Anda di halaman 1dari 4

BRONKOSKOPI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSU 2076/KM/RSU BK/I/2016 00 1/4
BINA KASIH
STANDARD TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH,
OPERASIONAL 02 APRIL 2016 DIREKTUR
PROSEDUR
Dr. John Tarigan, Sp. OG
PENGERTIAN Bronkoskopi merupakan proses visualisasi langsung dari percabangan
trakeobronkial, menggunakan alat bronkoskop flexible atau rigid.
Bilasan bronkus ( Bronchial washing ) = tindakan membilas daerah bronkus
dan cabang cabangnya dengan cairan normal saline via bronkoskop, pada
permukaan lesi. Bronchoalveolar lavage ( BAL ) merujuk pada pengambilan
sampel dari daerah yang tidak tervisualisasi parenkim paru yang lebih distal
dengan ujung bronkoskop menutup suatu saluran subsegmental, kemudian
normal saline diinjeksikan untuk mendapatkan sel dan organisme dari ruang
alveolar.
Sikatan bronkus ( Bronchial brushing ) = tindakan menyikat daerah bronkus
yang dicurigai terdapat kelainan.
Biopsi forsep = tindakan biopsi dengan menggunakan alat biopsi forsep
melalui bronkoskop.
Biopsi aspirasi jarum transbronkial (transbronchial needle aspiration / TBNA)
= tindakan biopsi menembus trakeobronkus dengan jarum melalui bronkoskop
untuk lesi / kelainan yang menekan trakeobronkial.
Pengangkatan benda asing = pengambilan benda asing dalam saluran napas
menggunakan bronkoskop.
Biopsi Paru Transbronkial ( Transbronchial Lung Biopsy/ TBLB ) karena
membutuhkan fluoroskopi C-arm, terapi laser, atau pemasangan stent
trakeobronkial tidak dimasukkan disini.

TUJUAN Tujuan umum :


Menilai keadaan percabangan bronkus
Mengambil spesimen untuk diagnostik
Melakukan tindakan terapeutik
Tujuan khusus :
Bilasan bronkus : untuk mendapatkan spesimen untuk diagnostik (sitologi dan
mikrobiologi) dan membersihkan bronkus dari sekret, darah atau bekuan darah.
Sikatan bronkus : untuk mendapatkan spesimen untuk pembuatan sediaan apus
sitologi dan pemeriksaan mikrobiologi.
Biopsi forsep : untuk mengambil spesimen dari mukosa trakeobronkial untuk
pemeriksaan histopatologi.
TBNA : untuk mendapatkan spesimen sitologi dari lesi yang menekan
trakeobronkial.
Pengangkatan benda asing : untuk membebaskan saluran napas.
BRONKOSKOPI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSU 2076/KM/RSU BK/I/2016 00 2/4
BINA KASIH
STANDARD TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH,
OPERASIONAL 02 APRIL 2016 DIREKTUR
PROSEDUR
Dr. John Tarigan, Sp. OG
KEBIJAKAN Sesuai SK Direktur Utama No. ................... tentang Penetapan Kebijakan
Pelayanan Medis
PROSEDUR 1. Periksa tanda vital, status paru dan jantung.
2. Premedikasi dengan sulfas atropin 0,25 0,5 mg IM, 1 jam sebelum
bronkoskopi.
3. Sesaat sebelum tindakan : Diazepam 5 mg IM.
4. Anestesi lokal :
Kumur tenggorok dengan lidokain 2 % 5 mL selama 5 menit dalam posisi
duduk.
Xilokain spray 10 % 5 7 semprot daerah laringo-faring dan pita suara
( menggunakan kaca laring ).
Bila via hidung semprotkan 30 mg lidokain 4 % atau 10% ke ostium nasal.
Instilasi likokain 2 % 2 mL ke trakea via pita suara.
5. Pasien terlentang, tubuh bagian atas / punggung disangga, membentuk sudut
45.
6. Ditempatkan bantal dibelakang kepala, supaya otot leher menjadi lemas.
7. Bronkoskopi diinspeksi dan kejernihan gambar diperiksa.
8. Sensor oxymeter ditempelkan pada jari telunjuk pasien.
9. O2 3 4 L/m melalui kanul nasal.
10. Kedua mata pasien ditutup dengan kain penutup untuk mencegah terkena
larutan lidokain/ cairan pembilas.
11. Diletakkan mouth piece di antara gigi atas dan bawah untuk melindungi
bronkoskop.
12. Bronkoskop mulai dimasukkan melalui celah mouth piece
13. Faring diinspeksi.
14. Instrument dimasukkan ke dorsal/ epiglottis, mobilitas pita suara dilihat pada
saat pasien menyebutkan ii.
15. Pita suara diinstilasi dengan lidokain 1- 2 mL melalui saluran di bronkoskop.
Sebelum diinstilasi, pasien diberitahu bahwa hal itu dapat merangsang batuk.
Instilasi lidokain dengan jumlah yang sama dapat diulangi bila pasien terbatuk
selama dilakukan tindakan. Lidokain yang berlebihan diaspirasi dari sekitar
laring.
16. Instrument dimasukkan melalui bagian terlebar dari glotis pada saat inspirasi
tanpa menyentuh pita suara. Sebelumnya pasien diberitahu bahwa hal ini dapat
menimbulkan sensasi tercekik yang segera hilang.
17. Trakea, karina dan percabangan bronkus dinilai dan dianestesi dengan lidokain
2 % 2 mL, maksimal 6 kali. Lobus superior paru kanan dan kiri dianestesi
dengan injeksi langsung lidokain (dosis maksimal instilasi lidokain 400 mg).
BRONKOSKOPI

NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


RSU 2076/KM/RSU BK/I/2016 00 3/4
BINA KASIH
STANDARD TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH,
OPERASIONAL 02 APRIL 2016 DIREKTUR
PROSEDUR
Dr. John Tarigan, Sp. OG
PROSEDUR 18. Inspeksi menyeluruh dilakukan pada semua percabangan bronkus sampai
bronkus subsegmental.
19. Bila pandangan terhalang oleh sekret pada lensa distal, semprot dengan 5 mL
NaCI 0,9 % yang diaspirasi kembali saat pasien batuk. Alternatif adalah mem-
fleksikan ujung bronkoskop dan dengan hati hati diusapkan pada mukosa
trakea atau bronkus.
Untuk bilasan bronkus :
Setelah bronkoskop berada pada daerah bronkus yang dicurigai, dimasukkan
cairan NaCI 0,9 % hangat 5 mL.
Cairan segera diaspirasi lagi dan ditampung dalam wadah penampung khusus
yang dipasang pada alat bronkoskop.
Tindakan ini diulangi sampai cukup bersih atau didapat spesimen.

Untuk sikatan bronkus :


Setelah bronkoskop berada pada daerah bronkus yang dicurigai terdapat
kelainan, alat sikat dimasukkan melalui bronkoskop.
Dilakukan sikatan beberapa kali sampai dirasa cukup.
Setelah selesai melakukan sikatan, alat sikat ditarik ke dalam kanal bronkoskop
dan dikeluarkan dari trakeobronkial bersama bronkoskop.
Setelah berada di luar, sikat dikeluarkan dari ujung bronkoskop sepanjang + 5
cm, kemudian sikat dijentikkan pada gelas obyek dan dibuat sediaan apus (bila
sikat tanpa selubung, untuk pemeriksaan kanker paru) atau ujung sikat
digunting dan dimasukkan ke dalam pot steril berisi media transpor / media
kultur (sikat kateter ganda untuk pemeriksaan mikroorganisme).
Sediaan apus untuk pemeriksaan sitologi direndam dalam wadah berisi alkohol 96
%.
Untuk biopsi :
Setelah bronkoskop berada pada daerah bronkus yang dicurigai terdapat
kelainan, ujung bronkoskop ditempatkan +4 cm diatas daerah tersebut.
Alat biopsi forsep dimasukkan melalui manouver channel sampai terlihat
keluar dari ujung bronkoskop.
Asisten membuka forsep, lalu forsep didorong sampai terbenam di massa.
Forsep ditutup, lalu ditarik sambil melihat jaringan yang didapat (jaringan
nekrotik dihindari).
Setelah biopsi selesai, forsep bersama material yang didapat ditarik keluar dari
bronkoskopi spesimen direndam dalam wadah berisi cairan formalin 40 %.
20. Bronkoskop dilanjutkan untuk evaluasi, bila ada perdarahan harus diatasi.
Setelah tidak ada masalah lagi, bronkoskop dikeluarkan.
BRONKOSKOPI

RSU NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN


BINA KASIH 2076/KM/RSU BK/I/2016 00 4/4
STANDARD TANGGAL TERBIT DITETAPKAN OLEH,
OPERASIONAL 02 APRIL 2016 DIREKTUR
PROSEDUR
Dr. John Tarigan, Sp. OG
PROSEDUR Untuk TBNA :
Setelah bronkoskop berada pada daerah bronkus yang dicurigai terdapat
kelainan, ujung bronkoskop ditempatkan +4 cm diatas daerah tersebut.
Alat biopsi jarum dimasukkan melalui manouver channel sampai terlihat keluar
dari ujung bronkoskop.
Jarum dikeluarkan dari selubungnya, bronkoskop didorong ke sasaran sampai
jarum menembus mukosa bronkus atau menembus bronkus pada lesi yang
menekan bronkus.
Operator melakukan biopsi dengan cara menekan dan menarik jarum,
sementara asisten melakukan aspirasi dari ujung proksimal jarum dengan
syringe 10 20 mL beberapa kali.
Bila sediaan dianggap cukup, pengisapan dengan semprit dihentikan dan jarum
dimasukkan kembali di dalam selubungnya.
Jarum dikeluarkan dari bronkoskop.
Setelah berada di luar, jarum dikeluarkan dari selubungnya dan ditempatkan di
atas gelas obyek dan dengan menggunakan syringe 10 20 mL yang
dihubungkan dengan ujung jarum TBNA, material didorong ke gelas obyek
untuk dibuat sediaan apus.
Sediaan apus direndam dalam wadah berisi cairan formalin 40 %.
Bronkoskop dilanjutkan untuk evaluasi, bila ada perdarahan harus diatasi.
Setelah tidak ada masalah lagi, bronkoskop dikeluarkan.

Untuk pengambilan benda asing :


1. Digunakan :
Grasping forceps untuk mengeluarkan benda pipih atau tipis anorganik
( pin ), atau organik tapi keras ( tulang ).
Basket untuk benda berukuran besar dan bulky.
Magnet untuk benda logam yang kecil, jarum, klip.
2. Setelah spesimen sitologi, mikrobiologi dan biopsi atau benda asing diambil,
sekret berlebihan diaspirasi, hemostasis diyakinkan dan instrumen dicabut.
3. Pasca tindakan diterangkan kepada pasien kemungkinan adanya sedikit darah
saat batuk, yang akan hilang dalam 48 jam. Dianjurkan tidak makan atau
minum selama 2 jam setelah tindakan karena efek anestesi topikal.
UNIT TERKAIT Dokter spesialis bedah
Dokter spesialis patologi anestesi
Dokter spesialis radiologi

Anda mungkin juga menyukai