Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anggun Fitriani

NIM : CKR0220085

Kelas : Keperawatan C

FALSAFAH KEPERAWATAN
Menurut Nur Aini, 2018 dalam (Risnah & Irwan, 2021) Falsafah keperawatan adalah
pandangan dasar tentang hakikat manusia sebagai makhluk holistik (yang memiliki kebutuhan biologis,
psikologis, sosial-kultural dan spiritual) dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar
dalam praktik keperawatan. Menurut (Lestari, 2018) Falsafah dalam keperawatan sendiri merupakan
keyakinan perawat terhadap nilai-nilai yang dimilikinya, yang dapat meningkatkan kemampuan
perawat dalam mengaplikasikan teori keperawatan dan memberikan ruang bagi perawat untuk lebih
memahami tentang keperawatan terutama yang berkaitan dengan praktik keperawatan. Menurut
Mcintyre & Mcdonald 2013 dalam (Sutarna, 2011) Falsafah diartikan sebagai suatu pandangan dan
pengetahuan yang mendasar yang selanjutnya digunakan untuk mengembangkan dan membangun
suatu persepsi atau asumsi tertentu tentang kehidupan. Falsafah dalam keperawatan sendiri merupakan
keyakinan perawat terhadap nilai-nilai yang dimilikinya, yang dapat meningkatkan kemampuan
perawat dalam mengaplikasikan teori keperawatan dan memberikan ruang bagi perawat untuk lebih
memahami tentang keperawatan terutama yang berkaitan dengan praktik keperawatan.
Menurut (Risnasari, 2019) Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai sebab-sebab, azasazas, hukum, dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta
ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (Poerwadarminta). Sedangkan falsafah
keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang
menjadi kerangka dasar dalam praktek keperawatan. Falsafah keperawatan jiwa adalah individu
memiliki harkat dan martabat sehingga masing-masing individu perlu dihargai. Tujuan individu
meliputi : tumbuh, sehat, otonomi dan aktualisasi diri. Menurut Maramis,1998 dalam (Yusuf et al.,
2012)Gangguan jiwa adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami kehilangan kemampuan
untuk mengadakan relasi dan limitasi dalam hubungannya dengan orang lain, waktu, tempat, dan
lingkungan. Pasien tidak mampu menjalin hubungan, membatasi hubungan dengan dirinya sendiri,
orang lain dan lingkungan. Pasien menjadi berperilaku menarik diri, agresif, mencederai orang lain atau
merusak lingkungan Menurut (Pascasarjana & Maret, 2011) Falsafah Keperawatan Merupakan
pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar
dalam praktek keperawatan. Hakekat manusia yang dimaksud di sini adalah manusia sebagai makhluk
biologis, psikologis, sosial dan spiritual, sedangkan esensinya adalah falsafah keperawatan.
(CASAFRANCA LOAYZA, 2018) mengemukakan yang dimaksud dengan etika keperawatan
adalah suatu sikap etis yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai bagian integral dari sikap
hidup dalam mengemban tugasnya sebagai seorang perawat dengan menerapkan norma-norma etis
keperawatan dalam kehidupan profesi dan kehidupan bermasyarakat. Menurut Halpern,
1998 Larsson, 2017 dalam (Sari, 2019)Berpikir kritis adalah sikap yang diasah dan dipelajari. Aspek
yang penting yang mempengaruhi proses berpikir kritis misalnya seperti disiplin. Berpikir bukan suatu
proses yang statis, tetapi selalu berubah secara konstan dan dinamis dalam setiap hari
atau setiap waktu. Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai
keterampilan pengetahuan untuk menganilisis, menerapkan standar, mencari informasi, menggunakan
alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan. Berpikir kritis dapat diartikan
sebagai upaya seseorang untuk memeriksa kebenaran dari suatuinformasi menggunakan ketersediaan
bukti, logika, dan kesadaran akan bias(Halpern,1998; Larsson, 2017)
Dalam (Purba, 2019) Perawat yang dahulu berfungsi sebagai perpanjangan tangan dokter, dan
bagian dari tujuan pelayanan klinis, tetapi sekarang berkesempatan memiliki pelayanan keparawatan
mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan Bagi perawat, asas etik adalah salah satu
pondasi yang sangat penting dalam membuat hubungan baik dengan semua pihak dalam memberi
pelayanan keperawatan. Dalam (Setiani, 2018) disebutkan bahwa perawat adalah “Seseorang yang
telah lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”

Schieve, et al (2007) menemukan dalam (Yolanda et al., 2020) bahwa kesulitan dalam
menentukan perawatan kesehatan, intervensi dan terapi pada anak autis, beban finansial, pekerjaan dan
waktu yang terkait jelas besar sekali untuk keluarga-keluarga Autisme Syndrome Disorder (ASD).
Harvard, dan Ganz (2007) dalam Sastry (2014) mengungkapkan hal yang sama yaitu melalui penelitian
tentang biaya perawatan seumur hidup untuk satu individu dengan autisme adalah lebih
dari 3,2 juta dolar. Menurut Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan. (DepKes RI 1998).Perencanaan keperawatan keluarga adalah
sekumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk membantu keluarga dalam mengatasi
masalah keperawatan dengan melibatkan anggota keluarga.

Menurut World Health Organization (2008) dalam (Kurniawan et al., 2015), sindrom koroner
akut merupakan penyebab kematian utama di dunia. Terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian
terjadi akibat sindrom kroner akut. Di Indonesia pada tahun 2008 penyakit infark miokard akut
merupakan penyebab kematian pertama dengan angka mortalitas 220.000 (14%). Data-data tersebut
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trotter, Gallagher, dan Donoghue (2011) yang
mengungkapkan bahwa penyumbang terbesar angka kematian dan kesakitan akibat penyakit jantung
adalah penyakit jantung koroner. Model keperawatan Roy, dikenal dengan model “adaptasi” dalam
(Amidos, 2018) dimana Roy memandang setiap manusia pasti mempunyai potensi untuk dapat
beradaptasi terhadap stimulus baik stimulus internal maupun eksternal dan kemampuan adaptasi ini
dapat dilihat dari berbagai tingkatan usia. Aplikasi proses keperawatan menurut konsep teori Roy di
Rumah Sakit telah banyak diterapkan namun sedikit sekali perawat yang mengetahui dan memahami
bahwa tindakan keperawatan tersebut telah sesuai.World Health Organization (WHO) dalam (Karo et
al., 2015) menyatakan bahwa pada tahun 2012 di dunia kasus ISPA pada balita sebanyak 78%. WHO
juga melapor bahwa pada tahun 2012 seperlima dari kematian balita atau sekitar 12 juta balita di negara
berkembang seperti Bangladesh, India, Indonesia, Myanmar dan Nepal disebabkan ISPA. Angka
kematian balita akibat ISPA di negara berkembang tersebut merupakan 40% dari angka kematian balita
akibat ISPA didunia (WHO, 2012).

Kemudian timbul teori baru yaitu “Physical Characteristic Theory” (Teori dari Fisik) dalam
(Pujiyanto & Wuryanto, 2021). Kemudian timbul lagi bahwa pemimpin itu dapat diciptakan melalui
latihan sehingga setiap orang mempunyai potensi untuk menjadi pemimpin. Para ahli umumnya
memiliki pandangan perlunya seorang pemimpin mempunyai sifat-sifat yang baik
DAFTAR PUSTAKA

Amidos, J. (2018). Teori Dan Model Adaptasi Sister Calista Roy : Pendekatan Keperawatan. Jurnal
Ilmiah Kesehatan, November 2018, 18.
https://www.researchgate.net/profile/Jek-Amidos/publication/347208243_Teori_Dan_Model_Ada
ptasi_Sister_Calista_Roy_Pendekatan_Keperawatan/links/5fdce78a45851553a0cde803/Teori-
Dan-Model-Adaptasi-Sister-Calista-Roy-Pendekatan-Keperawatan.pdf
CASAFRANCA LOAYZA, Y. (2018). Etik Dan Hukum Profesi Perawat Dalam Pelaksanaan Praktik
Keperawatan. 1–26.
Karo, D. A. B., Bakhtiar, & Tahlil, T. (2015). Faktor Transkultural Persepsi Kesehatan Ibu Dengan
Balita ISPA Transcultural Factors Towards The Mother Perception Of The Helath Of Toddler
Whith Acute RRespiration Disease (ARD). Jurnal Ilmu Keperawatan Keperawatan, 3(1), 25–40.
Kurniawan, D., Ibrahim, K., & Prawesti, A. (2015). Pengalaman Pasien Mengalami Serangan Jantung
Pertama Kali yang dirawat di Ruang CICU. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, v3(n2), 67–76.
https://doi.org/10.24198/jkp.v3n2.2
Lestari, L. (2018). Falsafah Dan Teori Keperawatan. Angewandte Chemie International Edition, 6(11),
951–952., 2013–2015.
Pascasarjana, P., & Maret, U. S. (2011). Hubungan kemampuan metakognitif dan lingkungan belajar
rumah sakit dengan kemampuan pemecahan masalah asuhan keperawatan pada mahasiswa.
Pujiyanto, T. I., & Wuryanto, E. (2021). Strategi Gaya Kepemimpinan Di Pelayanan Keperawatan.
Strategi Gaya Kepemimpinan Di Pelayanan Keperawatan, 5–6.
Purba, R. J. (2019). Dasar Hukum Tindakan Keperawatan Dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan.
http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/vkwug
Risnah, & Irwan, M. (2021). Falsafah dan Teori Keperawatan Dalam Integrasi Keilmuan. In Alauddin
University Press. http://repositori.uin-alauddin.ac.id/17880/
Risnasari, N. (2019). Keperawatan Jiwa: Modul Bahan Ajar Keperawatan. Fakultas Ilmu Kesehatan
Dan Sains Universitas Nusantara PGRI Kediri, 146.
http://repository.unpkediri.ac.id/2251/1/BAHAN AJAR KEPERAWATAN JIWA.pdf
Sari, K. J. (2019). “Aspek Aspek Berpikir Kritis Dalam Keperawatan.”
Setiani, B. (2018). Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan Kewajiban dan Kode
Etik Dalam Praktik Keperawatan. Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia, 8(04), 497–507.
https://doi.org/10.33221/jiiki.v8i04.154
Sutarna, I. M. (2011). Penerapan Kode Etik Profesi Keperawatan. Jurnal Keperawatan, IV(1), 41–42.
Yolanda, Y., Yazia, V., & Suryani, U. (2020). Beban Keluarga dalam merawat anakautis.
Yusuf, A., Taat Putra, S., & Probowati, Y. (2012). Peningkatan Coping Keluarga Dalam Merawat
Pasien Gangguan Jiwa Melalui Terapi Spiritual Direction, Obedience, Dan Acceptance (Doa).
Jurnal Ners, 7(2), 2012.

Anda mungkin juga menyukai