Diteliti oleh :
i
DAFTAR GAMBAR
ii
I. PENDAHULUAN / LATAR BELAKANG
Secara Umum Manajemen Perkotaan (Urban Management) dapat didefinisikan suatu
upaya proses pelaksanaan rencana kota untuk mencapai sasaran pembangunan kota secara
efisien dan efektif. Menurut SK Mendagri No. 65 tahun 1995, Manajemen perkotaan adalah
pengelolaan sumber daya perkotaan yang berkaitan dengan bidang-bidang tata ruang, lahan,
ekonomi, keuangan, lingkungan hidup, pelayanan jasa, investasi, prasarana dan sarana
perkotaan; serta disebutkan pula bahwa pengelola perkotaan adalah para pejabat (Pemerintah)
pengelola perkotaan. Dengan demikian manajemen perkotaan meliputi bidang fisik dan non
fisik,yang dimaksud dengan bidang fisik adalah segala sesuatu sumberdaya pengelolaan
infrastruktur kota termasuk upaya konservasi sumberdaya alam yang berpengaruh pada
pembangunan kota, sedangkan bidang non fisik adalah semua yang berkaitan dengan
pengembangan kualitas sumberdaya manusia dan kemasyarakatan, kelembagaan,
perekonomian kota dan sistem pengawasan serta pengendalian pembangunan kota.
Peran infrastruktur idealnya mempengaruhi lingkungan sosial,ekonomi,dan alam.
Salah satu isu yang ada dalam permasalahan bidang infrastruktur adalah perkembangan tata
ruang kota tidak terkendali karena urbanisasi. Berdasarkan isu tersebut kami melakukan
pengamatan dan identifikasi terhadap aset infrastruktur pada Kelurahan Tembalang,
Kecamatan Tembalang Kota Semarang sebagai wilayah studi. Kelurahan Tembalang
merupakan salah satu wilayah yang terkena urbanisasi, dimana pada daerah tersebut terjadi
pertumbuhan penduduk dan infrastruktur.
1
III. PEMBAHASAN DAN ANALISIS
3.1 Kondisi Umum Kelurahan Tembalang
Kelurahan Tembalang termasuk dalam Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Luas
kelurahan Tembalang sekitar 372,23 ha. Kelurahan Tembalang terbagi atas 8 RW dan 35 RT.
Sekitar 1/3 dari luas Kelurahan Tembalang ditempati Kampus Undip dengan luas 186 ha.
Jumlah penduduk tetap Kelurahan Tembalang 5500 jiwa, sedangkan penduduk tidak tetap
(mahasiswa kos) lebih dari 15.000 jiwa. Sehingga Kelurahan Tembalang di dominasi oleh
mahasiswa kos. Sebelah Timur dibatasi oleh Kelurahan Bulusan, sebelah Utara dibatasi oleh
Kelurahan Jangli, sebelah dibatasi oleh Kelurahan Barat Sumurbroto, dan sebelah Selatan
dibatasi oleh Kelurahan Bulusan dan Pedalangan.
Sejarah singkat, pada tahun 1979 pihak Undip mulai mengadakan pembebasan tanah
dengan harga Rp. 250,- dan pembayaran awal dilakukan pada tahun 1979-1981. Setelah
pelaksanaan, pihak Undip ternyata tidak mempunyai dana untuk mengadakan pembebasan
dan pengadaan infrastruktur. Pada akhirnya, sebagian tanah Undip di tukar guling dengan
Waskita Karya sehingga Waskita Karya mendapat tanah dari haknya Undip. Sebagai
konsekuensi Undip harus membangun infrastruktur untuk Kelurahan di sekitarnya.
Perkembangan Kampus Undip dimulai tahun 2011 yang diadakan pemusatan untuk D-III dan
S-1 di kawasan Tembalang. Dengan pemusatan tersebut, banyak menimbulkan dampak
khususnya di Kelurahan Tembalang sendiri.
Dampak negatif yang sangat dirasakan yaitu adalah golongan menengah ke bawah
tidak dapat bersaing dengan golongan menengah keatas. Banyak yang akhirnya tanahnya di
jual sehingga tidak punya tanah lagi akibatnya ada yang jadi anak jalanan. Kriminalitas
semakin meningkat seperti pencurian motor dan pencurian laptop dengan modus-modus
tertentu. Serta banyak bangunan-bangunan kos yang kurang memenuhi aspek lingkungan.
Disamping itu, dampak positifnya adalah harga tanah yang tinggi dapat mengutungkan
pemilik modal. Membuka peluang usaha bisnis yang menjanjikan seperti kos-kosan, warung
makan, toko, dan sebagainya.
2
Gambar 1. Peta Administrasi Kelurahan Tembalang
Sumber: Analisa peneliti, 2016
3
Gambar 2. Peta Kelurahan Tembalang
Sumber: Dokumen Kelurahan Tembalang, 2016
4
Gambar 3. Keadaan Transportasi di Kelurahan Tembalang
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016
5
warga RW 5 dan rumah-rumah yang berada di pinggir jalan besar. Sedangkan sumur yang
digunakan berjenis sumur artetis, sumur dalam dan sumur gali. Beberapa sumur ada yang
dibuat oleh perorangan, pengusaha kos, dan ada yang dikelola oleh lingkungan seperti RT,
RW, dan sebagainya. Sebagian besar warga Kelurahan Tembalang menggunakan air dari
sumur artetis dan sumur gali. Namun sekarang banyak masing-masing RT maupun RW yang
berusaha beralih menggunakan sumur dalam yang dikelola secara bersama. Disamping itu,
ada dampak yang ditimbulkan dengan adanya sumur dalam yaitu turunnya permukaan tanah.
Dari adanya masalah tersebut sehingga pihak kelurahan mengantisipasinya dengan
mewajibkan pengajuan ijin pembangunan sumur dalam. Namun pada kenyataanya masih ada
juga beberapa warga yang masih membuat sumur tanpa ijin.
Sementara itu, air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan
disebut air tercemar/air kotor (Gabriel, 2001). Masalah air kotor yang ada di Kelurahan
Tembalang ini yaitu penduduk cenderung membuang air kotor tidak melalui resapan
melainkan ke saluran-saluran drainase, sehingga dapat menyumbat saluran. Menurut Suripin
(2004), drainase dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas. Menurut Responden 2, pada saat musim hujan air tidak dapat
mengalir dengan baik yang menyebabkan beberapa daerah di Kelurahan Tembalang
mengalami banjir khususnya pada saat intensitas hujan cukup tinggi dan sering. Air hujan
yang tidak dapat mengalir dan diserap dengan baik oleh tanah mengakibatkan banjir pada
6
musim hujan, sedangkan pada musim kemarau, sumur-sumur banyak yang kering karena
tidak adanya pasokan air yang disimpan di dalam tanah akibat terganggunya penyerapan air
oleh tanah tersebut.
7
3.2.3 Persampahan
Berdasarkan pengamatan, sampah dikumpulkan tiap rumah, dan diambil oleh tukang
pengumpul sampah tiap harinya menggunakan gerobak atau motor roda tiga. Sampah di
kelurahan Tembalang sebagian besar bersumber dari sampah mahasiswa. Setiap pengambilan
sampah perlu membayar uang kebersihan sesuai banyaknya sampah yang dibuang.
Kegiatan pemilahan dan pengumpulan sampah melalui dasawisma ini sudah berjalan
sekitar 2 bulan. Selain itu, terdapat juga pengolahan sampah organik menjadi kompos/
composting, dimana tempat pengolahan terletak di dekat FPP atas inisiatif warga sendiri.
Permasalahan yang ada lainnya yaitu kurangnya jumlah tong sampah milik warga terutama
untuk kegiatan usaha, sehingga terkadang timbulan sampah tidak tertampung di tong sampah
dan dibiarkan tercecer seadanya.
Menurut Responden 1, dari sekian ribu penduduk terutama kalangan mahasiswa,
untuk konsumsi pangan rata-rata cenderung membeli di warung dan bungkusnya dibuang
sembarangan. Sehingga menimbulkan banyak timbunan. Kelurahan Tembalang sendiri
dulunya mempunyai TPS namun karena lahannya tidak memungkinkan dan lingkungan yang
menolak sehingga tidak terdapat TPS untuk sekarang ini. Tapi petugas-petugas pemungut
sampah di Tembalang ada banyak. Pembuangan sampah yang ada di Kelurahan Tembalang
dibuang ke TPS yang berada di Kecamatan Tembalang kemudian diangkut ke TPA
Jatibarang. Sebagian sampah tersebut dipilah-pilah untuk ketrampilan, pupuk, dan
sebagainya. Harga tanah di Tembalang cukup tinggi, 1m2 dapat mencapai 10 juta rupiah.
Harga tersebut cukup mahal untuk membangun sebuah TPS sehingga timbulan sampah
diefektifkan ke pengolahan. Selain TPS Kecamatan, terdapat usulan supaya warga Tembalang
membuang sampah ke TPST Undip selama kapasitas TPST bisa menampung timbulan dari
Kelurahan Tembalang.
8
Gambar 6. TPS Kecamatan Tembalang
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016
Solusi yang dapat ditawarkan yaitu berdasarkan SNI 03-3243-2008 tentang Tata Cara
Pengelolaan Sampah Permukiman, teknis operasional penanganan sampah di sumber meliputi
menerapkan pemilihan sampah organik dan non-organik dan menerapkan teknik 3R (reduce,
reuse, recycle) di sumber dan TPS. Adapun usaha pengelolaan sampah menurut Slamet
(1994) baik skala besar maupun skala kecil, apabila sudah tercapai tujuannya, yakni
lingkungan dan masyarakat yang sehat, maka faktor yang paling utama, yang harus
diperhatikan dalam hal ini adalah peran serta masyarakat. Masyarakat harus mengerti dan mau
berpartisipasi, bila perlu mengubah sikap sehingga bersedia membantu mulai dari
pengurangan volume sampai perbaikan kualitas sampah, membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan tempat sampah, sampai kepada penyediaan lahan dan pemusnahan sampah.
Oleh karena itu, dalam menanggulangi sampah sudah merupakan tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat dengan melakukan pengelolaan sebaik mungkin agar tercipta
lingkungan yang sehat dan bersih. Partisipasi yang dapat dilakukan masyarakat pemerintah
dalam menanggulangi masalah sampah yaitu dapat berupa memperbanyak tempat-tempat
sampah yang besar dan dikelola dengan baik, sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan
tidak sampai terjadi.
3.2.4 Kelistrikan
Semakin berkembangnya jaman, listrik menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Manusia membutuhkan listrik untuk segala kegiatan. Berdasarkan
9
pengamatan, situasi dan kondisi Tembalang sendiri terdapat begitu banyak bangunan-
bangunan kos. Rata-rata kos di Tembalang yang paling laku adalah kos dengan harga mahal
yang dilengkapi fasilitas AC, mesin cuci, dan alat-alat elektronik lainnya. Hal tersebut
mengakibatkan konsumsi listrik semakin hari semakin meningkat dan dapat mengakibatkan
overload dari kapasitas yang ada. Sehingga wajar jika Tembalang sering terjadi mati listrik
karena terjadi kebakaran pada trafo.
3.2.5 Bangunan
Berdasar hasil pengamatan, di wilayah Kelurahan Tembalang memiliki beberapa jenis
bangunan, antara lain sarana kesehatan dan kecantikan, sarana pendidikan, pemukiman, ruko,
10
warung makan, toko/kios, dan tempat ibadah. Berikut merupakan beberapa data pengamatan
yang kami dapatkan.
3.2.6 Komunikasi
Menurut Responden 1, alat komunikasi yang digunakan hampir semua masih
memakai telepon rumah dan handphone dari yang lama hingga yang baru. Namun masalah
yang sering dialami adalah internet. Karena banyaknya pemakai internet, terkadang koneksi
internet sering mengalami trouble karena overload.
11
Gambar 9. Tower BTS (Base Transceiver Station) di Jl. Prof. Soedharto Tembalang
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016
12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Kondisi sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Tembalang cukup memadai dan
lengkap dengan didukung lokasi yang strategis membuat banyak prasarana yang
dibangun di daerah kelurahan Tembalang
2. Permasalahan yang timbul di Kelurahan Tembalang cukup banyak sejak adanya
pemusatan Kampus Undip di Tembalang. Permasalahan yang terjadi yaitu:
a. Tranportasi :menimbulkan kemacetan
b. Air bersih dan air kotor :menyebabkan genangan banjir
c. Persampahan :adanya timbulan sampah
d. Kelistrikan :listrik sering mati
e. Bangunan :kepadatan tinggi dan banyak bangunan yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan
f. Komunikasi :koneksi internet sering mengalami trouble
3. Solusi ideal yang dari permasalahan tersebut adalah:
a. Tranportasi :alternatif membuka jalan baru
b. Air bersih dan air kotor :pengajuan ijin pembangunan sumur dalam,
pembangunan drainase berwawasan lingkungan dan
peran aktif masyarakat
c. Persampahan :memperbanyak tempat-tempat sampah yang besar dan
dikelola dengan baik agar tercipta lingkungan yang
sehat dan bersih
d. Kelistrikan :manajemen dari PLN sendiri
e. Bangunan :kepadatan cukup tinggi dan banyak bangunan yang
tidak memperhatikan aspek lingkungan
f. Komunikasi :mengganti jaringan penghubung komunikasi dengan
menggunakan satelit
2. Saran
1. Pembenahan dari pihak pengelola untuk melayani masyarakat.
2. Meningkatkan regulasi dari pihak pemerintah untuk menertibkan warga Kelurahan
Tembalang.
3. Peran aktif dari masyarakat setempat untuk ikut menjaga sarana dan prasarana yang
ada.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
LAMPIRAN
Foto Wawancara dengan Kepala Kelurahan Tembalang, diambil pada Senin 17 April 2016
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016
Foto Bersama dengan Kepala Kelurahan Tembalang, diambil pada Senin 17 April 2016
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016
15
Foto Wawancara dengan Warga, diambil pada Selasa 18 April 2016
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016
16
Data Responden
1. Responden Pertama
Nama : Margono, S.Sos
NIP : 19610715 198503 1 012
Alamat : Jl. Tusam Timur No. 39 RT 06 RW 01
Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang
No. Hp : 081 22552576
Riwayat :
2009 - Sekarang : Lurah Tembalang
2003 - 2009 : Lurah Kramas
2000 - 2003 : Lurah Sendangngguwo
2. Responden Kedua
Nama : Sendy Aditya Johan Pradana
Pekerjaan : Tukang bengkel motor
17