Anda di halaman 1dari 5

Kisah Rasulullah dan Orang Badui

Seorang badui datang kepada Nabi SAW lalu Nabi memberinya harta dan berkata,
Apakah aku telah berbuat baik kepadamu? Orang Badui itu menjawab, Tidak,
kamu juga tidak berbuat yang bagus!

Seketika kaum muslimin marah dan bangkit hendak memberi pelajaran kepada
orang Badui itu karena sikapnya kepada Rasulullah. Namun, Rasulullah
mengisyaratkan kepada mereka untuk tenang. Beliau lalu beranjak masuk tumah
beliau, membawa harta dan meberikannya lalu kepada orang Badui itu.

Rasulullah bertanya, Apakah aku telah berbuat baik?

Orang Badui menjawab, Ya, semoga Allah membalas atas kebaikanmu kepada
keluarga dan kerabat (kami) dengan kebaikan. Nabi SAW lalu bersabda,

Sesungguhnya kau mengatakan sesuatu yang menyebabkan ada sesuatu


mengganjal dalam dada para sahabatku kepadamu. Jika kau suka, maka katakanlah
apa yang kau katakan kepadaku di hadapan para sahabatku, sehingga sesuatu yang
mengganjal dalam dada mereka kepadamu itu hilang.

Orang Badui menjawab, Baik. Keesokan harinya atau sorenya, orang Badui itu
datang dan Nabi bersabda:

Sesungguhnya orang Badui itu mengatakan apa yang telah ia katakan, lalu kami
menambahi pemberian untuknya, dan dia menganggap telah rida, bukankah
begitu?

Orang Badui menjawab, Ya, semoga Allah membalas atas kebaikanmu kepada
keluarga dan kerabat (kami) dengan kebaikan. Nabi SAW lalu bersabda:

Permisalanku dan permisalan orang ini seperti seorang lelaki yang memiliki unta
yang lari darinya. Manusia mengejarnya, maka mereka tidak akan mendapatkan
apa-apa kecuali unta itu bertambah lari. Pemiliknya lalu menyeru kepada mereka,
Biarkan aku dan untaku, sesungguhnya aku lebih sayang dan lebih tahu tentang
dia dibanding kalian. Pemiliknya lalu menghadapi untanya. Ia mengambil sampah
dari bumi untuk untanya. Ia bisa mengembalikan ikatannya dan
mengembalikannya seperti semula. Sesungguhnya aku jika membiarkan kalian
atas apa yang telah dikatakan orang itu dan kalian membunuhnya, tentu ia akan
masuk neraka.

Kisah Rasulullah, Badui dan Pohon Besar

Dahulu di zaman Rasulullah shallallahu alaihi wasalam, suatu ketika seorang


baduwi lewat dihadapan Rasulullah kemudian beliau bertanya: wahai fulan,
hendak kemanakah engkau? dia menjawab : pergi untuk bersilaturrahmi ke
rumah si fulan,

maka Rasulullah shallallalhu alaihi wasallam berkata: Maukah engkau kuberi


sesuatu yang lebih berharga daripada hal itu?, orang baduwi itu berkata : apa
itu?, maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :



Engkau bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku adalah Muhammad
utusan Allah

Kemudian orang baduwi itu bertanya: Kemudian orang baduwi itu bertanya : apa
yang akan aku dapatkan jika aku mengucapkannya, dan apa yang bisa
membuktikan bahwa kalimat itu benar?, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
menjawab :

lihatlah pohon yang sangat besar itu, hampirilah pohon itu dan katakan padanya :
wahai pohon! Engkau dipanggil oleh Muhammad. Orang baduwi itu pun merasa
ragu untuk menjalankan perintah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam karena
dia menganggap hal yang mustahil terjadi,

namun akhirnya ia melaksanakannya dan berkata kepada Rasulullah shallallahu


alaihi wasallam: Aku akan panggil pohon itu, namun jika pohon itu tidak
mengikuti perintahmu maka akan kutebas lehermu, Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam menjawab : baik, lakukanlah. Maka orang baduwi itu berjalan menuju
pohon besar itu, dan ketika samapi didepan pohon itu ia berkata : wahai pohon!
engkau dipanggil oleh Muhammad, maka dalam sekejap pohon itu pun mulai
menarik akar-akarnya sehingga seluruh akarnya keluar dari dalam bumi lalu
berjalan menuju kehadapan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan pohon itu
berkata :



Salam sejahtera atasmu wahai nabi serta rahmat dan keberkahan-Nya

Melihat kejadian tersebut, orang baduwi itu terpaku antara sadar dan tidak karena
telah melihat pohon yang sangat besar menyeret akar-akarnaya dari dalam bumi
kemudian berjalan menghadap Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu
mengucapkan salam kepada beliau shallallahu alaihi wasallam.

Maka orang baduwi itu hendak menguji Rasulullah lagi dengan meminta beliau
shallallahu alaihi wasallam agar memerintah pohon itu untuk kembali pada
tempatnya, si baduwi itu mengira jika beliau shallallahu alaihi wasallam hanya
mampu memanggilnya saja, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
memenuhi permintaan baduwi itu dan berkata : wahai pohon! kembalilah engkau
ke tempatmu!, maka pohon itu pun menyeret semua akar-akarnya dan kembali ke
tempatnya, seakan telah dibantu oleh bumi untuk kembali ke tempat asalnya.

Kemudian orang baduwi itu berkata :

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah utusan Allah


Dalam sebuah riwayat dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang
asyik bertawaf di Kabah, beliau mendengar seseorang di hadapannya bertawaf,
sambil berzikir: Ya Karim! Ya Karim!Rasulullah s.a.w. menirunya membaca
Ya Karim! Ya Karim! Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Kabah,
dan berzikir lagi: Ya Karim! Ya Karim! Rasulullah s.a.w. yang berada di
belakangnya mengikut zikirnya Ya Karim! Ya Karim!
Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya
seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang
itu Ialu berkata:
Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-
olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab badui? Kalaulah bukan karena
ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada
kekasihku, Muhammad Rasulullah.
Mendengar kata-kata orang badui itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya:
Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab? Belum, jawab orang
itu. Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?
Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum
pernah melihatnya, dan membenarkan kenabiannya, sekalipun saya belum
pernah bertemu dengannya, kata orang Arab badui itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: Wahai orang Arab! Ketahuilah.. aku
inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat! Melihat Nabi di
hadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
Tuan ini Nabi Muhammad?! Ya jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk
mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik
tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
Wahal orang Arab! janganlah berbuat seperti itu. Perbuatan seperti itu biasanya
dilakukan oleh hamba sahaya kepada tuannnya, Ketahuilah, ALLAH mengutusku
bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau
diagungkan, tetapi demi membawa berita.
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata:
Ya Muhammad! ALLAH mengucapkan salam kepadamu dan berfirman:
Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih
ALLAH. Ketahuilah bahwa ALLAH akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti,
akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar! Setelah
menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Kemudian Rasululllah
Shallallahu Alaihi wa Sallam pun menyampaikan kabar dari Malaikat yang mulia
Jibril Alaihissalam itu kepada arab badui.
Maka orang Arab itu pula berkata: Demi keagungan serta kemuliaan ALLAH,
jika ALLAH akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun
akan membuat perhitungan dengan-Nya! kata orang Arab badui itu.
Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan ALLAH? Rasulullah bertanya
kepadanya.
Jika ALLAH akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan
memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya, jawab orang itu.
Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan
memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia
memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula
betapa mulia kedermawanannya!
Mendengar ucapan orang Arab badui itu, maka Rasulullah s.a.w. pun
menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badui itu, air mata
beliau meleleh membasahi Janggutnya. Karenanya Malaikat Jibril turun kembali
seraya berkata:
Ya Muhammad! ALLAH menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda:
Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy
lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada
temanmu itu, bahwa ALLAH tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan
memperhitungkan kemaksiatannya. ALLAH sudah rnengampuni semua
kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!. Setelah mendengar
perkabaran itu Rasulullah pun mengabarkannya kepada arab badui dan alangkah
senangnya orang Arab badui itu mendengar berita tersebut. la pun menangis
karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai