Anda di halaman 1dari 24

ANALISIS FAKTOR KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN TRANS

SULAWESI KOMPLEKS PASAR RABU DESA MOTILANGO

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian

Oleh

SATRIO FITRAWAN MAKU


NIM : 511418061

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL

2021

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................1
B. Identifikasi Masalah...........................................................1
C. Rumusan Masalah..............................................................2
D. Batasan Masalah ...............................................................2
E. Tujuan Penelitian ..............................................................3
F. Manfaat Penelitian ............................................................3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Geometrik Jalan Antar Kota................................................
B. Perilaku Lalu Lintas.............................................................
C. Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan...............................
D. Unsur – Unsur Lalu Lintas...................................................
E. Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas.....................................
F. Jenis dan Bentuk Kecelakaan..............................................
G. Faktor Penyebab Kecelakaan...............................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Wilayah Studi......................................................................
B. Metode Pengumpulan Data..................................................
C. Pelaksanaan Penelitian.........................................................
D. Alat Penelitian......................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya
kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas proposal dengan
judul “Analisis Faktor Kecelakaan Lalu Lintas Di Jalan Trans Sulawesi
Kompleks Pasar Rabu Desa Motilango”. Tugas proposal ini disusun sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Metodologi Penelitian di Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo.
Penulis menyadari dalam penyusunan tugas proposal ini tidak akan selesai
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan ini Penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Marike Mahmud,S.T.,M.Si. selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah
Metodologi Penelitian Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo.
2. Orang tua, saudara - saudara, atas doa, bimbingan, serta kasih sayang yang
selalu tercurah selama ini. Terutama kepada Alm. Bapak yang telah
memberikan motivasi dan semangat kepada penulis agar tetap
melanjutkan perkuliahan.
3. Kekasih penulis atas nama Sri Yolanda Mohamad yang tak henti –
hentinya memberikan dukungan dan semangat belajar kepada penulis
terutama pada saat penyusunan tugas proposal ini.
4. Teman – teman Teknik Sipil Angkatan 2018 Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Gorontalo yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari tugas proposal ini tidak luput dari berbagai kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Penulis mengharapkan saran
dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikannya sehingga akhirnya tugas
proposal ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan
dilapangan serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut. Amiin.

Gorontalo, April
2021

Penulis

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini peningkatan kebutuhan akan sarana angkutan cukup tinggi hal ini
sebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan perekonomian
nasional, serta aktivitas masyarakat yang semakin beragam. Sarana angkut
tersebut berfungsi membawa atau mengangkut barang/jasa dari suatu tempat ke
tempat lainnya atau disebut juga moda transportasi. Untuk mengatasi
permasalahan yang akan datang, pada aspek lalu lintas dan lingkungan dengan
bertambahnya sarana transportasi maka diperlukan pembangunan atau
peningkatan prasarana transportasi secara baik. Di Kabupaten Gorontalo,
khususnya di Kecamatan Tibawa, pembangunan atau peningkatan jalan perlu
terus ditambah kembangkan dan diselaraskan dengan perkembangan sarana
transportasi jalan raya terutama untuk mengatasi masalah kecelakaan dijalan raya.
Kecelakaan lalu lintas Menurut Pasal 1 angka 24 Undang Undang Nomor
22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ), yaitu suatu 
peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan
dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah yang
hampir terjadi di seluruh negara di dunia ini, yang memerlukan penanganan serius
mengingat besarnya kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas
terutama kerugian jiwa.
B. Indentifikasi Masalah
Pola - pola pergerakan dari lalu lintas yang ada saat ini sering kali
mengalami gangguan atau permasalahan. Hal ini dapat terjadi di antaranya timbul
akibat aktivitas pasar dan juga sering terjadi kecelakaan yang terjadi akibat arus
lalu lintas yang padat. Dengan adanya kepadatan dan konflik-konflik tersebut
maka akan mengurangi tingkat kenyamanan penggunaan jalan dan tingkat

1
pelayanan jalan terhadap pengguna jalan.
Berdasarkan data Unit Laka Lantas Sektor Kepolisian Wilayah Tibawa
(Polsek Tibawa), angka kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Kecamatan Tibawa
pada tahun 2020 ialah sebesar 23 kejadian kecelakaan dengan korban meninggal
mencapai 9 jiwa, luka baerat 16 jiwa, luka ringan 21 jiwa. Hampir setengah dari
total kejadian kecelakaan terjadi di Jalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar Rabu
Desa Motilango. Menurut masyarakat sekitar sering terjadi kecelakaan lalu lintas
tersebut biasanya di timbulkan akibat kegiatan pasar desa seperti penyeberang
jalan, kendaraan yang ingin parkir di pasar, bahkan kendaraan lambat seperti
becak bermotor (bentor).

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
dapat diidentifikasi beberapa permasalahan :
1. Tingginya jumlah kecelakaan lalu lintas di Jalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar
Rabu Desa Motilango Kecamatan Tibawa.
2. Akibat adanya kegiatan pasar desa dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan lalu
lintas. Diantaranya penyeberang jalan, yang berpengaruh besar terhadap
terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar Rabu
Desa Motilango.

D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak meluas pembahasannya maka perlu dilakukan
pembatasan masalah, yaitu :
1. Lokasi studi di jalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar Rabu, Desa Motilango.
Kecamatan Tibawa.
2. Aktivitas kegiatan pasar (penyeberang jalan) diambil di depan Pasar Desa
Motilango yang paling besar pengaruhnya terhadap kecelakaan lalu lintas.
3. Studi meliputi kecepatan penyeberang jalan dan kecepatan kendaraan sesuai
dengan metode MKJI 1997.
4. Kondisi inventarisasi jalan berdasarkan kenyataan di lapangan.

2
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk :
1. Mengetahui jenis kecelakaan lalu lintas di jalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar
Rabu Desa Motilango.
2. Mengetahui pengaruh penyeberang jalan terhadap penyebab kecelakaan lalu
lintas di jalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar Rabu Desa Motilango.
3. Mengetahui kecepatan kendaraan dan kecepatan penyeberang jalan terhadap
pengaruh kecelakaan lalu lintas.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai masukan kepada instansi terkait dalam upaya penyusunan strategi
pengelolaannya untuk kelancaran arus lalu lintas di masa yang akan datang.
2. Diharapkan dapat memberikan manfaat dalam upaya menekan terjadinya
kecelakaan lalu lintas terutama di Jln. Trans Sulawesi Kompleks Pasar Rabu Desa
Motilango.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Geometrik Jalan Antar Kota


Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.
038/TBM/1997 salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga bersama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan. Konsep
dasar perencanaan geometrik jalan meliputi :
1. Klasifikasi jalan
a. Klasifikasi menurut fungsi jalan
b. Klasifikasi menurut kelas jalan
c. Klasifikasi menurut medan jalan
d. Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan
2. Kriteria perencanaan
a. Kendaraan Rencana
b. Satuan Mobil Penumpang
c. Volume Lalu Lintas Rencana
d. Kecepatan Rencana
3. Bagian – bagian jalan
a. Daerah Manfaat Jalan
b. Daerah Milik Jalan
c. Daerah Pengawasan Jalan
4. Penampang melintang
a. Komposisi Penampang Melintang
b. Jalur Lalu Lintas
c. Lajur
d. Bahu jalan
e. Median
f. Fasilitas Pejalan Kaki

4
5. Jarak pandang
a. Jarak Pandang Henti
b. Jarak Pandang Mendahului
c. Daerah Bebas Samping Di Tikungan
6. Alinemen horizontal
7. Alinemen vertikal

B. Perilaku Lalu Lintas


Ukuran kuantitas yang menerangkan kondisi yang dinilai oleh pembina
jalan disebut Perilaku Lalu Lintas. Perilaku lalu lintas pada ruas jalan, yaitu
kapasitas, derajat kejenuhan, waktu tempuh, dan kecepatan tempuh rata-rata serta
kerapatan (MKJI, 1997).

1. Kapasitas jalan

Kapasitas merupakan salah satu ukuran kinerja lalu lintas pada saat arus lalu
lintas maksimum dapat dipertahankan (tetap) pada suatu bagian jalan pada
kondisi tertentu (MKJI, 1997).

2. Derajat kejenuhan

Menurut MKJI 1997, derajat kejenuhan adalah rasio arus lalu lintas terhadap
kapasitas pada bagian jalan tertentu, digunakan sebagai faktor utama dalam
penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan.
3. Kecepatan dan waktu tempuh
Menurut Hobbs (1995) Kecepatan dinyatakan sebagai laju dari suatu
pergerakan kendaraan yang dihitung dalam jarak persatuan waktu(km/jam)
MKJI menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen
jalan. Kecepatan tempuh merupakan kecepatan rata-rata (km/jam) arus lalu
lintas yang diperoleh dari panjang ruas jalan dibagi waktu tempuh rata - rata
kendaraan yang melalui segmen jalan tersebut (MKJI 1997). Waktu tempuh
(TT) adalah waktu rata-rata yang dipergunakan kendaraan untuk menempuh
segmen jalan dengan panjang tertentu, termasuk tundaan, dan waktu henti
(MKJI 1997).

5
4. Kerapatan

Menurut MKJI (1997), kerapatan adalah rasio perbandingan arus terhadap


kecepatan rata-rata, dinyatakan dalam kendaraan (smp) per kilometer (km).
Arus, kecepatan, dan kerapatan merupakan unsur dasar pembentuk aliran lalu
lintas. Pola hubungan yang diperoleh dari ketiga unsur tersebut adalah:
a. Arus dengan kerapatan.
b. Kecepatan dengan kerapatan.
c. Arus dengan kecepatan.

C. Sistem Jaringan Jalan dan Fungsi Jalan


Sistem jaringan jalan di Indonesia dapat dibedakan atas sistem jaringan
jalan primer dan jaringan jalan sekunder (UU Jalan No 38/2004 dan Peraturan
Menteri Perhubungan No.14/2006)
1. Sistem jaringan jalan primer
Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua
wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa
distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan primer terdiri atas :
a. Jalan Arteri Primer yaitu jalan nasional yang menghubungkan antar
ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Tingkat
pelayanan sekurang-kurangnya B.
b. Jalan kolektor primer, yaitu jalan Nasional dan jalan Provinsi
menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau
antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan strategis provinsi. Tingkat
pelayanan sekurang-kurangnya B.
c. Jalan lokal primer, yaitu jalan Kabupaten termasuk jalan lokal primer yang
menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar
ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar
pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Tingkat

6
pelayanan sekurang-kurangnya C.
d. Jalan tol (Tingkat pelayanan sekurang-kurangnya B).
2. Sistem jaringan jalan sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan
peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam
kawasan perkotaan.
Sistem jaringan jalan sekunder terdiri atas :
a. Jalan arteri sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya C.
b. Jalan kolektor sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya C.
c. Jalan lokal sekunder, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya D.
d. Jalan lingkungan, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya D.

D. Unsur-Unsur Lalu Lintas


Lalu lintas didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang lalu
lintas jalan, sedangkan ruang lalu lintas jalan adalah prasarana yang di peruntukan
bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan barang yang berupa jalan dan fasilitas
pendukung. Unsur-unsur lalu lintas adalah semua elemen yang dapat
berpengarauh terhadap lalu lintas dimana elemen-elemen tersebut saling terkait
satu sama lain (UU No. 22/2009).
Elemen-elemen tersebut meliputi :
1. Pemakai jalan (Road Users)
Pemakai jalan ialah semua orang yang menggunakan fasilitas jalan secara
langsung,pemakai jalan ini meliputi :
a. Pengemudi kendaraan.
b. Pejalan kaki

2. Kondisi jalan
Meliputi desian geometrik dari jalan (road geometric design) dan kondisi
perkerasan jalan tersebut, serta semua kondisi lain yang dapat mencegah
ataupun menyebabkan kecelakaan (penerangan, rambu lalu lintas, dll)
3. Kondisi dan perencanaan rambu-rambu dan tanda pengatur lalu lintas.
a. Marka Jalan

7
b. Rambu-Rambu Jalan
c. Lampu Pengatur Lalu Lintas
4. Kendaraan
Kendaraan merupakan elemen lalu lintas yang berperan penting dalam
menentukan keamanan jalan raya.
5. Hukum-hukum dan peraturan lalu lintas
Hukum-hukum dan peraturan lalu lintas yang cukup berperan dalam
mendukung keamanan lalu lintas jalan raya meliputi :
a. Keadaan dari hukum dan peraturan itu sendiri
b. Mekanisme kontrol untuk menegakkan hukum tersebut di jalan raya.
6. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan sekitar jalan akan memberikan andil kepada pengemudi
dalam memberikan suasana nyaman dalam mengemudi atau bahkan
sebaliknya.
7. Pengelolaan sistem lalu lintas
Traffic management ini diperlakukan untuk menyelaraskan dan
mengkordinasikan elemen-elemen yang lainnya, agar tercipta sistem lalu
lintas yang aman dan lancar.

E. Pengertian Kecelakaan lalu lintas


Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian yang tidak diharapkan yang
melibatkan paling sedikit atau kendaraan bermotor pada suatu ruas jalan dan
mengakibatkan kerugian material bahkan sampai menelan korban jiwa. (Kodiyali,
1983).
Sedangkan Menurut PP No. 43 Tahun 1993 tentang prasarana dan lalu
lintas jalan menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di
jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak di sengaja melibatkan kendaraan
dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya, mengakibatkan korban manusia atau
kerugian harta benda. Korban kecelakaan dapat berupa :
1. Korban meninggal
2. Korban luka berat

8
3. Korban luka ringan

F. Jenis dan Bentuk Kecelakaan


Jenis-jenis kecelakaan dapat digolongkan berdasarkan hal – hal sebagai berikut :
(Sukirman dan Pramanditia,1999)
1. Berdasarkan korban kecelakaan
a. Kecelakaan fatal (Fatality), yaitu kecelakaan yang menimbulkan
kematian, disamping juga luka berat, luka ringan dan kerugian material.
b. Kecelakaan berat (Serious Injury), yaitu kecelakaan yang menimbulkan
luka berat, disamping juga luka ringan dan kerugian material.
c. Kecelakaan ringan (Light Injury), yaitu kecelakaan yang menimbulkan
luka ringan dan kerugian material.
d. Kecelakaan yang hanya menimbulkan kerugian material.
2. Berdasarkan lokasi kecelakaan
a. Pada jalan lurus
b. Pada jalan tikungan
c. Pada simpangan jalan
d. Pada tanjakan, turunan, di dataran atau di pegunungan, di dalam kota
maupun di luar kota.
3. Berdasarkan waktu terjadinya kecelakaan
a. Jenis hari
1. Hari kerja : senin, selasa, rabu, kamis, jumat
2. Hari libur : minggu dan hari libur nasional
3. Akhir minggu : sabtu
b. Waktu kejadian kecelakaan
1. Dini hari : 00.00-06.00
2. Pagi hari : 06.00-12.00
3. Siang hari :12.00-18.00
4. Malam hari : 18.00-24.00
4. Berdasarkan posisi kecelakaan
a. Tabrak depan – depan

9
b. Tabrak belakang – depan
c. Tabrak samping – samping
d. Tabrak samping – depan
e. Lepas kendali

G. Faktor Penyebab Kecelakaan


Menurut Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas dan Angkutan Kota
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat faktor penyebab kecelakaan biasanya
didefinisikan dengan unsur - unsur sistem transportasi, yaitu pemakai jalan
(pengemudi dan pejalan kaki), kendaraan, jalan dan lingkungan, atau kombinasi
dari dua unsur atau lebih. (Oder dan Spice, 1976).
Berdasarkan pengertian diatas faktor penyebab kecelakaan, antara lain :
1. Manusia (pengemudi dan pejalan kaki)
Kriteria pengemudi penyebab kecelakaan karena kelelahan, kejenuhan,
kecepatan tinggi, usia, kesehatan fisik, pengaruh alkohol, narkoba dan
tidak terampil dalam mengemudi. Kriteria pejalan kaki lebih dikarenakan
menyeberang tidak pada tempat dan waktu yang tepat, berjalan terlalu
ketengah, dan tidak berhati – hati.

2. Kendaraan
Penyebab kecelakaan karena kondisi teknis tidak layak jalan atau
penggunaannya tidak sesuai dengan ketentuan seperti rem blong, ban
pecah, mesin tiba – tiba mati, lampu kendaraan tidak berfungsi, bahkan
kelengkapan kendaraan yang kurang memadai.
3. Jalan
Faktor penyebab kecelakaan apabila terjadi kerusakan permukaan jalan,
seperti berlubang, atau geometrik yang kurang sempurna seperti derajat
kemiringan terlalu kecil atau besar pada suatu belokan, pandangan
pengemudi tidak bebas dan tidak adanya rambu lalu lintas.
4. Lingkungan
Faktor penyebab kecelakaan yang di timbulkan oleh lingkungan di
antaranya :

10
a. Kabut
b. Asap tebal atau hujan
c. Pohon tumbang
d. Angin kencang
e. Banjir dan longsor

11
BAB II

METODE PENELITIAN

A. Wilayah Studi
Wilayah studi ini dilakukan di jalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar
Rabu Desa Motilango.

Gambar 1.1 Lokasi Penelitian (Sumber Goggle Maps)

12
B. Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2
macam yaitu data primer dan sekunder.
1. Data Primer
Data diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan, yaitu :
a. Data kecepatan kendaraan
b. Data fasilitas jalan.
1) Rambu jalan
2) Marka jalan
3) Lampu jalan
4) Data foto existing jalan.
c. Data penyeberang jalan.
2. Data Sekunder
Data yang tidak langsung diperoleh dari lapangan maupun laboratorium, tetapi
mengambil data yang sudah jadi.
a. Data Geometrik Jalan
b. Data kecelakaan lalu lintas.
Data geometrik jalan diperoleh Dinas PU Provinsi Gorontalo dan data
kecelakaan lalu lintas dari Polsek Tibawa. Metode penelitian faktor kecelakaan lalu
lintas dijalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar Desa Motilango dapat dijelaskan dengan
bagan alir yang ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini.

23
Mulai

Indentifikasi masalah

Study litelatur

Survey Pendahuluan

Pengambilan
data

Data sekunder : Data primer :


Kecepatan kendaraan
Data geometrik Jalan Fasilitas Jalan
Data inventarisasi jalan Rambu
Foto-foto existing jalan Marka Jalan
Data penyeberang jalan

Rekapitulasi
data

Pengolahan data

Analisis dan pembahasan

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 1.2. Skema Metode Penelitian

24
C. Pelaksanaan Penelitian
Untuk memperoleh data primer maka dilakukan penelitian sebagai berikut :
1. Survei kecepatan perjalanan dan waktu tempuh
2. Survei kecepatan penyeberang jalan
Tahapan-tahapan :
1. Survei pendahuluan
Bertujuan untuk mengetahui lokasi penelitian, gambaran data awal mengenai
karakteristik arus lalu lintas, jenis-jenis kegiatan di sisi jalan serta jam sibuk
pada ruas jalan yang di amati.
2. Kecepatan dan waktu tempuh Kendaraan
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode Moving Car Observer (MCO).
Metode ini dilaksanakan oleh pengamat dengan melakukan perjalanan pada
masing-masing arah lalu lintas yang sedang diamati. Persamaan yang digunakan
pada metode Moving Car Observer (MCO) untuk menghitung volume
kendaraan, waktu perjalanan, dan kecepatan perjalanan sebagai berikut :

a. Menghitung kecepatan perjalanan

Va-b [P a n j a n g L i n t a]s a n x 6 0
= a − b ....................................... (3.1)
T T

b. Menghitung volume kendaraan

Qa-b M D
=
+ (3.2)
T...................................................
dengan :
Q : Volume kendaraan dalam satu arah / sisi.
M : Jumlah kendaraan yang menyiap kendaraan survai.
D : Jumlah kendaraan yang disiap kendaraan survai.
T : Waktu tempuh 1 ruas.
3. Survei kecepatan penyeberang jalan
Bertujuan untuk mengetahui kecapatan waktu tempuh penyeberang. Persamaan
yang digunakan pada kecepatan penyeberang jalan sebagai berikut :
V = L/TT….............................(3.3)

dengan :
V : Kecepatan rata-rata (m/detik)
25
L : Panjang segmen (m)
TT : Waktu tempuh rata-rata (detik)
4. Analisis jarak pandang henti
Dalam menganalisis jarak pandang henti, persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Vr2

Jph = 0,278. Vr . T + (3.4)


254 (fp ± L)...................................
dimana :
Vr : Kecepatan rencana
T : Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
FP : Koefisien gesek memanjang, diambil fp : 0,33
L : Landai jalan dalam (%)

26
Skema proses pelaksanaan pengambilan data di lapangan dapat dilihat pada

Gambar di bawah ini.

Mulai

Penjelasan Umum

Pengambilan data

1. Kecepatan perjalanan dan waktu 2. Kecepatan Penyeberang


tempuh (Moving Car Observer) Jalan (Kecepatan tempuh)
Kendaraan ringan
Anak - anak
Kendaraan berat menengah
Remaja
Bus besar
Dewasa
Truk besar
Lansia
Sepeda motor
Kendaraan tak bermotor

Rekapitulasi data

Analisis

Kesimpulan

Selesai

Gambar 1.3 Skema Proses Pelaksanaan Pengambilan Data Primer di Lapangan.

27
1. Survei kecepatan kendaraan
Bertujuan untuk mengetahui waktu tempuh, kecepatan perjalanan yang
berhubungan dengan tingkat kinerja jalan. Survei ini dilakukan dengan
metode Moving Car Observer (MCO). Metode ini dilaksanakan oleh
pengamat dengan melakukan perjalanan berputar bolak- balik pada
seksi jalan yang sedang diamati.
Penelitian dimaksudkan untuk mengambil data kecepatan perjalanan,
Penelitian dilakukan pada pagi, siang dan sore hari, waktu pagi
dimulai jam 07.00 WIB, pada waktu siang hari dimulai jam 12.30 WIB
sedangkan waktu penelitian sorehari dimulai pada jam 16.00 WIB.
2. Survei kecepatan penyeberang jalan
Survei ini bertujuan untuk mengetahui waktu tempuh, kecepatan
penyeberang dan volume penyeberang jalan yang berhubungan dengan
faktor kecelakaan lalulintas di jalan Trans Sulawesi Kompleks Pasar
Rabu Desa Motilango.

D. Alat Penelitian
Alat-alat penelitian yang digunakan pada penelitian ini meliputi :
1. Untuk survey lalu lintas dan hambatan samping
a. Alat pencacah, yaitu alat yang digunakan untuk mencacah jumlah
kendaraan yang lewat, kendaraan parkir, maupun pejalan kaki.
b. Alat tulis survei digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan.
c. Formulir survei digunakan untuk merekam data hasil penelitian.
d. Pengatur Waktu digunakan untuk petunjuk waktu saat akan dimulai
dan akan berakhirnya penelitian.
e. Alat-alat bantu lain, misal alat hitung yang digunakan dalam analisis
hitungan.
2. Untuk survai Moving Car Observer (MCO)
a. Alat pencacah, yaitu alat yang digunakan untuk mencacah jumlah
kendaraan yang lewat, kendaraan parkir, maupun pejalan kaki.
b. Alat tulis survai digunakan untuk mencatat data hasil pengamatan.

28
c. Formulir survei digunakan untuk merekam data hasil penelitian.
d. Pengatur waktu digunakan untuk mengukur waktu tempuh kendaraan
pada saat akan dimulai dan akan berakhirnya perjalanan sepanjang
segmen yang di amati.
e. Kendaraan yang digunakan untuk survei perjalanan berputar bolak- balik
di segmen jalan yang di amati.

29
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Manual


Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga, Bandung.

Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Tata


Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No 038/TBM/1997, Dirjen
Bina Marga, Bandung.

Jumali, M., 2003, Analisis Tingkat Keparahan Kecelakaan Lalu


lintas Pada Ruas Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung, Skripsi, Jurusan
Teknik Sipil, Universitas Lampung, Lampung..

Paisah, N., 2008, Kajian Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas dan
Upaya Penanggulangannya di Kota Bandar Lampung, Skripsi, Jurusan Teknik
Sipil, Universitas Lampung, Lampung.

Pramadita, Sukirman, 1999, Jenis-jenis kecelakaan , Bandung.

Sukirman, Silvia, 1999, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

Undang-Undang RI No 38, 2004, Tentang Jalan. http: www.undang-undang


RI no 38 jalan tahun 2004.pdf, 10 April 2021.
.
munawar.staff.ugm.ac.id/wp-content/traffic-engineering.pdf, 10 April 2021

30
31

Anda mungkin juga menyukai