Anda di halaman 1dari 20

Pengamatan dan Identifikasi terhadap Infrastruktur

di Kelurahan Tembalang Semarang


disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Prasarana dan Sarana Perkotaan

Diteliti oleh :

Indrianti Susanto 21080114120038


Berlianita Alfisya 21080114120039
Ivan Rama Pradipta 21080114120040
Maya Ellisa Rangkuti 21080114120042
M. Hasbi Asshidiqi 21080114120044
Abdul Hamid C 21080114120047
Wening Panggrahita 21080114120048
Fatma Ziadati Husna 21080114120049
Vina Fadhillah 21080114120050

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................................... i


DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN / LATAR BELAKANG ....................................................................... 1
II. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................... 1
III. PEMBAHASAN DAN ANALISIS .................................................................................... 2
3.1 Kondisi Umum Kelurahan Tembalang ........................................................................... 2
3.2 Kondisi Aset Infrastruktur di Kelurahan Tembalang ..................................................... 4
3.2.1 Transportasi ........................................................................................................... 4
3.2.2 Air Bersih dan Air Kotor ....................................................................................... 5
3.2.3 Persampahan .......................................................................................................... 8
3.2.4 Kelistrikan ............................................................................................................. 9
3.2.5 Bangunan ............................................................................................................. 10
3.2.6 Komunikasi .......................................................................................................... 11
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 15

i
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Administrasi Kelurahan Tembalang ................................................................. 3


Gambar 2. Peta Kelurahan Tembalang ....................................................................................... 4
Gambar 3. Keadaan Transportasi di Kelurahan Tembalang....................................................... 5
Gambar 4. Bangunan Rooftank di Kelurahan Tembalang ......................................................... 6
Gambar 5. Kondisi Drainase di Jalan Tembalang Selatan Kelurahan Tembalang ..................... 7
Gambar 6. TPS Kecamatan Tembalang ..................................................................................... 9
Gambar 7. Tiang Listrik di Graha Sapta Kelurahan Tembalang .............................................. 10
Gambar 8. Bangunan-bangunan di Kelurahan Tembalang ...................................................... 11
Gambar 9. Tower BTS (Base Transceiver Station) di Jl. Prof. Soedharto Tembalang ........... 12

ii
I. PENDAHULUAN / LATAR BELAKANG
Secara Umum Manajemen Perkotaan (Urban Management) dapat didefinisikan suatu
upaya proses pelaksanaan rencana kota untuk mencapai sasaran pembangunan kota secara
efisien dan efektif. Menurut SK Mendagri No. 65 tahun 1995, Manajemen perkotaan adalah
pengelolaan sumber daya perkotaan yang berkaitan dengan bidang-bidang tata ruang, lahan,
ekonomi, keuangan, lingkungan hidup, pelayanan jasa, investasi, prasarana dan sarana
perkotaan; serta disebutkan pula bahwa pengelola perkotaan adalah para pejabat (Pemerintah)
pengelola perkotaan. Dengan demikian manajemen perkotaan meliputi bidang fisik dan non
fisik,yang dimaksud dengan bidang fisik adalah segala sesuatu sumberdaya pengelolaan
infrastruktur kota termasuk upaya konservasi sumberdaya alam yang berpengaruh pada
pembangunan kota, sedangkan bidang non fisik adalah semua yang berkaitan dengan
pengembangan kualitas sumberdaya manusia dan kemasyarakatan, kelembagaan,
perekonomian kota dan sistem pengawasan serta pengendalian pembangunan kota.
Peran infrastruktur idealnya mempengaruhi lingkungan sosial,ekonomi,dan alam.
Salah satu isu yang ada dalam permasalahan bidang infrastruktur adalah perkembangan tata
ruang kota tidak terkendali karena urbanisasi. Berdasarkan isu tersebut kami melakukan
pengamatan dan identifikasi terhadap aset infrastruktur pada Kelurahan Tembalang,
Kecamatan Tembalang Kota Semarang sebagai wilayah studi. Kelurahan Tembalang
merupakan salah satu wilayah yang terkena urbanisasi, dimana pada daerah tersebut terjadi
pertumbuhan penduduk dan infrastruktur.

II. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana kondisi infrastruktur Kelurahan Tembalang yang meliputi trasnportasi, air
bersih dan air kotor, persampahan, kelistrikan, bangunan serta komunikasi?
2. Bagaimana permasalahan yang ada di setiap aset infrastruktur Kelurahan Tembalang?
3. Bagaimana solusi ideal dari setiap permasalahan yang ada?

1
III. PEMBAHASAN DAN ANALISIS
3.1 Kondisi Umum Kelurahan Tembalang
Kelurahan Tembalang termasuk dalam Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Luas
kelurahan Tembalang sekitar 372,23 ha. Kelurahan Tembalang terbagi atas 8 RW dan 35 RT.
Sekitar 1/3 dari luas Kelurahan Tembalang ditempati Kampus Undip dengan luas 186 ha.
Jumlah penduduk tetap Kelurahan Tembalang 5500 jiwa, sedangkan penduduk tidak tetap
(mahasiswa kos) lebih dari 15.000 jiwa. Sehingga Kelurahan Tembalang di dominasi oleh
mahasiswa kos. Sebelah Timur dibatasi oleh Kelurahan Bulusan, sebelah Utara dibatasi oleh
Kelurahan Jangli, sebelah dibatasi oleh Kelurahan Barat Sumurbroto, dan sebelah Selatan
dibatasi oleh Kelurahan Bulusan dan Pedalangan.
Sejarah singkat, pada tahun 1979 pihak Undip mulai mengadakan pembebasan tanah
dengan harga Rp. 250,- dan pembayaran awal dilakukan pada tahun 1979-1981. Setelah
pelaksanaan, pihak Undip ternyata tidak mempunyai dana untuk mengadakan pembebasan
dan pengadaan infrastruktur. Pada akhirnya, sebagian tanah Undip di tukar guling dengan
Waskita Karya sehingga Waskita Karya mendapat tanah dari haknya Undip. Sebagai
konsekuensi Undip harus membangun infrastruktur untuk Kelurahan di sekitarnya.
Perkembangan Kampus Undip dimulai tahun 2011 yang diadakan pemusatan untuk D-III dan
S-1 di kawasan Tembalang. Dengan pemusatan tersebut, banyak menimbulkan dampak
khususnya di Kelurahan Tembalang sendiri.
Dampak negatif yang sangat dirasakan yaitu adalah golongan menengah ke bawah
tidak dapat bersaing dengan golongan menengah keatas. Banyak yang akhirnya tanahnya di
jual sehingga tidak punya tanah lagi akibatnya ada yang jadi anak jalanan. Kriminalitas
semakin meningkat seperti pencurian motor dan pencurian laptop dengan modus-modus
tertentu. Serta banyak bangunan-bangunan kos yang kurang memenuhi aspek lingkungan.
Disamping itu, dampak positifnya adalah harga tanah yang tinggi dapat mengutungkan
pemilik modal. Membuka peluang usaha bisnis yang menjanjikan seperti kos-kosan, warung
makan, toko, dan sebagainya.

2
Gambar 1. Peta Administrasi Kelurahan Tembalang
Sumber: Analisa peneliti, 2016

3
Gambar 2. Peta Kelurahan Tembalang
Sumber: Dokumen Kelurahan Tembalang, 2016

3.2 Kondisi Aset Infrastruktur di Kelurahan Tembalang


3.2.1 Transportasi
Menurut Nasution (2008) transportasi adalah sebagai pemindahan barang dan manusia
dari tempat asal ke tempat tujuan. Kelurahan Tembalang merupakan daerah yang dapat
dijangkau dengan mudah oleh bermacam-macam alat transportasi. Hal ini dikarenakan jalan-
jalan yang ada di Tembalang termasuk jalan yang lebar maka dapat di lewati oleh berbagai
macam transportasi, contohnya angkutan umum, bus, motor, mobil, truk dan sebagainya.
Seiring berjalannya waktu dengan adanya pemusatan Kampus Undip di Kelurahan
Tembalang mengakibatkan pertumbuhan penduduk di Kelurahan Tembalang semakin pesat.
Hal ini disebabkan adanya mahasiswa atau mahasiswi yang berasal dari luar Kelurahan
Tembalang, bahkan luar Kota Semarang yang bertempat tinggal di sekitara Kelurahan
Tembalang. Kondisi yang demikian akan mengakibatkan kemacetan yang ada di Kelurahan
Tembalang setiap harinya. Kemacetan tersebut terjadi terutama saat jam kerja di beberapa
titik di Kelurahan Tembalang. Responden 1 menyebutkan bahwa kemacetan yang
ditimbulkan diakibatkan banyaknya pemakai kendaraan dan kurangnya kesadaran dalam
berlalu lintas yang memakai kendaraan bermuatan banyak namun hanya memuat 1 orang aja.
Kemungkinan hal tersebut didasari oleh rasa gengsi atau status sosial yang tinggi. Serta
perkembangan transportasi yang lebih cepat dibanding dengan perkembangan jalan juga
mengakibatkan kemacetan.
Masalah transportasi lainnya adalah rusaknya jalan raya yang diakibatkan oleh truk
pasir yang setiap harinya melintasi Kelurahan Tembalang karena jalan tersebut merupakan
penghubung antara jalan bebas hambatan dan tambang pasir yang ada di Kota Semarang.
Muatan pasir yang dibawa oleh truk tersebut tidak mampu ditahan oleh konstruksi jalan yang
ada di Kelurahan Tembalang.

4
Gambar 3. Keadaan Transportasi di Kelurahan Tembalang
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

Solusi untuk mencegah kemacetan jalan di kawasan Tembalang adalah alternatif


membuka jalan baru ini dapat segera dilaksanakan mengingat setiap tahun jumlah penduduk
dan pengguna kendaraan bermotor semakin bertambah sedangkan jalan tetap. Dengan adanya
pembangunan jalan baru maka diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu-lintas di Jalan
Prof. Soedarto Kawasan Tembalang (Septiana, 2012). Solusi lain adalah dimulai dari individu
yang ada. Kesadaran untuk lebih mengutamakan penggunaan transportasi umum yang ada di
kawasan Tembalang untuk mengurangi kemacetan yang ada.

3.2.2 Air Bersih dan Air Kotor


Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Untuk konsumsi air minum menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna, dan tidak mengandung logam berat (Wikipedia, 2016).
Setiap orang pastinya memerlukan air bersih untuk memenuhi kebutuhannya sehari-
hari. Penduduk di Kelurahan Tembalang, mempunyai tingkat ekonomi dan status sosial yang
beragam. Beberapa warga di kelurahan ini menggunakan air yang berasal dari sumur dan
PDAM. Menurut Responden 1, mayoritas warga yang menggunakan PDAM adalah dari

5
warga RW 5 dan rumah-rumah yang berada di pinggir jalan besar. Sedangkan sumur yang
digunakan berjenis sumur artetis, sumur dalam dan sumur gali. Beberapa sumur ada yang
dibuat oleh perorangan, pengusaha kos, dan ada yang dikelola oleh lingkungan seperti RT,
RW, dan sebagainya. Sebagian besar warga Kelurahan Tembalang menggunakan air dari
sumur artetis dan sumur gali. Namun sekarang banyak masing-masing RT maupun RW yang
berusaha beralih menggunakan sumur dalam yang dikelola secara bersama. Disamping itu,
ada dampak yang ditimbulkan dengan adanya sumur dalam yaitu turunnya permukaan tanah.
Dari adanya masalah tersebut sehingga pihak kelurahan mengantisipasinya dengan
mewajibkan pengajuan ijin pembangunan sumur dalam. Namun pada kenyataanya masih ada
juga beberapa warga yang masih membuat sumur tanpa ijin.

Gambar 4. Bangunan Rooftank di Kelurahan Tembalang


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

Sementara itu, air yang bercampur dengan satu atau berbagai campuran hasil buangan
disebut air tercemar/air kotor (Gabriel, 2001). Masalah air kotor yang ada di Kelurahan
Tembalang ini yaitu penduduk cenderung membuang air kotor tidak melalui resapan
melainkan ke saluran-saluran drainase, sehingga dapat menyumbat saluran. Menurut Suripin
(2004), drainase dapat diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas. Menurut Responden 2, pada saat musim hujan air tidak dapat
mengalir dengan baik yang menyebabkan beberapa daerah di Kelurahan Tembalang
mengalami banjir khususnya pada saat intensitas hujan cukup tinggi dan sering. Air hujan
yang tidak dapat mengalir dan diserap dengan baik oleh tanah mengakibatkan banjir pada

6
musim hujan, sedangkan pada musim kemarau, sumur-sumur banyak yang kering karena
tidak adanya pasokan air yang disimpan di dalam tanah akibat terganggunya penyerapan air
oleh tanah tersebut.

Gambar 5. Kondisi Drainase di Jalan Tembalang Selatan Kelurahan Tembalang


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

Untuk mengatur permasalahan tersebut, diperlukan sistem drainase yang berwawasan


lingkungan, dengan prinsip dasar mengendalikan kelebihan air permukaan sehingga dapat
dialirkan secara terkendali dan lebih banyak memiliki kesempatan untuk meresap ke dalam
tanah. Hal ini dimaksudkan agar konservasi air tanah dapat berlangsung dengan baik dan
dimensi struktur bangunan sarana drainase dapat lebih efisien. Untuk dapat memadukan
berbagai tingkat kepentingan, maka perlu diupayakan adanya koordinasi antara instansi atau
lembaga yang terkait dengan masyarakat.
Peran serta masyarakat dilakukan dengan pendekatan partisipasif dengan melibatkan
seluruh masyarakat yang ada dalam pembangunan sistem drainase. Di samping itu peraturan
yang menjangkau perilaku masyarakat harus berjalan dengan baik dan konsekuen, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memelihara sistem drainase, meningkatkan rasa
memiliki dan meningkatkan sifat peduli terhadap lingkungan. Untuk itu mulai sekarang
segala kebijakan publik harus melibatkan masyarakat baik itu yang berupa pembangunan
fisik maupun non fisik, sejak awal munculnya ide pembangunan infrastruktur sampai dengan
pengoperasiannya.

7
3.2.3 Persampahan
Berdasarkan pengamatan, sampah dikumpulkan tiap rumah, dan diambil oleh tukang
pengumpul sampah tiap harinya menggunakan gerobak atau motor roda tiga. Sampah di
kelurahan Tembalang sebagian besar bersumber dari sampah mahasiswa. Setiap pengambilan
sampah perlu membayar uang kebersihan sesuai banyaknya sampah yang dibuang.
Kegiatan pemilahan dan pengumpulan sampah melalui dasawisma ini sudah berjalan
sekitar 2 bulan. Selain itu, terdapat juga pengolahan sampah organik menjadi kompos/
composting, dimana tempat pengolahan terletak di dekat FPP atas inisiatif warga sendiri.
Permasalahan yang ada lainnya yaitu kurangnya jumlah tong sampah milik warga terutama
untuk kegiatan usaha, sehingga terkadang timbulan sampah tidak tertampung di tong sampah
dan dibiarkan tercecer seadanya.
Menurut Responden 1, dari sekian ribu penduduk terutama kalangan mahasiswa,
untuk konsumsi pangan rata-rata cenderung membeli di warung dan bungkusnya dibuang
sembarangan. Sehingga menimbulkan banyak timbunan. Kelurahan Tembalang sendiri
dulunya mempunyai TPS namun karena lahannya tidak memungkinkan dan lingkungan yang
menolak sehingga tidak terdapat TPS untuk sekarang ini. Tapi petugas-petugas pemungut
sampah di Tembalang ada banyak. Pembuangan sampah yang ada di Kelurahan Tembalang
dibuang ke TPS yang berada di Kecamatan Tembalang kemudian diangkut ke TPA
Jatibarang. Sebagian sampah tersebut dipilah-pilah untuk ketrampilan, pupuk, dan
sebagainya. Harga tanah di Tembalang cukup tinggi, 1m2 dapat mencapai 10 juta rupiah.
Harga tersebut cukup mahal untuk membangun sebuah TPS sehingga timbulan sampah
diefektifkan ke pengolahan. Selain TPS Kecamatan, terdapat usulan supaya warga Tembalang
membuang sampah ke TPST Undip selama kapasitas TPST bisa menampung timbulan dari
Kelurahan Tembalang.

8
Gambar 6. TPS Kecamatan Tembalang
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

Solusi yang dapat ditawarkan yaitu berdasarkan SNI 03-3243-2008 tentang Tata Cara
Pengelolaan Sampah Permukiman, teknis operasional penanganan sampah di sumber meliputi
menerapkan pemilihan sampah organik dan non-organik dan menerapkan teknik 3R (reduce,
reuse, recycle) di sumber dan TPS. Adapun usaha pengelolaan sampah menurut Slamet
(1994) baik skala besar maupun skala kecil, apabila sudah tercapai tujuannya, yakni
lingkungan dan masyarakat yang sehat, maka faktor yang paling utama, yang harus
diperhatikan dalam hal ini adalah peran serta masyarakat. Masyarakat harus mengerti dan mau
berpartisipasi, bila perlu mengubah sikap sehingga bersedia membantu mulai dari
pengurangan volume sampai perbaikan kualitas sampah, membuang sampah pada tempatnya,
membersihkan tempat sampah, sampai kepada penyediaan lahan dan pemusnahan sampah.
Oleh karena itu, dalam menanggulangi sampah sudah merupakan tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat dengan melakukan pengelolaan sebaik mungkin agar tercipta
lingkungan yang sehat dan bersih. Partisipasi yang dapat dilakukan masyarakat pemerintah
dalam menanggulangi masalah sampah yaitu dapat berupa memperbanyak tempat-tempat
sampah yang besar dan dikelola dengan baik, sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan
tidak sampai terjadi.

3.2.4 Kelistrikan
Semakin berkembangnya jaman, listrik menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari. Manusia membutuhkan listrik untuk segala kegiatan. Berdasarkan

9
pengamatan, situasi dan kondisi Tembalang sendiri terdapat begitu banyak bangunan-
bangunan kos. Rata-rata kos di Tembalang yang paling laku adalah kos dengan harga mahal
yang dilengkapi fasilitas AC, mesin cuci, dan alat-alat elektronik lainnya. Hal tersebut
mengakibatkan konsumsi listrik semakin hari semakin meningkat dan dapat mengakibatkan
overload dari kapasitas yang ada. Sehingga wajar jika Tembalang sering terjadi mati listrik
karena terjadi kebakaran pada trafo.

Gambar 7. Tiang Listrik di Graha Sapta Kelurahan Tembalang


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

Menurut Responden 1, pendapat mengenai solusi yang seharusnya dapat dijalankan


dari overload kapasitas listrik yaitu berasal dari manajemen PLN nya sendiri. Jika sudah
mengetahui akan terjadinya overload, PLN seharusnya tidak boleh membiarkan pemasangan
listrik yang baru. Karena di Tembalang masih ada industri dengan pemasangan lebih dari
10.000 watt diijinkan namun rumah tangga dengan pemasangan 400-900 watt dipersulit
ijinnya 3-4 bulan.

3.2.5 Bangunan
Berdasar hasil pengamatan, di wilayah Kelurahan Tembalang memiliki beberapa jenis
bangunan, antara lain sarana kesehatan dan kecantikan, sarana pendidikan, pemukiman, ruko,

10
warung makan, toko/kios, dan tempat ibadah. Berikut merupakan beberapa data pengamatan
yang kami dapatkan.

Gambar 8. Bangunan-bangunan di Kelurahan Tembalang


Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

Dari gambar-gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa kepadatan bangunan di


wilayah Kelurahan Tembalang cukup tinggi, sedangkan wilayah Kelurahan Tembalang
sendiri tidak cukup luas untuk menampung bangunan-bangunan sedemikian banyak.
Solusi untuk permasalahan kepadatan bangunan seperti ini adalah alangkah baiknya
apabila Kelurahan Tembalang didesain sedemikian rupa dengan konsep blok per blok.
Artinya, dipisahkan antara wilayah perumahan, pertokoan, dan sebagainya. Selain itu,
perizinan mendirikan bangunan juga harus dipertegas. Jika lahan yang tersedia emakin
sempit, maka tidak diperkenankan memaksa untuk mendirikan bangunan di lahan tersebut.
Hal tersebut merupakan salah satu penyebab padatnya bangunan di suatu wilayah.

3.2.6 Komunikasi
Menurut Responden 1, alat komunikasi yang digunakan hampir semua masih
memakai telepon rumah dan handphone dari yang lama hingga yang baru. Namun masalah
yang sering dialami adalah internet. Karena banyaknya pemakai internet, terkadang koneksi
internet sering mengalami trouble karena overload.

11
Gambar 9. Tower BTS (Base Transceiver Station) di Jl. Prof. Soedharto Tembalang
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

Permasalahan utama untuk fasilitas komunikasi sebenarnya bukan mengapa jaringan


komunikasi termasuk internet masih cukup susah, namun masalah utama dari fasiltas
komunikasi ini adalah tertinggalnya pembangunan fasilitas komunikasi yang ada di Indonesia
jika dibandingkan dengan negara-negara asia bahkan dengan Asean pun penetrasi Indonesia
dalam pembangunan fasilitas komunikasi ini masih sangat jauh tertinggal (Rasyid, n.d.).
Saat ini di Indonesia terdapat 4 operator satealit diantaranya PT. Pasifik Satelit
Nusantara, PT. Telkom, PT. Indosat dan PT. Mediacitra Indostar. Untuk memecahkan
permasalahan terbatasnya prasarana komunikasi yang berdampak pada minimnya jaringan
komunikasi untuk dapat berhubungan dengan baik.
Solusi yang diajukan adalah dengan mengganti jaringan penghubung komunikasi yang
saat ini masih menggunakan kabel-kabel yang membutuhkan biaya investasi yang sangat
mahal karena membutuhkan banyak sambungan kabel-kabel jaringan komunikasi, diganti
dengan menggunakan jaringan komunikasi dengan menggunakan satelit. Jaringan satelit ini
bisa dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan penyedia jasa telekomunkasi yang ada di
indonesia, sehingga seluruh masyarakat indonesia dapat malakukan kebutuhan akan
komunikasi jaringan jarak jauh dengan baik, meskipun mereka berada di pelosok-pelosok
desa, tanpa khawatir kehilangan sinyal untuk dapat berkomunikasi.

12
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
1. Kondisi sarana dan prasarana yang ada di Kelurahan Tembalang cukup memadai dan
lengkap dengan didukung lokasi yang strategis membuat banyak prasarana yang
dibangun di daerah kelurahan Tembalang
2. Permasalahan yang timbul di Kelurahan Tembalang cukup banyak sejak adanya
pemusatan Kampus Undip di Tembalang. Permasalahan yang terjadi yaitu:
a. Tranportasi :menimbulkan kemacetan
b. Air bersih dan air kotor :menyebabkan genangan banjir
c. Persampahan :adanya timbulan sampah
d. Kelistrikan :listrik sering mati
e. Bangunan :kepadatan tinggi dan banyak bangunan yang tidak
memperhatikan aspek lingkungan
f. Komunikasi :koneksi internet sering mengalami trouble
3. Solusi ideal yang dari permasalahan tersebut adalah:
a. Tranportasi :alternatif membuka jalan baru
b. Air bersih dan air kotor :pengajuan ijin pembangunan sumur dalam,
pembangunan drainase berwawasan lingkungan dan
peran aktif masyarakat
c. Persampahan :memperbanyak tempat-tempat sampah yang besar dan
dikelola dengan baik agar tercipta lingkungan yang
sehat dan bersih
d. Kelistrikan :manajemen dari PLN sendiri
e. Bangunan :kepadatan cukup tinggi dan banyak bangunan yang
tidak memperhatikan aspek lingkungan
f. Komunikasi :mengganti jaringan penghubung komunikasi dengan
menggunakan satelit

2. Saran
1. Pembenahan dari pihak pengelola untuk melayani masyarakat.
2. Meningkatkan regulasi dari pihak pemerintah untuk menertibkan warga Kelurahan
Tembalang.
3. Peran aktif dari masyarakat setempat untuk ikut menjaga sarana dan prasarana yang
ada.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gabriel, J.F. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta : Hipokrates


http://www.kampusundip.com/ diakses pada 19 April 2016
https://fadlyfauzie.wordpress.com/tag/solusi-drainase/ diakses 20 April 2016
https://id.wikipedia.org/wiki/Air_bersih diakses 20 April 2016
Nasution, A.H dan Prasetyawan, Y. 2008. Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Edisi
Pertama,. Yogyakarta : Graha Ilmu
Rasyid, C. A. and H. A. (n.d.). Jurnal Komunikasi Bagaimana Membuat Indonesia
Terhubung: Melayani Yang Belum Terlayani
Septiana, Arum. 2012. Analisis Usulan Kebijakan Solusi Kemacetan Lalu-Lintas di Kawasan
Tembalang Semarang. Semarang: Jurusan IESP Fakultas Ekonomika dan Bisnis
SK Mendagri No. 65 tahun 1995
Slamet, J.S. 1994. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
SNI 03-3243-2008 tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah Permukiman
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta : ANDI Offset

14
LAMPIRAN

Foto Wawancara dengan Kepala Kelurahan Tembalang, diambil pada Senin 17 April 2016
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

Foto Bersama dengan Kepala Kelurahan Tembalang, diambil pada Senin 17 April 2016
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

15
Foto Wawancara dengan Warga, diambil pada Selasa 18 April 2016
Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016

16
Data Responden
1. Responden Pertama
Nama : Margono, S.Sos
NIP : 19610715 198503 1 012
Alamat : Jl. Tusam Timur No. 39 RT 06 RW 01
Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik Semarang
No. Hp : 081 22552576
Riwayat :
2009 - Sekarang : Lurah Tembalang
2003 - 2009 : Lurah Kramas
2000 - 2003 : Lurah Sendangngguwo

2. Responden Kedua
Nama : Sendy Aditya Johan Pradana
Pekerjaan : Tukang bengkel motor

17

Anda mungkin juga menyukai