Anda di halaman 1dari 8

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PADA KLIEN DENGAN WAHAM

Di susun Oleh :
1. EKA ADITHIA PRATIWI (010401031)
2. WINA SWITA DEWI (010301064)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES NGUDI WALUYO UNGARAN
TAHUN 2008/2009
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
ORIENTASI REALITAS PADA KLIEN WAHAM

A. Latar Belakang
Asuhan keperawatan jiwa merupakan asuhan keperawatan spesialistik,
namun tetap dilakukan secara holistic pada saat melakukan asuhan kepada
klien. Bebagai terapi keperawatan yang dikembangkan difokuskan kepada
klien secara individu, kelompok, keluarga maupun komunitas.
Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang
dilakukan perawat kepada kelompok klien yang mempunyai masalah
keperawatan yang sama. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratoium tempat
klien berlatih peilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama
yang maladaptif.
Waham merupakan keyakinan yang salah, tidak sesuai dengan kondisi
obyektif, dipertahankan terus menerus. Tidak dapat digoyahkan dengan
argumentasi rasional. Ciri-ciri waham adalah sebagai berikut : tidak
realistik, tidak logis, menetap, egosentris, diyakini kebenarannya oleh
penderita, tidak dapat dikoreksi, dihayati oleh penderita sebagai hal yang
nyata, penderita hidup dalam wahamnya itu, Keadaan atau hal yang diyakini
itu bukan merupakan bagian sosiokultural setempat.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengenali orang, tempat dan waktu sesuai dengan
kenyataan.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengenal nama rumah sakit
b. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat di rawat
c. Klien mampu mengenal kamar tidur
d. Klien mengenal tempat tidur
e. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar
mandi, dan WC.

C. Sasaran
Pasien waham di Ruang P8 Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeroyo Magelang

D. Metode
1. Diskusi kelompok
2. Orientasi Lapangan

E. Strategi Pelaksanaan
1. Diskripsi struktur kelompok
a. Leader
1) Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
2) Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
3) Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan
tertib
4) Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
5) Menjelaskan permainan
b. Co Leader
1) Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
klien
2) Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
c. Fasilitator
1) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
2) Berperan sebagai role play bagi klien selama kegiatan
d. Observer
1) Mengobservasi jalannya proses kegiatan
2) Mencatat perilaku verbal dan non verbal klien selama kegiatan
berlangsung
3) Mengatur alur permainan (menghidupkan dan mematikan tape
recorder)

2. Langkah-langkah kegiatan
a. Persiapan
1) Mengingatkan kontrak pada klien peserta TAK orientasi realitas
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi
1) Salam terapeutik
 Salam dari terapis kepada klien
 Terapis dan klien memakai papan nama
2) Evaluasi/validasi
 Menanyakan perasaan klien saat ini
 Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien
yang lain.
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan keiatan, yaitu mengenal tempat yang
biasa dilihat
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus mina
izin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
d. Tahap Kerja
1) Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama ruangan,
klien diberi kesempatan untuk menjawab. Beri pujian pada klien
yang mampu menjawab dengan tepat.
2) Terapis menjelaskan dengan menyalakan ape recorder lagu dangdut,
sedangkan bola enis diedarkan dari satu peserta ke peserta yang lain
searah jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang sedang
memegang bola tenis akan diminta menyebutkan nama rumah sakit
dan nama ruangan tempat klien dirawat.
3) Terapis menyalakan tape recorder, menghenikan lagu, dan meminta
klien yang memegang bola tenis untuk menyebutkan nama ruangan
dan nama rumh sakit. Kegiatan ini diulang sampai semua peserta
mendapat giliran.
4) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan
benar.
5) Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan
fungsi ruangan yang ada. Kantor peraat, kamar mandi, WC, ruang
isirahat, ruang TAK, dan ruangan lainnya.
e. Tahap Terminasi
1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak Lanjut
 Terapis menganjurkan klien untuk menghafal nama-nama empat.
3) Kontrak yang akan dating
 Menyepakati kegiatan TAK yang akan dating, yaitu mengenal
waktu
 Menyepakati waktu dan tempat

F. Media Dan Alat


1. Tape recorder
2. Kaset lagu “dangdut”
3. Bola tenis
G. Setting Tempat

Keterangan :
= Klien
= Fasilitator
= Observer
= Leader
= Co Leader

H. Organisasi Kelompok
1. Leader : Eka Adithia P
2. Co-Leader : Wina Swita Dewi
3. Fasilitator : Krisna, Renta, Ika
4. Observer : Fenny
I. Evaluasi dan Dokumentasi
1. Evaluasi :
a. Evaluasi struktur :
 perawat berperan sesuai kegiatan
 waktu dan tempat tersedia
 klien siap melakukan kegiatan
 Peralatan tape recorder dan kaset dangdut berfungsi dengan baik
b. Evaluasi proses
 Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
 Fasilitator menempatkan diri di tengah-tengah klien
 Observer menempatkan diri di tempat yang memungkinkan untuk
dapat mengawasi jalannnya permainan
 75% peserta dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
 Perawat mampu melakukan kegiatan sesuai dengan perannya
c. Evaluasi hasil
 50% peserta mampu menyebutkan nama tempat yang ditanyakan
oleh terapis

No Aspek yang Dinilai Nama Klien

1 Menyebutkan nama rumah


sakit
2 Menyebutkan nama
ruangan
3 Menyebutkan letak ruang
perawat
4 Menyebutkan letak kamar
mandi dan WC
5 Menyebutkan letak tempat
tidur dan kamar tidur
Keterangan :
Dilakukan :1
Tidak Dilakukan : 0

2. Dokumentasi
a. Klien mengikuti Sesi 2, TAK orientasi realitas tempat.
b. Klien mampu menyebutkan nama ruangan, letak kamar tidur dan ruang
perawat. Ruangan yang lain belum mampu

Anda mungkin juga menyukai