KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT yang memiliki segala kebesaran dan keagungan, yang
memberikan akal pikiran kepada manusia sehingga dengan karunia-Nya tersebut penulis dapat
menyelesaikan tulisan ini. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Penulisan Karya
Ilmiah.
Atas terselesaikannya karya ilmiah ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Sulton, M. Si, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
2. Bapak Dr. Julan Hernadi, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika FKIP Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
3. Bapak Drs. Subangun, M. Pd, selaku dosen mata kuliah penulisan karya tulis ilmiah.
4. Seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari para pembaca sangat
penulis harapkan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia kampus kata Aktivis sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga bahkan seringkali
menjadi topik utama dalam setiap pembicaraan. Selama ini banyak kasus yang sudah melekat pada diri
seorang aktivis, mulai dari kegagalan dalam perkuliahan seperti gagal lulus dimata kuliah tertentu dan
harus mengulang tahun depan, indeks prestasi rendah atau dibawah rata-rata bahkan hingga
keterlambatan didalam kelulusan akademik. Senada dengan pendapat Sudarman:
Seringkali terdengar seorang aktivis, baik pelajar yang aktif di sekolah maupun mahasiswa yang menjadi
aktivis di kampus terkadang mengalami penurunan prestasi akademik di tempat belajarnya. Bahkan,
untuk mahasiswa yang menjadi aktivis di kampus terkadang mengenyam bangku kuliahnya lebih lama
dari masa studi umumnya.
(Sumber: www.klikwebcenter.com)
Dan diperkuat lagi dengan pendapat Buhari:
Diantara aktivis di kampus yang belum bias mensinergikan aktivitas dan akademiknya tidak jarang
seorang aktivis terkesan cuek dengan nilai kartu hasil studinya yang yang nasakom ataupun dengan
teguran-teguran dari pihak dosen tentang ketidakdisiplinan mereka. Saya tidak menuntut setiap aktivis
cuek untuk memiliki indeks prestasi yang luar biasa dengan peringkat cemaluede, tetapi minimal seorang
aktivis memiliki indeks prestasi yang yang bisa dikatakan standart ataupun bagus.
(Sumber: www.rafarafa.blog.friendster.com)
Mahasiswa merupakan komponen penunjang kemajuan negeri, mahasiswa diharapkan mampu
memberikan sumbangan melalui kapasitas intelektualitasnya, sehingga masa kuliah seharusnya
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Mengikuti aktivitas pada unit-unit kegiatan mahasiswa bukanlah
berarti meninggalkan tugas belajar kuliahnya.
Menjadi aktivis mahasiswa tidalah berarti menjadikan nilai kuliah menjadi turun, justru menjadi
aktivis mahasiswa menjadi ajang pembuktian diri kita bahwa kita adalah mahasiswa yang memiliki nilai
lebih dibanding mahasiswa lainnya dan juga sebagai suplemen menggembleng diri
Berdasarkan fakta lemahnya prestasi akademik pada aktivis serta banyaknya pendapat tentang
pentingnya berprestasi sekaligus berorganisasi, maka penulis memilih untuk mengadakan penelitian
dengan judul Pengaruh Keaktifan Berorganisasi terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas
Muhamadiyah Ponorogo
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Adakah pengaruh keaktifan
berorganisasi terhadap prestasi belajar mahasiswa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang ada tidaknya pengaruh keaktifan
berorganisasi terhadap prestasi belajar mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
Dengan diadakannya penelitian pada masalah di atas, setidaknya mempunyai arti penting bagi
beberapa pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan, yaitu:
1. Bagi Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo, memperoleh masukan dan informasi akan pentingnya
prestasi sekaligus organisasi.
2. Bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo, memperoleh informasi yang berguna sebagai
bahan masukan dalam melaksanakan proses pembelajaran selanjutnya untuk meningkatkan prestasi
belajar mahasiswa.
3. Bagi pembaca, memperoleh informasi dalam rangka menambah wawasan dan masukan tentang
pentingnya berorganisasi dan juga prestasi akademik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Organisasi
Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian:
Organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta
secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang
mana terdapat seseorang atau beberapa orang yang disebut dengan bawahan.
(Sumber: www.shvoong.com)
James D. Mooney mendefinisikan organisasi sebagai berikut:
Organization the form of everyhuman, association for the assignment of common purpose atau
organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.
(Sumber: www.yousaytoo.com)
Paul Preston dan Thomas Zimmere juga mengemukakan definisi serupa, organisasi adalah
sekumpulan orang-orang yang disusun dalam kelompok-kelompok yang bekerjasama untuk mencapai
tujuan bersama(organization is a collection people arranged into groups, working together to achieve
some common objectives). (Amitai, 1985: 5)
Chester L. Bernard (1938) mengatakan bahwa organisasi adalah system kerjasama antara dua orang
atau lebih (Define orgazation as a system of cooperative of two or more persons) yang sama-sama
memiliki visi dan misi yang sama.
(Sumber: www.sendokapi.web.id)
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu system formal
yang terdiri dari pola aktivitas yang dilakukan sekelompok orang (dua atau lebih) yang bersama secara
teratur dan berulang-ulang untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi kampus sering dikaitkan keberadaannya dengan aktivitas, dan sebaliknya aktivis pasti
terkait organisasi kampus. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002), aktivis adalah
individu atau sekelompok orang (terutama anggota politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa,
perempuan) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya.
Aktivis adalah orang yang tidak tenang (gelisah) ketika terjadi ketidakadilan di lingkungannya dengan
cara melakukan perubahan tertentu mulai dari titik nol sampai tujuannya tersebut tercapai. Seorang
aktivis, selain aktif di organisasi tertentu (sebagai organisatoris), dia juga mempunyai pekerjaan lain di
luar itu yaitu memperjuangkan hak-hak orang lain.
(Sumber: www.abdulganie.wordpress.com)
Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivis merupakan orang yang
gelisah melihat ketidakadilannya, bergerak melakukan perubahan untuk mencapai tujuannya yang
biasanya bersifat social.
Jadi aktif organisasi adalah ikut secara aktif dalam melakukan perubahan karena adanya
ketidakadilan di lingkungan dan merupakan suatu sistem formal yang di dalamnya terdapat sekelompok
orang yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.
Jadi belajar merupakan suatu proses untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara
keseluruhan sebagai hasil latihan atau pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkunganya.
Fudyartanto menyatakan, Prestasi adalah taraf kemampuan anak untuk menguasai sejumlah
pengetahuan dan ketrampilan yang ada pada seseorang yang berbeda. (dalam Diyanto, 2004: 21)
W.J. S. Poerwodarminto menyatakan, Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah
seseorang melakukan kegiatan belajar. (dalam Diyanto, 2004: 21)
Prestasi merupakan suatu hasil yang dicapai atau pengukuran kemampuan seseorang dalam
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan.Dalam dunia pendidikan, prestasi dan belajar mempunyai
hubungan yang sangat erat sehingga sulit dipisahkan. Prestasi dapat menunjukkanseberapa jauh nilai
yang diperoleh dalam setiap kegiatan atau belajar. Dari suatu nilai kemampuan yang menunjukkan hasil
yang tertinggi dicapai dalam suatu saat yang tertentu itulah disebut prestasi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu faktor yang berasal dari dalam
(internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal). Faktor internal ada dua macam, yaitu: (1) kondisi
fisiologi, yang pada umumnya sangat berpengaruh terhadap belajar seseorang. Orang yang dalam
keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. (2)
kondisi psikologi, yang dipengaruhi oleh minat, perhatian, kecerdasan, bakat, dan motivasi. Faktor
eksternal ada tiga macam yaitu, keadaan lingkungan, keadaan sekolah, dan fasilitas belajar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis penelitian yang disebutkan pada bab I
sebagai jawaban sementara dari masalah pengaruh keaktifan berorganisasi terhadap prestasi belajar
mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Agar tujuan penelitian ini tercapai, maka penulis
membagi sampel menjadi dua kelompok, yaitu kelompok mahasiswa yang aktif organisasi dan kelompok
mahasiswa yang tidak aktif organisasi.
Langkah-langkah dan prosedur kerja yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
melakukan kajian kepustakaan yang relevan dengan masalah yang akan dibahas, (2) mengidentifikasi
dan mendefinisikan masalah, (3) merumuskan hipotesis berdasarkan kajian kepustakaan, (4)
mendefinisikan pengertian-pengertian dasar dan variabel-variabel utama, (5) menyusun data kasar yang
mempermudah analisis selanjutnya, (6) melakukan tes signifikansi untuk menentukan taraf signifikansi
hasilnya, (7) membuat interpretasi hasil tes, membahasnya dan membuat laporan.
taraf kepercayaan . Analisis selanjutnya adalah uji-t dua sampel independent dengan ragam
homogen.
A. Deskripsi Data
Tabel data IPK mahasiswa jurusan matematika semester V:
2.91 3.57
3.40 3.19
3.20 3.07
3.14 2.93
3.30 2.75
3.24 2.98
Keterangan:
kelompok mahasiswa yang tidak aktif organisasi
2.91 0.0841
3.40 0.2 0.04
3.20 0 0
3.14 0.0036
3.30 0.1 0.01
3.24 0.04 0.0016
prestasi belajar antara kelompok yang tidak aktif organisasi dan kelompok yangaktif berorganisasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang tertera dalam bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
prestasi belajar mahasiswa yang tidak aktif berorganisasitidak lebih baik dibandingkan prestasi belajar
mahasiswa yang aktif organisasi. Hal ini berarti hipotesis kedua ( ) ditolak. Adanya penolakan
pada hipotesis kedua ini dimungkinkan karena waktu penelitian yang cukup singkat sehingga perbedaan
prestasi belajar antara kedua kelompok belum tampak.
B. Saran
Setelah dilaksanakan penelitian dengan kesimpulan seperti di atas, penulis ingin menyampaikan
saran-saran kepada pembaca karya tulis ini, adapun yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai
berikut:
1. Untuk dosen
Setelah mengetahui hasil penelitian ini, dosen diharapkan dapat memaksimalkan pembelajaran sehingga
mahasiswa, baik mahasiswa aktif organisasi maupun yang tidak aktif organisasi mampu menerima materi
yang disampaikannya dengan baik.
2. Untuk mahasiswa
Bagi mahasiswa yang aktif organisasi diharapkan dapat memanagement waktunya sebaik mungkin,
sebagai acuan serta mengembangkannya dalam masalah yang lebih kompleks dan populasi yang lebih
luas.
DAFTAR PUSTAKA
Gagne, Robert. 1974. Prinsip-Prinsip Pelajaran untuk Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional.
Layyin, Siti. 1995. Pengaruh Pemberian Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas
I Madrasah Aliyah Al-Islam Mlarak Ponorogo di Joresan. Skripsi S-1 IKIP Malang.
Rafa. 2009. Aktivis vs Akademis. www.rafarafa.blog.friendster.com diakses pada tanggal 28 oktober 2009)
Slameto. 1987. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Sudarmo, Indriyo Gito dan Sudita. 1997. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: PT bpfe yogyakarta.
Suparno. 2006. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Bantuan Orangtua Terhadap Prestasi Belajar Siswa dalam
Bidang Study Matematika Kelas IV SD Negeri I Balong. Skripsi S-1 Universitas Muhammadiyah
Ponorogo.
Surya, Adi. 2008. Aktivis Sebuah Keharusan Bukan Pilihan. www.adi-surya.comdiakses 1 Januari 2010.