Anda di halaman 1dari 23

PEMENUHAN KRITERIA

BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

Asdep Urusan Mitigasi dan Pelestarian Fungsi Atmosfer


Kementerian Lingkungan Hidup
Efek Rumah Kaca
A T M O S F I R
Sebagian radiasi matahari Sebagian radiasi infra merah
dipantulkan oleh atmosfir
MATAHARI dan permukaan bumi
melewati atmosfir dan
hilang di angkasa
Radiasi matahari yang
keluar:
Radiasi neto matahari 103 Watt per m2 Radiasi neto matahari
yang masuk: yang masuk:
240 Watt per m2 240 Watt per m2

Sebagian radiasi infra merah diserap


dan diemisikan kembali oleh molekul-
Radiasi matahari melalui
molekul gas rumah kaca. Efek yang
atmosfir yang jernih
langsung ditimbulkan adalah
Radiasi matahari yang
meningkatnya suhu permukaan bumi
masuk:
dan troposfir
343 Watt per m2
Permukaan bumi menerima lebih
banyak panas dan radiasi
inframerah diemisikan kembali

Energi matahari diserap dan diubah menjadi panas yang


permukaan bumi dan menyebabkan emisi gelombang
menghangatkannya panjang (infra merah) kembali ke
atmosfir
168 Watt per m2
B U M I
GAS RUMAH KACA (GRK)

Gas yang terdapat di atmosfer, yang dapat


menyebabkan pemanasan global, yang muncul
secara alami dari lingkungan atau disebabkan oleh
aktivitas manusia
Yang termasuk ke dalam gas rumah kaca (Kyoto
Protocol, Annex A) adalah:
Karbondioksida (CO2)
Metana (CH4)
Dinitro oksida (N2O)
Hidrofluorokarbon (HFCs)
Perfluorokarbon (PFCs)
Sulfur heksafluorida (SF6)
SUMBER EMISI GRK DARI AKTIVITAS MANUSIA

SF6 CH4 CO2


N2 O
HFCs

CO2
CH4
PFCs
CO2
N2 O

Nilai Pemanasan
Jenis GRK Contoh sumber emisi
global (100 tahun)
CO2 1 Pembakaran BBM
CH4 25 Sampah, limbah cair, pembakaran BBM

N 2O 298 Penggunaan pupuk di tanah, pembakaran BBM

Digunakan sebagai propellant dan aplikasi air condition


HFCs 1810
(refrigerant)

SF6 22800 Kebocoran sistem kelistrikan dan industri elektronik

PFCs 6500 - 9200 Produksi aluminium dari elektrolisis alumina


AKTIVITAS HARIAN PADA BANGUNAN GEDUNG

Kebutuhan energi yang tinggi (pendingin,


lift, penerangan, stationary)
Konsumsi air yang tinggi
Penggunaan refrigerant, pemadaman api,
foam
Potensi polusi dari pengguna, dll.
OZONE DEPLETION POTENTIAL AND GLOBAL
WARMING POTENTIAL OF SUBSTANCES
DEFINISI PERUBAHAN IKLIM

Memicu
Akibat perubahan
aktivitas
Berubahnya komposisi PERMASALAHAN
iklim atmosfer dan GLOBAL
manusia variabilitas iklim
alamiah

UU 32/2009 PPLH Pasal 1 angka 19


Perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan
langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga
menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan
selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang
teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
KONSEP RESPON
PEPEMANASAN GLOBAL

PEPERUBAHAN IKLIM

MMITIGASI dDAMPAK ADAADAPTASI

reRESPON/TINDAKAN
EMISI NETTO GRK NASIONAL TAHUN 2000

CO2 CH4 N2O PFC Total Percentage

Energy 247,522.25 30,174.69 3,240.64 NO 280,937.58 20%

Industrial Process 40,342.41 2,193.19 133.22 145.15 42,813.97 3%

Agriculture 2,178.30 50,800.18 22,441.25 NO 75,419.73 5%

LUCF 821,173.35 56.35 24.47 NO 821,254.17 60%

Waste 1,662.49 153,164.02 2,501.45 NO 157,327.96 11%

Total 1,112,878.82 236,388.42 28,341.02 145.15 1,377,753.41

(dalam Giga gram)


~1.38 Gt CO2e
(revised Feb.2011)
Sumber
Second National Communication 2010

Energy
IPPU
Agriculture
LUCF
Waste Factors for carbon and carbon dioxide

1 mole C/liter = 12.011 10-3 Gt C/km3


1 ppm by volume of atmosphere CO2 = 2.13 Gt C
(Uses atmospheric mass (Ma) = 5.137 1018 kg)
1 mole CO2 = 44.009 g CO2 = 12.011 g C
1 g C = 0.083 mole CO2 = 3.664 g CO2
TARGET REDUKSI EMISI INDONESIA

BAU

26 % (Dana Dalam Negeri)


41 %
Gton CO2-eq (Pengurangan
Emisi Total)

15% (Dana Bantuan Luar)

tahun
Pidato Presiden pada acara G20 di Pittsburgh : Indonesia secara sukarela
akan menurunkan emisi GRK sebesar 26% dari BAU dengan pembiayaan dari
dalam negeri, dan dapat ditingkatkan sebesar 15% menjadi 41% dengan
dukungan pendanaan dari luar negeri
PERPRES NO. 71 TAHUN 2011
(Pelaksanaan Inventarisasi GRK Nasional)

Pasal 3
Inventarisasi GRK dilakukan pada sumber
emisi, diantaranya pada pengadaan dan
penggunaan energi, diantaranya :
rumah tangga;
komersial; dan
konstruksi.
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR 08 TAHUN 2010
KRITERIA DAN SERTIFIKASI BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

penyediaan informasi mengenai kriteria dan


elemen kriteria bangunan
ramah lingkungan

pemberian paket informasi baku untuk


kegiatan pembinaan dan pengawasan kepada
lembaga sertifikasi

(pasal 10)
INFORMASI MENGENAI KRITERIA DAN ELEMEN
KRITERIA BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN
BANGUNAN BARU (NEW BUILDING)
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Panduan bagi calon lembaga sertifikasi dalam menyusun dokumen
penilaian kesesuaian
Informasi yang seluas-luasnya tentang kriteria bangunan ramah
lingkungan

Tujuan
Mendorong penanggungjawab bangunan untuk menerapkan prinsip
lingkungan dalam perancangan, pembangunan, pengoperasian, dan
pengelolaan Bangunan dan aspek penting penanganan dampak
perubahan iklim.
Pedoman kepada lembaga sertifikasi bangunan ramah lingkungan
dalam menentukan kriteria, persyaratan, peringkat pada pelaksanaan
sertifikasi bangunan gedung baru (new building)
TARGET

penanggung jawab gedung,

pemilik gedung,

pengguna gedung,

lembaga sertifikasi
bangunan ramah
lingkungan
PROSES
SERTIFIKASI

PERSYARATAN
TEKNIS
PERSYARATAN TAMBAHAN
TEKNIS
MINIMAL
PRASYARAT

Proses sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi


bangunan ramah lingkungan
PRASYARAT

Syarat mutlak yang harus tersedia atau terpenuhi untuk


bangunan yang akan disertifikasi

PERIJINAN

PERATURAN PERUNDANGAN

PRASYARAT

AMDAL, SIPA, IMB, SLF, RTH, SMK3


PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL
persyaratan teknis yang wajib dipenuhi

Material Bangunan bersertifikat Ekolabel cat


tembok, kayu, insulator (foam)
Material bangunan lokal
Energi efisiensi label SNI hemat energi
Konservasi sumberdaya air flowmeter
Pemilahan sampah
Pengelolaan limbah cair
Penggunaan non-BPO logo non-CFC/non-Halon
Pengelolaan tapak berkelanjutan RTH
Sarana & prasarana antisipasi bencana sistem
tanggap bencana & denah/gambar
SNI: Standar Nasional Indonesia; BPO: Bahan Perusak Ozon; CFC: Chloro Fluoro
Carbon; RTH: Ruang Terbuka Hijau
PERSYARATAN TEKNIS TAMBAHAN
persyaratan teknis yang tidak wajib dipenuhi

Material bangunan lokal pemanfaatan hasil recycle


Konservasi energi aplikasi energi baru terbarukan
Konservasi sumberdaya air sarana pemanfaatan air
hujan
Pengelolaan sampah sistem & sarana pengurangan
sampah
Pemanfaatan cahaya matahari
Pengelolaan limbah cair sistem pemanfaatan kembali
air limbah domestik hasil olahan
Aspek kesehatan logo accessibility, logo no
smoking, kualitas udara
Memastikan agar peringkat tidak turun dan dapat
dipertahankan selalu ada perbaikan

PERSYARATAN PERSYARATAN
TEKNIS TEKNIS
MINIMAL TAMBAHAN

SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN


SNI 19-14001: 2005
TAHAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

PLAN

ACTION PERBAIKAN DO

CHECK

Anda mungkin juga menyukai