Industri Plastik
Industri Plastik
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan
informasi bagi yang membacanya dan diharapkan dapat bermanfaat agar kita dapat
memahami tentang ruang lingkup pengukuran, untuk mengetahui tingkat risiko dari
suatu kegiatan dan juga mengenal metode pengukuran, dan pengambilan sampling yang
representatif.
1
II. PEMBAHASAN
Higiene industri adalah perpanduan ilmu (science) dan seni (art) dalam
usahamengantisipasi, pengenalan/rekoknisi, evaluasi dan mengontrol faktor-faktor
lingkunganyang timbul di/dari tempat kerja, yang mungkin mengakibatkan sakit,
gangguan kesehatanatau rasa kenyamanan dan menyebabkan menurunnya efisiensi
kerja diantara para pekerjaKesehatan kerja menurut ILO & WHO berisikan hal-hal
sebagi berikut: (a) meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setingginya
baik jasmani, rohani,maupun sosial tenaga kerja dalam semua jabatan atau lapangan
kerja. (b) mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh kondisi kerja
(c) melindungi tenaga kerja dalam pekerjaan terhadap bahaya yang ditimbulkan
oleh pekerjaan.,(d) menempatkan tenaga kerja dalam suatu lingkungan kerja yang sesuai
dengan faal badandan rohaninya .Keselamatan kerja , menurut America Society of
safety and Engineering (ASSE) diartikansebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk
mencegah semua jenis kecelakaan yang adakaitannya dengan lingkungan dan situasi
kerjaKeselamatan kerja Menurut UU No.1 tahun 1970 adalah keselamatan yang
bertalian denganmesin/alat, bahan baku, lingkungan tempat kerja, serta cara melakuakan
pekerjaan, yang bebas dari interaksi
(b) evaluasi (konsep identifikasi dan penilaian resiko, sampling partikel, samling gas
danuap)
faktor fisik (panas, cahaya, noise, vibrasi, ioniasing radiation, debu, tekanan,
suhu,listrik, gelombang elektromagnitik, dll )
faktor kimia ( logam berat, non logam, gas, vapor, uap, fume, asap , dll)
factor ergonomi yaitu kesesuaian peralatan dengan pekerja misalnya tinggi kursi
atau meja
1. Bahaya Fisik :
Kebisingan
Kebisingan mempengaruhi kesehatan antara lain dapat menyebabkan kerusakan
pada indera pendengaran sampai kepada ketulian. Dari hasil penelitian diperoleh bukti
bahwa in tensitas bunyi yang dikategorikan bising dan yang mempengaruhi kesehatan
(pendengaran) adalah diatas 60 dB. Oleh sebab itu para karyawan yang bekerja di
pabrik dengan intensitas bunyi mesin diatas 60 dB maka harus dilengkapi dengan alat
pelindung (penyumbat) telinga guna mencegah gangguan pendengaran. Disamping itu
kebisingan juga dapat mengganggu komunikasi.Sumber Suara Skala intensitas(dB) :
Halilintar 120 Kantor gaduh 70,
3
Meriam 110 Radio 60
Mesin uap 100 Kantor pd umumnya 40
Jalan yg ramai 90 Rumah tenang 30
Pluit 80 Tetesan air 10
Penerangan yang kurang di lingkungan kerja bukan saja akan menambah beban
kerja karena mengganggu pelaksanaan pekerjaan tetapi juga menimbulkan kesan kotor.
Oleh karena itu penerangan dalam lingkungan kerja harus cukup untuk menimbulkan
kesan yang higienis. Disamping itu cahaya yang cukup akan memungkinkan pekerja
dapat melihat objek yang dikerjakan dengan jelas dan menghindarkan dari kesalahan
kerja. Akibat dari kurangnya penerangan di lingkungan kerja akan menyebabkan
kelelahan fisik dan mental bagi para karyawan atau pekerjanya. Gejala kelelahan fisik
dan mental ini antara lain sakit kepala (pusing-pusing), menurunnya kemampuan
intelektual, menurunnya konsentrasi dan kecepatan berpikir. Disamping itu kurangnya
penerangan memaksa pekerja untuk mendekatkan matanya ke objek guna memperbesar
ukuran benda.
Untuk mengurangi kelelahan akibat dari penerangan yang tidak cukup dikaitkan
dengan objek dan umur pekerja ini dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Perbaikan kontras dimana warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar
belakang objek tersebut. Misalnya cat tembok di sekeliling tempat kerja harus
berwarna kontras dengan warna objek yang dikerjakan.
b. Meningkatkan penerangan, sebaiknya 2 kali dari penerangan diluar tempat kerja.
Disamping itu di bagian-bagian tempat kerja perlu ditambah dengan dengan lampu-
lampu tersendiri.
c. Pengaturan tenaga kerja dalam shift sesuai dengan umur masing-masing tenaga
kerja. Misalnya tenaga kerja yang sudah berumur diatas 50 tahun tidak diberikan tugas
di malam hari.
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising seperti: frekuensi,
amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus menerus atau
intermitten.Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan penting dalam
memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual menggunakan powered tool
berasosiasi dengan gejala gangguan peredaran darah yang dikenal sebagai Raynauds
phenomenon atau vibration-induced white fingers(VWF).
Peralatan yang menimbulkan getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem
saraf dan sistem musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit
tulang belakang.
4
2. Bahaya Kimia
Korosi
Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan kerusakan pada permukaan tempat
dimana terjadi kontak. Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagain tubuh yang
paling umum terkena. Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.
Iritasi
Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di tempat kontak. Iritasi kulit bisa
menyebabkan reaksi seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat pernapasan yang
hebat dapat menyebabkan sesak napas, peradangan dan oedema ( bengkak )Contoh :
Kulit ( asam, basa,pelarut, minyak), Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia,
nitrogen dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone.
Racun Sistemik
Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada organ atau sistem
tubuh. Contoh :
Otak : pelarut, lead,mercury, manganese
Sistem syaraf peripheral : n-hexane,lead,arsenic,carbon disulphide
Sistem pembentukan darah : benzene,ethylene glycol ethers
Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated hydrocarbons
Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara ( pneumoconiosis )
3. Faktor Biologi
Bakteri.
Bakteri mempunyai tiga bentuk dasar yaitu bulat (kokus), lengkung dan batang
(basil). Banyak bakteri penyebab penyakit timbul akibat kesehatan dan sanitasi yang
buruk, makanan yang tidak dimasak dan dipersiapkan dengan baik dan kontak dengan
hewan atau orang yang terinfeksi. Contoh penyakit yang diakibatkan oleh bakteri :
anthrax, tbc, lepra, tetanus, thypoid, cholera, dan sebagainya.
Virus.
Virus mempunyai ukuran yang sangat kecil antara 16 300 nano meter. Virus tidak
mampu bereplikasi, untuk itu virus harus menginfeksi sel inangnya yang khas. Contoh
penyakit yang diakibatkan oleh virus : influenza, varicella, hepatitis, HIV, dan
sebagainya.
5
Jamur.
Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni, tetapi berbentuk lebih komplek karena
berupa multi sel. Mengambil makanan dan nutrisi dari jaringan yang mati dan hidup
dari organisme atau hewan lain.
4. Ergonomi
Ergonomi berfungsi untuk menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja
terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan
lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-
tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua
pendekatan tersebut dikenal sebagai to fit the Job to the Man and to fit the Man to the
Job. Adapun beberapa posisi yang penting untuk penerapan ergonomi di tempat kerja
adalah sebagai berikut :
a. Posisi berdiri : Ukuran tubuh yang penting adalah tinggi badan berdiri, tinggi bahu,
tinggi siku, tinggi pinggul, panjang lengan.
b. Posisi duduk : Ukuran tubuh yang penting adalah tinggi duduk, panjang lengan atas,
panjang lengan bawah dan tangan, jarak lekuk lutut dan garis punggung, serta jarak
lekuk lutut dan telapak kaki.
5. Faktor Psikologi
Perasaan aman, nyaman dan sejahtera dalam bekerja yang didapatkan oleh
pekerja. Hal ini dapat terjadi karena lingkungan kerja (cahaya, ventilasi, posisi kerja)
yang tidak menimbulkan stres pada pekerja.
1) Antisipasi
Mengetahui potensi bahaya dan risiko lebih dini sebelum muncul menjadi
bahaya dan risiko yang nyata
6
Mempersiapkan tindakan yang perlu sebelum suatu proses dijalankan atau suatu
area dimasuki
Pengumpulan Informasi
Pembuatan Hasil
Yang dihasilkan dari melakukan antisipasi adalah daftar potensi bahaya dan risiko yang
dapat dikelompokkan:
Berdasarkan lokasi atau unit
Berdasarkan kelompok pekerja
Berdasarkan jenis potensi bahaya
Berdasarkan tahapan proses produksi dll
2) Rekognisi
7
Mengetahui sumber bahaya dan area yang berisiko
3) Evaluasi
4) Pengontrolan
8
Menghilangkan semua bahaya-bahaya yang ditimbulkan.,
Alat Pelindung Diri (APD), Ini merupakan langkah terakhir dari hirarki pengendalian.
Jenis-jenis alat pelindung diri
Alat pelindung diri diklasifikasikan berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi
terkena resiko dari bahaya.
Mata
Sumber bahaya: cipratan bahan kimia atau logam cair, debu, katalis powder, proyektil,
gas, uap dan radiasi. APD: safety spectacles, goggle, faceshield, welding shield.
Telinga
Sumber bahaya: suara dengan tingkat kebisingan lebih dari 85 dB.
APD: ear plug, ear muff, canal caps.
Kepala
Sumber bahaya: tertimpa benda jatuh, terbentur benda keras, rambut terlilit benda
berputar. APD: helmet, bump caps.
Pernapasan
Sumber bahaya:debu,uap,gas,kekurangan oksigen (oxygen defiency).
APD: respirator, breathing apparatus
Tubuh
Sumber bahaya: temperatur ekstrim, cuaca buruk, cipratan bahan kimia atau logam cair,
semburan dari tekanan yang bocor, penetrasi benda tajam, dust terkontaminasi.
APD: boiler suits, chemical suits, vest, apron, full body suit, jacket.
Tangandan Lengan
9
Sumber bahaya: temperatur ekstrim, benda tajam, tertimpa benda berat, sengatan listrik,
bahan kimia, infeksi kulit. APD: sarung tangan (gloves), armlets, mitts.
Kaki
Sumber bahaya: lantai licin, lantai basah, benda tajam, benda jatuh, cipratan bahan
kimia dan logam cair, aberasi. APD: safety shoes, safety boots, legging, spat.
10
III. PENUTUP
Higiene industri didefinisikan sebagai ilmu dan seni dalam melakukan antisipasi,
rekognisi, evaluasi, dan pengendalian terhadap faktor-faktor lingkungan atau stresses,
yang timbul di atau dari tempat kerja, yang bisa menyebabkan sakit, gangguan
kesehatan dan kesejahteraan atau ketidaknyamanan yang berarti bagi pekerja maupun
warga masyarakat. Higene industri dapat dikatakan sebagai juru bicara antara profesi
keselamatan dan kedokteran.Adapu ruang lingkup hygiene industry terdiri dari
antisipasi, rekognisi, evaluasi dan pengontrolan.Potensi bahaya yang terdapat di
lingkungan industry yaitu bahaya fisik, bahaya kimia, factor biologi, ergonomic dan
factor psikologi.
.
11
DAFTAR PUSTAKA
Hendra._.Higiene Industri. Diakses pada tanggal 27 November 2010 :
staff.ui.ac.id/internal/ 132255817/ material/Sesi2-
3BasicprincipleHIGIENEINDUSTRI.pdf
12