ABSTRAK
Prescriptibe dan agile merupakan dua metode pendekatan untuk membangun sebuah aplikasi atau sistem.
Kedua pendekatan tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Prescriptive saat ini
dianggap sebagai metode tradisional setelah kemunculan metode agile. Kemumculan metode agile sendiri
didasarkan kepada kebutuhan akan cara lain bagaimana untuk membangun sistem dengan jauh lebih cepat
dengan tidak terlalu menitikberatkan kepada dokumentasi dimana hal tersebut itulah yang menjadi kelemahan
sekaligus kelebihan dari metode prescriptive. Kedua metode ini saling bertolak belakang dan penggunaannya
diserahkan kepada para pengembang berdasarkan kebutuhan.
1.5 Penggunaan
Metode ini biasanya digunakan pada projek-
projek berskala kecil baik dari segi manpower, Gambar 3. Burndown Chart
waktu maupun kompleksitas projek itu sendiri.
Metode ini juga lebih sering digunakan oleh tim
internal perusahaan atau organisasi. Alat bantu ketiga adalah demos, dimana di dalam
event ini pihak pengembang menampilkan hasil
kerja mereka kepada user apakah sudah sesuai
1.6 Contoh Model (Scrum) dengan yang terdapat pada daftar pekerjaan.
Metode agile yang paling populer digunakan
adalah scrum. Scrum dianggap dapat mendeliver KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
program dengan cepat sekaligus juga dapat menjaga 1.7 Kelebihan Model Waterfall
agar sistem yang dibuat dapat mengcover kebutuhan. Berikut adalah kelebihan dari model Waterfall:
1. software yang
dikembangkan dengan metode ini
biasanya menghasilkan kualitas yang
baik.
2. Document pengembangan
sistem sangat terorganisir, karena
setiap fase harus terselesaikan
dengan lengkap sebelum melangkah
ke fase berikutnya.
3. Ketika semua kebutuhan sistem
dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan
benar di awal project, maka Software
Gambar 2. Ilustrasi metode scrum Engineering dapat berjalan dengan baik dan
tanpa masalah.
Metode scrum dimulai dari mengumpulkan
1.8 Kekurangan Model Waterfall
semua kebutuhan dan keinginan seperti apa nantinya
1. membutuhkan keahlian
aplikasi yang akan dibangun. Daftar-daftar itu
yang baik atau yang telah
dimasukan kedalam Product Backlog. Semua
berpengalaman dalam
stakeholder dari projek ini dapat berkontribusi dalam
mengembangkan perangkat lunak,
penyusunan backlog produk ini. Setelah daftar
dalam arti metode ini kurang cocok
tersusun, projek owner akan memilih dari daftar
bagi pemula.
tersebut mana yang relevan seharusnya ada di dalam
2. Diperlukan majaemen yang
aplikasi yang akan dibangun dan dimasukkan
baik, karena proses pengembangan
kedalam release backlog. Dari release backlog
tidak dapat berulang sebelum
tersebut kemudian dipisahkan berdasarkan prioritas
menghasilkan suatu produk, yaitu
serta langkah-langkah yang akan dilakukan untuk
mewujudkan daftar-daftar terpilih tersebut ke dalam aplikasi. Jadi apabila dalam suatu
Tugas Paper -- ERP
KESIMPULAN
Proses model prescriptive merupakan proses
model yang memiliki aturan jelas untuk setiap
kegiatan, aksi, dan tugas-tugas yang terdapat di
dalamnya. Model ini agak kaku dan menimbulkan
kesulitan jika dilakukan revisi ditengah proses
pemodelan. Contoh dari prescriptive model adalah
waterfall model.
Waterfall model efektif digunakan jika
konsumen atau kilen bisa menjelaskan permintaan
perangkat lunak yang ingin dibuat dengan jelas dan
detail. Jika klien tidak bisa mendeskripsikan
permintaan dengan baik dan jelas, maka metode ini
akan susah untuk digunakan, karena kemungkinan
akan timbulnya revisi permintaan di tengah-tengah
proses.
Dengan menggunakan proses model agile,
produktivitas tinggi yang mana hasil dapat diperoleh
dalam waktu yang sangat cepat dan respon yang
cepat terhadap perubahan namun membutuhkan
kedisiplinan yang tinggi. Proses model agile cocok
baik untuk proyek besar maupun kecil, misalnya
dengan menggunakan SCRUM.
Pada dasarnya, faktor-faktor yang patut
diperhatikan dalam menentukan proses model mana
yang lebih cocok diterapkan untuk suatu
pengembangan proyek perangkat lunak yaitu
kompleksitas sistem, ketahanan sistem, dan
visibilitas timeline.