Anda di halaman 1dari 24

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

GANGGUAN ORIENTASI REALITA : WAHAM

I. TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : ORIENTASI REALITA


Terapi akitivitas kelompok (TAK) : Orientasi realitas adalah upaya
untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang
lain, lingkungan/tempat, dan waktu.
Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai
realitas (reality testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu
dan orang-orang disekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa
asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada klien. Untuk
menanggulangi hendaya ini, maka perlu ada aktivitas yang memberi
stimulus secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya.
Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang realitas lingkungan yaitu diri
sendiri, orang lain, waktu dan tempat.
II. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan terapi aktivitas kelompok, diharapkan klien mampu
mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan kenyataan.
III. Materi
Terlampir
IV. Metode
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

Sesi 1 : Pengenalan Orang

Hari/Tanggal : 21 Oktober 2016


Waktu : 45 menit

1
Tempat: RSJ. Semoga Sehat
Sasaran : Klien dengan gangguan orientasi realita (Waham)

I. Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama-nama perawat.
2. Klien mampu mengenal nama-nama klien lain
II. Seting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran.
2. Ruangan nyaman dan tenang.
III. Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK.
2. Spidol.
3. Bola tenis.
4. Tape recorder.
5. Kaset dangdut.

IV. Materi
Terlamir
V. Metode :
1. Dinamika kelompok.
2. Diskusi dan tanya jawab.

VI. KEGIATAN PENYULUHAN


Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan penyuluh Kegiatan pasien
Persiapan a. Memilih klien sesuai dengan
indikasi.
b. Membuat kontrak dengan
klien.
c. Mempersiapkan alat dan
tempat pertemuan.

2
Pendahuluan a. Terapis memberi salam kepada
klien
b. Terapis menanyakan tentang
keadaan klien
c. Terapis menjelaskan tujuan
kegiatan
d. Terapis menjelaskan aturan
main berikut.
Jika ada klien yang ingin
meninggalkan kelompok,
harus minta izin kepada
terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Setiap klien mengikuti
kegiatan dari awal sampai
selesai

Tahap Kerja a. Terapis membagikan papan


nama untuk masing-masing
klien.
b. Terapis meminta masing-
masing klien menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan
dan asal.
c. Terapis meminta masing-
masing klien menuliskan nama
panggilan di papan nama yang
dibagikan.
d. Terapis meminta masing-
masing klien memperkenalkan
diri secara berurutan, searah
jarum jam dimulai dari terapis,

3
meliputi menyebutkan: nama
lengkap, nama panggilan, asal
dan hobi.
e. Terapi menjelaskan langkah
berikutnya : tape recorder
akan dinyalakan, saat musik
terdengar bola tenis
dipindahkan dari satu klien ke
klien lain. Saat musik
dihentikan, klien yang sedang
memegang bola tenis
menyebutkan nama
lengkapnya, nama panggilan,
asal, dan hobi dari klien yang
lain (minimal nama panggilan)
f. Terapi memutar tape recorder
dan menghentikan. Saat musik
berhenti klien yang sedang
memegang bola tenis
menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, asal, dan hobi
klien yang lain.
g. Ulangi langkah f sampai
semua klien mendapatkan
giliran.
h. Terapis memberikan pujian
untuk setiap keberhasilan klien
dengan mengajak klien lain
bertepuk tangan.

Tahap a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan
Terminasi
perasaan klien setelah

4
mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian
atas keberhasilan
kelompok.
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien
menyapa orang lain sesuai
dengan nama panggilan.
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kontrak
untuk TAK yang akan
datang yaitu Mengenal
Tempat.
2. Menyepakati waktu dan
tempat.

Penutup a. Terapis menutup pertemuan Memperhatikan 2 menit


sesi pertama

VII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang
diharapkan adalah dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi klien
lain. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 2 : Pengenalan Tempat

5
VIII. LAMPIRAN MATERI
TERAPI PENGGUNAAN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP
KADAR HORMON PROLAKTIN

I. ASI EKSLUSIF
A. Definisi
ASI eksklusif yaitu pemberian ASI saja pada bayi tanpa tambahan
cairan lainnya seperti susu formula, air putih, air teh, madu, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti bubur nasi, biskuit, pisang, pepaya,
dan tim. Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk dalam waktu
setidaknya dalam waktu 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan.
Sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau lebih.
ASI merupakan cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara
wanita melalui proses laktasi. ASI terdiri dari berbagai komponen gizi
dan non gizi. Komposisi ASI tidak sama selama periode menyusui,
pada akhir masa menyusui kadar lemak 4-5 kali dan kadar protein 1,5
kali lebih tinggi

Pemberian ASI secara ekslusif ini dianjurkan untuk menjaga


waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan.
Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan
memakan padat, sedangakan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2
tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun.

Sebagai tujuan global untuk meningkatkan kesehatan dan mutu


makanan bayi secara optimal maka semua ibu dapat memberikan ASI
ekalusif dan semua bayi diberi ASI ekslusif sejak lahir sampai berusia
4-6 bulan. Setelah berumur 4-6 bulan, bayi deberi makanan
pendamping/padat yang benar dan tepat, sedangkan asi tetap diteruskan
sampai usia 2 tahun atau lebih. Pemberian makanan untuk bayi yang
ideal seperti ini dapat dicapai dengan cara menciptakan pengertian

6
serrta dukungan dari lingkungan sehingga ibu-ibu dapat menyusui
secara ekslusif.

Bayi sehat pada umumnya tidak memerlukan makanan


tambahan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan-keadaan khusus
dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur
4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi
peningkatan berat badan bayi yang kurang dari standar atau didapatkan
tanda-tanda lain yang menunjukan bahwa pemberian ASI ekslusif tidak
berjalan dengan baik.

B. Komposisi Dan Kandungan Asi


Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa
periode tertentu. Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi
(Anonim, 2010):
1. Kolostrum
Kolostrum terbentuk selama periode terakhir kehamilan dan
minggu pertama setelah bayi lahir. Kolostrum merupakan ASI yang
keluar dari hari pertama sampai hari ke-4 yang kaya zat anti infeksi
dan berprotein tinggi. Kandungan proteinnya 3 kali lebih banyak
dari ASI mature. Cairan emas ini encer dan seringkali berwarna
kuning atau dapat pula jernih yang mengandung sel hidup yang
menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit.
Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan
mekonium dari usus bayi yang baru lahir. Volumenya bervariasi
antara 2 dan 10 ml per feeding per hari selama 3 hari pertama,
tergantung dari paritas ibu.
2. ASI Peralihan/Transisi
Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum
ASI Mature (Kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan).
Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan
lemak makin tinggi. Volumenya juga akan makin meningkat.
3. ASI Mature

7
ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-
14 dan seterusnya, komposisi relative konstan. Pada ibu yang sehat
dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya
yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan,
tidak menggumpal jika dipanaskan.
4. Kandungan Nutrisi dalam ASI
ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang
termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak
sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral (Baskoro,
2008).
a. Karbohidrat
Zat karbohidrat dalam ASI berbentuk laktosa yang
jumlahnya akan berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan
tumbuh kembang bayi. Produk dari laktosa adalah galaktosa
dan glukosamin. Galaktosa merupakan nutrisi vital untuk
pertumbuhan jaringan otak dan juga merupakan kebutuhan
nutrisi medulla spinalis, yaitu untuk pembentukan mielin
(selaput pembungkus sel saraf).
Laktosa meningkatkan penyerapan kalsium, fosfor, dan
magnesium yang sangat penting untuk pertumbuhan tulang,
terutama pada masa bayi untuk proses pertumbuhan gigi dan
perkembangan tulang.
b. Protein
Protein dalam ASI jumlahnya lebih rendah dibanding
protein dalam susu buatan. Protein ASI merupakan bahan baku
untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI
sangat cocok karena unsur protein di dalamnya hampir
seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini
disebabkan oleh kelompok protein whey (protein yang
bentuknya lebih halus) di dalam ASI lebih banyak daripada
protein kasein. Kelompok whey merupakan protein yang
sangat halus, lembut, dan mudah dicerna, sedangkan komposisi
protein terbanyak yang ada dalam susu buatan adalah

8
kelompok kasein yang kasar, bergumpal, dan sangat sukar
dicerna oleh usus bayi. Perbandingan protein unsur whey dan
kasein dalam ASI adalah 60:40, sedangkan di dalam susu sapi
20:80.
c. Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian
meningkat jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya
setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara otomatis.
Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan
berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut
perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan.
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak
rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan
sangat mudah dicerna karena mengandung enzim Lipase.
Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6 dan DHA yang
sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak.
Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim
akan mudah rusak bila dipanaskan. Jumlah asam linoleat
dalam ASI sangat tinggi dan perbandinganya dengan PASI
yaitu 6 : 1. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak
dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu
perkembangan sel syaraf otak bayi.
d. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun
kadarnya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi
sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI
merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan
jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam PASI
kandungan mineral jumlahnya tinggi tetapi sebagian besar
tidak dapat diserap, hal ini akan memperberat kerja usus bayi
serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan
meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga
mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan

9
kembung, gelisah karena obstipasi atau gangguan
metabolisme.
e. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat
mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K,
karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk
vitamin K. Kandungan vitamin yang ada dalam ASI antara lain
vitamin A, vitamin B dan vitamin C.

C. Manfaat Pemberian Asi


Menurut Roesli (2011), manfaat pemberian ASI yaitu :
1. Asi sebagai nutrisi
Setiap manusia secara alamiah dipersiapkan untuk
mempunyai sepasabng atau lebih kelenjar air susu. Pada saat
melahirkan, kelenjar ini akan memproduksi air susu khusus
untuk makanan bayinya. Air susu seorang ibu juga secara
khusus disesuaikan untuk bayi nya sendiri, misalnya ASI dari
seorang ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Selain itu,
komposisi ASI dari seorang ibu juga berbeda-beda dari hari ke
hari. ASI yang keluar pada saat kelahiran sampai ke-4 atau ke-
7 (kolostrum), berbeda dengan ASI yang keluar dari hari ke-
4/ke-7 sampai hari ke- 10/ke-14 (ASI matang). Bahkan
terdapat pula perbedaan komposisi ASO dari menit ke menit!
ASI yang keluar pada menit-menit pertama menyusui
disebut foremik, sedangkan ASI yang keluar pada saat akhir
menyusui disebut hindmilk.
Asi merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi.
ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik
kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tatalaksana menyusui
yang benar Asi sebagai makanan tunggal akan cukup
memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6

10
bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai diberi makanan
padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau
lebih.
2. Asi meningkatkan daya tahan tubuh bayi

Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat


imunoglobin ( zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-
ari. Namun , kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera
setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat
kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif
pada waktu berusia sekitar 9 sampai 12 bulan. Pada saat kadar
zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk
oleh badan bayibelum mencukupi maka akan terjadi
kesenjangan zat kekebalan pada bayi.

Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi


diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung
zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi bakteri, virus, parasit, dan jamur.

Kolostrum mengandung zat kekebalam 10-17 kali


lebih banyak dari susu matang (me-ture). Zat kekebalan yang
terdapat pada ASI antara alain akan melindungi bayi dari
penyakit mendret (diare). ASI juga akan menurunkan
kemungkinan bayi terkena penyakit infeksi telinga, batuk,
pilek, dan penyakit alergi.

3. ASI ekslusif meningkatkan kecerdasan


a. Faktor yang mempengaruhi kecerdasan
Terdapat dua faktor penentu kecerdasan anak, yaitu
faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor genetik
Faktor genetik atau faktor bawaan menentukan
potensi genetik atau bawaan yang diturunkan oleh

11
orang tua. Faktor ini tidak dapat dimanipulasi
ataupun direkayasa.
Faktor lingkungan
Faktor lingkungan adalah faktor yang menentukan
apakah faktor genetik akan dapat tercapai secara
optimal. Faktor ini mempunyai banyak aspek dan
dapat dimanipulasi atau direkayasa. Secara garis
besar terdapat tiga jenis kebutuhan untuk faktor
lingkungan , yaitu:
Kebutuhan untuk pertumbuhan fisik-otak
(ASUH)
Kebutuhan untuk perkembangan emosional
dan spiritual (ASIH)
Kebutuhan untuk perkembangan intelektual
dan sosialisasi (ASAH).
b. Pertumbuhan otak manusia
Pertumbuhan otak terbagi menjadi dua stadium,
yaitu stadium pembentukan sel otak dan stadium
pembesaran danpematangan sel otak.
Stadium pertama
Para pakar membuktikan bahwa segera setelah
terjadi kehamilan, mekanisme pembentukan sel-sel
otak bekerja sangat cepat untuk menghasilkan sel
otak dalam jumlah miliaran. Pembentukan sel-sel
otak akan berhenti pada usia kehamilan 5-6 bulan,
dan setelah itu tidak akan terbentuk lagi. Apabila
gizi ibu hamil baik mata pada akhir stadium pertama
akan terbentuk sel otak muda dalam jumlah yang
banyak.
Stadium kedua
Setelah stadium pembentukan sel otak
makan akan dilanjutkan dengan proses pembesaran
dan kematangan sel-sel otak. Sel-sel otak akan
menjadi lebih lengkap dan lebih kompleks. Pada

12
masa ini, selain terjadi penambahan buhungan antar-
sel juga terjadi penambahan jumlah dan panjang
cabang-cabang sel otak (dendrit dan akson). Pada
masa tersebut terjadi pula proses myelinisasi yang
sangat cepat yaitu satu proses pembalutan sel-sel
otak oleh myelin untuk menghindari terjadinya
arus pendek. Gizi bayi yang baik dapat
mempercepat pembentukan myelinisasi, apalagi
kalau desertai rangsangan. Semakin banyak
rangsangan yang didapat, akan semakin banyak
cabang-cabang sel otak yang terbentuk sehingga
akan semakin baik komunikasi antar-sel-sel otak.
Jadi, sel otak muda ini kemudian akan tumbuh
membesar, bertambah berat, dan lebih matang. Sel
otak yang kurang mendapat rangsangan lambat laun
akan mati. Rangsangan pada pancar indra bayi
sangat penting untuk menjaga agar otak tumbuh
optimal.
c. ASI ekslusif meningkatkan kecerdasan
Kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak maka
jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi
perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak
Nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak
bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu
sapi, antara lain:
Taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya
terdapat di ASI
Laktosa, merupakan hidrat arang utama dari ASI
yang hanya sedikit sekali terdapat paad susu sapi
Asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3,
omega-6, merupakan asam lemak utama dari asi
yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi.
4. ASI ekslusif meningkatkan jalinan kasih sayang

13
Bayi yang sering berasa dalam dekapan ibu karena
menyusui akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan
merasa aman dan tentram, terutama karena masih dapat
mendengar detek jantung ibunya yang telah ia kenal sejak
dalam kandungan. Perasaan terlindung dan disayangi inilah
yang akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan
membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual
yang baik.

II. JENIS TANAMAN


A. Sejarah Pepaya (Carica papaya L)

Carica papaya L adalah tanaman yang berasal dari Amerika. Pusat


penyebaran tanaman pepaya diduga berada di daerah Meksiko bagian
selatan dan Nikaragua. Di Indonesia, tanaman pepaya umumnya tumbuh
menyebar dari daratan rendah sampai daratan tinggi, yaitu sampai
ketinggian 1000 m di atas permukaan laut (Kalie, 2008). Pada masa lalu,
pepaya disebut sebagai buah para malaikat oleh Christopher Columbus.
Pepaya tidak kenal musim dan dapat tersedia untuk konsumsi sepanjang
tahun.

B. Klasifikasi Ilmiah

Kingdom : Plantae Sub Divisi :


Subkingdom : Angiospermae
Tracheobionta Kelas : Magnoliopsida/
Super Divisi : Dicotyledoneae
Magnoliophyta Sub Kelas : Dilleniidae
Divisi : Ordo/Bangsa : Violales
Spermatophyta Famili/Suku : Caricaceae

14
Genus/Marga : Carica Spesies/Jenis : Carica papaya L.

C. Nama Lokal/Daerah/Lain
Hampir di setiap daerah, pepaya memiliki nama yang
berbeda diantaranya:
Peute, pente, petek (Aceh); pertek (Gayo); botik, tela
(Batak Toba); betik, kates (Palembang); batiek, kalikih, pancene,
panancane, pisang patuka, pisang belo (Minangkabau); gedang,
punti kayu, kunti kayu (Lampung); Ralempaya, punti kayu
(Sumatera); Bala (Nias); gedang (Sunda, Bali); telo gantung, betik,
ketela gantung, kates (Jawa, Madura); Gedang Kustela (Banjar);
Bua Medung (Dayak Busang); Buah Dong (Dayak Kenya); bua
medung, pisang malaka, buah dong, majan, pisang mantala,
gedang, bandas (Kalimantan); kapalay, papaya, kaliki, unti jawa,
kaliki nikanre (Sulawesi); kampaya (Bima); kalujawa (Sumba);
padu (Flores); kaut, kaut (Timor); tele, palaki, paliki, papae
(Seram); popaino, papae (Ambon); papai (Buru); sempanin,
asawa, menam, siberiani, tapaya (Irian); Sikailo (Mentawai); Kates
(Sasak); Kala Jawa (Sumbawa); Papaya (Gorontalo); Papaya
(Buol); Kaliki (Baree); Papaya (Manado); Unti Jawa (Makassar);
Kaliki Riaure (Bugis); Papai (Buru); Papaya (Halmahera); Kapaya
(Tidore); Tapaya (Ternate); Ihwarwerah (Sarmi); Siberiani
(Windesi); meloenboom (Belanda); ku gua (Cina); pawpaw, papaya
(Inggris); papaiya (Jepang); pa pa ya (Korea); betek, betik
(Malaysia); papaye (Perancis); dudu (Vietnam) (Suprapti, 2005).

D. Deskripsi/Morfologi
Batang
Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit,
tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan akar yang kuat. Pepaya
berbatang tegak dan basah. Batangnya berongga karena intinya berupa

15
sel gabus. Berbatang lunak berair. Bekas kedudukan tangkai daun
meninggalkan tanda seperti ruas. Pada ruas batang terdapat mata yang
mampu tumbuh menjadi tunas cabang baru.
Daun
Helaian daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon
bagian atas. Daunnya pepaya bercangap (berlekuk) menjari/menyirip
lima menyerupai telapak tangan manusia. Daun pepaya memiliki
tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Apabila daun
pepaya tersebut dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, ia kelihatan
simetris (Agromedia, 2008).
Bunga
Bunga pepaya ditemukan keluar dari ketiak daun/daerah sekitar pucuk,
ada tunggal atau dalam rangkaian. Bunganya ada yang berkelamin
tunggal (betina/putik atau jantan/benang sari) dan berkelamin sempurna
(hermaprodit) yang mempunyai putik dan benang sari yang fertil.
Dengan demikian ada pohon betina, pohon jantan, dan pohon sempurna
sesuai dengan bunga yang dimilikinya. Pepaya tergolong penyerbuk
silang dengan perantara angin. Bunga berwarna putih dan berbentuk
terompet kecil. Mahkota bunga berwarna kuning pucat (kekuningan)
dengan tangkai pada batang.

Buah
Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya
meruncing. Warna buah ketika muda/mentah hijau gelap, dan setelah
masak hijau muda hingga kuning kemerahan. Bentuk buah membulat
bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan
tanaman hermafrodit. Daging buah berasal dari karpela yang menebal,
berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian dalam
batang berupa spons dan berongga, bagian luarnya terdapat banyak

16
tanda bekas daun. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang
apabila penampang buahnya dipotong melintang. Buah pepaya bergetah
putih yang mengandung papain. Getahnya semakin hilang pada saat
mendekati tua (matang).
Biji
Buah pepaya berbiji banyak dalam rongga buah yang lebar. Biji-biji
tersebut ada yang berwarna hitam/kehitaman (fertil) dan ada yang
berwarna putih (abortus, tidak tumbuh). Biji-biji tersebut terbungkus
semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan.
Akar
Pepaya mempunyai akar tunggang dan akar samping yang lunak dan
agak dangkal. Akar pepaya tumbuh panjang, cenderung mendatar.
Jumlahnya tidak banyak dan lemah (Sunarjono, 2008).

E. Kandungan
Daun: enzim papain, alkaloid karpain, pseudo-carpain, glikosid,
karposida, saponin, sakarosa, dekstrosa, dan levulosa.
Buah: -karoten, pectin, galaktosa, d-galaktosa, l-arabinosa, papain,

papayotimin, vitokinase (vit A dan C).


Biji: glukotropaelin/glucoside-cacirin dan karpain.
Akar dan getah: papain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin,
siklotransferase saponin, polifenol, flavonoid, kautsyuk, vitamin
(Dalimartha, 2008).

F. Bagian yang Digunakan dan Pemanfaatannya

Tanaman pepaya memiliki banyak kegunaan untuk pengobatan penyakit


secara ilmiah. Bagian dari tanaman pepaya yang dapat digunakan sebagai
obat yaitu daun dan buahnya.

17
III. PENGOLAHAN

A. Cara 1 :
Bahan
Buah pepaya yang masih hijau (muda) tanpa dikuliti (Adi, 2006).
Cara Pengolahan
- Buah pepaya dibelah menjadi 2 bagian, sebagian direbus
menggunakan cuka.
- Buah pepaya direbus.
Cara Penggunaan
- Air rebusan tersebut diminum 2-3 sdt sehari dan dilakukan secara
teratur/tiap hari.
- Buah pepaya yang direbus tersebut dijadikan lalapan.

B. Cara 2 :
Bahan
Beberapa helai daun pepaya.
Cara Pengolahan
Daun pepaya dicuci dan dilayukan di atas api.
Cara Penggunaan
Daun ditaruh di sekeliling payudara selagi hangat.

C. Cara 3 :
Bahan
Daun pepaya, gula/madu
Pembuatan minuman serbuk instan manis daun pepaya dapat memberi
kemudahan pada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan minuman
yang mengandung gizi dan berkhasiat. Serbuk daun pepaya merupakan
kreasi olahan untuk jamu tradisional daun pepaya. Kebanyakan daun
pepaya hanya direbus dengan air, dan ekstraknya yang pahit langsung
diminum sebagai obat. Namun dengan memodifikasinya menjadi
serbuk instan manis akan mengurangi rasa pahit dan tanpa pengawet,
karena dalam bentuk serbuk dan gula/madu dapat mengawetkan
makanan/ minuman.

18
Cara Pengolahan

19
Keterangan :
1. Penyiapan bahan yaitu sortasi
dari bahan yang akan digunakan
(daun tua/ muda).
2. Pencucian kemudian ditiriskan.
3. Penghancuran dengan blender.
4. Penyaringan dan pengepresan.
5. Pengendapan.
6. Rekristalisasi ekstrak melalui
pemanasan dengan memvariasi
penambahan gula dan madu.
7. Setelah diperoleh kristal ekstrak,
dilakukan evaluasi terhadap
aroma, tekstur, higienitas dan
rasa.
8. Pengemasan produk pada
plastik/ aluminium foil atau
dimasukkan dalam toples/ botol.

20
IV. HASIL PENELITIAN YANG TERKAIT

a. Ariyoga, Armaya., Kharisma, Yuktiana., Sastramihardja, Herri S., (2011) tentang


Efek Ekstrak Air Buah Pepaya (Carica papaya L.) Muda terhadap Gambaran
Histologi Kelenjar Mamma Mencit Laktasi. Penelitian dilakukan di laboratorium
Farmakologi Klinik Unpad dan laboratorium Unit Penelitian Kesehatan RS Dr. Hasan
Sadikin pada bulan JuliSeptember 2009. Penelitian merupakan penelitian
eksperimental laboratorium terhadap 21 ekor induk mencit laktasi galur Swiss
Webster, diacak menjadi 3 kelompok (n=7) dengan jumlah anak 10 ekor/induk.
Kelompok I merupakan kontrol negatif. Kelompok II diberikan luteotropin 6 mg/30 g
BB/hari per oral (p.o.) dan kelompok III diberikan sediaan uji 20 mg/30 g BB/hari
(p.o.). Peningkatan produksi air susu diketahui melalui peningkatan jumlah dan
diameter rata-rata alveoli kelenjar mamma laktasi. Perlakuan diberikan pada hari ke-4
hingga ke-16 masa menyusui. Hasil dianalisis dengan uji analysis of variance
(ANOVA), dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil penelitian terhadap jumlah alveoli
kelompok I: 310,5730,16; kelompok II: 464,4225,83 dan kelompok III:
465,1472,41. Diameter alveoli kelenjar mamma laktasi kelompok I, II, dan III
berturut-turut sebesar 296,5021,27 ; 394,5753,97 ; dan 384,2940,40 .
Simpulan bahwa ekstrak air buah pepaya muda memberikan efek lebih baik
dibandingkan dengan kontrol negatif dan sebanding dengan luteotropin dalam
meningkatkan jumlah dan diameter alveoli rata-rata kelenjar mamma laktasi.

b. Turlina, Lilin., Wijayanti, Rindy., (2015) tentang Pengaruh Pemberian Serbuk Daun
Pepaya terhadap Kelancaran Asi Pada Ibu Nifas Di BPM Ny. Hanik Dasiyem,
Amd.Keb di Kedungpring Kabupaten Lamongan. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui Pengaruh Pemberian Minuman Daun Pepaya terhadap Kelancaran ASI
pada Ibu Nifas di BPM Ny. Hanik Dasiyem, Amd.Keb di Kedungpring-Lamongan.
Desain penelitian Eksperiment dengan pendekatan Pra-Eksperimen (Static-Group-
Compariso). Sampel sebanyak 14 ibu post partum untuk kelompok kontrol dan 14 ibu
post partum untuk kelompok perlakuan dengan teknik Simple Random Sampling pada
Bulan Juni-Juli 2014. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi
untuk mengetahui pengeluaran ASI lancar atau tidak pada kelompok kontrol dan
pemberian minuman daun pepaya selama 3 hari. Setelah di tabulasi data di analisis
menggunakan uji statistic Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebagian besar atau 57,14 % pada kelompok kontrol pengeluaran ASI 3 hari setelah
persalinan, dan sebagian besar atau 71,4 % pada kelompok perlakuan pengeluaran
ASI pada hari ke 2. Dari uji statistik diperoleh hasil terdapat pengaruh yang signifikan
dalam pemberian minuman daun pepaya terhadap kelancaran ASI pada ibu nifas
dengan nilai p = 0,004 (p<0,05). Melihat hasil penelitian ini maka dianjurkan pada ibu
nifas untuk sering mengkonsumsi minuman daun pepaya untuk membantu
memperlancar pengeluaran ASI pada ibu post partum.

c. Rengga, Wara Dyah Pita., Handayani, Prima Astuti., (2010) tentang Serbuk Instan
Manis Daun Pepaya sebagai Upaya Memperlancar Air Susu Ibu . Penelitian tersebut
menyebutkan bahwa berdasarkan hasil survei di posyandu terhadap ibu-ibu usia subur,
bayinya memerlukan banyak Air Susu Ibu (ASI). Oleh karena itu perlu pemberdayaan
wanita pedesaan melalui keterampilan/ pelatihan mengenai teknologi pembuatan
serbuk instan manis daun pepaya. Metode ceramah mengenai pengetahuan tentang
manfaat daun pepaya dan aplikasinya. Metode penyuluhan untuk sosialisasi
efektivitas penambahan pemanis terhadap produk. Uji coba penambahan gula dan atau
madu, jumlah kadar pemanis) pada ekstrak daun pepaya terhadap produk serbuk
instan manis (aroma, rasa, tekstur, higienitas dan uji laboratorium) sehingga layak
untuk diterima. Tahap evaluasi mengenai efisiensi pengolahan terhadap serbuk instan
manis daun pepaya dan minuman sedu. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa
masyarakat sangat antusias untuk memanfaatkan daun pepaya menjadi serbuk instan
manis sebagai upaya memperlancar ASI. Perlu dilakukan inovasi dan kreativitas
dalam teknik pengemasan agar dihasilkan produk layak untuk dipasarkan secara luas.
DAFTAR PUSTAKA

Ariyoga, Armaya., Kharisma, Yuktiana., Sastramihardja, Herri S. 2011. Efek Ekstrak Air
Buah Pepaya (Carica papaya L.) Muda terhadap Gambaran Histologi Kelenjar
Mamma Mencit Laktasi.
http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/63. Diunduh tanggal 16
Maret 2016.

Baskoro, Anton. 2008. ASI: Panduan Praktis Ibu Menyusui. Yogyakarta: Banyu Media.

Hariana, Arief. 2013. 262 TUMBUHAN OBAT dan khasiatnya. Jakarta: Penebar Swadaya.

Herbie, Tandi. 2015. Kitab Tanaman Berkhasiat Obat : 226 Tumbuhan Obat untuk
Penyembuhan Penyakit dan Kebugaran Tubuh. Yogyakarta: OCTOPUS Publishing
House.

Hidayat, R. Syamsul., Napitupulu, Rodame M. 2015. KITAB TUMBUHAN OBAT. Jakarta :


Afriflo (Penebar Swadaya Grup).

Latief, Abdul. 2014. OBAT TRADISIONAL. Jakarta : EGC.

Marpaung, OPE. 2015. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. http://repository.usu.ac.id/bitstream


/123456789/44879/4/Chapter%20II.pdf. Di unduh tanggal 16 Maret 2016.

Putra, Winkanda Satria. 2015. Kitab Herbal Nusantara: Aneka Resep & Ramuan Tanaman
Obat untuk Berbagai Gangguan Kesehatan. Yogyakarta: KATAHATI.

Rengga, Wara Dyah Pita., Handayani, Prima Astuti. 2010. Serbuk Instan Manis Daun Pepaya
sebagai Upaya Memperlancar Air Susu Ibu. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
rekayasa/article/download/306/294. Di unduh tanggal 16 Maret 2016.

Roesli, Utami. 2011. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidy.

Siswoyo, Pujo. 2004. Alternatif Obat dengan Tumbuhan Alami: Tumbuhan Berkhasiat Obat
dengan Penyakit dan Gejalanya. Yogyakarta: ABSOLUT.

Turlina, Lilin., Wijayanti, Rindy. 2015. Pengaruh Pemberian Serbuk Daun Pepaya terhadap
Kelancaran Asi Pada Ibu Nifas Di BPM Ny. Hanik Dasiyem, Amd.Keb di
Kedungpring Kabupaten Lamongan. http://stikesmuhla.ac.id/wp-content/uploads/
jurnalsurya/Jurnal%20April%20Vol.07%20No.01%20April%202015%20Pdf/cover
%20dalam%20jurnal%20April%202015.pdf. Di unduh tanggal 19 Maret 2016.

Anda mungkin juga menyukai