Anda di halaman 1dari 4

PERKEMBANGAN ILMU KEPERAWATAN

ANALISIS TEORI KEPERAWATAN JEAN WATSON & APLIKASI DI LAPANGAN

Dosen : Dr. Yanti Hermayanti

OLEH :
Anita Mirawati (22012160028)
Bestina Nindy Virgiani (22012160033)
Bagus Ananta Tanujiarso (22012160034)
Debby Tangkabiringan (22012160061)
Diah Tika Anggraeni (22012160027)
Diki Ardiansyah (22012160019)
Felipus Stefen Ndun (22012160030)
Hendra Hasrianto (22012160054)
Novi Dwi Irmawati (22012160037)
Poppy Arfrianti Sari (22012160059)
Safrullah (22012160058)
Theresia Avila Kurnia (22012160017)
Widyadari Prasetyaningrum (22012160046)
Yayan Mulyana (22012160040)

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya
ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman Adanya
pergeseran demografi, pergeseran sosial ekonomi, serta meningkat dan bertambah rumitnya
masalah kesehatan akan berdamapak pada tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan.
Ilmu Keperawatan adalah rangkaian teori dan paraktek yang bertujuan dalam
peningkatan kualitas pelayanan kepada pasien. Mendalami ilmu dan mempelajarinya
berarti membekali diri dalam rangka memperkaya khasanah keilmuan tentang keperawatan,
sehingga bisa dianalisis, dibuktikan dan dikembangkan dengan parameter dalam ilmu
kesehatan secara umum maupun secara khusus. Tidak seperti ilmu kompleksitas, ilmu
merawat fokus pada keunikan proses hubungan kepedulian manusia dan lingkungan, yang
diartikulasikan kedalaman makna kepedulian dalam kesehatan manusia pengalaman dari
empiris, etika, estetika, pribadi, dan pola sosial budaya (Carper, 1978).
Pelayanan kepearawatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang unik dan
berbeda dengan pelayanan kesehatan yang lain. Filosofi dari keperawatan adalah
humanism, holism, dan care (Nursalam, 2004). Keperawatan merupakan profesi yang
mengedepankan sikap care atau kepedulian dan kasih sayang kepada pasien. Keperawatan
mengedepankan pemahaman mengenai perilaku dan respon manusia terhadap masalah
kesehatan, respon terhadap orang lain serta memahami kekurangan dan kelebihan pasien
(Potter & Perry, 2005).
Peningkatan mutu pelayanan keperawatan didukung oleh pengembangan teori-teori
keperawatan, salah satunya adalah teori caring menurut Jean Watson. Watson merumuskan
suatu gagasan dimulai dengan membuat struktur dari beliefs dan konsep kemudian
mengorganisasikannya sebagai suatu body of knowledge dan prinsip dasar dari behavior
manusia dalam rentang sehat-sakit nya. Watson mengemukakan bahwa perkembangan ilmu
dan teori berhubungan dengan seni, humanity, dan filosofi. Caring adalah sentral untuk
praktek keperawatan karena caring merupakan suatu cara pendekatan yang dinamis,
dimana perawat bekerja untuk lebih meningkatkan kepeduliannya kepada klien. Kunci dari
kualitas pelayanan asuhan keperawatan adalah perhatian, empati dan kepedulian perawat.
Hal ini sangat sesuai dengan tuntutan masyarakat pada saat ini yaitu mengharapkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas. Banyak faktor yang mempengaruhi factor caring,
seperti umur, gender, lingkungan kerja dan kualifikasi perawat. melihat banyak faktor yang
mempengaruhi perawat dalam pemberian asuhan keperawatan yang didasari prinsip caring,
kelompok tertarik untuk melihat fenomena yang terjadi di lahan praktek, apakah caring
dapat dilaksanakan oleh perawat tanpa dibatasi tempat, waktu dan kondisi klien.
Caring memberikan kemampuan pada perawat untuk memahami dan menolong
pasien. Seorang perawat harus memiliki kesadaran tentang asuhan keperawatan, dalam
memberikan bantuan bagi klien dalam mencapai atau mempertahankan kesehatan serta
mencapai kematian dengan damai. Perilaku caring perawat adalah pengetahuan, sikap dan
keterampilan seorang tenaga perawat dalam merawat pasien dan keluarga dengan
memberikan dorongan positif, dukungan dan peningkatan pelayanan keperawatan (Pryzby,
2004). Perilaku yang ditampilkan oleh perawat adalah dengan memberikan rasa nyaman,
perhatian, kasih sayang, peduli, pemeliharaan kesehatan, empati, cinta, percaya,
melindungi, serta memberi sentuhan dan siap membantu dengan mengunjungi pasien
(Watson, 2012). Perilaku seperti itu akan mendorong klien dalam perubahan aspek fisik,
psikologis, spiritual dan sosial kearah yang lebih baik.
Dampak perilaku caring bagi pasien adalah meningkatkan hubungan saling percaya,
meningkatkan penyembuhan fisik, keamanan, memiliki banyak energi, biaya perawatan
lebih rendah, serta menimbulkan perasaan lebih nyaman (Watson, 2012). Hail penelitian
Agustin (2002) serta Palese (2011) menunjukkan hasil adanya hubungan yang positif antara
perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien. Semakin baik caring perawat akan
meningkatkan proporsi kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan. Kepuasan pasien
terhadap pelayanan keperawatan merupakan indikator penting dari kualitas pelayanan
rumah sakit, karena sebagian besar pelayanan yang ada di rumah sakit diberikan oleh
perawat (Wolf & Miller, 2003). Caring sebagai salah satu faktor yang menunjang kualitas
pelayanan keperawatan, hendaknya diterapkan dalam perilaku keseharian setiap perawat
dalam melakukan perawatan terhadap pasien. Namun pada kenyataannya, masih banyak
perawat terutama perawat ruang ICU yang kehilangan makna caring dalam pekerjaannya
sehingga hari-harinya sibuk dengan perawatan medis untuk pengobatan pasien, dan
tindakan-tindakan seperti memberikan suntikan, pemasangan infus, memasang NGT,
mengganti balutan luka, atau pemeriksaan diagnostik pada pasien yang sebenarnya bukan
inti dari praktik keperawatan. Perawat menganggap caring hanya sebagai ungkapan atau
sesuatu yang akan dikerjakan jika punya waktu (Willams, Mc. Dowell, & Kautz, 2011).
Perawat lebih banyak menghabiskan waktu di depan komputer, monitor, atau catatan pasien
daripada melakukan caring dengan pasien atau keluarga.
Agustin (2002) dalam penelitiannya di salah satu rumah sakit besar di kota
Palembang, mendapatkan hasil bahwa masih banyak perawat yang belum menerapkan
perilaku caring yaitu sebesar 48,5% dari 101 orang pasien yang menjadi responden menilai
perawat tidak caring. Penelitian yang dilakukan oleh Juliani (2009) dengan jumlah
responden 24 pasien yang dirawat di ruang rawat inap sebuah rumah sakit di kota Jakarta,
juga mendapatkan hasil pelaksanaan perilaku caring perawat masih rendah dengan
prosentase sebesar 54,2%, dan beban kerja perawat memiliki hubungan yang signifikan
terhadap pelaksanaan perilaku caring.
Pentingnya perilaku caring pada perawat di ruang ICU memiliki dampak yang
besar terhdap kualitas pelayanan dalam pemberian asuhan keperawatan serta
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dan keluarga selama perawatan di rung ICU..
Berdasarkan hal tersebut, penulis akan membahas penerapan aplikasi teori keperawatan
caring John Watson oleh perawat di ruang ICU.

Anda mungkin juga menyukai