BENEFICENCE
BENEFICENCE
BHP
Makalah
Disusun oleh :
Kel. Tutorial C-1
Arsyani Lizaria | 111.0211.012
Okkie Sena Maladi | 111.0211.032
Rizky Amelia | 111.0211.040
Meilani Sulaeman | 111.0211.062
Ignatius Abimanyu Putra | 111.0211.080
Bella Nabila Soraya P. | 111.0211.115
Nur Amirah Tri Jayanti | 111.0211.117
Setya Ramadhani | 111.0211.130
Kartika Permatasari | 111.0211.143
Ramadhani Eka Saraswati | 111.0211.168
Ilham Pribadi | 111.0211.195
Kami panjatkan atas puji dari Allah swt yang telah menlancarkan kita
menggerjakan tugas makalah bhp ini dengan baik sehingga kita dapat
menyelesaikannya. Kita juga tidak lupa berterimakasih kepada kedua orang tua kita
yang selalu medukung kita untuk selalu tetap maju menuju cita-cita kita, kepada
dosen FK UPN Veteran Jakarta yang selalu membimbing kita dan tidak pernah lelah
menggajarkan kita utuk menjadi mahasiswa / mahasiswi yang lebih baik dalam segi
edukasi dan sikap kita menjadi seorang dokter yang lebih baik untuk bangsa dan
negara. Semoga makalah bhp ini bermanfaat untuk kita semua untuk belajar lebih baik
lagi dalam pendidikan moral sebagai seorang dokter.
Terima kasih
Latar Belakang
Perkembangan yang begitu pesat di bidang biologi dan ilmu kedokteran membuat etika kedokteran tidak
mampu lagi menampung keseluruhan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan. Etika kedokteran berbicara
tentang bidang medis dan profesi kedokteran saja, terutama hubungan dokter dengan pasien, keluarga, masyarakat,
dan teman sejawat. Oleh karena itu, sejak tiga dekade terakhir ini telah dikembangkan bioetika atau yang disebut
Absolut
Relatif
Bioetika.
Bioetika merupakan pandangan lebih luas dari etika kedokteran
karena begitu saling mempengaruhi antara manusia dan lingkungan hidup. Bioetika
merupakan "genus", sedangkan etika kedokteran merupakan "spesies".
Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh
perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa
sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang.
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti norma-norma atau nilai-nilai
moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang
biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup
isu-isu sosial, agama, ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti
abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik, membahas pula masalah
kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan
tradisional, lingkungan kerja, demografi, dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap
penelitian kesehatan pada manusia dan hewan percobaan.
Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik. Prinsip-prinsip itu
harus spesifik. Pada praktiknya, satu prinsip dapat dibersamakan dengan prinsip yang lain. Tetapi pada beberapa
kasus, karena kondisi berbeda, satu prinsip menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan
prinsip yang lain. Keadaan terakhir disebut dengan prima facie. Konsil Kedokteran Indonesia, dengan mengadopsi
prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik kedokteran Indonesia mengacu kepada 4 kaidah dasar
moral (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika), juga prima facie dalam penerapan praktiknya
secara skematis.
Masalah bioetika mulai diteliti pertama kali oleh Institude for the Study of Society, Ethics and Life Sciences,
Hasting Center, New York pada tahun 1969. Kini terdapat berbagai isu etika biomedik.
Di Indonesia, bioetika baru berkembang sekitar satu dekade terakhir yang dipelopori oleh Pusat
Pengembangan Etika Universitas Atma Jaya Jakarta. Perkembangan ini sangat menonjol setelah universitas Gajah
Mada Yogyakarta yang melaksanakan pertemuan Bioethics 2000; An International Exchange dan Pertemuan
Nasional I Bioetika dan Humaniora pada bulan Agustus 2000. Pada waktu itu, Universitas Gajah Mada juga
mendirikan center for Bioethics and Medical humanities. Dengan terselenggaranya Pertemuan Nasional II Bioetika
dan Humaniora pada tahun 2002 di Bandung, Pertemuan III pada tahun 2004 di Jakarta, dan Pertemuan IV tahun
2006 di Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia (JBHKI) tahun
2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang dan tersebar luas di seluruh Indonesia pada masa datang.
Humaniora merupakan pemikiran yang beraitan dengan martabat dan kodrat manusia, seperti yang
terdapat dalam sejarah, filsafat, etika, agama, bahasa, dan sastra.
Prinsip-prinsip dasar etika adalah suatu aksioma yang mempermudah penalaran
etik. Prinsip-prinsip itu harus dibersamakan dengan prinsip-prinsip lainnya atau yang
disebut spesifik. Tetapi pada beberapa kasus, kerana kondisi berbeda, satu prinsip
menjadi lebih penting dan sah untuk digunakan dengan mengorbankan prinsip yang
lain. Keadaan terakhir disebut dengan Prima Facie. Konsil Kedokteran Indonesia,
dengan mengadopsi prinsip etika kedokteran barat, menetapkan bahwa, praktik
kedokteran Indonesia mengacu kepada kepada 4 kaidah dasar moral yang sering juga
disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika, antara lain:
Justice ( keadilan)
Beneficence
Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat
manusia, dokter tersebut juga harus mengusahakan agar pasiennya dirawat dalam
keadaan kesehatan. Dalam suatu prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang
terbaik bagi pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan
kesenangan kepada pasien mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat
baik daripada hal yang buruk. Ciri-ciri prinsip ini, yaitu;
Mengutamakan Alturisme
Meenerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang
orang lain inginkan
Specific beneficence :
Prima Facie : dalam kondisi atau konteks tertentu, seorang dokter harus melakukan
pemilihan 1 kaidah dasar etik ter-absah sesuai konteksnya berdasarkan data atau
situasi konkrit terabsah (dalam bahasa fiqh ilat yang sesuai). Inilah yang disebut
pemilihan berdasarkan asas prima facie.
o Tidak boleh berbuat jahat (evil) atau membuat derita (harm) pasien
o Minimalisasi akibat buruk .
Sifat EK :
7. Ruang lingkup kesadaran etis : prihatin terhadap krisis moral akibat pengaruh
teknologisasi dan komersialisasi dunia kedokteran.
Kesimpulan :
Bioetika kedokteran merupakan salah satu etika khusus dan
etika sosial dalam kedokteran yang memenuhi kaidah praksiologik (praktis) dan
filsafat moral (normatif) yang berfungsi sebagai pedoman (das sollen) maupun
sikap kritis reflektif (das sein), yang bersumber pada 4 kaidah dasar moral
beserta kaidah turunannya.
Kaidah dasar moral bersama dengan teori etika dan
sistematika etika yang memuat nilai-nilai dasar etika merupakan landasan etika
profesi luhur kedokteran. Pemahaman awal kaidah dasar moral akan menimbulkan
kesadaran moral, yang dengan latihan dan paparan terhadap kasus-kasus kedokteran
yang sebelumnya dan berkembang di masa mendatang diharapkan akan membekali
kemampuan reflektif-analitik dokter, yang dengan
mekanisme pendidikan dalam rangka saling mengingatkan terus menerus dan
mencegah
penyimpangan antar anggota profesi pada akhirnya
akan menumbuhkan tangungjawab etis sesuai dengan moralitas profesi kedokteran.
Tanggungjawab etis yang merupakan suara hati seorang dokter akan
mempertahankan
perilaku etis seluruh anggota profesi agar korps dokter ke depan tetap merupakan
profesi mulia dengan setiap anggotanya masing-masing memiliki kesucian hati
nurani.