Konsep Dasar Listrik C
Konsep Dasar Listrik C
4. Hukum Kirchhoff
Pada rangkaian parallel selalu menghasilkan apa yang disebut dengan titik
percabangan, yang juga dikenal sebagai titik simpul.
Pada titik tersebut arusnya bercabang. Dalam hal ini sesuai dengan aturan
tertentu.
Contoh:
I1 = 5 A I4 = 6 A
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
Dengan bantuan rumus ini, maka arus yang belum diketahui pada suatu titik
percabangan arus, dapat ditentukan besarnya.
Contoh:
Berapa besarnya arus I2 pada rangkaian dibawah ini ?
I1 = 5 A
R 1
I = 12A I2
R 2
R 3
U S 1 = 12 V U S2 = 12V
I = 0 ,2 A
Kedua sumber tegangan dengan tegangan sumber US1 dan US2 elektron-
elektronnya menggabungkan diri dalam memberikan pengaruhnya secara
keseluruhan. Disini sumber tegangan tersebut bereaksi dalam arah yang sama.
Mereka mengendalikan arus I sesuai dengan tahanan yang ada.
U S1 + U S2 12 V + 12 V 24 V
I ; I 0,2 A
R1 R 2 + R 3 20 40 + 60 120
U1 = I R1 ; U1 = 0,2 A 20 = 4 V
U 2 = I R2 ; U 2 = 0,2 A 40 = 8 V
U 3 = I R3 ; U 3 = 0,2 A 60 = 12 V
US1 + US2 = I . R1 + I . R2 + I . R3
Dalam praktiknya suatu rangkaian arus biasanya hanya terdiri atas sebuah
tegangan sumber dan satu atau beberapa beban.
R 1
U S
Gambar 2.21
R 2
Disini berlaku:
US = I . R1 + I . R2
Kita hubungkan lampu seperti yang tersebut diatas pada suatu kotak kontak,
dengan demikian maka tegangan klem U kotak kontak dalam hal ini berfungsi
sebagai tegangan sumber US.
R 1
U
Gambar 2.22
R 2
Maka berlaku:
Contoh:
Berapa besarnya nilai arus yang ditunjukkan amperemeter pada
rangkaian dibawah ini ?
U S 1 = 1 ,5 V
A
R1 =6 R 2 =12
Gambar 2.23
Rangkaian arus dengan amperemeter
U S2 = 1 ,5 V U S3 = 1 ,5 V
Jawaban:
Tegangan sumber semuanya berpengaruh dengan arah yang sama,
pengaruhnya saling menggabungkan diri. Maka berlaku hukum Kirchhoff kedua
(hukum jala-jala) :
5. Rangkaian campuran
Suatu rangkaian yang terdiri atas rangkaian seri dan rangkaian parallel, disebut
sebagai rangkaian campuran atau rangkaian kelompok.
Contoh:
Hitunglah tahanan pengganti Rpengganti untuk seluruh rangkaian dan arus
bagian I1 dan I2 pada rangkaian berikut ini.
R 1=5
R3 = 10
R 2=20
I
Gambar 2.27 Rangkaian seri lanjutan
U =7V
R1 R 2 5 20 100 2
R1,2 ; R1,2 =4
R1 R 2 5 20 25
R 3 = 10 R 1 ,2 =4
I
Gambar 2.28 Rangkaian pengganti 1
U =7V
Rangkaian seri
R pe ng g a nti = 14
I
Gambar 2.29 Rangkaian pengganti 2
U=7V
Arus total
U 7V
I ; I 0,5 A
Rpengganti 14
U 3 I R3 ; U 3 0,5 A 10 W = 5 V
U1 U U 3 ; U1 7 V 5 V = 2 V
U 3 =5V U 1=2V
R 3= 10 R 1 ,2 = 4
I
Sekarang dengan tegangan jatuh U1 yang sudah diketahui dan tahanan R1 dan
R2 yang ada, maka arus bagian I1 dan I2 dapat dihitung dengan hukum ohm.
U1 2V
I1 = ; I1 = = 0,4 A
R1 5
U1 2V
I2 = ; I2 = = 0,1 A
R2 20
Untuk diperhatikan:
Contoh:
Tiga tahanan terhubung seperti pada gambar 2.31
Tentukan tahanan pengganti, arus bagian dan tegangan bagian !
I1 R 1 =20 R 2=40
I I2 R 3 = 12 0 Gambar 2.31
Rangkaian parallel
U = 12 V
lanjutan
R1,2 = R1 + R2 ; R1,2 = 20 + 40 = 60
R 1 ,2 = 6 0
I R3 = 12 0
Rangkaian parallel
R pe ng g anti = 4 0
Arus total
U 12 V
I ; I 0,3 A
Rpengganti 40
U 12 V
I2 = ; I2 = = 0,1 A
R3 120
U 12 V
I1 = ; I1 = = 0,2 A
R1,2 60
U1 I1 R1 ; U1 0,2 A 20 = 4 V
Pada tahanan R2 :
U 2 I 1 R2 ; U 2 0,2 A 40 = 8 V
Untuk diperhatikan:
Dari suatu pembagi tegangan tanpa beban, jika sebuah beban terhubung
padanya, maka menjadi suatu pembagi tegangan berbeban dan dengan
demikian berarti suatu rangkaian campuran (lihat gambar 2.34).
R 1
Ib
U
Iq
R 2 U b
R b
I q A ru s k o m p o n en q u ad rat
I b
A ru s b eb an Gambar 2.34 Pembagi tegangan berbeban
R 1=20k
I b
U = 14 0 V
Gambar 2.35
Iq R 2=
U R b= 1 0 k
40k b Pembagi tegangan berbeban
Tahanan parallel
R 2 Rb 40 k 10 k 400 (k) 2
R 2,b = : R2,b = 8 k
R 2 + Rb 40 k 10 k 50 k
Tahanan total
R2 140 V 40 000
U b' = U : U b' = 93,3 V
R1 + R 2 60 000
R 1 A R 2
C R D
B
R B R
I 3 4
R1 R3 Persamaan jembatan
R2 R4 (syarat keseimbangan)
Lembar Latihan/Evaluasi
3. Bagaimana perubahan arus dalam suatu tahanan geser, jika tegangan yang
terpasang diperbesar tiga kali dan nilai tahanan setengahnya.
5. Berapa kuat arus pada suatu rangkaian arus, yang tersusun atas tahanan
total 40 dan tegangan sumber 220 V ?
7. Berapa prosen tahanan suatu rangkaian arus harus berubah, jika pada
tegangan 220 V kuat arusnya berkurang dari 11 A menjadi 10 A ?
10. Gambarkanlah grafik tegangan fungsi arus (grafik tahanan) untuk tiga
tahanan yang konstan 5 , 10 dan 30 (skala 5 V 1 cm; 1 A 1 cm).
12. Pada rangkaian seri, tahanan yang mana memiliki tegangan yang besar ?
17. Kapan kita gunakan pembagi tegangan dan kapan tahanan depan ?
18. Kerugian apa yang terjadi pada pemakaian suatu tahanan depan ?
23. Berapa ampere arus yang mengalir pada suatu rangkaian seri dengan
tahanan R1 = 100 dan R2 = 300 pada tegangan sumber 200 V ?
24. Suatu deretan lampu hias sebanyak 16 biji terhubung pada 220 V.
Berapa volt tegangan tiap bijinya ?
27. Suatu pembagi tegangan tanpa beban tegangan 120 V harus terbagi
dalam 100 V dan 20 V. Dalam hal ini pembagi tegangan boleh menyerap
arus paling tinggi 10 mA.
a) Berapa besarnya tahanan total harus tersedia ?
b) Bagaimana tahanan total terbagi ?
28. Suatu kumparan pada tegangan 220 V dialiri arus sebesar 1 A. Dengan
bantuan tahanan depan arus yang melalui kumparan harus berkurang
sebesar 10 %.
Berapa besarnya tahanan depan yang diperlukan ?
30. Berapa besarnya tegangan jatuh yang terjadi pada suatu penghantar
tembaga, jika luas penampangnya 120 mm 2 dan arus sebesar 50 A
ditransfer sejauh 250 m ?
31. Berapa luas penampang yang dipilih, jika suatu arus sebesar 20 A harus
ditransfer sejauh 40 m pada tegangan jatuh 3 % dengan U = 220 V ? Bahan
yang digunakan tembaga.
32. Suatu penghantar tembaga panjang 150 m dan terdiri atas dua inti
dengan luas penampang masing-masing 16 mm2. Dicatu dengan suatu
tegangan sebesar 235 V, yang pada pembebanan tidak juga berkurang.
Berapa besarnya arus hubung singkat, jika inti-inti pada ujung penghantar
dengan tidak sengaja terhubung singkat ?
33. Jelaskan, mengapa pada suatu rangkaian parallel melalui tahanan yang
besar mengalir arus yang kecil ?
34. Sebagai tahanan total untuk suatu rangkaian parallel yang terdiri atas tiga
tahanan dengan nilai 50 , 100 , dan 500 diberikan nilai 120 .
Mengapa nilai tersebut tidak dapat tepat sama besarnya ?
35. Bagaimana persamaan untuk menghitung tahanan total dua buah tahanan
yang dihubung parallel ?
36. Untuk sebuah tahanan R, 4 buah tahanan yang sama besarnya dihubung
parallel dan terpasang pada suatu tegangan.
Bagaimana perubahan arus total dan tahanan total yang terjadi didalam
rangkaian arus ?
36. Berapa besarnya tahanan samping (tahanan shunt) harus dipasang agar
pada suatu beban dengan tahanan R = 90 mengalir arus setengahnya ?
40. Tiga buah jam listrik masing-masing dengan tahanan 300 dirangkai
parallel dan dihubung pada 12 V.
Berapa besarnya arus total mengalir didalam instalasi ?
43. Melalui sebuah lampu pijar dengan R1 = 20 mengalir arus 500 mA.
Sebuah tahanan R2 = 0,5 dipasang parallel dengan lampu tersebut.
Berapa besarnya kuat arus didalam tahanan R2 ?
45. Dalam teknik listrik apa yang dimaksud dengan suatu titik simpul (cabang) ?
46. Bagaimana bunyi hukum Kirchhoff kesatu, yang juga dikenal dengan hukum
titik simpul (cabang) ?
47. Dalam teknik listrik, apa yang dimaksud dengan suatu jala-jala ?
48. Mengapa pada suatu rangkaian arus listrik tertutup, tegangan jatuh tidak
pernah dapat lebih besar daripada tegangan sumber ?
49. Lima macam arus mengalir masuk maupun keluar dari titik simpul (gb. 2.37)
Berapa besarnya arus I2 dan bagaimana arahnya ?
I5=2A
I1 = 12A
I4=8A A I2
I3 =5A G a m b a r 2 .3 7 P e rc a b a n g a n a ru s
50. Lengkapilah pada rangkaian dibawah ini dengan arus yang masih tersisa !
5A
2A
1A
G a m b a r 2 .3 8 P e rc a b a n g a n a ru s
51. Pada rangkaian berikut (gambar 2.39) US1 = 1,5 V; US2 = 4,5 V;
R1 = 10 dan R2 = 50 .
U S1
R1 R 2
G a m b a r 2 .3 9 R a n g k a ia n a ru s
d e n g a n d u a s u m b e r te g a n g a n
U S2
56. Apa pengaruh yang terjadi pada tahanan di percabangan jembatan pada
suatu jembatan tahanan yang dalam kondisi seimbang (balance) ?
c) a ru s cabang R 2 R 6
d) te g a n g a n to ta l U ! R 5
R 3
I
G a m b a r 2 .4 0 R a n g k a ia n c a m p u r a n U
61. Dari rangkaian berikut (gambar 2.41) berapa volt tegangan jatuh pada R2 ?
R 1 A R 2
U = 12 0V R 1=2 0 0 R 2= 10 0
R 3
B R 4
R 3= 10 0 U
G a m b a r 2 .4 1 R a n g k a ia n c a m p u r a n G a m b a r 2 .4 2 R a n g k a ia n c a m p u r a n
62. Dua buah lampu L1 (0,6 A/24 V) dan L2 (0,8 A/24 V) harus dirangkai seri dan
dengan data nominalnya beroperasi pada suatu jala-jala 110 V.
Berapa besarnya tahanan depan dan tahanan samping (tahanan shunt)
yang digunakan ?
64. Pada gambar 2.42 hubungkanlah titik A dan B melalui suatu jembatan dan
aturlah sedemikian rupa, hingga terjadi suatu keseimbangan jembatan.
Berapa besarnya tahanan R4 ?
65. Suatu pembagi tegangan dengan tahanan total 3 M pada tegangan total 60
V harus menampilkan suatu tegangan bagian sebesar 5 V.
Berapa besarnya tahanan bagian ?
Lembar Jawaban
4. Pada tahanan yang tetap konstan (90 ) maka grafiknya berupa garis lurus.
5. U 220 V
I 5,5 A
R 40
6. U U 2 - U1 80 V - 60 V 20 V
U1 I1 R 3 A 20 60 V
U 2 I2 R 4 A 20 80 V
7. R 100 2 100
Prosentase R 10 %
R1 20
U 220 V
R1 20
I1 11 A
U 220 V
R2 22
I2 10 A
R R 2 - R1 22 - 20 2
8. U 110 V
R 20
I 5,5 A
9. U1 220 V
I1 0,22 A
R 1000
U 6000 V
I2 2 6A
R 1000
10. R 5
U 10 V
Untuk U 10 V maka besarnya I 2A
R 5
30 V
Untuk U 30 V maka besarnya I 6A
5
R 10
U 10 V
Untuk U 10 V maka besarnya I 1A
R 10
30 V
Untuk U 30 V maka besarnya I 3A
10
6
A
R=5
5
3
R = 10
R=30
1
G am bar
G r a fik te g a n g a n fu n g s i a r u s 5 10 15 20 25 30 V
U
R 30
U 15 V
Untuk U 15 V maka besarnya I 0,5 A
R 30
30 V
Untuk U 30 V maka besarnya I 1A
30
11. Untuk menghitung tahanan total beberapa tahanan yang dihubung seri yaitu
tahanan-tahanan tersebut langsung dijumlahkan.
12. Pada rangkaian seri, tahanan yang memiliki tegangan yang besar yaitu
yang nilai tahanannya kecil.
14. Beban yang seluruhnya terhubung seri satu dengan yang lain, maka dapat
terjadi beban tersebut tanpa arus listrik.
15. Potensiometer yaitu tahanan dengan tap yang variabel (dapat berubah)
dengan batas tertentu dan nilainya bisa diatur sesuai keinginan.
18. Dengan tahanan depan, suatu tegangan tidak dapat diturunkan hingga nol
seperti pada pembagi tegangan, disini untuk maksud tersebut tahanan
depan harus memiliki nilai tahanan yang tak terhingga besarnya
19. Tegangan jatuh ditimbulkan oleh arus yang mengalir melalui tahanan kawat
20. Besarnya tegangan jatuh tergantung besarnya arus yang mengalir dan nilai
tahanan penghantar
22. Untuk menjaga agar tegangan beban pada konsumen tidak berada dibawah
tegangan nominal yang dibutuhkan
R 1= 2 0 R 2=50 R 3=80
U to t
a) G am bar
R a n g k a ia n s e ri ta h a n a n
U2 10 V
b) I 0,2 A
R2 50
c) Utot I R tot 0,2 A 150 30 V
R tot R1 R 2 R3 20 50 80 150
29. R U 50 V 20
d
I 2,5 A
34. Pada rangkaian parallel beberapa tahanan, maka tahanan total lebih kecil
dari tahanan bagian yang terkecil
35 R1 R 2
R tot
R1 R 2
36. Arus totalnya menjadi 4 (empat) kali lebih besar, sedang tahanan totalnya
menjadi seperempatnya
37. Praktis semua peralatan dibuat untuk tegangan nominal tertentu dan pada
gangguan tidak berfungsinya salah satu peralatan semua yang lainnya tidak
terpengaruh olehnya
38. Agar arus yang mengalir menjadi setengahnya maka tahanan samping
(tahanan shunt) yang harus dipasang adalah sebesar 90
U 62,55 V
a) I1 2,5 A
R1 25
I2 I - I1 15 A - 2,5 A 12,5 A
43. I2 R1 R1 20 0,5 A
; I2 I1 20 A
I1 R2 R2 0,5
44. 1
1
1
;
1
1
1
1
1
R tot R1 R2 R2 R tot R1 40 50
1 1 1
0,025 - 0,02 0,005
1
R2 200
0,005
46. Disetiap titik simpul (cabang), jumlah arus yang masuk besarnya sama
dengan jumlah arus yang keluar.
48. Pada suatu rangkaian arus listrik tertutup, jumlah tegangan jatuh (tegangan
beban) sama dengan jumlah tegangan sumber.
49. Kita misalkan arus I2 sebagai arus yang arahnya meninggalkan titik simpul
(cabang), sehingga berlaku:
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
I2 = I3 + I4 + I5 - I1 = 5A + 8A + 2A 12A = 3A
Benar bahwa arus I2 adalah arus yang arahnya meninggalkan titik simpul
(cabang) dengan kuat arus 3A.
50.
5A
3A 2A
1A 3A
2A 5A
51. a) Kedua sumber tegangan terpasang seri dan berpengaruh dengan arah
yang sama.
Dengan demikian berlaku:
US1 + US2 = I R1 + I R2
= I (R1 + R2)
U S1 + U S2 1,5V + 4,5V 6V
I 0,1A
R1 + R 2 10 + 50 60
Arus mengalir dari kutub positip sumber tegangan melalui beban menuju
ke kutub negatip.
b) U1 = I R1 = 0,1A 10 = 1V
U2 = I R2 = 0,1A 50 = 5V
52. Rangkaian campuran yaitu suatu rangkaian yang terdiri atas rangkaian seri
dan rangkaian parallel
53. Penyebabnya yaitu dengan adanya tahanan beban maka tahanan total
rangkaian mengecil, dengan begitu penyerapan arusnya meningkat dan
54. Titik A dan titik B mempunyai potensial sama, jika tegangan jatuh pada R1
dan R3 sama besarnya, artinya, apabila perbandingan tahanan pembagi
tegangan tersebut sama besarnya: R1/R2=R3/R4
56. Pada tahanan di percabangan jembatan tidak ada arus mengalir, berarti tidak ada
pengaruh terhadap tahanan tersebut.
20 Rtotal Rp 40 15 40 55
40 20 60
Rp 15
60 20 60
40 Rtotal Rp 20 24 20 44
20 40 60
Rp 24
60 40 60
20 40 Rs 60 60 60
Rtotal 30
Rs 60 60 60
60 Rs 20 40 60
20 60 Rs 40 80 40
Rtotal 26,67
Rs 40 80 40
40 Rs 20 60 80
40 60 Rs 20 100 20
Rtotal 16,67
Rs 20 100 20
20 Rs 40 60 100
58. 6 6
12 6
Rtotal 4
12 6
6
3
59. Rtotal Rp 5 2 5 7
5
3 6
6 Rp 2
3 6
60.
R 1=3 a) RPengganti RP1 RP2 R6 1 12 7 20
R 4 =20
1 1 1 1 1 1 1 6
R 2 =6 R 6=7
RP1 R1 R2 R3 3 6 2 6
R 5=30
R 3=2 RP1 1
20 30
I= 10A RP2 12
20 30
U
b) UP1 I RP1 10A 1 10V, UP2 120V,
U6 70V
UP1 10V
c) I1 3,33A,
R1 3
I2 1,67A, I3 5A, I4 6A, I5 4A
d) U UP1 UP2 U6 10V 120V 70V 200V
62. U 1 U 2 U d Ud 62V
I I I Rd 77,5
1 I 0,8A
64. R1 R3 R2 R3 45 25
; R4 75
R2 R4 R1 15
6
65. U1 R1 U1 5V 3 10 6
; R1 Rtot 0,25 10 0,25M
U Rtot U 60V
R2 Rtot - R1 3M - 0,25M 2,75M
3
66. R2 100V 50 10
a) U2 U 3 3
38,46V
R1 R2 80 10 50 10
R2, b 100V 25 10 3
b) Ub U 23,8V
R1 R2, b 80 10 3 25 10 3
R2 Rb 50 10 3 50 10 3 3
R2, b 3 3
25 10 25k
R2 Rb 50 10 50 10
U U2 - Ub 38,46V - 23,8V 14,66V
UMPAN BALIK
DAFTAR PUSTAKA