Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Survey Konsumsi Pangan

Survey konsumsi pangan adalah survey yang didesain untuk mendapatkan informasi
pangan yang dimakan baik kuantitas dan / atau kualitasnya. Pengertian survey konsumsi
pangan yang komperhensif (Cameron dan Wija, 1998) harus mempertimbangkan faktor lain
selain pangan dalam pengumpulan datanya. Misalnya faktor sosial ekonomi, sosial budaya,
dan faktor-faktor lain yang relevan dengan konsumsi pangan.

Dalam arti sempit, survey konsumsi pangan ditujukan untuk memperoleh informasi
mengenai gambaran tingkat kecukupan pangan dan zat-zat gizi pada tingkat mikro yang tidak
terlepas dari acuan waktu dan tempat pengukuran. Secara luas, survey konsumsi pangan
dimasyarakat ditujukan untuk :

1. Mempelajari kebiasaan makan


2. Menilai seberapa jauh angka kecukupan gizi (AKG) terpenuhi.
3. Bahan perencanaan program gizi.
4. Bahan pengembangan program gizi.
5. Bahan pendidikan gizi.

Sasaran survey konsumsi pangan adalah individu, keluarga atau institusi baik
dipedesaan maupun diperkotaan. Sasaran Individu mencakkup bayi, baduta,, balita, anak
sekolah, remaja, dewasa, ibu hamil, ibu menyusui, atlet, atau olahragawan, dll. Sasaran
keluarga adalah keluarga inti / batih yaitu bapak+ibu+anak, atau keluarga besar yaitu yang
menyangkut semua anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah, termasuk nenek, kakek,
dll.

Jenis survey konsumsi pangan dapat dibedakan menurut 1) jenis data, 2) menurut
tekknik pengukuran dan 3) menurut tingkatan wilayah survey. Jenis data mencakup data
kualitatid atau kuantitatif. Teknik pengukuran mencakup 3 cara yaitu pengukuran langsung
atau yang disebut dengan penimbangan, pencatatan, dan wawancara. Sedangkan tingkatan
wilayah survey yaiu nasional, rumah tangga, atau individu.

Metode survey konsumsi dapat dibedakan sesuai tingkatan wilayah survey. Metode
survey untuk tingkat nasional adalah neraca bahan makanan (NBM) yang biasa dilakukan
oleh BPS. Metode survey konsumsi pangan untuk tingkat rumah tanggaadalah Food recall-24
hour, Estimated Food record, Food account, dan List recall. Metode survey konsumsi tingkat
individu adalah Food weighing, Food record, Food recall-24 hour, Food Frequency
Questioner, Dietary history.

Peralatan maupun formulir yang digunakan dalam survey konsumsi pangan


tergantung dari metode yang digunakan. Teknik pelaksanaan survey konsumsi pangan sjuga
tergantung metode yang digunakan, namun secara umum terdiri dari persiapan, pelaksanaan,
pengolahan, dan analisis data serta interprestasi. Persiapan meliputi penetuan waktu dan
periode survey, alat dan formulir yang akan digunakan, jumlah dan kualifikasi terlatih survey,
pengolahan dan analisis data, sasaran survey serta biaya. Pelaksanaan survey dapat dilakukan
bila persiapan sudah siap. Pengolahan data dapat dilakukan secara manual atau
komputerisasi, sedangkan analisis data dapat deskriptif ataupun analitik.

B. Metode Survey Konsumsi Pangan secara Kualitatif

Berikut metode survey konsumsi pangan secara kualitatif :

1. Metode Food Frequency Questionare (FFQ)


2. Metode Dietary History
3. Metode Telepon
4. Metode Pendaftaran Makanan (Food List)

1. 1 Metode Food Frequency Questionare (FFQ)

Metode Food Frequency Questionare (FFQ) bertujuan memperoleh data


tentang frekuensi konsumsi sejumlah pangan (bahan makanan atau minuman) selama
periode waktu tertentu seperti hari, minggu, bulan, musim, semester atau tahun.
Prinsip metode Food Frequency Questionare (FFQ) adalah mencatat frekuensi
konsumsi pangan subyek (individu atau keluarga maupun institusi) selama periode
waktu tertentu (hari, minggu, bulan, musim, semester atau tahun). Dalam menyusun
kuosionare harus hati-hati dan harus memperhatikan jenis Food Frequency
Questionare (FFQ) dan pangan yang dipilih yang menjadi fokus studi sesuai tujuan
serta sasaran survey. Bila informasi waktu adalah hari, maka perlu dirinci pembagian
waktunya yaitu pagi, siang atau sore. Untuk perode minggu, perlu dirinci jawaban
yaitu 1-2 kali seminggu: 3-4 seminggu : dan 5-6 kali seminggu.

Terdapat dua jenis Food Frequency Questionare (FFQ) yaitu :

1. Food Frequency Questionare (FFQ) bersifat kualitatif


2. Food Frequency Questionare (FFQ) bersifat semi kuantitatif ( Semi-
quantitatif FFQ/SQ-FFQ)

Langkah-Langkah Metode Food Frequency Questionare (FFQ) Kualitatif

1. Petugas menannyakan pada subyek tentang makanan-makanan yang biasa


mereka konsumsi (dalam daftar Food Frequency Questionare (FFQ)) sebagai
memory prompt, atau langsung menyebutkan satu persatu makanan dalam
daftar dan frekuensinya.
2. Petugas mencatat jawaban subyek (jenis pangan dan frekuensi konsumsi) pada
kolom yang tersedia dengan tanda check ()
Misal : telur dikonsumsi 3x/minggu, maka pada kolomminggu khususnya 3-4
kali seminggu diberi tanda check (). Ikan laut tidak pernah dikonsumsi
subyek, maka diberi tanda check () pada kolom tidak pernah.

Contoh format Food Frequency Questionare (FFQ) Kualitatif


Golongan Frekuensi
Makanan
Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak
Pernah
Makanan Pagi Siang Malam 1- 3- 5-
pokok 2X 4X 6X
Protein
Hewani :
1.Telur
2.Ikan
Laut

Langkah-Langkah Food Frequency Questionare (FFQ) bersifat semi kuantitatif


( Semi-quantitatif FFQ/SQ-FFQ) :

1. Petugas menannyakan pada subyek tentang makanan-makanan yang biasa


mereka konsumsi (dalam daftar Food Frequency Questionare (FFQ)) sebagai
memory prompt, atau langsung menyebutkan satu persatu makanan dalam
daftar dan frekuensinya.
2. Petugas mencatat jawaban subyek (jenis pangan dan frekuensi konsumsi) pada
kolom yang tersedia demgam mencatat porsinya. Porsi yang biasa
dikonsumsi untuk setiap jenis makanan. Biasanya diseiakan pilihan untuk
porsi : sedang, kecil, atau besar (S, M, L).
Misal : subyek mengkonsumsi telur 3 kali seminggu @1butir.

Format SQ-FFQ

Golongan Frekuensi
Makanan
Harian Mingguan Bulanan Tahunan Tidak
Pernah
Makanan Pagi Siang Malam 1- 3- 5-
pokok 2X 4X 6X
Protein
Hewani :
1.Telur 1
2.Ikan btr
Laut
Format Food Frequency Questionare (FFQ)

Keuntungan dan Keterbatasan Metode Food Frequency Questionare (FFQ)

Keuntungan :

1. Relatif Murah dan sederhana


2. Cepat
3. Dapat mencakup sampel yang besar

Keterbatasan :

1. Tergantung kejujuran subjek


2. Tidak dapat dihitung secara tepa tintake asupan energi dan zat gizinya
sehari .

Alat yang digunakan :

1. Formulir FFQ
2. Alat URT untuk metode SQ-FFQ

1.2 Metode Pendaftaran Makanan (Food List)

Metode pendaftaran makanan (Food List) dilakukan dengan menanyakan dan


mencatat sluruh bahan makanan yang digunakan keluarga selam periode survei
dilakukan (biasanya 1-7 hari). Pencatatan dilakukan berdasarkan jumlah bahan
makanan yang dibeli, harga, dan nilai pembelinya, termasuk makanan yang dimakan
anggota keluarga diluar rumah. Jadi data yang diperoleh berupa taksiran / perkiraan
dari responden. Metode ini tidak memperhitungkan bahan makanan yang terbuang,
rusak, atau diberikan pada hewan. Jumlah bahan makanan diperkirakan dengan
ukuran berat atau URT. Selain itu dapat dipergunakan alat bantu seperti food model
atau contoh lainnya, (bahan-bahan atau contoh bahan makanan aslinya) entuk
membantu daya ingat responden.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara yang dibantu dengan


formulir yang telah disiapkan, yaitu kuosioner terstruktur yang memuat daftar bahan
makanan utama yang digunakan keluarga. Karena data yang diperoleh berupa taksiran
atau perkiraan maka data yang diperoleh kurang teliti.

Langkah-Langkah Metode Pendaftaran Makanan (Food List) :

1. Catat semua jenis bahan makanan atau makanan yang masuk ke rumah tangga
dalam URTberdasarkan jawaban dari responden selama periode survey.
2. Catat semua bahan makanan yang diperoleh.
3. Jumlahkan semua bahan makanan yang diperoleh.
4. Catat umur dan jenis kelamin anggota keluarga yang ikut makan.
5. Hitung rata-rata perikiraan konsumsi bahan makanan per kapita, dibagi dengan
jumlah anggota keluarga.

Keuntungan dan Keterbatasan Metode Pendaftaran Makanan (Food List) :

Keuntungan :

1. Relatif murah, karena hanya membutuhkan waktu yang singkat.

Keterbatasan :

1. Hasil yang diperoleh kurang teliti karena berdasarkan estimasi.


2. Sangat subyektif, tergantung kejujuran responden.
3. Sangat bergantung pada daya ingat responden.

1.3 Metode Dietary History

Metode Dietary history atau metode riwayat makan adalah metode yang biasa
digunakan di klinik untuk keperluan konsultasi gizi dalam rangka menanggulangi
penyakit yang berhubungan dengan dietnya sehari-hari. Sasaran survey adalah subyek
atau individu yang mempunyai masalah gizi maupun yang ingin mencegah terjadinya
masalah gizi yang sedang rawat inap di Rumah Sakit maupun rawat jalan. Metode ini
merupakan prosedur dimana petugas (biasanya Ahli Gizi atau Dietesien) mengukur
secara menyeluruh pola makan dan kebiasaan konsumsi makanan individu.
Tujuan penggunaan metode dietary history adalah untuk menilai asupan
berdasarkan kebiasaan makan dari individu selama periode tertentu pada masa lalu
(minggu/bulan/tahun lalu). Informasi yang diperoleh akan digunakan di RS atau
Klinik untuk membantu subyek mengatasi masalah atau mencegah masalah penyakit
degeneratif yang umumnya berkaitan dengan riwayat makan di masa lalu. Dalam studi
ibu hamil atau anak, metode ini berguna bagi kemajuan dan perkembangan janin dan
anak berikutnya.

Terdapat 3 komponen atau metode yang digunakan dalam dietary history yaitu
24-h food recall. FFQ dan estimated food record. Metode 24-h food recall digunakan
untuk menggumpulkan data tentang apa saja yang di makan dan diminum subyek
selama 24 jam terakhir sehingga dapat dihitung energy dan zat gizi sehari. Sedangka
penggunaan metode FFQ untuk mengetahui frekuensi penggunaan dari sejumlah
bahan makanan tertentu dengan memberikan daftar yang sudah disiapkan, sekaligus
untuk mengecek kebenaran recall 24 jam. Penggunaan food recall selama 2-3 hari
untuk mencatat menu yang biasa dikonsumsi subyek.

Langkah-langkah Metode Dietary History :

1. Petugas menanyakan kepada subyek tentang pola kebiasaan makannya. Variasi


makanan pada hari-hari khusus seperti hari libur, dalam keadaan sakit dan
sebagainya juga dicatat. Termasuk jenis makanan, frekuensi penggunaan,
ukuran porsi dalam ukuran rumah tangga (URT) serta cara memasaknya
(direbus, digoreng, dipanggang, dan sebagainya).
2. Lakukan recall 24 jam.
3. Cross check dengan pertanyaan tentang frekuensi konsumsi jenis makanan
tertentu (khusus) yang dikatakan pada langkah kedua.
4. Perlu diperhatikan keadaan/musim tertentu dan hari-hari istimewa seperti hari
pasar, awal bulan, hari raya dan sebagainya. Gambaran konsumsi pada hari-
hari tersebut harus dikumpulkan.
5. Informasi lain yang perlu diketahui adalah makanan pembuka, makanan yang
tidak dapat disukai/disukai, suplemen, kebiasaan merokok, dan aktivitas fisik.

Keuntungan dan Keterbatasan Metode Dietary History:

Keuntungan :

1. Dapat mempelajari kebiasaan makan (data kualitatif)


2. Dapat dihitung intake energi dan zat gizi sehari (data kuantitatif)
3. Dapat membantu mengatasi dan mencegah masalah kesehatan/ penyakit
yang berhubungan dengan diet.

Keterbatasan :

1. Perlu tenaga terlatih dan terampil


2. Perlu waktu yang relatif lama (1-2 jam)
3. Lebih difokuskan pada makanan dan minuman tertentu saja
4. Tidak dapat mencakup sampel yang besar
5. Mahal

Alat dan formulir yang digunakan

1. Alat antropometri (berat badan dan tinggi badan) untuk menilai status gizi
subyek
2. Formulir FFQ
3. Formulir 24-h food recall
4. Formulir food record
5. Food model
6. Alat-alat URT
7. Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau Tabel Komposisi Pangan
Indonesia (TKPI) atau Daftar Bahan Makanan Penukar (DBMP)

1.4 Metode telepon

Dewasa ini survei konsumsi pangan dengan meode telepon digunakan


terutama untuk daerah perkotaan dimana sarana komunikasi telepon sudah cukup
tersedia. Untuk negara berkembang metode telepon belum banyak digunakan karena
membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk jasa telepon.

Langkah- Langkah Metode Telepon:


1. Petugas melakukan wawancara terhdapa responden melalui telpon tentang
persediaan makanan yang dikonsumsi keluarga selama periode survei.
2. Hitung persediaan makanan keluarga berdasarkan hasil wawancara melalui
telepon tersebut.
Keuntungan dan Keterbatasan Metode Telepon
Keuntungan:
1. Relatif cepat, karena tidak harus mengunjungi responden
Dapat mencakup responden lebih banyak.
Keterbatasan :
1. Biaya relatif mahal untuk rekening telepon.
2. Sulit dilakukan untuk daerah yang belum mempunyai jaringan telepon.
3. Dapat menyebabkan terjadinya kesalahan interrestasi hasil informasi
yang elah diberikan oleh responden.
4. Sangat tergantung pada kejujuran dan motivasi serta kemampuan
responden untuk menyampaikan makanan yang dikonsumsi
keluarganya.

Sumber : Sudarmani D, Trina Am M Rachmat, dkk. 2010. Buku Pedoman Praktikum


Pengukuran Konsumsi Pangan. Jakarta: Politeknik Kesehatan Kemenkes jakarta II.

Anda mungkin juga menyukai