Anda di halaman 1dari 37

TUGAS INSTRUMEN TEORI

Dosen Pengampu :

Bernadus Irawan Sri Putranto, S.Pd.

Disusun Oleh :

Anton Susilo /1162040 / 1B1

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL

SURAKARTA

2016
DAFTAR ISI

Daftar Isi.................................................................................................................

A. Alat Gelas.......................................................................................................1
B. Mikroskop............................................................................................2
C. Spektrofotometer..................................................................................6
D. Hematology Analyzer............................................................................9
E. Fotometer..............................................................................................12
F. ELISA........................................................................................................13
G. Kromatografi ......................................................................................17
H. Mikropipet..........................................................................................18
I. Blood Gas Analyzer............................................................................20
J. POCT dan Electoforesis......................................................................22
K. Refraktometer....................................................................................24
L. PH meter..........................................................................................26
M. Oven..................................................................................................28
N. Inkubator..........................................................................................30
O. Waterbath.........................................................................................30
P. Autoklaf............................................................................................31
Q. K3 Laboratorium...............................................................................33

i
TUGAS INSTRUMEN

A. ALAT GELAS
Alat gelas adalah Zat Amorft yang diperolah dari :
-Campuran bahan-bahan organik
-Yang dilebur suhu tinggi, kemudian didinginkan menjadi BENDA
PADAT.
Jenis Gelas :
-Berdasarkan jenis dan komposisi bahan anorganik :
Gelas Biasa, Gelas Timbal,Gelas Borosilikat, Gelas Leburan Silika
-Jenis Gelas Borosilikat
Pyrex, Yena, Vycor,Duran, Schott, Assistant
Alat gelas yang sering digunakan di laboratorium
1. Beaker Glass : Tempat melarutkan zat dan tempat memanaskan dan
menguapkan larutan /air
2. Erlenmeyer : Digunakan untuk titrasi
3. Labu Iodine : Untuk menempatkan cairan/air mengikat uap iodine hasil
reaksi yang lolos melalui tutup asah
4. Tabung reaksi : Tempat mereaksikan suatu larutan
5. Labu Takar : Membuat larutan dengan volume tertentu dengan tepat/teliti
dan mengencerkan dan mengambil larutan dengan teliti
6. Botol Timbang : Menimbang sampel dan pengeringan sampel
7. Gelas Ukur : Mengukur volume secara kasar dan merendam pipet dalam
asam pencuci
8. Buret : Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan
dengan teliti pada proses titrasi
9. Corong : Menyaring larutan dan memindahkan zat cair/sampel padat
10. Pipet Volume : Mengambil cairan, memindahkan cairan,dan memipet
sejumlah volume cairan dengan teliti
11. Corong Pisah : Mengekstraksi zat cair dengan zat cair
12. Labu Kjeldahl : Untuk melakukan destruksi pada protein
13. Soxhlet : Mengekstraksi zat padat dengan zat cair secara terus menerus
B. MIKROSKOP
Mikroskop berasal dari 2 kata yaitu Mikros yang artinya kecil dan Scope
yang artinya melihat.
Mikroskop adalah alat bantu dalam melihat suatu benda dalam ukuran
Kecil.
Prinsip dasar mikroskop yaitu :
1. Perbesaran/Magnification
2. Resolusi/resolution

1
Resolusi merupakan kemampuan bagian optik dari sebuah
mikroskopuntuk membedakan 2 garis atau titik dari sebuah obyak yang
diamati.
3. Kontras/Contrast
Kontras merupakan kemampuan sebuah sistem optik dari mikroskop
dalam membedakan intensitas warna dari sebuah obyek atau lebih pada
sebuah bidang lapang pandang, sehingga obyek tersebut dapat dilihat
jelas.
Jenis Mikroskop dan Metode Observasi
Mikroskop Monokuler,Mikroskop Binokuler, Mikroskop Sederhana
,Mikroskop Elektron.
Jenis Mikroskop Berdasarkan Sistem Pencahayaan
1. SEM (Scaning Elektron Mikroskop) / Mikroskop Pindai Elektron
(MEP). Ciri-ciri mikroskop jenis ini adalah :
Resolusi tinggi (hingga 1 nm).
Menggunakan Elektrostatik dan elektromagnetik sebagai sumber
cahaya.
Pembesaran tinggi hingga 40.000 X
Memiliki kemampuan pengamatan 3D.
2. TEM (Transmition Elektron Mikroskop) / Mikroskop Transmisi
Elektron (MTE). Ciri khas mikroskop jenis ini adalah :
Memiliki cara kerja mirip proyektor slide, dimana elektron
ditambahkan / ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan
pengamat hasil proyeksinya melalui layar.
Menggunakan elektro statik dan elektro magnetik sebagai sumber
sistem cahaya.
Memiliki resolusi tinggi hingga 0.5 nm.
Memiliki perbesaran hingga 500.000 X.
Kemampuan pengamatan 3D.
3. Compound Light Microscope (Mikroskop Cahaya ). Ciri khas
mikroskop jenis ini adalah :
o N 3Perbesaran rendah (kurang dari 2000 X).
o Resolusi rendah.
o Kemampuan pengamatan 2D dan 3D.
Jenis- jenis Lensa Objektif
1. Achromatic
Mampu mengkoreksi axial chromatic untuk panjang gelombang
warna merah dan biru.

2
Mampu mengkoreksi apherical aberration.
2. Semi-Apochromatic (Fluorite).
Memiliki semua kemampuan yang dimiliki achromatic objective.
Memiliki numerical aperture (image lebih terang) dan resolving
power yang lebih tinggi daripada lensa objektif Achromatic.
3. Apochomatic
Memiliki semua kemampuan yang dimiliki achromatic objective,
dengan penambahan koreksi axial chromatic untuk panjang
gelombang warna hijau.
Memiliki Numerical Apaerture (N.A: image lebih terang) dan
resolving power yang lebih tinggi daripada lensa objective Fluorite.
Komponen Pendukung
1. Rangka / Frame
2. Meja Preparat / Stage
3. Tombol Fokus / Focusing System
4. Dudukan Lensa Obyektif / Revolving Nosepiece
5. Dudukan Kondensor / Condensor Holder
6. Kolom Pengamatan / Observation Tube
7. Sumber Cahaya / Light Source
Struktur Dasar Mikroskop
1. Eyepiece / Ocular : untuk memperbesar bayangan yang dibentuk oleh
lensa obyektif.
2. Observation Tube (tabung pengamatan / tabung okuler) : tabung
penghubung antara lensa okuler dan obyektif.
3. Revolving Nosepiece (pemutar lensa obyektif) : untuk memutar lensa
obyektif sehingga mengubah perbesaran.
4. Objective Lens (lensa obyektif) : memperbesar spesimen.
5. Mechanical Stage (meja benda) : tempat untuk meletakkan spesimen
atau preparat.
6. Condensor (kondensor) : untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju
ke lensa obyektif.
7. Coarse Focusing Knob (sekrup fokus kasar) : untuk menaik turunkan
meja benda (untuk mencari fokus) secara kasar dan cepat.
8. Fine Focusing Knob (sekrup fokus halus) : untuk menaik turunkan
meja benda secara lambat dan halus.
9. Mirror / Illuminator : sumber cahaya.
Pemiliha Mikroskop
Dalam memilih jenis mikroskop, harus memperhatikan hal-hal berikut:

3
Jenis spesimen yang akan diamati, metode observasi, perbesaran yang
dibutuhkan, budget yang tersedia
Pengertian Imersi
Imersi adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan resolusi dan
kecerahan dari bayangan yang dibentuk oleh mikroskop.
Jenis Media Imersi

Media Indeks Bias


Udara 1.003
Air 1.333
Minyak Silikon 1.404
Gliserin 1.4695
Minyak Parafin 1.480
Minyak Kayu Cedar 1.515
Minyak Kayu Sintetis 1.515
Anisol 1.5178
Bromonapthalen 1.6585
Methylene Iodide 1.740

Minyak Imersi adalah cairan minyak yang transparan dan memiliki


karakteristik dan viskositas khusus yang diperlukan dalam pengamatan
mikroskopis.
Jenis Minyak Imersi
1. Type A : Digunakan untuk pemakaian normal, viscositas rendah (150
cSt).
2. Type B : Digunakan untuk pemakaian normal, viscositas tinggi (1.250
cSt).
3. Type 300 : Digunakan dalam proses hematologi otomatis yang
mensyaratkan ada sifat fisik dan sifat optik yang akurat, viscositas
medium (300 cSt)
Mikrometer Mikroskop Cahaya
1. Mikrometer Obyektif / Stage Micrometer
Adalah Mikrometer yang dipasang di meja preparat, dan digunakan
sebagai alat ukur pembanding atau eferensi terhadap mikrometer
okuler.
2. Mikrometer Okuler / Eyepiece Micrometer
Adalah Mikrometer yang dipasang di lensa okuler, dan digunakan
sebagai alat ukur obyek yang diamati.

4
Kalibrasi
Menurut ISO 17025 : 2005 kalibrasi merupakan kegiatan untuk menetukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat ukur dan bahan ukur
dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur
ke standar nasional dan atau standar internasional untuk satuan ukuran
atau bahan acuan tersertifikasi.
Masalah utama pada Mikroskop :
Jamur,Cairan Imersi,Debu
C. SPEKTROSKOPI
.Peralatan spektroskopi merupakan peralatan analisa deteksi atau
pengenalan bahan.
Spektroskopi digunakan untuk menetukan struktur dan reaksi kimia
senyawa-senyawa.
Keunggulan spektroskopi :
1. Tidak memerlukan perusakan bahan.
2. Berpotensi untuk dikembangkan dan dijalankan secara otomatis.
3. Bahan analisa yang dibutuhkan hanya sedikit dan bahan dalam
keadaan tercampur.
Spektrofotometer merupakan instrumen yang digunakan untuk pengukuran
yang didasarkan pada interaksi cahaya / sinar monokromatis dengan materi
yaitu pada saat sejumlah cahaya / sinar monokromatis dilewatkan pada
sebuah larutan, ada sebagian sinar yang diserap, dihamburkan,
dipantuilkan dan sebagian lagi diteruskan.
Prinsip kerja spektrofotometer
o Sumber sinar : sebagai penyedia radiasi sinar (polikromatis) (biasanya
lampu wolfram) .
o Sistem monokromator : mengubah gelombang cahaya polikromatik
menjadi monokromatik.
o Kuvet : sebagai tempat menaruh larutan sampel dan blanko kedalam
berkas cahaya spektrometer.
o Detektor : mengubah isyarat radiasi menjadi isyarat listrik.
o Read out : mengubah sinyal-sinyal listrik dari detektor menjadi numerik
yang dapat dibaca dalam bentuk A (Absorbansi) dan T (Transmiten) A =
- log T
o Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, bila
cahaya monokromatik (lo) melalui suatu media (larutan), maka

5
sebagian cahaya tersebut diserap (la), sebagian dipantulkan (lr), dan
sebagian lagi dipancarkan (lt).
Dari monokromator tadi cahaya / energi radiasi diteruskan dan diserap
oleh suatu larutan yang akan diperiksa didalam kuvet. Kemudian
jumlah cahaya yang diserap oleh larutan akan menghasilkan signal
elektrik pada detektor, yang mana signal elektrik ini sebanding dengan
cahaya yang diserap oleh larutan tersebut. Besarnya signal elektrik yang
dialirkan ke pencatat dapat dilihat sebagai angka.
Fungsi bagian-bagian spektrofotometer:
1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis
dengan berbagai macam rentang panjang gelombang
- Untuk spektrofotometer UV menggunakan lampu deutrium atau
disebut juga heavi hidrogen.
- Spektrofotometer UV VIS menggunakan lampu tungsten yang
sering disebut lampu wolfram UV-VIS menggunakan photodiode
yang telah dilengkapi monokromator.
- Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.
2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu
mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi
cahaya monaokromatis.
- Jenis monokromator yang saat ini banyak digunakan adalah
gratting atau lensa prisma dan filter optik.
3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakkan sampel
- Pada spektrofotometer UV, VIS, dan UV-VIS menggunakan kuvet
sebagai tempat sampel.
- Kuvet biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas
- Kuvet biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik.
- Syarat-syarat sebuah detektor :
Kepekaan yang tinggi
Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi
Respon konstan pada berbagai panjang gelombang
Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi
Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga
radiasi
- Macam-macam detektor

6
Detektor foto (Photo detector), Photocell, ,Phototube, Hantaran
foto, Dioda foto, Detektor
5. Read out merupakan sistem baca yang menangkap besarnya isyarat
listrik yang berasal dari detektor
Faktor yang harus diperhatikan :
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan
blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan
dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau
kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi
sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan
pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat
yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
Macam-macam spektrofotometer :
1. Spektrofotometer UV-VIS
2. Spektrofotometer Infra merah
3. Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)
4. Spektrofotometer Resonansi Magnetik (NMR)
5. Spektrofotometer dengan metode hamburan cahaya (nefelometer,
turbidimeter, dan spektrofotometer Raman)
6. Spektrofotometer Pendar Molecular (pendar fluor/pendar fosfor)
Macam spektrofotometer berdasarkan berkas sinar:
1. Spektrofotometer berkas tunggal
- Penentuan spektrum serapan secara manual, sehingga boros waktu
- Baik untuk analisa kualitatif
2. Spektrofotometer berkas ganda
- Penentuan spektrum serapan secara otomatis, sehingga hemat
waktu
- Baik untuk analisa kuantitatif, karena lebih akurat
Prosedur kalibrasi spektrofotometer :
a) Kalibrasi Panjang Gelombang
- Menggunakan filter gelas holium oksida yang mempunyai panjang
gelombang acuan (nm)
- Pasang filter holium oksida pada kompartemen sampel dan
kompartemen pembanding dibiarkan kosong (udara)
- Scan spektrum serapan holium oksida, bandingkan panjang
gelombang spektrum yang diperoleh dengan data panjang
gelombang acuan

7
b) Kalibrasi Absorbans
- Buat larutan kalium dikromat 50+0,5 mg dalam 1liter 0,005 mol/L
asam sulfat (larutan A)
- Buat larutan kalium dikromat 100+1 mg dalam 1 liter 0,005 mol/L
aam sulfat (larutan B)
- Buat larutan 0,005 mol/L asam sulfat sebagai pembanding dan
dibandingkan hasilnya dengan data acuan (kurang lebih 2 %)
D. Hematologi Analyzer
Hematologi Analyzer merupakan perangkat yang digunakan untuk
melakukan pengukuran komponen-komponen yang ada dalam darah.
Prinsip dan teknologi pengukuran yang digunakan dalam instrumen
hematologi analyzer dapat berbeda-beda dari satu alat dengan alat yang
lainnya.
Beberapa metode yang digunakan :
1. Spektrofotometri
- Merupakan metode analisis berdasarkan pengukuran serapan sinar
monokromatik oleh suatu larutan pada panjang gelombang yang
spesifik dengan monokromator prisma tertentu yang diteksi oleh
detektor fototube.
- Metode ini digunakan untuk menghitung kadar hemoglobin (Hb)
dalam darah.
2. Impedance flowcytometry
- Flowcytometry diartikan sebagai pengukuran stilmultan beberapa
karakter fisik di sebuah sel tunggal yang tersuspensi dan dialirkan
melalui suatu celah yang disebut aperture.
- Cara pengukuran sel yang dapat digunakan pada impedance
flowcytometry (dengan mengukur impedansi listrik yang
ditimbulkan).
3. Laser Optical flowcytometry
- Prinsip pendaran cahaya atau light scattering yang terjadi ketika sel
melewati celah dan berkas cahaya akan difokuskan pada sensing
area yang ada pada apeture.
4. Teknologi deteksi RF/DC
- Sel darah yang telah tersuspensi dilewatkan melalui aperture,
sehingga mengubah resistensi arus searah (DC) dan retensi sinyal
frekuensi radio (RF) antara kedua eletroda.

8
- Ukuran sel darah dideteksi oleh perubahan resistensi pada arus
searah, dan kepadatan sel darah diukur dengan perubahan resistensi
frekuensi.
5. Teknologi hidrofokus dinamis
- prinsip ini detektor yang digunakan berupa nosel sampel yang
diletakkan didepan aperture dengan posisi garis lurus dengan
pusatnya.
- Metode ini berguna untuk meningkatkan akurasi dan kecepatan
perhitungan.
6. Teknologi VCS (Volume, Conductivy and laser light scatetring)
- Pada metode volume, kondutivitas dan hamburan cahaya laser
digunakan secara bersamaan pada setiap sel yang melewati
aperture.
- Volume didapat dari pengukuran impedansi listrik, kepadatan
setiap sel diukur oleh konduktivitas listrik, sedangkan hamburan
cahaya dgunakan untuk mengukur struktur sel.
Akurasi adalah data yang menunjukkan kedekatan antara nilai prediksi /
model dengan dengan nilai aktual (real).
Presisi adalah menunjukkan seberapa besar kedekatan nilai prediksi /
model satu sama lain.
Untuk menjamin keakuratan dan ketepatan hasil dalam pengoperasian
instrumen, alat harus selalu dikalibrasi dan dikontrol secara berkala.
Kalibrasi dan kontrol dilakukan saat instrumen dioperasikan saat pertama
kali ataupun dalam keadaan tertentu.
Kalibrasi dan kontrol instrumen menggunakan bahan yang menyerupai
sampel (darah), dimana nilai target / nilai yang terkandung dalam bahan
kontrol yang sudah diketahui.
Kelebihan Hematologi Analyzer :
1. Waktu pemeriksaan lebih cepat
2. Alat sudah terkoneksi SIL
eberapa parameter dapat diperiksa sekaligus
Kelemahan Hematologi Analyzer :
1. Apabila terdapat 2 sel yang saling menempel melewati aperture,
dihitung sebagai 1 sel
2. Adanya gelembung udara mikro atau partikel lain dapat dihitung
sebagai sel.
E. FOTOMETER

9
Fotometer merupakan peralatan dasar di laboratorium klinik yang
berfungsi untuk mengukur intensitas atau kekuatan cahaya suatu larutan.
Prinsip kerja fotometer adalah pengukuran yang didasarkan dari
penyerapan sinar akibat interaksi sinar yang mempunyai panjang
gelombang tertentu dengan larutan atau zat warna yang dilewatinya.
Jenis Fotometer :
- Di dalam dunia kerja sebagai analis kesehatan, banyak jenis fotometer
yang beredar.
- Disini kita akan mempelajari 2 macam fotometer, yaitu
Seri 4010 & Seri 5010
Bagian-bagian fotometer :
1. Inkubator, berfungsi untuk mengkondisikan sampel pada suhu tertentu.
2. Printer, berfungsi untuk mencetak hasil analisis.
3. Touchsreen, berfungsi untuk mengatur pengaturan alat.
4. Outlet, tempat untuk mengeluarkan hasil yang serap.
5. Kipas, berfungsi untuk pendingin alat, terletak pada bagian belakang
alat.
6. Tombol power, berfungsi untuk menyalakan dan mematikan alat.
7. Konektor RS-232, menyambung ke sumber arus listrik
8. Selang aspirator, berfungsi untuk menyedot sampel.
9. Pompa, berfungsi untuk menggoyangkan selang
10. Kuvet, sebagai tempat sampel.
11. Selang peristaltik, berfungsi untuk mengalirkan sampel dari aspirator
mengalir melalui kuvet menuju pembuangan.
Perawatan dan penyimpanan
o Setiap sesudah digunakan dibilas dengan aquabides serta hindari dari
pelarut yang bersifat korosif.
o Lampu halogen dimatikan setiap setelah digunakan.
o Pembersih yang digunakan dapat berupa campuran detergen, alkohol
dan air atau menggunakan sodium hipoklorit.
o Perawatan alat dilakukan dengan cara alat disimpan pada meja
permanen.
o Tujuannya adalah agar alat tidak terkena guncangan dan mengurangi
efektifitas kerja alat.
o Alat disimpan ditempat yang bersih, tidak boleh terkena cahaya
matahari langsung dan hindari kontak atau berdekatan dengan alat
yang mengeluarkan gelombang magnetik seperti TV, radio,dan
handphone.
Kalibrasi fotometer

10
Ketepatan panjang gelombang lakukan kalibrasi setiap 6 bulan, contoh
dengan cara pada arah jalannya sinar diberi kertas putih dan amati warna
yang timbul pada panjang gelombang tertentu, yaitu hijau kebiruan pada
500 nm, hijau terang pada 525 nm, kuning hijau pada 585 nm.
F. ELISA ( Enzyme Lincked Immunosorbance Assay)
1. Antibodi - Antigen Deteksi
Antibodi adalah protein yang diproduksi dalam sel plasma vertebrata
sebagai bagian dari sistem imun adaptif terhadap struktur (antigen) yang
diakui sebagai asing bagi tubuh. Prinsip utama adalah bahwa salah satu
komponen imunologi adalah bergerak ke fase padat, rongga piring
microtiter. Analit dari sampel berinteraksi dengan sistem antibodi-
antigen. Ini Interaksi dapat divisualisasikan oleh enzim, terkait antibodi
sekunder atau antigen, dan menunjukkan jika antibodi-antigen mengikat
telah terjadi.Substrat ditambahkan diubah oleh ditambah enzim yang
mengakibatkan perubahan warna, yang dapat diukur dengan
spektrofotometer.
2. Analyte
Analit diklaim ELISA bila :
1. a didefinisikan zat kimia misalnya aflatoksin B1
2. Kelompok bahan kimia didefinisikan misalnya
aflatoksin B1, B2, G1 dan G2
3. Protein tertentu misalnya staphyloenterotoxin A
4. Kelompok tertentu protein misalnya staphyloenterotoxins A, B, C, D,
dan E
5. Kelompok yang lebih atau kurang didefinisikan protein dari komoditas
pangan misalnya kasein (sebagai bagian dari susu protein). Makanan
komoditas misalnya kacang protein.
3. ELISA Format
a. Sandwich-ELISA
Dalam metode ini antigen tertentu (analit) di sampel mengikat
antibodi melekat pada fase padat dari piring microtiter. Setelah mencuci,
antibodi terkonjugasi ditambahkan yang mengikat ke epitop kedua antigen
(analit). Setelah cuci, substrat ditambahkan dan hasilnya bisa diukur
melalui optical density (OD). Sinyal sebanding dengan jumlah antigen
(analit). (Gambar 1.)

11
b. Kompetitif ELISA (format)
Ada dua format untuk kompetitif ELISA. Sistem pertama terdiri
dari microtiterplate sebuah di mana antibodi terikat ke permukaan.
Kompetisi ini antara analit dan enzim-analit konjugat. Sistem kedua adalah
berdasarkan piring microtiter dengan jumlah tetap analit yang terikat ke
permukaan. Analit dari sampel ditambahkan dan kompetisi di situs
antibodi mengikat dimulai setelah menambahkan antibodi. Setelah
mencuci, substrat ditambahkan dan nilai OD diukur berbanding terbalik
dengan jumlah analit dalam sampel. Lebih analit yang hadir, semakin kecil
nilai OD.Metode ini cocok untuk mengukur sampel dengan hanya satu
epitop serta analit kecil seperti mikotoksin atau antibiotik (Gambar
2).Untuk sistem kedua (dengan antibodi terikat di permukaan) menangkap
antibodi sering digunakan(Gambar 3). Keuntungan dari sistem ini adalah
bahwa reaksi dimulai pada titik waktu penangkapan antibodi diisi,
sehingga akan ada hampir waktu inkubasi yang sama atas seluruh piring.

(Gambar 2.)
Schematic
structurecompetitive ELISA
(Gambar 1).
Schematic structure of sandwich ELISA

(Gambar 3.)
Schematic structure of indirect competitive ELISA

4. Komponen ELISA
1. Microtiter plate (MTP)
MTP (96 atau 48 sumur), adalah dasar untuk analisis. Dalam setiap
sumur antibodi atau antigen (tergantung pada format) terikat ke

12
permukaan. Bahan plat umum adalah polystyrene meskipun bahan
lainnya dapat digunakan. Bahan ini diaktifkan dengan - atau -radiasi
oleh produsen piring tersebut. Tanpa aktivasi ini tidak ada atau hanya
minor pengikatan antibodi atau antigen terjadi. Di setiap baik reaksi
antigen-antibodi dan reaksi konjugasi-substrat berlangsung. Terakhir
yang reaksi dihentikan dengan stop-solusi spesifik dan densitas optik
diukur.
2. Conjugate dan Substrat
Antibodi atau analit terkait dengan enzim yang disebut
konjugasi. Enzim terkait mengkonversinya substrat tertentu ke produk
kebiruan berwarna. Substrat biasanya hidrogen peroksida /campuran
kromogenik yang bereaksi dengan konjugat enzim. Hasilnya adalah
solusi berwarna yang densitas optik dapat diukur.
3. Standar (Calibrator)
Semua sistem ELISA kuantitatif yang dikalibrasi oleh penggunaan
standar. Oleh karena itu, sampel dengan konsentrasi yang tidak
diketahui dan satu set standar dengan konsentrasi diketahui dianalisis
secara parallel di satu piring. Hasilnya akan menjadi kurva kalibrasi
(dengan rumus matematika terkait) dibangun nilai OD yang diukur dan
konsentrasi standar (Gambar 4). Berdasarkan ini,konsentrasi analit
dalam sampel dapat dihitung.
4. Buffer
Semua sistem ELISA mengandung komponen biologis asal. Untuk
penyimpanan jangka panjang komponen ini dan untuk fungsi yang tepat
selama pengujian Prosedur, pH-nilai dan kekuatan ion perlu
konstan. Seringkali jenis komponen penyangga juga memiliki pengaruh
terhadap kinerja test kit. Untuk kenyamanan pengguna test kit,
penyangga ini termasuk siap digunakan atau sebagai
konsentrat. Mereka juga digunakan untuk persiapan sampel dan cuci
prosedur piring mikro.
5. Stop-solusi
Stop-solusi berakhir enzyme yang konjugat-reaksi. Dalam
kebanyakan kasus, sulfat asam pada konsentrasi rendah

13
digunakan. dengan menghentikan reaksi warna akan berubah dari biru
menjadi kuning dan akan tetap stabil sampai pengukuran dalam waktu
10 menit.
6. Komponen tambahan
Untuk kebanyakan sistem kontrol positif adalah direkomendasikan,
misalnya solusi spiking. Hal ini memberikan kesempatan untuk
mengontrol tes sistem.
Peralatan Laboratorium dan Pemeliharaannya.
1. Pipet
Sebuah pipet digunakan untuk mentransfer tepat didefinisikan volume
solusi untuk misalnya sumur dari microtiter piring. Pipet sangat penting
untuk hasil dengan presisi tinggi. Oleh karena itu, perhatian khusus harus
ditetapkan pada pemeliharaan oleh para ahli dan teknik pipetting yang tepat
2. Washer
Setelah setiap langkah inkubasi (kecuali inkubasi dengan substrat) plat
ELISA harus dicuci dengan mencuci penyangga. Cuci adalah penting
langkah saat melakukan ELISA untuk mendapatkan hasil dengan presisi
tinggi.
3. ELISA reader
ELISA reader adalah spektrofotometer yang memungkinkan untuk
mengukur kepadatan optik (OD) dan untuk menghitung konsentrasi sampel
Anda. Regular pemeliharaan oleh para ahli adalah penting untuk hasil yang
tepat.
4. Automation
Salah satu kemungkinan untuk bekerja dengan ELISA gunanya dari sistem
otomatis yang memungkinkan Anda untuk menguji sampel Anda tanpa
langkah-langkah manual. Karena itu, sistem otomatis harus divalidasi dan
dikalibrasi untuk menguji sistem Anda.
5. Peralatan tambahan
Dalam beberapa tes inkubator diperlukan untuk menjamin suhu stabil
sementara tes ini berjalan. Kadang-kadang, segel atau piring melindungi
penutup yang diperlukan untuk mencegah penguapan atau kontaminasi.
6. Kata Jenderal Saran

14
Untuk memastikan presisi tinggi dari hasil, peralatan harus dikalibrasi
secara teratur. Silahkan meminta produsen untuk interval kalibrasi dan
memasukkan ini dalam rencana kontrol kualitas.

G. IMUNOKROMATOGRAFI
Imunokromatografi berasal dari kata IMUNOLOGY dan
KROMATOGRAFI
Imunology adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang
kekebalan tubuh.
Kromatografi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang teknik
pemisahan unsur-unsur dalam sebuah senyawa.
Imunokromatografi berarti teknik untuk memisahkan dan
mengidentifikasikan antigen atau antibodi yang terlarut dalam sampel.
Dalam laboratorium klinik, teknik ini biasa digunakan untuk pemeriksaan :
Anti HIV, Anti HBs, Anti TBC, IgM / IgG, Tes Kehamilan, Tes
Narkoba
Prinsip kerja kromatografi :
1. Sampel cair dijatuhkan pada kertas strip, kemudian antigen
dalamsampel membentuk imunokompleks dengan antibodi berlabel
emas koloid.
2. Senyawa kompleks yang terbentuk akan bergerak bersama dengan
cairan sampel, dan ketika terjadi kontak dengan antibodi yang
menempel pada membran. Selanjutnya membentuk senyawa
imunokompleks dengan antibodi bergerak menghasilakan garis
berwarna ungu merah.
3. Pemeriksaan dikatakan valid apabila muncul garis pada kontrol, baik
hasil positif maupun negatif. Apabila tidak muncul garis pada kontrol,
pemeriksaan dikatakan invalid dan pemeriksaan ini harus diulang. Di
mana hasil dikatakan positif apabila terbentuk garis ungu pada area tes.
H. MIKROPIPET
Pipet merupakan alat penting diberbagai bidang ilmu pengetahuan.
Jenis-jenis Pipet Volumetrik :
1. Pipet Serologis
Pipet ini terbuat dari pipa kaca silinder yang lurus dan memiliki skla
volume. Ketelitian pipet serologis sesuai dengan skala terkecilnya.
2. Pipet Volumetrik Volume Tetap

15
Pipet jenis ini hanya memiliki 1 garis tera dengan volume tertentu,
berbentuk silinder tetapi bagian tengahnya lebih gendut. Ketelitiannya
lebih tinggi dibanding pipet pasteur karena garis tera berada pada
bagian atas pipet yang memiliki diameter keci.
3. Pipet Volumetrik dengan Piston
Pipet jenis ini lebih disukai karena selain selain volumenya yang dapat
diatur, akurasi dan presisi yang tinggi, pemakaiannya simpel dan
mudah.
Mikropipet merupakan suatu alat yang digunakan untuk memindahkan
cairan dalam jumlah kecil secara akurat.
Ukuran mikropipet :
1. P 1000 = P 1000 untuk memipet larutan pada volume antara 100-1000
ul.
2. P 200 = P 200 untuk memipet larutan pada volume antara 20-200 ul.
3. P20 = P 20 dimaksudkan untuk larutan pada volume antara 2-20 ul.
Jenis Mikropipet
1. Adjustable Micropiprtte
Merupakan mikropipet yang bisa diatur volume pemipetan sesuai
keinginan kita
2. Fix Micropiprtte
Merupakan mikropipet yang tidak bisa diatur volume pemipetannya
Metode Pemipetan
Forward Mode dan Reverse Mode
Hal-hal yang harus diperhatikan adalah :
1. Konsisten SPEED dan kelancaran saat tekan dan lepaskan tombolnya.
2. Konsisten pada plunger pada pertama.
3. Konsisten dan cukup saat memasukkan tip kedalam cairan.
4. Posisi tip pada Posisi hampir vertikal dari pipet.
5. Menghindari terbentuknya gelembung udara.
6. Tidak pernah meletakkan pada side pipet membalikkan jika cairan
diujung
Beberapa hal yang yang perlu dihindari dalam penggunaan mikropipet :
1. Jangan menggunakan pipet tanpa tip diujungnya. Larutan tidak boleh
masuk ke dalam pipet, karena bisa menyebabkan kontaminasi.
2. Jangan memutar volume atau menggunakan pipet melebihi ukuran
maksimalnya. Hal ini akan menyababkan ketidakakuratan ukuran,
bahkan merusak pipet.
3. Saat mengambil tip, jangan menekan terlalu keras dan berulang-ulang.
Juga jangan terlalu lemah, karena tip bisa jatuh.

16
I. Blood Gas Analyzer

Alat dari analisis gas darah adalah suatu instrumen yang dirancang untuk
mengukur ph, pco2, po2 dari sampel tunggal dari darah. Ukuran sampel dapat
bervariasi dari 25 sampai 100 mikroliter.
Instrumen berisi tiga impedansi amplifier terpisah tinggi yang dirancang
untuk beroperasi dalam kisaran khusus dari setiap elektroda pengukuran.
Ruang sampel yang terpisah dan termostatik mengontrol tiga elektroda. Alat
tersebut juga memberikan kontrol termostatik untuk humidifikasi gas kalibrasi.
Sistem vacum menyediakan aspirationan pembilasan servise untuk ketiga
elektroda. Gas kalibrasi yang dipilih oleh kontrol tombol push khusus dan
melewati ruang sampel bila diperlukan.
Prinsip Kerja AGD
-Sampel dimasukkan ke dalam instrumen analisis yang menggunakan
elektroda untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen (H +), yang akan
diolah dengan hasil sebagai pH, dan tekanan parsial oksigen [PO2] dan
gas karbondioksida PO2.
-Alat pengukur elektroda pH terdiri dari kaca khusus dengan membran
selektif permeabel untuk ion hidrogen.

-Sebuah listrik potensial bereaksi di permukaan dalam dan luar dari


membran tergantung pada aktivitas log ion hidrogen dalam sampel
-Sebuah elektroda bernama Severinghaus digunakan untuk mengukur
PCO2 prinsip pengukuran sama seperti untuk ion hidrogen, kecuali
bagian ujung elektroda ditutupi dengan membran yang permeabel
terhadap gas, sehingga perubahan pH dengan karbon dioksida secara
proporsional menyebar dari sampel ke permukaan elektroda.
PO2 diukur dengan menggunakan elektroda polarografi (Clark), oksigen
berdifusidari sampel ke katoda, di mana oksigen direduksi menjadi ion
peroksida.Elektron berasal dari anoda perak yang teroksidasi, menghasilkan
konsentrasi oksigen yang proporsional di katoda.
Sinyal Elektroda tergantung pada suhu serta konsentrasi, dan
semuapengukuran yang dilakukan pada suhu 37 C. Karena pada pengukuran

17
pH,kadar oksigen dan karbon dioksida hasilnya bergantung pada suhu reaksi
maka mungkin perlu disesuaikan dengan suhu sebenarnya pada pasien
Kalibrasi Blood Gas Analyzer :
dibuat dalam sistem pengukuran untuk mengompensasi variasi fisik
individu antara sensor dan monitor.
Teknik dalam mengkalibrasi melibatkan penempatan sensor dalam larutan
kalibrasi, kemudian menentukan presisi lebur campuran O2, CO2 dan N2
dalam suatu cairan.Ketika kesetimbangan tercapai, dapat diketahui tekanan
parsial dari O2 dan CO2 dalam suatu larutan.
pH dapat diketahui dari tegangan udara dan komposisi dari larutan kimia.
Bubbling diulang dengan campuran gas dalam satu detik untuk menyediakan
poin kalibrasi dalam satu detik. Menggunakan kedua poin kalibrasi, monitor
dapat mengkalkulasi faktor-faktor yang sesuai dengan sensor tersebut.
Penggunaan keyboard berbasis interface memberikan kinerja analisis
dengan canggih dan kemampuan pengolahan data. Ini memungkinkan dengan
pengembangan pada sensor optic dengan basis fluorescence emission. adaptor
jarum suntik ditunjukkan pada sisi kanan dari kaset yang memungkinkan
hembusan otomatis dari sampel secara langsung pada jarum suntik. Menghapus
adaptor memungkinkan untuk hembusan secara langsung dari sampel terhadap
kapiler atau mikro sampler. Kalibrasi sensor diverifikasi secara otomatis oleh
sistem setelah kaset dimasukkan, kaset dihapus setelah analisis sample.
Sensor optic dalam kaset didesain dengan cara analit mengikat dengan
molekul sensor fluorescent. Molekul sensor selektif terhadap analit yang lebih
spesifik, misal, molekul sensor pH hanya bereaksi dengan H+, sensor
oksigen hanya bereaksi dengan molekul oksigen, dsb.
Intensitas dari variasi pancaran cahaya fluorescent dengan konsentrasi ion
(H+,Na+,K+) atau tekanan parsial molekul gas (O2,CO2) dalam sample.
Hubungan keduanya adalah sangat spesifik untuk masing-masing analit.
Informasi yang sesuai dengan kalibrasi untuk masing-masing komponen
akan di enkripsi dalam barcode. Sebelum analit dapat mengikat molekul
fluorescent ,itu dibuat untuk melewati isolator optic. Isolator mencegah
interferensi dari cahaya yang tidak spesifik dengan sistem pendeteksi cahaya.
Sensor pO2 juga dibuat untuk memungkinkan pada pengukuran dan

18
penghitungan total hemoglobin dansaturasi oksigen. Peralatan kerja dalam
sampel minimum ukuran 125 l.
J. POCT (POINT OF CARE TESTING )
Merupakan alat pemeriksaan laboratorium yang dioperasikan bukan
didalam laboratorium induk, melainkan didekat pasien, baik pasien rawat
jalan maupun pasien rawat inap dengan menggunakan sampel darah
ataupun urine dalam jumlah sedikit.
Cara kerja POCT :
- Terdapat beberapa teknologi yang dapat digunakan untuk mengukur
kadar kimia darah dalam sebuah alat POCT, diantaranya :
1. Amperometric detection
Metode deteksi menggunakan pengukuran arus listrik yang
dihasilkan pada sebuah reaksi elektrokimia.
Reaksi ini akan menimbulkan arus listrik yang besarnya setara
dengan konsentrasi bahan kimia yang ada dalam darah sampel.
2. Refletance (pemantulan)
Merupakan rasio antara jumlah total radiasi (seperti cahaya) oleh
permukaan dengan total radiasi yang diberikan pada permukaan
tersebut.
Prinsipnya adalah digunakan dengan cara membaca warna yang
terbentuk dari sebuah reaksi antara sampel yang mengandung
beberapa macam bahan kimia tertentu dengan reagen yang
terdapat pada ph strip
Reaksi yang terjadi pada ph strip test akan menghasilkan warna
dengan intensitas tertentu yang memiliki nilai berbanding lurus
dengan kadar bahan kimia yang ada dalam sampel. Selanjutnya
warna yang terbentuk dibaca oleh alat dari bawah strip
Susunan strip Amperometer detection
1. Top Support Layer dan bottom suport layer
Merupakan penutup dan pendukung dari bahan-bahan yang berada
didalam strip.
2. Working Elektroda
Merupakan elektroda penghantar arus yang dihasilkan oleh reaksi
antara sampel dan alat.
3. Counter / reference and fill detection elecroda

19
Merupakan elektroda yang mengalirkan elektron yang telah
dihantarkan oleh elektroda kerja ke alat supaya kembali ke strip setelah
pengukuran.
4. Spacer (pressure sensitive adhesive)
Merupakan lapisan pemisah dengan ketebalan 50-200 pikometer yang
berfungsi memisahkan elektroda kerja dan elektroda referensi. Pada
lapisan inilah darah di masukkan.
Kalibrasi POCT
Kalibrasi dilakukan dengan memasukkan kode secara manual atau dengan
memasukkan perangkat memori dari paket POCT.
Kelebihan POCT :
1. Penggunaan instrumen praktis, mudah, portable
2. Penggunaan jumlah sampel sedikit
3. Hasil dapat diketahui secara cepat (biasanya dalam hitungan detik)
4. Pemeriksaan dapat dilakukan secara mandiri (tanpa mengunjungi
laboratorium)
5. Hemat waktu
Kekurangan POCT :
1. Jenis pemeriksan masih terbatas
2. Akurasi dan presisi masih belum sebaik hasil alat laboratorium lain
3. Proses QC belum baik
4. Proses dokumentasi hasil belum baik, karena biasanya instrumen ini
belum di lengkapi dengan sistem identifikasi pasien dan belum
terkoneksi dengan SIL.
K. Refraktometer dan pH Meter
1. Refraktometer
Refraktometer merupakan instrumen yang digunakan untuk
mengetahui indeks refraksi (indeks bias), specific grafity (rapatan jenis),
dan konsentrasi dari suatu zat terlarut. Sebagai contoh : Gula, Garam,
Protein. Satuan yang digunakan adalah : 0Brix.
Prinsip kerjanya adalah cahaya polikromatis dari sinar lampu
menyinari the day light plate. Kemudian sampel diteteskan 2-3 tetes yang
diletakkan di atas kaca prisma. Sampel terkena cahaya polikromatis yang
diteruskan ke prisma. Cahaya polikromatis akan diubah menjadi cahaya
monokromatis. Disini terjadi pemfokusan pada lensa, dan diteruskan ke
biomaterial skip, sehingga tertera skala. Skala dibaca menggunakan mata
dari eye pieces.

20
Dari gambar diatas ini terdapat 3 bagian yaitu :
1. Sampel, Prisma dan Papan Skala. Refractive index prisma jauh lebih besar
dibandingkan dengan sampel.
2. Jika sampel merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut
refraksi akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample
besar. Maka pada papan skala sinar a akan jatuh pada skala rendah.
3. Jika sampel merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut
refraksi akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil.
Pada gambar terlihar sinar b jatuh pada skala besar.

Grip pegangan
Lubang teropong
Skala peutar sekrup
Penutup kaca prisma

Kaca prisma

1. Day light plate (kaca)


berfungsi untuk melindungi prisma dari goresan akibat debu, benda
asing, atau untuk mencegah agar sampel yang diteteskan pada prisma tidak
menetes atau jatuh.
2. Prisma (biru)
Prisma berfungsi untuk pembacaan dari skala zat yang terlarutdan
mengubah cahaya polikromatis menjadi monokromatis.
3. Knop pengatur skala

Berfungsi untuk mengkalibrasi skala menggunakan aquades.


4. Eye piece
Eye piece merupakan tempat untuk melihat skala yang ditunjukkan
oleh refraktometer.
5. Lensa
Lensa berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang monokromatis

21
6. Lensa pembesar
Berfungsi untuk memperbesar skala yang terlihat pada eye piece
7. Handle

Berfungsi untuk memegang alat refraktometer dan menjaga suhu agar


stabil

8. Biomaterial strip
Biomaterial strip teerletak pada bagian dalam alat (tidak terlihat) dan
berfungsi untuk mengatur suhu sekitar 18 28 C.
9. Skala
Skala berguna untuk melihat , konsentrasi, dan massa jenis suatu larutan.
Cara kalibrasi refraktometer
1. Letakkan satu atau dua tetes akuades di atas kaca prisma.
2. Tutup penutup kaca prisma dengan perlahan.
3. Pastikan akuades memenuhi permukaan kaca prisma.
4. Pembacaan skala melalui lubang teropong,pastikan garis batas biru tepat
pada skala 0brix (% maks sukrosa),
5. Jika garis batas biru tidak tepat pada skala 0brix, putar sekrup pengatur
skala hingga garis batas biru tepat pada skala 0brix
2. Ph Meter
Merupakan tingkat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur
dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH
antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14.
Sebagai contoh, air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air
cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline)
dengan nilai pH 7 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7.
Istilah pH berasal dari p lambang matematika dari negatif logaritma, dan H
lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah
negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen.
Berdasarkan pengertian asam-basa menurut Arrhenius beserta sifat-sifatnya,
suatu senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. Adapun suatu
senyawa yang bersifat basa dalam air jika ada ion OH-.
pH adalah kepanjangan dari pangkat hidrogen atau power of hydrogen. pH
larutan menyatakan konsentrasi ion H+ dalam larutan. Suatu zat asam yang di
masukkan ke dalam air akan mengakibatkan bertambahnya ion hidrogen (H+)
dalam air dan berkurangnya ion hidroksida (OH-). Sedangkan pada basa, akan

22
terjadi sebaliknya. Zat basa yang dimasukkan ke dalam air akan
mengakibatkan bertambahnya ion hidroksida (OH-) dan berkurangnya ion
hidrogen (H+ ).
Merupakan peralaan elektronik yang digunakan untuk mengukur pH sebuah
larutan. Peralatan ini terdiri dari tabung elektroda.Dimana dalam tabung
elektroda ini diletakan 2 macam larutan pembanding konsentrasi ion H+ dalam
larutan standard dan diluar larutan standard (larutan yang akan diukur pH nya )
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial
elektro kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas
(membrane gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar
elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari
gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang ukurannya relatif
kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia
dari ion hidrogen atau di istilahkan dengan potential of hidrogen. Untuk
melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai
catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya mengukur tegangan.
Dalam penggunaan pH meter yang harus diperhatikan adalah :
1. Kalibrasi pH meter dengan larutan standard pH sebelum digunakan.
2. Sebelum masuk ke larutan yang lain,pH meter harus dalam keadaan bersih
dan kering ( untuk menghindari adanya kontaminasi yang dapat
mempengaruhi pengukuran).
3. Setelah selesai pemakaian bagian elektroda dicuci dengan aquades dan
dilap kering.
4. Dalam menyimpan instrumen pH meter,alat harus dalam keadaan off.
pH meter harus dilakukan perawatan berkala untuk menjaga umur pakai dari
alat tersebut. Pemeliharaannya meliputi :
1. Baterai, penggantian batere dilakukan jika pada layar muncul tulisan low
battery
Elektroda, pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap minimal
satu minggu satu kali. Pembersihannya menggunakan larutan HCL 0.1N
(encer) dengan cara direndam selama 30 menit, kemudian dibersihkan
dengan air DI.
2. Penyimpanan, ketika tidak dipakai, elektroda terutama bagian gelembung
gelasnya harus selalu berada pada keadaan lembab. Oleh karena itu

23
penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam dengan menggunakan
air DI. Penyimpanan pada posisi kering akan menyebabkan membrane
gelas yang terdapat pada gelembung elektroda akan mudah rusak dan
pembacaannya tidak akurat.
Suhu penyimpan. Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada pada
suhu ruangan yang panas karena akan menyebabkan sensor suhu pada alat
cepatrusak.
PH Meter ini tidak boleh digunakan untuk mengukur cairan sebagai
berikut :
1. Air panas dengan suhu melebihi suhu kamar karena pengukuran menjadi
tidak presisi
2. Air Es / air dingin dengan suhu dibawah suhu kamar karena pengukuran
menjadi tidak presisi
3. Jenis air atau cairan lainnya yang tidak masuk dalam range pengukuran
dari spesifikasi alat ini
L. OVEN
Oven adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk memanaskan atau
mengeringkan alat gelas, zat-zat kimia, pelarut organik.
Prinsip kerja oven : pemanasan kering secara tidak langsung
(menghancurkan lisis mikroba menggunakan udara panas kering )
Bagian-bagian oven :
1. Pintu oven : pembuka dan penutup oven
2. Rak oven : tempat meletakkan bahan atau alat yang akan disterilisasi
3. Pengatur waktu : pengatur alarm waktu yang akan digunakan dalam
mensterilkan waktu
4. Tombol ON / OFF : untuk menghidupkan atau mematikan oven
5. Pengatur kadar uap air didalam oven sesuai bahan yang akan
disterilkan.
6. Termostat : pengatur suhu yang ada didalam oven, dikontrol secara
digital untuk menjaga suhu.
Kalibrasi Oven
1. Kalibrasi suhu
Kalibrasi suhu dilakukan secara berkala dengan menggunakan
termometer.
2. Kalibrasi waktu
Kalibrasi waktu dilakukan secara berkala dengan menggunakan
stopwatch.

24
Sterilisasi Oven
1. Sterilisasi oven menggunakan sterilisasi udara panas
2. Temperatur yang digunakan pada sterilisasi cara kering adalah sekitar
140-170 0C selama paling sedikit 2 jam.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Selalu pastikan steker oven sudah dicabut dan oven sudah dingin
sebelum dibersihkan.
2. Zat abarsif jangan digunakan untuk membersihkan oven.
3. Jangan mengelap elemen pemanas.
4. Jagalah agar selalu ada jarak minimal 1 inchi antara bagian elemen
pemanas.
5. Jangan sekali-sekali menggunakan oven dalam keadaan pintu terbuka
6. Hindari seringnya membuka pintu oven saat sedang digunakan, hal ini
menimbulkan panas dalam oven berkurang.
7. Selalu gunakan gegep untuk mengambil peralatan dari dalam oven.
8. Hentikan pemakaian oven bila terlihat asap pada kabel listrik. Segara
cabut steker dari stop kontak.
Perawatan Oven
1. Sebelum oven digunakan bersihkan semua aksesori dan rak ratakan.
2. Buka pintu oven dan bagian dalam dibersihkan dengan lap lembut
dalam air panas atau detergen.
3. Bagian luar dapat dibersihkan dengan lap basah.
4. Hidupkan oven setiapa hari meskipun tidak digunakan. Jika tidak
digunakan hidupkan 1-2 jam.
M. INKUBATOR
Inkubator adalah alat untuk menginkubasi atau memeram mikroba pada
suhu yang terkontrol serta dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur
waktu.
Macam Inkubator berdasarkan kegunaannya secara khusus :
1. Shaker incubator: inkubator yang dilengkapi dengan pengocok untuk
aerasi biakan.
2. Cooled incubator: inkubator untuk suhu inkubasi dibawah suhu
ambient.
3. CO2 incubator: inkubator yang mampu menyediakan keadaan kaya
karbondioksida.
4. Automatic temperature change incubator: inkubator yang dilengkapi
dengan pengatur perubahan suhu otomatis sehingga tidak perlu

25
memindahkan kultur ke inkubator lain saat membutuhkan perubahan
suhu secara bertahap
5. Portable incubator: inkubator jinjing atau mudah dibawa yang
umumnya diaplikasikan untuk mikrobiologi lingkungan.
6. Incubator room: suatu ruangan yang diubah menjadi inkubator sesuai
dengan keperluan dan syarat mikrobiologisnya.

(Collins etal, 2004)

N. WATERBATH
o Waterbath adalah peralatan yang berisi air yang bisa mempertahankan
suhu air pada kondisi tertentu selama selang waktu yang ditentukan.
o Prinsip kerja waterbath :
Pada saat dingin mensterilisasi steker dihidupkan, dipilih suhu yang
didinginkan dan atur. Pengaturan harus dilakukan sesuai dengan
pembacaan thermostat atau sesuai dengan suatu sistem pengawasan suhu.
o Fungsi Water bath
1. Pemanasan pada suhu rendah 300C sampai 1000C
2. Menguapkan zat atau larutan dengan suhu yang tidak terlalu tinggi
o Macam-macam alat berdasarkan media pemanas :
1. Tangas air : Jika sebagai media pemanas digunakan air, dalam hal ini
wadah bahan yang akan dipanaskan harus terendam dalam air
2. Tangas uap : jika sebagai media pemanas digunakan uap air, sehingga
wadah bahan yang akan dipanaskan tidak boleh terendam air.
o Macam-macam waterbath berdasarkan media pemanas :
1. Tangas minyak : jika sebagai media pemanas digunakan
minyak, sehingga dapat digunakan untuk pemanasan pada suhu yang
lebih tinggi antara 170 0C hingga 200 0C
2. Tangas pasir : jika sebagai media pemanas digunakan pasir, sehingga
dapat digunakan untuk pemanasan pada suhu tinggi hingga lebih dari
200 0C
o Bagian-bagian water bath
1. Pengatur suhu
2. Pengaman kedudukan tinggi air
3. Penangas air bisa dilengkapi motor penggerak sehingga dapat berfungsi
sebagai alat pengocok
4. Elemen pemanas dengan listrik

26
5. Tangas uap mempunyai satu hingga enam buah lubang untuk
menaruh/meletakkan benda yang akan diuapkan
o Cara Kalibrasi
Paling tidak dilakukan dua kali per tahun (2x/tahun), termometer
waterbath harus dicek dengan menggunakan termometer terkalibrasi.
O. AUTOCLAVE
Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang digunakan
untuk mensterilisasi suatu benda menggunakan uap bersuhu dan
bertekanan tinggi (1210C, 15 lbs)
Autoklaf terutama ditujukan untuk membunuh endospora,
yaitu sel resisten yang diproduksi oleh bakteri contohnya Bacillus sp.
Jenis-jenis autoclave :
1. Gravity Displacement Autoclave
Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya berdasarkan
gravitasi.Prinsipnya adalah memanfaatkan keringanan uap
dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak di bawah uap.
2. Prevacuum atau High Vacuum Autoclave :
Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua
udara dari dalam autoklaf.
3. Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave
Autoklaf ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas
tekanan atmosfer dengan rangkaian berulang.
Kegunaan autoclave :
1. Microbiology
2. Medicine
3. Body piercing
4. Veterinary science
5. Dentistry
6. Podiatry
7. Metallurgy
Cara kalibrasi autoclave :

Autoclave indikator tape


1. Rekatkan indicator tape, secara melingkar pada kemasan yang akan
disterilisasi
2. Pada autoclave yang besar, kemasan diletakkan pada bagian atas dan
bawah autoclave.
3. Atur suhu, waktu dan tekanan setelah selesai baca perubahan warna
yang terjadi

27
4. Jika baik, warna berubah dari putih ke coklat kehitaman
Menggunakan bakteri stearothermophillus
1. Masukkan bakteri dalam bentuk iofilisasi
2. Atur suhu waktu dan tekanan.
3. Hidupkan autoclave
4. Setelah selesai, ambil bakteri, tanam pada media BAP.
5. Inkubasi suhu 40-60 0C
6. Proses sterilisasi baik, jika tidak ada pertumbuhan bakteri

P. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM


Keselamatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para karyawan
terlindungi dari cedera yang disebabkan oleh berbagai kecelakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Kesehatan kerja adalah sebuah kondisi di mana para keryawan terbebas
dari berbagai penyakit fisik dari emosional yang disebabkan oleh
pekerjaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) laboratorium merupakan bagian
dari pengelolangan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium dalam
tugasnya melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama
berhubungan dengan bahan pemeriksaan yang berasal dari manusia,
sehingga para petugas laboratorium selalu kontak dengan bahan
pemeriksaan, maka berpotensi terinfeksi kuman patogen.
Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja :
1. Melindungi para pekerja dan orang lain ditempat kerja
2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secar
Jenis Jenis Bahaya dan Risiko di Laboratorium :
1. Keadaan Darurat Skala Besar dan Situasi Sensitif
Ada banyak jenis kejadian skala besar yang bisa mempengaruhi
lembaga dan benar-benar mengganggu operasional laboratorium.
Sebagian keadaan darurat skala besar dan situasi sensitif yang paling
sering terjadi meliputi:
Kebakaran dan gempa bumi
Pemadaman listrik
Tumpahan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Hilangnya Bahan atau Peralatan laboratorium
Hilangnya data atau sistem komputer
2. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)

28
B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak.
a. Paparan Bahan Kimia Beracun
Salah satu risiko yang sulit diprediksi dan paling berbahaya
yang dihadapi pegawai di dalam laboratorium adalah kadar racun
berbagai bahan kimia. Di laboratorium kimia, tidak ada satu zat
pun yang sepenuhnya aman dan semua bahan kimia menghasilkan
efek beracun jika zat tersebut dalam jumlah yang cukup tersentuh
oleh sistem hidup. Banyak bahan kimia memiliki lebih dari satu
jenis kandungan racun.

c. Bahan Kimia Mudah Terbakar, Eksplosif, dan Reaktif

Bahaya akibat bahan kimia mudah terbakar, eksplosif, dan reaktif


merupakan risiko besar bagi pegawai laboratorium. Semua pegawai
laboratorium perlu menyadari kemungkinan kebakaran atau ledakan
jika bahan-bahan kimia ini ada di laboratorium.

d. Bahaya Infeksius

Bahaya infeksius merupakan masalah di laboratorium yang


menangani mikroorganisme atau bahan yang terkontaminasi
mikroorganisme (virus, jamur, bakteri). Bahaya-bahaya ini
biasanya muncul di laboratorium penelitian klinis dan penyakit
menular Penilaian risiko bahan bahaya infeksius perlu
mempertimbangkan sejumlah faktor, antara lain organisme yang
dimanipulasi, perubahan yang dilakukan terhadap organisme
tersebut, dan kegiatan yang akan dilakukan dengan organisme
tersebut.

3. Bahaya Fisik akibat Peralatan Laboratorium

29
Beberapa pengoperasian laboratorium menimbulkan bahaya fisik
bagi pegawai akibat bahan atau peralatan yang digunakan. Bahaya
fisik di laboratorium meliputi berikut ini:
Tertusuk jarum
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah
Sakit Eka (Rev. 01)98Mengacu SK Direktur No.
176/SK/DIR/BSD/VII/2012 Bahaya listrik
Bahaya kebakaran
Luka bakar kimia
Pegawai juga menghadapi bahaya tempat kerja umum akibat
kondisi atau kegiatan di laboratorium. Potensi bahaya fisik meliputi luka
terpotong, tergelincir, tersandung, terjatuh, dan cedera gerakan berulang.

Tata Ruang dan Fasilitas Laboratorium

1. Seluruh ruangan dalam laboratorium harus mudah dibersihkan


2. Permukaan meja kerja harus tidak tembus air juga tahan asam, alkali,
larutan organik dan panas yang sedang
3. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah
dibersihkan 4. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dan dilengkapi
sabun pada area kerja (terdapat 6 wastafel), serta terdapat handrubs (cuci
tangan berbasis alkohol) di pintu keluar
5. Pintu laboratorium diberi tanda KELUAR/EXIT, alat penutup pintu
otomatis dan diberli label dan simbol BIOHAZARD, DILARANG
MASUK KECUALI STAF.
6. Tempat sampah dipisahkan yaitu infeksius dan non infeksius
7. Tanaman hias dan hewan peliharaan tidak diperbolehkan berada di
ruang kerja laboratorium.
8. Lantai laboratorium harus bersih, kering dan tidak licin.
9. Ventilasi laboratorium harus cukup

Peralatan Keselamatan dan Darurat

Peralatan keselamatan dan darurat di Laboratorium meliputi:


Spill kit/perangkat pengendali tumpahan B3

30
Alat Pelindung Diri (APD) seperti jas laboratorium, masker, kaca mata,
sarung tangan dan sepatu pelindung yang tertutup
Peralatan keselamatan kebakaran, seperti Alat Pemdam Api Ringan
(APAR), detektor panas dan asap, dan system pemadaman api otomatis
Sistem tanda bahaya
Sistem evakuasi
Perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Eka
(Rev. 01)99Mengacu SK Direktur No. 176/SK/DIR/BSD/VII/2012 Eye
Wash Station
Container untuk membuang sampah jarum suntik dan lanset yang aman
Lemari B3 (untuk bahan yang mudah terbakar) dan Lemari Asa, Lemari
B3Lemari Asam

Cara Kerja Aman di Laboratorium

Semua pegawai harus mematuhi standar profesional berikut:

1. Hindari mengganggu atau mengejutkan pegawai lain.


2. Jangan biarkan lelucon praktis, keributan, atau kegaduhan berlebih.
3. Gunakan peralatan laboratorium hanya untuk tujuan yang
dimaksudkan.

3. Kaji prosedur keselamatan dasar dengan seluruh pengunjung


laboratorium tempat zat berbahaya disimpan atau digunakan atau
tempat kegiatan berbahaya sedang berlangsung.

4. Jika anak di bawah umur diizinkan berada di laboratorium, pastikan


.mereka mendapat pengawasan langsung sepanjang waktu dari orang
dewasa yang kompeten. Kembangkan kebijakan terkait anak di bawah
umur di dalam laboratorium, dan kaji serta setujui semua kegiatan
anak di bawah umur sebelum kedatangan mereka.

Penanganan Kecelakaan di Laboratorium.

31
Prosedur bila terjadi kecelkaan kerja adalah sebagai berikut:

a. Lakukan pertolongan pertama, bila diperlukan segera ke IGD untuk


penanganan luka serius/parah
b. Lapor kepada atasan yaitu Koordinator pelayanan Laboratorium atau
PJ

c. Segera lapor secara lisan kepada Komite K3 (jam kerja) atau NDO (di
luar jam kerja), maksimal pelaporan 1 x 24 jam.

d. Buat laporan insiden

Tindakan Khusus dalam Kejadian Tumpahan Bahan Berbahaya

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat terjadi tumpahan B3


maupun cairan tubu antara lain:

1. Melakukan tindakan pertolongan pertama dengan segera apabila


terkena tumpahan/percikan B3, seperti membersihkan kulit dan
membilas mata dengan air mengalir selama 15 menit atau minum air
sebanyak-banyaknya apabila tertelan. Segera ke IGD untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
2. Segera menghubungi petugas kebersihan untuk melakukan
pembersihan.

3. Melaporkan kejadian yang terjadi pada Koordinator atau


Penanggungjawab shift.

4. Catat kejadian pada formulir pelaporan tumpahan B3 dan cairan tubuh.

Limbah Berbahaya

Adapun limbah tersebut adalah :


a). Limbah cair B3

32
Ditampung menggunakan wadah tertutup rapat dan tidak bocor (jerijen)
lalu diberi label identitas limbah berfungsi untuk memberikan informasi
tentang asal - usul limbah, identitas limbah serta kuantifikasi limbah
dalam kemasan suatu kemasan
b). Limbah benda tajam
Ditampung dengan sharp container
c). Limbah medis
Ditampung dengan tempat sampah medis dimana tempat tersebut diberi
kantong kuning dan dikasih keterangan
d).Limbah non medis
Ditampung dengan tempat sampah non medis dimana tempat sampah
tersebut diberi kantong hitam dan dikasih tanda

Penanggulangan Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana

1. Penanggulangan Kebakaran
Kebakaran di laboratorium rentan terjadi karena sikap manusia itu sendiri,
disamping pengawasan yang kurang terhadap penggunaan peralatan atau
bahan yang dapat menimbulkan api, misalnya bahan mudah terbakar, alat
pemanas, peralatan listrik, puntung rokok, dan ledakan gas. Untuk
menghindari api, hal-hal yang dapat diterapkan yaitu :
Sediakan selalu alat-alat pemadam api atau fire extinguisher.
Sediakan alarm untuk peringatan jika terjadi kebakaran.
Mengetahui prosedur penanggulangan kebakaran di unit yang
bersangkutan.
Mengetahui letak alat pemadam api.
Jangan gunakan bahan pembersih yang mudah terbakar.
2. Kewaspadaan Bencana
a. Gempa Bumi
Pada saat gempa bumi jangan panik, lindungi diri sesegera mungkin
dengan berlindung di bawah meja, menjauh dari lemari atau benda- benda
berat lainnya. Dekatakan tubuh sedekat mungkin di lantai, tunduk dan
berpegangan di bawah meja atau pintu.
Matikan peralatan listrik
Pada saat guncangan jangan berusaha untuk lari keluar dari gedung.
Kebanyakan kecelakan terjadi pada saat orang tidak berusaha untuk
berlindung

33
Jangan memasuki gedung yang telah rusak akibat gempa bumi sampai
tim penanganan kedaruratan mengumumkan keadaan aman
b. External Disasters (Bencana dari luar RS)
Adapun tingkatan Siaga yang harus diketahui adalah sebagai berikut:
Siaga I : Jumlah Pasien 5 10 orang
Siaga II : Jumlah Pasien 11 20 orang
Siaga III : Jumlah Pasien 21 30 orang
Lebih dari 30 Pasien Hubungi RS lain/Rujuk.
Tindakan yang harus dilakukan oleh Unit Laboratorium adalah 15 menit
setelah pemberitahuan siaga, petugas laboratorium datang ke IGD untuk
tugas yang diarahkan oleh dokter (mengambil sample untuk pemeriksaan
laboratorium dan melaporkan/menyerahkan ke IGD)

c. Kode Dalam Keadaan Darurat

Keadaan Hubungan Kode Telepon Tindakan Darurat Ekstensi Blue


Darurat Medis dilakukan oleh tim darurat medis 111 Laboratorium
External (Operator) berperan, maksimal Yellow Disas tersebut bencana 15
menit berada dari luar RSIGD setelah pemberitahuan siaga bertanya
kepada Red Security terdekat dimana area yang (kebakaran yang terbakar).
d. Evakuasi
Sarana evakuasi bertujuan agar para penghuni/orang yang berada dalam
bangunan mudah menyelamatkan diri atau diselamatkan ke tempat yang
aman pada saat terjadi bencana atau kebakaran. Sarana evakuasi terdiri
dari :
Penerangan darurat
Denah evakuasi
Rambu penunjuk arah keluar (EXIT)
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Eka (Rev.
01)111Mengacu SK Direktur No. 176/SK/DIR/BSD/VII/2012 Pintu
keluar darurat (EMERGENCY EXIT)
Tempat berkumpul (Muster Point)
Terdapat dua lokasi, yaitu di area parkir belakang Gedung Utama (Utara)
atau di area depan Gedung B (Barat)
Bila di Ruang Laboratorium lantai 1, tempat berkumpul darurat terdekat
adalah di Parkir Utara (belakang Gedung Utama). Untuk Ruang
Laboratorium lantai 2 tempat berkumpul terdekat adalah ke tangga darurat

34
timur menuju area depan Gedung B (Barat) atau melewati office dengan
menggunakan tangga darurat menuju parkir belakang Gedung Utama
(Utara).
Bila perintah untuk Evakuasi diumumkan
Lakukan evakuasi darurat melalui tangga darurat, dilarang menggunakan
lift
Apabila keadaan kurang memungkinkan dan berbahaya tunggu regu
utama dari tim penanganan kedaruratan Rumah Sakit Eka BSD atau Dinas
Kebakaran untuk menolong anda
Pemadaman api besar dilakukan oleh regu utama dari tim penanganan
kedaruratan Rumah Sakit Eka BSD dan Dinas Kebakaran
Setelah keluar dari pintu darurat ikuti rambu arah evakuasi untuk menuju
ke tempat berkumpul darurat yaitu di Parkir Utara atau Parkir Barat
Gedung Rumah Sakit Eka (rambu bertuliskan Tempat Berkumpul Darurat
Kebakaran/Gempa Muster Point).
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Rumah Sakit Eka (Rev.
01)112Mengacu SK Direktur No. 176/SK/DIR/BSD/VII/2012

35

Anda mungkin juga menyukai