringan periodontal. (C2)
jaringan periodontal. 1.5.1.3. Menjelaskan 5 keadaan yang menyebabkan
terjadinya food impaction. (C2)
1.5.1.4. Menjelaskan pengaruh cara penggunaan 3 alat
untuk pemeliharaan kebersihan mulut terhadap
jaringan periodontal. (C2)
1.5.2. Menerangkan 1.5.2.1. Menerangkan pengaruh faktor toxin bacteria
berbagai faktor terhadap jaringan periodontal. (C2)
kimiawi yang 1.5.2.2. Menerangkan pengaruh 5 macam golongan obat
mempengaruhi jari- yang digunakan dalam mulut khusus dalam
ngan periodontal. perawatan periodontal terhadap jaringan
periodontal. (C2)
1.5.2.3. Menerangkan pengaruh 5 bahan kimia dalam
industri terhadap jaringan periodontal. (C2)
1.6. Faktor anatomis yang merupakan predisposisi dari kelainan/penyakit
periodontal.
1.6.1. Menerangkan 1.6.1.1. Menerangkan pengaruh anatomi gigi yang kurang
pelbagai keadaan baik terhadap jaringan periodontal. (C2)
anatomi yang 1.6.1.2. Menerangkan pengaruh letak gigi terhadap
memudahkan timbul- jaringan periodontal. (C2)
nya kelainan/penyakit 1.6.1.3. Menerangkan pengaruh letak frenulum terhadap
periodontal. jaringan periodontal. (C2)
1.6.1.4. Menerangkan pengaruh vestibulum terhadap
jaringan periodontal. (C2)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.7. Pengaruh macam-macam tindakan perawatan kedokteran gigi terhadap
jaringan periodontal.
1.7.1. Menerangkan pengaruh 1.7.1.1. Menerangkan 4 kesalahan bentuk restorasi yang
perawatan restorasi, dapat menimbulkan kelainan periodontal. (C2)
rehabilitasi dan 1.7.1.2. Menerangkan 5 kesalahan dalam prosedur
orthodonti terhadap perawatan restorasi yang menimbulkan kelainan
jaringan periodontal. periodontal. (C2)
1.7.1.3. Menerangkan 3 macam kerusakan/kelainan
124
periodontal yang disebabkan pemakaian partial
denture. (C2)
1.7.1.4. Menerangkan kesalahan perawatan orthodonti
yang menimbulkan kelainan periodontal. (C2)
1.8. Oklusi traumatik dan faktor psikomatik.
1.8.1. Menerangkan 1.8.1.1. Menjelaskan 2 cara (jalan) pengaruh psikosomatik
hubungan kelainan yang menimbulkan kelainan/penyakit periodontal.
oklusi dan faktor (C2)
psikosomatik dengan 1.8.1.2.Menjelaskan 4 kebiasaan neurosis (neurotic
penyakit/ kelainan habits) dalam hubungan oklusi yang dipengaruhi
periodontal. oleh faktor psikosomatik. (C2)
1.8.1.3.Menentukan periodontal traumatism yang
disebabkan oleh kebiasaan neurosis yang
ditimbulkan oleh faktor psikosomatik. (P3)
1.8.1.4.Menjelaskan pengaruh langsung faktor
psikosomatik terhadap jaringan periodontal. (C2)
1.9. Pengaruh penyakit/ gangguan sistemik terhadap jaringan periodontal.
1.9.1. Menerangkan 1.9.1.1. Menyebutkan kekurangan 5 vitamin yang dapat
hubungan kekurangan mempengaruhi jaringan periodontal. (C1)
vitamin dan protein 1.9.1.2. Menerangkan pengaruh dari kekurangan tiap
dengan kelainan vitamin terhadap jaringan periodontal. (C2)
penyakit periodontal. 1.9.1.3. Memperkirakan manifestasi klinis dari
kekurangan salah satu vitamin pada jaringan
periodontal.(C3)
1.9.1.4. Menerangkan pengaruh kekurangan protein
terhadap jaringan periodontal. C2)
1.9.1.5. Memperkirakan manifestasi klinis dari
kekurangan protein pada jaringan periodontal.
1.9.2. Menerangkan 1.9.2.1. Menerangkan 5 perubahan yang terjadi pada
hubungan gangguan jaringan periodontal pada kasus
hormonal dengan hyperparathyroidism. (C2)
kelainan/penyakit 1.9.2.2. Menerangkan manifestasi klinis dari perubahan
periodontal. produksi fisiologis tiap-tiap sex hormon pada
jaringan periodontal. (C2)
1.9.2.3. Menentukan adanya perubahan pada jaringan
periodontal oleh karena perubahan produksi sex
hormon secara fisiologis. (P3)
1.9.3. Menerangkan 1.9.3.1. Menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi
hubungan diabetes pada jaringan periodontal pada penderita diabetes
mellitus dengan mellitus. (C2)
penyakit/ kelainan 1.9.3.2. Menentukan adanya perubahan pada jaringan
periodontal. periodontal karena diabetes mellitus. (P3)
1.9.4. Menerangkan 1.9.4.1. Menyebutkan 4 penyakit darah yang dapat
pengaruh mempengaruhi jaringan periodontal. (C1)
penyakit/kelainan da- 1.9.4.2. Perubahan yang terjadi pada jaringan periodontal
rah terhadap jaringan dari setiap penyakit darah. (C2)
periodontal. 1.9.4.3. Memperkirakan perubahan pada jaringan
periodontal yang ada hubungannya dengan
penyakit darah. (P3)
1.9.5. Menerangkan 1.9.5.1. Menyebutkan 3 macam logam yang mempunyai
pengaruh logam dan pengaruh pada jaringan mulut dan jaringan
penyakit kronis periodontium. (C1)
lainnya terhadap 1.9.5.2. Menerangkan 2 macam manifestasi logam di
jaringan peri-odontal. dalam mulut. (C2)
125
1.9.5.3. Memperkirakan adanya manifestasi dari pengaruh
tiap logam terhadap jaringan periodontal. (P3)
1.9.5.4. Menyebutkaan 3 penyakit kronis (debilitating
disease) yang merupakan predisposisi terhadap
penyakit periodontal. (C1)
1.9.5.5. Menerangkan perubahan yang terjadi pada
jaringan periodontal dari tiaap penyakit kronis
tersebut. (C2)
1.10. Paatoenesis penyakit/kelainan periodontal.
1.10.1. Menerangkan 1.10.1.1.Menerangkan patogenesis dan penjalaran
patoge-nesis dan keradangan pada jaringan periodontal. (C2)
penjalaran 1.10.1.2.Menerangkan patogenesis dan penjalaran proses
kelainan/penyakit degeratif pada jaringan periodontal. (C2)
periodontal. 1.10.1.3.Menjelaskan gambaran klinis maupun
mikroskopis dari kelainan periodontal; yang
inflamatif dan degeneratif. (C2)
1.11. Penyakit/kelainan gingival.
1.11.1.Menerangkan 1.11.1.1.Menerangkan 4 perubahan pada gingival pada
macam-macam gingivitis khronis. (C2)
penyakit/ kelainan 1.11.1.2.Menunjukkan secara klinis perbedaan penyakit
gingival yang gingival akut khronis. (C3)
khronis. 1.11.1.3.Menerangkan 2 macam kelainan non-inflamatory
gingival enlargement. (C3)
1.11.1.4.Menentukan adanya kedua non-inflamatory
gingival enlargement. (P3)
1.12. Penyakit/ kelainan periodontal.
1.12.1.Menerangkan kerada- 1.12.1.1.Mengidentifikasi 3 macam periodontitis. (C2)
ngan jaringan perio- 1.12.1.2.Menjelaskan perbedaan antara simple
dontal. periodontitis, compound periodontitis dan juvenile
periodontitis. (C3)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.12.2.Menerangkan trauma 1.12.2.1.Menerangkan 2 macam periodontal traumatism.
pada jaringan perio- (C3)
dontal. 1.12.2.2.Menerangkan perbedaan traumatism dengan
periodontitis. (C3)
1.12.2.3.Menentukan adanya periodontal traumatism. (C3)
1.12.3.Menerangkan 1.12.3.1.Menerangkan perubahan jaringan periodontal pada
atrophy pada presenile atrophy. (C2)
jaringan perio- 1.12.3.2.Menerangkan perubahan jaringan periodontal pada
dontal. disuse atrophy. (C2)
2.1. Prognosa kasus-kasus periodontal.
2.1.1. Menilai pelbagai 2.1.1.1.Menjelaskan pelbagai derajat keparahan penyakit
tingkat prognosa gingival untuk meramalkan prognosa. (C2)
kelainan/ penyakit 2.1.1.2. Menetapkan prognosa penyakit gingival atas dasar
gingival. kelainan klinis umum dan lokal penderita. (C4)
2.1.1.3. Menetapkan prognosa penyakit gingival atas dasar
kondisi dan latar belakang penderita. (C4)
2.1.1.4. Memperkirakan prognosa setelah memberi
bimbingan pemeliharaan kebersihan mulut. (C4)
2.1.2. Menilai pelbagai 2.1.2.1. Menjelaskan 6 faktor (Keadaan) lokal yang
126
tingkat prognosa mempengaruhi prognosa dari penyakit/ kelainan
kelainan/ penyakit periodontal (Overall prognosa). (C2)
periodontal. 2.1.2.2. Menjelaskan 5 faktor (keadaan) lokal yang
mempengaruhi prognosa dari setiap gigi dengan
kelainan periodontal. (C2)
2.1.2.3. Menetapkan prognosa kelainan penyakit
periodontal berdasarkan keadaan umum dan lokal
penderita. (C4)
2.1.2.4. Memperkirakan prognosa penyakit/kelainan
periodontal sesudah perawatan penyebab/ faaktor
lokal. (C4)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.1. Rencana Perawatan.
3.1.1. Menerangkan rencana 3.1.1.1. Menentukan indikasi kasus periodontal non
perawatan kasus bedah. (C3)
periodontal bedah dan 3.1.1.2. Menentukan indikasi kasus bedah periodontal
non bedah. sederhana. (C3)
3.1.1.3. Menentukan indikasi kasus periodontal kompleks
untuk dirujukkan. (C3)
3.1.1.4. Menentukan urutan perawatan kasus periodontal.
(C4)
3.2. Persiapan Perawatan.
3.2.1. Memahami persiapan 3.2.1.1. Menerangkan cara persiapan mental dan fisik
umum kasus-kasus umum penderita sebelum perawatan periodontal
periodontal. bedah dan non bedah. (C2)
3.2.1.2. Menerangkan 5 kelainan/gangguan umum
(sistemik) yang dapat mengganggu perawatan
bedah dan non bedah periodontal. (C2)
3.2.1.3. Menerangkan tindakan pencegahan komplikasi
secara umum yang mempengaruhi proses
penyembuhan. (C2)
3.2.1.4. Menerapkan cara bekerja steril pada waktu
melakukan perawatan. (C2)
3.2.2. Memahami persiapan 3.2.2.1. Menerangkan cara persiapan fisik lokal sebelum
keadaan lokal kasus- perawatan periodontal bedah dan non bedah. (C2)
kasus periodontal. 3.2.2.2. Melakukan tindakan lokal sebelum perawatan
bedah/non bedah periodontal. (P4)
3.2.2.3. Menerangkan keadaan lokal yang dapat
menghambat kesembuhan. (C2)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.3. Alat-alat untuk perawatan periodontal.
3.3.1. Menerangkan alat-alat 3.3.1.1. Menerangkan 5 alat dasar (hand instrument)
untuk scaling dan untuk scaling dan curettage. (C2)
curettage. 3.3.1.2. Menerangkan cara pemakaian setiap alat dasar
untuk scaling dan curettage. (C2)
3.3.1.3. Menerangkan cara pemakaian ultrasonic
instrumeen. (C2)
3.3.2. Menerangkan alat 3.3.2.1. Menyebutkan 4 alat untuk cleaning&polishing.
127
untuk cleaning dan (C1)
polishing. 3.3.2.2. Menerangkan cara pemakaian setiap alat cleaning
dan polishing. (C2)
3.3.3. Menerangkan alat 3.3.3.1. Menyebutkan 7 golongan (klasifikasi) alat untuk
untuk perawatan perawatan bedah periodontal. (C1)
surgical. 3.3.3.2. Menerangkan kegunaan dari 7 golongan alat
bedah periodontal tersebut di atas. (C2)
3.3.4. Menjelaskan macam- 3.3.4.1. Memilih alat yang dipergunakan untuk pendidikan
macam alat peraga kesehatan jaringan periodontal. (C2)
untuk keperluan pen- 3.3.4.2. Menggunakan alat peraga untuk pendidikan
didikan kesehatan kesehatan jaringan periodontal. (P4)
jaringan periodontal.
3.4. Obat-obatan dan bahan-bahan untuk perawatan periodontal.
3.4.1. Memahami obat-obat 3.4.1.1. Menerangkan cara pemakaian obat premedikasi
yang digunakan sebelum perawatan periodontal. (C3)
sebelum bedah dan 3.4.1.2. Menerangkan cara pemakaian 3 golongan obat
pasca bedah perio- analgesic dan antipiretik yang dipakai pasca bedah
dontal. periodontal. (C2)
3.4.2. Memahami obat-obat 3.4.2.1. Menerangkan 3 macam antiseptika yang
yang digunakan digunakan dalam rongga mulut dalam perawatan
sebelum bedah dan periodontal (C2)
pasca bedah 3.4.2.2. Menerangkan 3 macam antibiotika yang
periodontal digunakan dalam perawatan periodontal
3.4.2.3. Menerangkan efek samping dari ketiga
macam antibiotika tersebut di atas
CABANG ILMU : PERIODONTOLOGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.4.3. Memahami cara 3.4.3.1. Menyebutkan 6 sifat yang harus dipenuhi oleh
pemakaian post post operative dressing untuk perawatan
operatif dressing periodontal (C2)
pada perawatan 3.4.3.2. Menerangkan 4 kegunaan dari post operative
periodontal dressing (periodontal pack) dalam perawatan
periodontal (C2)
3.4.3.3. Menerangkan cara manipulasi post operative
dressing tersebut di atas (C2)
3.4.4. Memahami macam- 3.4.4.1. Menyebutkan 3 bahan utama dalam dentifrices
macam mouth (pasta gigi (C1)
washes dan 3.4.4.2. Menerangkan kegunaan dari pasta gigi (C2)
dentifrices 3.4.4.3. Menyebutkan 3 bahan utama dlam mouthwashes
(C1)
3.4.4.4. Menerangkan kegunaan dari mouthwashes (C2)
3.4.5. Memahami 3.4.5.1. Menyebutkan 3 macam ikatan fluoride yang
pemakaian dipergunakan untuk perawatan gigi yang sensitive
desensitizing agents pada penyakit periodontal atau sesudah perawatan
periodontal (C1)
3.4.5.2. Menyebutkan sifat-sifat yang harus dipenuhi
oleh desensitizing agents (C1)
3.4.5.3. Menerangkan cara penggunaan desensitizing
agents(C2)
3.5. Perawatan periodontal non bedah
3.5.1. Melakukan perawatan 3.5.1.1. Menerangkan definisi scaling dan
scaling dan root- rootplaning (C2)
planing pada kasus- 3.5.1.2. Memilih alat yang tepat untuk melakukan
128
kasus periodontal perawatan scaling dan rootplaning (P1)
3.5.1.3. Menerangkan indikasi dan kontra indikasi
scaling dan rootplaning (P4).
3.5.1.4. Menerangkan teknik melakukan scaling
dan rootplaning sesuai dengan region yang
dirawat (C2)
3.5.1.5. Melakukan perawatan scaling dan
rootplaning(P4)
CABANG ILMU : PERIODONTOLOGI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.5.2. Melakukan tindakan 3.5.2.1. Menjelaskan prinsip occlusal adjustment (C3)
occusal adjustment 3.5.2.2. Menjelaskan indikasi dan kontra indikasi
untuk menaggulangi occlusal adjustment (C3)
kasus-kasus perio- 3.5.2.3. Menjelaskan teknik occlusal adjustment (C4)
dontal 3.5.2.4. Melakukan tindakan selective grinding pada
keadaan occlusal disharmoni (P4)
3.5.3. Melakukan tindakan 3.5.3.1. Menjelaskan prinsip splinting untuk perawatan
splinting pada kasus- periodontal (C4)
kasus periodontal 3.5.3.2. Menjelaskan pembagian periodontal splinting
(C4)
3.5.3.3. Mengidentifikasikan kasus-kasus periodontal
yang memerlukan splinting (P3)
3.5.3.4. Menjelaskan indikasi, kontra indikasi dari
macam-macam splinting periodontal yang
tersebut di atas (C4)
3.5.3.5. Melakukan splinting gigi dengan wite dan
removable acrylic splint (P4)
3.6. Perawatan bedah periodontal
3.6.1. Memahami prinsip 3.6.1.1. Menerangkan indikasi dan kontra indikasi
bedah periodontal perawatan bedah periodontal (C2)
3.6.1.2. Mengidentifikasi kasus-kasus yang
memerlukan perawatan bedah periodontal (P3)
3.6.1.3. Menerangkan saat dapat dilakukan
perawatan bedah periodontal sesuai dengan
macam kasus (C2)
3.6.2. Melakukan 3.6.2.1. Menerangkan prinsip curettage (C3)
perawatan curettage 3.6.2.2. Menerangkan indikasi curettage. (C3)
3.6.2.3. Menerangkan tehnik perawatan curettage. (C2)
3.6.2.4. Melakukan perawatan curettage. (P4)
3.6.3. Memahami 3.6.3.1. Menerangkan indikasi perawatan gingivoplasty.
perawatan C1)
gingivoplasty. 3.6.3.2. Menerangkan tehnik perawatan gingivoplasty.
(C2)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.6.4. Melakukan 3.6.4.1. Menerangkan indikasi dan kontra indikasi dari
perawatan gingivectomy. (C2)
gingivectomy. 3.6.4.2. Menerangkan uurutan tindakan gingivectomy.
(C3)
3.6.4.3. Melakukan perawatan gingivectomy. (P4)
3.6.4.4. Melakukan perawatan gingivectomy. (P4)
3.6.4.5. Menerangkan secara garis besar tindakan chemo-
129
surgery untuk gingivectomy. (C2)
3.6.5. Memahami 3.6.5.1. Menyebutkan 4 indikasi dari osteoplasty
perawatan dengan ostectomy procedure. (C1)
cara osseous surgery. 3.6.5.2. Menerangkan tehnik osteoplasty dan ostectomy.
(C2)
3.6.5.3. Menerangkan tehnik gingivectomy curettage.
(C2)
3.6.5.4. Menerangkan flap curettage technique. (C2)
3.6.5.5. Menerangkan Autogenous bone graft procedures.
(C2)
3.6.6. Memahami 3.6.6.1. Menerangkan 3 tujuan perawatan dengan cara
perawatan mucogingival surgery. (C2)
Mucogingival 3.6.6.2. Menyebutkan 6 cara perawatan yang termasuk
surgery. dalam mucogingival surgery. (C1)
3.6.6.3. Menerangkan tehnik mucogingival surgery dari
setiap cara tersebut diatas. (C2)
3.6.7. Memahami 3.6.7.1. Menerangkan indikasi dan kontra indikasi
perawatan periodontal flap surgery. (C2)
periodontal flap 3.6.7.2. Menjelaskan secara terperinci arti dan syarat bagi
surgery untuk kasus terjadinya reattachment serta peranannya bagi
periodontal. keberhasilan operasi periodontal flap. (C5)
3.6.7.3. Menjelaskan secara terperinci tehnik reverse
bevel flap. (C5)
3.6.7.4. Menjelaskan tentang gingival grafting. (C2)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.7. Perawatan pasca bedah periodontal dan penanggulangan komplikasi.
3.7.1. Mengelola penderita 3.7.1.1. Menjelaskan proses penyembuhan
pasca bedah curettage. sesudah perawatan curettage. (C2)
3.7.1.2. Melakukan suatu perawatan/pemeliharaan
curettage sampai didapatkan kesembuhan yang
sempurna. (P3)
3.7.1.3. Melakukan perawatan terhadap ke 3 komplikasi
sesudah perawatan curettage. (P3)
3.7.2. Mengelola penderita 3.7.2.1. Menerangkan proses penyembuhan perawatan
pasca bedah gingivectomy. (C2)
gingivectomy/gingi- 3.7.2.2. Menerangkan cara pemeliharaan gingivectomy
voplasty. sehingga dicapai penyembuhan. (C2)
3.7.2.3. Menjelaskan komplikasi yang dapat
terjadi sesudah perawatan gingivectomy. (C2)
3.7.2.4. Melakukan perawatan komplikasi
gingivectomy. (P4)
3.8. Pemeliharaan setelah perawatan periodontal.
3.8.1. Melakukan 3.8.1.1. Menentukan kunjungan berkala yang diperlukan
pemeliharaan sesudah penderita. (C2)
perawatan periodontal. 3.8.1.2. Mengevaluasi keadaan jaringan periodontal
sesudah perawatan pada waktu kunjungan
berkala. (C4)
3.8.1.3. Mengevaluasi personal plaque controle. (C4)
3.8.1.4. Menentukan tindak lanjut evaluasi keadaan
jaringan periodontal dan plaque control. (C3)
4.1. Rehabilitasi penderita kelainan periodontal.
130
4.1.1. Memahami 4.1.1.1. Menerangkan pengaruh kehilangan gigi pada
rehabilitasi kehilangan jaringan periodontal. (C2)
sebagian gigi pada 4.1.1.2. Menerangkan 2 macam tindakan rehabilitatif
penderita periodontal. pada penderita dengan penyakit periodontal. (C2)
4.1.1.3. Menerangkan indikasi rujukan untuk rehabilitasi
setelah perawatan periodontal. (C2)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
5.1. Tindakan supportif untuk penderita periodontal.
5.1.1. Memahami tindakan 5.1.1.1. Menjelaskan tindakan supportif lokal sebelum
supportif lokal pada dan setelah perawatan periodontal. (C4)
penderita periodontal. 5.1.1.2. Melakukan tindakan perawatan pertama untuk
menekan proses inflamasi termasuk scaling dan
splinting. (P4)
5.1.1.3. Melakukan perbaikan hubungan oklusi
fungsional sebelum perawatan bedah
periodontal. (P4)
5.1.1.4. Melakukan plaque kontrol sebelum perawatan
bedah periodontal. (P4)
5.1.2. Memahami tindakan 5.1.2.1. Menentukan pemberian roburantia untuk
supportif umum persiapan bedah periodontal. (C3)
penderita periodontal. 5.1.2.2. Mempersiapkan mental penderita untuk
mengatasi rasa takut sebelum perawatan
periodontal. (C3)
5.1.2.3. Menentukan premedikasi sebelum perawatan
bedah periodontal. (C3)
5.1.2.4. Melakukan tindakan prophylaxis untuk
kelainan/gangguan sistemik tertentu sebelum
pembedahan. (P3)
6.1. Kasus periodontal darurat.
6.1.1. Memahami Acute 6.1.1.1. Menyebutkan 7 gejala umum dari ANUG. (C1)
Necrotizing Ulcerative 6.1.1.2. Menyebutkan 2 gejala extra oral dari ANUG.
Gingivitis. (C1)
6.1.1.3. Menyebutkan 6 gejala dalam mulut (intra oral)
dari ANUG. (C1)
6.1.1.4. Menerangkan diferential diagnosis ANUG
terhadap 4 kelainan dalam mulut. (C3)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
6.1.2. Memahami gingival 6.1.2.1. Menerangkan 5 cara terjadinya periodontal
dan periodontal abscess. (C2)
abscess. 6.1.2..2. Menyebutkan 7 gejala periodontal abscess
(subjektif dan objektif). (C1)
6.1.2.3. Menerangkan diferential diagnosis antara apical
abscess dengan periodontal abscess. (C2)
6.1.2.4. Menerangkan perbedaan antara periodontal
abscess dengan gingival abscess. (C2)
6.1.2.5. Melakukan 4 tindakan perawatan dalam
mengatasi keadaan akut dari periodontal abscess
dan gingival abscess. (P3)
131
7.1. Sistem rujukan.
7.1.1.Mempersiapkan 7.1.1.1. Menjelaskan arti dan maksud system rujukan.
mental penderita yang (C2)
memerlukan rujukan 7.1.1.2. Menyiapkan mental penderita dengan cara
dan menetapkan memberikan informasi yang berhubungan
rujukan. dengan rujukan. (C3)
8.1. Pencegahan penyakit periodontal.
8.1.1. Memahami prinsip 8.1.1.1. Menerangkan 5 alasan mengapa diperlukan
preventive periodontal. tindakan pencegahan terhadap penyakit
periodontal. (C2)
8.1.1.2 Menerangkan faktor utama penyebab penyakit
periodontal. (C2)
8.1.1.3. Menerangkan 3 faktor kelalaian yang dapat
menimbulkan kelainan periodontal. (C2)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
8.1.2. Memahami tentang 8.1.2.1. Menerangkan 3 tujuan dari plaque controle. (C2)
plak kontrol dalam 8.1.2.2. Menerangkan cara memotivasi penderita dalam
peranannya sebagai memelihara kebersihan mulutnya. (C2)
pencegahan penyakit 8.1.2.3. Mendemonstrasikan cara pendidikan penderita
periodontal. menyikat gigi dan membersihkan daerah
interdental. (C4)
8.1.2.4. Menerangkan 2 cara makanan yang perlu di-
perhatikan dalam program plaque kontrol. (C2)
8.1.2.5. Melakukan evaluasi terhadap plaque kontrol
pada kunjungan berikutnya dari penderita. (C5)
8.1.3. Memahami peranan 8.1.3.1. Menerangkan arti dari oral physiotherapy. (C2)
oral physiotherapy 8.1.3.2. Menerangkan 5 syarat dari sikat gigi yang baik.
serta penggunaan alat- (C2)
alatnya dalam 8.1.3.3. Menerangkan 4 cara menyikat gigi. (C2)
pencegahan penyakit 8.1.3.4. Menerangkan 4 macam alat untuk membersihkan
periodontal. daerah approximal. (C2)
8.1.3.5. Menerangkan cara kerja dari setiap alat untuk
membersihkan daerah interproximal. (C2)
8.1.4. Memahami cara 8.1.4.1. Menyebutkan 5 cara preventive periodontic
preventive periodontal lainnya. (C1)
lainnya. 8.1.4.2. Menerangkan 6 tindakan oral prophylaxis. (C2)
8.1.4.3. Melakukan perawatan trauma from occlusion
(traumatism). (P4)
8.1.4.4. Mengidentifikasi pencegahan penyakit
periodontal dengan perawatan restorative. (C3)
8.1.4.5. Mengidentifikasi pencegahan penyakit
periodontal dengan perawatan ortodontil. (C3)
9.1. Epidemiologi penyakit periodontal.
9.1.1. Memahami pengertian 9.1.1.1. Menerangkan arti epidemiologi penyakit
epidemiologi penyakit periodontal. (C2)
periodontal. 9.1.1.2. Menerangkan index dental plaque, index, oral
hygiene dan 4 macam index periodontal. (C2)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
132
Umum
9.1.2. Melakukan survei 9.1.2.1. Menetapkan 7 dasar epidemiologi penyakit
lapangan untuk periodontal. (C3)
mendiagnosa masalah 9.1.2.2. Menggunakan 4 index periodontal dalam
kesehatan jaringan menunjang survei kesehatan gigi masyarakat.
periodontal. (P3)
9.1.2.3. Menggunakan index oral hygiene untuk
menunjang survei masyarakat berhubungan
dengan penyakit periodontal. (P3)
9.1.2.4. Menggunakan index dental plaque untuk
menunjang survei masyarakat yang
berhubungan dengan penyakit periodontal. (P3)
9.1.2.5. Menarik kesimpulan dari analisa data survei
penyakit periodontal. (C5)
10.1. Pengembangan periodontologi.
10.1.1. Menyadari kegunaan 10.1.1.1. Mempunyai kepekaan terhadap kemajuan ilmu
kemajuan ilmu dan dan tehnologi dan perubahan konsep-konsep di
tehnologi di bidang bidang periodontologi. (A3)
periodontologi untuk 10.1.1.2. kut serta secara aktif dalam pengembangan ilmu
pengembangannya. khususnya periodontologi dengan melakukan
peenlitian. (A3)
11.1. Hubungan periodontik dengan konservasi.
11.1.1. Memahami 11.1.1.1. Menjelaskan kasus-kasus endodontik yang
hubungan perawatan memerlukan perawatan periodontal. (C2)
periodontal dengan 11.1.1.2. Menjelaskan kasus-kasus periodontal yang
perawatan memerlukan perawatan endodontik. (C2)
konservasi.
11.2. Hubungan periodontik dengan orthodontik.
11.2.1. Memahami 11.2.1.1. Menjelaskan peranan perawatan ortho yang dini
hubungan perawatan terhadap terpeliharanya kesehatan jaringan
periodontal dengan periodontal. (C2)
perawatan 11.2.1.2. Mengevaluasi kembali hubungan aklusi
orthodonti. fungsional perawatan orthodonti. (C2)
11.2.1.3. Menjelaskan penggunaan prinsip minor
toothmovement dalam meresposisi gigi geligi
yang mengalami migrasi. (C2)
11.3. Hubungan periodontik dengan prosthodontia
11.3.1. Memahami 11.3.1.1. Menjelaskan kasus-kasus prosthodontia yang
hubungan perawatan memerlukan perawatan periodontal. (C2)
periodontal dengan 11.3.1.2. Menjelaskan kegunaan perawatan prosthodontia
perawatan untuk mempertahankan dan memperbaiki
prosthodontia. kesehatan jaringan periodontal. (C2)
11.2. Sistem stomatognatik
11.2.1. Memahami 11.2.1.1. Menerangkan perbedaan sifat tulang dan gigi.
pengaruh tekanan (C2)
fungsional pada 11.2.1.2. Menerangkan perbedaan sifat tulang rahang atas
tulang rahang. dan bawah. (C2)
11.2.1.3. Menyebutkan pengertian trayektori pada tulang
rahang. (C1)
11.2.1.4. Menyebutkan perjalanan trayektori pada tulang
rahang. (C1)
11.2.2. Memahami 11.2.2.1. Menyebutkan pengelompokan otot muka dan
pengelompokan dari kepala . (C1)
fungsi otot muka dan 11.2.2.2. Menyebutkan sifat dan fungsi masing-masing
133
kepala kelompok otot pengunyahan. (C1)
11.2.2.3. Menyebutkan sifat-sifat, fungsi masing-msing
kelompok otot mimik. (C1)
11.2.2.4. Menerangkan perbedaan fungsi otot masseter
dan temporalis. (C2)
11.2.2.5. Menerangkan fungsi otot-otot menelan. (C2)
11.3. Pertumbuhan dan perkembangan oklusi
11.3.1. Memahami 11.3.1.1. Menyebutkan waktu pertumbuhan gigi sulung
pertumbuhan dan dan permanen. (C1)
sifat gigi. 11.3.1.2. Menerangkan proses aktif erupsi. (C2)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
11.3.2. Memahami 11.3.2.1. Menerangkan urutan erupsi gigi yang normal.
perkembangan (C2)
oklusi dari gigi 11.3.2.2. Menerangkan akibat variasi urutan erupsi gigi
sulung sampai terhadap kedudukan gigi dalam lengkungnya.
permanen. (C2)
11.3.2.3. Menyebutkan kedudukan gigi yang dipakai
untuk penetapan oklusi dalam oklusi yang
normal. (C1)
11.3.2.4. Menerangkan arah pergeseran gigi secara
fisiologis. (C2)
11.3.2.5. Menerangkan tahap-tahap perkembangan oklusi
dari gigi sulung sampai gigi permanen. (C2)
11.4. Konsep-konsep dara Oklusi
11.4.1. Memahami 3 11.4.1.1. Menerangkan 3 konsep tentang oklusi yang
konsep oklusi dalam dipakai sebagai dasar dalam ilmu edokteran Gigi
Ilmu Kedokteran klinis. (C2)
Gigi 11.4.1.2. Menerangkan dasar penyusunan konsep oklusi.
(C2)
11.4.1.3. Menerangkan perbedaan antara masing-masing
konsep ditinjau dari segi penerapannya dalam
klinik. (C2)
11.5. Fisiologi Oklusi
11.5.1. Memahami 11.5.1.1. Menyebutkan komponen-komponen yang
hubungan komponen membentuk oklusi gigi. (C1)
yang membentuk 11.5.1.2. Menerangkan peranan masing-masing komponen
oklusi. dalam oklusi. (C2)
11.5.1.3. Menerangkan hubungan antara komponen-
komponen yang membentuk oklus gigi. (C1)
11.5.2. Memahami 11.5.2.1. Menerangkan macam kurva lengkung gigi. (C2)
hubungan antara 11.5.2.2. Menerangkan kegunaan macam-macam kurva
posisi gigi dalam lengkung gigi. (C2)
lengkukng gigi 11.5.2.3. Menerangkan akibat variasi bentuk kurva
dengan fungsinya. terhadap fungsi. (C2)
CABANG ILMU : P E R I O D O N T O L O G I
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
11.5.3. Memahami 11.5.3.1. Menerangkan kedudukan dan gerakan dasar
kinesiologi rahang mandibula. (C2)
bawah serta 11.5.3.2. Menjelaskan kegunaan kedudukan dasar
134
kegunaannya dalam mandibula dalam bidang klinis. (C2)
klinis. 11.5.3.3. Menjelaskan arti pergerakan Bennet pada
gerakan fungsi rahang bawah. (C2)
11.5.3.4. Mejelaskan arti pergerakan Bennet dalam bidang
prosthodonti. (C2)
11.5.3.5. Menjelaskan arti sudut Fischer dalam bidang
prosthodonti. (C2)
11.5.4. Memahami 11.5.4.1. Menerangkan arti diagram Posselt untuk oklusi
perbedaan antara ideal dan normal. (C2)
oklusi ideal, normal 11.5.4.2. Menjelaskan gambaran amplop gerakan
dan pathologis mandibula dalam 3 dimensi. (C2)
ditinjau dari konsep 11.5.4.3. Menyebutkan kriteria yang dipakai untuk
dinamis. menentukan oklusi. (C1)
11.5.4.4. Menerangkan perbedaan pola gerakan mandibula
yang normal dan tidak normal. (C2)
11.5.4.5. Menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh slide
in centris. (C2)
11.6. Biomekanika pergerakan gigi
11.6.1. Memahami 11.6.1.1. Menjelaskan penerangan statika dan dinamika
kaitan mekanis dan dalam sistem mastikasi. (C2)
tekanan biologis 11.6.1.2. Menjelaskan tekanan yang berasal dari tekanan
yang menimpa oklusi yang mengenai permukaan gigi. (C2)
sistem mastikasi. 11.6.1.3. Menerangkan akibat tekanan mekanis pada
komponen pengunyahan. (C2)
11.6.1.4. Menerangkan timbulnya reaksi biologis akibat
adanya tekanan mekanis pada komponen
pengunyahan. (C2)
11.6.1.5. Menerangkan terjadinya perubahan oklusi akibat
perubahan keseimbangan antara tekanan yang
menimpa sistem mastikasi. (C2)
11.7. Hubungan antara oklusi dan pengetahuan klinis
11.7.1. Memahami 11.7.1.1. Menerangkan akibat kesalaham perawatan
prinsip dasar oklusi terhadap oklusi. (C2)
dan kaitannya 11.7.1.2. Menerangkan peranan oklusi dalam perawatan
dengan perawatan. prosthodontic. (C2)
11.7.1.3. Menerangkan peranan oklusi dalam perawatan
periodontal. (C2)
11.7.1.4. Menerangkan peranan oklusi dalam perawatan
orthodontik. (C2)
11.7.1.5. Menerangkan hubungan oklusi dengan kelainan
sendi rahang dan otot kepala dan muka. (C2)
135
PROSTODONTIA
1. Memahami penerapan pengetahuan anatomi dan faal dari jaringan gigi dan mulut,
rahang serta persendiannya dalam perawatan kasus Gigi Tiruan.
2. Memahami pelbagai cara penggolongan kasus Gigi Tiruan.
3. Menegakkan diagnosa klinis kasus-kasus Gigi Tiruan.
4. Menerangkan pengaruh penyakit infeksi umum,/lokal, penyakit darah, kelainan
sistemik/hormonal, dan radiasi terhadap jaringan pendukung gigi Tiruan.
5. Menetapkan kelainan-kelainan jaringan lunak dan jaringan keras mulut yang
memerlukan tindak persiapan secara bedah.
6. Memahami prosedur persiapan perawatan rehabilitasi (prostodontik).
7. Memahami sistem rujukan dalam perawatan prostodontik.
8. Memahami pelbagai macam bahan, alat dan obat-obatan dalam perawatan
rehabilitatif sesuai dengan indikasinya.
9. Memberikan penanggulangan terhadap pelbagai macam kasus kehilangan gigi yang
sederhana secara rehabilitatif.
10. Meramalkan prognosa macam-macam perawatan kasus rehabilitatif yang sederhana.
11. Memahami kelainan-kelainan dalam mulut akibat tindakan pemakaian alat
rehabilitatif (gigi tiruan).
12. Menanggulangi pelnbagai macam kerusakan pada gigi tiruan lepasan gigi tiruan
jembatan.
13. Memahami tindakan suportif umum dan lokal pada penderita kasus gigi tiruan.
CABANG ILMU : PROSTODONTIA
14. Melakukan penyuluhan kepada individu, keluarga, dan masyarakat tentang perawatn
prostodontik dan usaha pencegahan kehilangan gigi.
15. Menunjukkan kesediaan untuk mendalami ilmu yang ada kaitannya dengan bidang
prostodontia serta berorientasi ke masa depan.
16. Memahami Kode Etik Kedokteran Gigi untuk melakukan perawtan prostodontik
sesuai dengan Lafal Sumpah Dokter.
136
anatomi rahang serta persendiannya dengan
pembuatan gigi tiruan. (C4)
1.1.2.3. Menguraikan hubungan antara bentuk
anatomi rahang serta persendiannya dengan
pemakaian gigi tiruan. (C4)
1.1.3. Mengenal faal otot- 1.1.3.1. Menjelaskan faal otot-otot muka, kepala
otot muka, kepala dan leher. (C2)
dan leher. 1.1.3.2. Menguraikan hubungan antara tonus otot-
otot dengan pembuatan gigi tiruan. (C4)
1.1.3.3. Menguraikan hubungan antara tonus otot-
otot dengan pemakaian gigi tiruan. (C4)
1.1.4. Mengenal faal 1.1.4.1. Menjelaskan faal penelanan serta
penelanan serta komponen-komponen yang terlibat. (C2)
hubunganya dengan 1.1.4.2. Menjelaskan hubungan timbal balik antara
pemakaian gigi gerak penelanan dan pemakaian gigi tiruan. (C4)
tiruan.
137
Tiruan. (P3)
3.1.1.4. Mengumpulkan data tentang latar
belakang kesehatan umum penderita yang ada
kaitannya dengan perawatan Gigi Tiruan. (P3)
3.1.1.5. Menetapkan motivasi penderita terhadap
perawatan Gigi Tiruan atas dasar hasil anamnesa.
(C4)
CABANG ILMU : PROSTODONTIA
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
3.1.2. Melakukan 3.1.2.1. Melakukan pemeriksaan extra-oral secara
pemeriksaan ivisual dan digital pada kasus prostodontik. (P3)
obyektif untuk 3.1.2.2. Melakukan pemeriksaan intra-oral secara
menegakkan visual dan digital terhadap mukosa mulut, gigi
diagnosa. dan jaringan penyangganya, lidah, serta tulang
yang akan menyangga gigi tiruan. (P3)
3.1.2.3. Menyimpulkan hasil-hasil pemeriksaan
obyektif dan anamnesa dalam bentuk diagnosa
sementara. (P3)
3.1.3. Mengenal peranan 3.1.3.1. Menjelaskan indikasi pemeriksaan
pemeriksaan radiologik bagi kasus-kasus Gigi Tiruan. (C2)
radiologis dalam 3.1.3.2. Menginterprestasikan hasil pemeriksaan
perawatan radiologis atas dasar pertimbangan prostodontis.
prostodontik. (C4)
3.1.4. Memahami peranan 3.1.4.1. Membuat model diagnostik. (P3)
peranan model 3.1.4.2. Mengenal kelainan-kelainan bentuk dan
diagnostik sebagai letak gigi serta lengkung rahang melalui model
alat bantu dalam diagnostik. (P1)
penetapan diagnosa 3.1.4.3. Meramalkan kesulitan-kesulitan
kasus Gigi Tiruan. pembuatan/pemakaian Gigi Tiruan akibat
kelainan tersebut. (C3)
3.1.4.4. Merencanakan tindakan-tindakan
perbaikan yang perlu dilakukan untuk mencegah
kesulitan-kesulitan tersebut. (C5)
4.1. Hubungan penyakit-penyakit infeksi, penyakit darah, sistemik/hormonal,
serta akibat radiasi dengan jaringan pendukung Gigi Tiruan.
4.1.1. Memahami pengaruh 4.1.1.1. Menyebutkan manifestasi-manifestasi
penyakit infeksi penyakit infeksi umum yang berpengaruh
terhadap jaringan terhadap perawatan Gigi Tiruan. (C1)
pendukung gigi 4.1.1.2. Menjelaskan bentuk pengaruh dan akibat
tiruan serta yang ditimbulkannya pada perawatan Gigi iruan.
akibatnya. (C2)
138
penyakit/kelainan sistemik/hormonal yang dapat berpengaruh
sistematik dan terhadap perawatan prostodontik. (C1)
hormonal tertentu 4.1.3.2. Mengidentifikasi manifestasi kelainan-
terhadap perawatan kelaian tersebut di dlam mulut. (P1)
prostodontik. 4.1.3.3. Mengidentifikasi diabetes mellitus atas
dasar data laboratoris. (C2)
4.1.3.4. Menjelaskan pengaruh diabetes mellitus
terhadap jaringan tulang pendukung gigi tiruan.
(C3)
4.1.3.5. Menjelaskan akibatnya terhadap
perawatan prostodontik. (C4)
4.1.4. Memahami pengaruh 4.1.4.1. Menyebutkan pengaruh radiasi terhadap
radiasi terhadap jaringan lunak mulut. (C1)
jaringan-jaringan di 4.1.4.2. Menyebutkan pengaruh radiasi terhadap
mulut dan akibatnya jaringan tulang rahang. (C1)
terhadap perawatan 4.1.4.3. Menjelaskan akibat dari pengaruh-
prostodontik. pengaruh tersebut pada pembuatan/pemakaian
gigi tiruan. (C2)
5.1. Perawatan Bedah Pre-Prostodontik
5.1.1. Memahami 5.1.1.1. Menjelaskan arti perawatan bedah pre-
kegunaan perawatan prostodontik. (C4)
persiapan secara 5.1.1.2. Menjelaskan hubungan antara bentuk
bedah kelainan-kelainan jaringan lunak dan keras mulut
dengan pembuatan gigi tiruan. (C4)
5.1.1.3. Menjelaskan hubungan antara bentuk
kelainan-kelainan jaringan lunak dan keras mulut
dengan pemasangan/pemakaian gigi tiruan. (C4)
5.1.1.4. Menjelaskan 2 macam faktor yang
berperan dalam penetapan indikasi perawatan
bedah pre-prostodontik. (C4)
5.1.2. Mengenal kelainan- 5.1.2.1. Menjelaskan 3 bentuk kelainan mukosa
kelainan pada mulut yang memerlukan perawatan bedah
jaringan lunak mulut sebelum perawatan prostodontik. (C2)
yang memerlukan 5.1.2.2. Menetapkan indikasi perawatan bedah
perawatan bedah pre-prostodontik dengan mempertimbangkan
pre-prostodontik. keadaan umum dan lokal penderita. (C4)
5.1.3. Mengenal kelainan- 5.1.3.1. Menjelaskan 2 bentuk kelainan jaringan
kelainan jaringan keras mulut yang memerlukan perawatan bedah
keras mulut yang pre-prostodontik. (C2)
memerlukan 5.1.3.2. Menjelaskan hubungan antara bentuk
perawatan bedah kelainan tersebut dengan pembuatan,
pre-prostodontik pemasangan, dan pemakaian gigi tiruan. (C3)
5.1.3.3. Menetapkan indikasi perawatan bedah
pre-prostodontik bagi kelainan jaringan keras
mulut dengan mempertimbangkan keadaan umum
dan lokal penderita. (C4)
5.1.4. Mengenal kontra 5.1.4.1. Menetapkan indikasi perawatan bedah
indikasi perawatan pre-prostodontik terhadap retensi/kecekatan gigi
bedah pre- tiruan. (C4)
prostodontik. 5.1.4.2. Menjelaskan akibat tindakan bedah pre-
prostodontik terhadap stabilisasi. (C4)
5.1.4.3. Membedakan kelainan jaringan lunak dan
keras mulut yang harus dibedah dan yang dapat
dipertahankan. (C4)
139
6.1. Prosedur persiapan perawatan prostodontik
6.1.1. Mengenal kegunaan 6.1.1.1. Menjelaskan indikasi dan kegunaan
pelbagai macam perawatan konservative pada kasus-kasus gigi
perawatan tiruan (C4)
pendahuluan sebagai 6.1.1.2. Menjelaskan indikasi dan kegunaan
persiapan perawatan perawatan periodontal dapa kasus-kasus gigi
prostodontik tiruan (C4)
6.1.1.3. Menjelaskan indikasi dan kegunaan
perawatan ortodontik pada kasus gigi tiruan (C4)
6.1.1.4. Melakukan perawatan persiapan sebelum
perawatan prostodontik sesuai dengan indikasi /
kebutuhan (P3)
7.1. Sistem rujukan dalam prostodontia
7.1.1. Mengenal kasus- 7.1.1.1. Mengenali 5 macam kasus gigi tiruan
kasus gigi tiruan yang menurut pertimbangan prostodontik
yang memerlukan memerlukan rujukan (C5)
perawatan rujukan 7.1.1.2. Menetapkan saat dan jenis rujukan sesuai
dengan indikasi (P3)
8.1. Bahan-bahan, alat-alat dan obat-obatan untuk perawatan rehabilitatif
8.1.1. Mengenal pelbagai 8.1.1.1. Menjelaskan 5 macam bahan cetak yang
macam bahan yang digunakan dalam pembuatan gigi tiruan sebagian,
digunakan dalam gigi tiruan penuh, gigi tiruan jembatan serta
pembuatan gigi indikasi pemakaiannya (C4)
tiruan 8.1.1.2. Menjelaskan 3 malam (wax) untuk
pembuatan gigi tiruan sebagian, gigi tiruan penuh,
gigi tiruan jembatan dan indikasi pemakaiannya
(C4)
8.1.1.3. Menjelaskan 3 macam logam yang dipakai
dalam pembuatan gigi tiruan lepasan, gigi tiruan
cekat serta indikasi pemakaiannya (C4)
8.1.1.4. Menjelaskan 3 macam gips yang
digunakan dalam pembuatan gigi tiruan serta
indikasi pemakaiannya (C4)
8.1.1.5. Menjelaskan perbedaan antara akrilik dan
porselin sebagai bahan gigi tiruan (C4)
CABANG ILMU : PROSTODONTIA
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
9.1. Macam-macam tindakan rehabilitatif kasus kehilangan gigi
9.1.1. Memahami tahap- 9.1.1.1. Menjelaskan 2 macam cara membuat
tahap klinis cetakan rahang dengan kehilangan gigi sebagian
perawatan kasus serta akibat kesalahannya (C4)
kehilangan gigi 9.1.1.2. Menjelaskan cara menetapkan hubungan
sebagian dengan gigi antar rahang dan akibat kesalahannya pada kasus
tiruan lepasan akrilik kehilangan gigi sebagian (C4)
9.1.1.3. Menjelaskan cara dan kegunaan penetapan
disain gigi tiruan sebagian lepasan serta 5 faktor
yang berperan di dalamnya (C4)
9.1.1.4. Menjelaskan cara menilai estetika dan
oklusi dengan gigi tiruan percobaan dari malam
(wax) (C4)
9.1.1.5. Menjelaskan kegunaan oclusal
140
adjustment pada gigi tiruan sebagian akrilik serta
cara melakukannya (C4)
9.1.2. Mengenal tahap- 9.1.2.1. Menjelaskan kegunaan dan cara
tahap laboratories pembuatan 2 macam model yang diperlukan
pembuatan gigi dalam pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan
tiruan sebagian (C2)
lepasan dari akrilik 9.1.2.2. Menjelaskan cara membuat lempeng dan
galangan gigit pada kasus kehilangan gigi
sebagian (C4)
9.1.2.3. Menjelaskan cara pemilihan dan
penyusunan gigi serta faktor yang berperan
didalamnya pada pembuatan gigi tiruan sebagian
lepasan akrilik (C4)
9.1.2.4. Menjelaskan 4 macam cengkeram kawat
(clasp) serta indikasi pemakaiannya (C4)
9.1.2.5. Menjelaskan prosedur mengubah gigi
tiruan sebagian malam menjadi gigi tiruan
sebagian akrilik sampai siap dipasang di dalam
mulut (C4)
141
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
9.1.5. Memahami prinsip 9.1.5.1. Menjelaskan kegunaan dan cara
dasar pembuatan pembuatan refractory cast pada pembuatan gigi
gigi tiruan sebagian tiruan sebagian kerangka logam. (C2)
lepasan kerangka 9.1.5.2. Menjelaskan kegunaan dan cara
logam melakukan surveiing. (C2)
9.1.5.3. Menjelaskan cara membuat desain gigi
tiruan sebagai kerangka logam. (C2)
9.1.5.4. Menjelaskan 4 macam cengkeram tuang
dan indikasi pemakai annya masing-masing. (C2)
9.1.5.5. Menjelaskan beda antara cengkeram tuang
dan cengkeram kawat dilihat dari segi
penggunaannya. (C2)
9.1.5.6. Menjelaskan pembuatan model kerangka
gigi tiruan sebagian dari malam. (C2)
9.1.5.7. Menjelaskan tahap-tahap pekerjaan
mengubah model kerangka dari malam menjadi
kerangka logam. (C2)
9.1.6. Mengenal tahap- 9.1.6.1. Menjelaskan 2 macam gigi tiruan
tahap klinis jembatan sederhana dan indikasi pembuatannya.
perawatan kasus (C4)
kehilangan gigi 9.1.6.2. Menjelaskan 4 macam bentuk pegangan
sebagian dengan gigi (pontie) serta indikasi pembuatannya. (C4)
tiruan jembatan. 9.1.6.3. Menjelaskan 5 macam faktor yang
berperan dalam pemilihan gigi pegangan
(abutment). (C4)
9.1.6.4. Menjelaskan cara membuat cetakan
rahang untuk pembuatan gigi tiruan jembatan.
(C4)
9.1.6.5. Menjelaskan 2 macam bahan
investment yang digunakan dalam pembuatan
gigi tiruan jembatan serta indikasi pemakaiannya.
(C4)
9.1.6.6. Menjelaskan 2 macam logam yang
digunakan dalam pembuatan gigi tiruan jembatan
serta indikasi pemakaiannya. (C4)
9.1.6.7. Menjelaskan maksud dan tujuan mencoba
kerangka gigi tiruan jembatan di mulut. (C4)
9.1.6.8. Menjelaskan cara memasang gigi tiruan
jembatan di dalam mulut. (C4)
9.1.7. Memahami tahap- 9.1.7.1. Menjelaskan cara membuat model kerja
tahap laboratories yang diperlukan dalam pembuatan gigi tiruan
pembuatan gigi jembatan serta kegunaan model tersebut. (C4)
tiruan jambatan 9.1.7.2. Menjelaskan cara menyiapkan model gigi
sederhana. tiruan jembatan dari dalam untuk dicoba di dalam
mulut. (C4)
9.1.7.3. Menjelaskan beda antara gigi tiruan
sebagian lepasan dan gigi tiruan jembatan. (C4)
9.1.7.4. Menjelaskan secara terperinci prosedur
pengecoran gigi tiruan jembatan dari logam dan
kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi. (C4)
9.1.7.5. Menjelaskan cara penyelesaian facing
dari gigi tiruan jembatan dan akrilik. (C2)
9.1.7.6. Menjelaskan cara menilai oklusi gigi
142
tiruan jembatan di mulut. (C2)
9.1.8. Melakukan 9.1.8.1. Melakukan preparasi gigi pegangan dalam
pembuatan gigi bentuk yang sesuai dengan indikasinya. (P3)
tiruan jembatan 9.1.8.2. Membuat model rahang yang akurat
sederhana. dengan cara dan bahan yang paling tepat. (P3)
9.1.8.3. Membuat kerangka gigi tiruan jembatan
dari logam sesuai dengan indikasinya. (P3)
9.1.8.4. Memasang facing akrilik pada gigi tiruan
jembatan sampai siap dipasang di mulut. (P3)
9.1.8.5. Memasang gigi tiruan jembatan di dalam
mulut sampai diperoleh fungsi dan estetik yang
baik. (P3)
9.1.8.6. Menjelaskan cara-cara perawatan gigi
tiruan jembatan untuk mencegah kerusakan. (P2)
143
perawatan bergigi dengan cara dan bahan yang sesuai
rehabilitatif terhadap dengan indikasinya. (P3)
kasus gigi tiruan 9.1.11.2. Menyiapkan modal kerja yang akurat. (P3)
penuh yang 9.1.11.3. Memindahkan hubungan antar rahang secara
sederhana. tepat dari mulut ke articulator tipe rata-rata. (P3)
9.1.11.4. Melakukan penyusunan gigi-gigi menurut
persyaratan estetika dan fungsional. (P3)
9.1.11.5. Menilai estetika melalui gigi tiruan percobaan
dari malam. (C6)
9.1.11.6. Menilai kecekatan dan kestabilan gigi tiruan
penuh akrilik. (C6)
9.1.11.7. Melakukan selective grinding menurut aturan
dasar yang ditentukan. (P1)
9.1.11.8. Memberikan pendidikan tentang cara
memelihara gigi tiruan penuh untuk mencehag
kerusakan-kerusakan (C3)
10.1 Prognosa Kasus-kasus Prostodontik
10.1.1. Memahami arti 10.1.1.1. Menjelaskan pengaruh faktor biomekanik pada
prognosa dan cara retensi gigi tiruan sebagian lepasan (C2).
memperkirakannya 10.1.1.2. Menjelaskan pengaruh faktor biomekanik pada
pada kasus-kasus stabilisasi gigi tiruan lepasan. (C4)
gigi tiruan sebagian 10.1.1.3. Menjelaskan pengaruh faktor biomekanik
lepasan. terhadap fungsi bicara (speech) pada kasus gigi
tiruan sebagian lepasan (C4)
10.1.1.4. Meramalkan prognosa perawatan kasus gigi
tiruan lepasan. (C3)
144
(C2)
11.1.1.4 Melakukan penanggulangan terhadap
kelainan/kerusakan tersebut. (P2)
12.1 Reparasi, Reline dan Rebase.
12.1.1. Mengenal cara 12.1.1.1. Menjelaskan indikasi dan kontra-indikasi
memperbaiki gigi repasi pada gigi tiruan lepasan. (C4)
tiruan lepasan yang 12.1.1.2. Melakukan reparasi pada gigi tiruan lepasan
patah atau terlepas yang patah platnya. (P3)
giginya 12.1.1.3. Melakukan reparasi gigi tiruan lepasan yang
terlepas / rusak giginya. (P3)
CABANG ILMU : PROSTODONTIA
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
12.1.2. Mengenal cara 12.1.2.1.Menjelaskan indikasi dan kontra-indikasi reparasi
memperbaiki gigi pada gigi tiruan jembatan. (C4)
tiruan jembatan 12.1.2.2 Melakukan reparasi pada gigi tiruan jembatan
yang patah atau yang patah. (P3)
12.1.2.3 Melakukan reparasi pada gigi tiruan yang pecah
atau rusak facing
12.1.3. Mengenal macam- 12.1.3.1. Menjelaskan 2 macam cara memperbaiki gigi
macam cara tiruan lepasan yang longgar. (C4)
memperbaiki gigi 12.1.3.2. Melakukan perbaikan pada gigi tiruan lepasan
tiruan lepasan yang yang longgar dengan cara Reline atau
longgar Rebase. (P3)
12.1.3.3. Menjelaskan indikasi dan kontra-indikasi
Reline dan Rebase. (C4)
12.1.3.4. Menjelaskan kemungkinan kesalahan yang
terjadi pada relinging atau rebasing , dan
cara mengatasinya. (C4)
13.1 Tindakan supportif umum dan lokal pada kasus gigi tiruan.
13.1.1. Mengenal tindakan 13.1.1.1. Menjelaskan kegunaan tindakan umum dan
supportif umum dan lokal terhadap perawatan gigi tiruan sebagian
lokal pada kasus gigi lepasan. (C2)
tiruan sebagian 13.1.1.2. Melakukan perawatan supportif umum dan
lepasan lokal pada kasus gigi tiruan sebagian lepasan
(P1)
13.1.2. Mengenalkan 13.1.2.1. Menjelaskan kegunaan perawatan supportif
tindakan supportif umum dan lokal pada kasus gigi tiruan
umum dan lokal jembatan (C2)
pada kasus gigi 13.1.2.2. Melakukan perawatan supportif umum dan
tiruan jembatan lokal pada kasus gigi tiruan jembatan (P1)
145
dan tujuan peningkatan pelayanan prostodontik kepada
penyuluhan sebagai masyarakat (C3)
salah satu usaha 14.1.1.2. Menjelaskan peranan motivasi masyarakat
pencegahan terhadap perawatan prostodontik dalam usaha
perawatan peningkatan kesehatan (C2)
prosdontik 14.1.1.3. Mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan di
masyarakat yang ada pengaruhnya terhadap
kesehatan gigi dan mulut (C1)
14.1.2. Melaksanakan 14.1.2.1. Mengidentifikasi kebiasaan-kebiasaan di
penyuluhan tentang masyarakat yang ada pengaruhnya terhadap
cara pencegahan kesehatan gigi dan mulut (C1)
kehilangan gigi 14.1.2.2. Menyebutkan 2 faktor penunjang dan 2 faktor
penghambat dalam pelaksanaan penyuluhan
tentang perawatan prostodontik (C1)
14.1.2.3. Melaksanakan penyuluhan tentang masalah
kehilangan gigi dengan cara kontak perorangan
dan masal (P3)
14.1.2.4. Menggunakan sarana poster, film dan atau slides
dalam penyuluhan sesuai dengan indikasinya
(P3)
14.1.2.5. Melaksanakan kerjasama yang efektif dengan
unsur-unsur dalam masyarakat untuk usaha
penyuluhan prostodontik (P3)
146
ORTHODONTIA
147
CABANG ILMU : ORTHODONTIA
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
MATA PELAJARAN :
1.1. Falsafah perawatan Orthodontia.
1.2.6. Memahami tujuan 1.2.6.1. Menerangkan sejarah perkembangan Ilmu
sejarah orthodonti Orthodonti. (C1)
dan istilah-istilah 1.2.6.2. Menerangkan maksud dan tujuan perawatan
yang digunakan di orthodonti. (C1)
dalam Ilmu 1.2.6.3. Menjelaskan istilah-istilah yang dipakai dalam
Orthodonti Ilmu Orthodonti (C2)
2.1. Pertumbuhan dan perkembangan dentofasial
2.1.7. Memahami 2.1.7.1. Menjelaskan pola arah pertumbuhan muka dan
pertumbuhan dan kepala. (C2)
perkembangan 2.1.7.2. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan
dentofasial prenatal dan postnatal rahang. (C2)
2.1.7.3. Menjelaskan pertumbuhan dan perkembangan
sistem gigi geligi. (C2)
2.1.7.4. Menerangkan sistem persendian rahang. (C2)
3.1. Kelainan dentofasial dan klasifikasinya
3.1.6. Mengenai tipe-tipe 3.1.6.1. Membedakan 3 macam tipe muka dari muka dan
maloklusi samping. (C4)
3.1.6.2. Menerangkan konsep oklusi normal. (C2)
148
persendiannya, serta
gigi geligi, pada
perawatan
orthodonti.
5.1.2. Melakukan 5.1.2.1. Melakukan pemeriksaan subyektif untuk
pemeriksaan pada menegakkan diagnosa dalam perawatan othodonti.
kelainan letak gigi, (A2), (P3)
jaringan penyangga 5.1.2.2. Melakukan pemeriksaan extra dan intra
gigi, jaringan lunak oral untuk menegakkan diagnosa dalam perawatan
mulut dan sendi orthodonti. (A2), (P3)
rahang secara klinis 5.1.2.3. Menganalisa kasus orthodonti dengan
dan radiologis untuk menggunakan model, radiologi dan fungsionil.
menegakkan (P3), (C4)
diagnosa 5.1.2.4. Meninterpretasikan hasil analisa untuk
menegakkan diagnosa (P3), (C4)
149
CABANG ILMU : ORTHODONTIA
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
8.1. Pasca Perawatan
8.1.1. Melakukan 8.1.1.1. Melakukan penyesuaian oklusi (occlusal
perawatan equilibration). (P3), (C3)
rehabilitatif setelah 8.1.1.2. Menentukan perlunya perawatan
perawatan orthodonti periodontal untuk stabilitas gigi.
9.1. Alat-alat Orthodontia
9.1.1. Memahami pelbagai 9.1.1.1. menjelaskan pentingnya penjangkaran
macam alat pada perawatan orthodonti. (C2)
orthodonti lepas dan 9.1.1.2. Menyebutkan macam penjangkaran extra
alat tetap sederhana oral dan intra oral. (C1)
untuk perawatan 9.1.1.3. Menentukan unit Penjangkar yang sesuai
orthodonti. dengan tehnik perawatan. (C4)
9.1.1.4. Membuat klammer Adam dan arrow
head yang digunakan untuk retensi. (P5)
9.1.1.5. Membuat 5 macam pegas untuk
menggerakkan gigi. (P5)
9.1.1.6. Membuat 4 alat orthodonti lepas dan cekat
sederhana. (P5)
10.1. Biometik pergerakan gigi
10.1.1. Menerangkan reaksi 10.1.1.1. Menjelaskan reaksi membrana periodontium
jaringan sekitar gigi terhadap tekanan alat orthodontia. (C2)
terhadap tekanan alat 10.1.1.2. Menjelaskan reaksi jaringan tulang alveolaris
orthodonti terhadap tekanan alat orthodonti. (C2)
10.1.1.3. Menjelaskan reaksi jaringan semen gigi
terhadap tekanan alat orthodonti. (C2)
10.1.1.4. menjelaskan reaksi jaringan pulpa gigi
terhadap tekanan alat orthodonti. (C2)
10.1.1.5. Menjelaskan reaksi jaringan gingiva terhadap
tekanan alat orthodonti. (C2)
150
komunikasi yang 13.1.1.2. Melakukan komunikasi yang tepat untuk
effisien dan serasi mengadakan pendekatan kepada individu,
dengan individu, keluarga dan masyarakat dalam perawatan
keluarga dan orthodonti. (P3)
masyarakat
sehubungan dengan
perawatan orthodonti
14.1. Teori komunikasi
14.1.1. Melakukan 14.1.1.1. Menunjukkan sikap yang baik terhadap
hubungan kerjasama individu, keluarga dan masyarakat sehubungan
yang efektif antara dengan perawatan orthodonti. (A5)
dokter gigi, individu,
keluarga dan
masyarakat
151
gigi di bidang
Orthodonti
17.1. Pengabdian pada Masyarakat
17.1.1. Berperan aktif dalam 17.1.1.1. Melaksanakan secara aktif kerja sosial sebagai
kerja sosial sebagai pengabdian masyarakat khususnya untuk
pengabdian pelayanan orthodonti. (A5), (P5)
masyarakat
khususnya untuk
pelayanan orthodonti
17.1.2. Melakukan survei 17.1.2.1. Melakukan survei lapangan di bidang
lapangan di bidang kesehatan gigi khususnya bidang Orthodonti.
kesehatan gigi (P5)
khususnya bidang
Orthodonti
17.1.3. Melaksanakan 17.1.3.1. Melaksanakan program orthodonti preventif.
program kesehatan (P5)
gigi khususnya
bidang Orthodonti
18.1. Ilmu Orthodontia Mutakhir
18.1.1. Menunjukkan 18.1.1.1. Menunjukkan kepekaan terhadap
kesediaan untuk perkembangan ilmu Kedokteran Gigi
mengembangkan diri khususnya bidang Orthodonti. (A5)
secara terus menerus
dengan berorientasi
ke masa depan
khususnya di bidang
Orthodonti.
152
ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
153
fertilitas, morbiditas
dan severitas
2.1. Kesehatan Lingkungan
2.1.1. Menerangkan secara 2.1.1.1. Menerangkan arti dan ruang lingkup kesehatan
garis besar pengaruh (C2)
lingkungan terhadap 2.1.1.2. Menerangkan pengaruh lingkungan terhadap
kesehatan kesehatan individu keluarga dan masyarakat (C2)
2.1.1.3. Menerangkan macam-macam penyakit yang
diakibatkan lingkungan yang tidak sehat. (C2)
2.1.1.4. Menerangkan macam-macam usaha
penanggulangan sanitasi lingkungan. (C2)
2.1.2. Menerangkan secara 2.1.2.1. Menyebutkan kriteria pencemaran udara, air dan
garis besar mengenai bising (C1)
pencemaran 2.1.2.2. Menyebutkan sebab dan akibat pencemaran
lingkungan lingkungan (C1)
2.1.2.3. Menerangkan pencegahan pencemaran
lingkungan (C1)
2.1.3. Menerangkan secara 2.1.3.1. Menerangkan akibat-akibat sanitasi lingkungan
garis besar mengenai yang tidak baik (C2)
sanitasi lingkungan 2.1.3.2. Menerangkan sanitasi air minum (C2)
2.1.3.3. Menerangkan sanitasi makanan (C2)
2.1.3.4. Menerangkan faktor-faktor yang harus
diperhatikan dalam pembuangan sampah dan tinja
(C1)
2.1.3.5. Menerangkan persyaratan rumah sehat (C2)
3.1. Epidemiologi dan dasar-dasar kedokteran pencegahan
3.1.1. Menerangkan arti 3.1.1.1. Mendefinisikan epidemiologi, epidemi, endemi
epidemiologi, dan pandemi (C1)
epidemi, endemi dan 3.1.1.2. Menyebutkan contoh-contoh dari pengertian-
pandemi pengertian di atas (C2)
3.1.2. Menyebutkan arti 3.1.2.1. Mendefinisikan dan menyebutkan contoh-contoh
penyakit menular penyakit menular, penyakit infeksi dan penyakit
kontak (C1)
3.1.2.2. Menyebutkan cara-cara penularan penyakit (C1)
3.1.3. Menerangkan tujuan 3.1.3.1. Menerangkan sejarah dan perkembangan
dan kegunaan dari epidemiologi (C2)
epidemiologi 3.1.3.2. Menyebutkan tujuan epidemiologi (C1)
154
3.3. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan
3.3.1. Menerangkan usaha- 3.3.1.1 Menerangkan 5 tingkat pencegahan penyakit
usaha pencegahan menurut Leavel & Clark (C2)
penyakit gigi dan 3.3.1.2 Menerangkan berbagai pendekatan kepada
mulut masyarakat sesuai tingkat pencegahan penyakit
(C2)
3.3.1.3 Menerangkan penerangan 5 tingkat pencegahan
penyakit menurut Leavel & Clark terhadap
penyakit karies gigi dan penyakit periodontal
(C2)
155
4.1.1.5. Membuktikan test hipotesa berdasarkan
test kemaknaan (C4)
4.2. Survei lapangan
4.1.2. Menerangkan arti, 4.1.2.1. Menerangkan arti survei (C2)
tujuan dan macam- 4.1.2.2. Menerangkan 3 macam tujuan survei
macam survei (C2)
4.1.2.3. Menerangkan macam-macam (type)
survei (C2)
4.1.2.4. Menerangkan prioritas masalah yang akan
disurvei (C2)
4.1.3. Melakukan 4.1.3.1. Menerangkan arti, kegunaan dan jenis-
pengumpulan data jenis wawancara, observasi dan angket (C2)
lapangan 4.1.3.2. Menerangkan keuntungan dan kerugian
masing-masing cara tersebut di atas (C2)
4.1.3.3. Menggunakan index kesehatan gigi dalam
suatu survei kesehatan gigi (OHI/OHIS,
DMF/def dan index periodontal) (C3)
4.1.3.4. Melakukan pengumpulan data lapangan
(C3), (P3)
4.1.4. Merencanakan 4.1.4.1. Menerangkan tahap-tahap survei (C3)
program survei 4.1.4.2. Menerangkan pentingnya tiap tahap
kesehatan gigi tersebut (C3)
4.1.4.3. Membuat perencanaan survei (C3)
4.1.5. Melaksanakan survei 4.1.5.1. Melakukan survei sesuai dengan
serta mebuat laporan perencanaan (C3), (P3)
hasil survei 4.1.5.2. Mengolah data dengan menggunakan
metode statistik dasar (C3)
4.1.5.3. Menginterpretasikan hasil survei (C2)
4.1.5.4. Menyajikan hasil survei dalam bentuk
laporan tertulis (C5)
4.1.5.5. Memproyeksikan kemungkinan yang akan
terjadi (C6)
156
gigi 5.2.1.4. Menerapkan pengetahuan dasar sosiologi
kedokteran dalam menanggulangi masalah
kesehatan gigi (C3)
5.3. Struktur dan proses sosial
5.3.1. Menerangkan 5.3.1.1. Menyebutkan secara garis besar struktur
pengaruh struktur sosial (C1)
sosial terhadap 5.3.1.2. Menjelaskan arti stratifikasi sosial dan
kesehatan gigi ukuran-ukuran yang membentuknya (C2)
masyarakat 5.3.1.3. Menerangkan arti kebudayaan dan
pengaruhnya terhadap sistem pelayanan kesehatan
(C2)
5.3.2. Menerangkan 5.3.2.1. Menjelaskan terjadinya bentuk-bentuk
pengaruh proses perubahan sosial (C2)
sosial terhadap 5.3.2.2. Mengindentifikasi faktor-faktor
kesehatan gigi penghambat dan penunjang interaksi sosial (C1)
masyarakat 5.3.2.3. Menjelaskan pengaruh proses sosial
terhadap terjadinya perubahan tingkah laku yang
menguntungkan bagi kesehatan (C2)
157
non kesehatan kesehatan baik vertikal maupun horisontal yang
dilakukan dalam team (C3), (P3)
7.1.1.3. Mendidik tenaga non kesehatan untuk
berperan serta dalam mengindentifikasikan dan
menanggulangi kasus kesehatan gigi yang
memerlukan rujukan (C3), (P3)
7.1.2. Melakukan 7.1.2.1. Memberikan pertolongan pertama yang
penanggulangan memadai terhadap kasus-kasus yang memerlukan
sementara masalah rujukan (c3), (P3)
kesehatan 7.1.2.2. Memberikan tindakan-tindakan
masyarakat sebelum pencegahan komplikasi sebelum rujukan (C3),
rujukan (P3)
7.1.2.3. Mengindentifikasi pelbagai macam
penyakit menular yang terjadi di masyarakat. (C1)
7.1.2.4. Melakukan penanggulangan sementara
terhadap penyakit menular sebelum rujukan (C3),
(P3)
8.1. Ilmu Komunikasi
8.1.1. Menetapkan teknik 8.1.1.1. Mejelasakan dasar proses komunikasi
komunikasi yang yang diperlukan untuk pendidikan kesehatan gigi
efisien dan serasi masyarakat (C2)
dengan unsur-unsur 8.1.1.2. Mengidentifikasi faktor-faktor penunjang
masyarakat dalam dan penghambat dalam proses penyuluhan (C1)
melaksanakan 8.1.1.3. Memilih dan menetapkan cara
pendidikan berkomunikasi yang paling tepat untuk
kesehatan mengadakan pendekatan kepada individu,
keluarga dan masyarakat dalam pelaksanaan
pendidikan kesehatan (C3)
8.1.2. Memahami berbagai 8.1.2.1. Menerangkan dasar human relation (C2)
hubungan kerjasama 8.1.2.2. Menunjukkan sikap menghargai/saling
yang efektif antara pengertian dengan unsur-unsur masyarakat baik
dokter gigi dan individu maupuan kelompok dalam melaksanakan
individu, keluarga, program kesehatan gigi masyarakat (A3)
dan masyarakat
dalam melaksanakan
program kesehatan
gigi masyarakat
158
organisasi dan 9.1.1.2. Menerangkan fungsi dan landasan
manajemen usaha organisasi (C2)
kesehatan 9.1.1.3. Menerangkan arti manajemen (C2)
9.1.1.4. Menerangkan fungsi dan pokok-pokok
manajemen (C2)
9.2. Struktur Organisasi Kesehatan
9.2.1. Menerangkan 9.2.1.1. Menggambarkan Bagan Organisasi
struktur organisasi Depkes dari pusat ke daerah (C1)
dari pusat sampai 9.2.1.2. Menerangkan fungsi tiap bagian dari Dep.
daerah Kes (C2)
9.2.1.3. Menerangkan sistem pertanggung-
jawaban pelayanan kesehatan daerah (C2)
9.2.1.4. Menerangkan sistem pembiayaan
pelayanan kesehatan di Indonesia (C2)
9.3. Kebijaksanaan dan program kesehatan
9.3.1. Menerangkan 9.3.1.1. Menjelaskan dasar hukum dan strategi
kebijasanaan dan pemerintah dalam pembangunan bidang
program Pemerintah kesehatan (antara lain : pasal-pasal yang relevan
dalam bidang dalam UUD-1945, GBHN, U.U. Pokok
kesehatan Kesehatan, Inpres dan lain-lain). (C2)
159
CABANG ILMU : KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
10.1.2. Melaksanakan 10.1.2.1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan dalam
program kesehatan masyarakat yang menunjang pelaksanaan
gigi masyarakat program kesehatan gigi (C1)
10.1.2.2. Memanfaatkan kegiatan-kegiatan tersebut di atas
dalam pelaksanaan program kesehatan gigi (C3)
10.1.2.3. Mengelola semua program pelayanan kesehatan
umumnya dan kesehatan gigi khususnya di
Puskesmas, PPGD dan melalui PKMD (C5), (P3)
10.1.2.4. Mengelola program penyuluhan kesehatan gigi
masyarakat (C5), (P3)
10.1.2.5. Mengelola program UKGS (C3), (P5)
10.1.2.6. Menjelaskan pengelolaan semua program
pelayanan kesehatan gigi melalui Rumah Sakit
(C2)
10.1.2.7. Memberikan pelayanan kesehatan gigi kepada
masyarakat sesuai dengan kepercayaan/agama
penduduk setempat sehingga tidak merugikan
kepentingan masyarakat (P3)
10.1.3. Memanfaatkan 10.1.3.1. Mengidentfikasikan sumber-sumber dana, daya
potensi efektif dan tenaga setempat (C1)
setempat dalam 10.1.3.2. Mengidentifikasi faktor-faktor penunjang dari
melaksanakan sosial budaya masyarakat setempat (C1)
program Kesehatan 10.1.3.3. Mengidentifikasikan organisasi/lembaga-
Gigi masyarakat lembaga masyarakat setempat yang dapat
menunjang pelaksanaan program (C1)
10.1.3.4. Mengelola dan memanfaatkan potensi efektif
setepat yang ada (C3), (P3)
10.1.3.5. Memilih cara pendekatan yang serasi dengan
adat istiadat masyarakat setempat dalam
melaksanakan program Kesehatan Gigi
Masyarakat (C4)
10.1.3.6. Menentukan cara pendekatan yang serasi dengan
tindakan eko-sosial masyarakat dalam
pelaksanaan pendidikan
11.1. Lafal Sumpah dan Etika Kedokteran Gigi
11.1.1 Memberika 11.1.1.1. Menjelaskan makna Lafal Sumpah Dokter Gigi
pelayanan kesehatan sebagai satu norma dalam disiplin kedokteran
gigi kepada gigi (C2), (A5)
masyarakat sesuai 11.1.1.2. Menerangkan perundang-undangan yang berlaku
dengan lafal di bidang profesi kedokteran gigi (C2)
sumpahnya
11.1.2 Mempertimbangkan 11.1.2.1. Menerangkan Kode Etik Kedokteran Gigi yang
setiap tindakan berlaku di Indonesia (C2)
pelayanan kesehatan 11.1.2.2. Melaksanakan tugas profesi-nya dengan
gigi atas dasar etika menghargai Kode Etik Kedokteran Gigi (C2)
12.1. Kemajuan ilmu dan teknologi untuk mengembangkan pelayanan Kesehatan
Gigi masyarakat
12.1.1. Menyadari kegunaan 12.1.1.1. Menyadari kegunaan penelitian untuk
kemajuan ilmu dan mengembangkan ilmu dan meningkatkan
teknologi dalam pelayanan kesehatan gigi kepada masyarakat
usaha membangun (C3), (A4)
160
kesehatan 12.1.1.2. Menunjukkan kesediaan untuk mengembangkan
masyarakat diri secara terus-menerus dengan berorientasi ke
masa depan dalam usaha meningkatkan
pelayanan kesehatan gigi (A4)
13.1. Kerja Sosial
13.1.1. Berperan aktif dalam 13.1.1.1. Menghargai perhatian serta partisipasi
kerja sosial sebagai masyarakat dalam program pembangunan
salah satu kesehatan (A4)
pengabdian di 13.1.1.2. Menunjukkan sikap terbuka dalam pelaksanaan
bidang kesehatan usaha-usaha kesehatan gigi yang terpadu dengan
kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya (A4)
161
ILMU GIZI
162
CABANG ILMU : GIZI
Tujuan Instruksional Tujuan Perilaku Khusus
Umum
1.2. Kecukupan zat makanan yang dianjurkan
1.2.1. Memahami masalah 2.1.1.1. Menyebutkan kebutuhan kalori berdasarkan
kecukupan makanan umur, kelamin serta macam aktivitas individu
yang dianjurkan (C2)
2.1.1.2. Menyebutkan kecukupan zat-zat gizi yang
dianjurkan menurut berbagai golongan umur (C2)
2.1.1.3. Menyebutkan dasar-dasar penyusunan menu yang
adekuat dan seimbang (C2)
1.3. Hubungan gizi dengan pertumbuhan serta kesehatan gigi mulut
1.3.1. Memahami pengaruh 1.3.1. Menyebutkan hubungan gizi dengan pertumbuhan
gizi terhadap gigi dan rahang (C2)
kesehatan gigi/mulut 1.3.2. Menyebutkan jenis-jenis makanan serta berbagai
kebiasaan makan yang dapat mempengaruhi
kesehatan gigi/mulut (C2)
1.4. Penilaian keadaan gizi individu
1.4.1. Memahami cara 1.4.1.1. Menyebutkan pathogenesis penyakit gizi
mendiagnosa (C1)
berbagai keadaan 1.4.1.2. Menyebutkan gejala-gejala klinis berbagai
gizi individu penyakit gizi yang lazim di Indonesia (C1)
1.4.1.3. Menyebutkan gejala-gejala klinis berbagai
penyakit defisiensi gizi pada rongga mulut (C1)
1.4.1.4. Menyebutkan cara-cara pengukuran
anthropometrik guna menilai keadaan gizi
individu (C2)
1.4.1.5. Menyebutkan parameter pembanding data
anthropometrik yang berlaku di Indonesia (C1)
2.1. Ilmu Kesejahteraan Keluarga
2.1.1. Memahami pengaruh 2.1.1.1. Menyebutkan dasar-dasar Ilmu Kesejahteraan
ekologi keluarga Keluarga (IKK) (C1)
terhadap keadaan 2.1.1.2. Menyebutkan sumber didalam keluarga (C1)
gizi 2.1.1.3. Menyebutkan berbagai jenis kebutuhan di dalam
keluarga (C1)
2.1.1.4. Menyebutkan pengaruh keluarga terhadap
keadaan kesehatan dan gizi individu (C1)
163
4.1.1 Memahami prosedur 4.1.1.1. Menyebutkan dasar-dasar penyelidikan
diagnosa masalah gizi masyarakat (Nutrition survei) (C2)
gizi masyarakat di 4.1.1.2. Menyebutkan dasar-dasar penyelidikan
Indonesia diet (dietary survei) masyarakat (C2)
4.1.1.3. Menyebutkan cara pendekatan
epidemiologis dalam pencegahan penyakit
gigi/mulut yang diakibatkan oleh kelainan gizi
(C1)
4.2. Pengaruh faktor-faktor sosio ekonomis, budaya serta kebiasaan makan
terhadap keadaan gizi masyarakat
4.2.1. Memahami pengaruh 4.2.1.1 Menyebutkan pengaruh faktor sosio ekonomis dan
keadaan sosial, budaya masyarakat (C1)
ekonomi dan budaya
terhadap keadaan gzi
masyarakat
4.3. Masalah Gizi dan kebijaksanaan Pangan Nasional
4.3.1. Mengetahui masalah 4.3.1.1. Menyebutkan masalah nasional dalam bidang gizi
gizi dan di Indonesia (C1)
kebijaksanaan 4.3.1.2. Menyebutkan masalah kebijaksanaan Pangan
Pangan Nasional Nasional (C1)
164
ILMU KESEHATAN GIGI ANAK
165
1.1.2.5. Menentukan kasus-kasus yang
memerlukan pemeriksaan radiologis (C4)
1.1.3. Menegakkan 1.1.3.1. Menafsirkan data informasi dari penderita
diagnosa anak (C6)
1.1.3.2. Menafsirkan hasil pemeriksaan klinis (C6)
1.1.3.3. Menafsirkan hasil pemeriksaan radiologis
(C6)
1.1.3.4. Merumuskan hasil pemeriksaan lengkap
(C6)
2.1. Kelainan/penyakit jaringan lunak mulut dan gigi anak
2.1.1. Memahami macam- 2.1.1.1. Menyebutkan kelainan/penyakit pada
macam kelainan / lidah, mukosa mulut, dasar mulut dan gingiva
penyakit jaringan yang banyak terdapat pada anak (C1)
lunak mulut dan gigi 2.1.1.2. Menjelaskan kelainan/penyakit gigi pada
pada anak anak, ditinjau dari warna, struktur, bentuk, jumlah
dan erupsinya (C4)
2.1.1.3. Menetapkan kelainan/penyakit jaringan
lunak mulut anak yang memerlukan eksisi dan
insisi (C4)
2.1.1.4. Menetapkan gigi dengan kelainan struktur,
jumlah, dan posisinya pada anak yang
memerlukan pencabutan (C4)
2.1.1.5. Menerangkan klasifikasi karies gigi
sulung sesuai dengan proses terjadinya dan
penyebarannya (C2)
2.1.1.6. Menerangkan klasifikasi gingivitis secara
klinis (C2)
2.1.2. Memahami macam- 2.1.2.1. Menerangkan gambaran radiografis
macam kelainan / kelainan/penyakit periapikal pada anak (C2)
penyakit periapikal 2.1.2.2. Menerangkan gejala klinis
dan periodontal yang kelainan/penyakit periapikal anak (C2)
memerlukan 2.1.2.3. Menerangkan gambaran radiografis
perawatan bedah penyakit periodontal anak (C2)
2.1.2.4. Menerangkan gejala klinis penyakit
periodontal anak
2.1.2.5. Menetapkan kasus penyakit periapikal dan
periodontal anak yang memerlukan bedah (C4)
2.1.3. Menerangkan 2.1.3.1. Menerangkan terjadinya penyakit infeksi
patogenesis dan pada jaringan periodontal dan jaringan lunak
penjalaran infeksi mulut yang disebabkan oleh gigi sulung/gigi tetap
odontogen dan non- muda yang karies (C2)
odontogen 2.1.3.2. Menerangkan penjalaran infeksi dari tepi
gingival ke jaringan periodontal (C2)
2.1.3.3. Menerangkan hubungan kebersihan mulut
yang kurang dengan infeksi odontogen dan non-
odontogen (C3)
2.1.3.4. Menerangkan etiologi abses, fistula, ulcus,
hematoma, stomatitis aphtosa pada jaringan lunak
mulut anak (C3)
166
2.1.4. Memahami akibat 2.1.4.1. Menjelaskan terjadinya plak gigi (C2)
kebersihan mulut yang 2.1.4.2. Menerangkan secara garis besar hubungan
buruk plak gigi dengan terjadinya karies (C2)
2.1.4.3. Menerangkan secara garis besar hubungan
plak gigi dengan terjadinya gingivitis (C2)
2.1.5. Memahami kelainan- 2.1.5.1. Menerangkan tahap-tahap pertumbuhan
kelainan gigi yang dan perkembangan gigi pada lingkaran kehidupan
terjadi karena gigi (anatomi) (C2)
gangguan waktu 2.1.5.2. Menjelaskan klasifikasi kelainan gigi yang
pertumbuhan dan terjadi sesuai dengan tahap-tahap pertumbuhan
perkembangan dan perkembangan gigi (C2)
3.1. Persiapan perawatan konservatif dan rehabilitatif pada anak
3.1.1. Menentukan obat- 3.1.1.1. Menerangkan obat desinfektan dan sedatif
obatan untuk untuk perawatan konservasi dan pulpa pada anak
perawatan konservatif (C2)
dan rehabilitatif 3.1.1.2. Menentukan obat desinfektan dan sedatif
sesuai dengan indikasi pada perawatan konservasi
(C4)
3.1.1.3. Menentukan jenis anestetikum lokal
sesuai dengan indikasinya (C4)
3.1.2. Menentukan bahan- 3.1.2.1. Menerangkan bahan yang diperlukan
bahan untuk perawtan untuk perawatan konservatif & rehabilitatif pada
konservatif dan anak(C2)
rehabilitatif 3.1.2.2. Menerangkan sifat restorasi dengan bahan
akrilik, amalgam, komposit resin dan logam (C2)
3.1.3. Memilih alat-alat 3.1.3.1. Memilih alat-alat untuk restorasi pulp
yan diperlukan untuk capping, pulpotomy dan perawatan saluran akar
perawatan konservatif pada gigi sulung dan gigi tetap muda (P1)
3.1.3.2. Memilih alat-alat untuk restorasi dengan
bahan akrilik, amalgam, dan komposit resin (P1)
3.1.4. Memahami 3.1.4.1. Menyebutkan indikasi gigi sulung yang
persiapan perawatan memerlukan restorasi (C2)
konservatif pada gigi 3.1.4.2. Membedakan cara preparasi pada gigi
sulung sulung dan gigi tetap (C4)
167
4.1.1.3. Menetapkan saat rujukan (C4)
5.1. Perawatan Konservasi Gigi
5.1.1. Melakukan 5.1.1.1. Menguraikan cara melakukan 3 jenis
perawatan konservasi restorasi pada gigi sulung
pada kelainan/ 5.1.1.2. Menentukan 3 jenis restorasi gigi sulung
penyakit jaringan (C4)
keras gigi 5.1.1.3. Memilih alat dan bahan yang sesuai
dengan restorasi yang ditentukan (P1)
5.1.1.4. Melakukan restorasi pada gigi sulung
dengan amalgam, komposit resin dan stainless
steel crown (P4)
5.2. Perawatan Pulpa
5.2.1. Melakukan pelbagai 5.2.1.1. Menyeleksi kasus yang memerlukan
macam perawatan perawatan endodontik pada gigi sulung ditinjau
pada kelainan/penyakit dari keadaan umum anak, kooperatif, fungsi gigi
pulpa pada anak sulung dan kelainan gigi/jaringan periapikal (P1)
5.2.1.2. Menguraikan cara pulp capping,
pulpotomy dan perawatan saluran akar pada gigi
sulung dan gigi tetap muda (C1)
5.2.1.3. Menentukan obat-obatan yang diperlukan
untuk pulp capping, pulpotomy dan perawatan
saluran akar gigi sulung dan gigi tetap muda (C4),
(P1)
5.2.1.4. Melakukan perawatan pulp capping,
pulpotomy dan perawatan saluran akar gigi
sulung dan gigi tetap muda (P5)
5.3. Perawatan Bedah Mulut Minor
5.3.1. Melakukan anestesi 5.3.1.1. Menetapkan anestesi lokal yang sesuai
lokal pada anak untuk pencabutan gigi sulung (C5), (P5)
5.3.1.2. Menanggulangi komplikasi anastesi lokal
pada anak (P5)
5.3.1.3. Melakukan anestesi topikal, infiltrasi dan
blok (P5)
5.3.2. Melakukan 5.3.2.1. Menjelaskan teknik pencabutan gigi
ekstraksi, eksisi, dan sulung (C5)
insisi 5.3.2.2. Melakukan pencabutan gigi sulung dan
gigi tetap muda (P5)
5.3.2.3. Melakukan eksisi dan insisi (P5)
5.4. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Anak
5.4.1. Melakukan 5.4.1.1. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi
penyuluhan kesehatan pada anak mengenai sikat gigi dan pengaturan diit
gigi pada anak (C3), (P4)
5.4.1.2. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi
pada anak dengan menggunakan alat-alat
peragaan audio visual (C3), (P4)
5.4.1.3. Membedakan cara melaksanakan DHE
pada anak dan orang tua (C4)
5.4.2. Melakukan plaque 5.4.2.1. Memilih alat-alat dan bahan-bahan untuk
kontrol pada anak membersihkan plak (P1)
5.4.2.2. Menerangkan cara melakukan diet kontrol
untuk mencegah teradinya plak (C3)
5.4.2.3. Melakukan pembersihan plak pada anak
(P5)
5.4.2.4. Memberikan instruksi pada orangtua dan
168
anak cara membersihkan plak (P5)
169
dengan multiple anterior cross-bite (C4)
5.6.1.4. Melakukan perawatan anterior cross-
bite dengan :
- tongue blade
- stainless steel crown
- orthodontic band
- Hawley retainer
- anterior bite plane (C5)
5.7. Traumatic injuries pada gigi depan anak
5.6.2. Mendiagnosa 5.6.2.1. Menerangkan faktor predisposisi
traumatic injuries terjadinya traumatic injuries gigi depan anak
pada gigi sulung dan (C2)
gigi tetap muda 5.6.2.2. Membedakan menurut klasifikasi Ellis
akibat dari traumatic injuries gigi depan anak
(C4)
5.6.2.3. Menerangkan akibat traumatic Injuries
gigi depan anak pada jaringan lunak dan jaringan
penyangga gigi (C5)
5.6.2.4. Melakukan pemeriksaan kasus traumatic
injuries gigi depan anak secara anamnesa, klinis
dan rontgenologis (P5)
5.6.2.5. Menegakkan diagnosa berdasarkan
pemeriksaan secara anamnesa, klinis, dan
rontgenologis (C6)
170
faktor yang dapat anak yang menyebabkan tingkah lakunya negatip
mempengaruhi tingkah pada perawatan gigi (C2)
laku anak dalam 8.1.1.2. Menerangkan sikap keluarga/lingkungan
perawatan gigi pada anak yang mempengaruhi perawatan gigi
anak (C2)
8.1.1.3. Menerangkan sikap dokter gigi dan
lingkungannya yang mempengaruhi sikap anak
dalam perawatan giginya (C2)
171
ke masa depan
khususnya di bidang
Ilmu Kesehatan Gigi
dan Mulut Anak
14.1. Pengabdian pada Masyarakat
14.1.1. Melakukan 14.1.1.1. Menetapkan dasar-dasar epidemiologi karies gigi
survei lapangan di sulung (C4)
bidang Kesehatan 14.1.1.2. Melakukan survei prevalensi karies dan
Gigi khususnya kebersihan mulut (P5)
bidang Kesehatan 14.1.1.3. Menarik kesimpulan dari analisa data survei
Gigi dan Mulut Anak prevalensi karies dan kebersihan mulut anak (C2)
14.1.1.4. Melakukan survei lapangan di bidang kesehatan
gigi khususnya bidang Kesehatan Gigi Anak (P5)
172
ILMU PENYAKIT MULUT
173
umum (P1)
174
2.5. Penyakit/kelainan jaringan lunak mulut akibat pengaruh kimiawi dan mekanis
2.5.1. Mengenal penyakit / 2.5.1.1. Menjelaskan penyakit jaringan lunak mulut akibat
kelainan jaringan bahan kimia yang sering dipakai dalam perawatan
lunak mulut akibat kedokteran gigi (C4)
pengaruh kimiawi 2.5.1.2. Menjelaskan penyakit jaringan lunak mulut akibat
dan mekanis trauma mekanik (C2)
2.5.1.3. membedakan penyakit jaringan lunak mulut akibat
bahan kimia dan trauma mekanik atas dasar
gambaran klinisnya (P3)
175
2.10.Mengenal berbagai 2.10.1.1. Membedakan 3 bentuk pigmentasi pada jaringan
jenis pigmentasi pada lunak mulut akibat faktor endogen (C4)
mukosa mulut akibat 2.10.1.2. Membedakan 3 bentuk pigmentasi pada jaringan
pengaruh faktor lunak mulut akibat faktor eksogen (C4)
endogen dan eksogen
2.11. Penyakit definisi nutrisi yang memberikan manifestasi pada jaringan lunak
mulut
2.11.1 Mengenal berbagai 2.10.1.3. Menceritakan pengaruh kekurangan nutrisi pada
kelainan / penyakit jaringan lunak mulut dan lidah
jaringan lunak mulut 2.10.1.4. Menetapkan kelainan jaringan lunak mulut dan
akibat kekurangan lidah akibat kekurangan nutrisi
nutrisi
2.12. Halitosos
2.12.1. Menerangkan arti 2.12.1.1. Menjelaskan arti halitosis
halitosis dan faktor 2.12.1.2. Menafsirkan penyebab halitosis
penyebabnya
2.13. Patogenesis dan penjalaran penyakit/kelainan jaringan lunak mulut
2.13.1. Memahami patoge- 2.13.1.1. Menjelaskan patogenesis penyakit jaringan lunak
nesis penjalaran dan mulut
pencegahan penyakit 2.13.1.2. Menjelaskan penjalaran penyakit jaringan lunak
jaringan lunak mulut mulut
2.13.1.3. Menjelaskan cara pencegahan terhadap
penjalaran penyakit jaringan lunak mulut
3.1. Persiapan Perawatan
3.1.1. Menetapkan 3.1.1.1. Menerangkan cara persiapan dengan hapus sesuai
persiapan perawatan dengan indikasi
kasus penyakit 3.1.1.2. Menerapkan cara bekerja steril pada perawatan
jaringan lunak mulut kasus penyakit jaringan lunak mulut
176
3.3.1.3. Menerangkan antiseptika yang dipergunakan
untuk perawatan penyakit jaringan lunak mulut.
177
178
Distribusi blok pembelajaran
Blok pembelajaran pada semester 1
Anatomi
Histologi
Patologi Anatomi
Fisiologi
Biokimia
Ilmu Penyakit Syaraf
Patologi Klinik
IRK
Ilmu Penyakit Dalam
Bahasa Inggris
Anatomi
Histologi
Biokimia
Fisiologi
Ilmu Penyakit Syaraf
Dental Anatomi
Periodontologi
179
Biologi Mulut
Konservasi
Forensik Kedokteran Gigi
IRK
Bahasa Inggris
Blok 5 : Genetika, biosel dan biomolekuler dengan topik disiplin ilmu meliputi :
Genetika
Histologi
Patologi Anatomi
Fisiologi
Biokimia
Biologi Sel
Mikrobiologi
Radiologi Dental
IRK
Bahasa Inggris
180
Biologi Mulut
Mikrobiologi
Ilmu Penyakit Mulut
Ilmu Penyakit Dalam
Patologi Klinik
Bedah Mulut
Farmakologi
Parasitologi
IRK
Bahasa Inggris
181
Blok 9 : Etika dan Hukum Kedokteran Gigi dengan topik disiplin ilmu meliputi :
Etika dan Hukum Kedokteran Gigi
Filsafat Ilmu
Farmakologi
Forensik Kedokteran Gigi
IRK
Bahasa Inggris
182
Komunikasi
Psikologi
Filsafat
Teknologi Informatika
IRK
Bahasa Inggris
183
Biologi Mulut
IRK
Bahasa Inggris
184
Gizi
Kesehatan Lingkungan(KGM)
Komunikasi
Edukasi(KGM)
Demografi(KGM)
Psikologi
Kedokteran Gigi Keluarga
Bahasa Inggris
Blok 20 : Elektif dengan topik disiplin ilmu meliputi bantuan hidup lanjut pada kasus:
Farmakologi
Akupuntur
Mikrobiologi
IRK
Bahasa Inggris
185
Oral Medicine
Konservasi
Kedokteran Gigi Anak
Faal
Farmakologi
IRK
Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Pancasila
189
6 Bahasa Inggris Prof. H. Mursyid Saleh,
MA, Ph.D.
4 Fisiologi Prof. dr. Pasiyan R, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994.
SpPD Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995
dr. Muhamad Setiadi Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of
dr Rochman Basuki Elsevier, 2003
Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et
al. Elsevier Mosby,2006.
5 Biokimia dr. Engkris Trenawati Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian
dr. Nanik Marfuati Association of Clinical Pathologists, 2008
190
6 Ilmu Penyakit Syaraf dr. H.M. Naharudin Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press,2005
Jennie, SpS (K).
dr. Nuryanto, SpS
7 Patologi Klinik dr. Sri Latiyani Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992
Djamil, SpPK (K) Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a,, Saunders Company,2003
dr. Titik Yuliasuti Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a, Saunders Company,2008
9 Ilmu Penyakit Dalam Dr. Kuntio Sri Case Files : Internal Medicine, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2007
Herlambang, Sp.PD.
1 Anatomi Prof. dr. Sigit Muryono, Anatomi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar , DIXON, Anrew D , Hipokrates ,1993.
PAK. Anatomi : the Anatomical Basis of Clinical Practice, Elsevier Churchill Livingstone,2005.
dr. Ridha Patria Febriani Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of
dr. Maman Hermawan Elsevier,2003
dr. Rahmi Handayani Anatomy at a Glance, FAIZ, Omar et al., Blackwell Publishing,2007.
191
2 Histologi dr.Asdiyati. Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby,1998.
Concise Histology, FAWCETT, Don W, Arnoldpublishers,2002
Essentials of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach,
AVERY, James K. et.al., Mosby,2006
3 Biokimia dr. Engkris Trenawati Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian
dr. Nanik Marfuati Association of Clinical Pathologists, 2008
4 Fisiologi Prof. dr. Pasiyan R, SpPD Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994.
dr. Muhamad Setiadi Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995
dr Rochman Basuki Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of
Elsevier, 2003
Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et
al. Elsevier Mosby,2006.
5 Ilmu Penyakit Syaraf dr. H.M. Naharudin Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada University Press,2005
Jennie, SpS (K).
dr. Nuryanto, SpS
6 Dental Anatomi drg Isniya Nosartika Anatomi Gigi, HARSHANUR, Itjingningsih Wangidjaja,EGC,1991
Anatomi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, DIXON, Anrew D, Hipokrates,1993
7 Periodontologi drg. Syarifah Nova Amiza Periodontics Medicine, Surgery, and Implants,Mosby,2004
Zam Carranzas Clinical Periodontology, NEWMAN, Michael G. et al., Saunders Company,2006
Periodontal Instrumentation, PATTISON, Anna Matsuishi et al., Appleton & Lange,1992
Fundamentals of Periodontics, Quintessence Publishing Co, Inc.,2003
Periodontal Management of Children, Adolescents and Young Adults, CLEREHUGH, Valerie et
al.,2004,
Successful Periondontal Therapy A Non Surgical Approach, HEASMAN, Peter A. et al., Quintessence
Publishing Co, Inc.,2004
Color Atlas of Dental Medicine : Periodontology, WOLF, Herbert F. et al., Thieme Verlag,2005
Periodontal Surgery : A Clinical Atlas, SATO, Naoshi, Quintessence Publishing Co, Inc.,2000
8 Biologi Mulut drg. Ratna Puspitasari , Cancer Biology, KING, Roger JB., Pearson Prentice Hall,2000
Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada
University Press 1992
192
9 Konservasi Gigi drg. Eni Rusdaningsih, Ilmu Konservasi Gigi: Buku Ajar, BAUM, Lloyd,EGC,1997
Sp.KG Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, WALTON, Richard E,EGC,1997
drg. Sri Rahayu Ilmu Endodontik Dalam Praktek, GROSSMAN, Louis I,EGC,1995
Pathways of the Pulp,Mosby,2006
Fundamentals of Operative Dentistry A Contemporary Approach, Quintessence Publishing Co,
Inc.,2006
Restorative Dentistry, WALMSLEY, A. Damien et al., Elsevier Limited,2007
Color Atlas of Microsurgery in Endodontics, KIM, Syngcuk et al. W.B. Saunders Company,2001
A Clinical Atlas of Endodontic Surgery, BELLIZZI, Ralph et al. Quintessence Publishing Co,
Inc.,1991.
Endodontic Surgery, STOCKDALE, C.R., Quintessence Publishing Co, Inc.1992.
Tambalan Amalgam : Berbahaya Untuk Kesehatan ?, BINDSLEV, Preben Horsted et al.,EGC,1998.
Endodontics, INGLE, John I. et al., B.C. Decker,2004
10 Forensik Kedokteran drg. Gunawan W Pedoman ilmu Kedokteran Forensik, Binarupa Aksara,1997,
Gigi drg. Saljiyana, DFM
Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid I, LUKMAN, Djohansyah, Sagung Seto,2006
11 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Thalib, Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
193
1 Anatomi Prof. dr. Sigit Muryono, Anatomi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar , DIXON, Anrew D , Hipokrates ,1993.
PAK. Anatomi : the Anatomical Basis of Clinical Practice, Elsevier Churchill Livingstone,2005.
dr. Ridha Patria Febriani Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of
dr. Maman Hermawan Elsevier,2003
dr. Rahmi Handayani Anatomy at a Glance, FAIZ, Omar et al., Blackwell Publishing,2007
2 Histologi dr.Asdiyati. Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby,1998.
Concise Histology, FAWCETT, Don W, Arnoldpublishers,2002
Essentials of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach,
AVERY, James K. et.al., Mosby,2006
3 Fisiologi Prof. dr. Pasiyan R, SpPD Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994.
dr. Muhamad Setiadi Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995
dr Rochman Basuki Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of
Elsevier, 2003
Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et
al. Elsevier Mosby,2006.
4 Ilmu Penyakit drg. Bennet Febri Tinjauan Klinis Penyakit Mulut ( Klinical Oral Medicine ), LEWIS, M A O, Widya Medika,1998
Mulut/Oral Medicine drg. Yuli Astrid Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P, Hipokrates,1998
Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995
Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S, BC Decker Inc.,2003
Burkets Oral Medicine, GREENBERG, Martin S, B.C. Decker,,2008
5 Biokimia dr. Engkris Trenawati Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian
dr. Nanik Marfuati Association of Clinical Pathologists, 2008
6 Patologi Klinik dr. Sri Latiyani Djamil, Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992
SpPK (K) Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a,, Saunders Company,2003
dr. Titik Yuliasuti Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a, Saunders Company,2008
7 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Thalib, Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
194
8 Bahasa Inggris Prof. Mursyid Saleh, MA,
Ph.D.
1 Genetika Dasar-dasar Genetika Biokemis Manusia, HARRIS, Harry, Gadjah Mada University Press,1994
Genetika Manusia, SURYO, Gadjah Mada University Press,2005
Genetics in Medicine, NUSSBAUM, Robert L., Saundes an Imprint of Elsevier,2004
2 Histologi dr.Asdiyati. Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby,1998.
Concise Histology, FAWCETT, Don W, Arnoldpublishers,2002
Essentials of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach,
AVERY, James K. et.al., Mosby,2006
3 Patologi Anatomi dr. Kasno, Sp.PA (K) Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992
Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology, SARGOWO, Djanggan,Mosby,2004
4 Fisiologi Prof. dr. Pasiyan R, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994.
SpPD Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995
dr. Muhamad Setiadi Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of
dr Rochman Basuki Elsevier, 2003
Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et al.
Elsevier Mosby,2006.
5 Biokimia dr. Engkris Trenawati Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian
dr. Nanik Marfuati Association of Clinical Pathologists, 2008
195
6 Biologi Sel drg. Imani Teguh Molecular Cell Biology, LODISH, Harvey et al, W.H. Freeman and Company,2004
Rahayu Medical Cell Biologi, Lippincott Williams & Wilkins,1998
7 Mikrobiologi dr. Didik Rahmanto. Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2005
dr. Muhammad Essential Microbiology for Dentistry, SAMARANAYAKE, Lakshman, Churchill LivingStone,2007
Oral Microbiology and Immunology ASM Press,2006,
8 Radiologi Dental drg. Aprilia Puspita Dental Radiology, Lippincott Williams & Wilkins,1998
9 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
1 Periodontologi drg. Syarifah Nova Decision Making for the Periodontal Team, NOBLE, Suzanne L. et al., Quintessence Publishing Co,
Amiza Zam Inc.,2003
Understanding Periodontal Diseases: Assessment and Diagnostic Procedures in Practice, CHAPPLE, Iain L
C., Quintessence Publishing Co, Inc.,2002
Periodontal Medicine A Window on the Body, CHAPPLE, Iain L C., Quintessence Publishing Co,
Inc.,2006
Periodontal Diseases : A Manual of Diagnosis, Treatment and Maintenance, PREUS, Hans R. et al.,
Quintessence Publishing Co, Inc.,2003
196
2 Histologi dr.Asdiyati. Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby,1998.
Concise Histology, FAWCETT, Don W, Arnoldpublishers,2002
Essentials of Oral Histology and Embryology A Clinical Approach,
AVERY, James K. et.al., Mosby,2006
3 Patologi Anatomi dr. Kasno, Sp.PA (K) Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992
Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology, SARGOWO, Djanggan,Mosby,2004
4 Fisiologi Prof. dr. Pasiyan R, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994.
SpPD Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A.EGC,1995
dr. Muhamad Introduction to Human Anatomy and Physiology, SOLOMON, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of Elsevier,
Setiadi 2003
dr Rochman Basuki Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et al.
Elsevier Mosby,2006.
5 Biologi Mulut Drg. Ratna Cancer Biology, KING, Roger JB., Pearson Prentice Hall,2000
Puspitasari Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada University
Press 1992
6 Mikrobiologi Dr. Didik Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2005
Rahmanto. Essential Microbiology for Dentistry, SAMARANAYAKE, Lakshman, Churchill LivingStone,2007
dr. Muhammad Oral Microbiology and Immunology ASM Press,2006,
7 Ilmu Penyakit drg. Bennet Febri Tinjauan Klinis Penyakit Mulut ( Klinical Oral Medicine ), LEWIS, M A O, Widya Medika,1998
Mulut/Oral Medicine drg. Yuli Astrid Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P, Hipokrates,1998
Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995
Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S, BC Decker Inc.,2003
Burkets Oral Medicine, GREENBERG, Martin S, B.C. Decker,,2008
8 Ilmu Penyakit Dalam dr. Kuntio Sri Case Files : Internal Medicine, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2007
Herlambang, Sp.PD. Dental Management of the Medically Compromised Patient, LITTLE, James W. et al., Mosby,2008
9 Patologi Klinik Dr. Sri Latiyani Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, LAWLER, William et al.,EGC,1992
Djamil, SpPK (K) Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a,, Saunders Company,2003
dr. Titik Yuliasuti Oral Pathology : Clinical Phathologic Correlations, REGEZI, Joseph a, Saunders Company,2008
197
10 Bedah Mulut drg. Jaka Kusnanta, Pencabutan Gigi Geligi ( The Extraction of Teeth ), HOWE, Geoffrey L.,EGC,1999
SpBM Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992
drg.Bawa Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005
Adiwinarno Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005
drg. Andhi Eko Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Febridayanto Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007
Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001
11 Farmakologi Prof. dr. Pharmacology and Therapeutics for Dentistry, YAGIELA, John A, Elsevier Mosby,2004
Ichrodjuddin Case Files : Pharmacology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2005
Nasution SpFK(K). Clinical Pharmacology, BENNETT, P.N. et al., Churchill LivingStone,2003
12 Parasitologi dr. Aryu Candra Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2005
Kusumastuti Essential Microbiology for Dentistry, SAMARANAYAKE, Lakshman, Churchill LivingStone,2007
Oral Microbiology and Immunology ASM Press,2006,
13 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
198
1 Epidemologi drg. Farichah Hanum, Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, NOOR, Nur Nasry, Rineka Cipta,2000
MKes
2 Ilmu Kedokteran Gigi drg. Asterya Illa Konservasi Gigi Anak ( Paediatric Operative Dentistry), KENNEDY, D.B., EGC,1992
Anak Cahyaningtyas AP Paediatric Dentistry, Oxford University Press, 2005
drg. Neny Case Files : Pediatrics, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill,2007 Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi
Kusumawardhani Anak di Klinik Cara Melakukan Pemeriksaan, SUWELO, Ismu Suharsono,EGC,1995
Perawatan Endodontik Pada Anak, BUDIYANTI, E. Arlia,EGC,2006
4 Ilmu Penyakit drg. Bennet Febri Tinjauan Klinis Penyakit Mulut ( Klinical Oral Medicine ), LEWIS, M A O, Widya Medika,1998
Mulut/Oral Medicine drg. Yuli Astrid Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P, Hipokrates,1998
Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995
Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S, BC Decker Inc.,2003
Burkets Oral Medicine, GREENBERG, Martin S, B.C. Decker,,2008
5 Kesehatan Lingkungan Prof. drg. Niken Community Oral Health Practice for Dental Hygienist, GEURINK, Kathy Voigt, Elsevier Inc.,2005
(KGM) Widijanti MDSc
drg. Syaefuddin Ali
Anwar, SKM
6 Sosiologi (KGM) Prof. drg. Niken Sosiologi Kesehatan : Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya SARWONO, Solita,, Gadjah Mada
Widijanti MDSc University Press,2004
drg. Syaefuddin Ali
Anwar, SKM
7 Edukasi (KGM) Prof. drg. Niken Pendidikan Kesehatan Gigi, HERIJULIANTI, Eliza,EGC,2002
Widijanti MDSc
drg. Syaefuddin Ali
Anwar, SKM
199
8 Biokimia dr. Engkris Trenawati Biokimia : Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, WIRAHADIKUSUMAH, Muhammad, Indonesian
dr. Nanik Marfuati Association of Clinical Pathologists, 2008
1 Teknologi Kedokteran drg. Aprilia Puspita A. Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G ,Mosby,2004.
Gigi Restorative Dental Materials, Mosby,2006
Clinical Aspects of Dental Materials : Theory, Pactice, and Cases, GLADWIN, Marcia, Lippincott
Williams & Wilkins,2004
2 Konservasi Gigi drg. Eni Rusdaningsih, Ilmu Konservasi Gigi: Buku Ajar, BAUM, Lloyd,EGC,1997
Sp.KG Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, WALTON, Richard E,EGC,1997
drg. Sri Rahayu Ilmu Endodontik Dalam Praktek, GROSSMAN, Louis I,EGC,1995
Pathways of the Pulp,Mosby,2006
Fundamentals of Operative Dentistry A Contemporary Approach, Quintessence Publishing Co,
Inc.,2006
Restorative Dentistry, WALMSLEY, A. Damien et al., Elsevier Limited,2007
Color Atlas of Microsurgery in Endodontics, KIM, Syngcuk et al. W.B. Saunders Company,2001
A Clinical Atlas of Endodontic Surgery, BELLIZZI, Ralph et al. Quintessence Publishing Co,
Inc.,1991.
Endodontic Surgery, STOCKDALE, C.R., Quintessence Publishing Co, Inc.1992.
200
Tambalan Amalgam : Berbahaya Untuk Kesehatan ?, BINDSLEV, Preben Horsted et al.,EGC,1998.
Endodontics, INGLE, John I. et al., B.C. Decker,2004
3 Orthodontia drg. Hadi Supranoto, Biomechanics in Clinical Orthodontics, Saundes an Imprint of Elsevier,1997, Contemporary
SpOrto Orthodontics, PROFFIT, William R, Mosby1999
, Biomekanik Pergerakan Gigi, MULYANI, Widya Medika,1994
Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2001,
Desain, Konstruksi Dan Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepas, ADAMS, C. Philip, Widya Medika,1994
5 Biomaterial drg. Lenny Herdiany Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G ,Mosby,2004.
Restorative Dental Materials, Mosby,2006
Clinical Aspects of Dental Materials : Theory, Pactice, and Cases, GLADWIN, Marcia, Lippincott
Williams & Wilkins,2004
6 EBM Drg. Farichah Hanum, Case Files : Internal Medicine, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill, 2007
MKes Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill, 2005
Case Files: Pharmacology, 2005, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill.
7 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Thalib, Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
201
Blok 9 : Etika dan Hukum Kedokteran Gigi
1 Etika dan Hukum drg. Edi Sumarwanto, Hukum Kedokteran: Penuntun Kuliah, 1996, Wiradharma, Danny, Binarupa Aksara
Kedokteran Gigi MM, M.Hkes Dokter, Pasien, dan Hukum, 2003, Guwandi, J., FK. Universitas Indonesia
2 Filsafat Ilmu Dr. Asih Kuswardinah Filsafat Ilmu ; Prof. Dr. Onie S
Filsafat Ilmu Pengetahuan ; Dheling DIIE
Filsafat Ilmu ; Juji Surya Sumantri
3 Farmakologi Prof. Dr. Ichrodjuddin Pharmacology and Therapeutics for Dentistry, 2004, Yagiela, John A, Elsevier Mosby,
Nasution SpFK(K). Basic Concepts in Pharmacology A Students Survival Guide, 2006, Stringer, Janet L., Mc Graw Hill
4 Forensik Kedokteran Gigi drg. Gunawan W Pedoman ilmu Kedokteran Forensik, 1997, Anonim, Binarupa Aksara
drg. Saljiyana, DFM Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid I, 2006, Lukman, Djohansyah, Sagung Seto
5 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Thalib, Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
202
Blok Pembelajaran pada semester 4
Blok 10 : Tumbuh Kembang
1 Kedokteran Gigi Anak drg. Asterya Illa Paediatric Dentistry, 2005, Oxford University Press.
Cahyaningtyas AP
drg. Neny Tumbuh Kembang Anak, 1995, Soetjiningsih
Kusumawardhani Konservasi Gigi Anak, 1992, Kennedy, D.B., EGC
2 Anatomi Prof. dr. Sigit Muryono, Anatomi Gigi, 1991, Harshanur, Itjingningsih Wangidjaja, EGC
PAK. Anatomi Untuk Kedokteran Gigi: Buku Pintar, 1993, Dixon, Anrew D, Hipokrates
dr. Ridha Patria Febriani
dr. Maman Hermawan
dr. Rahmi Handayani
3 Biologi Mulut drg. Ratna Puspitasari Ten Cates Oral Histology: Development, Structure and Function, 1998, Nanci, Antonio, Mosby
4 Radiologi Dental drg. Aprilia Puspita A. Dental Radiology, 1998, Matteson, Stephen R, The Univercity of North Corolina Press
5 Orthodontia drg. Hadi Supranoto, Textbook of Orthodontics, 2001, W.B. Saunders Company.
SpOrto Clinical Problem Solving in Orthodontics and Paediatric Dentistry, 2007, Millet, Declan et al.,
Elsevier Churchill Livingstone.
6 Biokimia dr. Engkris Trenawati Medical Biochemistry at a Glance, 2006, Salway, J.G., Blackwell Publishing.
dr. Nanik Marfuati Biokimia: Protein, Enzim, dan Asam Nuklet, 2008, Wirahadikusumah, Muhammad, Indonesian
Association of Clinical Pathologists.
Basic Medical Biochemistry: A Clinical Approach, 2005, SMITH, Colleen, Lange Medical
203
Books/McGraw-Hill.
7 Psikologi Mei Rantawanniarti, Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagianya, 2004, Monks, F.J., Gadjah Mada
S.Psi., M.Psi University Press
8 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Thalib, Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
1 Konservasi Gigi drg. Eni Rusdaningsih, Ilmu Konservasi Gigi: Buku Ajar, 1997, BAUM, Lloyd, EGC.
Sp.KG Restorative Dental Materials, 2006, Mosby.
drg. Sri Rahayu Fundamentals of Operative Dentistry A Contemporary Approach, 2006, Quintessence Publishing Co,
Inc.
Sturdevants Art and Science of Operative Dentistry, 2006, Mosby
2 Orthodontia drg. Hadi Supranoto, Orthodontic Treatment of The Class II Noncompliant Patient Current Principles and Techniques, 2006,
SpOrto Elsevier Limited.
Orthodontic Management of Uncrowded Class II Division One Malocclusion in Children, 2006,
BENNETT, John C., Elsevier Limited
204
3 Prostodontia drg.Bambang Sutjipto McCrackens Removable Partial Prosthodontics, 2005, CARR, Alan B. et al, Elsevier Mosby.
drg. Sari Lukita, M.Kes Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid I, 1991, Hipokrates.
Removable Partial Dentures: Quintessentials of Dental Practice -18 Prosthodontics- 3, 2004, Jepson,
Nicholas J A, Quintessence Publishing Co, Inc.
4 Anatomi Prof. dr. Sigit Introduction to Human Anatomy and Physiology, 2003, Solomon, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of
Muryono, PAK. Elsevier.
dr. Ridha Patria Anatomy at a Glance, 2007, FAIZ, Omar et al., Blackwell Publishing.
Febriani
dr. Maman Hermawan
dr. Rahmi Handayani
5 Ilmu Penyakit Dalam dr. Kuntio Sri Smith's General Urology, 2004, Mc Graw Hill.
Herlambang, Sp.PD. Novaks Gynecology, 2002, Lippincott Williams & Wilkins.
6 Bedah Mulut drg. Jaka Kusnanta, Pencabutan Gigi Geligi (The Extraction of Teeth), 1999, Howe, Geoffrey L., EGC.
SpBM Oral and Maxillofacial Surgery: Trauma, 2000, Saundes an Imprint of Elsevier.
drg.Bawa Adiwinarno Oral and Maxillofacial Surgery : Temporomandibular Disorders, 2000, Saundes an Imprint of Elsevier.
drg. Andhi Eko Oral and Maxillofacial Surgery: Anesthesia Dentoalveolar, 2000, Saundes an Imprint of Elsevier
Febridayanto
7 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
205
No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi
1 Manajemen Kedokteran drg. Edi Sumarwanto, Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, 2005, Trihono, Sagung Seto.
Gigi MM, M.Hkes Special Care in Dentistry: Handbook of Oral Health Care, 2007, Scully, Crispian et al., Elsevier
drg. Retno Budi Limited
Mulyati, M.Kes
2 Sosiologi (KGM) Prof. drg. Niken Sosiologi Kesehatan : Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya, 2004, Sarwono, Solita, Gadjah Mada
Widijanti MDSc University Press.
drg. Syaefuddin Ali
Anwar, SKM
3 Edukasi (KGM) Prof. drg. Niken Pendidikan Kesehatan Gigi, 2002, Herijulianti, Eliza, EGC
Widijanti MDSc Standar Pendidikan Profesi Dokter Spesialis, 2006, Konsil Kedokteran Indonesia.
drg. Syaefuddin Ali Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Yang Baik di Indonesia: Dilengkapi Peraturan Tehnis Terkait,
Anwar, SKM 2006, Ali, Muhammad Mulyohadi dkk., Konsil Kedokteran Indonesia.
4 Komunikasi Dra Rosita Lihasari. Manual Komunikasi Efektif Dokter-Pasien, 2006, Konsil Kedokteran Indonesia
Komunikasi Dan Empati Dalam Hubungan Dokter-Pasien, 2004, DjauziI, Samsuridjal, FK. Universitas
Indonesia.
Modul Komunikasi Pasien Dokter : Suatu Pendekatan Holistik, 2008, EGC.
Kemitraan Dalam Hubungan Dokter-Pasien, 2007, Rafly, Adriyati dkk., Konsil Kedokteran Indonesia
5 Psikologi Mei Rantawanniarti, Case Files: Psychiatry, 2007, Mc Graw Hill
S.Psi., M.Psi Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam Berbagai Bagianya, 2004, Monks, F.J., Gadjah Mada
University Press
6 Filsafat Dr. Asih Kuswardinah Filsafat Ilmu ; Prof. Dr. Onie S
Filsafat Ilmu Pengetahuan ; Dheling DIIE
Filsafat Ilmu ; Juji Surya Sumantri
7 Teknologi Informatika Drs. Faturrahman, Quintessence of Dental Technology QDT 2007, 2008
M.Kom.
206
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
1 Farmakologi Prof. dr. Ichrodjuddin Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah Dan Aplikasinya Dalam Perawatan, 2008, Sutdejo, A.Y., Amara
Nasution SpFK(K). Books.
Clinical Pharmacology, 2003, BENNETT, P.N. et al., Churchill LivingStone.
Crash Course Pharmacology, 2006, Barnes, Donald et al., Mosby.
Case Files: Pharmacology, 2005, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill.
2 Ilmu Penyakit drg. Bennet Febri Burkets Oral Medicine: Diagnosis and Treatment, 2003, Greenberg, Martin S., BC Decker Inc.
Mulut/Oral drg. Yuli Astrid Oral Medicine, 2006, Gandolfo, Sergio et al., Churchill LivingStone.
Medicine/Oral Medicine Differential Diagnosis of Oral and Maxillofacial Lesions, 1997, Wood, Norman K. et al., Mosby
3 Faal Prof. dr. Pasiyan R, Introduction to Human Anatomy and Physiology, 2003, Solomon, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of
SpPD Elsevier.
dr. Muhamad Setiadi
dr Rochman Basuki
4 Patologi Klinik dr. Sri Latiyani Oral Pathology: Clinical Phathologic Correlations, 2003, Regezi, Joseph a, Saunders Company.
Djamil, SpPK (K)
dr. Titik Yuliasuti
5 Kedokteran Gigi Anak drg. Asterya Illa Petunjuk Praktis Sistem Merawat Gigi Anak di Klinik, 1995, Suwelo, Ismu Suharsono, EGC.
Cahyaningtyas AP Perawatan Endodontik Pada Anak, 2006, Budiyanti, E. Arlia, EGC.
drg. Neny Handbook of Pediatric Dentistry, 2003, Mosby.
207
Kusumawardhani Pediatric Oral and Maxillofacial Surgery, 2004, Saundes an Imprint of Elsevier.
Clinical Problem Solving in Orthodontics and Paediatric Dentistry, 2007, Millett, Declan et al., Elsevier
Churchill Livingstone.
Case Files : Pediatrics, 2007, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill.
Paediatrics at a Glance, 2007, Miall, Lawrence et al., Blackwell Publishing.
Crash Course Pediatrics, 2007, Birnkrant, Jonathan et al., Mosby
6 Mikrobiologi dr. Didik Rahmanto. Case Files: Microbiology, 2005, Toy, Eugene C. et al., Mc Graw Hill.
dr. Muhammad Essential Microbiology for Dentistry, 2007, SAMARANAYAKE, Lakshman, SAMARANAYAKE,
Lakshman.
Oral Microbiology and Immunology, 2006, Oral Microbiology and Immunology
7 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
1 Ilmu Penyakit Mulut/Oral drg. Bennet Febri Oral and Maxillofacial Pathology, 2002, NEVILLE, Brad W. et al., Saundes an Imprint of Elsevier.
Medicine/Oral Medicine drg. Yuli Astrid Contemporary Oral and Maxillofacial Pathology, 2004, Sargowo, Djanggan, Mosby.
Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, 1998, Langlais, Robert P, Hipokrates.
Oral Medicine Secrets1, 2003, Sonis, Stephen T. et al., Hanley & Belfus Inc.
2 Patologi Anatomi dr. Kasno, Sp.PA (K) Oral Pathology: Clinical Phathologic Correlations, 2003, Regezi, Joseph a, Saunders Company.
208
3 Bedah Mulut drg. Jaka Kusnanta, Handbook of Local Anesthesia, 2008, Malamed, Stanley F., Mosby.
SpBM Atlas of Minor Oral Surgery, 2001, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company.
drg.Bawa Adiwinarno Oral Surgery, 2007, Spring Verlag Berlin Heidelberg.
drg. Andhi Eko
Febridayanto
4 Biologi Mulut drg. Ratna Puspitasari Cancer Biology, KING, Roger JB., Pearson Prentice Hall,2000
Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada
University Press 1992
5 Konservasi Gigi drg. Eni Rusdaningsih, Seltzer and Benders Dental Pulp, 2002, Quintessence Publishing Co, Inc.
Sp.KG Restorative Dental Materials, 2006, Mosby.
drg. Sri Rahayu Pathways of the Pulp, 2006, Mosby.
6 Patologi Klinik dr. Sri Latiyani Djamil, Patologi Untuk Kedokteran Gigi : Buku Pintar, 1992, LAWLER, William et al., EGC
SpPK (K)
dr. Titik Yuliasuti
7 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Thalib, Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
Blok 15 : Rehabilitatif
209
No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi
1 Konservasi Gigi drg. Eni Rusdaningsih, Endodontics in Clinical Practice, 2004, Elsevier Limited.
Sp.KG Problem Solving in Endodontics : Prevention, Identification, and Management, 2006, GUTMANN,
drg. Sri Rahayu James L. et al., Mosby.
The Science and Art of Porcelain Laminate Veneers, 2003, GUREL, Galip, Quintessence Publishing Co,
Inc.
Aesthetic Dentistry : Quintessentials of Dental Practice 19 - Operative Dentistry 2, 2005, BARTLETT,
David et al., Quintessence Publishing Co, Inc.
Indirect Restorations, 2007, BARTLETT, David et al., Quintessence Publishing Co, Inc.
Fundamentals of Operative Dentistry A Contemporary Approach, 2006, Quintessence Publishing Co, Inc.
Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsi, 1997, WALTON, Richard E, EGC.
Ilmu Endodontik Dalam Praktek, 1995, GROSSMAN, Louis I EGC.
2 Radiologi Dental Drg. Aprilia Puspita A. Perlindungan Radiasi Bagi Pasien Dan Dokter Gigi, 1990, Edwards, Cris et al., Widya Medika.
Dental Radiology, 1998, Matteson, Stephen R, The Univercity of North Corolina Press.
3 Kedokteran Gigi Anak drg. Asterya Illa Case Files : Pediatrics, 2007, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill.
Cahyaningtyas AP Paediatrics at a Glance, 2007, Miall, Lawrence et al., Blackwell Publishing.
drg. Neny Crash Course Pediatrics, 2007, Birnkrant, Jonathan et al., Mosby
Kusumawardhani
4 Forensik Kedokteran Gigi drg. Gunawan W Buku Ajar Ilmu Kedokteran Gigi Forensik Jilid II, 2006, Lukman, Djohansyah, Sagung Seto
drg. Saljiyana, DFM
5 Biomaterial Drg. Lenny Herdiany Introduction to Dental Materials, 2006, NOORT, Richard Van, Mosby.
Applied Dental Materials, 2006, McCABE, John F. et al., Blackwell Science
6 Biologi Mulut Drg. Ratna Puspitasari Cancer Biology, KING, Roger JB., Pearson Prentice Hall,2000
Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada
University Press 1992
210
7 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Thalib, Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
1 Bedah Mulut drg. Jaka Kusnanta, Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992
SpBM Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005
drg.Bawa Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005
Adiwinarno Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
drg. Andhi Eko Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Febridayanto Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007
Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001
2 Ilmu Penyakit Dalam dr. Kuntio Sri Dental Management of the Medically Compromised Patient, 2002, Little, James W. et al., Mosby
Herlambang, Sp.PD. Crash Course Obstetrics and Gynecology, 2007, ALAM, Naureen et al., Mosby.
3 Radiologi Drg. Aprilia Puspita Perlindungan Radiasi Bagi Pasien Dan Dokter Gigi, 1990, Edwards, Cris et al., Widya Medika.
A. Dental Radiology, 1998, Matteson, Stephen R, The Univercity of North Corolina Press
211
4 Kedokteran Gigi Anak drg. Asterya Illa Bonded Porcelain Restorations in The Anterior Dentition : A Biomimetic Approach, 2003, MAGNE, Pascal
Cahyaningtyas AP et al., Quintessence Publishing Co, Inc.
drg. Neny
Kusumawardhani
5 Konservasi Gigi drg. Eni Esthetic Dentistry : A Clinical Approach to Techniques and Materials, 2001, ASCHHEIM, Kenneth W.,
Rusdaningsih, Mosby.
Sp.KG Color Atlas of Microsurgery in Endodontics, 2001, KIM, Syngcuk et al., W.B. Saunders Company.
drg. Sri Rahayu Master Dentistry Volume II : Restorative Dentistry, Paediatric Dentistri and Orthodontics, 2006, Churchill
LivingStone
6 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
212
3 EBM Drg. Farichah Hanum, Case Files : Internal Medicine, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill, 2007
MKes Case Files : Microbiology, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill, 2005
Case Files: Pharmacology, 2005, TOY, Eugene C. et al., Mc Graw Hill.
4 Informasi dan Teknologi Drs. Faturrahman, Experiences of 100 % Condom Use Programme in Selected..., World Healt Organization,2004
M.Kom. Kamus Kedokteran Gigi ( Concise Illustrated Dental Dictionary, HARTY F.J, EGC, 1995
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, UTJA, Adang Sudjana dkk, Konsil Kedokteran Indonesia,
2006
Manual Rekam Medis, RUSLI, Arsil dkk, Konsil Kedokteran Indonesia, 2006
Penyelenggaraan Praktik Kedokteran Yang Baik di Indonesia : Dilengkapi Peraturan Tehnis Terkait, ALI,
Muhammad Mulyohadi dkk., Konsil Kedokteran Indonesia, 2006
5 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Thalib, Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
1 Bedah Mulut drg. Jaka Kusnanta, Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992
SpBM Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005
drg.Bawa Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005
Adiwinarno Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
drg. Andhi Eko Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Febridayanto Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007
213
Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001
2 Biomulut Drg. Ratna Ten Cates Oral Histology : Development, Structure, and Function, NANCI, Antonio, Mosby, 1998
Puspitasari Cellular and Molecular Immunology, ABBAS, Abdul K., Elsevier Saunders, 2005
Essential Immunology, ROITT, Ivan M., Blackwell Science, 2001
Pathophysiology : The Biologic Basis for Disease in Adults and Children, McCANCE, Kathryn L. et al.
Elsevier Mosby,, 2006
Ludah Dan Kelenjar Ludah : Arti Bagi Kesehatan, AMERONGEN, A. Van Nieuw, Gadjah Mada University
Press, 1992
3 Radiologi Drg. Aprilia Puspita Dental Radiology, MATTESON, Stephen R, The Univercity of North Corolina Press, 1998
A. Perlindungan Radiasi Bagi Pasien Dan Dokter Gigi, EDWARDS, Cris et al, Widya Medika, 1990
4 Periodontologi Drg. Syarifah Nova Periodontal Management of Children, Adolescents and Young Adults, CLEREHUGH, Valerie et al., 2004
Amiza Zam Successful Periondontal Therapy A Non Surgical Approach, HEASMAN, Peter A. et al., Quintessence
Publishing Co, Inc., 2004
Understanding Periodontal Diseases: Assessment and Diagnostic Procedures in Practice, CHAPPLE, Iain L
C., Quintessence Publishing Co, Inc.,2002
Periodontal Medicine A Window on the Body, CHAPPLE, Iain L C, Quintessence Publishing Co, Inc., 2006
5 Konservasi Gigi drg. Eni Pathways of the Pulp, Mosby, 2006
Rusdaningsih, Seltzer and Benders Dental Pulp, Quintessence Publishing Co, Inc., 2002
Sp.KG Fiber Reinforced Composites in Clinical Dentistry, FREILICH, Martin A. et al., Quintessence Publishing
drg. Sri Rahayu Co, Inc., 2000
Endodontics in Clinical Practice, Elsevier Limited, 2004
Problem Solving in Endodontics : Prevention, Identification, and Management, GUTMANN, James L. et al,
Mosby, 2006
Esthetic Color Training in Dentistry, PARAVINA, Rade D. et al., Mosby, 2004
Aesthetic Dentistry : Quintessentials of Dental Practice 19 - Operative Dentistry 2, BARTLETT, David et
al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2005
6 Orthodontia drg. Hadi Supranoto, Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2001
SpOrto Biomechanics in Clinical Orthodontics, Saundes an Imprint of Elsevier, 1997
Diagnosis Ortodonti, HOUSTON, W.J.B., EGC, 1989
Ortodonsi : Buku Ajar, FOSTER, T.D. EGC, 1997
214
Desain, Konstruksi Dan Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepas, ADAMS, C. Philip, Widya Medika, 1994
Biomekanik Pergerakan Gigi, MULYANI, Widya Medika, 1994
Orthodontic Treatment of The Class II Noncompliant Patient Current Principles and Techniques, Elsevier
Limited, 2006
Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2007
7 Prostodontia drg.Bambang McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005
Sutjipto McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005
drg. Sari Lukita, Contemporary Fixed Prosthodontics, ROSENSTIEL, Stephen F. et al.,Mosby, 2006
M.Kes Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients : Complete Dentures and Implant - supported Prostheses,
Mosby, 2004
8 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
1 Ilmu Gizi Ilmu Gizi : Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid II, SEDIAOETAMA, Achmad Djaeni,,Dian Rakyat, 2004
Handbook of Nitrous Oxide and Oxygen Sedation, CLARK, Morris S. et al., Mosby, 2008
The Dental Hygienists Guide to Nutritional Care, STEGEMAN, Cynthia A., Elsevier Inc.,2005
2 Kesehatan Lingkungan Prof. drg. Niken Dental Management of the Medically Compromised Patient, LITTLE, James W. et al., Mosby,2008
(KGM) Widijanti MDSc
drg. Syaefuddin Ali
215
Anwar, SKM
3 Komunikasi Dra Rosita Lihasari. Komunikasi Interpersonal Dalam Keperawatan : Teori dan Praktek, EGC, 2000
Komunikasi Dan Empati Dalam Hubungan Dokter-Pasien, DJAUZI, Samsuridjal FK. Universitas Indonesia,
2004
Kemitraan Dalam Hubungan Dokter Pasien, RAFLY, Adriyati dkk, Konsil Kedokteran Indonesia,2007
Manual Komunikasi Efektif Dokter Pasien, Konsil Kedokteran Indonesia,2006
4 Edukasi (KGM) Prof. drg. Niken Modul Komunikasi Pasien Dokter : Suatu Pendekatan Holistik, EGC,2008
Widijanti MDSc Critical Thinking an Introduction, FISHER, Alec, Cambridge University Press, 2006
drg. Syaefuddin Ali Pendidikan Kesehatan Gigi, HERIJULIANTI, Eliza, EGC,2002
Anwar, SKM Treatment Planning in Dentistry, Mosby,2007
5 Demografi (KGM) Prof. drg. Niken Pengantar Epidemiologi Penyakit Menular, NOOR, Nur Nasry, Rineka Cipta,2000
Widijanti MDSc Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat, TRIHONO, Sagung Seto,2005
drg. Syaefuddin Ali
Anwar, SKM
6 Psikologi KG Mei Rantawanniarti, Crash Course : Imaging, MEULEN, Deborah ter et al., Mosby,2008
S.Psi., M.Psi Psikologi Perkembangan : Pengantar Dalam Berbagai Bagianya, MONKS, F.J., Gadjah Mada University
Press,2004
7 Kedokteran Gigi drg. Sari Lukita, Visualisasi Objektif Perawatan, KUSNOTO, Hendro, EGC,1996
Keluarga M.Kes Tumbuh Kembang Anak, SOETJININGSIH,1995
Blok 20 : Elektif
216
No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi
1 Farmakologi Prof. dr. Ichrodjuddin Pharmacology and Therapeutics for Dentistry, YAGIELA, John A, Elsevier Mosby,2004
Nasution SpFK(K). Basic Concepts in Pharmacology A Students Survival Guide, STRINGER, Janet L., Mc Graw Hill,2006
Clinical Pharmacology, BENNETT, P.N. et al., Churchill LivingStone,2003
Daviss Drug Guide for Nurses, DEGLIN, Judith Hopfer, F.A. Davis Company,2005
Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah Dan Aplikasinya Dalam Perawatan, SUTEDJO, A.Y., Amara
Books,2008
2 Akupuntur Anatomi Gigi, HARSHANUR, Itjingningsih Wangidjaja, EGC,1991
3 Mikrobiologi dr. Didik Rahmanto. Case Files: Microbiology, 2005, Toy, Eugene C. et al., Mc Graw Hill.
dr. Muhammad Essential Microbiology for Dentistry, 2007, SAMARANAYAKE, Lakshman, SAMARANAYAKE,
Lakshman.
Oral Microbiology and Immunology, 2006, Oral Microbiology and Immunology
4 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
Blok 21 : Estetik
217
1 Ortodontia Drg. Hadi Supranoto, Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2001
SpOrto Biomechanics in Clinical Orthodontics, Saundes an Imprint of Elsevier, 1997
Diagnosis Ortodonti, HOUSTON, W.J.B., EGC, 1989
Ortodonsi : Buku Ajar, FOSTER, T.D. EGC, 1997
Desain, Konstruksi Dan Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepas, ADAMS, C. Philip, Widya Medika, 1994
Biomekanik Pergerakan Gigi, MULYANI, Widya Medika, 1994
Orthodontic Treatment of The Class II Noncompliant Patient Current Principles and Techniques, Elsevier
Limited, 2006
Textbook of Orthodontics, W.B. Saunders Company, 2007
2 Periodontologi Drg. Syarifah Nova Periodontal Management of Children, Adolescents and Young Adults, CLEREHUGH, Valerie et al., 2004
Amiza Zam Successful Periondontal Therapy A Non Surgical Approach, HEASMAN, Peter A. et al., Quintessence
Publishing Co, Inc., 2004
Understanding Periodontal Diseases: Assessment and Diagnostic Procedures in Practice, CHAPPLE, Iain L
C., Quintessence Publishing Co, Inc.,2002
Periodontal Medicine A Window on the Body, CHAPPLE, Iain L C, Quintessence Publishing Co, Inc., 2006
3 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
Blok 22 : Rehabilitatif
1 Biomaterial Drg. Lenny Herdiany Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G., Mosby,2004
218
2 Ilmu Penyakit Drg. Bennet Febri Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A., EGC,1995
Mulut/Oral drg. Yuli Astrid Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994
Medicine/Oral Medicine Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P,Hipokrates,1998
Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995
Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S., BC Decker Inc.,2003
Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995
3 Prostodontia drg.Bambang McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005
Sutjipto McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005
drg. Sari Lukita, Contemporary Fixed Prosthodontics, ROSENSTIEL, Stephen F. et al.,Mosby, 2006
M.Kes Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients : Complete Dentures and Implant - supported Prostheses,
Mosby, 2004
4 Periodontologi Drg. Syarifah Nova Periodontal Management of Children, Adolescents and Young Adults, CLEREHUGH, Valerie et al., 2004
Amiza Zam Successful Periondontal Therapy A Non Surgical Approach, HEASMAN, Peter A. et al., Quintessence
Publishing Co, Inc., 2004
Understanding Periodontal Diseases: Assessment and Diagnostic Procedures in Practice, CHAPPLE, Iain L
C., Quintessence Publishing Co, Inc.,2002
Periodontal Medicine A Window on the Body, CHAPPLE, Iain L C, Quintessence Publishing Co, Inc., 2006
5 Teknologi Kedokteran Drg. Aprilia Puspita Introduction to Dental Materials, NOORT, Richard Van, Mosby,2006
Gigi A. Applied Dental Materials, McCABE, John F. et al., Blackwell Science,2006
Restorative Dental Materials, Mosby,2006
Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G., Mosby,2004
Quintessence of Dental Technology QDT 2007,2008
6 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
219
No Topik disiplin ilmu Dosen Judul Buku Referensi
1 Bedah Mulut drg. Jaka Kusnanta, Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992
SpBM Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005
drg.Bawa Adiwinarno Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005
drg. Andhi Eko Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Febridayanto Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007
Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001
2 Kegawatdaruratan Medical Emergencies in Dentistry, BENNETT, Jeffrey D. et al, Saundes an Imprint of Elsevier,2002
Kedokteran Gigi
3 Ilmu Penyakit Drg. Bennet Febri Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid II, PRICE, Sylvia A., EGC,1995
Mulut/Oral drg. Yuli Astrid Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Jilid I, PRICE, Sylvia A.,EGC,1994
Medicine/Oral Medicine Atlas Berwarna Kelainan Rongga Mulut yang Lazim, LANGLAIS, Robert P,Hipokrates,1998
Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995
Burkets Oral Medicine : Diagnosis and Treatment, GREENBERG, Martin S., BC Decker Inc.,2003
Principles and Practice of : Oral Medicine, SONIS, Stephen T, Saundes an Imprint of Elsevier,1995
4 Konservasi Gigi drg. Eni Pathways of the Pulp, Mosby, 2006
Rusdaningsih, Sp.KG Seltzer and Benders Dental Pulp, Quintessence Publishing Co, Inc., 2002
drg. Sri Rahayu Fiber Reinforced Composites in Clinical Dentistry, FREILICH, Martin A. et al., Quintessence Publishing
Co, Inc., 2000
Endodontics in Clinical Practice, Elsevier Limited, 2004
Problem Solving in Endodontics : Prevention, Identification, and Management, GUTMANN, James L. et al,
Mosby, 2006
Esthetic Color Training in Dentistry, PARAVINA, Rade D. et al., Mosby, 2004
Aesthetic Dentistry : Quintessentials of Dental Practice 19 - Operative Dentistry 2, BARTLETT, David et
al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2005
220
5 Kedokteran Gigi Anak drg. Asterya Illa Pediatric Dentistry : A Clinical Approach, Blackwell Publising,2006
Cahyaningtyas AP Paediatric Dentistry, Oxford University Press,2005
drg. Neny Dentistry for the Child and Adolescent, McDONALD, Ralph E, Mosby,2004
Kusumawardhani
6 Faal Prof. dr. Pasiyan R, Introduction to Human Anatomy and Physiology, 2003, Solomon, Eldra Pearl, Saundes an Imprint of
SpPD Elsevier
dr. Muhamad Setiadi
dr Rochman Basuki
7 Farmakologi Prof. dr. Ichrodjuddin Pharmacology and Therapeutics for Dentistry, YAGIELA, John A, Elsevier Mosby,2004
Nasution SpFK(K). Basic Concepts in Pharmacology A Students Survival Guide, STRINGER, Janet L., Mc Graw Hill,2006
Clinical Pharmacology, BENNETT, P.N. et al., Churchill LivingStone,2003
Daviss Drug Guide for Nurses, DEGLIN, Judith Hopfer, F.A. Davis Company,2005
Mengenal Obat-Obatan Secara Mudah Dan Aplikasinya Dalam Perawatan, SUTEDJO, A.Y., Amara
Books,2008
8 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
Blok 24 : Estetik II
1 Biomaterial drg. Lenny Herdiany Dental Material : Properties and Manipulation, CRAIG, Robert G., Mosby,2004
221
2 Konservasi Gigi drg. Eni Pathways of the Pulp, Mosby, 2006
Rusdaningsih, Sp.KG Seltzer and Benders Dental Pulp, Quintessence Publishing Co, Inc., 2002
drg. Sri Rahayu Fiber Reinforced Composites in Clinical Dentistry, FREILICH, Martin A. et al., Quintessence Publishing
Co, Inc., 2000
Endodontics in Clinical Practice, Elsevier Limited, 2004
Problem Solving in Endodontics : Prevention, Identification, and Management, GUTMANN, James L. et al,
Mosby, 2006
Esthetic Color Training in Dentistry, PARAVINA, Rade D. et al., Mosby, 2004
Aesthetic Dentistry : Quintessentials of Dental Practice 19 - Operative Dentistry 2, BARTLETT, David et
al., Quintessence Publishing Co, Inc., 2005
3 Prostodontia drg.Bambang Sutjipto McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005
drg. Sari Lukita, McCrackens Removable Partial Prosthodontics, CARR, Alan B. et al., Elsevier Mosby, 2005
M.Kes Contemporary Fixed Prosthodontics, ROSENSTIEL, Stephen F. et al.,Mosby, 2006
Prosthodontic Treatment for Edentulous Patients : Complete Dentures and Implant - supported Prostheses,
Mosby, 2004
4 Bedah Mulut drg. Jaka Kusnanta, Fraktur Pada Mandibula Menurut Killey, BANKS, Peter, Gadjah Mada University Press,1992
SpBM Oral and Maxillofacial Trauma Volume I, Elsevier Saunders, 2005
drg.Bawa Adiwinarno Trauma Volume II, Elsevier Saunders, 2005
drg. Andhi Eko Oral and Maxillofacial Surgery : Recontructive and Impalnt Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Febridayanto Oral and Maxillofacial Surgery : Cleft/Croniofacial/Cosmetic Surgery, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Oral and Maxillofacial Surgery : Anesthesia Dentoalveolar, Saundes an Imprint of Elsevier,2000
Oral Surgery, Spring Verlag Berlin Heidelberg, 2007
Atlas of Minor Oral Surgery, DYM, Harry et al., W.B. Saunders Company,2001
7 AIK (Al-Islam & Drs. H. Musman Al Quran ; Departemen Agama RI.
Kemuhammadiyahan) Thalib, M.Ag. Fiqih Islam (Hukum fiqih lengkap) Rasyid, Sulaiman, Haji, 1994
Puasa dan Kesehatan ; Alimin, 1984
Islam Etika dan Kesehatan ; 1986
Kumpulan Hadist Shoheh , Husaen Bahriesj. 1987
222
Blok 2 : Kedokteran dasar dengan topik disiplin ilmu meliputi :
Blok 3 : Kedokteran Gigi Dasar dengan topik disiplin ilmu meliputi :
223
Blok 22 : Rehabilitatif, dengan topik disiplin ilmu meliputi :
Blok 23 : Kedaruratan Medis dengan topik disiplin ilmu meliputi :
Blok 24 : Estetik II, dengan topik disiplin ilmu meliputi :
224